Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. BATTERY TECHNOLOGY INDONESIA (TWS)
TANGERANG

PENGAWASAN K3 BIDANG : LINGKUNGAN KERJA,


KESEHATAN KERJA, DAN PENGELOLAHAN B3
PEMBINA CALON AHLI K3 UMUM

KELOMPOK 4
1. ANDRY FEBRIANTO R.P.
2. ANNISA ULFA
3. DAIYATUSSHOLIHAH
4. DEBI YULIANA
5. FARAH LUTHFIYAH
6. JAINSEN OVANDI PEOLE
7. MUHAMAD FAJAR SIDIK
8. PUTRI RAWI TAHO
PENYELENGGARA
PT. MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
12 FEBRUARI – 24 FEBRUARI
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan calon ahli K3
Umum di PT. Battery Technology Indonesia (TWS), Kota Tangerang, Banten pada
tanggal 21 Februari 2024. Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, yang
berjudul "PENGAWASAN K3: BIDANG LINGKUNGAN KERJA,
KESEHATAN KERJA, DAN PENGELOLAHAN B3," disusun sebagai bukti
penyelesaian kami terhadap seluruhprogram Ahli K3 Umum. Laporan ini juga
menjadi salah satu persyaratanpenilaian untuk memperoleh gelar Ahli K3
Umum.Laporan praktik kerja lapangan ini merupakan bentuk aplikasi daripelatihan
calon anggota ahli K3 Umum yang dilaksanakan oleh PT. Mutiara Mutu Sertifikasi.

Laporan PKL ini berisikan tentang pengawasan, norma kesehatan,


lingkungan kerja, serta bahan kimia berbahaya yang digunakan pada PT. Battery
Technology Indonesia (TWS) pada kesempatan ini, izin kan kami menyampaikan
rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas
memberikan bantuan dengan dorongan kepada kami dalam menyelesaikan laporan
ini, terutama kepada:

1. Pengawas presentasi sekaligus penguji,


2. Para pemateri dari Kemnaker RI,
3. Seluruh staff dan jajaran PT. Battery Technology Indonesia (TWS)
4. PT. Mutiara Mutu Sertifikasi selaku penyelenggara pembinaan dan sertifikasi
Ahli K3 Umum
5. Seluruh rekan-rekan calon Ahli K3 Umum Batch 341 Jakarta

Kami menyadari bahwa laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini belum
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sangat dihargai guna
meningkatkan kualitas laporan ini.Kami berharap laporan ini dapat menjadi sumber
informasi yang bermanfaat bagi banyak orang, terutama dalam konteks
pengawasan, norma kesehatan, lingkungan kerja, dan penanganan bahan

i
berbahaya, khususnya di lingkungan pabrik PT. Battery Technology Indonesia
(TWS), Kota Tangerang, Banten.

Jakarta, 22 Februari 2024

(TTD)

(Kelompok 4)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ....................................................................................... 2

1.3 Ruang Lingkup .............................................................................................. 3

BAB II KONDISI PERUSAHAAN ..................................................................... 5


2.1 Profil Perusahaan ........................................................................................... 5

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ..................................................................... 7

2.3 Temuan Hasil Observasi ................................................................................ 7

BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH ................................... 10


3.1 Tabel Temuan Positif PT. Battery Technology Indonesia (TWS) .............. 10

3.2 Tabel Temuan Negatif PT. Battery Technology Indonesia (TWS) ............. 22

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 27


4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 27

4.2 Saran ............................................................................................................ 27

LAMPIRAN ......................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Temuan Observasi Lingkungan Kerja ................................................... 7
Tabel 2. 2 Temuan Observasi Kesehatan Kerja ...................................................... 8
Tabel 3. 1 Tabel Temuan Positif ........................................................................... 10
Tabel 3. 2 Tabel Temuan Negatif ......................................................................... 22

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Pabrik PT. Battery Technology Indonesia (TWS) ............................. 5
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Perusahaan ......................................................... 7

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
sebagai pedoman dan payung hukum dalam pelaksanaan K3 di perusahaan, maka
setiap perusahaan wajib menerapkan syarat-syarat keselamatan kerja sesuai dengan
ketentuan tersebut. Salah satu syarat-syarat keselamatan kerja mengatur mengenai
kesehatan kerja dan lingkungan kerja. Berdasarkan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja dan
Permenaker Nomor 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja, maka
diperlukan prosedur kerja yang tepat untuk menjamin keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja di lingkungan Perusahaan.

Sistem Pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan mencegah,


mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan
konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan,
melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi
keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang. Menurut Peraturan
Pemerintah No.Per. 50/PP/2012 Pasal 3 bahwa, setiap perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan mengandung
potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan.
Produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja, seperti peledakan,
kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem
Manajemen K3. Dasar dari tujuan K3 adalah untuk menciptakan kesehatan dan
keselamatan kerja. Oleh karena itu K3 perlu diterapkan di semua tempat kerja.
Menciptakan tempat kerja yang aman dari kejadian kebakaran, peledakan dan
kerusakan yang pada akhirnya merugikan perusahaan.

Mengingat pentingnya kesehatan kerja dan lingkungan kerja, maka


diperlukan upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif yang merupakan
bentuk pelayanan. kesehatan perusahaan yang diberikan kepada para pekerja.

1
Sebagai calon Ahli K3 Umum maka diperlukan kemampuan dalam menganalisa
pelaksanaan K3 di perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, sebagai calon Ahli K3 Umum diperlukan Praktek


Kerja Lapangan untuk mengetahui penerapan K3. Praktek Kerja Lapangan
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, pengalaman, dan keterampilan peserta dalam mempersiapkan diri
memasuki ruang lingkup dan dunia kerja. Kegiatan ini dilakukan agar teori- teori
K3 yang telah diberikan dapat diaplikasikan dengan baik di tempat kerja. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaannya untuk mengetahui
kesesuaian dengan perundang-undangan yang berlaku.

Adapun objek pengawasan kami pada PT Battery Technology Indonesia


(TWS) yaitu mencakup K3 kesehatan kerja, K3 Lingkungan Kerja Dan Bahan
Berbahaya. Praktek Kunjungan Lapangan (PKL) kali ini dilakukan secara langsung
dengan salah satu narasumber PT Battery Technology Indonesia (TWS). Dengan
adanya pelaksanaan PKL ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran awal untuk
menilai potensi Kesehatan Kerja yang ada dan mampu memberikan penilaian
Lingkungan kerja dan Bahaya tersebut. Laporan PKL ini menjadi salah satu
persyaratan dalam mendapatkan sertifikat AK3U Yang di adakan oleh PT Mutiara
Mutu Sertifikasi.

1.2 Maksud dan Tujuan


a. Maksud :
Untuk memenuhi persyaratan tugas akhir dalam pelaksanaa Sertifikasi Calon
Ahli K3 Umum dari Kementerian Tenaga Kerja RI yang diselenggarakan oleh PT.
Mutiara Mutu Sertifikasi.
b. Tujuan
Tujuan pembuatan Laporan di PT. Battery Technology Indonesia (TWS)
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi penerapan program kesehatan kerja di PT. Battery
Technology Indonesia (TWS).
2. Mengidentifikasi faktor bahaya lingkungan kerja di PT. Battery
Technology Indonesia (TWS).

2
3. Mengidentifikasi pengelolahan bahan berbahaya di PT. Battery
Technology Indonesia (TWS).

1.3 Ruang Lingkup


Adapun yang menjadi objek pembahasan yakni mengenai Bidang
Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan Pengelolaan B3 di PT. Battery
Technology Indonesia (TWS), yang dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Februari 2023
pukul 08.00-12.00 WIB. Ruang lingkup Praktik Lapangan Kerja adalah sebagai
berikut:

1. Struktur Organisasi Perusahaan.


2. Aspek-aspek umum yang berkaitan dengan K3.
3. Temuan hasil observasi yang berkaitan dengan bidang Kelembagaan,
Keahlian dan SMK3 di PT. Battery Technology Indonesia (TWS).
4. Penerapan Norma K3 bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan
Pengelolaan B3 di PT. Battery Technology Indonesia (TWS).
5. Penerapan Norma K3 bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja, dan
Pengelolaan B3 di PT. Battery Technology Indonesia (TWS).
6. Penerapan Norma K3 bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan
Kimia Berbahaya di PT. Battery Technology Indonesia (TWS).
1.4 Dasar Hukum
Hasil laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) didasarkan pada peraturan
perundang-undangan sebagai acuan topik pembahasan. Adapun dasar hukum yang
kami gunakan sebagai acuan adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


2. Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.
5. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.
6. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
7. PP No. 8 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja.
8. PP No.74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.

3
9. Permenakertrans No. 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
10. Permenakertrans No. 4 Tahun 1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
11. Permenakertrans No.3 Tahun 1982 tentang Kesehatan Kerja.
12. Permenaker No. 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembinaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
13. Permenakertrans No.2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran
Automatik.
14. Permenakertrans No.2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban
dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan.
15. Permenaker No. 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
Di Tempat Kerja.
16. Permenakertrans No.15 Tahun 2008 tentanf P3K di Tempat Kerja.
17. Permenakertrans No. 8 Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri.
18. Permenaker No. 32 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pemberian Program
Kembali Kerja Serta Kegiatan Promotif dan Kegiatan Preventif Kecelakaan
Kerja dan Penyakit Akibat Kerja.
19. Permenaker No. 48 Tahun 2016 tentang Standar K3 Perkantoran.
20. Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
21. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP.187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
22. Surat edaran menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE 01/MEN/1979
tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.

4
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

Gambar 2. 1 Pabrik PT. Battery Technology Indonesia (TWS)

Nama Perusahaan : PT. Battery Technology Indonesia (TWS)


Bidang Usaha : Pembuat baterai
Alamat : Jl. Arya Kemuning Jl. Raya Cadas - Kukun No.77, Periuk,
Kec. Periuk, Kota Tangerang, Banten 15131
Jumlah Tenaga Kerja :
*) Laki-laki : 37 Jiwa
*) Perempuan : 150 Jiwa
TWS, pemimpin industri yang dinamis dan global dengan fokus pada
penyediaan solusi teknologi baterai berbasis lithium yang inovatif, didirikan pada
tahun 1998. Dengan 25 tahun pengembangan, kami kini telah berkembang menjadi
lebih dari 2.000 karyawan global untuk melayani pasar di seluruh dunia. TWS
selalu mengikuti praktik nilai yang berfokus pada pelanggan dan kami
berkomitmen untuk menyediakan solusi inovatif sebagai tanggapan terhadap
pertumbuhan pesat aplikasi baterai lithium-ion baru.
TWS adalah penyedia solusi penyimpanan energi isi ulang yang dinamis dan
berkembang pesat berbasis Asia. Diakui sebagai pemimpin dalam menyediakan
solusi inovatif untuk aplikasi penyimpanan energi. Kami bertujuan untuk berada di
garis depan perkembangan teknologi baru dalam industri kami. Menjadi pemimpin
pasar dalam Nilai, Kualitas, dan Layanan.
Letak geografis wilayah PT. Battery Technology Indonesia (TWS) adalah sebagai
berikut. :

5
1. Sebelah Utara : Gudang Incoming Oppo
2. Sebelah Timur : PT. Rahmat Untuk Semua
3. Sebelah Selatan : PT. Hobby Sentosa
4. Sebelah Barat : PT. Solid Super Steel
Jam Operasional
Pelaksanaan jam operasional di PT. Battery Technology Indonesia adalah
Senin – Jumat mulai dari pukul 08.00 hingga 17.00 per hari nya
Visi : Menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat.
Misi : Menjadi pemimpin industri dalam solusi energi isi ulang.
Core Values:
1. Team Work
Kami bekerja bersama secara padu dan konsisten, menuju tujuan bersama.
Dengan menciptakan suasana kerja yang positif dan produktif, kami saling
mendukung dan bergantung pada satu sama lain untuk menggabungkan kekuatan
individual guna meningkatkan kinerja tim sambil meningkatkan kemampuan TWS
kami.
2. Pursuit of Excellence
Di TWS, kami selalu. Berjuang untuk Keunggulan. Kami tidak hanya bicara
kosong, kami mengamini perkataan kami. Kami terus menciptakan nilai untuk
pelanggan kami, dan mematuhi prinsip. Selalu ada solusi yang lebih baik, dan oleh
karena itu terus berusaha melampaui diri kami sendiri.
3. Integrity
Kami menghargai dan menjunjung tinggi standar etika yang tinggi dan tidak
akan pernah mengorbankan etika bisnis kami dalam keadaan apa pun. Kami selalu
memberikan apa yang kami janjikan dalam pekerjaan kami dengan jujur, dapat
dipercaya, adil, bertanggung jawab, dan hormat terhadap mitra bisnis kami.
4. Customer Oriented
Kami selalu mempertimbangkan pelanggan kami sebagai prioritas utama
dalam proses pengambilan keputusan kami. Kami memastikan bahwa setiap orang
di perusahaan ini memperlakukan klien kami sebagai prioritas pertama kami.
Berdasarkan prinsip-prinsip ini, kami membangun kemitraan jangka panjang yang
saling menguntungkan dengan klien kami.

6
5. Employee Engagement
Keberhasilan TWS dibangun atas kontribusi dan ketekunan karyawan kami.
TWS telah membangun platform terbuka yang menumbuhkan semangat karyawan
untuk mencapai keunggulan. Bersatu sebagai satu, setiap karyawan di TWS
menyumbangkan hasrat dan usaha mereka dalam setiap pekerjaan yang mereka
lakukan, dan di semua departemen.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Perusahaan

2.3 Temuan Hasil Observasi


Hasil temuan selama observasi di PT. Battery Technology Indonesia (TWS)
dapat dilihat Pada Tabel berikut :
Tabel 2. 1 Temuan Observasi Lingkungan Kerja
No. Temuan Positif Temuan Negatif
PT. BTI terdapat rambu-rambu Terdapat mesin forkli diarea
1. K3 dan poster k3 gudang yang menghalangi jalur
pedestrian
PT. BTI sudah melakukan safety Tumpukan kardus yang tinggi dan
2.
induction di wrapping dengan tipis

7
PT. BTI sudah melakukan prinsip Terdapat tumpukan barang di depan
3.
5R pintu masuk
Seluruh pekerja sudah Terdapat kabel melilit dicharger
4. menggunakan APD ketika berada electrical stracker
diarea kerja
PT. BTI sudah ada safety line di Cairan pembersih Hidrokarbon di
5. area kerja letakan pada lokasi yang tidak
sesuai
6. Tersedia APAR dan Checklist
7. Terdapat Working Instruction
8. Tersedia jalur evakuasi
PT. BTI memiliki tempat
9. penyimpanan bahan kimia
ditempat kerja
PT. BTI memiliki SOP ketika
10. produksi dengan menggunakan
bahan kimia
PT. BTI memiliki MSDS untuh
11.
bahan kimia
PT. BTI sudah lakukan proses
12. pengolahan akhir limbah b3
menggunakan pihak ke-3
PT. BTI sudah lakukan
13. pembuangan limbah b3 secara
terjadwal
PT. BTI belum memiliki petugas
14.
K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia
PT. BTI sudah lakukan proses
15. perfilteran dari bahan berbahaya
yang ada di limbah

Tabel 2. 2 Temuan Observasi Kesehatan Kerja

8
No. Temuan Positif Temuan Negatif
PT. BTI sudah bekerja sama PT. BTI memiliki kotak p3k di aera
dengan klinik untuk upaya lab dan ada checklist inspeksi
1.
pelayanan kesehatan tenaga kerja namun tidak terawat dan tidak
diperbarui
PT. BTI sudah melakukan PT. BTI memiliki kotak P3K di
program pemeriksaan kesehatan area TPS namun dalam kondisi
2.
awal, berkala, maupun khusus tidak terawat
pada tenaga kerja
PT. BTI sudah memiliki asuransi PT. BTI tidak memiliki kotak P3K
yang mengcover apabila ada di area warehouse
3. terjadi kecelakaan di tempat kerja
(BPJS untuk Staff dan Asuransi
Allianz untuk posisi Manager)
PT. BTI sudah lakukan worklife
balance (Badminton rutin setiapa
4.
hari jumat dan Futsal rutin setiap
hari minggu
PT. BTI sudah memiliki tenaga
5. kerja yang memiliki lisensi ahli
P3K
Perusahaan telah menyediakan
ruang khusus untuk laktasi yang
6.
rapi dan bersih bagi pekerja
wanita yang sedang menyusui

9
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Tabel Temuan Positif PT. Battery Technology Indonesia (TWS)

Tabel 3. 1 Tabel Temuan Positif


Temuan Positif
Analisis
No. Gambar Temuan Landasan Hukum
Dampak Manfaat Rekomendasi
Positif
A. Bidang Lingkungan Kerja
1 PT. BTI Dengan adanya Perusahaan wajib UU No.1 Tahun 1970
terdapat rambu K3 dapat memasang rambu tentang Keselamatan Kerja
rambu-rambu menjadi pengingat K3 sesuai dengan
K3 dan poster bagi para pekerja standar
k3

Gambar 1 Rambu K3

10
2 PT. BTI sudah Untuk Perusahaan wajib UU No.1 Tahun 1970
melakukan mengkomunikasikan melakukan safety tentang Keselamatan Kerja
safety bahaya- bahaya yang induction Pasal 9 (1 dan 2)
induction terdapat selama
pekerjaan/kunjungan,
sehingga diketahui
tindakan
pengendalian
Gambar 2 Safety Induction
terhadap bahaya
tersebut
3 PT. BTI sudah Meningkatkan diharapkan Standar OHSAS 18001
melakukan produktivitas karena perusahaan terus (Ocupational Health and
prinsip 5R pengaturan tempat menerapkan Safety Assessment Series)
kerja yang lebih prinsip
efisien. 5R di area kerja
Meningkatkan
kenyamanan karena
tempat kerja selalu
Gambar 3 5R
bersih dan menjadi
luas/lapang.

11
Mengurangi bahaya
di tempat kerja
karena kualitas
tempat kerja yang
bagus/baik
4 Seluruh Alat pelindung diri Semua orang Permenakertrans No. 8
pekerja sudah (APD) dibutuhkan yang berada Tahun 2010 Pasal 6 (1)
menggunakan oleh para pekerja ditempat kerja
APD ketika untuk menjaga wajib
(Gambar tidak terlampir)
berada diarea keamanan dan menggunakan
kerja keselamatan di APD
lingkungan kerja
yang penuh risiko
5 PT. BTI sudah untuk memberi Perusahaan wajib UU No.1 Tahun 1970
ada pembatas peringatan akan suatu melakukan tentang Keselamatan Kerja
jalan area bahaya atau area pengadaan safety
(Gambar tidak terlampir) kerja terlarang yang tidak sign
boleh dilewati oleh
pihak yang tidak
berkepentingan

12
6 Tersedia untuk mencegah dan Perusahaan wajib Permenakertrans No. 4
APAR dan memadamkan menyediakan Tahun 1980 Tentang
Checklist kebakaran yang APAR diarea Syarat-syarat Pemasangan
masih kecil kerja dan Pemeliharaan APAR

Gambar 4 APAR
7 Terdapat Membangun pekerja dapat PP No.50 Tahun 2012
Working Pengetahuan Dasar. mengetahui Pasal 11 pekerja dapat
Instruction Dengan instruksi adanya working mengetahui adanya
kerja yang jelas, instruction di working instruction di
memudahkan setiap stasiun setiap stasiun kerja.
(Gambar tidak terlampir) karyawan untuk kerja.
membangun
pengetahuan dasar
tentang perusahaan.
Karyawan akan
memahami
bagaimana cara kerja

13
perusahaan dan apa
yang diinginkan
perusahaan untuk dia
lakukan
8 Tersedia jalur untuk mengevakuasi perusahaan Undang-Undang No. 28
evakuasi para pekerja ke memperhatikan Tahun 2002 tentang
tempat aman apabila dan menjaga Bangunan Gedung
di dalam sebuah tulisan agar terus
proyek terjadi hal-hal terlihat pekerja
Gambar 5 Penanda Jalur Evakuasi yang tidak diinginkan
9. Terdapat loker Pekerja akan merasa Penyediaan loker Permenaker No. 08 Tahun
karyawan aman dan nyaman penyimpanan 2010 pasal 7 ayat 2 huruf C
yang untuk meninggalkan APD berguna pengusaha atau pengurus
digunakan barang pribadi untuk wajib menyediakan tempat
untuk mereka pada saat memudahkan penyimpanan alat
menyimpan bekerja karyawan jika pelindung diri
barang pribadi ingin menyimpan
Gambar 6 Loker pekerja APD dengan rapi,
bersih, serta

14
mudah ditemukan
oleh para pekerja
10. PT. BTI Pekerja aman dari penyimpanan PP No.74 Tahun 2001
memiliki bahan-bahan kimia bahan kimia agar Tentang Pengelolaan
tempat tidak bahan berbahaya dan
penyimpanan terkontaminasi beracun
bahan kimia dengan bahan lain
ditempat kerja dan
memberikan label

Gambar 7 Penyimpanan Bahan Kimia


11. PT. BTI Memberikan Pengusaha atau PP No.74 Tahun 2001
memiliki prosedur yang tepat pengurus yang Tentang pengelolaan
MSDS saat bekerja dan menggunakan, bahan berbahaya dan
menggunakan bahan menyimpan, me beracun pasal 11
kimia makai ,produksi, NO.KEP.187./MEN/1999,
dan mengangkut Pasal 3 Huruf A
bahan kimia Pengendalian bahan kimia
Gambar 8 Safety Data Sheet
berbahaya berbahaya di tempat kerja

15
ditempat kerja
wajib
mengendalikan
bahan kimia
berbahaya untuk
mencegah
terjadinya
kecelakaan kerja
dan penyakit
akibat kerja
B. Bidang Kesehatan Kerja
PT. BTI sudah Kerjasama dengan Perusahaan wajib Undang-undang No.23
bekerja sama klinik, karyawan memiliki Tahun 1992 tentang
dengan klinik dapat segera kerjasama dengan Kesehatan Pasal 23
untuk upaya mendapatkan fasilitas
1. (Gambar tidak terlampir) pelayanan perawatan yang kesehatan
kesehatan dibutuhkan tanpa
tenaga kerja harus pergi ke
fasilitas kesehatan
eksternal

16
PT. BTI sudah Pemeriksaan Perusahaan wajib Permenakertrans No.2
melakukan kesehatan sebagai melakukan Tahun 1980 Tentang
program data medis yang pemeriksaan Pemeriksaan Kesehatan
pemeriksaan dapat digunakan kesehatan awal, Tenaga Kerja dalam
2. (Gambar tidak terlampir) kesehatan untuk pengajuan berkala, maupun Penyelenggaraan
awal, berkala, kompensasi dan khusus pada Keselamatan Kerja
maupun mempermudah tenaga kerja
khusus pada menyelesaikan
tenaga kerja tentang PAK
PT. BTI sudah Memberikan Perusahaan wajib Undang-Undang Nomor
memiliki perlindungan menyediakan 40 Tahun 2014 Tentang
asuransi yang terhadap berbagai asuransi bagi para Perasuransian
mengcover risiko kerugian yang tenaga kerja.
3. (Gambar tidak terlampir)
apabila ada bisa muncul secara
terjadi tak terduga dan diluar
kecelakaan di harapan
tempat kerja

17
PT. BTI sudah Karyawan yang Diharapkan Undang-undang Nomor 2
lakukan mengalami work-life perusahaan terus Tahun 2022 tentang Cipta
worklife balance akan lebih melakukan Kerja Pasal 79 Ayat 2
balance termotivasi, worklife balance
(Badminton produktif, dan efisien
4.
rutin setiapa dalam bekerja
hari jumat dan sehingga dapat
Futsal rutin berhasil mencapai
setiap hari tujuan atau target
Gambar 9 Galery Activitis
minggu
PT. BTI sudah Memberikan Perusahaan wajib Permenakertrans No. 15
memiliki kepercayaan diri dan memiliki tenaga tahun 2008 tentang
tenaga kerja pengetahuan yang kerja yang Pertolongan Pertama pada
yang memiliki diperlukan untuk berlisensi ahli Kecelakaan di tempat kerja
5.
lisensi ahli memberikan P3K
P3K perawatan awal yang
Gambar 10 Lisensi Ahli P3K efektif dan tepat
dalam situasi darurat

18
Penyediaan pekerja bekerja perusahaan selalu 1. Undang-undang No.1
APD (Masker, dengan aman dan wajib tahun 1970.
Sarung tangan nyaman serta memberlakukan a. Pasal 3 ayat (1) butir
latex, dan terhindar dari potensi penyediaan APD f: Dengan peraturan
Kacamata bahaya di tempat untuk tenaga perundangan
safety) untuk kerja kerja ditetapkan syarat-
membuka rekomendasi : syarat untuk
tangki perusahaan selalu memberikan APD
penyimpanan wajib b. Pasal 9 ayat (1) butir
bahan kimia memberlakukan c: Pengurus
6.
pada penyediaan APD diwajibkan
Gambar 11 APD warehouse untuk tenaga kerja menunjukkan dan
menjelaskan pada
tiap tenaga kerja
baru tentang APD.
Permenakertrans
2. No.Per.03/MEN/1982
Pasal 2 butir I
menyebutkan
memberikan nasehat

19
mengenai perencanaan
dan pembuatan tempat
kerja, pemilihan alat
pelindung diri yang
diperlukan dan gizi
serta penyelenggaraan
makanan ditempat kerja
PT. BTI telah P2K3 dapat Sebaiknya HSE 1. Permenaker No. 4
memiliki membantu dalam perusahaan telah tahun 1987 tentang
Panitia melaksanakan terferifikasi Ahli Panitia Pembinaan
Pembinaan program K3 di K3 Umum Keselamatan dan
Keselamatan perusahaan dengan Kesehatan Kerja pasal
dan Kesehatan melibatkan Ahli K3 2 ayat 2
7. (Gambar tidak terlampir)
Kerja serta sebagai pengawas 2. Permenaker No. 2
Ahli K3 Yang dan pelaksana K3 tahun 1992 tentang
tersertifikasi Tata Cara
dan HSE Penunjukkan,
sebanyak 2 Kewajiban dan
Orang Wewenang Ahli

20
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Perusahaan Pekerja perempuan Mempertahankan Peraturan Menteri
telah yang sedang adanya ruangan Kesehatan Republik
menyediakan menyusui akan laktasi bagi Indonesia Nomor 15
ruang khusus mendapatkan wanita Tahun 2013 Tentang Tata
untuk laktasi ruangan khusu dan Cara
yang rapi dan tidak terjadinya izin Penyediaan Fasilitas
8. bersih bagi pulang untuk Khusus
pekerja wanita menyusui dan Menyusui Dan/Atau
yang sedang anaknya Memerah Air Susu Ibu
menyusui mendapatkan ASI Pasal 1

Gambar 12 Ruang Laktasi Eksekutif walaupun


ibunya sedang
bekerja

21
3.2 Tabel Temuan Negatif PT. Battery Technology Indonesia (TWS)

Tabel 3. 2 Tabel Temuan Negatif


Temuan Negatif
No. Gambar Temuan Analisis Dampak Potensi Bahaya yang Landasan Hukum
Rekomendasi
Negatif Terjadi
A. Bidang Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya
Terdapat kabel yang pekerja bisa pekerja seharusnya Permenaker No.5 Tahun
menguntai pada mesin kesandung bisa mengecek 2018 pasal 44 tentang
produksi dikarenakan kabel terlebih dahulu jika keselamatan dan
1. (Gambar tidak terlampir)
yang menguntai ada kabel yang kesehatan kerja
menguntai di sekitar lingkungan kerja
area produksi
Jalur evakuasi dan jika terjadi bahaya perusahaan wajib UU No. 28 Tahun 2002
simbol evakuasi tidak kebakaran dan tanda memperhatikan pasal 30 tentang
terlihat jelas dan jalur peringatan jalur sekitar area bangunan gedung
2. (Gambar tidak terlampir) yang sempit pada lab evakuasi tidak terlihat mengenai tanda
jelas maka pekerja rambu k3 salah satu
bisa terrjebak di nya jalur evakuasi
ruangan tersebut karena penting bagi

22
pekerja jika ada
terjadi potensi
bahaya ditempat
kerja
Terdapat Hand Pallet pekerja di warehouse penjaga warehouse Permenaker No.5 Tahun
diarea gudang yang bisa kesandung seharusnya 2018 pasal 44 tentang
dapat menghalangi dengan adanya memindahkan alat keselamatan dan
3. jalur pedestrian peletakkan yang tidak hand pallet ke tempat kesehatan kerja
di taruh ditempatnya yang sudah di lingkungan kerja
sediakan

Gambar 13 Hand pallet


Terdapat tumpukan pekerja yang seharusnya material Permenaker No.5 Tahun
barang di depan pintu memasuki area kerja tersebut di letakkan 2018 pasal 44 tentang
masuk tidak mengetahui ditempat yang aman keselamatan dan
adanya material di agar pekerja aman kesehatan kerja
4. depan pintu masuk dan nyaman saat lingkungan kerja
maka mengakibatkan bekerja
bahaya kesandung dan
Gambar 14 Tumpukan material berantakan
barang depan pintu masuk

23
Postur tubuh pekerja Postur tubuh pekerja Memberikan Peraturan Menteri
tidak ergonomis dan yang buruk pelatihan kepada Ketenagakerjaan RI No 5
menimbulkan PAK (membungkuk) dapat pekerja mengenai tahun 2018 tentang
membuat sakit postur tubuh yang Keselamatan dan
5.
punggung dan sakit baik saat bekerja Kesehatan Kerja
leher Lingkungan Kerja pasal
Gambar 15 Posisi pekerja
23
yang tidak ergonomis
Jika pencahayaan di Ruangan yang redup Pemasangan lampu Peraturan Menteri
ruangan gudang redup dapat mengakibatkan harus sesuai dengan Ketenagakerjaan RI No 5
maka akan pekerja yang sulit ketentuan tahun 2018 tentang
menimbulkan sulitnya untuk mencari barang Keselamatan dan
6.
untuk mencari barang di Gudang dan Kesehatan Kerja
kecelakaan akibat Lingkungan Kerja pasal
kerja 23
Gambar 16 Warehouse
B. Bidang Kesehatan Kerja
Kotak P3K pada area Mencegah keparahan Perusahaan wajib Permenakertrans No. 15
(Gambar tidak terlampir)
1. lab tidak terawat dan cedera, mengurangi memiliki kotak P3K tahun 2008 tentang
tidak di perbarui penderitaan dan Pertolongan Pertama

24
mengenai data dan bahkan pada Kecelakaan di
produk didalamnya menyelamatkan tempat kerja
nyawa korban
Kotak P3K pada area Mencegah keparahan Perusahaan wajib Permenakertrans No. 15
TPS tidak terawat dan cedera, mengurangi memiliki kotak P3K tahun 2008 tentang
di perbarui mengenai penderitaan dan Pertolongan Pertama
2. (Gambar tidak terlampir)
data dan produk bahkan pada Kecelakaan di
didalamnya menyelamatkan tempat kerja
nyawa korban
Tidak terdapat kotak Mencegah keparahan Perusahaan wajib Permenakertrans No. 15
P3K pada area cedera, mengurangi memiliki kotak P3K tahun 2008 tentang
warehouse penderitaan dan Pertolongan Pertama
3. (Gambar tidak terlampir)
bahkan pada Kecelakaan di
menyelamatkan tempat kerja
nyawa korban
Tidak terdapat Membilas area tubuh Sebaiknya Permenkes No. 66 Tahun
emergency water pada yang terkena bahan perusahaan 2016 Tentang K3RS
4. (Gambar tidak terlampir) area warehouse kimia menyediakan pasal 15
(tempat penyimpanan emergency water di
bahan kimia) lokasi yang

25
berhubungan dengan
bahan kimia.

26
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi lapangan yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik
kesimpulan, sebagai berikut:
1. Penerapan norma K3 pada PT. Battery Technology Indonesia dapat dikategorikan
memenuhi standar dan telah dijalankan dengan baik. Namun, dari hasil peninjauan
lapangan masih didapatkan beberapa temuan negatif yang bersifat minor dan masih
dapat dibenahi.
2. Dari hasil temuan negatif yang kami peroleh terdapat beberapa hal yang perlu
ditingkatkan dan diperbaiki agar kinerja K3 di Perusahaan BTI, dimaksimalkan
dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Saat observasi masih ditemukan juga beberapa temuan negatif seperti penempatan
hand pallet yang tidak pada tempatnya dan terdapat tumpukan barang didepan pintu
masuk. Temuan-temuan tersebut masih dapat diperbaiki dan perlu ditingkatkan
dalam hal Keselamatan da. Kesehatan Kerja.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam praktik kerja lapangan dengan
penerapan norma K3 di PT. Battery Technology Indonesia. Saran yang dapat kami
berikan diantaranya:
1. Meletakkan alat ataupun mesin pada tempatnya.
2. Memastikan safety sign tidak tertutup oleh benda lain
3. Melengkapi kotak P3K sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.

27
LAMPIRAN

Lampiran 1 Kegiatan Kerja Praktik di PT. BTI (TWS)

Lampiran 2 Penggunaan APD di Laboratorium

28
DAFTAR PUSTAKA

UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 9 (1 dan 2).

Standar OHSAS 18001 (Ocupational Health and Safety Assessment


Series).

Permenakertrans No. 8 Tahun 2010 Pasal 6 (1).

UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Permenakertrans No. 4 Tahun 1980 Tentang Syarat-syarat Pemasangan


dan Pemeliharaan APAR.

PP No.50 Tahun 2012 Pasal 11 pekerja dapat mengetahui adanya working


instruction di setiap stasiun kerja.

Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

Permenaker No. 08 Tahun 2010 pasal 7 ayat 2 huruf C pengusaha atau


pengurus wajib menyediakan tempat penyimpanan alat pelindung diri.

PP No.74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.

PP No.74 Tahun 2001 Tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun


pasal 11.

NO.KEP.187./MEN/1999, Pasal 3 Huruf A Pengendalian bahan kimia


berbahaya di tempat kerja

Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 23.

Permenakertrans No.2 Tahun 1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan


Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta


Kerja Pasal 79 Ayat 2.

29
Permenakertrans No. 15 tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di tempat kerja.

Undang-undang No.1 tahun 1970.

No.Per.03/MEN/1982 Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat


mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri
yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja.

Permenaker No. 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembinaan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja pasal 2 ayat 2

Permenaker No. 2 tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukkan, Kewajiban


dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Permenkes No. 66 Tahun 2016 Tentang K3RS pasal 15.

Permenakertrans No. 15 tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama pada


Kecelakaan di tempat kerja.

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No 5 tahun 2018 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja pasal 23.

UU No. 28 Tahun 2002 pasal 30 tentang bangunan gedung.

30

Anda mungkin juga menyukai