Disusun Kelompok 4:
1. Afanin Syafa Buana
2. Al Azhari
3. Hidayat Kelilauw
4. Nanda Dian Magfirah
5. Tegar Putra
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah azza wa jalla berkat kuasa dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan laporan PKL ini yang berjudul Laporan
Kelompok Praktik Kerja Lapangan PT. Mandiri Jogja Internasional Bidang
Kelembagaan dan Keahlian K3 dan SMK3. Laporan PKL ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu syarat dalam pelaksanaan Pembinaan dan Sertifikasi Calon Ahli
K3 Umum Online Tahun 2022.
Tidak lupa kami bersyukur kepada Allah azza wa jalla akan kehadiran pihak-
pihak yang telah terlibat dan membantu dalam proses penulisan laporan PKL ini. Ucapan
terimakasih kami ucapkan kepada:
1. Seluruh staff PT. Mandiri Jogja Internasional, yang telah memberikan izin untuk
melakukan PKL dan memberikan informasi yang dibutuhkan.
2. Seluruh staff PT. Narada Katiga Indonesia sebagai PJK3 pelatihan Calon Ahli
K3 Umum, yang telah memberikan bimbingan selama kegiatan PKL serta
penyusunan laporan.
3. Seluruh pemateri dan Disnaker Daerah Istimewa Yogyakarta yang senantiasa
memberikan ilmu, membimbing, dan meluangkan waktu saat pelatihan
4. Seluruh peserta pelatihan Ahli K3 Umum Online Angkatan 57, yang telah
memberikan dukungan dan belajar bersama selama pelatihan berlangsung
Kami menyadari bahwa laporan PKL ini masih jauh dari kata sempurna yang tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran membangun sebagai masukkan dalam laporan PKL ini agar kedepannya lebih baik
lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan...............................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup......................................................................................................2
1.4 Dasar Hukum.........................................................................................................2
1.4.1 Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3..........................................2
1.4.2 Dasar Hukum SMK3..................................................................................3
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................18
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................18
4.2 Saran....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakannya PKL ini adalah untuk :
1. Tujuan Umum
Mempraktekkan teori (mata ajaran) yang telah diterima selama kegiatan pelatihan.
2. Tujuan Khusus: Salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta pelatihan
Calon Ahli K3, agar peserta mampu untuk
a. Melakukan Identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan K3
secara umum,
b. Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan
penerapan SMK3,
c. Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan
kelembagaan dan keahlian K3.
3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
4
PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki struktur organisasi yang terperinci, berikut ada
susunan organisasi:
PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki luas bangunan 3000m2 yang terdiri dari
dua bangunan yaitu showroom dan gedung produksi. PT. Mandiri Jogja Internasional
memiliki 180 karyawan dengan perbandingan 70% karyawan perempuan dan 30%
karyawan laki-laki. Selain itu, PT. Mandiri Jogja Internasional memiliki kapasitas
produksi hingga 45.000 tas per tahun dan 6000 pasang sepatu per tahun.
Proses produksi PT. Mandiri Jogja Internasional dimulai dengan mendesain
produk oleh bagian Departemen Penelitian dan Pengembangan, kemudian memilah kulit
yang akan dibuat menjadi produk, membuat pola, pemotongan kulit, kain, dan bahan non-
kulit sesuai dengan pola yang sudah dibuat. Selanjutnya masuk ke Departemen Produksi
dimana langkah pertama adalah emboss logo, kemudian pemasangan aksesoris dimana
ada aksesoris bahan metal dan juga kulit. Selanjutnya pemasangan interior pada produk,
pemasangan kain pada bahan baku kulit, lalu masuk ke proses penjahitan dimana ada
yang menggunakan mesindan manual. Pada Departemen QC dilakukan pengecekan
benang, lem, warna, dan kebersihan. Terakhir pada Departemen Make Up, produk yang
sudah jadi akan dibersihkan, lalu produk diberikan sentuhan akhir dengan menambah
semir halus, selanjutnya produk akan masuk ke pengepakan yang sebagian akan
ditampilkan di showroom dan dikirim ke luar negeri.
5
2. Tergores/ terpotong
3. Terjatuh
4. Tertimpa barang
5. Terpeleset
6. Tersengat aliran listrik
7. Terpapar bahan kimia
8. Kebakaran
7
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Berikut ini temuan positif dan negatif di PT. Mandiri Jogja Internasional
3.1 Temuan Positif Kelembagaan & Keahlian K3 dan SMK3 di PT. Mandiri Jogja Internasional
No Foto Temuan Analisa Dasar Hukum
Manfaat (termasuk pasal dan ayat)
Saran/
Rekomendasi
Pasal 3 ayat 3
P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya
atau usul dari pengusaha atau pengurus yang bersangkutan.
9
3 Ruang Pengurus APD berfungsi untuk APD diperiksa danUndang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
produksi menjalankan melindungi tubuh didata secara Kerja
kewajiban pekerja kemungkinan berkala agar Pasal 14 poin c
untuk adanya potensi APD tetap
menyediakan bahaya atau terawat dalam Pengurus diwajibkan :
APD kecelakaan kerja kondisi baik c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan
diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di
bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain
yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan
petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
4 PT. MandiriUnit Memberikan Unit UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Jogja penagulanga pengetahuan dan penanggulangaPasal 9 ayat 3
Internasi n kebakaran keahlian tentang n kebakaran
onal sudah pernah teknik-teknik diharapkan Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua
ikut pencegahan dan dapat tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam
pelatihan penanggulangan memberikan pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta
kebakaran di tempat pengetahuan peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
atau di lingkungan kebakaran pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan
kerja kepada para
pekerja dan
merekomendas
ikan simulasi
kebakaran
kepada
perusahaan
10
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
1 PT. MandiriSudah ada Mengidentifikasi hal-hal, Melanjutkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Jogja formulir kejadian-kejadian atau identifikasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Internasi identifikasi situasi yang mungkin risiko ke Kesehatan Kerja
onal resiko terjadi yang dapat perencanaan Pasal 9 ayat 3 :
mempengaruhi dan
pencapaian tujuan Dalam menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud
pelaksanaan
organisasi termasuk pengendalian pada ayat (2) pengusaha harus mempertimbangkan:
penyebab dan sumber risiko a. hasil penelaahan awal;
risiko b. identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko;
c. peraturan perundang-undangan dan persyaratan
lainnya; dan
d. sumber daya yang dimiliki.
2 Halaman Terdapat Pelaksanaan pengendalianMelakukan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
belakang penanggulan risiko tersebut dapat perawatan dan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
dan gan potensi meminimalisir setiap pemeriksaan Kesehatan Kerja
ruang bahaya, kerugian yang mungkin secara berkala Pasal 9 ayat 3 :
produksi yaitu dialami bagi pada penyalur
penyalur perusahaan maupun petir dan Dalam menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud
petir dan pekerja APAR pada ayat (2) pengusaha harus mempertimbangkan:
APAR a. hasil penelaahan awal;
b. identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko;
c. peraturan perundang-undangan dan persyaratan
lainnya; dan
d. sumber daya yang dimiliki.
12
3.2 Temuan Negatif Kelembagaan K3 dan SMK3 di PT. Mandiri Jogja Internasional
No Foto Tempat Temuan Analisa Saran/ Dasar Hukum
temuan Dampak Rekomendasi (termasuk pasal dan ayat)
Kelembagaan K3
1Narasumber: Pak Dwi PT. Mandiri Jogja
Belum pernah di Pekerja tidak Unit UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Suhardono (Manger Internasional adakan simulasi memiliki penanggulangaPasal 9 ayat 3
HSE) kebakaran pengetahuan n kebakaran
kepada seluruh mengenai membuat Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi
pekerja pencegahan dan rekomendasi semua tenaga kerja yang berada di bawah
penanggulangan kegiatan pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
kebakaran simulasi kepada pemberantasan kebakaran serta peningkatan
secara teknis di beberapa atau keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
tempat atau seluruh pekerja. pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan
lingkungan Jika belum bisa
kerja dilakukan, unit
penanggulanga
n kebakaran
memberikan
edukasi terkait
penanggulanga
n kebakaran di
tempat kerja
kepada para
pekerja
13
2 Ruang produksi Pengurus tidak Peluang angka Pengurus lebih Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
melakukan kecelakaan kerja tegas untuk 04/Men/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan
penekanan meningkat menerapkan dan Kesehatan Kerja dan Penunjukan Ahli
mengenai peraturan agar Keselamatan Kerja
kewajiban pekerja mau Pasal 4 ayat 2 poit B
penggunaan mengunakan
APD pada APD sesui b. Membantu menunjukan dan menjelaskan kepada
pekerja dengan setiap tenaga kerja:
kebutuhan. 1) Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang
Melakukan dapat menimbulkan gangguan
inspeksi APD keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk bahaya
pada pekerja kebakaran dan peledakan
dan pemberian serta cara penanggulangannya.
sanksi 2) Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja;
3) Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang
bersangkutan;
4) Cara dan sikap yang benar dan aman dalam
melaksanakan pekerjaannya;
14
3 Ruang produksi Pengurus Duduk dengan Penerapan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
membiarkan postur yang ergonomi kerja Per-02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan,
posisi yg tidak tidak ergonomis mampu Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
ergonomis pada dapat menekan risiko Kesehataan Kerja
pekerja menyebabkan cedera serta Pasal 10:
masalah seperti meningkatkan
pegal dan nyeri produktivitas Ahli keselamatan dan kesehatan kerja berwenang untuk:
pada bagian c. Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa,
leher, bahu, mengevaluasi dan memberikan
lengan, persyaratan serta pembinaan keselamatan dan
punggung, kesehatan kerja yang meliputi:
pinggang, otot 1. Keadaan dan fasilitas tenaga kerja.
tulang dan jari- 2. Keadaan mesin-mesin, pesawat, alat-alat kerja,
jari instalasi serta peralatan
lainnya.
3. Penanganan bahan-bahan.
4. Proses produksi.
5. Sifat pekerjaan.
6. Cara kerja.
7. Lingkungan kerja.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
N
1 arasumber: Pak Dwi PT. Mandiri Jogja
Belum pernah Kredibilitas dan Pengurus mulai Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Suhardono (Manger Internasional dilakukan audit kinerja melakukan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
HSE) internal dan perusahaan yang langkah SMK3 Kesehatan Kerja
eksternal SMK3 sudah berjalan dan setelah itu Pasal 14 ayat 2
selama ini terkait
mengadakan audit
dengan internal, (2) Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana
kebijakan K3 kemudian audit dimaksud pada ayat (1) melalui pemeriksaan,
dinilai tidak baik eksternal pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3
atau masih
meragukan Permenaker no 26 th 2014 pasal 3 ayat 1
(1) Perusahaan yang telah melaksanakan penerapan
SMK3 sebagaimana
15
dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan penilaian
penerapan SMK3 melalui
Audit Eksternal SMK3 oleh Lembaga Audit SMK3
yang ditunjuk oleh
Menteri.
N
2 arasumber: Pak Dwi PT. Mandiri Jogja
Penerapan SMK3 Perusahaan tidak Pengurus mulai Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Suhardono (Manger Internasional belum berjalan memiliki melakukan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
HSE) secara penerapan K3 langkah Kesehatan Kerja
menyeluruh yang terencana, pelaksanaan Pasal 5 ayat 1
terukur, SMK3 yaitu:
terstruktur, dana. penetapan Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di
terintegrasi, kebijakan K3; perusahaannya.
sehingga dapat b. perencanaan
menyebakan K3;
potensi c. pelaksanaan
kecelakaan kerja rencana K3; Pasal 6 ayat 1
yang lebih besar d. pemantauan
dan evaluasi SMK3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
kinerja K3; dan meliputi:
e. peninjauan a. penetapan kebijakan K3;
dan peningkatan b. perencanaan K3;
kinerja SMK3 c. pelaksanaan rencana K3;
d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan
e. peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
N
3 arasumber: Pak Dwi PT. Mandiri Jogja
Belum ada Dibuat kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Pemimpin, pengurus,
Suhardono (Manger Internasional kebijakan k3 dan pekerja tidak K3 yang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
HSE) memiliki sudut ditandatangani Kesehatan Kerja
pandang dan oleh pimpinan pasal 6 ayat 1
tujuan yang dan diketahui
sama mengenai oleh seluruh SMK3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
ketetapan K3
pekerja meliputi:
yang ingin a. penetapan kebijakan K3;
dicapai di b. perencanaan K3;
perusahaan c. pelaksanaan rencana K3;
16
d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan
e. peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
Pasal 7 ayat 1
Penetapan kebijakan K3 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh
pengusaha.
4 Ruang produksi Personil dan fasilitas
Saat terjadi keadaanMelakukan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
dan klinik penanggulangan darurat, pemeriksaan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
darurat belum penanggulangan berkala Kesehatan Kerja
memadai (kotak menjadi mengenai Pasal 11 ayat 2
P3K yang terhambat kelengkapan
kosong dan tidak dikarenakan kotak P3K di Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
ada dokter jaga personil dan seluruh area, sedikit meliputi:
yang datang fasilitas yang dan a. tindakan pengendalian;
secara rutin) tidak memadai menyediakan b. perancangan (design) dan rekayasa;
personil c. prosedur dan instruksi kerja;
kesehatan/ d. penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan;
dokter jaga yang e. pembelian/pengadaan barang dan jasa;
datang secara f. produk akhir;
rutin g. upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan
dan bencana industri; dan
h. rencana dan pemulihan keadaan darurat.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
PT Mandiri Jogja Internasional (MJOINT) adalah perusahaan yang
bergerak di bidang industri kerajinan kulit yang berlokasi di Jogja. Perusahaan
ini sudah mulai menaati ketentuan terkait dengan K3 yang diatur dalam
berbagai resulasi peraturan perundang-undangan. Setelah dilakukan studi
pustaka tentang peraturan perundang undangan serta berbagai regulasi terkait
dengan kelembagaan & keahlian K3 serta SMK3 terhadap hasil observasi yang
dilakukan di PT. Mandiri Jogja Internasional, terdapat beberapa persyaratan
yang diatur di undang-undang dan regulasi lainnya terkait dengan kelembagaan
& keahlian K3 serta SMK3 sudah dijalankan dengan baik di perusahaan selama
kegiatan produksi berlangsung. Akan tetapi masih ada beberapa hal yang belum
diterapkan dan atau kurang sesuai dengan peraturan yang ada. Temuan terkait
dengan hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Kelembagaan dan Keahlian K3
Temuan Positif
a. Perusahaan memiliki ahli K3 dan sudah mengikuti pelatihan dibuktikan
dengan adanya sertifikat sehingga memenuhi ketentuan yang diatur dalam
permenaker No. 2 tahun 1992 pasal 2 ayat 1 dan 2
b. Perusahaan memiliki P2K3 yang sudah disahkan sehingga memenuhi
ketentuan yang diatur dalam Permenaker No. 4 tahun 1987 pasal 2 ayat 1 dan
2 serta pasal 3 ayat 3
c. Pengurus telah menyediakan APD secara cuma cuma untuk para pekerja
sehingga memenuhi ketentuan yang diatur dalam UU No.1 tahun 1970 pasal
14
d. Unit penanggulangan kebakaran sudah pernah mengikuti pelatihan dan
dibuktikan dengan sertifikat sehingga memenuhi ketentuan yang diatur dalam
UU No.1 tahun 1970 pasal 3
Temuan Negatif
a. Belum melakukan simulasi kebakaran kepada seluruh pekerja sehingga
melanggar UU No.1 tahun 1970 pasal 3
18
b. Pengurus tidak melakukan penekanan mengenai kewajiban penggunaan APD
pada pekerja sehingga melanggar Permenaker No 4 tahun 1987 pasal 4 ayat 2
point B
c. Pengurus membuarkan posisi yang tidak ergonomis pada pekerja sehingga
melanggar Permenaker No. 2 tahun 1992 pasal 10
Temuan Negatif
a. Belum pernah dilakukan audit internal maupun eksternal sehingga melanggar
PP No. 5 tahun 2012 pasal 14 ayat 2 dan Permenaker No. 26 Tahun 2014
pasal 3 ayat 1
b. Penerapan SMK3 belum berjalan secara menyeluruh sehingga melanggar PP
No. 50 tahun 2012 Pasal 5 dan Pasal 6 ayat 1
c. Belum ada kebijakan terkait dengan K3 sehingga melanggar PP No.50 tahun
2012 pasal 7 ayat 1
d. Personil dan fasilitas penanggulangan darurat belum memadai sehingga
melanggar PP No.5 tahun 2012 padal 11 ayat 2
4.2 Saran
1. Perusahaan sebaiknya menerapkan kebijakan SMK3 secara menyeluruh diluai
dari proses penetapan kebijakan K3, melakukan perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi serta melakukan peninjauan dan tingkatan kinerja
SMK3
2. Perusahaan sebaiknya menerapkan kebijakan terkait dengan K3 secara lebih
tegas kepada karyawan sehingga fungsi dan tujuan dari K3 dapat tercapai dengan
19
lebih maksimal dan produktivitas karyawan akan meningkat dengan lebih baik
3. Aturan dan kebijakan yang telah diterapkan sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam perundang-undangan tetap dijalankan dan ditingkatkan
4. Perlu dilakukan sosialisasi dan simulasi kepada karyawan terkait dengan
kebijakan K3 dan penanggulangan keadaan darurat sehingga kesadaran
karwayan terkait dengan K3 akan meningkat dan mereka dapat berperan aktif
dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit dan keselamatan kerja.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
22