Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN INDIVIDU DI

PT SOLUSI BANGUN ANDALAS


JALAN UJUNG BARU PELABUHAN BELAWAN, MEDAN BELAWAN KOTA 20411
SUMATERA UTARA

TEMUAN POSITIF DAN NEGATIF DI PT SOLUSI BANGUN ANDALAS

Didi Wahyudi Panggabean

PENYELENGGARA
PT. BINA SELAMAT VERITAS
21 AGUSTUS s/d 2 SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan Rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan penulisan Tugas Individu mengenai pengawasan K3 di PT Solusi
Bangun Andalas, yang berada di Kota Medan tepatnya pada Jalan Ujung Baru Pelabuhan
Belawan, Medan Belawan Kota 20411 Sumatera Utara. Laporan ini dimaksudkan sebagai
persyaratan yang harus Saya lakukan dalam Pelatihan dan Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum.
Laporan ini dibuat berdasarkan observasi langsung pada PT. Solusi Bangun Andalas. terkait
bidang lingkungan kerja, kesehatan kerja, bahan berbahaya dan beracun di PT. Solusi Bangun
Andalas. Penyusunan laporan disusun agar dapat diterima oleh Tim Penguji dan rekan
Pembinaan serta Sertifikasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) Umum Bacth 62.
Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dan Ibu para Pembina K3 dari Kementrian Tenaga Kerja Republik Indonesia
2. Bapak dan Ibu para Pengajar/Instruktur dari Dinas Tenaga Kerja
3. Tim PJK3 dari PT. Lima Prima Solusindo sebagai Penyelenggara
4. PT. Solusi Bangun Andalas yang telah bersedia memberikan izin dan membantu
saya dalammelakukan observasi lapangan secara langsung.
5. Rekan-rekan Pembinaan dan Sertifikasi Calon AK3U Batch 62 dan semua pihak
yang telahmembantu hingga selesainya penulisan laporan ini.

Kritik dan saran terhadap penulisan laporan sangat saya harapkan untuk perbaikan
kedepan dan kemanfaatan Laporan ini terhadap keilmuan saya khususnya serta Program K3
secara umum.
Terimakasih
Medan, 30 Agustus 2023
Penyusun

Didi Wahyudi Panggabean

i
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI .................................................................. i


PT SOLUSI BANGUN ANDALAS ................................................................................................... i
PENGAWAS K3 BIDANG PESAWAT UAP, PENGAWAS K3 BIDANG BEJANA TEKAN DAN
PENGAWAS K3 BIDANG MEKANIK ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2 Maksud Dan Tujuan ............................................................................................................. 3
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ........................................................................................... 4
1.4 Dasar Hukum Pembahasan .............................................................................................. 4
BAB II .............................................................................................................................................. 6
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................................................................... 6
2.1 Sejarah Perusahaan ............................................................................................................... 6
2.2 Flow Chart ............................................................................................................................ 6
2.3 Visi Dan Misi Perusahaan ................................................................................................ 7
2.4 Struktur Organisasi .......................................................................................................... 7
BAB III ............................................................................................................................................ 9
PERMASALAHAN DI LAPANGAN ............................................................................................ 9
3.1 Kondisi Perusahaan .......................................................................................................... 9
BAB IV ............................................................................................................................................ 10
PENUTUP ........................................................................................................................................ 10
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 10
4.2 Saran ...................................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diwujudkan dengan semakin banyaknya


penggunaan mesin-mesin modern, peralatan produksi, bahan produksi atau bahan berbahaya.
Adopsi teknologi dan penggunaan bahan-bahan tersebut tidak selalu sesuai dengan keahlian dan
keterampilan tenaga kerja yang menggunakannya. Semakin kompleks peralatan dan penerapan
teknologi, semakin kompleks pula proses industrinya, sehingga semakin tinggi pula tingkat
bahaya yang timbul secara langsung maupun tidak langsung serta dampaknya terhadap tenaga
kerja dan lingkungan.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dalam ruang lingkup suatu perkerjaan. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya penting
bagi pekerja, tetapi juga dapat menentukan efektivitas dan produktivitas suatu pekerjaan.
Mengingat pentingnya keselamatan tenaga kerja dan lingkungannya, maka diperlukan
adanya perlindungan dan tindakan pencegahannya. Untuk itu pemerintah mengeluarkan berbagai
peraturan untuk kesehatan dan keselamatan kerja seperti UU no 1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja, Permenaker RI No. 08/MEN/2020 tentang Pesawat Angkat Angkut dan
Permenaker RI No 38/MEN/2016 yang berbicara tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
Pada makalah kali ini, kelompok saya mendapat tugas observasi dalam pengawasan norma
K3 Mekanik, Pesawat Angkat dan Angkut, Pesawat Tenaga dan Produksi, serta Bejana Tekan.
Di mana para calon Ahli K3 Umum melakukan Praktek Kerja Lapangan secara virtual dengan
menonton video yang telah disediakan dan melakukan obsevasi serta dapat melihat penerapan.
Persyaratan dan pembinaan, keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Solusi Bangun Andalas
yang meliputi Pengawas K3 bidang Mekanik, K3 bidang Pesawat Uap dan K3 bidang Bejana
Tekan.

1.2 Maksud Dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya pelatihan dan observasi langsung adalah:
1. Para calon Ahli K3 Umum dapat memahami peraturan perundang-undangan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) ditempat kerja
2. Memberikan Pengetahuan, keterampilan serta kesadaran peran calon Ahli
K3 umum dalam menjaga keselamatan kerja di tempat kerja
3. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 di tempat kerja, sehingga para calon K3
umum dapat menerapkan keahlian diperusahaan tempatnya bekerja.
4. Sebagai Dasar dan persyaratan untuk dapat menempuh sertifikasi sebagai Ahli K3 Umum.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan


ruang lingkup yang dalam penyusanan makalah ini meliputi antara lain:
1. Pengawasan Norma Kelembagaan dan Ahli K3
2. Pengawasan Norma Keselamatan Kerja Listrik
3. Pengawasan Norma Penanggulangan Kebakaran
4. Pengawasan Norma Keselamatan Kerja Konstruksi dan Bangunan
5. Pengawasan Norma Keselamatan Kerja Mekanik
6. Pengawasan Norma Keselamatan Kerja Pesawat uap dan bejana tekan
7. Pengawasan Norma Kesehatan Kerja
8. Pengawasan Norma Lingkungan Kerja
9. Pengawasan Norma Bahan Berbahaya
10. Pengawasan Norma Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
1.4 Dasar Hukum Pembahasan
Dalam melakukan observasi K3 ini tentunya didasari oleh hukum yang tercantum dalam
peraturan perundangan yang berlaku. Berikut dasar hukum yang menjadi acuan selama kegiatan
Observasi Sebagai Berikut.

 UU No 1 Tahun 1980
 UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

 Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. KEP.187/MEN/1999

 Permenaker No. 12 Tahun 2015

 PUIL 2000 Pasal 4.8.1.4 Tentang pemberian tanda

 Kepmenaker No 186 Tahun 1999

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1979 Tentang Keselamatan


Kerja Pada Pemurnian Dan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi

 Permenaker Nomor 08 Tahun 2010

 Permen 02 Tahun 1982

 Permenaker Nomor 8 Tahun 2020

 Permenaker Nomor 04 Tahun 1980

 Peraturan menteri ketenagakerjaan Republik Indonesia nomor 9 tahun 2016 tentang


keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pada ketinggian

 Permenaker Nomor 15 Tahun 2008

 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan ketenagakerjaan DJPPK/IX/2006

 Permenaker Nomor 05 Tahun 2018

 Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012

 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 Tentang Standar
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT. Solusi Bangun Andalas (PT. SBA) merupakan anak perusahaan PT. Solusi
Bangun Indonesia Tbk (PT. SBI) yang berlokasi Lhoknga, Aceh Besar, Indonesia. PT SBA
sebelumnya bernama P T . Lafarge Cement Indonesia (PT. LCI) merupakan sebuah perusahaan
yang memproduksi semen. Diawali dengan nama pertama yaitu PT. Semen Andalas Indonesia (PT.
SAI) yang dirintis oleh PT. Rencong Aceh Semen. Berdiri pada tanggal 11 April 1980
setelah melakukan studi kelayakan sejak tahun 1976 sampai dengan 1979. Dalam mendirikan
pabrik, P T . Rencong Aceh Semen bekerjasama dengan perusahaan Blue Circles Industries
dari Inggris dan Cementia Holding A.G dari Swiss. Pada tanggal 11 April 1995, PT. Rencong
Aceh Semen dan Blue Circles Industries Ltd mengundurkan diri sebagai pemegang
saham. Selanjutnya pada tanggal 14 April 1995 saham PT. SBA dipegang oleh PT. Mandraka
Buana Sakti, PT. Inter Mantra Comperta, PT. Tridaya Upaya Manunggal dan PT. International
Finance Corporation.
Keseluruhan saham yang dimiliki sebesar 34,65%. Saham 6 3 , 3 5 % d i p e g a n g
o leh Ce me nt ia Ho ld ing Switzer land Commwealth Development Coorporation(
U S A ) Deuthscheinvertitio and enterwicklugs Gesselschal4rrrf MBH (German) dan Marine
Cement Limited. Pada akhir tahun 1996 saham PT. SBA dibeli oleh Lafarge dari Perancis
sebesar 72,4% dan menjadi 100% pada tahun 1999-2016. Pemindahan saham dari Cementia
Holding A.G kepada Lafarge dikarenakan ditutupnya kran ekspor semen ke beberapa
Negara. Hal ini karena permint aan pasar yang menurun mengakibatkan angka penjualan
menjadi rendah dari tahun sebelumnya. Setiap tahunnya PT. LCI memproduksi semen jauh
melebihi target, seiring dengan kemajuan itu kesejahteraan dan keselamatan karyawan juga semakin
diperhatikan. Setelah bencana gempa & tsunami pada 26 Desember 2004 lalu, sebagian peralatan
pabrik hancur dan sebagian karyawan PT. SBA juga menjadi korban. Sehingga pada tahun
2005 PT. SBA melakukan re-kontruksi peralatan yang rusak akibat gempa dan tsunami. Selama re-
kontruksi, PT. SBA mengganti nama pabrik dari PT. SAI menjadi PT. LCI. Pada awal tahun 2009
PT. SBA kembali beroperasi untuk memenuhi permintaan semen lokal yang tinggi. Beberapa
peralatan pabrik masih dalam tahap start up sehingga produksi pabrik masih dibawah target. Untuk
me me nuhi kebut uhan semen, pihak PT. SBA mendat angkan Clinkerdari Malaysia.
Pada tahun 2010 pabrik semen PT. SBA kembali beroperasi dengan normal sehingga target
produksi dari PT. SBA untuk kebutuhan lokal dan ekspor sudah dicapai. PT. SBA berusaha
untuk menghidupkan kembali pabrik dengan baik hingga tahun 2010 telah ditanamkan
saham sebesar 300 juta dolar. Pada bulan November tahun 2010, PT. SBA mampu
memproduksi semen dengan renovasi dan karya cipt a yang baru.
Kemudian pada tahun 2019 PT. Lafarge Cement Indonesia berganti nama PT. Solusi
Bangun Indonesia (SBI) dan memiliki anak perusahaan bermana PT. Solusi Bangun Andalas yang
mulai beroperasi pada tanggal 11 Februari 2019. PT. Solusi Bangun Andalas (SBA) adalah unit
pergantongan semen terbesar di Indonesia dan termasuk bagian dari Semen Indonesia Group
(SIG). Perusahaan ini terletak di Jl. Ujung Baru Pelabuhan Belawan. Perusahaan ini merupakan
perusahaan yang memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan terdepan dengan kinerja terbaik
dalam industri yang bergerak di bidang pengemasan untuk pengadaan bahan material bangunan.
Hasil produksi yang dihasilkan PT. Solusi Bangun Andalas yaitu Semen Andalas dengan
penghasilan sebanyak 1,6 juta ton semen tiap tahunnya. PT. SBA mempunya lima terminal
pemasaran, diantaranya: Aceh Besar, Lhokseumawe, Medan, Pulau Batam dan Dumai.
PT. SBA memiliki jumlah karyawan sebanyak 111 karyawan yang terdiri dari Reporting, Analisis
dan Support, Kontraktor dan Security. Pekerjaan ini dibagi menjadi dua shift kerja. Perusahaan ini
memiliki panjang dan kedalaman dermaga sekitar 120 m & 6,5 m. Produk yang dipasarkan berupa
Andalas 40kg PCC, 50kg OPC, dan Curah Padang 40kg PCC dan Curah.

2.2 Flow Chart

Gambar 2.2 Flow Chart Proses Produksi PT. Solusi Bangun Andalas
2.3 Visi Dan Misi Perusahaan
Visi PT Solusi bangun Andalas adalah sebagai berikut :
Menjadi pemimpin sejati di bidang bahan bangunan dengan cara menjadi yang terbaik melalui
pertumbuhan yang cepat dengan memberikan nilai tambah dan mencapai kepemimpinan pasar
global di dalam usaha lokal melaui prinisi pengelolaan “Multi Lokal”.
Adapun visi PT Solusi bangun Andalas adalah sebagai berikut :
1. Menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi pembangunan berkesinambungan untuk
masyarakat dan ramah lingkungan.
2. Lebih memprioritaskan masyarakat sekitar untuk memperoleh pekerjaan-pekerjaan
kontrak yang sesuai dengan kompetensinya.
3. Melindungi lingkungan hidup dan membantu kebutuhan masyarakat sekitar dalam hal
pendidikan, kesehatan, pengembangan ekonomi, serta sosial dan keagamaan, yang
sangat penting.

2.4 Struktur Organisasi


PT. Solusi Bangun Andalas memiliki struktur organisasi perusahaan dan Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sebagai badan pembantu di tempat kerja yang
merupakan wadah kerja sama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama
saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
(Permenaker No. 04 tahun 1987). Berikut struktur organisasi PT. Solusi Bangun Andalas:

Gambar 2.4 Sturktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi P2K3 diketuai oleh Alwin Husaini selaku Direktur Utama yang memiliki
peran pengambil keputusan tertinggi, Sekretaris P2K3 yaitu Hakiki Hadi yang sudah memiliki
sertifikat Ahli K3 Umum lalu anggota dari wakil perusahaan dan wakil tenaga kerja, berikut
struktur P2K3 dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut ini :
No Jabatan Dalam Pengurus P2K3 Nama
1 KETUA ALWIN HUSANI
2 SEKRETARIS HAKIKI HADI
3 PELAKSANA HARIAN JUHERI
4 ANGGOTA SRI KURNIAWATI
5 ANGGOTA YUSMANSYAH
6 ANGGOTA RAMLII
7 ANGGOTA MISLI
8 ANGGOTA AMRIZAL
9 ANGGOTA KOKO WIGUNA
BAB III
PERMASALAHAN DI LAPANGAN

3.1 Kondisi Perusahaan.


Beberapa hasil pengamatan dan observasi di perusahaan PT. Solusi Bangun Andalas saya dapat
mengolongkannya menjadi dua yaitu temuan positif dan temuan negatif. Dalam temuan positif berisi
tentang hal-hal terkait perusahaan yang diobservasi dinilai sudah menjalakan nilai-nilai K3 sesuai
dengan dasar hukum yang berlaku, Sedangkan untuk temuan negatif sebaliknya. Berikut merupakan
hasil pengamatan dan observasi didapat berdasarkan dari vidio dan data yang telah diberikan, antara
lain:
A. Temuan Positif
NO LOKASI TEMUAN DOKUMENTASI REKOMENDASI PERATURAN

1. Pengawasan Norma Kelembagaan dan Ahli K3


1 PT. Solusi Bangun Andalas Sudah ada dokumen yang Potensi bahaya : Peran P2k3 adalah - UU No 1 Tahun 1980 Pasal
memberikan persetujuan untuk memberikan saran dan masukan 10 P2K3
atau pengesahan terhadap kepada perusahaan, baik saat diminta
Program Pengelolaan atau tidak, serta berfungsi sebagai - Permenaker Nomor 4
Keselamatan dan penghubung antara perusahaan dan Tahu 1987 Pasal 2 Ayat 1
Kesehatan Kerja (P2K3) di dinas terkait. Setiap tempat kerja dengan
PT. Solusi Bangun Andalas kriteria tertentu pengusaha
(Positif) (+) Rekomendasi : Sudah atau pengurus wajib
mendapatkan persetujuan dari membentuk P2K3
instansi Disnaker setempat
mengenai struktur P2k3.

2. Pengawasan Norma Keselamatan Kerja Listrik


1 PT. Solusi Bangun Memiliki sertifikat Teknisi K3
Listrik (Positif) (+) Potensi bahaya : - UU No 1 Tahun
Andalas
Dapat menyebabkan 1970 tentang
kecelakaan pada tenaga kerja Keselamatan dan
yang bekerja di area Kesehatan Kerja.
bertegangan listrik. - Permenaker No. 12
Rekomendasi : Tahun 2015 Pasal 1 (17),
Teknisi Keselamatan dan
Sudah cukup baik, dari data yang ada Kesehatan Kerja bidang
memiliki 2 orang teknisi listrik dengan
Listrik yang selanjutnya
sertifikat yang masih valid.
disebut Teknisi K3 Listrik
adalah tenaga teknis yang
mempunyai ketrampilan di
bidang K3 listrik dan memiliki
lisensi dari Menteri atau
pejabat yang ditunjuk.

3. Pengawasan Norma Penanggulangan Kebakaran


1 PT. Solusi Bangun Andalas Dilakukan pembaruan terkini Potensi bahaya : Jika tidak dilakukan - UU No 1 Tahun 1980 Pasal
pada simulasi latihan secara teratur, tim fire fighter dan tim 9 Kewajiban Pengurus
pemadam kebakaran. (postif) emergency tidak akan memiliki
(+) kemampuan yang memadai. - Kepmenaker No 186
Tahun 1999 pasal 2 ayat 1
Rekomendasi : Drill selalu dilakukan Pengurus atau pengusaha
secara teratur. wajib mencegah, mengurangi
dan memadamkan kebakara,
latihan penanggulangan
kebakaran di tempat kerja
4. Pengawasan Norma Keselamatan Kerja Konstruksi dan Bangunan
1 PT. Solusi Bangun Ada pemberitahuan Potensi bahaya : Dapat menimbulkan - UU No 1 Tahun 1980
Andalas ( Pintu masuk tertulis dan kecelakaan di tempat kerja karena Pasal
tamu dan jalur keluar truk) pemasangan tanda penggunaan alat pelindung diri yang 9 Kewajiban pengurus (
yang mendiskusikan tidak memadai. dimana wajib
kewajiban untuk menyediakan APD bagi
menggunakan Alat Rekomendasi : Mematuhi peraturan pekerja)
Pelindung Diri dan saran yang diberikan dengan
(APD). (positif) (+) mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) - Permenaker Nomor 08
yang sesuai dengan tingkat risiko di area Tahun 2010 Pasal 5
kerja. (Pengusaha atau pengurus
wajib mengumumkan secara
tertulis dan memasang
rambu - rambu mengenai
kewajiban penggunaan APD
di tempat kerja)

5. Pengawasan Norma Keselamatan Kerja Mekanik


1 PT. Solusi Bangun Andalas Pekerja Pengelasan Potensi Bahaya : UU No 1 Tahun 1970
mempunyai Jika tidak mempunyai lisensi pengelasan -Undang-Undang tentang
lisensi/sertifikat dapat menimbulkan kecelakaan kerja Keselamatan Kerja
pengelasan (Positif) karena tidak tahu bagaimana standar Permen 02 Tahun 1982
(+) prosedur di lingkungan kerja -Tentang Kwalifikasi Juru
Las di tempat kerja
Rekomendasi :
Pemeriksaan kepada operator

6. Pengawasan Norma Keselamatan Kerja Pesawat uap dan bejana tekan


1 PT. Solusi Bangun Apar ditempatkan di Potensi bahaya : Jika situasi panik - UU No 1 Tahun 1980
Andalas ( Pos Security dinding dengan jarak terjadi, benda-benda dengan Pasal
bagian depan) kurang dari 125 cm ketinggian kurang dari 125 cm akan 9 Kewajiban pengurus untuk
dari lantai. dilengkapi sulit diambil atau mungkin bahkan melakukan safety induction
dengan petunjuk tidak terlihat. serta perlengkapan k3
visual dan lokasi
yang jelas Rekomendasi : Apar harus dipasang - Permenaker Nomor 04
diperlihatkan (positif) di dinding dengan minimal ketinggian Tahun 1980 Pasal 4 Ayat 3
(+) 125 cm. (tinggi apar 125 cm dari
dasar lantai)

7. Pengawasan Norma Kesehatan Kerja


1 PT. Solusi Bangun Kotak P3K yang bernuansa Potensi bahaya : Kotak pertolongan - UU No 1 Tahun 1980 Pasal
Andalas ( Office PT putih dengan lambang P3K pertama (P3K) yang tidak memenuhi 9 Kewajiban pengurus untuk
Bangun Solusi Andalas) hijau terlihat dan tidak standar dapat menjadi sumber melakukan safety induction
terkunci. (Positif) (+) masalah dalam temuan yang kurang serta perlengkapan k3
penting.
- Permenaker Nomor 15
Rekomendasi : Kotak P3k sudah Tahun 2008 Pasal 10
sesuai dengan ketentuan (Kotak P3K sebagaimana
yang dimaksud memiliki
ketentuan sebagai berikut :
a. Terbuat dari bahan yang
kuat dan mudah dibawa,
berwarna dasar putih dengan
lambang P3K berwarna hijau
b. Isi kotak P3K sesuai
dengan lampiran peraturan
menteri
c. Penempatan Kotak P3K
8. Pengawasan Norma Lingkungan Kerja
1 PT. Solusi Bangun Terdapat informasi tanda Potensi bahaya : Himbauan untuk - UU No 1 Tahun 1980
Andalas (SILO) bahaya pada area kerja bekerja di ruang terbatas serta Pasal 3 Syarat - Syarat K3
ruang terbatas (confined
space) (Positif) (+) Rekomendasi : Menggunakan APD - Keputusan Direktur
yang lengkap Jenderal Pembinaan
Pengawasan
ketenagakerjaan
DJPPK/IX/2006 Pasal 2.1.2
Jika pada tempat kerja
terdapat ruang terbatas
dengan ijin khusus, pengurus
wajib menginformasikan
kepada pekerja dengan
memasang tanda bahaya atau
peralatan lain yang efektif,
mengenai keberadaan dan
lokasi serta bahaya yang
terapat dalam ruang terbatas
yang memerlukan ijin khusus
tersebut

9. Pengawasan Norma Bahan Berbahaya


1 PT. Solusi Bangun Andalas Pemberian informasi tentang Potensi bahaya : Memberikan - UU No 1 Tahun 1980
limbah B3 yang dipantau oleh informasi tentang limbah B3 Pasal 3 Syarat - Syarat K3
Kementerian Lingkungan perusahaan agar dapat dipantau dan
Hidup (positif) (+) dikelola dengan baik - Keputusan Menteri
Tenaga Kerja R.I No.
Rekomendasi : Melakukan pelaporan KEP.187/MEN/1999 Pasal 7
pada akun SIRAJA yang diawasi oleh Ayat 1
Kementerian Lingkungan Hidup telah Pengusaha atau pengurus
menjadi tindakan yang memadai. wajib menyampaikan daftar
nama, sifat dan kuantitas
bahan kimia berbahaya di
tempat kerja dengan mengisi
formulir kepada kantor
Departemen / Dinas Tenaga
kerja setempat

10. Pengawasan Norma Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


1 Papan Informasi (Tampak Terdapat papan informasi Potensi bahaya : Kurangnya - UU No 1 Tahun 1980 Pasal
Depan) (Positif) (+) pemahaman atas setiap komponen 5 Sistem Manajemen K3
dalam struktur perusahaan yang
berkaitan dengan prosedur - Peraturan Pemerintah
implementasi K3 yang terhubung Nomo 50 tahun 2012
dengan sistem manajemen Pasal
perusahaan. 12 ayat 1
(pengusaha dalam
Rekomendasi : Sudah cukup bagus melaksanakan kegiatan
dengan adanya dokumentasi sebagaimana dimaksud
mengenai implementasi 5R. sebagai berikut :
a.) Menunjuk sumber
daya manusia yang
mempunya kompetensi
kerja dan kewenangan di
bidang K3
b.) Melibatkan seluruh pekerja
c.) Membuat prosedur
informasi d.)
mendokumentasikan seluruh
kegiatan
B. Temuan Negatif
NO LOKASI TEMUAN DOKUMENTASI REKOMENDASI PERATURAN

1. Pengawasan Norma Kelembagaan dan Ahli K3


1
PT. Solusi Bangun Masa berlaku lisensi K3 Potensi bahaya : - UU No 1 Tahun
petugas pemadam 1980 Pasal 10
Andalas Membahayakan para pekerja,
kebakaran sudah expired dan personil ini Tidak memiliki tentang P2K3
pada 14 Desember 2021 kewenangan untuk melakukan - Kepmenaker Nomor
(negatif) (-) penanggulangan kebakaran di 186/1999 Pasal 5 :Unit
lingkungan kerja penanggulangan kebakaran
Rekomendasi : sebagaiana dimaksud dalam
pasal 3 terdiri dari : A.
Melakukan perpanjang lisensi Petugas peran kebakaran, B.
Regu penanggulangan
kebakaran, C. Koordinator unit
penanggulangan kebakaran,
D. Ahli K3 spesialis
penanggulangan kebakaran
sebagai penanggung jawab.

2. Pengawasan Norma Keselamatan Kerja Listrik


1 PT. Solusi Bangun Andalas switch panel tidak dilengkapi Potensi bahaya : Tidak ada - UU No 1 Tahun 1980 Pasal
dengan tanda label yang penanda nama pada Setiap MCB 3 Syarat - syarat K3
sesuai (negatif) (-) memiliki potensi untuk menyebabkan
risiko terkena aliran listrik dan - Permenaker Nomor 12
kesalahan dalam pengoperasian dapat
Tahun 2015 Tentang
mengakibatkan kerusakan pada
perangkat. keselamatan dan
kesehatan kerja listrik di
Rekomendasi : Melakukan penandaan tempat kerja
identitas pada setiap MCB agar dapat
mengidentifikasi rute distribusi listrik. - PUIL 2000 Pasal 4.8.1.4
Tentang pemberian tanda
setiap sakelar utama harus
diberi tanda sakelar utama,
dan harus dapat dibedakan
dengan mudah dari sakelar
lain dengan cara
pengelompokan, pemberian,
warna atau dengan cara yang
sesuai sehingga dapat
dioperasikan dengan cepat
dalam keadaan darurat
3. Pengawasan Norma Penanggulangan Kebakaran
1 PT. Solusi Bangun Andalas Tidak dibuatkan garis safety Potensi bahaya : Dapat menyebabkan PERATURAN PEMERINTAH
(empty bag store) bahwa ada pengerjaan di kebakaran akibat dari percikan REPUBLIK INDONESIA
area empty bag store pengelasan di ruangan dari bag store NOMOR 11 TAHUN 1979
(negatif) (-) karena sebagian besar material dari TENTANG KESELAMATAN
kertas KERJA PADA PEMURNIAN
DAN PENGOLAHAN MINYAK
DAN GAS BUMI pasal 8 Ayat
Rekomendasi : buat garis safety di (1) Yang dimaksudkan dengan
sekitar pengerjaan pengelasan "bersih" dalam ketentuan ini
ialah pelaksanaan pengaturan
dan pemeliharaan yang tertib
(goodhousekeeping). Ayat (2)
Cukupjelas Ayat (5) Yang
dimaksud dengan "pintu-pintu
tertentu" dalam ketentuan ini
termasuk pintu darurat. Ayat
(6) Yang dimaksud dengan
"alat penyelamat" dalam
ketentuan ini dan Pasal 40
ayat (1) Peraturan Pemerintah
ini ialah antara lain: tali
penyelamat (safety line,
escape line), jala penyelamat
(safety net), tangga
penyelamat (escape ladder)
dan sebagainya.
4. Pengawasan Norma Keselamatan Kerja Konstruksi dan Bangunan
1 Bagian Workshop Pintu untuk Potensi bahaya : Dapat - UU No 1 Tahun 1980 Pasal 3
(Tahap Renovasi) konstruksi menyebabkan accident Syarat -
berserakan di area berupatertimpa ataupun syarat K3 ( Upaya pencegahan
renovasi (negatif) (-) tersandung kecelakaan kerja)
- Permenaker Nomor 01
Rekomendasi : Material Tahun 1980 Pasal 6
kosntruksi untuk dirapihan (Kebersihan dan kerapihan di
pada satu tempat tempat
kerja harus dijaga sehingga
bahan -
bahan yang berserakan, bahan
- bahan
bangunan, peralatan dan alat -
alat kerja tidak merintangi atau
menimbulkan kecelakaan)

5. Pengawasan Norma Keselamatan Kerja Mekanik


1 Jalan keluar masuk forklift Potensi bahaya : Bila tidak ada - UU No 1 Tahun 1980
Untuk melindungi
perbedaan ketinggian pada Pasal 3 Syarat - Syarat K3
keamanan dan
permukaan forklift, kemungkinan
stabilitas, ketika
forklift melakukan
forklift dapat terjebak atau terhalang - Permenaker Nomor 8
oleh rintangan di jalurnya. Tahun 2020 Pasal by Ayat 1
pergerakan, harus
menjaga jarak Forklift pada saat di
Rekomendasi : Meningkatkan posisi operasikan dalam keadaan
minimal 15 cm
dari permukaan bawah forklift maksimal 15 cm di atas berjalan :
bagian bawah. permukaan serta menambah marka a. Garpu atau permukaan
Selain itu, lintasan forklift. bagian bawah harus berjarak
landasan yang paling tinggi 15 cm diukur
digunakan oleh dari permukaan landasan
forklift harus diberi b. Harus berjarak paling
tanda lintasan dekat 10 m dari bagian
sebagai panduan. belakang kendaraan yang
(Negatif) (-) ada di depannya

- Permenaker Nomor 8
tahun 2020 Pasal 81
Landasan forklift
sebagai berikut :
a. Harus dikonstruksi
cukup kuat
b. Harus mempunyai tanda
area

6. Pengawasan Norma Keselamatan Kerja Pesawat uap dan bejana tekan


1 PT. Solusi Bangun Pekerja Potensi bahaya : Jika terjadi insiden Peraturan menteri
Andalas menggunakan forklift yang tidak terhindarkan, pekerja dapat ketenagakerjaan Republik
untuk melakukan mengalami terjatuh, patah tulang dan Indonesia nomor 9 tahun
pekerjaan di dapat menyebabkan meninggal dunia 2016 tentang keselamatan
ketinggian, akan dan kesehatan kerja dalam
tetapi tidak pekerjaan pada ketinggian
Rekomendasi : Gunakan Alat
Pasal 3 bekerja pada
menggunakan Alat Pelindung Jatuh ketinggian sebagaimana
Pelindung Jatuh
dimaksud dalam pasal 2
(negatif) (-) wajib memenuhi persyaratan
K3 yang meliputi :
a. Perencanaan;
b. Prosedur kerja;
c. Teknik bekerja aman;
d. APD, Perangkat
Pelindung Jatuh, dan
Angkur; dan
e. Tenaga kerja.

7. Pengawasan Norma Kesehatan Kerja


1 PT. Solusi Bangun Andalas Tidak Terdapat Mobil Potensi bahaya : Akses transportasi
Ambulan Perusahaan akan sangat lambat apabila tidak ada
(negatif) (-) kendaraan ambulan.

Rekomendasi : mengadakan ambulan.


8. Pengawasan Norma Lingkungan Kerja
1 PT. Solusi Bangun Tidak terdapat ventilasi udara Potensi bahaya : Ada banyak partikel - UU No 1 Tahun 1980 Pasal
Andalas (Ruang Rapat) pada ruang rapat (negatif) (-) berbahaya seperti debu dan uap 3 Syarat - syarat K3 ( Upaya
dalam udara. pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat
Rekomendasi : Menambah ventilasi kerja)

- Permenaker Nomor 05
Tahun 2018 Pasal 41 Ayat 1
(Pengurus dan/atau
pengusaha wajib menyediakan
sistem ventilasi udara untuk
menjamin kebutuhan udara
pekerja dan/atau mengurangi
kontaminan tempat kerja

9. Pengawasan Norma Bahan Berbahaya


1 PT. Solusi Bangun Andalas – 1.Tidak terdapat rambu Potensi bahaya : UU No 1 Tahun 1970 Pasal 2
Area Pengelolaan limbah B3 penamaan gudang Limbah B3 Jika terjadi insiden (kontak langsung ayat 2b :
pada TPS LB3 (negatif) (-) dengan limbah B3 Kimia) dengan Ketentuan-ketentuan dalam
membilas air terlalu lama dapat ayat (1) tersebut berlaku dalam
menyebabkan iritasi sampai luka bakar tempat kerja di mana : dibuat,
diolah, dipakai, dipergunakan,
Rekomendasi : diperdagangkan, diangkut
Pemasangan Sign/ Penamaan TPS atau disimpan bahan atau
Limbah B3 barang
- yang : dapat meledak,
mudah terbakar,menggigit,
beracun, menimbulkan
infeksi, bersuhu tinggi;

10. Pengawasan Norma Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


1 PT. Solusi Bangun Titik kumpul dekat dengan Potensi bahaya : Apabila terjadi -Peraturan Menteri Kesehatan
Andalas bangunan di sekitarnya gempa bumi atau runtuhnya bangunan Republik Indonesia
(Negatif) (-) tersebut makan akan terjadi insiden Nomor 48 Tahun 2016
yang menimbulkan korban jiwa para Tentang
pekerja yang berkumpul di titik kumpul Standar Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Perkantoran
Bab Iii Standar Keselamatan
Rekomendasi : titik kumpul Kerja
seharusnya lebih jauh dari bangunan Tindakan Awal Dalam Rencana
sekitar Tanggap Darurat
a. Merencanakan suatu titik
kumpul (Assembly Point) yang
merupakan suatu Denah
Evakuasi yang menunjukkan
kemana pekerja berkumpul bila
terjadi kondisi darurat dan
diperintahkan untuk evakuasi.
b. Mengadakan simulasi
kebakaran dan bencana yang
melibatkan dinas kebakaran
setempat dan kalau perlu
dengan
mengikutsertakan dinas atau
instansi terkait lainnya.
c. Menyiapkan sirene-sirene
dan alarm tanda bahaya.
d. Menyiapkan rambu-rambu
arah ke tempat titik kumpul,
lokasi
tabung pemadam kebakaran
dan lain-lain.
e. Menyiapkan prosedur
tanggap darurat.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada PT. Solusi Bangun Andalas, menurut
saya berikut temuan positif yang telah memenuhi persyaratan Undang-undang No.1 Tahun 1970
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Permenaker No.12 tahun 2015 pasal 1, UU No 1
Tahun 1980 Pasal 9, Kepmenaker No 186 Tahun 1999 pasal 2 ayat 1, Permenaker Nomor 08
Tahun 2010 Pasal 5 , Permen 02 Tahun 1982 , UU No 1 Tahun 1980 Pasal 9, Permenaker
Nomor 15 Tahun 2008 Pasal 10, Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
ketenagakerjaan DJPPK/IX/2006 Pasal 2.1.2, Permenaker Nomor 05 Tahun 2018 Pasal 41
Ayat 1 , Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No.KEP.187/MEN/1999 Pasal 7 Ayat 1,
Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 Pasal 12 ayat 1, Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Perkantoran, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. PT. SBA memiliki Dokumen mengenai pengesahan P2K3.
2. PT. SBA memiliki Sertifikat Teknisi K3 Listrik yang aktif.
3. PT. SBA memiliki Sertifikat/Lisensi Teknisi Pengelasan yang aktif
4. Melakukan Pembaruan pada simulasi kebakaran.
5. PT. BSA memiliki tanda pemberitahuan tertulis mengenai penggunaan APD.
6. Kotak P3K neniliki lambang P3K Yang terlihat dan kotaknya tidak terkunci.
7. Terdapat tanda bahaya pada area kerja ruang terbatas
8. Mempunyai informasi tentang limbah B3 yang dipantau oleh Kementrian Lingkungan
hidup
9. Terdapat papan informasi.
10. Terdapat APAR

Selain temuan positif saya juga menemukan temuan negatif yang tidak memenuhi persyaratan
perundang-undangan, Kepmenaker Nomor 186/1999 Pasal 5, Permenaker Nomor 12 Tahun 2015
Tentang keselamatan dan kesehatan kerja listrik di tempat kerja, Kepmenaker No 186 Tahun 1999
pasal 2 ayat 1, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN
1979 TENTANG KESELAMATAN KERJA PADA PEMURNIAN DAN PENGOLAHAN
MINYAK DAN GAS BUMI pasal 8 Ayat (1), Permenaker Nomor 01 Tahun 1980 Pasal 6,
Permenaker Nomor 8 tahun 2020 Pasal 81, Permenaker Nomor 04 Tahun 1980 Pasal 4 Ayat 3,
Peraturan menteri ketenagakerjaan Republik Indonesia nomor 9 tahun 2016 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pada ketinggian Pasal 3, Permenaker Nomor 05 Tahun 2018
Pasal 41 Ayat 1, UU No 1 Tahun 1970 Pasal 2 ayat 2b , Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran,
dan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Masa berlaku lisensi K3 petugas pemadam kebakaran sudah expired pada 14 Desember
2021

2. switch panel tidak dilengkapi dengan tanda label yang sesuai

3. Tidak dibuatkan garis safety bahwa ada pengerjaan di area empty bag store

4. Pintu untuk konstruksi berserakan di area renovasi

5. Jarak garpu dan landasan forklift tidak mencapai 15 cm

6. Pekerja menggunakan forklift untuk melakukan pekerjaan di ketinggian, akan tetapi tidak
menggunakan Alat Pelindung Jatuh

7. Tidak Terdapat Mobil Ambulan Perusahaan

8. Tidak terdapat ventilasi udara pada ruang rapat

9. Tidak terdapat rambu penamaan gudang Limbah B3

10. Titik kumpul dekat dengan bangunan di sekitarnya

4.2 Saran
Berdasarkan hasil temuan diatas yang saya dapatkan dari PT. Solusi Bangun Andalas,
maka saran yang dapat saya berikan terkhusus pada temuan negatif sebagai berikut :
1. Memperpanjang masa berlaku lisensi K3 petugas pemadam kebakaran.

2. Memberikan label atau tanda pada switch panel


3. Memberikan garis safety pada area empty bag store, apabila sedang ada pengerjaan.
4. Merapikan pintu konstruksi di area renovasi
5. Memperbaiki jarak garpu forklift dalam landasan forklift minimal 15 cm
6. Menggunakan Alat pelindung jatuh dalam melakukan pekerjaan di ketinggian
7. Menambah fasilitas transportasi K3 berupa Mobil ambulan
8. Membuat ventilasi udara di ruang rapat
9. Membuat rambu Limbah B3 di gudang limbah B3
10. Memindahkan lokasi titik kumpul di ruang yang lebih terbuka

Anda mungkin juga menyukai