KELOMPOK 1 :
1. AAN NUGRAHADI DEWANTO
2. AGUS SHOLAH AMRAN
3. SHABRINA RIZKY A. U
4. SHINTA NADILA
5. VELINDA PUTRI N. K
6. WHIMPI HASTA ROBBI
7. YULIA ISTIQOMAH
PENYELENGGARA
PT. MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
YOGYAKARTA, 22 JANUARI - 05 FEBRUARI 2024
2024
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
BAB IV PENUTUP....................................................................................................23
4.1 Kesimpulan...................................................................................................23
4.2 Saran.............................................................................................................23
iii
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Keselamatan Kerja menyatakan bahwa undang-undang ini mengatur keselamatan
kerja di semua tempat kerja, baik di darat, di bawah tanah, di atas air, maupun di
bawah air.
Program kesehatan dan kesehatan kerja di sebuah tempat kerja seringkali
mengalami permasalahan karena adanya faktor penghambat dalam pelaksanaan
program kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Kegagalan dalam melaksanakan
program K3 di suatu perusahaan dapat memberikan dampak negatif berupa
meningkatnya kecelakaan dan penyakit di tempat kerja. Oleh karena itu, pemerintah
telah mengeluarkan regulasi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang bertujuan untuk menjaga keselamatan dan
kesehatan pekerja, meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan citra
perusahaan.
Pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja seseorang ketika melakukan
suatu pekerjaan harus diperhatikan oleh setiap pekerja untuk terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan ketika sedang bekerja. Keselamatan dan kesehatan pekerja
akan terganggu apabila dalam perusahaan menghiraukan aturan yang seharusnya
diterapkan.oleh karena itu untuk mencegah terjadinya bahaya di tempat kerja
perusahaan perlu menerapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai kelembagaan,
keahlian K3 dan SMK3.
Berdasarkan praktik kerja lapangan di PT. Eagle Glove Indonesia dengan
melakukan observasi lapangan terhadap penemuan positif maupun negatif terhadap
kelembagaan, keahlian K3 dan SMK3, sehingga dapat ketahui temuan dan
merekomendasikan berdasarkan landasan hukum yang berlaku. Maksud dan Tujuan
Praktek Kerja Lapangan (PKL). Maksud dari pelaksanaan praktek kerja lapang (PKL)
di PT Eagle Glove Indonesia adalah sebagai syarat dalam pembinaan Calon Ahli K3
Umum Sertifikasi KEMNAKER RI yang diselenggarakan oleh PT. Mutiara Mutu K3
di Hotel Pop Sangaji Yogyakarta.
2
1.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai
syarat dalam pembinaan Calon Ahli K3 Umum Sertifikasi KEMNAKER RI. Tujuan
dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 dalam bidang kelembagaan, keahlian,
dan SMK3 di PT Eagle Glove Indonesia
b. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Konstruksi Bangunan,
Penanggulangan Kebakaran dan Listrik di PT. Eagle Glove Indonesia.
c. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Mekanik, Pesawat Uap dan
Bejana Tekanan di PT Eagle Glove Indonesia.
d. Mengidentifikasi penerapan Norma K3 bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan
Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya di PT Eagle Glove Indonesia.
1.1 Ruang Lingkup
Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di PT Eagle
Glove Indonesia antara lain:
a. Gambaran Umum Perusahaan PT. Eagle Glove Indonesia.
b. Struktur Organisasi Perusahaan
c. Aspek-aspek umum yang berkaitan dengan K3
d. Temuan hasil observasi yang berkaitan dengan bidang Kelembagaan, Keahlian
dan SMK3 di PT. Eagle Glove Indonesia
e. Penerapan Norma K3 bidang Konstruksi Bangunan, Penanggulangan Kebakaran
dan Listrik di PT. Eagle Glove Indonesia
f. Penerapan Norma K3 bidang Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan di PT.
Eagle Glove Indonesia
g. Penerapan Norma K3 bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan
Kimia Berbahaya di PT. Eagle Glove Indonesia.
3
1.2 Landasan Hukum
Dasar hukum yang menjadi acuan topik pembahasan yaitu sebagai berikut:
4
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
5
Glove Indonesia. PT Eagle Glove bergerak di bidang industri produksi sarung tangan
golf dari kulit dan sintetis PT Eagle Glove Indonesia diakui sebagai pemimpin
industry dan menjadi produsen terkemuka sarung tangan olahraga.
Ekspor PT Eagle Glove Indonesia dimulai pada tahun 1995 dan negara Jepang
yang menjadi tempat tujuan eskpornya. PT Eagle Glove Indonesia saat ini semakin
memperluas jangkauan ekspor mereka ke Amerika, Jerman, Korea, Kanada,
Malaysia, Australia, Swedia, India, Singapura, Inggris, Denmark, Taiwan, Cina,
Hongkong, Rep. Ceko, Thailand, Afrika Selatan, Belgia, Filipina, dan Panama.
Perusahaan ini mendapatkan bahan dasar produksi berasal dari import dan lokal. Pada
tahun 2024, PT Eagle Glove Indonesia mempunyai tenaga kerja sebanyak 757 orang
yang terdiri dari karyawan laki-laki sebanyak 172 orang dan karyawan perempuan
sebanyak 585 orang.
6
2.3 Proses Produksi
PT Eagle Glove Indonesia memproduksi sarung tangan berbahan kulit dan
sintetis. Proses produksi sarung tangan di PT Eagle Glove Indonesia melalui beberapa
tahap, tahap - tahap produksi terdapat pada Gambar 2.3.
7
Tujuan dari keselamatan atau safety adalah untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK). Penerapan safety
dilakukan sepanjang berbagai tahapan, yakni sebelum, saat, dan setelah pekerjaan
dilaksanakan. Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diterapkan dalam
seluruh proses produksi agar para karyawan dapat bekerja dengan aman dan nyaman,
terhindar dari risiko kecelakaan kerja dan PAK. Secara keseluruhan, PT Eagle Glove
Indonesia telah berhasil menerapkan norma K3 dengan baik, yang ditunjukkan oleh
pelaporan rutin kepada Dinas Tenaga Kerja setempat setiap 3 bulan. Meskipun
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di perusahaan sudah
terlaksana dengan efektif, sertifikasi SMK3 masih belum diperoleh. Perusahaan juga
merespons dengan cepat terhadap bahaya di luar kecelakaan kerja dan PAK dengan
membentuk tim tanggap darurat. Keberhasilan penerapan K3 di PT Eagle Glove
Indonesia tercermin dalam penghargaan "Zero Accident" dari Kementerian
Ketenagakerjaan Republik Indonesia, serta penghargaan kategori Platinum dalam
program Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 (P2COVID19) dan program
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS (P2HIV/AIDS) di tempat kerja pada
tahun 2023.
PT Eagle Glove Indonesia memiliki 6 orang yang bersertifikat Ahli K3
meliputi Ahli K3 Umum 4 orang, Personil K3 Spesialis seperti Ahli K3 Listrik
sebanyak 1 orang, Ahli K3 Kebakaran sebanyak 1 orang, petugas ahli K3 kimia
sebanyak 2 orang, petugas P3K sebanyak 7 orang. Untuk kegiatan produksi terdapat
operator yang telah mendapatkan SIO (Surat Izin Operator) untuk mengoperasikan
Forklift Kelas II sebanyak 1 orang, serta operator genset sebanyak 2 orang. Selain itu
untuk fasilitas klinik, perusahaan juga telah memiliki dokter perusahaan sebanyak 1
orang dan paramedis perusahaan sebanyak 2 orang yang seluruhnya telah
bersertifikasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
8
2.5 Temuan Hasil Observasi
Berikut ini merupakan hasil temuan selama observasi di PT. Eagle Glove
Indonesia pada Tabel 2.1 :
Tabel 2. 1 Temuan Hasil Observasi Lapang di PT. Eagle Glove Indonesia
No Temuan Positif Temuan Negatif Bidang
9
No Temuan Positif Temuan Negatif Bidang
orang
9 Perusahaan memiliki
petugas paramedis 2 orang
dan dokter Keahlian
penanggungjawab
perusahaan 1 orang yang
telah sertifikasi hiperkes
10. Perusahaan telah 1. Tidak diadakan audit
menetapkan kebijakan K3 eksternal Sistem SMK3
Manajemen K3
11. Perusahaan setiap 1 tahun
sekali melakukan SMK3
pembaruan perencanaan K3
12. Perusahaan melaksanakan
kegiatan program-program SMK3
K3: safety briefing,
pelatihan tanggap darurat,
pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja, memiliki
klinik, memiliki APAR dan
hydrant, memiliki asuransi
BPJS, melakukan
pemasangan safety sign dan
poster-poster, melakukan
safety induction,
menyediakan APD,
menyediakan jalur evakuasi,
titik kumpul, dan terdapat
SOP
10
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
Analisis temuan positif selama PKL di PT Eagle Glove Indonesia pada Tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Temuan Positif di PT. Eagle Glove Indonesia
1 Adanya organisasi Tenaga kerja di PT Dengan adanya Perusahaan harus tetap 1. UU no.1 tahun 1970
P2K3 serta struktur Eagle Glove organisasi P2K3 melakukan rapat rutin tentang Keselamatan Kerja
organisasi yang telah Indonesia lebih dari perusahaan dapat dan melaporkan setiap
disahkan oleh 100 orang sehingga mencegah adanya 3 bulan sekali ke pasal 10 ayat 1.
Disnaker setempat. perusahaan wajib kecelakaan kerja, disnaker 2. Peraturan Menteri
membentuk meningkatkan Tenaga Kerja RI No. Per-
organisasi P2K3. produktivitas, 04/MEN/1987 tentang
mematuhi peraturan
panitia pembina keselamatan
yang berlaku, dan
dan kesehatan kerja pasal 5
meningkatkan citra
ayat 1.
baik perusahaan.
11
No. TEMUAN ANALISA MANFAAT REKOMENDASI LANDASAN
YANG TIMBUL HUKUM
Bidang Keahlian
2 Perusahaan telah Perusahaan telah Perusahaan dapat Perusahaan harus tetap 1. UU No. 1 Tahun 1970
memiliki ahli K3 memiliki 4 orang ahli menjalankan proses melakukan pengecekan tentang Keselamatan Kerja
Umum K3 umum dengan produksi dengan SKP dan selalu
sertifikasi yang memakai prinsip- mengingatkan kepada Pasal 1 ayat 6.
diterbitkan oleh prinsip ahli K3 Umum AK3U untuk tetap 2. Permenaker No.2 Tahun
Kementerian Tenaga melakukan
1992 tentang Tata Cara
Kerja perpanjangan SKP
setiap 3 tahun sekali Penunjukan Kewajiban dan
Wewenang Ahli
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pasal 2
ayat 2 bahwa “Suatu
tempat kerja dimana
pengurus
3 Perusahaan memiliki Perusahaan Adanya tenaga kerja Memastikan lisensi 1. Permenaker No. 8 tahun
operator yang memiliki operator yang memiliki dari operator forklift 2020 tentang
memiliki lisensi SIO pesawat angkat dan sehingga dalam setiap 5 tahun sekali
forklift kelas II sesuai angkut (forklift) mengerjakan diperpanjang keselamatan dan
dengan kapasitas berlisensi sebanyak tugasnya dapat kesehatan kerja pesawat
forklift sebanyak 1 1 orang meminimalisir
angkat dan angkut Pasal
orang kecelakaan kerja
154 (a), (b)
2. Bahwa pasal 154 (a) “
operator yang
12
No. TEMUAN ANALISA MANFAAT REKOMENDASI LANDASAN
YANG TIMBUL HUKUM
berpengalaman sesuai
dengan kelasnya paling
singkat 2 tahun; (b)
lulus uji operator forklift
atau lift truck sesuai
kualifikasinya”.
4 Perusahaan telah Perusahaan telah Perusahaan Perusahaan tetap Mengenai tempat kerja,
memiliki ahli K3 memiliki 1 orang meminimalisir menjaga konsistensi pada pasal 7 mengatakan
listrik sebanyak 1 yang memiliki kemungkinan bahaya dalam pengecekan
orang lisensi K3 listrik yang dapat timbul SKP dan selalu bahwa “Untuk perusahan
yang telah dari bidang listrik mengingatkan Ahli yang memiliki
terverifikasi oleh K3 listrik untuk tidak
pembangkitan listrik lebih
Kementerian Tenaga lupa perpanjangan
Kerja dan PPSDM. SKP setiap 3 tahun dari 200 KVA wajib
Perusahaan ini sudah mempunyai Ahli K3 bidang
melakukan sesuai
regulasi dikarenakan listrik”
memiliki 2
pembangkit listrik
dengan masing-
masing dayanya 250
KVA dan 150 KVA
5 Perusahaan memiliki Perusahaan sudah Perusahaan Perusahaan tetap 1. Kepmenaker No.
petugas K3 Kimia memiliki petugas K3 meminimalisir menjaga konsistensi Kep.187/MEN/1999
sebanyak 2 orang kimia sebanyak 2 kemungkinan bahaya dalam pengecekan
orang dengan yang dapat timbul SKP dan selalu tentang pengendalian
13
No. TEMUAN ANALISA MANFAAT REKOMENDASI LANDASAN
YANG TIMBUL HUKUM
memiliki lisensi K3 dari bidang kimia mengingatkan Ahli bahan kimia berbahaya
yang disahkan oleh K3 kimia untuk tidak di Tempat Kerja pasal 3,
KEMNAKER lupa perpanjangan
SKP setiap 3 tahun bahwa “Pengendalian
bahan kimia berbahaya
meliputi: (a) Penyediaan
LDKB dan Label; (b)
Penunjukan petugas K3
Kimia dan Ahli K3
Kimia.”
6 Perusahaan memiliki Perusahaan telah Perusahaan telah Keputusan Menteri Tenaga
regu petugas memiliki petugas memiliki petugas Kerja RI
kebakaran setiap unit peran kebakaran peran kebakaran
kerja sebanyak 80 orang sebanyak 80 orang No.Kep-333/MEN/1989
yang Tenaga kerja yang Tenaga kerja tentang Penanggulangan
mampu mampu
Kebakaran di Tempat Kerja
mengidentifikasi mengidentifikasi
sumber bahaya dan sumber bahaya dan
mengetahui tersebar mengetahui upaya
di seluruh divisi penanggulangan
yang ada di kebakaran di unit
perusahaan dan kerjanya
sudah melakukan
pelatihan
7 Perusahaan memiliki Perusahaan telah Terdapat tim yang Permenaker No
petugas P3K sebanyak memiliki petugas siap siaga melakukan
14
No. TEMUAN ANALISA MANFAAT REKOMENDASI LANDASAN
YANG TIMBUL HUKUM
7 orang P3K sebanyak 7 pertolongan pertama 15/MEN/VIII/2008 tentang
orang yang telah pada kecelakaan yang Pertolongan Pertama Pada
memiliki sertifikat terlatih sehingga
pelatihan P3K dapat mengurangi Kecelakaan di Tempat
resiko cidera yang Kerja Bab 1 Pasal 2 yaitu
lebih serius
(1) pengusaha wajib
menyediakan petugas P3K
dan fasilitas P3K di tempat
kerja
8 Perusahaan memiliki Perusahaan memiliki Kegiatan Perlu memastikan Permenaker No 12 Tahun
operator genset yang tenaga ahli yang perencanaan, sertifikat sesuai 2015 tentang Keselamatan
telah bersertifikasi memiliki keahlian pemasangan, dengan masa
sebanyak 2 orang dan sertifikasi untuk perubahan, dan berlakunya dan Kesehatan Kerja
melaksanakan pemeliharaan genset Listrik di Tempat Kerja
tugasnya menurut ditangani oleh
Pasal 1 Ayat 17 yaitu,
penunjukkan pejabat seorang yang
terkait sebagai tersertifikasi dan “ Teknisi Keselamatan dan
operator untuk memenuhi Kesehatan Kerja Listrik
melakukan tugasnya Permenaker No 12
sebagai Tahun 2015 sehingga yang selanjutnya disebut
pengoperasian unit dapat Teknisi K3 Listrik adalah
PLTD kecil berupa dipertanggungjawabk
tenaga teknis yang
genset an.
mempunyai keterampilan
di bidang K3 listrik dan
memiliki lisensi dari
15
No. TEMUAN ANALISA MANFAAT REKOMENDASI LANDASAN
YANG TIMBUL HUKUM
Menteri atau pejabat yang
ditunjuk.”
9 Perusahaan memiliki Fasilitas kesehatan Paramedis yang Kebijakan sudah Permenaker No.
petugas paramedis 2 berupa dokter dan bertugas dapat sesuai dengan 03/MEN/1982 Tentang
orang dan dokter paramedis dengan memberikan tindakan regulasi dan dapat
penanggungjawab sertifikasi dari medis yang sesuai dipertahankan. Pelayanan Kesehatan Kerja
perusahaan 1 orang hiperkes dapat sehingga dapat pasal 1 ayat 5 yaitu,
yang telah sertifikasi menjamin kualifikasi berdampak baik
“Pegawai pengawas
hiperkes bantuan medis yang kepada kesehatan
bertugas pada pekerja keselamatan dan kesehatan
perusahaan. Dokter kerja adlah dokter atau
dan paramedis selalu
siaga di klinik. pegawai teknis yang
berkeahlian khusus yang
ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi”
Bidang SMK3
10 Perusahaan telah Kebijakan mengenai Pekerja dapat selalu Pembuatan ulang PP NO 50 Tahun 2012
menetapkan kebijakan K3 sudah dilakukan mengetahui dan papan kebijakan yang tentang Penerapan Sistem
K3 dengan baik kepada mengetahui kebijakan sudah tidak terbaca
pekerja dengan yang diterapkan di dengan jelas Manajemen Keselamatan
memasang kebijakan area perusahaan dan Kesehatan Kerja Pasal
di setiap area kerja
7 (1) Penetapan kebijakan
K3 sebagaimana dimaksud
16
No. TEMUAN ANALISA MANFAAT REKOMENDASI LANDASAN
YANG TIMBUL HUKUM
dalam Pasal 6 ayat : (1)
huruf a dilaksanakan oleh
pengusaha. (2) Dalam
menyusun kebijakan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), pengusaha
paling sedikit harus:
a. Melakukan tinjauan awal
kondisi K3 yang meliputi:
1. Identifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian
resiko.
2. Perbandingan penerapan
K3 dengan perusahaan dan
sektor lain yang lebih baik.
3. Peninjauan sebab akibat
kejadian yang
membahayakan.
4. Kompensasi dan
gangguan serta hasil
penilaian sebelumnya yang
17
No. TEMUAN ANALISA MANFAAT REKOMENDASI LANDASAN
YANG TIMBUL HUKUM
berkaitan dengan
keselamatan.
5. Penilaian efisiensi dan
efektivitas sumber daya
yang disediakan.
b. Memperhatikan
peningkatan kinerja
manajemen K3 secara
terus-menerus.
c. Memperhatikan masukan
dari pekerja/buruh dan/atau
serikat pekerja/serikat
buruh.
(3) Kebijakan K3
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. Visi
b. Tujuan perusahaan
c. komitmen dan tekad
18
No. TEMUAN ANALISA MANFAAT REKOMENDASI LANDASAN
YANG TIMBUL HUKUM
melaksanakan kebijakan
d. kerangka dan program
kerja yang mencakup
kegiatan perusahaan secara
menyeluruh yang bersifat
umum dan/atau
operasional.
11 Perusahaan setiap 1 Penghargaan Lingkungan kerja PT Eagle Gloves 1. Peraturan Menteri
tahun sekali tersebut sebagai lebih nyaman dan Indonesia diharapkan Tenaga Kerja Nomor 01
melakukan pembaruan bentuk pembuktian aman bagi pekerja dapat
perencanaan K3 bahwa perusahaan sehingga dapat mempertahankan tahun 2007 tentang
telah menerapkan bekerja lebih kebijakan tersebut Pedoman Pemberian
SMK3 dan produktif
Penghargaan K3 Bab IV
terlaksananya
program untuk 2. KEP.68/MEN/2004
pencegahan Pasal 4 Tentang
HIV/AIDS
Pencegahan dan
Penanggulangan
HIV/AIDS di Tempat
Kerja
12 Perusahaan Dalam hal mencegah Untuk menciptakan Perusahaan PP No. 50 Tahun 2012
melaksanakan kegiatan dan meminimalisir lingkungan kerja diharapkan dapat Tentang penerapan SMK3
program-program K3: kecelakaan akibat yang aman dan selalu melaksanakan
Kebijakan internal
19
No. TEMUAN ANALISA MANFAAT REKOMENDASI LANDASAN
YANG TIMBUL HUKUM
safety briefing, kerja dan/atau meningkatkan kegiatan K3 sesuai perusahaan
pelatihan tanggap penyakit akibat kerja keterampilan pekerja jadwal yang
darurat, pemeriksaan perusahaan dalam hal tanggap ditentukan agar
kesehatan tenaga kerja, melaksanakan darurat mencapai manfaat
memiliki klinik, program-program kegiatan
memiliki APAR dan K3 sesuai ketentuan
hydrant, memiliki yang berlaku
asuransi BPJS,
melakukan
pemasangan safety
sign dan poster-poster,
melakukan safety
induction,
menyediakan APD,
menyediakan jalur
evakuasi, titik kumpul,
dan terdapat SOP
Analisis temuan negatif selama PKL di PT Eagle Glove Indonesia pada Tabel 3.2.
20
Tabel 3. 2 Temuan Negatif di PT. Eagle Glove Indonesia
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan di PT. Eagle Glove Indonesia,
kesimpulannya adalah penerapan norma K3 di bidang kelembagaan, Keahlian, dan
SMK3 telah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya pembentukan
P2K3, memiliki petugas P3K yang sudah mengikuti pelatihan. Selain itu, terdapat
juga ahli K3 umum serta K3 Spesialis di bidangnya sesuai kebutuhan PT Eagle Glove
Indonesia dengan memiliki bukti sertifikat keahlian sesuai dengan regulasi yang
ditetapkan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
24