Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI

PT SOLUSI BANGUN ANDALAS


JALAN UJUNG BARU PELABUHAN BELAWAN, MEDAN BELAWAN KOTA 20411
SUMATERA UTARA

PENGAWAS K3 BIDANG PESAWAT UAP, PENGAWAS K3 BIDANG BEJANA TEKAN


DAN PENGAWAS K3 BIDANG MEKANIK

KELOMPOK IV BATCH 62
1. Didi Wahyudi (Ketua)
2. Teguh Satrio (Wakil)
3. Ita Rahfika Yani (Sekretaris)
4. Agung Setiawan (Anggota)
5. Muhamad Irfan (Anggota)
6. Reza Fairus (Anggota)
7. Desah Refianda (Anggota)

PENYELENGGARA
PT. BINA SELAMAT VERITAS
21 AGUSTUS s/d 2 SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan Rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan mengenai pengawasan
K3 Mekanik, K3 Pesawat Uap dan K3 Bejana Tekan di PT Solusi Bangun Andalas, yang
berada di Kota Medan tepatnya pada Jalan Ujung Baru Pelabuhan Belawan, Medan Belawan
Kota 20411 Sumatera Utara. Laporan ini dimaksudkan sebagai persyaratan yang harus Kami
lakukan dalam Pelatihan dan Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum. Laporan ini dibuat berdasarkan
observasi langsung pada PT. Solusi Bangun Andalas. terkait bidang lingkungan kerja,
kesehatan kerja, bahan berbahaya dan beracun di PT. Solusi Bangun Andalas. Penyusunan
laporan disusun agar dapat diterima oleh Tim Penguji dan rekan Pembinaan serta Sertifikasi
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) Umum Bacth 62.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dan Ibu para Pembina K3 dari Kementrian Tenaga Kerja Republik Indonesia
2. Bapak dan Ibu para Pengajar/Instruktur dari Dinas Tenaga Kerja
3. Tim PJK3 dari PT. Lima Prima Solusindo sebagai Penyelenggara
4. PT. Solusi Bangun Andalas yang telah bersedia memberikan izin dan membantu
kami dalammelakukan observasi lapangan secara langsung.
5. Rekan-rekan Pembinaan dan Sertifikasi Calon AK3U Batch 62 dan semua pihak
yang telahmembantu hingga selesainya penulisan laporan ini.

Kritik dan saran terhadap penulisan laporan sangat kami harapkan untuk perbaikan
kedepan dan kemanfaatan Laporan ini terhadap keilmuan kami khususnya serta Program K3
secara umum.
Terimakasih
Medan, 30 Agustus 2023
Team Penyusun

Kelompok-4
AK3U Batch 62

i
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI .................................................................. i


PT SOLUSI BANGUN ANDALAS ................................................................................................... i
PENGAWAS K3 BIDANG PESAWAT UAP, PENGAWAS K3 BIDANG BEJANA TEKAN DAN
PENGAWAS K3 BIDANG MEKANIK ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2 Maksud Dan Tujuan ............................................................................................................. 3
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ........................................................................................... 4
1.4 Dasar Hukum Pembahasan .............................................................................................. 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................................................................... 5
2.1 Sejarah Perusahaan ............................................................................................................... 5
2.2 Flow Chart ............................................................................................................................ 6
2.3 Visi Dan Misi Perusahaan ................................................................................................ 7
2.4 Struktur Organisasi .......................................................................................................... 7
BAB III ............................................................................................................................................ 9
PERMASALAHAN DI LAPANGAN ............................................................................................ 9
3.1 Kondisi Perusahaan .......................................................................................................... 9
BAB IV ............................................................................................................................................ 10
PENUTUP ........................................................................................................................................ 10
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 10
4.2 Saran ...................................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diwujudkan dengan semakin banyaknya


penggunaan mesin-mesin modern, peralatan produksi, bahan produksi atau bahan berbahaya.
Adopsi teknologi dan penggunaan bahan-bahan tersebut tidak selalu sesuai dengan keahlian dan
keterampilan tenaga kerja yang menggunakannya. Semakin kompleks peralatan dan penerapan
teknologi, semakin kompleks pula proses industrinya, sehingga semakin tinggi pula tingkat
bahaya yang timbul secara langsung maupun tidak langsung serta dampaknya terhadap tenaga
kerja dan lingkungan.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dalam ruang lingkup suatu perkerjaan. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya penting
bagi pekerja, tetapi juga dapat menentukan efektivitas dan produktivitas suatu pekerjaan.
Mengingat pentingnya keselamatan tenaga kerja dan lingkungannya, maka diperlukan
adanya perlindungan dan tindakan pencegahannya. Untuk itu pemerintah mengeluarkan berbagai
peraturan untuk kesehatan dan keselamatan kerja seperti UU no 1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja, Permenaker RI No. 08/MEN/2020 tentang Pesawat Angkat Angkut dan
Permenaker RI No 38/MEN/2016 yang berbicara tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
Pada makalah kali ini, kelompok kami mendapat tugas observasi dalam pengawasan norma
K3 Mekanik, Pesawat Angkat dan Angkut, Pesawat Tenaga dan Produksi, serta Bejana Tekan.
Di mana para calon Ahli K3 Umum melakukan Praktek Kerja Lapangan secara virtual dengan
menonton video yang telah disediakan dan melakukan obsevasi serta dapat melihat penerapan.
Persyaratan dan pembinaan, keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Solusi Bangun Andalas
yang meliputi Pengawas K3 bidang Mekanik, K3 bidang Pesawat Uap dan K3 bidang Bejana
Tekan.

1.2 Maksud Dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya pelatihan dan observasi langsung adalah:
1. Para calon Ahli K3 Umum dapat memahami peraturan perundang-undangan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) ditempat kerja
2. Para Calon Ahli K3 Umum dapat memahami Pengawas K3 Langsung mengenai K3
Mekanik, Pesawat Angkat dan Angkut, Pesawat Tenaga dan Produksi, serta Bejana Tekan.
3. Memberikan Pengetahuan, keterampilan serta kesadaran peran calon Ahli
K3 umum dalam menjaga keselamatan kerja di tempat kerja
4. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 di tempat kerja, sehingga para calon K3
umum dapat menerapkan keahlian diperusahaan tempatnya bekerja.
5. Sebagai Dasar dan persyaratan untukdapatmenempuh sertifikasi sebagai Ahli K3 Umum.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan


Adapaun ruang lingkup yang dalam penyusanan makalah AK3U ini meliputi beberapa
bidang antara lain:
1. Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Meliputi identifikasi potensi bahaya serta pengawasan terhadap kelengkapan administrasi
pada bejana tekan yang ada.
2. Bidang K3 Mekanik
Meliputi identifikasi potensi bahaya serta pengawasan terhadap kelengkapan administrasi
pada bidang mekanik yang meliputi Peawat Tenaga dan Produksi serta Pesawat Angkat
Angkut.

1.4 Dasar Hukum Pembahasan


Dalam melakukan observasi K3 pada PKL ini tentunya didasari oleh hukum yang
tercantum dalam peraturan perundangan yang berlaku. Berikut dasar hukum yang menjadi acuan
selama kegiatan Observasi AK3U Sebagai Berikut.
a. Dasar Hukum Pesawat Uap dan Bejana Tekan
 Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Undang-undang Uap 1930
 Pesawat Uap Tahun 1930
 Permen No.01/Men/1982 tentang Klasifikasi Juru Las
 Permen No.01/Men/1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap.
 Permen No.37/Men/2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun
b. Dasar Hukum K3 Mekanik
 Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Permen No.38/Men/2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan
Produksi
 Permen No.08/Men/2020 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pesawat angkat dan
angkut
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT. Solusi Bangun Andalas (PT. SBA) merupakan anak perusahaan PT. Solusi
Bangun Indonesia Tbk (PT. SBI) yang berlokasi Lhoknga, Aceh Besar, Indonesia. PT SBA
sebelumnya bernama P T . Lafarge Cement Indonesia (PT. LCI) merupakan sebuah perusahaan
yang memproduksi semen. Diawali dengan nama pertama yaitu PT. Semen Andalas Indonesia (PT.
SAI) yang dirintis oleh PT. Rencong Aceh Semen. Berdiri pada tanggal 11 April 1980
setelah melakukan studi kelayakan sejak tahun 1976 sampai dengan 1979. Dalam mendirikan
pabrik, P T . Rencong Aceh Semen bekerjasama dengan perusahaan Blue Circles Industries
dari Inggris dan Cementia Holding A.G dari Swiss. Pada tanggal 11 April 1995, PT. Rencong
Aceh Semen dan Blue Circles Industries Ltd mengundurkan diri sebagai pemegang
saham. Selanjutnya pada tanggal 14 April 1995 saham PT. SBA dipegang oleh PT. Mandraka
Buana Sakti, PT. Inter Mantra Comperta, PT. Tridaya Upaya Manunggal dan PT. International
Finance Corporation.
Keseluruhan saham yang dimiliki sebesar 34,65%. Saham 6 3 , 3 5 % d i p e g a n g
o leh Ce me nt ia Ho ld ing Switzer land Commwealth Development Coorporation(
U S A ) Deuthscheinvertitio and enterwicklugs Gesselschal4rrrf MBH (German) dan Marine
Cement Limited. Pada akhir tahun 1996 saham PT. SBA dibeli oleh Lafarge dari Perancis
sebesar 72,4% dan menjadi 100% pada tahun 1999-2016. Pemindahan saham dari Cementia
Holding A.G kepada Lafarge dikarenakan ditutupnya kran ekspor semen ke beberapa
Negara. Hal ini karena permint aan pasar yang menurun mengakibatkan angka penjualan
menjadi rendah dari tahun sebelumnya. Setiap tahunnya PT. LCI memproduksi semen jauh
melebihi target, seiring dengan kemajuan itu kesejahteraan dan keselamatan karyawan juga semakin
diperhatikan. Setelah bencana gempa & tsunami pada 26 Desember 2004 lalu, sebagian peralatan
pabrik hancur dan sebagian karyawan PT. SBA juga menjadi korban. Sehingga pada tahun
2005 PT. SBA melakukan re-kontruksi peralatan yang rusak akibat gempa dan tsunami. Selama re-
kontruksi, PT. SBA mengganti nama pabrik dari PT. SAI menjadi PT. LCI. Pada awal tahun 2009
PT. SBA kembali beroperasi untuk memenuhi permintaan semen lokal yang tinggi. Beberapa
peralatan pabrik masih dalam tahap start up sehingga produksi pabrik masih dibawah target. Untuk
me me nuhi kebut uhan semen, pihak PT. SBA mendat ang kan Clinkerdari Malaysia.
Pada tahun 2010 pabrik semen PT. SBA kembali beroperasi dengan normal sehingga target
produksi dari PT. SBA untuk kebutuhan lokal dan ekspor sudah dicapai. PT. SBA berusaha
untuk menghidupkan kembali pabrik dengan baik hingga tahun 2010 telah ditanamkan
saham sebesar 300 juta dolar. Pada bulan November tahun 2010, PT. SBA mampu
memproduksi semen dengan renovasi dan karya cipt a yang baru.
Kemudian pada tahun 2019 PT. Lafarge Cement Indonesia berganti nama PT. Solusi
Bangun Indonesia (SBI) dan memiliki anak perusahaan bermana PT. Solusi Bangun Andalas yang
mulai beroperasi pada tanggal 11 Februari 2019. PT. Solusi Bangun Andalas (SBA) adalah unit
pergantongan semen terbesar di Indonesia dan termasuk bagian dari Semen Indonesia Group
(SIG). Perusahaan ini terletak di Jl. Ujung Baru Pelabuhan Belawan. Perusahaan ini merupakan
perusahaan yang memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan terdepan dengan kinerja terbaik
dalam industri yang bergerak di bidang pengemasan untuk pengadaan bahan material bangunan.
Hasil produksi yang dihasilkan PT. Solusi Bangun Andalas yaitu Semen Andalas dengan
penghasilan sebanyak 1,6 juta ton semen tiap tahunnya. PT. SBA mempunya lima terminal
pemasaran, diantaranya: Aceh Besar, Lhokseumawe, Medan, Pulau Batam dan Dumai.
PT. SBA memiliki jumlah karyawan sebanyak 111 karyawan yang terdiri dari Reporting, Analisis
dan Support, Kontraktor dan Security. Pekerjaan ini dibagi menjadi dua shift kerja. Perusahaan ini
memiliki panjang dan kedalaman dermaga sekitar 120 m & 6,5 m. Produk yang dipasarkan berupa
Andalas 40kg PCC, 50kg OPC, dan Curah Padang 40kg PCC dan Curah.

2.2 Flow Chart

Gambar 2.2 Flow Chart Proses Produksi PT. Solusi Bangun Andalas
2.3 Visi Dan Misi Perusahaan
Visi PT Solusi bangun Andalas adalah sebagai berikut :
Menjadi pemimpin sejati di bidang bahan bangunan dengan cara menjadi yang terbaik melalui
pertumbuhan yang cepat dengan memberikan nilai tambah dan mencapai kepemimpinan pasar
global di dalam usaha lokal melaui prinisi pengelolaan “Multi Lokal”.
Adapun visi PT Solusi bangun Andalas adalah sebagai berikut :
1. Menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi pembangunan berkesinambungan untuk
masyarakat dan ramah lingkungan.
2. Lebih memprioritaskan masyarakat sekitar untuk memperoleh pekerjaan-pekerjaan
kontrak yang sesuai dengan kompetensinya.
3. Melindungi lingkungan hidup dan membantu kebutuhan masyarakat sekitar dalam hal
pendidikan, kesehatan, pengembangan ekonomi, serta sosial dan keagamaan, yang
sangat penting.

2.4 Struktur Organisasi


PT. Solusi Bangun Andalas memiliki struktur organisasi perusahaan dan Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sebagai badan pembantu di tempat kerja yang
merupakan wadah kerja sama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama
saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
(Permenaker No. 04 tahun 1987). Berikut struktur organisasi PT. Solusi Bangun Andalas:

Gambar 2.4 Sturktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi P2K3 diketuai oleh Alwin Husaini selaku Direktur Utama yang memiliki
peran pengambil keputusan tertinggi, Sekretaris P2K3 yaitu Hakiki Hadi yang sudah memiliki
sertifikat Ahli K3 Umum lalu anggota dari wakil perusahaan dan wakil tenaga kerja, berikut
struktur P2K3 dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut ini :
No Jabatan Dalam Pengurus P2K3 Nama
1 KETUA ALWIN HUSANI
2 SEKRETARIS HAKIKI HADI
3 PELAKSANA HARIAN JUHERI
4 ANGGOTA SRI KURNIAWATI
5 ANGGOTA YUSMANSYAH
6 ANGGOTA RAMLII
7 ANGGOTA MISLI
8 ANGGOTA AMRIZAL
9 ANGGOTA KOKO WIGUNA
BAB III
PERMASALAHAN DI LAPANGAN

3.1 Kondisi Perusahaan.


Beberapa hasil pengamatan dan observasi di perusahaan PT. Solusi Bangun Andalas kami dapat mengolongkannya menjadi dua yaitu temuan
positif dan temuan negatif. Dalam temuan positif berisi tentang hal-hal terkait perusahaan yang diobservasi dinilai sudah menjalakan nilai-nilai K3
sesuai dengan dasar hukum yang berlaku, Sedangkan untuk temuan negatif sebaliknya. Berikut merupakan hasil pengamatan dan observasi didapat
berdasarkan dari vidio dan data yang telah diberikan, antara lain:
A. Temuan Positif
No. Lokasi Dokumentasi Temuan Analisa Rekomendasi/Sasa Peraturan Perundangan
Potensi ran
Bahaya
1. PT. Operator Jika tidak mempunyai Pemeriksaan UU No 1 Tahun 1970
Solusi Forklift ijin mengoperasikan kepada operator Undang-Undang tentang Keselamatan
Bangun berlisensi & forklift dapat Kerja Permen 8 tahun 2020 Pasal 1
Andalas memiliki sio menimbulkan kerugian ayat 16 Operator adalah Tenaga Kerja
yang aktif dan kecelakaan kerja yang mempunyai kemampuan dan
karena tidak tahu memiliki keterampilan khusus
bagaimana standar dalam pengoperasian Pesawat Angkat dan
prosedur di lingkungan Pesawat Angkut.
kerja
2. PT. Adanya Penggunaan Forklift Melakukan uji UU No 1 Tahun 1970
Solusi APAR di yang lama riksa berkala Undang-Undang tentang Keselamatan Kerja
Bangun Forklift mengakibatkan mesin APAR Permen 8 tahun 2020 Pasal 72 ayat 4b
(1) Kabin Operator harus: a. dirancang
Andalas panas dan dengan
untuk memudahkan pandangan Operator
adanya mesin panas
pada daerah pengoperasian; b. dilengkapi
dapat menjadi dengan atap pelindung yang dapat
pemicu terjadinya melindungi Operator dari perubahan cuaca

kebakaran dan kemungkinan tertimpa suatu benda; dan


c. dilengkapi sabuk pengaman yang mampu
menahan tekanan kejut.

(2) Ruang pengoperasian yang menyatu


dengan Pesawat Angkut harus: a.
mempunyai tempat atau panel untuk
penempatan alat pengendali pengoperasian;
b. dilengkapi Alat Pelindungan; dan c.
memberikan kenyamanan dan kemudahan
aktivitas atau gerak Operator.

(3) Ruang kontrol harus: a. berada di dekat


Pesawat Angkut untuk memudahkan
pemantauan operasi kecuali untuk lokomotif
dan konveyor; dan b. memiliki ventilasi dan
penerangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan atau standar
yang berlaku.

(4) Kabin Operator, ruang pengoperasian,


atau ruang kontrol harus dilengkapi: -39- a.
tanda peringatan larangan masuk bagi orang
yang tidak berwenang; dan b. alat pemadam
api ringan sesuai dengan ketentuan
peraturan pcrundang-undangan atau standar
yang berlaku. Pasal 73
3. PT. Adanya Kebakaran, kebisingan Melakukan uji UU No 1 Tahun 1970
Solusi SLO yang beresiko pada riksa sesuai -Undang-Undang tentang Keselamatan
Bangun Genset tulinya para pekerja, waktunya Kerja Peraturan Menteri
Andalas bahaya ledakan dari Ketenagakerjaan No. 38 Tahun 2016
genset, kecelakaan pasal 1 ayat 8
yang berhubungan Pesawat Tenaga dan Produksi
dengan instalasi listrik, merupakan pesawat atau alat yang tetap
bahaya debu dan asap, atau berpindah- pindah yang dipakai
getaran serta suhu yang atau dipasang untuk membangkitkan
dapat mengganggu atau memindahkan daya atau tenaga,
kesehatan pekerja. mengolah, membuat bahan, barang,
produk teknis dan komponen alat
produksi yang dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan.Dan
Pasal 5 ayat 4
Pemakaian atau pengoperasian pesawat
tenaga dan produksi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 harys dilakukan pemeriksaan
dan pengujian sebelum digunakan serta
dilakukan pemeliharaan secara berkala
4. PT. Forklift saat Jika permukaan Sudah sesuai SOP UU No 1 Tahun 1970
Solusi berjalan forklift tidak ada berjalan dilintasan Undang-Undang tentang Keselamatan Kerja

Bangun permukaan beda ketinggian dapat dan permukaan Permenaker Nomor 8 Tahun 2020 Pasal
85
Andalas bagian paling tersandung dengan paling bawah (1) Forklift pada saat dioperasikan dalam
bawah harus lintasan dan sudah berjarak keadaan berjalan: a. garpu {fork) atau

berjarak 15 cm menimbulkan dengan lintasan permukaan bagian bawah muatan hams


beijarak paling tinggi 15 cm (lima belas
serta landasan kecelakaan &
sentimeter) diukur deiri permukaan
forklift harus kebakaran
landasan; dan b. hams berjarak paling
memiliki tanda
dekat 10 m (sepuluh meter) dari bagian
belakang kendaraan yang ada di
depannya.
(2) Forklift pada saat sedang tidak
digunakan hams diletakkan pada
landasan yang rata tanpa ada kemiringan
dengan kondisi rem terkunci dan garpu
sisi terbawah menempel pada permukaan
landasan.
(3) Forklift dilarang digunakan untuk
tujuan lain selain untuk mengangkat,
mengangkut, dan meletakkan muatan/
barang.
(4) Forklift jenis telehandler dan reach
stacker dikecualikan dari ketentuan pada
ayat (1) humf a,
Permenaker Nomor 8 tahun 2020
Pasal 81 Landasan forklift, lift truck,
reach stackers, dan telehandler.
a. harus dikonstruksi cukup kuat dan rata;
b. harus mempunyai tanda area lintasan;
c. tidak mempunyai belokan dengan

sudut yang tajam; dan


d. tidak mempunyai tanjakan atau turunan
yang
terjal yang dapat mengganggu
keseimbangan
5. PT. Pekerja Jika tidak mempunyai Pemeriksaan UU No 1 Tahun 1970
Solusi Pengelasan lisensi pengelasan kepada operator Undang-Undang tentang Keselamatan Kerja

Bangun mempunyai dapat menimbulkan Permen 02 Tahun 1982


Pasal 2 Ayat 1
Andalas lisensi/sertifikat kecelakaan kerja
1. Peraturan Menteri ini meliputi
pengelasan karena tidak tahu
kwalifikasi juru las untuk ketrampilan
bagaimana standar
pengelasan sambungan las tumpul
prosedur di lingkungan
dengan proses las busur listrik, las busur
kerja
listrik submerged, las gas busur listrik
tungstem, las karbit atau kombinasi dari
proses las tersebut yang dilakukan
dengan tangan (secara manual),
otomatis atau kombinasi.
6. PT. Adanya SLO Kerusakan alat yang Melakukan uji UU No 1 Tahun 1970
Solusi Hoist craine dapat mengakibatkan riksa sesuai Undang-Undang tentang

Bangun kecelakaan kerja waktunya Keselamatan Kerja Permenaker

Andalas Nomor 8 Tahun 2020 Pesawat


angkat Angkut
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan:
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang selanjutnya disebut K3 adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.
7. PT. Wawancara SIO Operator Jika tidak mempunyai Pemeriksaan UU No 1 Tahun 1970
Solusi denganPak Hoist Crane ijin mengoperasikan kepada operator Undang-Undang tentang Keselamatan

Bangun Hakiki craine dapat secara berkala Kerja Permen 8 tahun 2020 Pasal 1

Andalas menimbulkan kerugian ayat 16 Operator adalah Tenaga Kerja

dan kecelakaan kerja yang mempunyai kemampuan dan


memiliki keterampilan khusus dalam
karena tidak tahu
pengoperasian Pesawat Angkat dan
bagaimana standar
Pesawat Angkut.
prosedur
di lingkungan kerja
B. Temuan Negatif

No. Lokasi Dokumentasi Temuan Analisa Potensi Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan


Bahaya
1 PT. SIO operator Tidak memiliki Pemeriksaan kepada UU No 1 Tahun 1970
Solusi forklift sudah wewenang dalam operator & Melakukan Undang-Undang tentang Keselamatan
Kerja
Bangun tidak aktif pelaksanaan pekerjaan perpanjang lisensi
Permen 8 tahun 2020
Andalas sebagai operator forklift
Pasal 1 ayat 16
Operator adalah Tenaga Kerja yang
mempunyai kemampuan dan memiliki
keterampilan khusus dalam pengoperasian
Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut.
2. PT. Operator tidak Bahaya selama Menggunakan APD UU No 1 Tahun 1970
Solusin menggunakan packaging antara lain berupa sarung tangan Undang-undang tentang keselamatan kerja
do APD lengkap tergores dan bahaya jenis kevlar gloves Permen 08 Tahun 2010
Bangun Peraturan Mentri tentang APD
(sarung tangan) kimia akibat debu
Andalas PERMEN 38 Tahun 2016 Pasal 1
semen terkena kulit
– Ruang ayat 11 Alat Pelindung Diri yang
langsung yang dapat
produks selanjutnya disingkat APD adalah suatu
menyebabkan iritasi.
i alat yang mempunyai kemampuan
untuk meilindungi seseorang yang
fungsinya mengisolasi sebagian atau
seluruh tubuh
dari potensi bahaya
3. PT. Pekerja tidak Terjadinya kecelakaan Menggunakan APD UU No 1 Tahun 1970
Solusin menggunakan yang menimbulkan sesuai SOP jenis Undang-undang tentang keselamatan kerja
do APD lengkap cedera, mulai dari pekerjaan las Permen 08 Tahun 2010
Bangun Peraturan Mentri tentang APD
saat cedera ringan hingga
Andalas Permen 38 Tahun 2016 Pasal 1 ayat 11
melakakukan cedera berat
Alat Pelindung Diri yang selanjutnya
pengelasan
disingkat APD adalah suatu alat yang
diworkshop
mempunyai kemampuan untuk
(sarung tangan,
meilindungi seseorang yang fungsinya
kacamata)
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh
dari potensi bahaya
4. PT. Belum Terjadinya kegagalan Melakukan uji riksa UU No 1 Tahun 1970
Solusi dilakukan Uji mesin yang dapat secara berkala Undang-undang tentang keselamatan kerja

Bangun riksa kembali mengakibatkan Permen No 38 Tahun 2016


Pasal 133 Ayat 1 & 2
Andalas pada genset
Pemeriksaan berkala sebagaimana
dimaksud pasal 131 huruf b
dilakukan secara berkala paling
lama 1 (satu) tahun sekali
Pengujian berkala sebagaimana
dimaksud dalam pasal 131 huruf b
dolakukan secara
berkala paling lama 5 (lima) tahun sekali.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada PT. Solusi Bangun Andalas, menurut
kami telah memenuhi persyaratan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, Permen No.01/Men/1982 tentang Klasifikasi Juru Las, Permen
No.01/Men/1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap, Permen
No.37/Men/2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun, Permen No.38/Men/2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga
dan Produksi, Permen No.08/Men/2020 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
Angkat dan Angkut sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. PT. SBA memiliki operator forklift dan hoist craine dengan SIO yang masih aktif.
2. PT. SBA memiliki SLO untuk mesin genset dan hoist craine.
3. Terdapat beberapa pekerja di PT. BSA yang masih menggunakan APD tidak lengkap
saat bekerja.
4. PT. BSA memiliki operator forklift dengan SIO yang sudah tidak aktif.
5. Uji riksa berkala pada genset belum dilakukan.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil temuan diatas yang kami dapatkan dari PT. Solusi Bangun Andalas,
maka saran yang dapat kami berikan sebagai berikut :
1. Melengkapi Sertifikat kopetensi kepada pekerja. Terkhusus SIO Operator Forklift yang
sudah tidak aktif atau masa berlaku sudah habis.

2. Mensosialisasikan pekerja agar mematuhi kesehatan dan keselamatan kerja, agar tidak
terjadi insiden yang tak diinginkan.
3. Melakukan riksa uji berkala untuk semua mesin operasi dan produksi.
Lampiran 1

NOTULEN KEGIATAN SEMINAR KELOMPOK 4 BATCH 62

Dalam Kegiatan Persentasi Seminar yang dilakukan oleh kelompok 4 batch 62 ditemukan
beberapa pertanyaan dan saran baik dari Teman- teman kelompok dan dari elevator nya.
Adapun bentuk pertanyaan nya sebagai berikut :
1. Daniel (Dari Kelompok 2) : Mengenai titik kumpul SDA dan temuaan titik kumpul
tersebut.

2. Purwono (Dari Kelompok 2) : Mengenai ada forklift UU no. 8 tahun 2020 pasal 1 ayat 1
koreksi kembali?

3. Agus (Dari Kelompok 3) : Mengenai Tidak adanya petugas k3 PUBT. PUBT dalam bentuk
apa?

4. Beny (Kelompok 2) : Mengenai Perbedaan antara SLO riksa uji dan genset. Apa?

5. Muamar (Kelompok 1) : Mengenai Tahapan apa pengawasan K3 Pesawat produksi SDA?

SARAN TAMBAHAN :
1. Forklift (ISO) Klasifikasi Forklift berdasarkan Muatannya (Kelas 1, 2 dan 3)

2. K3 Mekanik (PAA , Kontruksi Bangunan dan Pengerjaan kelistrikan).

3. Peraturan dan Undang- undang uap Tahun 1930.

4. Riksa Uji tangki Timbun .

5. Beberapa Jenis Operator Perkakas dan Produksi

6. Permen No. 38 Tahun 2016 K3 Pesawat Tenaga dan Produksi (Pemeriksaan dan Pengujian)

7. Bejana Tekan dan Timbun (Undang- undang no. 37 Tahun 2016)

8. PUBT Perusahaan belum Wajib menggunakan Ahli K3 dibidang PUBT Kecuali


perusahaan tersebut berbasis Riksa uji.

PERTANYAAN DARI ELEVATOR KEPADA SETIAP ANGGOTA KELOMPOK 4


1. Sebutkan saat kondisi seperti apa instalasi Penyalur Petir harus di riksa uji selain dalam
waktu 2 tahun sekali ?
Jawab :
a. Sebelum Penyerahan instalasi penyalur petir dan instalatir kepada pemakai

b. Setelah adanya perubahan atau perbaikan suatu bangunan dan atau instalasi penyalur

c. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir

2. Berapa kapasitas muatan pesawat angkut tergolonng dalam Kelas II ?

Jawab :
Menurut Permen Nomor 8 Tahun 2020 Pasal 165 Ayat 7 “ Operator forklift/ lifttruck, rack
stackers, reach stackers, telehandler kelas II selain berwenang melakukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) juga berwenang mengoperasikan forklift, lifttruck, rack stackers,
reach stackers, telehandler sesuai jenisnya dengan kapsitas sampai dengan 15 (lima belas)
ton “.

3. Berapa kapasitas muatan pesawat angkut tergolonng dalam Kelas I ?

Jawab :
Menurut Permen Nomor 8 Tahun 2020 Pasal 165 Ayat 6 Operator Forklift lifttruck, rack
stackers, reach stackers, telehandler kelas I selain berwenang melakukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) juga berwenang :
a. Mengoperasikan forklift/liftruck, rack stackers, reach stackers, telehander sesuai dengan

jenisnya dengan kapasitas lebih dari 15 (lima belas ) ton, dan

b. Mengawasi dan membimbing kegiatan operator kelas II.

4. Kapan dilakukannya Riksa Uji Ketel Uap Darat ?

Jawab:
Berdasarkan Peraturan Uap (Stoomverordening)1930 Atau Peraturan Uap Tahun 1930
dalam Pasal 40 Ayat 1 Menyatakan : Pemeriksaan bagian dalam dari ketel perahu dilakukan
sekurang-kurangnya sekali setahun, sedang ketel darat sekurang-kurangnya sekali dalam
dua tahun.
5. Kapan dilakukannya Riksa Uji berkala Pesawat Angakt dan Pesawat Angkut ?

Jawab:
Dalam Permen No 8 Tahun 2020 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
Angkat dan Pesawat Angkut dalam Pasal 176 ayat (1) Pemeriksaan dan Pengujian Berkala
sebagaimana dimaksud dengan Pasal 174 ayat (1) huruf b untuk pesawat Angkat dan Angkut
dilakukan paling lambat 2 (dua) tahun setelah pemeriksaan dan pengujian pertama dan
selanjutnya dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali.
Ayat (2) Pemeriksaan dan pengujian berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 174 ayat (1)
huruf b untuk alat bantu angkat dan angkut serta alat kelengkapannya dilakukan paling lambat
1 (satu) tahun sekali.

6. Apa yang dimaksud dengan tangki timbun dan kapan dilakukannya Riksa Uji Tangki
timbun ?
Jawab:
a. Dalam Permen no 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan kesehatan Kerja Bejana Tekan
dan Tangki timbun. Pasal 1 ayat 2 menyatakan : Tangki timbun adalah bejana selain bejana
tekanan yang menyimpan atau menimbun cairan bahan berbahaya atau cairan lainnya,
didalamnya terdapat gaya tekan yang ditimbulkan oleh berat cairan yang disimpan atau
ditimbun dengan volume tertentu.

b. Dalam Permen no 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan kesehatan Kerja Bejana Tekan
dan Tangki timbun. Pasal 6

Ayat (1) Tangki timbun sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 meliputi :


a. Tangki penimbunan cairan bahan mudah terbakar;

b. Tangki penimbun cairan bahan berbahaya; dan


c. Tangki penimbunan cairan selain huruf a dan huruf b.

Ayat (2) Tangki timbun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memiliki volume paling
sedikit 200 (dua ratus) liter.
Ayat (3) tangki timbun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c memiliki volume paling
sedikit 450 (empat ratus Lima puluh) liter dan/ atau temperature lebih dari 990 C (Sembilan
puluh Sembilan derajat Celsius).
7. Berapa Jenis Operator Perkakas dan Produksi ?

Jawab :
Berdasarkan Permen No. 38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
tenaga dan Produksi. Pasal 125 yang berbunyi :
(1) Operator mesin dan Perkakas dan produksi Kelas I sebagaimana dimaksud dalam Pasal
116 ayat (2) huruf b berwenang mengoperasikan perkakas dan Produksi komputeriasasi
(CNC)

(2) Operator mesin perkakas dan produksi kelas II Sebagaimana di maksud pasal 116 ayat (2)

Anda mungkin juga menyukai