Tinjauan Sejarah
Wagiono Sunarto
GAYA DESAIN
Tinjauan Sejarah
Wagiono Sunarto
Diterbitkan oleh
Pascasarjana IKJ
Jl. Cikini Raya 73 Jakarta Pusat 10330
(+62 21) 315 9687
master_ikj@yahoo.com
Cetakan ke satu
2013
ISBN 978-602-99174-6-8
GAYA DESAIN
Tinjauan Sejarah
Wagiono Sunarto
Daftar isi
Pengantar | Dr. Iwan Gunawan vi
1 1
Desain dan Lingkungan
2 27
Gaya Desain Grafis
3 33
Gaya Desain Pra-Modern
4 55
Gaya Desain Modern Awal
5 75
Gaya Desain Modern
6 93
Gaya Desain Modern Akhir
7 127
Gaya Desain Pasca-Modern
8 149
Tinjauan Sejarah Gaya Desain Indonesia
Penutup 157
Daftar Pustaka x
Menelusuri Kembali
Jejak Gaya Desain
Dr. Iwan Gunawan
Pengantar
Istilah “desain” dikenal di Indonesia jauh sesudah
kemunculannya di negara-negara Barat. Di samping itu,
pengertian dan konsep-konsep desain yang berkembang
di Barat juga diterima masyarakat Indonesia lebih lambat
beberapa tahun. Desain bergaya, Art Deco misalnya, yang
sejak tahun 1920-an mulai populer di Eropa, baru mulai
menjadi terlihat secara signifikan di kota-kota di Indonesia
pada tahun 1940-an. Namun, dalam perkembangannya,
kesenjangan waktu ini semakin menjadi pendek berkat
semakin cepatnya penyebaran informasi melalui media. Saat
ini gaya desain yang kita lihat dalam masyarakat Indonesia tak
jauh berbeda dengan gaya desain yang dianut orang di negara-
negara lain. Kebutuhan untuk mengonsumsi “gaya” ini terasan
semakin besar. Gaya desain di negara Barat sedikit banyaknya
memang menunjukkan keterkaitan antara perkembangan
kebudayaan Barat – teknologi, peradaban, dan kebudayaan
vi
Barat dengan bentuk serta rupa desainnya. Dengan pemikiran
itu, logis bila gaya desain menjadi alasan suatu produk dibeli
oleh konsumen. Di sisi lain, gaya desain dimanfaatkan agar
konsumen mau membeli produknya. Dengan pemikiran itu
juga, umumnya di Indonesia, gaya desain yang diserap menjadi
sebatas kulit, hanya menjadi alat agar kebutuhan-kebutuhan
di atas terpenuhi. Hal tersebut terjadi karena memang
perkembangan sosial dan budaya di negara Barat berbeda
dengan di Indonesia. Dipercaya bahwa gaya desain menjadi
tanda keikutsertaan kita pada arus utama yang paling baru.
Dengan kita “sama” dalam gaya dengan negara-negara Barat,
maka seakan-akan kita sama majunya dengan masyarakat
Barat – “kulit luar menerangkan isi”.
vii
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Arsitektur merupakan salah satu titik tolak penting dalam
pembicaraan, karena aspek dominannya terhadap lansekap
kota. Gaya yang disampaikan suatu bangunan berpengaruh
pada apresiasi masyarakat sekitarnya. Desain interior dan
produk kemudian mengisi ruang visual masyarakat dengan tata
ruang dan produk-produk yang digunakan masyarakat sehari-
hari. Dalam periode tertentu ada keterkaitan yang sangat
kuat antara arsitektur dan produk, sehingga ada kesesuaian
dalam rupa. Belum lagi bila kita membahas pakaian pada masa
tertentu. Kesemuanya memberikan kenyamanan pada mata
karena konsep rupa yang sesuai, terlihat harmonis. Rancangan
grafis, dalam proses penciptaannya menggunakan prinsip-
prinsip komunikasi visual. Perancang grafis mengemas pesan-
pesan ke dalam ekspresi pada produk-produk media massa,
kemasan, iklan, dan sistem identitas, dengan gaya yang sesuai
zamannya, yang diterima oleh masyarakat pada umumnya.
viii
Uraian dalam buku ini diungkap dalam pendekatan sejarah
yang kronologis, dan bertolak pada pikiran-pikiran dominan
yang membentuk gaya desain, khususnya Desain Grafis.
Desain Grafis saat ini di Indonesia tumbuh semakin pesat.
Profesi ini berkembang dari berbagai arah; sekolah-sekolah
dan praktisi di bidang Desain Grafis, Desain Komunikasi
Visual, Komunikasi, Seni, Periklanan, Grafika, dan Teknologi
Informasi. Desain Grafis bisa dikatakan paling mudah untuk
mengaplikasikan gaya ke dalam produk-produknya. Alasan
suatu gaya terbentuk muncul dari berbagai faktor yang tidak
semata permasalahan estetika. Mungkin penting juga bagi
orang Indonesia memahami bagaimana “kulit” itu terbentuk
akibat “isi”, sehingga kalau pun “kulit” itu akan diadopsi ke
dalam rancangan konsep desain grafis kita, pendekatan yang
digunakan tetap merupakan sesuatu yang tumbuh secara
alami dari permasalahan yang harus diselesaikan pada setiap
desain.
ix
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
x
Desain
dan
1
Lingkungan
1
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
gbr. 1
Manusia pra-
sejarah (Janson,
H.W:1986)
gbr.2
Shelter manusia
pra- sejarah (Janson,
H.W:1986)
2
gbr. 3
Teknik sederhana
membangun rumah
manusia pra- sejarah
(Janson, H.W:1986)
3
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
gbr.4
Teknik sederhana
membangun rumah
(Janson, H.W:1986)
4
Masyarakat petani yang telah menetap, membangun
permukiman yang lebih kokoh dan besar karena meningkatnya
kegiatan dan jumlah anggota keluarga yang ditampung.
Mereka harus hidup berkelompok dalam jumlah lebih besar
karena hal yang harus dikerjakan menjadi lebih banyak. Untuk
melindungi kelompoknya, mereka membangun rumah dan
pagar pengaman dengan balok kayu yang lebih besar.
gbr.5
rumah masyarakat yang
telah menetap ((Janson,
H.W:1986)
gbr. 6
rumah masyarakat yang
telah menetap (Janson,
H.W:1986)
5
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Pada masyarakat tertentu, kebutuhan untuk berkumpul dan
mengelompok terjadi karena mereka harus mempertahankan
diri dari berbagai bahaya. Komunitas tradisional membangun
pola permukimam yang sesuai dengan keadaan dan
perkembangan budaya. Kelompok masyarakat yang
besar sebesar ini cenderung menetap permanen dan
mengembangkan tata-aturan komunitas yang harus dipatuhi
semua warga.
gbr.7
Pola pemukinam suku-
suku di Afrika
6
gbr. 8
rumah di daerah panas
(Janson, H.W:1986)
gbr. 9
rumah di daerah dingin
(sumber
7
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
biasanya dalam suatu sistem komunal yang berlaku, sesuai
adat dan tradisi sosial yang berlaku.
gbr.10
Rumah adat
MInangkabau di
Sumatera Barat (dok.
pribadi)
gbr.11
Jembatan bambu di
daerah Jawa Barat (dok.
pribadi)
8
Di padang pasir bentuk ini menonjol seperti gunung buatan.
Bentuk sebesar ini, dibangun bukan untuk masyarakat biasa
dan tidak untuk orang yang masih hidup. Karena itu kompleks
Piramid Giza juga disebut Necropolis, atau kota untuk jenazah.
Dasar piramid berbentuk bujur sangkar sempurna, mengacu
pada empat arah mata angin. Piramid adalah bentuk geometrik
murni yang logis untuk membangun suatu bangunan yang tinggi,
dengan teknik menumpuk batu. Keajaiban teknologinya karena
ukuran bangunan yang luar biasa, dan beratnya batu yang harus
dipindahkan dari tempat yang jauh serta teknik pembuatan
batu dan penyusunan batu supaya mencapai bentuk sempurna.
Fungsi bangunannnya adalah makna simbolik, sebagai lambang
keabadian. Karena itu digunakan batu yang tahan terhadap
cuaca dan zaman. Pada awalnya piramid berbentuk makam
atau ‘mastaba’ yang kemudian berkembang menjadi piramid
berundak. Di dalam piramid dibuat ruang penyimpanan mumi
dan harta raja, yang disembunyikan diantara lorong-lorong
untuk menyesatkan pencuri.
gbr. 12
Pyramid di Mesir
9
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
gbr.13
Tampak bagian dalam
pyramid Mesir
gbr.14
Pyramid di Meksiko
10
Borobudur juga merupakan bangunan simbolik yang prinsip
teknik dasarnya menggunakan tumpukan batu yang masif.
Denahnya menggambarkan ‘Mandala’, suatu diagram
kosmologi Budha, yang melambangkan alam semesta, dan
alam jiwa manusia. Pintunya menghadap ke empat penjuru
angin. Sosok dasarnya menyerupai meru atau gunung suci
dalam kepercayaan Hindu-Budha. Borobudur merupakan
harta pusaka dunia, karena keunikan dan keunggulan
teknologi pembuatannya. Borobudur dibentuk dan dihias
dengan berbagai ikon dan ceritera bertema agama Budha.
gbr. 15
Borobudur
11
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Tembok Cina juga merupakan tembok masif yang dibuat dari
tumpukan batu. Gunanya untuk menangkal serangan bangsa
Mongolia dari Utara. Panjangnya 5000 km, dan dibuat melalui
dataran dan pegunungan dengan lebar dan tinggi bervariasi
sesuai kondisi alam dan pertimbangan strategis pertahanan.
gbr.16
Tembok Cina
12
bentuk kotak yang disusun dalam interval,
sehingga terjadi rongga, tanpa menggunakan
balok / beam.
(3) Sistem Round Arch atau busur lengkung, dan
Pointed Arch atau busur lancip. Dalam teknik
ini batu pembentuk lengkungan dipahat secara
seksama sehingga saling berkait dan dapat
menahan beban di atasnya. Ketiga sistem ini
dipakai untuk membuat bukaan pada dinding
atau membuat kubah.
13
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
(b) Beton bertulang (pre stressed-concrete atau
beton pra-tekan)
(c) Space-frame / geodesic dome
(d) Tension – cable
gbr.17
Konstruksi bangunan
14
gbr. 18
Stone Henge
15
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
gbr.19
Parthenon
Pada kuil di Horus, Edfu, Mesir dan pada kuil Ammon di Karnak,
Mesir (1350 – 1250 SM, Dinasti XIX), terlihat kapital yang
merupakan stilasi dari kuncup dan bunga papyrus atau lotus.
Bentuk tiang dan kapital ini mendapat inspirasi dari konstruksi
rumah tradisional yang atapnya disangga ikatan batang
papyrus. Tiang kuil Karnak tingginya 66 f.t. atau 33 m, lebar
kapitalnya 22 f.t. atau 7 m. Kompleks stupa di Ajantan dan Bhaja
India tidak dibangun tetapi dikeruk dan dipahat pada tebing
batu. Namun, karena ‘tradisi dan konvensi’ bentuk ruangnya
masih terikat pada teknologi membangun sistem Lintel.
16
konstruksi monumental bangsa Roma, dan negara-negara
taklukannya sampai Abad Pertengahan, Barisan tiang atau
colonade mempunyai fungsi konstruksi dan juga keindahan.
gbr. 20
Kiri: Kuil di Mesir
Bawah: Kuil di India
17
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Teknik busur batu, memungkinkan terbentunya kubah-kubah
besar (dome) dan ruang-ruang yang luas, untuk upacara massal
dalam katedral-katedral dan masjid-masjid akbar di Istambul.
Pada masa Renaisans banyak katedral memakai dome yang
dilukis atau dihiasi dengan ornamen yang rumit dan indah.
gbr.21
Berbagai bangunan
dengan teknik busur
batu
18
gbr. 22
Berbagai bangunan
dengan teknik busur
batu
19
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Teknik arch batu tetap dipakai sampai awal abad ke-19 untuk
membuat jembatan yang bentangannya terbatas. Atau
jembatan penghias taman yang mementingkan bentuk estetik
dan sensasi serta pengalaman watu menyebrang.
gbr.23
Jembatan dengan
teknik busur batu
20
batu berbentuk ‘pointed arch’ yang diperkuat oleh struktur
penguat butress dan flying butress . Dengan teknologi ini,
dimungkinkan adanya jendela kaca patri yang indah. Teknik
ini menciptakan pengalaman vertikal yang membuat manusia
merasa kecil dan rendah pada waktu memasuki katedral
ini. Untuk memperkuat, sekaligus memperindah ceiling,
dibuat rusuk-rusuk batu dekoratif (ribbed – rault). Teknologi
kuno dalam arsitektur telah mengakibatkan bentuk-bentuk
bangunan monumental yang khas dan unik pada berbagai
daerah dan pada berbagai periode sejarah.
gbr. 24
Bangunan masa Gothik
dengan teknik busur
batu
21
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Pada akhir abad ke-19 bangsa Eropa mengembangkan
teknologi baru dengan bahan baru, yang terutama memakai
konstruksi besi baja, kaca, beton bertulang, dan kawat-kawat
baja. Dengan telnologi ini, terbentuk ruang-ruang kegiatan
yang luas dan bentangan yang lebih besar dan efisien, serta
bentuk-bentuk yang baru dan bebas. Teknologi cast iron dan
prefabricated iron / stell construction serta panil kaca lebar
memungkinkan dibangunnya ruang publik yang luas dan
terang. Teknologi tersebut, menciptakan lengkung raksasa
yang mirip seperti busur dalam teksnik batu susun.
gbr.23
Bangunan dengan
teknologi besi cor
22
Teknologi strusktur baja, digabung dengan reinforced
concrete menciptakan ruang stadion besar yang indah.
Dengan teknologi konstruksi baja-baja masa kini maka tercipta
lingkungan yang seragam, kaku, dan dingin di banyak tempat
di dunia.
gbr. 26
Bangunan modern
23
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
gbr.28
Bangunan dengan
teknologi beton
pratekan
gbr.29
Bangunan dengan
teknologi geodesic
dome
24
tenda raksasa. Dengan memanfaatkan ‘tension’, Fuller
membuat tower yang dinamakan tensigrity mast 1953.
gbr. 30
fuller dan tower
tensignity mast
25
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
26
Gaya
dalam
2
Desain
Secara umum gaya desain atau gaya seni adalah suatu cara
ekspresi atau sikap estetik yang khas dan unik pada suatu
karya seni yang muncul karena teknik penciptaan, konsep
visual, atau estetikanya. Gaya desain bisa memberi petunjuk
mengenai suatu masa atau periode tertentu, suatu tempat
atau negara tertentu, atau suatu aliran pemikiran atau mashab
tertentu. Gaya desain juga memberi petunjuk tentang sikap
dan konsep pribadi desainernya.
Sejalan dengan itu, gaya desain dapat dibedakan berdasarkan:
(1) Gaya Zaman (Period Style)
(2) Gaya Tempat (Regional Style, National Style, Local/
Provincial Style)
27
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
(3) Gaya karena suatu Gerakan Pemikiran (Movement)
(4) Gaya Pribadi (Personal Style)
Dalam mengamati gaya desain, pengetahuan mengenai
semua jenis gaya tersebut perlu dipakai sebagai dasar acuan.
Keempatnya merupakan suatu kesinambungan yang terus
berlangsung sampai masa kini. Gaya Zaman dan Gaya Tempat
cenderung mapan dan merupakan pengaruh alamiah yang
terjadi secara berkesinambungan, sementara Gaya Pemikiran
dan Gaya Pribadi cenderung merupakan terobosan konseptual
dan inovasi individual maupun kelompok yang memberi arah
atau alternatif baru perkembangan desain.
28
masyarakat modern, yang ciri utamanya adalah industrialisasi
dan mekanisasi. Karena itu, tinjauan mengenai Desain Modern
dan Industrialisasi secara umum.
29
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
DESAIN DALAM MASYARAKAT INDUSTRI
30
4. Proses penciptaan desain menggunakan sistem modern
yang menerapkan sistem quality control, serta standar
evaluasi yang baku.
5. Proses desain dengan melibatkan team work berbagai
keahlian yang terpadu untuk mencapai sasaran desain
secara optimal, penggunaan instrumen riset, dan uji coba
dalam berbagai bidang terkait.
6. Spesialisasi dan profesionalisme perancangnya yang selalu
melembaga serta mengikuti perkembangan terakhir dalam
teknologi dan manajemen.
31
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
32
Gaya
Desain
3
Pra - Modern
33
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Karena kemajuan transportasi dan teknologi cetak secara
merata di Eropa dan Amerika muncul majalah-majalah dan
poster-poster komersial yang dirancang dengan memakai pola
dan tata letak dan teknik visualisasi mengikuti tradisi buku-
buku dan seni grafis abad pertengahan.
34
Pada awal Industrialisasi di Inggris, Josiah Wedgwood (1730– 95
) dan John Flaxman (1755–1826 ) memulai industri benda hias
rumah untuk kalangan menengah atas. Mereka memproduksi
guci dan vas Romawi di Staffordhire berkembang menjadi pusat
industri Inggris, dan para artisan yang bekerja disana menjadi
semacam Industri designer, yang pertama. Pemasallan benda
seni kuno juga dilakukan oleh John Cheere yang memproduksi
patung – patung Yunani dan Romawi untuk hiasan interior dan
taman.
35
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Cina dan India, jajahan Inggris yang dianggap eksotik dan
penuh pesona.
5. Penemuan sistem penerangan dengan gas memungkinkan
dibuatnya berbagai bentuk penerangan bangunan
monumental yang rumit (candellier) maupun sistem
penerangan kota.
6. Gairah pada seni ornamen masa lalu, sekaligus
mencerminkan ekspresi kemakmuran yang terlihat pada
kecenderungan ornemen yang berlebihan pada benda –
benda pakai dan ruang tinggal. Hal ini diproduksi secara
besar – besaran memakai mesin.
7. Kegandrungan pada hasil mesin, yang kualitasnya
dianggap melebihi hasil pekerjaan tangan para petani dan
penduduk pedesaan, menyebarkan suatu standar estetika
produk yang seragam namum berselera rendah.
8. Penemuan mesin pintal ‘Spinning Jenny’ oleh James
Hargreaves; 1764, dan mesin tenun ‘Jacquard Loom’ 1801
oleh Marie Joseph Jacquard yang diprogram memakai
kartu lubang, meningkatkan produktivitas industri textil
secara drastis.
9. Sementara itu, benda porselen, perak dan gelas telah
berhasil diproduksi secara besar – besaran.
36
teritorial dan para saudagar. Pada “Nouveau Richie” atau OKB,
berkembang selera masyarakat menengah massal yang penuh
ornamen.
37
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Desainer Interior masih menyatu dengan profesi arsitek,
yang merancang dan memesan mebel dan asesoris pada para
ahlinya.
38
yang kemudian menjadi alat opini publik yang menonjol pada
penerbitan media cetak. Tokoh – tokohnya antara lain James
Gillray, William Hogarth, George Cruishank (Inggris), Honnore
Daumier (Perancis) dan Thomas Nast (Amerika). Seni iklan
berkembang pesat di Amerika, terutama setelah ditemukannya
teknik Chromolithograhy atau Litografi berwarna.
39
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
(4) Perkembangan seni poster komersial yang banyak
terlihat di tempat-tempat umum, menandai awal
pemikiran iklan modern.
(5) Semangat ‘Orientalisme’ dan ‘Eksotikisme’ dimana
gambaran mengenai Cina, India dan tempat atau
benda eksotis timur jauh sering dipakai sebagai
selling point.
(6) Diciptakannya berbagai huruf jenis ‘Display’ yang
penuh dekorasi.
(7) Dipraktikkannya prinsip ‘Movable type’ pada produksi
buku dan poster.
(8) Mulai dipakainya ‘Metal Casting’ dalam proses cetak.
(9) Kertas mulai dibuat secara massal.
40
hiasan pinggir secara penuh, tanpa meninggalkan
bidang kosong. Ada anggapan bahwa setiap bidang
harus dikuasai dengan cara diisi berbagai unsur grafis.
(5) Pencampuran berbagai jenis huruf, secara langsung
dan berdesak. Tak ada kepekaan tentang spasi dan
ruang pada tipografi.
(6) Seni ornamen yang dipakai secara berlebihan.
(7) Komposisi yang cenderung merata dan simetris
(statis).
41
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Pada perpindahan abad ke-19 ke abad ke-20, Revolusi Industri
telah mencapai kematangannya, tersebar merata di Eropa
dan Amerika, dan menyebar melalui para kapitalis ke Amerika
Selatan, Asia, Afrika dan Australia yang pada waktu itu masih
dikuasai oleh bangsa-bangsa Eropa. Di berbagai tempat,
pabrik-pabrik bermunculan dan lahan dibuka untuk pertanian
dan perkebunan skala besar yang dikelola secara modern.
42
dan proses peleburan aluminium disempurnakan secara
bersamaan oleh Charles Hall di Amerika dan Paul Heroult di
Perancis. Keduanya menjadi bahan yang penting pada desain
Abad 20. Gelombang radio ditemukan oleh ahli fisika Jerman
Heinrich Herz pada tahun 1888. Setelah itu disempurnakan
oleh berbagai pihak menjadi media komunikasi massa
terpenting pada awal abad 20, menyaingi kedudukan surat
kabar. Di bidang fisika dan kimia, James Maxwell, Niel Bohr, A.
Einstein, F. Rutherford, Pierre & Marie Curie dan para ahli lain
berlomba menemukan teori dan formula yang menjadi sangat
penting bagi perkembangan berbagai bidang terapan di abad
ke-20.
43
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
gbr. 31
Iklan, Poster
“Sutton’s Compound
Ammonia”, London
1907 (Desain Tak
dikenal)
Contoh konsep
Victoria,yang
mencampurkan
gambar dan huruf
tanpa ada disiplin atau
konsep ‘ruang’, semua
informasi dan gambar
diperlihatkan. Teknik
cetak Lithografi.
(Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
gbr. 32
Kulit muka majalah
“punch”, London 26 Mei
1883. RICHARD DOYLE
Desain penuh
dan ramai. Ukiran
dan hiasan serta
gambar-gambar naratif
(bertutur-bercerita)
tampak jelas dalam
kulit muka majalah ini.
Ciri yang lain adalah
gambar-gambar
humoristic. Desain ini
dicetak dengan teknik
etsa di atas tembaga
atau kuningan. (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
44
gbr. 33
Poster Tembakau Payn
Mc Naughton , New
York abad 19 ( tak
dikenal )
Poster tembakau ini
unik, karena dicetak
dengan menyatukan
klise – klise untuk
cetakan label
(kemasan). Hasilnya
sebuah poster yang
isinya susunan dalam
berbagai ukuran.
(Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
gbr. 34
Contoh label produk
“Vinegar” Bitter’s
Almanac
Tipografi beragam
dan lay out simetris
serta desain penuh.,
ditambah penggunaan
pita. (Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
45
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
gbr 35
Karikatur Politik
(Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
46
gbr 36
Karikatur tentang
pemasangan poster.
Karikatur ini tentang
joroknya kota karena
dipasangi beragam
poster dalam berbagai
ukuran . Persis seperti
yang kita alamai
sekarang. (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
gbr 37
Iklan dengan teknik
Litografi berwarna
Teknologi menuju
cetakan berwarna yang
massal. (Heller, Steven
dan Chwast Seymor:
1988.)
47
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
GAYA ART AND CRAFTS
48
tonggak awal suatu konsepsi tentang desain yang baik.
Gerakan ini juga memberi contoh, bahwa seorang praktisi
harus menciptakan sesuatu komunikasi grafis yang sekaligus
harus bisa menjadi suatu statemen keindahan. Hal ini terlihat
dalam karya-karya buku ilustrasi ciptaan William Moriss,
Selwyn Image, Abrey Beardsley, Edward Burne Jones, Charlest
Rickets, Walter Crane di Inggris, dan Gustar Stickley serta
Daniel Berkley di Amerika.
49
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
saja dari koleksi huruf di percetakan, melainkan ditulis
atau disusun khusus untuk menyatu dengan harmonis
dalam seluruh rancangan.
(3) Suatu sikap total, yang menganggap seluruh permukaan
kertas harus diolah secara utuh dan harmonnis, seperti
menciptakan karya seni dimana setiap unsur terkontrol
tetapi tidak kaku.
(4) Sensitivitas terhadap warna, hitam putih dan gelap terang,
serta keberanian memakai hitam putih dalam bidang
yang besar. Putihnya kertas telah dianggap sebagai unsur
desain yang potensial dan tidak harus dipenuhi.
(5) Penggunaan gambar dan visualisasi yang tak perlu
realistik, yang figur-figurnya lebih merupakan stilasi atau
ciptaan baru yang imajinatif. Unsur garis dan bidang telah
dipakai secara artistik menjadi elemen desain dan bukan
sekedar batas obyek, tone atau tekstur obyek.
(6) Komposisi yang masih rigid dan cenderung simetri.
(7) Suatu sense of priority yang tergambar dalam cara
penempatan huruf dan visualisasi lainnya.
(8) Gairah pada idiom masa lampau yang ditampilkan kembali
secara ‘baru’ (pada masa itu). Terlihat kesan revival dan
‘romantikisme sejarah’.
(9) Belum munculnya sikap desain yang selaras dengan
perkembangan teknologi dan modernisasi. Bahkan ada
kesan bahwa gerakan ini ‘anti teknologi’.
50
Pikiran-pikiran Pugin, Ruskin, dan Morris menyebar dan
dipraktikkan oleh pembuat mebel dan benda-benda pakai
di Eropa yang setuju bahwa suatu penciptaan benda-benda
fungsional harus disertai rasa estetika dan etos kerja yang
besar. Mereka beranggapan bahwa sensitivitas terhadap
material dan komitmen pada cratfmanship merupakan
tanggung jawab moral desainer yang terpenting.
gbr. 38
William Moris, The
Centrebury Tales, Book
Page, 1896 (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
51
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
gbr. 39
Unknown,
Walter Crane Design
Exhibition, Poster 1895
(Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
gbr. 40
Unknown, Stencil
page of craftsman,
1902 (Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
52
gbr. 41
Walter Crane, Art and
Craft Magazine cover,
1893. (Heller, Steven
dan Chwast Seymor:
1988.)
gbr. 42
WILLIAM MORRIS,
Honney Sucle Room,
Wightwick Mannor,
akhir abad 19.
53
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
54
Gaya
Desain
4
Modern Awal
55
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
sebelumnya. Namun, kelompok ini belum dapat dikatakan
modernis karena referensi visualnya masih sangat terikat
pada estetika Abad Pertengahan dan kelompok ini bersikap
menentang mekanisme dan industrialisasi. Mereka memang
menentang selera pasaran dan desain produk stereotipe
Victoria dengan hasil mesin-mesin yang produktivitas-nya
tinggi, tetapi mereka belum bisa menawarkan alternatif dalam
menghadapi kenyataan industrialisasi yang tak mungkin
dihindari lagi. Karena itu, gerakan ini tidak tersebar luas dan
hanya bergaung sebagai gerakan moral.
56
oleh berbagai kalangan, yaitu ‘Gerakan Art Nouveau. Seperti
yang terjadi pada para pelopor Arts and Crafts, para pelopor
Art Nouveau juga menentang degradasi mutu dan penampilan
hasil produksi masa mesin-mesin pabrik yang penuh streotipe,
berselera rendah, dan sama sekali tidak memperhatikan aspek
fungsional produk tersebut.
Akan tetapi, berbeda dengan para pelopor Arts and Crafts, para
seniman dan desainer Art Nouveau lebih realistis menyambut
modernisasi dan tidak mencoba mencari ‘keindahan’ melalui
semangat Historikisme Abad Pertengahan.
57
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Poster-poster komersial dan majalah hiburan tetap populer
meneruskan gairah media Victoria. Poster-poster dan majalah
yang memakai gaya Art Nouveau biasanya hanya diterbitkan
untuk peristiwa yang khusus dan kalangan yang khusus
pula. Secara umum, gaya Art Nouveau memang gaya yang
berkembang sebagai konsumsi kelas-kelas tertentu saja.
Dalam hal teknik cetak, tak banyak perubahan yang berarti
dan masih sama dengan teknologi masa Victoria.
58
4. Kegairahan pada visualisasi secara stilasi atau
deformasi dan distorsi yang imajinatif.
5. Penggunaan berbagai jenis tipografi yang sangat
individual (dirancang untuk kebutuhan tertentu).
6. Kebebasan komposisi yang menjadi lebih dinamis,
lebih bebas dalam ruang, dan tidak perlu simetri.
7. Kebebasan ekspresi yang memberi peluang hasil
visualisasi tidak harus apik dan rapi, tetapi boleh
berupa sapuan-sapuan yang spontan.
8. Sensitif dalam pemakaian berbagai unsur visual
seperti tekstur, warna, garis, ruang, volume, dan
efek-efek piktorial lainnya. Teknik litografi-warna
memungkinkan ekspresi artistik yang lebih bebas
dalam penerbitan publikasi komersial.
9. Komitmen gerakan Arts and Crafts pada penciptaan
benda pakai yang indah diteruskan oleh seniman dan
desainer Art Nouveau lebih menggambarkan keadaan
masa itu, bukan mengangkat kembali mitologi dan
semangat historikisme.
10. Suatu konsep piktorial yang lebih langsung dan
terfokus tidak seperti poster Victoria yang terlalu
penuh dengan peristiwa, dan karya Arts and Crafts
yang masih ornamentik.
59
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Ciri-Ciri Khas Gaya Art Noveau Dari
Beberapa Negara
PERANCIS
Karya poster Art Nouveau Perancis bersifat lembut, sensitif,
dan lebih seperti art statement. Mereka banyak memakai
goresan-goresan spontan dan warna-warna lembut, yang
merupakan pengaruh gaya seni lukis pasca-impresionisme.
Bentuk figur tak perlu utuh, tipografinya juga spontan dan
tidak kaku, pemakaian ornamen sangat minim, komposisi
sangat ‘tegas’, tidak rumit; biasanya suatu visualisasi yang kuat
dengan tipografi spontan; banyak yang tidak lagi memakai
border atau batas tepi.
60
JERMAN (Jugendstill)
Ciri-ciri khas karya-karya Jugendstill antara lain adalah
visualisasi figur hampir sama dengan Perancis, namun
warnanya lebih redup dan kebebasan permainan efek kuas
(brush strokes) tidak tampak; karya Jugendstill lebih rapi
dan tertib dari pada karya-karya ‘Art Nouveau’Perancis;
warna-warnanya lebih berhati-hati dimana warna-warna
kontras yang ramai selalu dihindari; tipografinya lebih
kaku; ornemen-ornemen yang khas; dan pewarnaan yang
merata.
ITALIA
Di Italia Art Nouveau tidak banyak berkembang, tetapi dari
contoh yang tidak banyak terlihat gaya-gaya yang khas.
61
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Gaya-gaya khas tersebut antara lain adalah penggambaran
figur secara realistik, pendekatan visualisasi yang dramatik/
romantik; warna-warna tenang, cenderung gelap dan redup;
komposisi yang cenderung simetrik; dan penggunaan ornamen
yang terbatas.
AMERIKA
Di Amerika pengaruh Art Nouveau Eropa bercampur
dengan gaya komersial Victoria Amerika. Akibatnya,
tak terlihat sesuatu hal yang sangat khas dan menonjol.
Namun, gaya ini tetap terlihat lain dibandingkan dengan
gaya Victoria - Amerika yang ada. Hal tersebut antara lain
terlihat dalam gairah yang luar biasa dalam bereksperimen
dengan bidang, warna, efek-efek artistik; tipografi yang
lebih efisien; warna-warna yang lebih semarak dan
riang; stilasi figuratif; action yang romantis/emosional;
penyederhanaan border atau hiasan tepi, dan komposisi
yang cenderung simetrik.
62
and Crafts untuk diaplikasikan dalam skala besar. Gerakan Art
Nouveau mendukung perlunya sensitivitas dan sensibilitas
seni pada karya terapan. Akan tetapi, mereka tidak mau
terjebak dalam spirit ‘Historikisme’ Abad Pertengahan seperti
para artisan Arts and Crafts. Mereka mengembangkan kreasi
baru – yang walaupun masih banyak mengambil inspirasi dan
sumber masa lampau – yang sangat bebas dan berani dalam
penciptaan aturan serta idiom baru.
Pada tahun 1882 Lewis Day dan Walter Crane mendirikan Art
Workers Guild yang juga dianggap pionir dalam perkembangan
gaya baru ini. Gaya Art Nouveau awal bisa dikenali dari hias
yang organik, meliuk-liuk, tanpa aturan geometrik, dan stilasi
bentuk yang bebas dan imajinatif. Kalau para artisan Art and
Crafts masih menganggap ornamen itu pelengkap obyek,
seniman Art Nouveau sudah sampai pada penyatuan struktur,
63
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
hiasan fungsi, dan ruang secara harmonis dan terpadu. Seluruh
obyek atau struktur itu merupakan hiasan yang menyatu
dengan fungsinya.
64
mebelnya. Seniman mebel terkenal lainnya adalah Eugene
Vallin dan Eugene Galliard .
65
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Eckmann banyak membuat ilustrasi untuk majalah Pan
dan majalah Jugendstill tempat ia menciptakan tipografi
baru. Bruno Paul banyak membuat desain untuk majalah
Simplicismus sedangkan Van de Velde yang lahir di Belgia
banyak memberikan inspirasi pada rekannya dan kemudian ia
menjadi tokoh penting dalam Deutche Werkbund (1907).
66
Bartllo’ dan ‘Casa Milla’ di kota Barcellona. Ia menganggap
penciptaan rumah, katedral dan taman seperti penciptaan
karya seni yang setiap detailnya harus diperhatikan dengan
cermat dan khas. Ia menghindari pengulangan solusi desain
pada setiap bagian karyanya.
67
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Gerakan Art Noveau lebih berhasil daripada Art and Craft
dalam memasyarakatkan suatu estetika baru yang secara
komersial sukses.
68
‘Stylistic’ dan ‘Individualisme’ yang sangat besar. Mereka
bekerja lebih seperti seniman yang bebas berkreasi secara
emosional. Sedangkan pada kelompok kedua mulai terlihat
suatu rasionalisasi dan sikap yang lebih penuh pertimbangan
dalam komposisi bentuk, ruang, elemen dan hiasan.
Karya mereka, merupakan jembatan ke arah berbagai
kecenderungan yang berlangsung pada kematangan
modernisasi di abad ke-20.
gbr. 43
A.H.MC. MURDO,
Sampul muka buku
‘Wren City Church’, 1883
Arthur Mc. Murdo
adalah Arsitek
pendukung ‘Arts and
Crafts’ yang gigih di
Inggris. Pada sampul
buku tentang salah satu
bangunan karyanya,
ia melukiskan huruf
yang menyatu dengan
latar belakang yang
meliuk-bergelombang.
Karya ini mengawali
kecenderungan desain
grafis ‘Art Nouveau’
kemudian. (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
69
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
PLAKATSTIL
Pada Tahun 1910 Dr. Hans Sachs, editor majalah Jerman yang
khusus untuk seni poster ‘Das Plakat’ melihat bahwa para
industrialis Jerman telah melihat batasan jelas antara seni-
poster komersial dan poster-seni yang hanya merupakan
media ekspresi. Prejudisme kaum borjuis terhadap seni dan
seniman masih kuat. Para industrialis tidak merasa perlu
produknya dipromosikan melalui karya seniman terkemuka,
seperti juga seniman terkemuka juga tak mau lagi mengotori
tangan dengan menciptakan iklan. Para pedagang tidak
lagi tertarik pada desain poster yang indah, mereka lebih
menginginkan desain yang langsung dan mengena dan dapat
menjual produknya dengan cepat.
70
‘desainer grafis’ di Jerman dan menjadi penemu konsep
‘corporate identity’ serta ‘product identity’ pada produk AEG.
Gaya ini adalah gaya yang dikembangkan khas untuk poster
yang masih populer. Namun kemudian juga dipakai dalam
media lain. Karena mobilisasi masyarakat waktu itu telah lebih
cepat dan kompetisi juga meningkat maka gaya ini cenderung
menghilangkan detil statement visual dan verbal yang tidak
penting. Karenanya timbul rancangan yang ‘eye cathing’ dan
secara cepat mengkomunikasikan pesan esensial.
71
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Desainer yang terkenal antara lain Ludwig Hohlwein, J.D.
Smith, Walter Kampman, Pirchan, Lucian Bernhard, dan Hans
Rudi Erdt.
gbr. 44
Plakatstil ; Lucian
Bernhard, Adler
Typewritter Poster
(1908), Hans Rudi
Erdt, Opel Poster, 1911
(Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
WIENER WERKSTATE
72
Dalam desain grafis, karya kelompok ini terlihat dari
penggunaan garis dan bidang hitam-putih yang sangat kuat,
kesinambungan ruang positif-negatif yang terpelihara dan
stilasi atau distorsi figur-figur. Terlihat juga penciptaan huruf-
huruf yang unik yang diatur mengikuti bidang geometrik yang
ada, sehingga menjadi semacam ukiran lino atau wood-out.
Walaupun masih melanjutkan gejala ‘Art Nouveau’, kelompok
ini mulai memperlihatkan sikap baru yang menjauhi kegenitan
dan romatikisme desain. Meraka mulai merasa tidak perlu
menciptakan sesuatu yang indah hanya demi keindahan,
tetapi lebih mengusahakan suatu visualisasi yang kuat dan
berkarakter.
73
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
74
Gaya
Desain
5
Modern
75
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
serta broadcast radio mempercepat transformasi sosial-
ekonomi diberbagai tempat.
76
Gerakan-gerakan ini disebabkan oleh berbagai pengaruh, baik
yang akademik-rational maupun yang berasal dari pemikiran-
pemikiran spontan seniman murni. Perwujudan konsep
mereka yang beragam, mulai dari yang emosional, sampai
pada gaya formalistik dan stylish atau ‘romantik’ secara umum
tak ada satu ciri visual atau kesamaan landasan konsep formal
yang sama. Kalau ada ciri zaman, mungkin yang paling penting
adalah ledakan kebebasan interprestasi terhadap tugas yang
diberikan. Ciri-ciri utama, modernisasi adalah rasionalisme
dan individualisme dan kebebasan berpikir dan desain grafis
modern mempelihatkan dengan jelas kebebasan ini.
77
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
memecahkan berbagai masalah fungsional, baik dalam segi
teknis operasionalnya maupun penampilan rupanya. Mereka
sadar, bahwa ciptaannya adalah untuk orang banyak dan akan
menjadi bagian pengalaman kolektif masyarakat. Karena itu
mereka sangat memperhatikan kondisi masyarakat sebagai
parameter desain, baik kondisi sosial- budaya maupun kondisi
fisik serta aspek ekonominya.
78
melihat ‘bentuk’, ‘teknik’, ‘material’ dan ‘fungsi’ dengan
sensitivitas dan sensibilitas baru.
79
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Hoffman membangun ‘Convalescent Home” di Purkerdorf
(1903–4) yang memperlihatkan bentuk sederhana namun
anggun. Gedung rancangannya Palais Stoclet di Brussel (1905)
merupakan referensi klasik gaya Wina yang punya pengaruh
jauh sampai pertengahan abad ke-20.
80
skala dan proporsi serta kepekaan mengatur bidang dan
komposisi kubistik. Mies van der Rohe kemudian menjadi
tokoh penting Bauhaus di Amerika.
81
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Puritanisme formalistik dan rasionalisme serta intelektualisme
desain menjadi lebih tersebar dengan didirikannya sekolah
Bauhaus (Staatliches Bauhaus) Weimer yang merupakan
gabungan dua sekolah desain yaitu ‘Grossherzogliche
Sachsische Kunstgewerbeschule’ dan ‘Hocheschule’ fur
Bildende Kunst’. Direktur pertamanya adalah Walter Gropius
dan pengajarnya adalah arsitek, desainer, dan seniman terkenal
di Jerman yaitu Lyonel Feininger (1871-1956 ), Johanness Itten
(1888-1967), Adolf Meyer (1881-1929), Paul Klee (1879-1940),
Wasilly Kandisky (1886-1940) dan Moholy – Nagi (1895 –
1946). Bauhaus menjadi contoh dan model pendidikan desain
modern, yang menekankan pembinaan semangat eksplorasi
eksperimental, pengenalan pada karakter teknik dan bahan,
craftmanship, serta sensitivitas dan sensibilitas penggunaan
berbagai elemen. Bauhaus juga memberi ruang bagi perbedaan
pendapat dan kegiatan multidisiplin.
82
(1899-1968). Selanjutnya sekolah ini dipindahkan lagi ke Berlin
(1930) dan dipimpin oleh van Der Rohe sampai kerusuhan dan
teror politik Nazi membubarkannya. Sekolah ini kemudian
dibentuk lagi di Chichago oleh tokoh-tokohnya yang hijrah ke
Amerika.
gbr. 46
FERDINAND ANDRI,
Poster pameran ‘Vienna
Secession’ (AUSTRIA)
Contoh lain karya
F. Andri yang
simbolik-metaforik.
Komposisi ornamen ini
membentuk ilusi ruang
luas dengan gunung
(dan pohon cemara)
serta langit dan awan
yang menjauh.
83
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
berani menciptakan desain yang dapat mencerminkan
aspirasi kebebasan dan kemajuan industri. Kota-kota di baru
di Amerika, telah lebih siap mengantisipasi permasalahan
urban dengan menerapkan sistem skala yang lebih besar, serta
teknologi bangunan baru.
84
penggarapan skala, organisasi fungsional dan pengolahan
permukaan (façade).
85
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Pennsylvania (1936). Keduanya mengejutkan karena dengan
konsep formalisme dan fungsionalisme yang kreatif dan
sensitif, ia berhasil menyatukan bangunannya dengan alam
secara harmonis. Gaya rumah karya Wright yang banyak
memakai konsep atap beton bidang horizontal itu biasa disebut
‘Prairie Style’. Karya bangunan monumentalnya seperti ‘Larkin
Building’ di Buffalo, New York (1904) masih memperlihatkan
pengaruh ‘Secessionist’ Austria – Jerman.
SETELAH 1920
86
interpretasi fungsionalisme dengan konsep spatial harmonis
dan komposisi massa yang ‘segar’.
87
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Kondisi pusat kota industri seperti New York dan Chicago
menyebabkan perkembangan khas arsitektur monumental
Amerika, Disinilah Mies van der Rohe mempraktekkan
fungsionalisme sejati pada gedung ‘besi-kaca’nya. Ia
berpendapat “Less is more”.
88
Dorren (1895 – 1957) di Belanda dan Oscar Barnack (1879-1936)
di Jerman. Mereka mulai melihat peluang bahwa teknologi
dapat diterapkan pada rumah tangga biasa.
gbr . 47
A.L RICH, Logo untuk
General Electronic, N.Y.
1890 (USA).
Logo yang punya
spirit ‘Art Nouveau’ ini
ternyata bisa bertahan
dengan baik pada
zaman yang lebih
modern ini. Tanda
ini sudah punya citra
kuat tentang kualitas
produknya. (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
gbr. 48
PETER BEHREN,
Perkembangan Logo
AEG, 1895-1912 (USA).
Evolusi bentuk logo
AEG yang terjadi
selama akhir abad
19 sampai 1912
memperlihatkan
pengaruh gaya modern
yang lebih tegas. Peter
Behren juga mendesain
produk alat rumah
tangga bertenaga
listrik. Ia adalah
desainer pertama
yang menerapkan
pendekatan ‘Corporate
Image’. (Heller, Steven
dan Chwast Seymor:
1988.)
89
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Desain telah dianggap sebagai suatu disiplin tersendiri,
yang memerlukan penguasaan teknologi, ilmu pemasaran
dan sensibilitas kesenimanan. Berbagai acuan dan standar
profesional mulai melembaga. Institut Desain Chicago yang
merupakan kelanjutan Bauhaus, menjadi tempat pendidikan
formal desainer yang ternama, dan menjadi model banyak
institusi lain di dunia.
90
berlebihan. Sementara itu Fotografi mulai menggantikan
illustrasi. Teknologi cetak mendukung rancangan berwarna dan
sistem press linotype telah ditinggalkan ke sistem monotype.
Sistem cetak berwarna offset telah mulai dikembangkan.
Huruf-huruf yang tegas dan ‘keluarga huruf’ untuk berbagai
prioritas statemen telah lebih banyak.
91
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
92
Gaya
Desain
6
Modern Akhir
93
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
ART DECO
94
Gaya ini juga menjadi gaya yang cocok untuk mencerminkan
kemakmuran, kemewahan dan sekuriti pada hotel, gedung
perkantoran (Empire State Building dan Chrisler Building di
New York) serta kapal pesiar mewah. Gaya Art Deco diterapkan
dalam berbagai skala, mulai dari perhiasan sampai pencakar
langit. Gaya ini juga terlihat pada desain poster, iklan – iklan
dan kemasan tahun 30-an.
95
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Gaya ‘Art Deco’ dalam desain grafis mengembalikan lagi
‘Dekorativisme’ tetapi tidak harus dalam bentuk ornamen.
Kesan dekoratif bisa dicapai melalui permainan elemen
geometrik, blok tipografi, tekstur dan nuansa warna. Gaya ini
mengolah teknik stilasi dan permainan garis, bidang dan warna
yang teratur dan sensitif. Huruf-huruf ‘Art Deco’ unik dan segar,
serta dibuat dengan apik dan sensitif. Secara keseluruhan gaya
ini mengekspresikan suatu penampilan dan kesan yang elegan
dan berkelas.
96
gbr. 49
Magazine Ad ; Paris Art-
Deco Exhibition, 1925
(Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
gbr. 50
French Art Deco ;
Eduardo Benito, Vogue
Cover, 1927 (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
gbr. 51
French Art Deco ; ;
A.M Cassandre ; Nord
Express Poster, 1927
(Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
97
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
KONSTRUKSTIVISME
98
dan Vladimir Tatlin pada tahun 1920. Mereka mencoba
menciptakan karya yang membuat pelihatnya lebih aktif
menafsirkan, bukan karya-karya yang konvensional dan
‘representational’. Karya mereka memberikan kebebasan
bagi pemirsa untuk menafsirkan susunan bentuk dan citra
yang disajikan, dan mulai memakai elemen dasar dan bentuk
geometrik serta warna-warna utama saja seperti hitam,
putih dan merah. Mereka juga mulai menciptakan karya-
karya kolektif yang bertema revolusioner (Rusia). Gaya ini
dipraktekkan dalam berbagai media cetak. Teknik yang khas
hanyalah transfer citra fotografis.
99
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Desainer grafis ‘Konstruktivisme’ antara lain Lassitzky,
Alexander Rodchenko, Alexei Gan, Solomon Telingater,
Vladimir Mayakovsky dan Varvara Stepanova.
gbr. 52
EL LSSITSKY,
Illustrasi ceritera anak,
1922
Lsstzky bertindak
lebih jauh, dengan
mencipta buku dongeng
anak yang ilustrasinya
geometrik murni, tanpa
polesan lain. Anak
– anak harus dididik
untuk memakai bahasa
bentuk dan simbol –
simbol yang abstrak
(Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
100
FUTURISME
101
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
kehidupan masa depan telah dimulai sebelumnya antara
lain oleh Viollet-le-Duc (Abad 18) yang melihat besi sebagai
bahasa zaman mendatang. Namun pemikiran lengkap
mengenai lingkungan atau kota metropolis masa depan
yang sudah memakai idiom modern lebih jelas digambarkan
oleh Tony Garnier (1869-1948), Sant’Elia, Paolo Soleri dan
Mario Chiattone di Italia serta Buckminster Fuller (1895-
1983) di Amerika bersama beberapa tokoh terkenal antara
lain Corbusier, Bel Geddes dan Wright. Para futuris ini sering
dikritik sebagai utopis.
102
bertenaga’, sensasi dinamik’ dan ‘perang atau benturan
bidang-bidang’.
103
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
gbr. 53
Plakatstil ; Lucian
Bernhard, Adler
Typewritter Poster
(1908), Hans Rudi
Erdt, Opel Poster, 1911
(Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
EKSPRESIONISME
104
ini mencerminkan situasi Jerman pra-Perang Dunia I yang
dihantui oleh berbagai tindak teror dan kekerasan oleh Partai
Nazi, dan dilanda kemelut ekonomi yang menekan.
105
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
gbr. 54
HANZ POELZIG,
Poster film, 1920,
PAULLENI, Sampul
buku, 1926, MAX
PECHSTEIN, Poster,
1919.
Karya desain
grafis Ekspresinisme-
Jerman yang spontan,
kasar dan sangat
ekspresionistik. Kesan
kasar dan sembarangan
ini disengaja untuk
memperkuat pesan ‘
protes’. (Heller, Steven
dan Chwast Seymor:
1988.)
VORTIKISME
106
Pound dan Wyndham Lewis mendirikan majalah “BLAST” yang
berisi isu-isu sentral politik dan sosial di Inggris yang dibahas
secara tajam. Mereka mencetak majalah dengan warna-warna
yang “tidak enak” dan menciptakan deformasi figur dalam
lansekap. Selain hal tersebut tak ada perkembangan yang
berarti.
107
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
DE STIJL (THE STYLE)
108
menekankan sifat rektangular. Konsep kemurnian warna
dan bentuk ini selaras dengan konsep pelukis besar Belanda
Piet Mondrian and arsitek-desainer ternama Gerit Rietveld
yang beranggapan bahwa elemen dasar bentuk dan warna
yang murni, serta komposisi vertikal-horisontal saja sudah
merupakan bahasa universal yang dapat dipakai untuk
menyampaikan berbagai ‘statemen’ estetik.
gbr. 56
De Styl ; L. Moholy
Nagi, Theo van
Doesburg, Book Cover
Bauhaus, 1925 (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
109
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
BAUHAUS
110
dan tipografi terapan berdasarkan suatu proses eksplorasi
visual dan eksperimen teknik. Walaupun para tokoh awal
Bauhaus tidak menganggap bahwa sistim mereka akademik
dan bahkan merasa anti-akademik, lembaga ini kemudian
menjadi tonggak awal pendidikan desain-modern. Tak ada
perkembangan teknik yang berarti; dan gaya ini banyak dipakai
untuk mengomunikasikan kegiatan desain dan kegiatan atau
buku-buku grup mereka sendiri.
gbr. 57
HERBERT BAYER, 1924
dan 1923 , LUDWIG
HIRSCHFELD 1925,
Poster
Karya puritan desainer
Bauhaus yang
secara konsekwen
mengolah elemen
dasar geometrikuntuk
menciptakan kesan
bersih, seadanya,
rasional dan tegas
(Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
111
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
NEW TYPOGRAPHY
112
menjauhi pencampuran elemen yang rumit dan semerawut.
Teknik super impose dan montase juga dilakukan dengan
berhati-hati sehingga tetap rapih dan jelas.
gbr. 58
Zdenek ROOSMAN,
1938 dan 4 karya
LASIDOV SUTNAN,
1930, Poster dan sampul
buku
Mengembangkan
kebebasan penggunaan
citra-visual fotografis
yang menarik dan lebih
hidup. Pada masa ini
telah ditemukan cara
untuk memindahkan
foto ke proses cetak
mekanikal dengan
memakai ‘raster’ atau
‘dots-screen’ (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
DADAISME
113
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
‘Ekspresionisme’ yang pada awalnya memberontak tetapi
kemudian mendapat tempat di masyarakat seni. Selain
Tzara, perintis lainnya adalah filsuf-penyair Hugo Ball dan
Emmy Hennings. Keduanya melarikan diri dari Jerman yang
sangat opresif dan tinggal di Zurich. Dari sinilah mereka
menyebarkan gagasan yang diwujudkan dalam bentuk
karya-karya seni rupa, sastra, dan teater dari 1916 sampai
1918. mereka menyelenggarakan kabaret ‘Voltaire’ dan ‘Anti-
Art Happenings’ di café-café. Tokohnya antara lain Richard
Huelsenberg, Jean Arp dan Sophie Tauber-Arp.
114
Desain grafis ‘Dadaisme’ sangat impulsif dan tanpa mereka
juga mengeksploitir perpaduan citra yang kontradiktif
sehingga menimbulkan rasa muskil dan aneh, seperti pada
konsep ‘surealisme’. Mereka lebih mementingkan suatu
‘syok’ atau kejutan dari pada harmoni. Karya-karya desain
grafis ‘Dadaisme’ mengekspresikan suatu situasi kacau, tanpa
norma, tanpa etika dan tanpa moral.
gbr. 59
KURT SCHWITTERS,
Poster “Dada”, 1922
Kelompok seniman
“Dadaisme” muncul
di Jerman sebagai
ungkapan frustasi
dan kemarahan akan
situasi politik dan
masyarakat yang rusak
dan dekaden, Salah
seorang senimannya
Kurt Schwitters
banyak menciptakan
poster untuk kelompok
Dadaisme selalu
dibuat seenaknya,
tanpa aturan dan
pertimbangan. (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
115
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
REALISME HEROIK
Gaya ini bersandar pada seni lukis dan seni ilustrasi heroik-
romantik yang dramatik. Gaya ini diterapkan pada media dan
program publikasi pemerintah secara besar-besaran.
116
Karena ini lebih merupakan gaya pesanan, tidak banyak
desainer atau ilustrator terkenal yang bisa dikaitkan dengan
gaya ini. Beberapa yang terkenal adalah Victor Borisovich dan
Ludwig Holwein di Jerman.
117
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Bersamaan dengan perkembangan, industri dan
pemasaran, terjadi perkembangan yang sangat cepat pada
teknologi cetak, teknologi pra-cetak, teknologi packaging
visualisasi fotografi. Penemuan komputer telah membantu
perkembangan dunia cetak dan penerbitan secara drastis
namun eksploitasi kemungkinan komputer untuk visualisasi
dan lay-out kreatif baru dimulai pad tahun 70-an. Pada
masa ini, terjadi dua arah yang menarik yaitu yang pertama
dimulainya internasionalisme (yang sudah mulai lebih awal
pada bidang desain lain) serta rasionalisme desain grafis, dan
yang kedua adalah terbentuknya sikap-sikap nasionalisme
atau regionalisme pada negara tertentu.
118
‘Corporate Communication’, ‘Corporate Identity Program’ dan
‘Environmental Graphics’ atau ‘Archigraphia’.
gbr. 60
LUDWIG HOLWEIN,
Poster Lufthansa,1939
Pada tahun 1930-an
muncul tren heroisme,
yang di buat dalam
teknik ilustrasi
realistik. Gaya seperti
ini dibuat terutama
untuk kampanye
atau promosi yang
bersifat menggugah
rasa nasionalisme,
patriotisme dan
kebanggan warganya.
Jenis ini sering disebut
seni propaganda
(Propaganda Art atau
‘Pop-Art’). (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
119
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
SWISS-INTERNATIONAL
120
sangat praktis untuk menangani berbagai jenis informasi grafis
baik yang padat-informasi maupun yang sederhana. Gaya
ini juga diterapkan dalam program yang disebut ‘Corporate
Identity’, yang merupakan pedoman aplikasi desain logo dan
logotype ke dalam berbagai media.
121
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
gbr. 61
KARL GERSTNER,
Poster Pameran,
1960 bergaya Swiss
International (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
122
Berbeda dengan ‘Swis International’, gaya ini tidak didasarkan
pada sistem grid dan modul, sehingga desiner bebas mengatur
tata-letak dan sudut komposisi. Gaya ini juga tidak memakai
huruf san-serif helvetica yang khas pada gaya ‘Swis’. Walaupun
demikian, suatu kesan apik dan efisien tetap terpelihara. Pada
gaya Amerika/ ‘Corporate Style’ terlihat kebebasan bermain
huruf dan terlihat konsep bahwa jenis huruf dan pesan
komunikasi harus satu nafas. Secara lebih khusus, pada masa
itu diciptakan berbagai jenis huruf baik huruf kontemporer
maupun jenis revival atau ‘redesign’ huruf lama. Gaya ini juga
memanfaatkan ilustrasi modern dan visualisasi efek fotografy
yang eksploratif dan segar. Desainernya antara lain Saul
Bass, Lou Dorfsman, Rudolf de Harak, Paul Rand dan Louis
Silverstein.
gbr. 62
BROWJOHN,
CHERMAYEF,G
FREDRICO, RUDOLF DE
HARAK, Sampul, brosur
dan iklan. New York –
1960, 1953, 1963 Gaya
“Corporate” Amerika
lebih hangat dan terasa
“komersial” walaupun
tetap rasional dan tegas
(Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
123
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
ECLECTICAL & REVIVAL
124
greget baru. Gaya ini punya kesan main-main dan tidak formal,
tetapi tetap dengan tata-letak dan ‘treatment’ yang apik dan
bersih. Banyak hal atau gaya lama yang diangkat lagi misalnya
huruf ‘Art Nouveau’, komik dan wajah-wajah tokoh populer.
Mereka menciptakan skema warna yang baru dan suatu
aturan yang memungkinkan kebebasan mencampur tipografi
serta elemen desain yang lain. Gaya ini juga mengetengahkan
kembali kekuatan ilustrasi sebagai elemen utama komunikasi.
Ilustrasi yang diciptakan sangat inovatif dan karya dengan
interpretasi serta metafor yang baru. Studio yang paling
terkenal memakai gaya ini adalah ‘Push-pin’ di New York.
125
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
126
Gaya
Pasca
7
Modernisme
127
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Masalah yang dihadapi masyarakat industri, dipaparkan secara
baik oleh Alvin Toffller dalam bukunya Future Shock (1075) The
Third Wave (1980) dan The Power Shift (1990) serta oleh John
Naisbit dan Patricia Aburdune dalam buku Megatrend 2000
(1990) dan Global Paradox (1994).
128
Dalam bidang Arsitektur dan Design. Paham Post Modern
diawali oleh Charles Jencks yang mengamati sikap kritis para
arsitek muda yang tidak mau lagi menciptakan desain dengan
pendekatan para pionir modernisme Eropa dan Amerika seperti
Walter Gropius dan Miess Van de Rohe. Gagasan alternatif ini
disampaikan oleh Robert Venturi dalam bukunya Complexity
and Contradiction in Architecture (1966). Modernisme
dianggap telah sampai pada titik jenuh karena formalisme dan
fungsionalisme tidak lagi memberi ruang untuk imajinasi dan
kreasi individual yang unik dan penuh makna.
129
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
yang kaku atau sensitivitas Skandinavia yang elegan. Sotsass
dan kelompok MEMPHIS dianggap pelopor penciptaan
mebel post-mo. Studio lain yang terkenal adalah ALLESSI
dan STUDIO ALCHIMIA dengan desainer Alessandro Mendini
dan Bruno Gregori. Desainer gelas dan keramik yang cukup
menonjol adalah du Pas Quier, Borek Sipek, dan Michele de
Lucchi.
130
• Menghindari puritanisme formal dan material serta berani
menggunakan campuran berbagai material yang terasa
paradox.
• Menganggap bahwa karya desain harus memungkinkan
kebebasan imajinasi dan fantasi serta punya ‘surprise’
dan ‘intrik’ tertentu.
• Menghidupkan kembali symbol arkaik dan tradisional,
serta mengungkapkannya melalui idiom baru.
• Menghargai keunikan ekspresi individual, regional
maupun tribal (etnik), yang memperkaya kemajemukan
seni dan desain.
• Menghindari berbagai macam standar ukuran, konvensi
bentuk dan keseragaman prosedur penciptaan.
• Menghidupkan sikap experimental dalam penciptaan
desain.
131
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Arti harafiahnya adalah ‘sesudah modernisme’ artinya, pikiran
dan konsep-konsep baru yang muncul sesudah, dan sebagai
reaksi atas akibat dan ekses modernisme. Karena cakupan yang
sangat luas itu, maka dalam setiap bidang muncul interpretasi
yang spesifik, misalnya bidang sastra, filsafat, sosial, musik dsb.
Di bidang seni rupa dan desain, juga muncul teori yang khas.
132
‘modernisme akhir’. Puncak Modernisme akhir antara lain
adalah ‘Swiss International’, suatu gaya bersih, tertib dan
berlandaskan sistem grid yang secara rasional dan sistematik
berorientasi pada ‘prblem soving’. Kemudian gaya corporate
style yang terlihat profesional dan mantap namun kurang
sentuhan personal. Dari semua gaya modernisme akhir, gaya-
gaya yang menarik adalah yang tidak terlalu besar scopenya
yaitu antara lain ‘Revival’, ‘Eclectic’, ‘Psychedelic’ dan gaya-
gaya Nasiional/Regional. Gaya-gaya terakhir inilah yang sering
dianggap sebagai jembatan ke gaya-gaya ‘post modernisme’.
133
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Perkembangan lain yang menarik adalah di bidang multi-
media dan internet yang langsung menjadi tantangan baru
para desainer. Profesi desain grafis telah meluas, tidak lagi
hanya pada benda cetak, film dan video tetapi masuk ke suatu
jaringan informasi yang lebih canggih, lebih luas cakrawalanya
serta penuh kemungkinan. Maka-desainer grafis kontemporer
dihadapkan pada pilihan yang jauh lebih banyak dari
sebelumnya.
134
konsep baru ini dengan bentuan program-program grafis-
komputer yang juga berkembang pesat pada masa itu.
135
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Berbeda dengan gaya-gaya sebelumnya dimana ciri visual
suatu gaya dapat dikenali, pada ‘American New Wave/Post
Modernism’ terjadi variasi pendekatan yang sangat individual.
Hal yang paling umum adalah ekslporasi dan manipulasi efek-
efek komputer dalam visualisasi dan tipografi.
gbr. 63
JOHN JAY, Tas Tahun
Baru, Bloomingdale,
USA, 1983 Wujud lain
dari penerapan Post-
Modern, yang diilhami
oleh tren desainer
interior dan desain
produk ‘Post-Mo’. Gaya
apik, tertib, bersih dan
segar ini juga menjadi
tren yang digemari
sampai sekarang dan
diberi label “American
New Wave”. (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
136
PUNK AMERIKA
Gaya ‘American Punk’ juga punya ciri visual atau tematik yang
bisa disama-ratakan. Seperti gaya ‘New Wave’ yang lain, variasi
pendekatan visualnya juga sangat beragam. Kesamaannya
adalah pada gagasan dan visualisasi yang aneh dan provokatif
dan warna-warna cerah yang bertabrakan. Gaya ini juga
memakai komposisi dan tata letak yang bebas, tanpa aturan
137
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
tertentu. Terlihat juga kesengajaan memilih citra visual yang
‘tidak enak’ dan cenderung ‘tidak wara’.
gbr. 64
GARY PANTER ,
ART SPIEGELMAN ,
Sampul muka majalah
“Raw” #3”, USA, 1981.
“American –punk”
adalah nama yang
diberikan untuk
menggambarkan gaya-
gaya desain dan ilustrasi
yang ‘mbeling’ atau ‘tak
ikut aturan’ Hasilnya
bisa berupa kesan aneh
melalui eksperimen
artistik dan teknik.
Sengaja mencari efek
yang ‘tidak nyaman’,
namun mudah diingat.
(Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
138
menciptakan manipulasi huruf, citra visual dan komposisi
yang lebih bebas. Di Perancis, Studio Grapus sangat terkenal
sebagai grup yang banyak menciptakan desain-desain ynag
penuh intrik dan kejutan. Di Belanda, Studio Dumbar terkenal
sebagai penganjur ‘Total Design’ yang selalu menciptakan
gagasan inovatif dan berhasil menerapkan gagasan-gagasan
baru pada program identitas visual kantor pemerintahan yang
biasanya kaku dan formal.
139
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
gbr. 65
GRAPUS, Poster
Pameran, Paris,
1982. Grup GRAPUS
( Alexander Jordan,
Gerald Paris Clavel dan
Pierre Bernard) adalah
grup desainer radikal di
Paris . Mereka banyak
membuat poster
teater dan pameran
dan terkenal karena
gagasan-gagasan yang
‘mengganggu’ pemirsa,
dan menimbulkan rasa
penasaran. (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
gbr. 66
ALAN LE QUERNEC,
Poster Theatre, Paris,
1986 , mempunyai ciri
yang sama dengan grup
Grapus, karya-karyanya
penuh gagasan
metaforik yang kuat
dan mengesankan. Ia
juga banyak membuat
poster teater. (Heller,
Steven dan Chwast
Seymor: 1988.)
140
sama terjadi juga suatu gerakan yang menarik, yaitu semakin
jelasnya identitas nasional pada karya – karya desainer dari
negara – negara tertentu.
141
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Mori (L. 1926) dan Kenzo Takuda pelopor desain busana yang
terkenal. Mereka berhasil mengangkat industri dan desain
Jepang menjadi salah satu yang terkemuka di dunia dengan
tetap mempertahankan ciri nasional.
142
Gaya Italia lebih bebas dan provokatif. Mereka secara sadar
mencoba mencari alternatif bentuk serta warna yang berani
dan mengejutkan. Pelopornya adalah Cesare Cassina (L. 1909)
dan desainer terkenal yang lain adalah Achille Castiglioni
(1918), Joe Colombo (1930 – 1971), Paolo Deganello (L. 1940)
dan kelompok Memphis yang dipelopori oleh Ettore Sotsass
(L. 1917) dengan desainer Michele de Lucchi, Elio Fiorucci,
Aldo Cibic, Andrea Branci dan Marco Zanini. Dalam bidang
busana dan perlengkapan pribadi, Gugio Gucci berhasil
mengembangkan gaya Italia menjadi mendunia.
gbr. 67
TADANORI YOKOO,
poster teater ‘John
Silver’, 1967 (Jepang).
Tadanori Yokoo juga
desainer poster modern
Jepang yang punya
reputasi internasional
tinggi karena karya-
karyanya juga istimewa.
Ia memakai suasana
ikon dan metafora
Jepang dalam poster-
poster kontemporernya.
Hasilnya suatu
perpaduan suasana
yang kaya dan menarik
(Heller, Steven dan
Chwast Seymor: 1988.)
143
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
GERAKAN MORAL DAN ETIKA DESAIN
Pada tahun 60-an designer dan arsitek Eropa dan Amerika mulai
menyadari bahwa mereka harus lebih banyak memperhatikan
kepentingan orang cacat. Pada tahun 1969, sepanjang tahun
majalah DESIGN membahas perlunya perhatian kepada
para penderita cacat, setelah itu pada bengunan umum,
144
ram untuk kursi roda sudah menjadi persyaratan. Berbagai
desain peralatan makan dibuat secara khusus agar mudah
dioperasikan. Pada tahun 1980 Ergonomy Desain Grupen di
Swedia menciptakan antara lain Maria Benktzon dan Sven –
Eric Juhlin.
145
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Isu moral lain yang menonjol adalah masalah lingkungan.
Dunia menghadapi krisis energi karena tidak akan
mencukupi kerakusan dunia industri akan bahan bakar.
Dunia juga menghadapi krisis karena pemborosan sumber
daya alam yang dipakai sebagai bahan baku industri. Di
atas itu, dunia menghadapi masalah pencemaran yang
luar biasa. Plastik yang tidak dapat dihancurkan oleh
alam, deterjen dan limbah industri yang merusak ekologi
dan biota laut, pencemaran udara oleh asap pabrik, asap
mobil serta sampah, limbah beracun dan radio aktif yang
tak dapat diolah kembali sangat membahayakan dan
menurunkan kualitas hidup manusia.
146
pelanggaran masalah lingkungan (j) perubahan gaya hidup,
sehingga lebih efisien memanfaatkan sumber daya alam
(k) meluaskan sistem produksi recycle dan sistem distribusi
refilling dan sebagainya.
147
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
148
Tinjauan
Sejarah
8
GayaIndonesia
Desain
149
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
menjadi koleksi berbagai museum, dan yang menjadi landasan
pemahaman akan seni kriya baru. Konsep desain lahir bersama
dengan konsep industri pada masa Revolusi Industri di Inggris
dan Eropa di abad ke-18. Dengan lahirnya pabrik-pabrik
serta kota-kota industri dan berkembangnya kemajuan alat
transportasi ke semua penjuru dunia, maka industrialisasi
menjadi tahap pengembangan akhir kemajuan di banyak
negara. Revolusi Industri mengawali konsep produksi massal
dn konsumsi massal bagi berbagai benda pakai yang tadinya
dibuat secara manual satu persatu. Prinsip ini juga melahirkan
media komunikasi massal baik melalui media cetak, media
film, maupun media radio.
150
Oleh bangsa Inggris dan Amerika, industrialisasi, yang
menjadi landasan modernisasi, dibawa ke koloni-koloninya
dan dikembangkan untuk meningkatkan produksi sumber
daya alam. Industri-industri atau lebih tepatnya pabrik-pabrik
besar yang dibangun oleh bangsa Inggris dan Eropa terutama
adalah yang berkaitan dengan hasil perkebunan, pertanian,
hutan, tambang, mineral, dan bahan baku industri. Melalui
proses ini konsep modernisasi diserap oleh bangsa-bangsa lain
di luar Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat (yang merupakan
kelanjutan peradaban Inggris-Eropa di benua Amerika).
Di negara-negara yang kemudian merdeka ini, terjadi dua
polarisasi dua konsep gaya yang besar, yaitu pola-pola dan
idiom desain berbasis gaya hidup tradisional setempat, dan
desain yang berbasis media dan kebutuhan hidup modern.
Sintesa bentuk yang di Barat terjadi secara lambat, di daerah-
daerah koloni berlangsung lebih singkat. Hal ini terlihat pada
perkembangan sejarah gaya desain barat yang di tempat
asalnya terjadi akibat reformasi- reformasi berkelanjutan
sebagai hasil pewacanaan linier oleh para ahli, yang kemudian
menjadi landasan konsep desain selanjutnya. Di daerah lain,
karena perkembangan komunikasi dan transportasi modern
yang cepat, suatu konsep dan bentuk desain yang baru bisa
segera menjadi acuan di tempat yang berbeda. Transisi bentuk
yang bersifat progresif dan melalui perubahan gaya hidup
setempat jarang terjadi.
151
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Di dalam desain, seharusnya bentuk terjadi akibat pemecahan
masalah desain, bentuk adalah solusi terhadab masalah lain
yang substantif. Bentuk menjawab banyak masalah yang
berkait dengan fungsi sosial-budaya, teknologi dan ekonomi.
Namun dalam masyarakat global yang multi-kultur, berbagai
fenomena desain bisa berpindah atau diadaptasi dari satu
tempat ke tempat lain, mengakibatkan internasionalisme gaya
yang tidak terkait lagi dengan akar sosio-kultural setempat.
Kita perlu melihat dengan cara kritis perkembangan seni dan
desain di Indonesia melalui sudut pandang ini.
152
melihat progresi gaya dari Dutch-Victorian, jadi Dutch Deco,
American Commercial Art, Futurisme, Bauhaus, dan kemudian
gaya Post-Modern yang didasarkan pada kemajuan ICT dan
perkembangan Media Digital.
153
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
pemusnahan setelah pemakaian. Pada setiap tahap ini selalu
ada masalah besar dalam hal limbah. Masalah lingkungan
hidup ini terkait langsung dengan isu konsumerisme dan
komersialisme yang telah mendapat penolakan sejak
masa Art&Craft di awal Revolusi Industri sampai sekarang.
Konsumerisme dan komersialisme terjadi karena produsen
yang terus mencari untung, dan konsumen yang terbius untuk
terus membeli barang yang baru. Mekanisme ini dihidupkan
oleh mekanisme industri media. Berbagai masalah nyata ini
menjadi latar berlakang perkembangan desain di Indonesia,
dan selalu menjadi tantangan bagi desainer Indonesia.
gbr. 68
N.Indie-Moderne ;
Unknown ; Java Bier ;
Enamel 121 x 60 (30’s)
154
gbr. 69
Indonesia, Garuda
Guide Book, 1951
155
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
156
Penutup
157
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
komitmen produsennya, serta taraf kemajuan teknologi yang
ada. Setiap masa, periode mashab, tempat dan desainer,
punya masalah-masalah spesifik dalam penciptaan desain.
Hal ini tidak seluruhnya dapat dituangkan di dalam tulisan ini.
Karena itu, bagi yang tertarik dapat mendalami dari sumber
lain dan menemukan berbagai nama desainer dan contoh
karya desain yang tidak disebutkan di sini. Yang dapat terlihat
disini, adalah perkembangan desain sangat dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi dan seni-budaya, terutama seni
rupa. Itulah sebabnya, ada desainer yang cenderung bekerja
seperti teknisi (engineering) dan ada desainer yang cenderung
bekerja seperti seniman.
Semua ini adalah cermin dari dilema pilihan sikap para desainer
yang harus ditentukan sendiri, berdasarkan situasi desain yang
khas yang dihadapi setiap hari. Dilema lainnya adalah peran
desainer sebagai bagian dari roda industri kapitalistik yang
harus bersikap profesional, dihadapkan pada pertanyaan etika
158
dan moral bila tujuan desain tidak sesuai dengan nuraninya.
Banyak contoh desain yang baik yang dapat memadukan
tujuan desainer dan produsen/klien menjadi sinergi kreatif
yang berhasil, namun contoh yang sebaliknya juga sangat
banyak. Sejarah Perkembangan Desain oleh konflik, polemik,
dan dilema seperti ini.
159
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
Daftar Pustaka
Bayley, Stephen. The Conran Directory of Design. Villard Books,
New York, 1985
x
Hollis, Richard. Graphic Design, A Concise Hystory. Thames and
Hudson, New York, 1994.
Lemme, Arie van de. Guide to Art Deco Style. The Apple Press,
New York 1988.
xi
GAYA DESAIN. Tinjauan Sejarah
xii