Anda di halaman 1dari 6

2019

ORGANISASI:

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI


PIHAK KETIGA (LSP P3)
PT. LSP KONSTRUKSI & TEKNIK

FR. SKEMA P-02

JUDUL SKEMA:
AHLI MADYA K3 KONSTRUKSI (AMK3K)

Skema Sertifikasi Ahli Madya K3 Konstruksi (AMK3K) Merupakan Skema Sertiftkasi Oktpasi Yang
Dikembangkan Oleh Komite Skema Sertifikasi ISP Kemasan Kompetensi Yang Digunakan Mengacu
Pado Standar Kompetensi Kerja Nasional Lndonesia (SKKNI) Ahli Madya K3 Konstruksi (AMK3K)
Disusun Berdasarkan Format Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI Nomor I Tahun
2072 Tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Dan Peraturan
Direktur Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2 OO9, Tentang Pedoman Teknis Penyusunan Balorun
Kompetensi Sektor PT. LSP KONSTRUKSI & TEKNIK Untuk Dapat Digunakan Sebagai Acuan Dalam
Pembinaan Dan Penetapan Persyaratan Pada Jabatan Tersebut Dan Berjalan Secara Nasional.
Skema Sertifikasi Ini Digunakan Untuk Memastikan Kompetensi Pada Jabatan Kerja Ahli Madya K3
Konstruksi (AMK3K) Dan Sebagai Acuan Dalam Asesmen Oleh LSP Dan Asesor Kompetensi,

Ditetapkan tanggal: 10 Des. 2019 Disyahkan tanggal: 10 Des. 2019


Oleh: Oleh:

___________________________ ___________________________
Ketua Komite Skema Direktur Eksekutif
Nomor Dokumen : SSK-TS-01/2019
Nomor Salinan :
Status Distribusi :
Terkendali
Tak terkendali
SKEMA SERTIFIKASI AHLI MADYA K3 KONSTRUKSI (AMK3K)

1. Latar Belakang

Asosiasi Ahli Keselamatan dan kesehatan Kerja Indonesia (A2K4 – Indonesia) merupakan suatu perkumpulan para
profesionalis praktisi K3 di bidang industri jasa konstruksi dari berbagai jenis pekerjaan yang ada di industri jasa
konstruksi, dimulai sejak survei, investigasi, rancang bangun (enjiniring), pengadaan (procurement), pelaksanaan
konstruksi, pemanfaatan/pengunaan, pemeliharaan dan pembongkaran bangunan konstruksi.
Dalam era globalisasi perdagangan saat ini beberapa kontraktor Indonesia telah mengekspor kemampuan kerja ke
beberapa manca negara dari Asia sampai ke Timur Tengah. pada kondisi yang demikian ini, kebutuhan akan
jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bahkan sampai ke perlindungan terhadap konservasi lingkungan dan
keamanan bagi pekerja dan masyarakat di sekitar lokasi pekerjaan konstruksi, menjadi suatu persyaratan yang
tidak dapat dihindari kontraktor khususnya pada pekerjaan-pekerjaan konstruksi skala menengah dan besar dan
yang beresiko sangat tinggi terhadap timbulnya kecelakaan. Pekerjaan konstruksi sarat dengan teknologi tinggi
dimana unsur bahaya kecelakaan kerja serta kerusakan terhadap aset/properti, lingkungan serta gangguan
keamanan demikian besar. pada kondisi demikian diperlukan peningkatan ilmu pengetahuan, kemampuan
menerapkan teknologi secara aman dan pendekatan psycho sosial yang baik, disamping diperlukan perilaku kerja
dari tenaga kerja yang dapat menjamin keselamatan dirinya dan keselamatan terhadap asset/ properti dan
lingkungan atas bahaya-bahaya/kerusakan yang akan terjadi. Dengan demikian akan tercipta kondisi kerja serta
sikap kerja yang aman, yang akhirnya akan menguntungkan bagi perusahaan dan lingkungan setempat.
Terjaminnya keamanan, keselamatan baik bagi pekerja maupun bagi keselamatan umum, termasuk adanya jaminan
kesehatan bagi pekerja dan jaminan tidak adanya kerusakan dan gangguan terhadap lingkungan dan keamananya,
merupakan bentuk perlindungan bagi pekerja dan masyarakat umum di sekitar lingkungan kegiatan pekerjaan
konstruksi yang sedang berlangsung. Hal ini merupakan suatu bentuk ”tertib penyelenggaraan jasa konstruksi”
sebagaimana yang diamanatkan undang-undang. Semua ini bertujuan untuk mendukung pencapaian produksi yang
tinggi, pemanfaat sumber daya secara optimal, efisien dan efektif yang akan berdampak terhadap adanya
kesejahteraan anggota masyarakat pekerja itu sendiri.
Untuk menjamin tertibnya penyelenggaraan jasa konstruksi, dibutuhkan ketersediaan tenaga ahli dan tenaga
terampil dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja di sektor jasa konstruksi. Ahli K3 di bidang Konstruksi
atau disebut ”Ahli K3 Konstruksi” diharapkan mampu bekerja secara professional sesuai dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja dan dunia usaha industri jasa konstruksi. Untuk menyiapkan SDM Ahli K3 Konstruksi diperlukan suatu
acuan/bakuan kompetensi kerja di bidang keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi berupa SKKNI untuk Ahli K3
Konstruksi.
SKKNI untuk Ahli K3 Konstruksi digunakan sebagai dasar untuk menerbitkan sertifikat keahlian K3 Konstruksi
melalui uji kompetensi bagi tenaga kerja, yang dapat menjamin SDM K3 Konstruksi memiliki kualifikasi kompetensi
kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas/pekerjaan tersebut dengan baik dan benar, sesuai amanat
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999
tentang Jasa Konstruksi. Dalam amanat Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem pelatihan
Kerja Nasional, bahwa standar kompetensi, menjadi acuan dalam mengembangkan program pelatihan berbasis
kompetensi dan sejauh mana lulusan memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan perlu dilakukan sertifikasi
kompetensi melalui uji kompetensi. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, beserta
peraturan pelaksanaannya tersurat dan tersirat bahwa ”tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian dan/atau keterampilan”. Keharusan memiliki
"Sertifikasi Keahlian dan/atau Keterampilan" mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang betul-betul
dapat diandalkan. Kondisi tersebut memerlukan langkah nyata dalam mempersiapkan perangkat (standar baku)
yang dibutuhkan untuk mengukur kualitas tenaga kerja jasa konstruksi. Hal tersebut sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, terutama Pasal 10 ayat (2). Pelatihan kerja
diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja. Dua Undang-
Undang tersebut diatas menyebut tentang "kompetensi" yaitu suatu ungkapan kualitas SDM yang terbentuk dengan
menyatunya 3 (tiga) ranah/domain yaitu Ranah Pengetahuan (domain kognitif), Ranah Keterampilan domain
psikomotorik, dan Ranah Sikap Perilaku (domain affektif).
1. Domain (ranah) kognitif berkaitan dengan keilmuan atau pengetahuan atau daya pikir.
2. Domain (ranah) psychomotorik, berkaitan dengan kemampuan menggerakkan anggota badan dengan
menggunakan metode atau teknik dan alat bantu.
3. Domain (ranah) affektif berkaitan dengan sikap perilaku yang mengekspresikan kemauan dirinya. Secara definitif
pengertian kompetensi ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta keterampilan menerapkan
metode dan teknik tertentu didukung sikap perilaku yang tepat, guna mencapai dan atau mewujudkan hasil
tertentu secara mandiri dan atau berkelompok dalam penyelenggaraan tugas pekerjaan. Jadi apabila seseorang
atau berkelompok telah mempunyai kompetensi kemudian dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai
dengan kompetensinya, khususnya dalam bidang K3 Konstruksi, maka akan dapat memenuhi pencapaian sasaran/

2
SKEMA SERTIFIKASI AHLI MADYA K3 KONSTRUKSI (AMK3K)

tujuan serta progtram K3 yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya, agar semuanya dapat
secara jelas terukur pencapaiannya maka diperlukan suatu indikator. Indikator ini menjadi sangat penting untuk
memastikan bahwa kualitas SDM secara jelas, dapat dipilih, terukur tingkat kompetensinya, dengan adanya jaminan
kemampuan kualitas tenaga kerja yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam mencapai produktivitas
kerja yang efisien dan efektif, dimana pada akhirnya akan mengefisiensi biaya – biaya produksi sehingga dapat
meningkatkan tingkat daya saing produksi. Untuk hal yang terakhir ini sangat diperlukan standar kompetensi
Berdasarkan pada arti bahasa Indonesia, standar diartikan sebagai ukuran yang disepakati, sedangkan kompetensi
kerja mempunyai arti sebagai kemampuan kerja seseorang yang dapat terobservasi dan mencakup atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja seseorang dalam menyelesaikan suatu fungsi tugas atau pekerjaan
sesuai dengan persyaratan pekerjaan yang ditetapkan. Kata nasional mempunyai arti berlaku di seluruh wilayah
negara Republik Indonesia dan kata Indonesia mempunya arti nama untuk negara kesatuan Republik Indonesia

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASi


2.1. Ruang Lingkup : Bidang Sipil
2.2. Lingkup Penggunaannya : AHLI MADYA K3 KONSTRUKSI (AMK3K)

3. TUJUAN SERTIFIKASI
3,1. Memastikan dan memelihara kompetensi kerja tenaga kerja yang berprofesi sebagai AHLI MADYA K3
KONSTRUKSI (AMK3K)
3.2. Menjadi panduan (guidance) dalam Pelaksanaan Asesmen oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSP) dan
asesor kompetensi.

4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-undang Nomor t8 Tahun 1999 tentangJasa Konstruksi
4.2. Undang-undang Nomor L3 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4.4. Undang-undang Nomor L2 tahun 20L2 tentang Perguruan tinggi
5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI
5.1. Jenis Kemasan : OKUPASI
5.2. Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas

Nama Pekerjaan/Profesi : Ahli Madya K3 Konstruksi (AMK3K)


1. S. 941200.019.01 Menganalisis Penerapan Peraturan Perundangundangan yang terkait dengan K3 Konstruksi
2. S. 941200.020.01 Melakukan Komunikasi K3 di Tempat Kerja
3. S. 941200.021.01 Menyusun Rencana K3 Konstruksi
4. S. 941200.022.01 Menyusun Program Pelatihan K3
5. S. 941200.023.01 Menyusun Rencana Tanggap Darurat
6. S. 941200.024.01 Menyusun Kriteria Evaluasi Penerapan K3 Konstruksi
7. S. 941200.025.01 Melakukan Evaluasi Sasaran dan Program K3
8. S. 941200.026.01 Melakukan Audit Internal SMK3
9. S. 941200.027.01 Melakukan Evaluasi Hasil Inspeksi K3 di Lapangan
10. S. 941200.028.01 Melakukan Investigasi Kecelakaan Kerja

3
SKEMA SERTIFIKASI AHLI MADYA K3 KONSTRUKSI (AMK3K)

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI


Persyaratan Jabatan Ahli Madya K3 Konstruksi (AMK3K)
Pendidikan : S2 Teknik LIngkungan atau
Pengalaman Kerja : Pengalaman kerja sekurang-kurangnya 3(tiga) tahun sebagai ahli K3 atau
Kesehatan : Sehat fisik dan mental yang tidak mengganggu pekerjaan
Sertifikat : Memiliki Sertifikat Pelatihan Kompetensi Ahli Madya K3 Konstruksi
(AMK3K) atau
Persyaratan Lain : Mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar serta menguasai teknologi informasi.

7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT


7.1. Hak Pemohon
7.1.1. Pemohon yang telah mendaftar berhak untuk mendapatkan Kartu Tanda Peserta Sertifikasi dan Buku
Panduan Sertifikasi
7.1.2. Pemohon yang melaksanakan sertifikasi secara bertahap dan lulus pada tahap assesmen, akan
mendapatkan skill pasport
7.1.3. Pemohon yang lulus dalam assesmen kompetensi akan diberikan sertifikat

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.2.1. Pemegang sertifikat membuat perjanjian yang mengikat dengan LSP, apabila sertifikat dibekukan atau
dicabut, maka selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi
terkait dengan sertifikasi yang dibekukan.
7.2.2. Pemegang sertifikat membuat perjanjian yang mengikat dengan LSP, bahwa setelah pencabutan sertifikat,
pemegang sertifikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk
kegiatannya.
7.2.3. Pemegang sertifikat kompetensi menandatangani perjanjian dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi ketentuan yang relevan dalam skema sertifikasi
b. Untuk membuat pernyataan bahwa sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang
telah diberikan
c. Untuk tidak menggunakan sertifikasi yang dapat mencemarkan LSP, dan tidak membuat pernyataan
terkait sertifikasi yang oleh LSP dianggap menyesatkan atau tidak dapat dipertanggungjawabkan
d. Menghentikan penggunaan semua pengakuan atas sertifikasi yang merujuk pada LSP atau sertifikasi
LSP apabila sertifikat dibekukan atau dicabut, dan mengembalikan sertifikat yang diterbitkan LSP
e. Tidak menggunakan sertifikat dengan cara yang menyesatkan
7.2.4. Memelihara dan meningkatkan kompetensi sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat kompetensinya

8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1. Biaya sertifikasi sebesar Rp. 2.000.000,-
8.2. Biaya sertifikasi belum termasuk biaya akomodasi dan transportasi.

9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Persyaratan Pendaftaran

4
SKEMA SERTIFIKASI AHLI MADYA K3 KONSTRUKSI (AMK3K)

9.1.1. Mengajukan permohonan kepada PT. LSP KONSTRUKSI & TEKNIK; dengan mengisi dan mengirimkan
Formulir Aplikasi Permohonan Sertifikasi (Form APL-01); dengan melampiri fotocopy ijazah pendidikan
terakhir, curriculum vitae, pas foto dan fotocopy bukti-bukti pendukung lainnya kepada PT. LSP
KONSTRUKSI & TEKNIK.
9.1.2. Mengisi formulir aplikasi asesmen mandiri (Form APL-02); dan mengirimkan kepada PT. LSP
KONSTRUKSI & TEKNIK
9.1.3. Membayar biaya pendaftaran sertifikasi; dengan mengirimkan bukti pembayaran biaya pendaftaran
bersamaan dengan Form APL-01 Permohonan Sertifikasi dan Form APL- 02 Asesmen Mandiri kepada PT.
LSP KONSTRUKSI & TEKNIK

9.2. Proses Asesmen


9.2.1. Proses sertifikasi dilaksanakan dengan tahapan Proses Konsultasi Pra Asesmen, Proses Uji Kompetensi
dan Proses Rekomendasi Hasil Uji Kompetensi.
9.2.2. Proses sertifikasi dilaksanakan pada tempat uji kompetensi (TUK) yang telah diakreditasi oleh PT. LSP
KONSTRUKSI & TEKNIK dan ditetapkan melalui keputusan Kepala PT. LSP KONSTRUKSI & TEKNIK
9.2.3. Proses uji kompetensi dilakukan oleh Tim Asesor Kompetensi yang ditugaskan oleh PT. LSP
KONSTRUKSI & TEKNIK melalui Surat Tugas dari Kepala PT. LSP KONSTRUKSI & TEKNIK.
9.2.4. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan oleh PT. LSP KONSTRUKSI &
TEKNIK.

9.3. Proses Uji Kompetensi


9.3.1. Proses uji kompetensi dilakukan dengan metode analisa portofolio, tes tertulis dan praktek/simulasi,
mengacu pada Skema AHLI MADYA K3 KONSTRUKSI (AMK3K)
9.3.2. Metoda analisa portofolio dilakukan pada tahapan konsultasi pra asesmen untuk mendapatkan kesesuaian
antara bukti-bukti kompetensi yang dilampirkan dengan persyaratan yang ditetapkan.
9.3.3. Perangkat asesmen/materi uji kompetensi yang digunakan pada saat uji kompetensi adalah perangkat
asesmen yang telah divalidasi oleh PT. LSP KONSTRUKSI & TEKNIK.
9.3.4. Rekomendasi hasil uji kompetensi disampaikan oleh Tim Asesor Kompetensi kepada PT. LSP
KONSTRUKSI & TEKNIK. Rekomendasi didasarkan kepada hasil evaluasi yang dituangkan dalam Berita
Acara Hasil Uji Kompetensi.
9.3.5. Peserta uji yang dinilai belum kompeten pada unit kompetensi tertentu, maka diberikan kesempatan untuk
mengikuti uji kompetensi ulang pada unit yang belum kompeten dalam jangka waktu paling lama 6 bulan
sejak ditetapkan.

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1. Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk seorang calon oleh Komite Teknis LSP berdasarkan informasi
yang dikumpulkan selama proses sertifikasi.
9.4.2. Hasil rapat Komite Teknis PT. LSP KONSTRUKSI & TEKNIK dituangkan dalam Berita Acara, untuk
selanjutnya disampaikan kepada Kepala PT. LSP KONSTRUKSI & TEKNIK untuk dapat ditetapkan.
9.4.3. Kepala PT. LSP KONSTRUKSI & TEKNIK menerbitkan Surat Keputusan Sertifikasi Kompetensi

5
SKEMA SERTIFIKASI AHLI MADYA K3 KONSTRUKSI (AMK3K)

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


9.5.1. Apabila pemegang sertifikat dinilai melanggar perjanjian penggunaan sertifikat atau merugikan PT. LSP
KONSTRUKSI & TEKNIK, maka PT. LSP KONSTRUKSI & TEKNIK dapat melakukan
penarikan/pencabutan sertifikat; sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan PT. LSP KONSTRUKSI &
TEKNIK.

9.6. Proses Sertifikasi Ulang


9.6.1. LSP menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal untuk menjamin bahwa
profesi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikat yang mutakhir
9.6.2. Metode assesmen:
9.6.2.1. Rekaman kegiatan assesmen
9.6.2.2. Portofolio
9.6.2.3. Konfirmasi keberlangsungan pekerjaan yang memuaskan dan rekaman pengalaman kerja.

9.7. Penggunaan Sertifikat


9.7.1. Penggunaan sertifikat hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan
9.7.2. Tidak menyalah gunakan sertifikat
9.7.3. Masa berlaku sertifikat selama tiga tahun, terhitung mulai tanggal keluarnya sertifikat.

9.8. Banding
9.8.1. Peserta Uji Kompetensi dapat mengajukan banding terhadap hasil asesmen jika mendapatkan perlakuan
yang tidak adil dari asesor. Perlakuan tidak adil tersebut meliputi diskriminasi, mempersulit dalam
pembuktian asesmen dan konflik kepentingan.
9.8.2. Prosedur pengajukan banding atas keputusan hasil asesmen adalah sebagai berikut :
a. Berilah komentar perlakuan tidak adil di dalam formulir umpan balik. Jika Peserta Uji Kompetensi tidak
dapat memberikan komentar maka Peserta Uji Kompetensi tidak diwajibkan menanda tangani
persetujuan hasil asesmen tersebut.
b. Mengajukan surat permohonan banding kepada Kepala PT. LSP KONSTRUKSI & TEKNIK
c. Kepala LSP akan menjawab surat pengajuan banding setelah mengadakan pengkajian terhadap alasan
keberatan yang diajukan oleh peserta uji kompetensi.
d. Jika terbukti ditemukan perlakuan tidak adil, maka peserta uji kompetensi akan diberi kesempatan
melakukan asesmen ulang untuk membuktikan bahwa peserta uji kompetensi kompeten.

Anda mungkin juga menyukai