Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PT. PRASADHA PAMUNAH LIMBAH INDUSTRI (PPLI)

BIDANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN, K3 INSTALASI LISTRIK DAN K3


PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 82

KELOMPOK 2

1. Caesar Adam
2. Eko Saktio Putro
3. Lasmarito Panggabean
4. Marudut Fernando Marpaung
5. Raihan Dzakwan Muhammad
6. Sardiono Nainggolan
7. Septa Kurniadi

PENYELENGGARA
PT. GARUDA SYSTRAIN INTERINDO
Jakarta, 05 Agustus 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................................................3
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN.........................................................................................................................4
1.3 RUANG LINGKUP...................................................................................................................................5
1.4 DASAR HUKUM.......................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................................7
KONDISI PERUSAHAAN.................................................................................................................................7
2.1 Sejarah Perusahaan...................................................................................................................................7
2.1.1 Visi dan Misi Perusahaan...................................................................................................................8
2.1.2 Fasilitas Perusahaan...........................................................................................................................8
2.1.3 Struktur Organisasi PT. Pramudha Pamunah Limbah Industri..................................................10
2.1.4 Cakupan Jasa....................................................................................................................................10
2.2 Temuan Positif & Negatif........................................................................................................................14
2.2.1 Temuan Positif..................................................................................................................................14
2.2.2 Temuan Negatif.................................................................................................................................21
BAB III...............................................................................................................................................................23
ANALISA...........................................................................................................................................................23
3.1 ANALISA TEMUAN POSITIF..............................................................................................................23
3.1.1 Analisa Temuan Positif Bidang Penanggulangan Kebakaran.......................................................23
3.1.2 Analisa Temuan Positif Bidang Listrik...........................................................................................28
3.1.3 Analisa Temuan Positif Bidang Konstruksi Bangunan..................................................................31
3.2 ANALISA TEMUAN NEGATIF............................................................................................................34
BAB IV...............................................................................................................................................................38
KESIMPULAN..................................................................................................................................................38
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................................................39
4.2 Saran.........................................................................................................................................................39

P a g e 2 | 39
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan dan kemajuan pembangunan industri menimbulkan konsekuensi

meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan meningkatnya risiko kecelakaan di

lingkungan kerja. Hal demikian juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi

dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis

kecelakaannya.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin

keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani setiap orang yang berada di tempat

kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja setiap orang diharapkan dapat melakukan pekerjaan

dengan aman dan nyaman serta dalam waktu yang dijadwalkan. Pekerjaan dikatakan aman jika

segala sesuatu yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan sehingga menyebabkan

risiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang

bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah dengan

terlengkapinya peralatan dan bahan kerja serta tempat kerja yang sesuai sehingga tidak mudah

lelah.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan satu di antara aspek perlindungan tenaga

kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Penerapkan teknologi

pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai

ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Selain itu, keselamatan dan

kesehatan kerja dapat diharapkan menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang

tinggi dan meningkatkan produktifikas sebuah pekerjaan. Unsur yang ada dalam keselamatan

dan kesehatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.

P a g e 3 | 39
Seiring dengan perkembangan sektor industri yang semakin kompleks, terdapat banyak

sumber yang berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran. Sehingga perlu dilakukan suatu upaya

pengendalian terhadap sumber bahaya tersebut salah satunya pengawasan terhadap konstruksi,

listrik, dan kebakaran. Apabila tidak dilakukan pengawasan atau melakukan pengawasan yang

salah maka akan menimbulkan kecelakaan kerja.

Pengendalian yang salah maka dapat menimbulkan banyak potensi bahaya. Berdasarkan

hal tersebut, maka perlu dilakukan upaya pengawasan terhadap konstruksi, kelistrikan dan sistem

proteksi kebakaran. Mulai dari proses identifikasi potensi bahaya, memonitor, memeriksa,

menguji, mengevaluasi dan memberi saran atau rekomendasi tentang keselamatan dan kesehatan

kerja. Pemeriksaan lapangan pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja bidang k3

konstruksi, listrik & kebakaran di PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) akan menjadi

topik laporan praktek kerja lapangan ini.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Teori yang didapatkan selama kegiatan pelatihan dan sertifikasi AK3 dijadikan sebagai

ilmu yang berguna bagi calon AK3 dalam menerapkan teori dalam praktek langsung.

Penerapan teori tersebut dilakukan dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Prasadha

Pamunah Limbah Industri (PPLI). Tujuan PKL dilakukan sebagai berikut :

1. Penerapkan materi pembelajaran sesuai teori yang telah diberikan.

2. Pendokumentarisasian hal yang positif dan negatif sesuai dengan bidang konstruksi, listrik,

dan kebakaran yang ada di PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI).

3. Pengidentifikasian dan Penganalisaan potensi bahaya yang mungkin terjadi di PT. Prasadha

Pamunah Limbah Industri (PPLI).

4. Memberikan rekomendasai terhadap penanggulangan potensi bahaya yang timbul di PT.

Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

P a g e 4 | 39
1.3 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan praktik kerja lapangan di PT. Prasadha Pamunah Limbah

Industri (PPLI) sebagai berikut :

1. Pengawasan K3 Konstruksi

Identifikasi potensi bahaya konstruksi yang mungkin terjadi.

2. Pengawasan K3 Listrik

Identifikasi potensi bahaya listrik dan sistem proteksi bahaya listrik.

3. Pengawasan K3 Kebakaran

Identifikasi potensi bahaya dan sistem proteksi kebakaran.

1.4 DASAR HUKUM


Dasar hukum yang menjadi landasan untuk melakukan pengawasan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja konstruksi, listrik, dan kebakaran sebagai berikut :
1. Dasar Hukum K3 Konstruksi
a. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
b. Peraturan Menakertrans No 01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada Konstruksi Bangunan;
c. Peraturan Menakertrans No. 05/Men/1985 tentang Pesawan Angkat dan Angkut; dan
d. Peraturan Menakertrans No 9/Men/2016 tentang K3 Dalam Pekerjaan Pada Ketinggian;
e. SKB Menteri PU dan Menaker No. Kep.174/Men/1986 – 104/Kpts/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi;
f. Surat Edaran Dirjen Binawas 13/Bin/1998/KK/IV/1997 (Wajib Lapor Pekerja Proyek
Kontruksi).
g. Keputusan Dirjen Binawas Ketenagakerjaan tentang Sertifikasi Kompetensi K3 bidang
Konstruksi Bangunan;
2. Dasar Hukum K3 Listrik

a. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER.02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan

Kewajiban dan Wewenang Ahli K3;

P a g e 5 | 39
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-12/MEN/2015 tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja;

d. Peraturan Menteri Tenaga No. 31/Men/2015 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur

Listrik (perubahan atas peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per 02/Men/1989);

e. Peraturan Menteri Tenaga No.33/Men/2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Listrik Di Tempat Kerja (perubahan atas peraturan menteri Ketenagakerjaan nomor 12

tahun 2015);

f. SK.Dirjen Binwasnaker No.47 Tahun 2015 tentang Pembinaan Calon AK3 Bidang

Listrik;

g. SK Dirjen Binwasnaker No.48 tahun 2015 tentang Pembinaan Teknisi K3 listrik.

3. Dasar hukum K3 kebakaran

a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.04/MEN/1980 tentang Syarat–

syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR;

c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran

Automatik;

d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 186/MEN/1999, Tentang Penanggulangan

Kebakaran di Tempat Kerja;

e. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.11/M/B/1997 tentang Pengawasan Khusus K3

Penanggulangan Kebakaran.

P a g e 6 | 39
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


PT. PPLI adalah sebuah perusahaan industri Indonesia yang telah beroperasi sejak
tahun 1994 yang pada awalnya memberikan layanan pembuangan limbah berbahaya dan
kemudian menyediakan berbagai layanan pengelolaan limbah. PT. PPLI beralamat di Jalan
Raya Narogong, Desa Nambo, Cileungsi, Bogor. PPLI berdiri di atas area seluas 57 ha dimana
dua pertiga lahannya digunakan untuk kegiatan pengelolaan limbah. Izin pengelolaan limbah
B3-nya pun didapat sejak tahun 1994 yang masa berlakunya sampai 30 tahun. Kepemilikan
perusahaan PT. PPLI pada tahun 2000, 95% dimiliki oleh Modern Asia Environmental
Holdings (MAEH) dan 5% oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan
Hidup. Pada tahun 2009 Modern Asia Environmental Holdings (MAEH) diakusisi oleh Dowa
Eco System Co.Ltd. Fasilitas di PT. PPLI dirancang dan dibangun sebagai respon terhadap
meningkatnya keprihatinan degradasi lingkungan di Indonesia yang disebabkan oleh
industrialisasi yang pesat dalam ketiadaan infrastruktur dan penegakan lingkungan hidup yang
diperlukan untuk melindungi lingkungan. PT. PPLI merupakan industri pengolahan limbah
yang komprehensif pertama di Indonesia.
PT. PPLI menyediakan rangkaian lengkap layanan pengelolaan limbah termasuk:

1. Transportasi (cair, padat dan drum).


2. Limbah proses perawatan (solidifikasi, stabilisasi, thermal destruction, P-Chem
treatment dan perawatan biologis).
3. Limbah pembuangan di TPA aman dan modern sesuai dengan standar pengelolaan
limbah internasional termasuk Bank Dunia, Uni Eropa dan US-EPA.
4. Limbah analisis, pengujian dan sampling. Fasilitas yang terdapat di PT. PPLI dirancang
dan dibangun untuk merespon masalah-masalah lingkungan tersebut. PT. PPLI
menyediakan layanan untuk memenuhi semua kebutuhan pengelolaan limbah
pelanggan dan untuk melindungi pelanggan dari resiko lingkungan dan kewajiban masa
depan.

P a g e 7 | 39
2.1.1 Visi dan Misi Perusahaan
Sebagai anak perusahaan dari DOWA Eco System Co. Ltd, PPLI telah menerapkan
secara penuh Visi dan Misi DOWA seperti yang dijelaskan dibawah ini:

Visi :
DOWA akan memperluas pelayanan PPLI ini, meningkatkan pelayanan untuk
pelanggan dan berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan yang baru. DOWA bermaksud
untuk menjadi penyedia terkemuka jasa lingkungan di wilayah Asia, dengan menggunakan staf
yang berpengalaman dan infrastruktur yang berkualitas tinggi untuk memberikan solusi biaya
yang kompetitif dan meminimalkan resiko keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan untuk
pelanggan dan investasi ulang dalam pembangunan masyarakat setempat.

Misi :
Misi Dowa adalah untuk menjadi penyedia utama jasa pengelolaan limbah di Indonesia
dengan komitmen untuk biaya yang efektif dan solusi yang efektif terhadap lingkungan.
Pelayanan PPLI akan membantu pelanggan untuk mengeliminasi liabilitas lingkungan dan
resiko dari operasi produksi.
PT. PPLI berkomitmen untuk melindungi dan meningkatkan lingkungan, serta
memperbaruinya sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan lingkungan dan teknologi.
Komitmen dasar PT. PPLI adalah moto perusahaan “Motivate Our Planet”.
Visi dan Misi PT PPLI ini dapat dicapai melalui penerapan Prinsip-prinsip
Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Mutu. PT. PPLI berkomitmen untuk
melindungi keselamatan kesehatan manusia dan lingkungan dengan tetap menjaga kualitas
pelayanan PT. PPLI untuk kepuasan pelanggan. Pemenuhan komitmen ini merupakan
persyaratan penting bagi keberhasilan jangka panjang perusahaan.

2.1.2 Fasilitas Perusahaan


PT. PPLI berdiri di atas area seluas 57 ha dimana dua pertiga lahannya digunakan untuk
kegiatan pengelolaan limbah. Izin pengelolaan limbah B3-nya pun didapat sejak tahun 1994
yang masa berlakunya sampai 30 tahun, PT PPLI saat ini mempekerjakan sebanyak 840 orang
yang tersebar diseluruh area fasilitas PPLI, Fasilitas PPLI dirancang dan dibangun sebagai
tanggapan atas meningkatnya kepedulian terhadap kerusakan lingkungan di Indonesia yang
disebabkan oleh industrialisasi yang pesat tanpa adanya infrastruktur dan penegakan hukum

P a g e 8 | 39
untuk melindungi lingkungan. PPLI terus berinvestasi dan memperluas fasilitasnya dengan
Transfer Station yang ditambahkan di lokasi geografis yang strategis di seluruh Indonesia.
Berikut fasilitas-fasilitas yg dimiliki PT PPLI :

1. Lokasi Fasilitas
Jl. Raya Narogong, Desa Nambo, Cileungsi, Bogor (16820) Indonesia.
2. Jakarta Office
Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta (12930) Indonesia.

3. CTS Cibitung Transfer Station

Jl. Kalimantan Kawasan Industri MM2100 Blok A no.1 Cibitung, Bekasi, Jawa
Barat, Indonesia.
4. EJTS East Java Transfer Station
Jl. Berbek Industri Raya IV No.9 Kawasan Industri Berbek, Sidoarjo, Jawa Timur,
Indonesia.
5. LTS Lamongan Transfer Station
Desa Kemantren, Kab. Lamongan, Jawa Timur, Indonesia.
6. BTS Batam Transfer Station
Kawasan Pengelolaan Limbah Industri, Jl. Raya Pelabuhan Kabil, Desa Air Cargo,
Gudang No. 7 Batam, Indonesia.
7. KLO Kalimantan Operation Office
Jl. Mulawarman/ Batakan RT 53 No. 15 Balikpapan Timur, Kel. Manggar,
Indonesia.

Gambar 2.1 Lokasi fasilitas yang dimiliki PT. Pramudha Pamunah Limbah Industri

P a g e 9 | 39
2.1.3 Struktur Organisasi PT. Pramudha Pamunah Limbah Industri
Struktur Organisasi merupakan rangkaian kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi yang
bersangkutan, untuk menentukan pembagian tugas, tanggung jawab dan pelimpahan wewenang secara
jelas.Suatu Organisasi dapat menggambarkan bagian dan fungsi yang ada dalam perusahaan.Koordinasi
structural dapat dilaksanakan dengan baik guna menunjang aktivitas perusahaan. Struktur organisasi PT.
PPLI yaitu sebagai berikut :

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Pramudha Pamunah Limbah Industri

2.1.4 Cakupan Jasa


PPLI memiliki jasa pengolahan limbah terpadu yang meliputi: pengambilan, pendauran
ulang, pengolahan dan pembuangan akhir, baik limbah berbahaya dan beracun (Limbah B3)
maupun limbah bukan berbahaya dan beracun (Limbah Non B3). Berdasarkan cakupan jasa,
PPLI memiliki 10 layanan yang dapat dipilih oleh penghasil limbah sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik limbah yang dimiliki. Penjelasan lebih lanjut mengenai setiap jasa yang
ditawarkan dapat dilihat dibawah ini:
1. Profil Limbah
PPLI saat ini mampu menerima dan menangani 39 jenis limbah sebagai berikut:
Tabel 1 Jenis Limbah yang ditangani PT. PPLI

1. Acid Waste 14. Electronic Waste 27. Painting Waste

2. Aerosol Can 15. Electroplating Waste 28. PesticideWaste

3. Alkaline Waste 16. Expired Material 29. Pharmacy Waste

P a g e 10 | 39
4. Asbestos 17. Fly Ash & Bottom ash 30. Polymer/Resin Waste

5. Battery Waste 18. Glasswool 31. Rejected Material


/Product

6. Blasting Waste 19. Incinerator Ash 32. Slag form metal smelter

7. Bleaching Earth 20. Industrial cleaning 33. sludge oil


Residue

8. Burning Residue 21. Infectious Waste 34. sludge production

9. Catalyst Waste 22. Ink and Dye Waste 35. Sludge WWT

10. Consumer Goods 23. Laboratory Waste 36. Solvent Waste

11. Contaminated 24. Lamp Waste 37. Used Packaging


Material By B3

12. Coolant Waste 25. Oil Waste 38. Waste Water

13. Drilling 26. Oxidizer waste 39. Wet Battery Waste


Cutting/Mud

2. Proses pengujian sebelum penerimaan


Guna memastikan bahwa limbah yang akan diterima PPLI sesuai dengan
kemampuan dan perijinan yang dimiliki oleh PPLI, maka PPLI memberlakukan
proses pengujian sampel limbah sebelum limbah diterima. Pengujian ini dilakukan di
Laboratorium PPLI yang sudah terakreditasi dan memiliki sertifikat ISO 17025
sebagai Laboratorium penguji dan juga terdaftar sebagai Laboratorium Lingkungan
Hidup di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Setelah limbah dinyatakan
memenuhi syarat dan sesuai untuk ditangani di 10 PPLI, kemudian PPLI
mengirimkan penawaran harga dan setelah kontrak disetujui kedua belah pihak,
dilakukan penjemputan limbah menggunakan armada PPLI.
3. Jasa Transportasi Limbah
PPLI menyediakan jasa pengangkutan limbah dari penghasil, bai melalui jalur darat,
laut maupun menggunakan sarana kereta api. Setiap pengemudi kendaraan angkutan

P a g e 11 | 39
limbah diwajibkan memiliki sertifikat pengemudi muatan barang beracun dan
berbahaya. Sehingga jika terjadi suatu kondisi darurat seperti tumpahan, pengemudi
langsung tanggap dalam melakukan penanganan tumpahan limbah menggunakan
peralatan yang tersedia di mobil. Berikut cakupan pelayanan di dalam jasa
transportasi limbah:
a. Pengemasan, pelabelan dan pengamanan limbah untuk diangkut. Karyawan PPLI
akan melakukan pengemasan, pelabelan dan pengamanan limbah sebelum
diangkut agar aman selama perjalanan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Tim layanan pelanggan
Tim layanan pelanggan merupakan aspek penting dalam pekerjaan yang
menunjang dari sisi kordinasi, teknis pengiriman limbah, maupun administrative
dan juga menerima tanggapan balik dari pelanggan.
c. Penjemputan dan pengangkutan
Penjemputan limbah dilakukan secara terjadwal dan berdasarkan kebutuhan
pelanggan. PPLI berkordinasi dengan pelanggan untuk membuat jadwal yang
sesuai dengan karakteristik dan volume limbah pelanggan. PPLI menyediakan
serangkaian jenis wadah pengangkutan limbah disesuaikan dengan fasa limbah,
baik cair, padat maupun sludge. Volume limbah juga diakomodir dengan
menyediakan alat angkut yang mencukupi kebutuhan pelanggan.
4. Pengolahan Limbah Padat
Suatu Limbah B3 harus diolah sedemikian rupa sehingga menjadi stabil baik secara
fisik maupun kimiawi. Pengolahan limbah pendahuluan ini penting dilakukan dengan
cara menggunakan larutan kimia, semen, abu terbang, tanah pemutih, air dan
berbagai reagen yang berfungsi menstabilkan campuran padatan limbah.
5. Pengolahan Limbah Cair
PPLI menerima pengolahan limbah cair dengan karakteristik Limbah B3 maupun
Limbah Non B3. Proses pengolahan yang dilakukan meliputi pengolahan secara
fisik, kimiawi dan biologis. Proses pengolahan limbah cair yang digunakan di PPLI
meliputi:
• Chemical precipitation, coagulation, and flocculation.
• Dissolved Air Floatation 11.
• Fliter Press solids removal.
• Biological sequencing batch reactors.
• Activated carbon polishing.

P a g e 12 | 39
• Engineered wetlands
6. Pemanfaatan Limbah Menjadi Sumber Energi
Limbah padat yang diterima PPLI dengan karakteristik kandungan kalori tinggi,
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Limbah cair juga dapat diolah melalui
proses pencampuran bahan bakar dengan limbah padat menjadi alternative fuel and
raw materials (AFR). PPLI memiliki tungku bakar dengan suhu tinggi antara 1.200 –
1.4000C dengan waktu pembakaran yang cukup untuk memastikan semua
kandungan organic terbakar habis sambil dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
7. Penimbunan Limbah Ramah Lingkungan
PPLI melakukan proses penimbunan limbah ramah lingkungan yang sesuai dengan
standard dan persyaratan pemerintah Indonesia, Bank Dunia, US-EPS dan Uni
Eropa. Metode penimbunan limbah yang diterapkan memberikan jaminan bahwa
limbah tidak akan keluar ke lingkungan melalui pengamanan berlapis. Saat ini PPLI
sedang mengembangkan metode penimbunan limbah yang mana gas methane yang
dihasilkan dari timbunan kemudian dapat dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai
sumber energi pembangkit listrik untuk mencukupi kebutuhan listrik di perusahaan.
8. Layanan ditempat
PPLI menyediakan tenaga berkompeten dan peralatan lengkap untuk menanganai
limbah di lokasi penghasil. cakupan layanan di tempat yang sudah terlaksana
mencakup:

• Contaminated land clean up, removal, and restoration.

• Sludge removal and restoration.

• Segregation.

• Sludge pumping and clean up.

• Transportation of drilling mud cutting.

• Design and construction of lined sludge or mud pits.

• Oil sludge transfer and transport for disposal.

• Acid cleaning of heat exchangers.

• Logistics and total waste management on remote shorebass.

• Onsite water and waste water treatment.

• Decon work and tank cleaning.


P a g e 13 | 39
• Asbestos removal
9. Pengolahan Limbah Tingkat Lanjut
PPLI saat ini sedang mengembangkan layanan pengolahan limbah special untuk
menangani limbah yang cenderung sulit diolah dengan metode yang umum.
Beberapa limbah yang dimaksud meliputi: lithium batteries, mercury lamps, PCB
transformers, accumulator batteries, ozone depleting substances, asbestos abatement
and lab chemicals.
10. Pengolahan Limbah Pengeboran Minyak Bumi
Pengeboran minyak bumi memiliki karakteristik limbah berupa lumpur dan dalam
volume yang tinggi. PPLI memberikan pelayanan untuk pengelolaan limbah
pengeboran dengan target tidak ada tumpahan limbah di lokasi penghasil,
memindahkan semua limbah pengeboran ke lokasi penampungan dengan ramah
lingkungan (nihil tumpahan) dan menghindari mengganggu proses pengeboran
dengan menyiapkan system yang bisa dipasang di pengeboran darat maupun lepas
pantai.

2.2 Temuan Positif & Negatif


2.2.1 Temuan Positif
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di PT PPLI terdapat banyak temuan
positif bidang konstruksi bangunan, listrik dan penaggulangan kebakaran yang diperoleh,
diantaranya seperti pada Tabel 2.21, Tabel 2.2.2 dan Tabel 2.2.3.

Tabel 2.2.1 Hasil Temuan Positif Penanggulangan Kebakaran

P a g e 14 | 39
BIDANG PENANGULANGAN KEBAKARAN
NO TEMUAN KETERANGAN
1.

- Tersedia APAR di area kerja sejumlah


150 unit
- Tersedia prosedur penggunaan APAR
dan penanganan tumpahan.
- Terdapat instalasi alarm pada lokasi
kerja PT PPLI

2.

Tersedia proteksi kebakaran pasif :


- Denah lokasi penyebaran APAR
- Mapping Layout jalur evakuasi

3.

- PT PPLI Sudah memiliki team pemadam


kebakaran/organisasi

P a g e 15 | 39
BIDANG PENANGULANGAN KEBAKARAN
NO TEMUAN KETERANGAN
4.

- Tersedia fire drill dan emergency drill


serta laporan drill atau simulasi Q4

5.
- Di PT PPLI telah Tersedia koordinator
unit penanggulangan kebakaran dan ahli
K3 spesialis kebakaran

6.

- PT PPLI Telah memiliki Koordinator


unit penanggulangan kebakaran kelas B

7.

- PT PPLI Telah memiliki Ahli K3


penanggulangan kebakaran.

8.

- PT PPLI Telah tersedianya lisensi


personil K3 kelas C

P a g e 16 | 39
BIDANG PENANGULANGAN KEBAKARAN
NO TEMUAN KETERANGAN
11.

- PT PPLI telah menyediakan prosedur


tanggap darurat dan mobil damkar.
- Tersedia incident atau emergency
response flow chart.

Tabel 2.2.2 Hasil Temuan Positif Bidang Listrik

BIDANG LISTRIK
N TEMUAN KETERANGAN
O

1
- PT. PPLI sudah memiliki sertifikasi dan
perizinan tentang K3 instalasi listrik sesuai
SNI Mengenai PUIL 2000 di tempat kerja

- K3 Penyalur listrik pada PT. PPLI telah


memiliki dokumen yang memenuhi
persyaratan sesuai Permenaker no. 2 th 1989

- PT. PPLI sudah memiliki Personil K3 Listrik


yang tersertifikasi

P a g e 17 | 39
BIDANG LISTRIK
N TEMUAN KETERANGAN
O

- Tersedia Genset pada PT PPLI

Peralatan dan instalasi listrik di perusahaan sudah


sesuai prosedur

- SOP kerja listrik sudah mencakup peraturan


yang berlaku

Tabel 2.2.3 Hasil Temuan Positif Bidang Konstruksi Bangunan

P a g e 18 | 39
BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN

NO TEMUAN
KETERANGAN
1

- PT PPLI sudah memiliki dokumen K3


koonstruksi bangunan yang sudah sesuai pada
peraturan yang berlaku

- Sudah terdapat ahli K3 Konstruksi muda pada


pengerjaan

- Tenaga kerja sudah menggunakan body harnes


(APD) sesuai prosedur

P a g e 19 | 39
BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN

NO TEMUAN
KETERANGAN
4

- Operator alat berat yang bekerja di PT PPLI


Sudah memiliki surat perizinan pengoperasian
alat berat sesuai undang-undang

PT PPLI Telah menyediakan forklift untuk


kelancaran operasional & Operator Forklift
yang bekerja di PT PPLI telah memiliki
Sertifikat Operator Forklift Kelas II dan masih
berlaku sesuai paraturan.

PT PPLI Telah menyediakan mobile Crane


untuk kelancaran operasional dan Operator
Crane yang bekerja di PT PPLI telah Memiliki
sertifikat operator Mobile crane.

P a g e 20 | 39
BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN

NO TEMUAN
KETERANGAN
7

PT. PPLI sudah memenuhi prosedur terkait


Manajemen K3 Konstruksi

2.2.2 Temuan Negatif


Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di PT PPLI terdapat bebeerapa
temuan negatif bidang konstruksi bangunan, listrik dan penanggulangan kebakaran yang
diperoleh, diantaranya seperti pada Tabel 2.2.4, Tabel 2.2.5 dan Tabel 2.2.6.

Tabel 2.2.4 Hasil Temuan Negatif Bidang Penanggulangan Kebakaran

BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN

NO TEMUAN KETERANGAN

- Terdapat penempatan APAR yang tidak


sesuai dengan prosedur, dibawah 15 cm

Tabel 2.2.5 Hasil Temuan Negatif Bidang Listrik

BIDANG LISTRIK

NO TEMUAN KETERANGAN

- PT PPLI Belum mempunyai personil


1 Ahli K3 Bidang Listrik
Ahli K3 bidang Listrik.

P a g e 21 | 39
2

- PT. PPLI belum memiliki personil yang


memiliki sertifikasi operator genset.

Tabel 2.2.5 Hasil Temuan Negatif Bidang Konstruksi Bangunan

BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN

NO TEMUAN KETERANGAN

1 PT PPLI Tidak memiliki Ahli Madya K3


Konstruksi dan Ahli Utama K3 - Kontraktor yang mengerjakan Proyek
Konstruksi PT PPLI Tidak memiliki Ahli Madya
K3 Konstruksi dan Ahli Utama K3
Konstruksi

2
- Orang yang tidak menggunakan APD
dan mengendarai sepeda motor melintas
di lokasi proyek

- Tidak adanya pagar pengaman atau


barikade pada keran angkat berpindah
yang berada di sisi jalan

P a g e 22 | 39
BAB III

ANALISA

3.1 ANALISA TEMUAN POSITIF


Berdasarkan temuan yang telah diperoleh maka dapat dianalisa dampak/manfaat dari
temuan tersebut serta peraturan-peraturan yang mengatur temuan-temuan tersebut.

3.1.1 Analisa Temuan Positif Bidang Penanggulangan Kebakaran


Hasil temuan positif pada bidang penanggulangan kebakaran dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Analisa Hasil Temuan Positif

BIDANG PENANGULANGAN KEBAKARAN

NO LOKASI/FOTO TEMUAN DASAR HUKUM


MANFAAT
1. Sarana Proteksi Digunakan untuk Permenakertrans no. 4 th
Kebakaran aktif: memadamkan api atau 1980 tentang syarat-syarat
mengendalikan kebakaran pemasangan dan
- Tersedia APAR di kecil. Alat Pemadam Api pemeliharaan APAR.
area kerja sejumlah Ringan (APAR) pada
150 unit umumnya berbentuk tabung Pasal 4 ayat 1
yang diisikan dengan bahan Setiap 1 atau kelompok
pemadam api yang APAR harus ditempatkan
bertekanan tinggi. Dalam pada posisi yang mudah
hal Kesehatan dan dilihat dengan jelas.,
Keselamatan Kerja (K3),
APAR merupakan
peralatan wajib yang harus
dilengkapi oleh setiap
Perusahaan dalam
mencegah terjadinya
kebakaran yang dapat
mengancam keselamatan
pekerja dan asset
perusahaannya.
Dengan adanya prosedur Permenakertrans no. 4 th
- Tersedia prosedur penggunaan APAR yang 1980 tentang syarat-syarat
penggunaan APAR telah diterapkan oleh PT. pemasangan dan
dan penanganan PPL:- Memudahkan pemeliharaan APAR.
tumpahan. pengunaan APAR Pasal 14
- Memberikan informasi Petunjuk cara-cara
penggunaan APAR yang pemakaian alat pemadam
baik dan Benar api ringan harus dapat
- Meminimalisir kesalahan dibaca dengan jelas
dalam penggunaan APAR
Tersedianya instalasi
- Terdapat instalasi Alrm kebekaran dilokasi Permenaker No 2 Tahun
alarm pada lokasi kerja PT. PPLI, 1983
kerja PT PPLI memudahkan para tentang instalasi alarm
karyawan untuk automatic
mengetahui tanda
P a g e 23 | 39
BIDANG PENANGULANGAN KEBAKARAN

NO LOKASI/FOTO TEMUAN DASAR HUKUM


MANFAAT
Pasal 20 & 21 (1) – (4)
Tentang panil indicator dan
penempatannya.

Kepmenaker No 186
Tahun 1999
peringatan apabila terjadi Pasal 2 (2) b
bahaya kebakaran Kewajiban mencegah
dilokasi kerja PT. PPLI. mengurangi dan
memadamkan kebakaran di
tempat kerja meliputi :
penyediaan sarana deteksi,
alarm, pemadam
kebakaran, dan sarana
evakuasi.
2. Tersedia proteksi Dengan adanya denah Kepmenaker no.186 Th
kebakaran pasif : penyebaran APAR di lokasi 1999
- Denah lokasi PT. PPLI, hal tersebut Pasal 2 Ayat 4 (b)
Jenis cara pemeliharaan dan
penyebaran APAR memudahkan karyawan
penggunaan sarana proteksi
untuk mengetahui posisi
kebakaran di tempat kerja.
penempatan APAR yang
ada di lokasi PT. PPLI.

Kepmenaker no.186 Th
1999
Dengan adanya denah jalur Pasal 2 Ayat 4 (b)
Mapping Layout
evakuasi di lokasi kerja Jenis cara pemeliharaan dan
jalur evakuasi
PT. PPLI, dapat penggunaan sarana proteksi
memudahkan karyawan, kebakaran di tempat kerja.
tamu dan mitra kerja
lainnya untuk mengetahui
jalur evakuasi apabila
terjadi kondisi emergency
kebakaran di lokasi PT.
PPLI.

P a g e 24 | 39
BIDANG PENANGULANGAN KEBAKARAN

NO LOKASI/FOTO TEMUAN DASAR HUKUM


MANFAAT
3. - PT PPLI Sudah 1. Memahami pentingnya Kepmenaker No. 186 th
memiliki team upaya pencegahan 1999 tentang
pemadam kebakaran melebihi upaya penanggulangan kebakaran
di tempat kerja
kebakaran/organisas penanggulangannya
Pasal 3 & 5
i Tentang pembentukan unit
2. Mengerti bagaimana
kebakaran terjadi, penanggulangan kebakaran
penjalarannya, dan
bagaimana
pencegahan dan
penanggulangannya

3. Memberikan kesadaran
tentang pentingnya
meningkatkan perilaku
keseharian dalam
pencegahan kebakaran.

4. Mengenal beberapa
sarana dan prasarana
peralatan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran.

5. Mengantisipasi dan
mengurangi kerugian
akibat kebakaran, dengan
membentuk organisasi
peran kebakaran.

4. - Tersedia fire drill Tujuan utama dari fire drill Kepmen no. 186 th 1999
dan emergency drill dan Emergency Drill di Tentang penanggulangan
serta laporan drill tempat kerja adalah untuk kebakaran di tempat kerja
Pasal 2 ayat 2 (e)
atau simulasi Q4 membiasakan penghuni
Penyelenggaraan latihan &
terhadap prosedur darurat
gladi penanggulangan
saat terjadi kebakaran dan
kebakaran secara berkala
mengetahui semua
komponen (tangga, pintu
darurat, muster point dll)
yang terkait dengan jalur
evakuasi darurat.

P a g e 25 | 39
BIDANG PENANGULANGAN KEBAKARAN

NO LOKASI/FOTO TEMUAN DASAR HUKUM


MANFAAT
5. - Tersedia - Melaksanakan Kepmen no. 186 th 1999
koordinator unit pemadaman / melokalisir tentang penanggulangan
penanggulangan kebakaran sebelum kebakaran di tempat kerja
kebakaran Petugas Pemadam Pasal 6 ayat 1
- Tersedia ahli K3 datang . - Memberi Petugas kebakaran
spesialis kebakaran informasi yang sekurang-kurangnya 2
diperlukan oleh Petugas orang untuk 25 orang
bantuan yang datang . - tenaga kerja.
Selalu berkoordinasi
dengan regu / pihak
lain .
6. - PT PPLI Telah Kepmen no. 186 th 1999
memiliki - memimpin penanggulan Pasal 6 ayat 3 (b)
Koordinator unit Koordinator unit
gan kebakaran sebelum
penanggulangan kebakaran
penanggulangan mendapat bantuan dari sebagaimana dimaksud
kebakaran kelas B instansi yang pasal 5 huruf c di tetapkan
berwenang; - sebagai berikut :
mengusulkan anggaran, Untuk tempat kerja tingkat
sarana dan resiko bahaya kebakaran
fasilitas penanggulangan sedang II, sedang III dan
Berat sekurang kurangnya 1
kebakaran kepada
orang untuk setiap unit
pengurus. kerja

7. - Telah memiliki Ahli Kepmen no. 186 th 1999


K3 penanggulangan Pasal 6 (2) Regu
kebakaran - Memerintahkan, penanggulangan kebakaran
menghentikan dan dan ahli K3 spesialis
penanggulangan kebakaran
menolak pelaksanaan sebagaimana dimaksud
pekerjaan yang dapat dalam pasal 5 huruf b dan
menimbulkan kebakaran d, ditetapkan untuk tempat
dan peledakan; meminta kerja tingkat resiko bahaya
keterangan atau kebakaran ringan dan
informasi mengenai sedang I yang
mempekerjakan tenaga
pelaksanaan syarat-
kerja 300 (tiga ratus) orang,
syarat K3 di bidang atau lebih, atau setiap
kebakaran di tempat tempat kerja tingkat resiko
kerja. bahaya kebakaran sedang
II, sedang III dan berat
-

P a g e 26 | 39
BIDANG PENANGULANGAN KEBAKARAN

NO LOKASI/FOTO TEMUAN DASAR HUKUM


MANFAAT
8. - Telah tersedianya Kepmen no. 186 th 1999
lisensi personil K3 Pasal 6 (2) Regu
- Mengidentifikasi dan penanggulangan kebakaran
kelas C
melaporkan tentang dan ahli K3 spesialis
adanya faktor yang dapat penanggulangan kebakaran
menimbulkan sebagaimana dimaksud
bahaya kebakaran; dalam pasal 5 huruf b dan
d, ditetapkan untuk tempat
melakukan pemeliharaan kerja tingkat resiko bahaya
sarana kebakaran ringan dan
proteksi kebakaran; ... sedang I yang
melakukan koordinasi mempekerjakan tenaga
seluruh petugas kerja 300 (tiga ratus) orang,
peran kebakaran. atau lebih, atau setiap
tempat kerja tingkat resiko
bahaya kebakaran sedang
II, sedang III dan berat
9. - Penyimpanan Permenaker No. 4 Tahun
APAR pada box 1980, Pasal 6 ayat 1
cadangan sudah Setiap alat pemadam api
ringan harus dipasang
Sesuai prosedur Agar APAR Dapat (ditempatkan)
disimpan secara tertata dan menggantung pada dinding
aman. dengan penguatan
sengkang atau dengan
kontruksi penguat lainnya
atau ditempatkan di dalam
lemari atau peti (Box) yang
tidak dikunci.
- SOP Tanggap Manfaat tanggap darurat : Kepmenaker 186 thn 1999
Darurat Mampu menetapkan Policy Pasal 1 (c)
& Strategy yang Penanggulangan kebakaran
diinginkan. ialah segala upaya untuk
Mampu mengembangkan mencegah timbulnya
organisasi dan kebakaran dengan berbagai
responsibilities tanggap upaya pengendalan setiap
darurat serta kompetensi perwujudan energi,
yang sesuai. pengadaan sarana proteksi
Melakukan Risk kebakaran dan sarana
Assessment. penyelamatan serta
Mampu mengembangkan pembentukan organisasi
prosedure untuk tanggap tanggap darurat untuk
darurat medis. memberantas kebakaran.
Melakukan “drill” atas
prosedure yang
dikembangkan.
Mampu melakukan
Investigasi kecelakaan.
Mampu melakukan review
atas prosedur.
.

P a g e 27 | 39
3.1.2 Analisa Temuan Positif Bidang Listrik
Hasil temuan positif pada bidang listrik dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Analisa Temuan Positif Bidang Listrik

BIDANG PENANGGULANGAN LISTRIK

NO LOKASI/FOTO TEMUAN MANFAAT DASAR HUKUM

1. - PT. PPLI sudah K3 Instalasi listrik Kepmenakertrans No. 174


memiliki sertifikasi dan Tahun 2002
Personil dapat melakukan Pasal 2 Ayat 1
perizinan tentang K3
pekerjaan sebagai teknisi Perencanaan,pemasangan,
instalasi listrik sesuai
listrik yg berkompeten, penggunaan, pemeriksaan
SNI Mengenai PUIL dan pengujian instalasi
seperti pemasangan,
2000 di tempat kerja listrik di tempat kerja harus
pengoperasian dan
sesuai dengan
pemeliharaan ketentuanketentuan yang
instalasi listrik secara ditetapkan dalam Standar
benar dan Nasional Indonesia (SNI)
aman bagi dirinya, orang No. SNI 04-0225-2000
lain, peralatan dan aman mengenai Persyaratan
dalam pengoperasiannya. Umum Instalasi Listrik
2000 (PUIL 2000) di
Peserta dapat memahami
Tempat Kerja.
secara baik tentang :
Potensi Bahaya Listrik Pasal 2 Ayat 2
Pengurus bertanggung
jawab terhadap ditaatinya
dan wajib melaksanakan
ketentuan Standar Nasional
Indonesia (SNI) No. SNI
04- 0225-2000 mengenai
Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2000 (PUIL 2000) di
Tempat Kerja.
2. - K3 Penyalur listrik menghindarkan sebuah Permenaker No. 2 th 1989
pada PT. PPLI telah obyek bangunan dari Pasal 2 Ayat 1
memiliki dokumen kerusakan fatal akibat Instalasi penyalur petir
yang memenuhi harus direncanakan, dibuat,
aliran arus petir yang besar
persyaratan sesuai dipasang, dan dipelihara
Permenaker no. 2 th sesuai dengan ketentuan
1989 dalam Peraturan Menteri ini
atau standard yang diakui;

Pasal 6 Ayat 1
Pemasangan instalasi
penyalur petir harus
dilakukan oleh Intalatir
yang telah mendapat
pengesahan dari Menteri
atau Pejabat yang
ditunjuknya.

P a g e 28 | 39
BIDANG PENANGGULANGAN LISTRIK

NO LOKASI/FOTO TEMUAN MANFAAT DASAR HUKUM

3. - PT. PPLI Sudah - Teknisi Listrik Permenaker No. 12 Tahun


memiliki Personil K3 Personil yang telah 2015
Listrik yang tersertifikasi dibidang Tentang keselamatan dan
tersertifikasi sesuai kesehatan kerja listrik di
teknisi listrik
Permen no. 12 th 2015 tempat kerja.
dan Kepdirjen no. 48 pengetahuannya akan
thn 2015 lebih rinci untuk Pasal 7
melakukan identifikasi, “Untuk perusahaan yang
evaluasi, dan memilik pembangkit listrik
manajemen risiko dalam lebih dari 200 KvA wajib
pelaksanaan Kesehatan mempunyai ahli K3 bidang
listrik”
dan Keselamatan Kerja
di bidang Listrik. Kepdirjen no. 48 thn 2015
Tentang pembinaan teknisi
- Ahli K3 Listrik K3 listrik
Melindungi keselamatan Menetapkan : Pemasangan
dan Kesehatan tenaga kerja dan Pemeliharaan terhadap
instalasi, perlengkapan dan
dan orang lain yang berada
pemeliharaan listrik
di dalam lingkungan ditempat kerja selain harus
tempat kerja dari potensi dilakukan oleh Ahli K3
bahaya listrik. Bidang Listrik dapat juga
Menciptakan dilaksanakan oleh Teknisi
instalasi listrik yang aman, K3 Listrik yang memiliki
handal dan memberikan sertifikat dan lisensi yang
dikeluarkan oleh Menteri
keselamatan bangunan Ketenagakerjaan atau
beserta isinya. pejabat yang ditunjuk.
Menciptakan tempat kerja
yang selamat dan sehat
untuk mendorong
produktivitas

4. - Power station yang ada - Mencegah dan Peraturan Menteri


di PT. PPLI telah mengurangi bahkan Tenaga Kerja
dilakukan reksa uji dan menghilangkan resiko No.12/MEN/2015
kecelakaan kerja Pasal 4 Ayat 1 (b)
masih berlaku
- ( zero accident ) Pelaksanaan K3 listrik
sebagaimana yang
- - Mencegah terjadinya dimaksud dalam Pasal 3
cacat/kematian pada Merupakan pelaksanaan
tenaga kerja. persyaratan K3 yang
- - Mencegah terjadinya meliputi : Pemeriksaan dan
kerusakan pada tempat pengujian.
dan peralatan kerja.
- - Mencegah pencemaran
lingkungan dan
masyarakat di sekitar
tempat kerja.

P a g e 29 | 39
BIDANG PENANGGULANGAN LISTRIK

NO LOKASI/FOTO TEMUAN MANFAAT DASAR HUKUM

5 - SOP kerja listrik sudah SOP membantu staf Peraturan Menteri


mencakup peraturan menjadi lebih mandiri dan Tenaga Kerja
yang berlaku tidak tergantung pada No.12/MEN/2015
Pasal 4 Ayat 1 (a)
intervensi manajemen,
Pelaksanaan K3 listrik
sehingga akan mengurangi sebagaimana yang
keterlibatan pimpinan dimaksud dalam Pasal 3
dalam pelaksanaan proses Merupakan pelaksanaan
sehari-hari. Meningkatkan persyaratan K3 yang
akuntabilitas dengan meliputi : Perencanaan,
mendokumentasikan pemasangan, penggunaan,
perubahan, pemeliharaan
tanggung jawab khusus
dalam melaksanakan tugas

3.1.3 Analisa Temuan Positif Bidang Konstruksi Bangunan


Tabel 3.3 Analisa Temuan Positif Bidang Konstruksi Bangunan

BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN

NO LOKASI/FOTO TEMUAN MANFAAT DASAR HUKUM

1. - PT. PPLI sudah Mencegah UU NO 1 Th 1970 Tentang


memiliki Prosedur K3 mengurangi dan Keselamatan Kerja.
Konstruksi tahap mengendalikan resiko Pasal 4 (1) Dengan
kecelakaan pada proyek peraturan perundangan
perencanaan,
ditetapkan syarat-syarat
pembagunan dan konsrtuksi bangunan
keselamatan kerja dalam
pemeliharaan perancanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran,
perdagangan,
pemasangan, pemakaian,
penggunaan, pemeliharaan
dan penyimpanan bahan,
barang, produk tehnis, dan

P a g e 30 | 39
BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN

NO LOKASI/FOTO TEMUAN MANFAAT DASAR HUKUM

aparat produksi yang


mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya
kecelakaan

2. - Terdapat 2 orang Ahli Kepdirjen No. 20 Tahun


Muda K3 Konstruksi 2004
pada pengerjaan Membantu dan megawasi Menetapkan : Kebijak
proyek kontruksi di PT. pelaksanaan sesuai dengan konsrruksi bangunan yang
PPLI peraturan perundang mempekerjakan tenaga
kerja lebih dari 100 orang
undangan dalam skala
atau penyelenggaraan
kecil proyek diatas 6 bulan harus
memilik sekurang-
kurangnya 1 orang ahli
Utama K3 Konstruksi, 1
orang Ahli Madya K3
Konstruksi dan 2 orang Ahli
Muda K3 Konstruksi.

3. - Tenaga kerja sudah Mengurangi dan UU no 1 th 1970


menggunakan body mengendalikan dampak Pasal 3 (1 f)
harnes (APD) sesuai dari kecelakaan yang ada Memberi alat pelindung diri
kepada para pekerja.
prosedur pada pekerjaan konstruksi
Permenakertrans no. 8 th
2010
Pasal 2 (1)
Pengusaha wajib
menyediakan APD bagi
pekerja di tempat kerja.

Permenakertrans no. 9 th

P a g e 31 | 39
BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN

NO LOKASI/FOTO TEMUAN MANFAAT DASAR HUKUM

2016 tentang pekerjaan


dalam ketinggian
Pasal 3
Pekerja pada ketinggian
wajib memenuhi persyaratn
K3 yang meliputi APD alat
pelindung jatuh dan angkur
4. PT. PPLI Sudah Mencegah terjadinya Permenaker No. 5 th 1985
memiliki surat kecelakaan akibat Pasal 138 Ayat 1
perizinan penggunaan alat berat yang Setiap pesawat angkat dan
angkut sebelum dipakai
pengoperasian alat tidak layak fungsi
harus diperiksa dan di uji
berat sesuai undang- terlebih dahulu, dengan
undang yang berlaku standar uji yang telah
ditentukan

- Sudah memiliki surat Mencegah terjadinya Permenaker No. 5 th 1985


perizinan kecelakaan akibat Pasal 138 Ayat 1
pengoperasian alat penggunaan alat berat yang Setiap pesawat angkat dan
angkut sebelum dipakai
berat sesuai undang- tidak layak fungsi
harus diperiksa dan di uji
undang terlebih dahulu, dengan
standar uji yang telah
ditentukan

- Sudah memiliki surat Permenaker No. 5 th 1985


perizinan Mencegah terjadinya Pasal 138 Ayat 1
pengoperasian alat kecelakaan akibat Setiap pesawat angkat dan
penggunaan alat berat yang angkut sebelum dipakai
berat sesuai undang-
harus diperiksa dan di uji
undang tidak layak fungsi
terlebih dahulu, dengan
standar uji yang telah
ditentukan

- Telah memiliki Meningkatkan Permenakertrans No 9


Sertifikat Operator produktifitas operator Tahun 2010
Forklift Kelas II dan dalam proses pengerjaan Pasal 5
(1) Pesawat angkat dan
masih berlaku sesuai peralatan forklift
angkut harus dioperasikan
paraturan. Mencegah kemungkinan oleh operator pesawat
terjadinya kecelakaan angkat dan
pengoperasian forklift angkut yang mempunyai
Lisensi K3 dan buku kerja
sesuai jenis dan
kualifikasinya.
Permenaker No. 8 Tahun
P a g e 32 | 39
BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN

NO LOKASI/FOTO TEMUAN MANFAAT DASAR HUKUM

2020
Pasal 145
Operator Pesawat Angkat
sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal 142 ayat {1} huruf a
meliputi Operator:
a. dongkrak yang terdiri atas
Operator lier, dongkrak
hidraulik, dongkrak
pnumatik, post lift, truck/car
lift,
dan peralatan lain yang
sejenis;

Pasal 152
(1) Operator forklift/
lifttruck, rack stackers,
reach stackers, dan
telehandler sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 151
huruf a diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Operator kelas II; dan
b. Operator kelas I. Pasal

- Memiliki sertifikat - Meningkatkan Permenakertrans No 9


operator Mobile crane produktifitas operator Tahun 2010
dalam proses pengerjaan Pasal 5
(1) Pesawat angkat dan
peralatan crane
angkut harus dioperasikan
- Mencegah kemungkinan oleh operator pesawat
terjadinya kecelakaan angkat dan
pengoperasian crane angkut yang mempunyai
Lisensi K3 dan buku kerja
sesuai jenis dan
kualifikasinya.

3.2 ANALISA TEMUAN NEGATIF


Berdasarkan observasi yang telah dilakukan ditemukan beberapa temuan negatif untuk
bidang penaggulangan kebakaran, listrik dan konstruksi bangunan kemudian dianalisa pada
Tabel untuk melihat dampak serta regulasinya. Temuan-temuan tersebut dapat dilihat pada
Tabel 3.4, Tabel 3.5 dan Tabel 3.6.

Tabel 3.4 Analisa Hasil Temuan Negatif Bidang Penanggulangan Kebakaran

BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN

P a g e 33 | 39
No Lokasi/Foto Potensi Probability Pemaparan/ Konsekuensi/ Rating Saran Dasar Hukum
Bahaya (Peluang) Pemajanan Akibat Risiko

1. Dapat 6 2 1 12 Penempata Permenakertrans no.


mengakiba n APAR 4 th 1980 tentang
tkan cidera harus syarat-syarat
sesuai pemasangan dan
pada kaki
dengan
akibat pemeliharaan APAR
peraturan
Terdapat tersandung yang
berlaku Pasal 6 (1)
penempatan
Setiap alat pemadam
APAR yang api ringan harus
tidak sesuai dipasang
dengan (ditempatkan)
prosedur, menggantung pada
dibawah 15 cm dinding dengan
penguatan sengkang
atau dengan konstruksi
penguat lainnya atau
ditempatkan dalam
lemari atau peti (box)
yang tidak dikunci.
Pasal 8
Jarak antara dasar
APAR tidak kurang 15
cm dari permukaan
lantai.
2. Hanya terdapat Dari 10 1 7 70 Diperlukan Kepmen no. 186 th
26 orang petugas penambaha 1999 tentang
yang ada n petugas penanggulangan
petugas peran peran
tidak dapat kebakaran di tempat
kebakaran, kebakaran
maksimal kerja
sedangkan sesuai
dalam peraturan
Pasal 6 ayat 1
Petugas peran Petugas kebakaran
penangana yang
kebakaran yang n berlaku sekurang-kurangnya 2
dibutuhkan kebakaran. orang untuk 25 orang
untuk 450 total tenaga kerja.
tenaga kerja
seharusnya
sejumlah 36
orang.

Tabel 3.5 Analisa Temuan Negatif Bidang Listrik

BIDANG LISTRIK

No Lokasi/Foto Potensi Probability/ Pemaparan/ Konsekuensi/ Rating Saran Dasar Hukum


Bahaya Peluang Pemajanan Akibat Risiko

1. Tidak 6 3 3 54 Diperluk Permenaker No. 12


Belum adanya adanya an Tahun 2015
P a g e 34 | 39
BIDANG LISTRIK

No Lokasi/Foto Potensi Probability/ Pemaparan/ Konsekuensi/ Rating Saran Dasar Hukum


Bahaya Peluang Pemajanan Akibat Risiko

Ahli K3 bidang penilayan penamb Tentang keselamatan dan


Listrik resiko ahan kesehatan kerja listrik di
dalam Ahli K3 tempat kerja.
Bidang Pasal 7
perencan
Listrik “Untuk perusahaan yang
aan dan sesuai memilik pembangkit listrik
perubaha peratura lebih dari 200 KvA wajib
n bidang n yang mempunyai ahli K3 bidang
listrik berlaku listrik”

Kepdirjen no. 48 thn


2015 Tentang pembinaan
teknisi K3 listrik
Menetapkan : Pemasangan
dan Pemeliharaan terhadap
instalasi, perlengkapan dan
pemeliharaan listrik
ditempat kerja selain harus
dilakukan oleh Ahli K3
Bidang Listrik dapat juga
dilaksanakan oleh Teknisi
K3 Listrik yang memiliki
sertifikat dan lisensi yang
dikeluarkan oleh Menteri
Ketenagakerjaan atau
pejabat yang ditunjuk.
2. PT. PPLI Dapat 3 2 1 6 Diperluk Permenaker No.38
belum memiliki terjadi an Tahun 2016
kesalaha penamba Pasal 110 :
operator genset han Ayat 1
yang n
operator Pemasangan atau
pengoper genset perakitan, pemeliharaan,
tersertifikasi.
asian dan yang perbaikan, perubahan atau
dapat memiliki modifikasi pesawat tenaga
PT. PPLI mengaki lisensi dan produksi dilakukan
bekerja sama batkan oleh Teknisi K3 Bidang
dengan mitra kerusaka pesawat tenaga dan
eksternal untuk produksi
n pada
mempekerjakan genset Ayat 2
1 orang tesebut Pengoperasian pesawat
operator genset, tenaga dan produksi
disarankan dilakukan oleh operator K3
Bidang pesawat tenaga dan
untuk produksi
menunjuk 1
operator
internal
perusahaan
untuk
mengikuti
sertifikasi
kompetensi

P a g e 35 | 39
BIDANG LISTRIK

No Lokasi/Foto Potensi Probability/ Pemaparan/ Konsekuensi/ Rating Saran Dasar Hukum


Bahaya Peluang Pemajanan Akibat Risiko

tenaga tekhnik.

3. Sewaktu 3 1 1 3 Harus Peraturan Menteri


-waktu dilakuka Tenaga Kerja
dapat n reksa No.12/MEN/2015
uji Pasal 4 Ayat 1 (b)
terjadi
berkala Pelaksanaan K3 listrik
kerusak kembali, sebagaimana yang
an pada karena dimaksud dalam Pasal 3
Genset yang genset hasil uji Merupakan pelaksanaan
digunakan oleh sebelumn persyaratan K3 yang
PT. PPLI harus ya telah meliputi : Pemeriksaan dan
dilakukan reksa habis pengujian.
masa
uji berkala
berlakun
kembali, karena ya
hasil uji
sebelumnya telah
habis masa
berlakunya

Tabel 3.6 Analisa Temuan Negatif Bidang Konstruksi Bangunan

BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN

No Lokasi/Foto Potensi Probability/ Pemaparan/ Konsekuensi/ Rating Saran Dasar Hukum


Bahaya Peluang Pemajanan Akibat Risiko

1. Tidak ada ahli Tidak 6 2 7 84 Diperluk Kepdirjen No. 20 Tahun


K3 Konstruksi adanya an 2004
penilaya penamba Menetapkan : Kebijak
madya dan han Ahli konsrruksi bangunan yang
utama n resiko
K3 mempekerjakan tenaga
dalam Kontruks kerja lebih dari 100 orang
perenca i Madya atau penyelenggaraan
naan dan proyek diatas 6 bulan
dan Utama harus memilik sekurang-
perubah kurangnya 1 orang ahli
an Utama K3 Konstruksi, 1
orang Ahli Madya K3
bidang
Konstruksi dan 2 orang
P a g e 36 | 39
BIDANG KONSTRUKSI BANGUNAN

No Lokasi/Foto Potensi Probability/ Pemaparan/ Konsekuensi/ Rating Saran Dasar Hukum


Bahaya Peluang Pemajanan Akibat Risiko

kontruks Ahli Muda K3 Konstruksi.


i

2. Membah 6 3 3 54 Harus Permenakertrans No. 1


ayakan ada Tahun 1980
orang pemasan Pasal 10
gan Orang tidak
yang
berkepentingan dilarang
tidak rambu
memasuki tempat kerja
berkepen peringat
Terdapat an/safet
tingan
pengendara karna y line
sepeda motor dapat agar
yang tidak sewaktu tidak
waktu
ada
berkepentinga yang
n masuk ke terjadi
masuk
kecelaka
area kerja. ke area
an kerja
kerja
di lokasi
selain
tersebut yang
berkepe
ntingan
di area
tersebut.
3. Dapat 6 3 3 54 harus Permenaker
membaha diberi No : PER.05/MEN/1985
yakan pagar Pasal 64
pengam Keran angkat berpindah
pekerja
harus dilengkapi dengan:
yang an dan
d. sepanjang sisi jalan kaki
berada pengam yang terbuka harus diberi
Tidak adanya
dalam an pagar pengaman dan
pagar pinggir
radius pengaman
pengaman atau dan pinggir.
area kerja
barikade pada mempun
mobil
keran angkat crane
yai Pasal 105
berpindah yang tanda- Lantai kerja yang dilalui
tanda pesawat angkutan landasan
berada di sisi harus:
pada
jalan c. mempunyai tanda-tanda
kedua
pada kedua sisi di
sisi di
sepanjang jalan.
sepanjan
g jalan

P a g e 37 | 39
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktik lapangan yang telah kami lakukan di PT. Prasadha Pamunah
Limbah Industri (PPLI) menunjukkan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja khususnya
pada bidang konstruksi, listrik dan penanggulangan kebakaran telah dijalankan dengan baik,
sehingga didapat temuan positif sebagai berikut :
• PT. PPLI telah memiliki sarana proteksi kebakaran aktif diantaranya, alat pemadam api ringan
sejumlah 150 unit, SOP penggunaan alat pemadam api ringan dan alarm sistem,
• PT. PPLI telah memiliki sarana proteksi kebakaran pasif diantaranya, mapping layout dan
sarana evakuasi.
• PT. PPLI telah memiliki organisasi dan team pemadam kebakaran.
• Fire drill dan emergency drill telah dilakukan oleh PT. PPLI
• PT. PPLI telah memiliki regu pemadam kebakaran yang telah mengikuti pelatihan dan
berlisensi K3 yang terdiri dari regu kelas C 26 orang, coordinator kebakaran kelas B 4 orang
dan Ahli K3 Kebakaran 1 orang.
• PT. PPLI telah memiliki prosedur tanggap darurat dan mobil pemadam kebakaran dengan
kapasitas 3.000 liter
• PT. PPLI sudah memiliki sertifikasi dan perizinan tentang K3 instalasi listrik sesuai SNI
Mengenai PUIL 2000 di tempat kerja.
• PT. PPLI telah memiliki instalasi penyalur petir yang telah disertifikasi oleh dinas
ketenagakerjaan dan telah memenuhi persyaratan sesuai Permenaker no. 2 th 1989.
• PT. PPLI memiliki Personil K3 Listrik yang tersertifikasi sesuai Permen no. 12 th 2015 dan
Kepdirjen no. 48 thn 2015
• PT. PPLI telah dilakukan reksa uji power station dan masih berlaku.
• PT. PPLI telah memiliki SOP Perencanaan, Pembangunan, dan Pemeliharaan kerja listrik.
• PT. PPLI memiliki SOP K3 Konstruksi bangungan : Tahap perencanaan, pembangunan
hingga pemeliharaan.
• PT. PPLI memiliki personil Ahli Muda K3 bidang Konstruksi dan scaffolder yang telah
mempunyai sertifikat.
• Para tenaga kerja yang ada di area konstruksi telah menggunakan APD dengan baik.

P a g e 38 | 39
• Seluruh alat berat dan operator yang ada di PT. PPLI sudah memiliki perizinan
pengoperasian sesuai peraturan yang berlaku.
• PT. PPLI telah menerapkan Manajemen K3 di bidang konstruksi.

4.2 Saran
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan serta berdasarkan temuan-temuan yang

telah dianalisa terdapat beberapa saran untuk PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI)

yaitu:

• Adanya perbaikan dalam penempatan APAR agar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
• Penambahan jumlah petugas peran kebakaran sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang ada.
• Diperlukan penambahan Ahli K3 Bidang Listrik.
• Diperlukan operator genset berlisensi.
• Melakukan reksa uji Genset secara berkala sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
• Diperlukan Ahli Madya dan Ahli Utama K3 bidang Konstruksi dalam durasi proyek diatas 6
bulan.
• Pemasangan rambu peringatan/safety line pada area kerja agar orang yang tidak
berkepentingan tidak dapat memasuki area tersebut.
• Memberi pagar pengaman dan pengaman pinggir dan mempunyai tanda-tanda pada kedua
sisi di sepanjang jalan

P a g e 39 | 39

Anda mungkin juga menyukai