Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT BATTERY


TECHNOLOGY INDONESIA TERHADAP PENGAWASAN NORMA K3 BIDANG
LINGKUNGAN KERJA, KESEHATAN KERJA,

DAN BAHAN BERBAHAYA

PEMBINAAN DAN SERTIFIKASI AHLI K3 UMUM

KELOMPOK 4

1. Rizky Fadila
2. Septian Alfariksyah
3. Smith Rizky Pratama
4. Sobar Tandang
5. Pratiwi Desiyanti
6. Siska Suryanita
7. Terry Anggi Waliminghiun
8. Norista Wijayanti

PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
17 JULI - 31 JULI 2023
DEPOK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktek
kerja lapangan calon Ahli K3 Umum di PT. Battery Technology Indonesia, di Kota
Tangerang. Pada tanggal 27 Juli 2023. Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “K3
Bidang Lingkungan Kerja, Kesehatan Kerja dan Bahan Berbahaya” ini disusun sebagai salah
satu bukti bahwa kami telah menyelesaikan seluruh program Ahli K3 Umum dan salah satu
persyaratan penilaian calon Ahli K3 Umum. Laporan praktek kerja lapangan ini merupakan
bentuk aplikasi dari pelatihan calon anggota Ahli K3 Umum yang dilaksanakan oleh PT.
Mutiara Mutu Sertifikasi. Laporan PKL ini berisi tentang pengawasan, norma kesehatan
kerja, lingkungan kerja, dan bahan berbahaya beracun yang diterapkan pada perusahaan yang
kami kunjungi. Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah kami menyampaikan rasa hormat
dan ucapan terima kasih pada semua pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan bantuan dan
dorongan kepada kami dalam menyelesaikan laporan ini, terutama kepada:
1. Pengawas presentasi dan penguji
2. Para pemateri dan Kemenaker RI
3. Seluruh Staff dan jajaran PT. Battery Technology Indonesia
4. PT. Mutiara Mutu Sertifikasi selaku penyelenggara pembinaan dan
sertifikasi Ahli K3 Umum
5. Teman-teman peserta calon Ahli K3 umum Batch 270 Depok

Kami menyadari bahwa laporan praktik kerja lapangan ini memiliki kekurangan,
sehingga kami menerima adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga
berharap agar laporan ini juga dapat digunakan untuk memudahkan banyak orang mengenai
pengawasan, norma kesehatan kerja, lingkungan kerja dan bahan berbahaya dan beracun,
khususnya di PT. Battery Technology Indonesia di Kota Tangerang, Banten.

Hormat Kami,
Depok, 28 Juli 2023

Kelompok IV

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR TABEL..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................................4
1.2 Maksud dan Tujuan.......................................................................................................................6
1.3 Ruang Lingkup..............................................................................................................................6
1.4 Dasar Hukum.................................................................................................................................7
BAB II KONDISI PERUSAHAAN......................................................................................................8
2.1. Profil Perusahaan..........................................................................................................................8
2.2. Temuan Hasil Observasi...............................................................................................................8
BAB III TEMUAN, ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH..................................................9
3.1 Temuan Pada Bidang Lingkungan Kerja.......................................................................................9
3.2 Temuan Pada Bidang Kesehatan Kerja.......................................................................................13
3.3 Temuan Pada Bidang Bahan Berbahaya.....................................................................................15
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................................17
4.1. Kesimpulan.................................................................................................................................17
4.2 Saran............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Temuan Kesesuaian Bidang Lingkungan Kerja.........................................................9


Tabel 3.2 Hasil Temuan Tidak Kesesuaian Bidang Lingkungan Kerja............................................12
Tabel 3.3 Hasil Temuan Kesesuaian Bidang Kesehatan Kerja.........................................................13
Tabel 3.4 Hasil Temuan Tidak Kesesuaian Bidang Kesehatan Kerja...............................................14
Tabel 3.5 Hasil Temuan Kesesuaian Bidang Bahan Berbahaya.......................................................15
Tabel 3.6 Hasil Temuan Tidak Kesesuaian Bidang Bahan Berbahaya.............................................16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Perusahaan..................................................................................................................8

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Lingkungan kerja terdiri dari segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja dan
dapat mempengaruhi bagaimana mereka melakukan tugas yang diberikan kepada
mereka. yang terdiri dari orang-orang yang saling berinteraksi setiap hari. Secara
umum, setiap orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja daripada
melakukan hal lain. Selama waktu mereka di lingkungan kerja mereka, mereka akan
berinteraksi dengan banyak orang yang ada di sana. Lingkungan kerja di tempat kerja
adalah bagian penting dari keberhasilan perusahaan. Oleh karena itu, lingkungan kerja
harus dilatih dan dioptimalkan untuk memberikan lingkungan kerja yang nyaman bagi
karyawan. Keadaan lingkungan kerja yang buruk dapat menyebabkan karyawan
merasa tidak nyaman dan tidak aman untuk kesehatan, sehingga mereka mudah
mengalami stress, sakit, sulit untuk berkonsentrasi, dan menurunkan produktivitas
kerja. Oleh karena itu, keadaan lingkungan kerja yang buruk dapat menjadi faktor
yang merugikan bagi perusahaan karena dapat menyebabkan tujuan perusahaan
menjadi sulit untuk dicapai.
Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 27 ayat 2 (dua)
menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan. Peraturan ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa
bisnis juga harus memberikan gaji yang layak bagi karyawannya. Hal ini
tercantum pada Undang-undang No.03 tahun 2013 pasal 86 ayat 1 (satu) yakni :
Setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja. Perlindungan ini juga bertujuan untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas Nasional sesuai yang tercantum pada
Undang-undang No.01 tahun 1970. Untuk mencapai tujuan perundang-undangan di
atas, berbagai peraturan di berbagai aspek dibuat untuk mengurangi kecelakaan
kerja atau penyakit akibat kerja (PAK) yang disebabkan oleh faktor manusia, alat
produksi, sarana dan prasarana, dan lingkungan kerja. Peraturan tentang penyakit
akibat kerja juga dibuat di berbagai aspek lingkungan kerja untuk meningkatkan
kesehatan tenaga kerja. Faktor kimia, fisika, biologis, dan psikososial adalah
beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyakit di tempat kerja. Bahan kimia
berbahaya adalah zat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia atau kecelakaan.
4
Setiap aspek lingkungan kerja harus diidentifikasi untuk mengidentifikasi

5
bahaya dan resiko yang dapat muncul pada setiap perusahaan. Ini karena bahan
berbahaya yang dipergunakan atau disimpan dalam proses kegiatan usaha dapat
menimbulkan bahaya bagi kesehatan kerja dan kecelakaan kerja. Sebagai salah satu
syarat pelatihan ahli K3 umum yang diselenggarakan oleh Kementerian Sumber Daya
Manusia dan Sumber Daya Manusia Republik Indonesia dan untuk meningkatkan
pengetahuan calon tenaga kesehatan dan keselamatan kerja umum, peserta wajib
mengikuti pelatihan lapangan (PKL). Dengan menyelesaikan PKL, calon ahli K3
umum diharapkan dapat mempelajari dan mengimplementasikan teori yang diperoleh
dengan melatih praktisi K3 di lapangan.
Praktik Lapangan (PKL) dilaksanakan secara langsung dengan sasaran PT.
Battery Technology Indonesia. Perusahaan ini adalah perusahaan produksi batrai
smartphone yang berdiri di Indonesia pada tahun 2017 dan merupakan satu satunya
produsen baterai smartphone yang berasal dari negara Ghouangzhou, Cina

6
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke PT. Battery
Technology Indonesia adalah untuk memenuhi tugas akhir dalam pelaksanaan
Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum dari Kementerian Tenaga Kerja RI yang di
selenggarakan oleh PT Mutiara Mutu Sertifikasi (MMS). Kegiatan tersebut juga untuk
menambah pengalaman dan pengetahuan bagi peserta untuk menjadi seorang calon
Ahli K3 Umum.
Adapun tujuan Laporan Praktek Kerja Lapangan tersebut yaitu :
a. Mengidentifikasi penerapan norma K3 terkait dengan bidang Lingkungan
Kerja PT. Battery Technology Indonesia
b. Mengidentifikasi penerapan norma K3 terkait dengan bidang Kesehatan Kerja
di PT. Battery Technology Indonesia
c. Mengidentifikasi penerapan norma K3 terkait dengan Bahan Berbahaya di
PT. Battery Technology Indonesia

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari praktik kerja lapangan ini meliputi gambaran pelaksanaan
sistem manajemen K3 terkait tentang Lingkungan Kerja, Kesehatan Kerja, dan Bahan
Berbahaya di PT. Battery Technology Indonesia, yang dilaksanakan pada hari Kamis
27 Juli 2023. Hal ini ditinjau berdasarkan dasar hukum yang berlaku di Indonesia.

7
1.4 Dasar Hukum

1.4.1 Dasar Hukum Bidang Lingkungan Kerja

1. Undang- Undang RI No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

2. Undang – Undang No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

3. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem


Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

5. Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No. 7 Tahun 1964 – Syarat Kesehatan,


Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. 13 Tahun 2011 – Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja

1.4.2 Dasar Hukum Bidang Kesehatan Kerja

1. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja

2. Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
4. Surat Edaran Menteri Tenaga dan Transmigrasi No.SE.01/MEN/1979 Tentang
Pengadaan Kantin Dan Ruang Tempat Makan
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 01/Men/1981 Tentang
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 15/Men/VIII/2008
Tentang P3K di Tempat Kerja
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 03/Men/1982 Tentang
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi No. Per.
01/Men/1976 Tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Dokter Perusahaan
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: Per02/MEN/1980, tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelanggaraan Keselamatan
Kerja.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 08/MEN/VII/2010

8
Tentang Alat Pelindung Diri.

1.4.3 Dasar Hukum Bidang Bahan Berbahaya


1. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah B3.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.187/Men/1999 Tentang Pengendalian


Bahan Berbahaya di Tempat Kerja

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. 13 Tahun 2011 – Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 08/MEN/VII/2010


Tentang Alat Pelindung Diri.

9
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan


PT Battery Technology Indonesia merupakan PT cabang yang didirikan di
China pada tahun 1998. PT. Battery Technology Indonesia merupakan perusahaan
internasional terkemuka yang berspesialisasi dalam solusi penyimpanan energi dan
baterai isi ulang, dengan fokus kuat pada kepuasan pelanggan dan inovasi di sektor
Lithium-ion. PT. Battery Technology Indonesia didirikan pada tahun 2017 yang
berada di Jl. Arya Kemuning, Jalan Raya Cadas- Kukun No. 77, Periuk, Kota
Tanggerang, Provinsi Banten. PT. Battery Technology Indonesia memiliki 230
karyawan aktif dan mempunyai 2 gedung produksi dan 2 warehouse. PT. Battery
Technology Indonesia telah menerapkan ISO 9001 dan 14001 mengenai system
manajemen mutu dan lingkungan.

2.1.1 Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo Perusahaan

2.2. Hasil Observasi


Pada saat pelaksanaan observasi, pihak perusahaan melarang pengambilan
gambar, video maupun suara di area produksi, gudang dan ruangan kompresor. Maka
dari itu, beberapa temuan tidak memiliki dokumentasi yang dibutuhkan. Adapun
temuan dari hasil observasi dibagi berdasarkan kesesuaian dan ketidaksesuaian
penerapan norma K3 dengan regulasi, diantaranya sebagai berikut:

No Kesesuaian Ketidaksesuaian
10
1. Tersertifikasi ISO 14001:2015 Tidak memiliki Ahli K3 spesialis

2. Pelaksanaan medical check-up untuk Informasi terkait petugas


pegawai baru, lama dan khusus penanggung jawab kebakaran
dan P3K kurang jelas
3. Penyediaan APD untuk visitor Beberapa toilet kebersihannya
kurang
4. Tersedia safety sign di area kerja Beberapa pekerja ada yang tidak
Menggunakan APD sesuai
prosedur
5. Tempat pembuangan limbah berbahaya Kursi yang digunakan di wilayah
dan sampah terpisah produksi kurang ergonomis
6. Tersedia alat pemadam api pasir (APAP) Hanya memiliki satu unit
Eyewash
7. Suhu di ruang produksi diatur dengan baik Terdapat tampungan bahan kimia
yang bocor namun tidak
memiliki
alas tambahan
8. Penempatan dan penyimpanan bahan Penempatan APD pada Area
kimia berbahaya sangat baik Kimia dan Manajement System
Data Sheet (MSDS) digabung
9. Tidak ada masker respirator
khusus (APD) untuk pekerjaan
pencampuran bahan kimia (tinta)
10. Terdapat kotak P3K yang tidak
memiliki logo palang di tengah
kotak, kotak P3K kondisi
terkunci dan tidak ada instruksi
dan alat pemecah kaca
11. Tidak terdapat klinik
perusahaan melainkan ruang
P3K
12. Pada box penyimpanan bahan
kimia berbahaya terpasang rambu
peringatan limbah B3 dan tidak
terpasang rambu peringatan
bahaya bahan kimia berbahaya
(salah sign)
13. Menurut wawancara dengan
trainer, perusahaan melakukan
pemenuhan gizi kerja dengan
memberikan upah makan dan
tidak menyediakan menu makan
dan tidak melakukan pengadaan
kantin melainkan ruang makan
14. Tidak ada label pada bahan
kimia berbahaya

11
BAB III
ANALISA IMPLEMENTASI NORMA K3 DAN REKOMENDASI

3.1 Implementasi pada Bidang Lingkungan Kerja


3.1.1 Higiene Industri
Tabel 3.1. Matriks Implementasi Higiene Industri
No Aspek Lokasi Sumber Hasil Pengukuran/ Upaya Pencegahan Regulasi Kesesuaian Rekomendasi
Hasil Observasi dan Pengendalian dengan
yang telah Regulasi
dilakukan
Perusahaan
1. Faktor Fisik
a. Tempat kerja - Ruang - Berdasarkan data Perusahaan sudah Permenaker Sudah Sebaiknya perusahaan
Kebisingan PT Battery produksi pengukuran yang melakukan No. 5 Tahun sesuai, lebih memperketat
Technology pada dilakukan oleh pengukuran dengan 2018 tentang namun mengawasan
Indonesia pengoperasi Perusahaan, intensitas bekerja sama dengan Keselamatan pemeliharaa mengadaan dan
an mesin kebisingan dibawah pihak ketiga (PJK3), dan n APD layak inspeksi secara
pembuat NAB yaitu 85 dBA dan sudah Kesehatan pakai belum berkala APD
baterai unit dalam waktu 8 jam menyediakan ear Lingkungan dilakukan terutama ear muff
A dan unit kerja per hari plug dan ear muff Kerja pasal 5
B serta namun ear muff sudah ayat (2) dan
ruang dalam keadaan tidak pasal 2
kompresor layak pakai
pada
pengoperasi
an mesin
kompresor
b. Tempat Ruangan - Berdasarkan data Perusahaan sudah - Permenaker Sesuai. Bila pengupayaan
Pencahayaan kerja PT produksi pengukuran yang menyediakan lampu No. 5 Standar cahaya matahari
Battery pada saat dilakukan oleh owner sebagai TL dan LED Tahun minimal belum maksimal
Technology pekerjaan Perusahaan, intensitas sebagai pencahayaan 2018 tentang pencahayaan mungkin dapat

12
Indonesia perakitan pencahayaan 600 lux tambahan namun Keselamatan mengacu dibantu dengan
dinding pengukuran dilakukan jumlahnya terbatas. dan Kesehatan pada cahaya buatan
dengan oleh PJK3 Lingkungan Permenaker berupa pemasangan
sumber Kerja pasal No. 5 Tahun lampu LED dan
cahaya 18 ayat 1 dan 2018 adalah lampu TL yang
matahari pasal 16 100 lux, disesuaikan
sedangkan dengankondisi
hasil pencahayaan di area
pengukuran kerja.
yang
didapatkan
masih ada
yang belum
sesuai
standar yaitu
sebesar 30,5
lux
2 Faktor Kimia
a. Debu Tempat kerja - Pengangkat Berdasarkan hasil Pengiraman air pada - Permenaker Sudah sesuai. Sebaiknya perusahaan
PT Battery an Produk observasi langsung lingkungan yang No. 5 Tahun memperketat
Technology - Perakitan dan wawancara berdebu dan 2018 tentang pemakaian APD
Indonesia Produk dengan HSE PT pemakaian alat Keselamatan
Battery Technology pelindung diri dan
Indonesia, perusahaan berupa masker dan Kesehatan
sudah melakukan kacamata Lingkungan
pengukuran, terhadap Kerja pada
kadar debu yang pasal 6
kadar di bawah nilai
NAB

3 Faktor Biologi
a. Serangga Seluruh area Kantin, Berdasarkan hasil Perusahaan sudah - Peraturan Sudah sesuai
kerja dan Toilet observasi, terdapat melakukan upaya Daerah
ruang makan beberapa jenis pengendalian Provinsi
serangga yang ada di serangga berupa Banten
lingkungan kerja fogging secara Tentang
yaitu nyamuk di berkala untuk Pengendalia
13
lingkungan kerja dan membasmi serangga Penyakit
lalat di kantin. yaitu nyamuk dan Demam
kecoa. Berdarah
Dengue

b. Bakteri Seluruh Area kerja Belum ada Koordinasi Tim - Permenaker Belum sesuai - Pengukuran
dan jamur area kerja dan fasilitas pengukuran. Harian serta seluruh No. 5 Tahun terhadap bakteri di
yang kurang pekerja untuk 2018 tentang area kerja.
bersih. membersihkan Keselamatan - Pemantauan
semua area proyek dan kebersihan area
yang dilakukan Kesehatan kerja dan fasilitas
setiap waktu guna Lingkungan yang lain.
menjaga kebersihan Kerja pasal 5
lingkungan kerja ayat 2 huruf
agar terhindar (c) dan pasal
penyakit akibat 22 ayat 1 dan
kerja. 3.
4 Faktor Psiko-Sosial

a.Beban Tempat kerja Beban kerja Berdasarkan hasil Upaya yang sudah - Undang- Belum sesuai. Sebaiknya dilakukan
kerja PT Battery fisik dan observasi dan dilakukan adalah Undang No. 1 Namun sudah pengukuran beban
Technology mental : wawancara pada dengan adanya Tahun 1970 dilakukan kerja mental dan fisik
Indonesia Keadaan pekerja, didapatkan Safety Morning Talk tentang pengendalian terhadap pekerja agar
lingkungan bahwa pekerja sebagai pemberian Keselamatan yang dilakukan menyesuaikan
kerja mengalami beban motifasi dan Kerja pasal 3 oleh kapasitas waktu kerja
(panas, kerja karena panas menginformasikan ayat (1) huruf perusahaan dan beban kerja
bising, dan bising serta capaian progres (h) yaitu dengan masing-masing
hubungan karena desain stasiun perhari dari HSE adanya Safety pekerja dan dilakukan
antar rekan kerja yang tidak kepada para pekerja. Morning Talk senam untuk
kerja, ergonomis serta Kemudian dan General menyegarkan otak
hubungan hubungan antar rekan dilakukan General Safety dan otot.
atasan dan atasan. Namun, Safety Morning Talk Morning Talk
dengan belum ada setiap hari kamis
bawahan, pengukuran lebih sebagai Sharing
lama waktu lanjut oleh perusahaan tentang
14
kerja. terkait beban kerja permasalahan yang
yang dialami oleh dihadapi di tepat
pekerja. kerja
b. Tuntutan Tempat kerja Jam kerja, Berdasarkan hasil Upaya yang sudah - Undang- Belum sesuai. Sebaiknya dilakukan
kerja PT Battery peraturan wawancara dengan dilakukan adalah Undang No. 1 Namun sudah pengukuran beban
Technology perusahaan pekerja, sebagian dengan adanya Tahun 1970 dilakukan kerja mental dan fisik
Indonesia dan tanggung besar didapati bahwa Safety Morning Talk tentang pengendalian serta pengukuran jam
jawab dan pekerja memiliki sebagai pengarahan Keselamatan yang dilakukan kerja yang efektif
tuntutan tuntutan kerja tinggi pembagian kerja dan Kerja pasal 3 oleh perusahaan serta waktu istirahat.
kerja setiap karena progress kerja motivasi kerja dari ayat (1) huruf yaitu dengan
jobdesk merupakan mandor/ Safety. (h) adanya Safety
pekerjaan pekerjanya berkala Morning Talk
dengan day shift 12 dan General
jam. Setiap hari Safety Morning
pekerja dituntut untuk Talk
menyelesaikan
capaian harian.

Kesesuaian
No Gambar Temuan Landasan Hukum
Analisis Dampak Manfaat Rekomendasi
Kesesuaian
A. Bidang Lingkungan Kerja

15
1. Confidential ISO 14001:2015 Mengukur Mempertahankan PP No. 50 tahun
kualitas mutu berdasarkan 2012 tentang
lingkungan standar yang telah Penerapan SMK3
perusahaan diperoleh pasal 10 – 13

2. Confidential Suhu di ruang produksi Menjaga Melakukan Permenaker No. 05


diatur dengan baik stabilitas mesin pemantauan suhu Tahun 2018
produksi serta secara rutin tentang
memberikan Keselamatan dan
kenyamanan Kesehatan Kerja
pada pekerja Lingkungan
Kerja (Pasal 40)

3. Confidential Terdapat safety sign di sebagai penanda Diharapkan untuk PP No. 50 Tahun
area kerja terkait potensi selalu memperhatikan 2012 tentang
bahaya yang dan memperbarui Penerapan SMK3,
dapat terjadi safety sign agar Kriteria 6.4.4
untuk area terlihat jelas
tersebut

B. Bidang Kesehatan Kerja


4. Confidential Dilaksanakan medical Agar mengetahui Dilakukan secara rutin PP No. 50 Tahun
check-up untuk pegawai kondisi kesehatan minimal 1 tahun sekali 2012 tentang
baru, lama, dan pegawai pekerja untuk tenaga kerja Penerapan SMK3,
khusus Kriteria 7.4.1

Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan
16
dan Transmigrasi
No. Per-02 Tahun
1980 tentang
Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga
Kerja dalam
Penyelenggaraan
Keselamatan
Kerja
5. Confidential Penyediaan APD untuk sebagai sarana Selalu melakukan PP No. 50 Tahun
visitor untuk pengecekan stock APD 2012 tentang
memproteksi Penerapan SMK3,
pekerja maupun Kriteria 6.1.6
visitor

C. Bidang Bahan Kimia Berbahaya


6. Confidential Penempatan dan Menghindari Menjaga dan merawat Keputusan
penyimpanan bahan potensi kecelakaan tempat penyimpanan Menteri
berbahaya sangat baik akibat bahan bahan berbahaya secara Ketenagakerjaan
berbahaya rutin dan Transmigrasi
No. Kep-187
Tahun 1999
tentang
Pengendalian
Bahan Berbahaya
7. Confidential Tempat pembuangan Menghindari Menjaga dan Keputusan
limbah bahan berbahaya potensi mengawasi proses Menteri
dan sampah terpisah pencemaran pembuangan limbah Ketenagakerjaan
lingkungan akibat bahan berbahaya dan Transmigrasi
bahan berbahaya No. Kep-187
Tahun 1999
tentang
Pengendalian

17
Bahan Berbahaya
9. Confidential Tersedia APAP Menanggulangi Peralatan Instruksi Menteri
apabila terjadi pendukung APAP Tenaga Kerja No.
kebakaran pada wajib tersedia dan 11/M.BW/1997
produk baterai lengkap tentang Pengawasan
Khusus Kesehatan
dan Keselamatan
Kerja
Penanggulangan
Kebakaran (9)

18
3.1 Analisa Temuan Tidak Kesesuaian

Temuan Tidak
No Gambar Temuan Kesesuaian Landasan Hukum
Analisis Dampak Potensi Bahaya Rekomendasi
Tidak Kesesuaian (UA dan UC)

A. Bidang Lingkungan Kerja


1. Confidential Tidak dilakukan Program kedaruratan Diadakan HSE UU RI No. 1
safety induction pada tidak dapat berjalan induction untuk tamu Tahun 1970
tamu atau visitor dengan baik dan tentang
sebelum memasuki dapat mengakibatkan Keselamatan
tempat potensi bahaya bila Kerja pasal 9
kerja/produksi ada bencana

B. Bidang Kesehatan Kerja


2. Confidential Menurut Penurunan Pemantauan gizi kerja Surat Edaran
wawancara produktifitas dan melalui menu makan Menteri Tenaga
dengan trainer, tidak terpantaunya Kerja dan
perusahaan kesehatan tenaga Transmigrasi
melakukan kerja No:SE.01/MEN/19
pemenuhan gizi kerja 79 tentang
dengan memberikan Pengadaan
upah makan dan tidak Kantin dan
menyediakan Ruang Tempat
menu makan dan Makan
tidak melakukan
pengadaan kantin
melainkan ruang
makan

19
3. Confidential Beberapa pekerja ada Pekerja dapat Mengawasi penggunaan Peraturan Menteri
yang tidak mengalami APD yang digunakan Ketenagakerjaan
menggunakan APD kecelekaan pekerja serta dan Transmigrasi
sesuai prosedur atau penyakit menyediakan APD No. Per-08 Tahun
akibatkerja yang sesuai 2010 tentang Alat
Pelidung Diri

4. Confidential Terdapat kotak P3K Sulit dilihat, sulit Penambahan logo Permenaker nomor
yang tidak memiliki dibuka, dan sulit palang di tengah kotak 15/MEN/2008
logo palang di tengah ditemukan ketika berwarna hijau, kotak (Pasal 8)
kotak, kotak P3K dalam keadaan gawa P3K tidak dikunci atau
kondisi terkunci dan darurat diberi kabel ties APAR
tidak ada instruksi agar mudah diketahui
dan alat pemecah digunakan atau tidak
kaca
5. Confidential Tidak terdapat klinik Korban gawat Bentuk klinik yang
perusahaan darurat tidak cepat dilayani paramedis dan Permenakertrans
melainkan ruang ditangani dipimpin oleh dokter nomor
P3K namun sudah yang praktek setiap 3 3/MEN/1982
bekerjasama dengan hari sekali tentang
RS Hermina Pelayanan
Kesehatan
Tenaga Kerja
(pasal 5 dan 6)
6. Confidential Informasi terkait Menimbulkan Penunjukan petugas PP No. 50 Tahun
petugas penanggung kebingungan terkait penanggung jawab 2012 tentang
jawab kebakaran dan pelaporan apabila Penerapan SMK3
P3K kurang jelas terjadi kecelakaan
kerja

20
7. Confidential Beberapa toilet Pekerja dapat Meningkatkan Permenaker No. 05
kebersihannya kurang mengalami kebersihan toilet Tahun 2018
kecelakaan di toilet tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Lingkungan
Kerja (Pasal 34)
8. Confidential Kursi yang Pekerja dapat Mengganti jenis kursi Peraturan
digunakan di wilayah mengalami menjadi kursi yang Pemerintah RI
produksi kurang kecelekaan atau lebih ergonomis dan No.88 Tahun 2019
ergonomis penyakit akibat kerja seusai pekerjaan agar Tentang Kesehatan
pekerja dapat bekerja Kerja
denga naman dan
nyaman
C. Bidang Bahan Kimia Berbahaya
9. Confidential Tidak memiliki Ahli Menimbulkan Mempertahankan mutu UU RI No. 1
K3 spesialis kecelakaan kerja berdasarkan standar Tahun 1970
pada proses yang telah diperoleh tentang
maintenance di Keselamatan
bidang yang tidak Kerja pasal 10
memiliki spesialis ayat 1

10. Confidential Penempatan APD Sarung tangan bekas Dokumen MSDS Keputusan Menteri
pada Area Kimia dan pencampuran bahan diletakkan meggantung Ketenagakerjaan
Manajement System kimia terdapat residu dengan map bening dan Transmigrasi
Data Sheet (MSDS) yang dapat kontak agar terlihat dan No. Kep-187
digabung dengan tangan ketika disediakan wadah Tahun 1999
mengambil dokumen penyimpanan APD tentang
MSDS yang disesuaika dengan Pengendalian
jenis dan kegunaan Bahan Berbahaya
(pasal 6)

Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan
21
dan Transmigrasi
No. Per-08 Tahun
2010 tentang Alat
Pelidung Diri
11. Confidential Tidak ada label pada Salah dalam Pemberian label per Permenaker nomor
bahan kimia pengelolaan dan wadah bahan kimia 15/MEN/2008
berbahaya pemeliharaan karena berbahaya (Pasal 8)
tidak ada rambu dan
tata cara penyimpanan
dan perawatan

12. Confidential Tidak ada masker Terhirup partikel Pengadaan APD dan Permenakertrans
respirator khusus kimia yang pemakaian masker 08/MEN/VII/2010
(APD) untuk menyebabkan sesak double cartridge pada (pasal 4)
pekerjaan nafas dan dapat
pencampuran bahan menyebabkan iritasi
kimia (tinta) pada saluran
pernafasan
13. Confidential Hanya memiliki satu Memperparah keadaan Pengadaan eyewash di Permenaker
unit Eyewash darurat terciprat atau setiap area nomor
kemasukan bahan pencampuran bahan 15/MEN/2008
kimia ke mata kimia

14. Confidential Terdapat tampungan Dapat menimbulkan Menjaga dan Keputusan


bahan kimia yang bau yang tidak sedap mengawasi proses Menteri
bocor namun tidak dan potensi pembuangan limbah Ketenagakerjaan
memiliki alas mencemari bahan berbahaya dan Transmigrasi
tambahan lingkungan No. Kep-187
Tahun 1999
tentang
Pengendalian
Bahan Berbahaya
15. Confidential Pada box Salah makna dan Pasang rambu Peraturan Menteri
22
penyimpanan bahan presepsi berpotensi peringatan bahaya Negara
kimia berbahaya salah reaksi sesuai dengan bahan Lingkungan Hidup
terpasang rambu menyebabkan kimia berbahaya Nomor 03 Tahun
peringatan limbah B3 peledakan 2008 tentang Tata
dan tidak terpasang Cara Pemberian
rambu peringatan Simbol dan Label
bahaya bahan kimia Bahan Berbahaya
berbahaya (salah dan Beracun.
sign)

23
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan wawancara
dengan pihak HSE PT Battery Technology Indonesia. didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
4.1.1. Dari hasil pengamatan dan pengumplan data yang sudah dilakukan di PT.
Battery Technology Indonesia, dapat ditarik kesimpulan bahwa sudah cukup
menerapkan Keselamatan dan keseahatan Kerja (K3) secara baik, disetiap
tahapan proses dan disemua area lingkungan pabrik namun ada beberapa
penemuan yang tidak sesuai.
4.1.2. Budaya K3 pada PT. Battery Technology Indonesia sudah dipahami oleh
tenaga kerja dan manajemen. Namun untuk penggunaan APD pada semua
karyawan belum sepenuhnya diterapkan. Pengecekan kesehatan pada semua
karyawan PT. Battery Technology sudah terlaksana secara rutin dan
pengecekan khusus pada karyawan pun sudah dilaksanakan dengan secara rutin
dan berkala, dikarenakan para tenaga kerja menyadari akan pentingnya
pemeriksaan kesehatan.
4.1.3. Bahan Kimia Berbahaya di lingkungan kerja beberapa aspek sudah mendapat
perhatian seperti penyimpanan B3 yang sudah tepat, akan tetapi pengendalian
limbah akhirnya belum memiliki penampungan tersendiri. Pada bahan
berbahaya yang terdapat di lingkungan kerja beberapa aspek sudah
mendapatkan perhatian seperti penyimpanan B3 yang sudah sesuai namun
terdapat pelebelan yang kurang tepat. Lalu pada limbah bahan berbahaya
belum memiliki penampungan yang sesuai tidak terdapat penampungan limbah
lanjutan.
4.2 Saran
4.2.1. Saran PT. Battery Technolgy Indonesia yaitu untuk memperhatikan label pada
penyimpanan bahan berbahaya B3 agar tepat seusi bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh bahan kimia berbahaya tersebut dan PT. Battery Technolgy
harus memberikan punishment terhadap tenaga kerja yang tidak menggunakan
APD ketika proses produksi sedang terjadi.

4.2.2. Pihak manajemen harus membuat saluran atau tempat penampungan khusus
limbah B3 yang sesuai dengan standar dan membuat penampungan lanjutan

24
agar bahaya dari limbah

25
DAFTAR PUSTAKA
Himpunan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 2022

Modul Pembinaan Calon Ahli K3 Umum Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia


Tahun 2017.

26

Anda mungkin juga menyukai