Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. PLN UPDK TELLO MAKASSAR


BIDANG K3 MEKANIK, (PESAWAT ANGKAT ANGKUT, PESAWAT
TENAGA PRODUKSI), K3 PESAWAT UAP & BEJANA TEKAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 85

KELOMPOK IV
1. ALHIJRAN SYAHRIAL ONGAN
2. FAJAR A. HI. HASAD
3. HANIF NUR IHSAN
4. KASBAR
5. NAUFAL DWI PUTRA
6. NIRMAJAYANTI
7. SRIANTI LUMEMBANG

PENYELENGGARA

PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI

Makassar,17 – 29 Oktober 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah
Nya kami berhasil menyelesaikan penulisan laporan PKL ini tepat pada waktunya.
Laporan PKL ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan dari pelatihan Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) Umum yang diadakan oleh PJK3 PT. Indotama
Jasa Sertifikasi.
Dalam penyusunan laporan PKL ini kami melakukan praktek kunjungan lapangan
(PKL) secara online di PT. PLN UPDK TELLO MAKASSAR. Bidang yang kami teliti
adalah bidang K3 mekanik, (PAA ,PTP) & K3 pesawat uap & bejana tekan. Kami
mengucapkan terima kasih banyak kepada para instruktur Ahli K3 Umum dan rekan-
rekan Indotama Jasa Sertifikasi atas bimbingan dan dorongannya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan PKL ini sesuai waktu yang ditentukan. Kemudian kepada rekan-
rekan calon AK3 Umum atas kebersamaan dan dukungannya selama ini. Dalam
penyusunan laporan ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan masukan dan saran yang
bersifat membangun sehingga tercapainya kesempurnaan isi maupun penulisan dari
laporan ini.

Tim Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 3
BAB 1 ............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
1.2 Maksud dan Tujuan....................................................................................................................... 6
1.3 Ruang Lingkup ............................................................................................................................... 6
1.4 Dasar Hukum ................................................................................................................................. 8
BAB II ............................................................................................................................................................. 9
GAMBARAN UMUM ...................................................................................................................................... 9
2.1 Profil Perusahaan ............................................................................................................................ 9
2.2 Struktur organisasi ........................................................................................................................ 9
2.3 Visi dan Misi ................................................................................................................................ 10
2.4 Alat mekanik ............................................................................................................................... 10
2.4.1 Pesawat angkat angkut ....................................................................................................... 12
2.5 Temuan hasil observasi ............................................................................................................... 16
BAB III ......................................................................................................................................................... 17
ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI.......................................................................................................... 17
3.1 Temuan observasi ....................................................................................................................... 17
BAB IV.......................................................................................................................................................... 27
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................................... 27
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 27
4.2 Saran ........................................................................................................................................... 27
BAB V........................................................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 28
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi setiap perusahaan dituntut untuk terus memacu kinerjanya
menyambut persaingan indutri yang semakin ketat. Pertumbuhan ekonomi global yang
semakin pesat akan memunculkan perusahaan-perusahaan baru dengan manajemen
dan kinerja yang lebih baik sebagai kompetitor. Faktanya perusahaaan dengan ide dan
pola pikir fresh dan modern yang akan memuncaki tangga kesuksesan. Dengan didukung
semakin mudahnya media komunikasi dan pemasaran. Optimalisasi di beberapa sisi
seperti aset perusahaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pengelolanya
menjadi point penting sebagai senjata perusahan tersebut untuk bertahan.
Dampak langsung dari kondisi tersebut secara khusus terasa pada kehidupan dan
pola kerja setiap SDM sebagai tenaga kerja. Dapat diambil contoh yaitu karyawan yang
terlibat didalamnya. Karyawan harus bisa memacu kinerjanya semaksimal mungkin dan
tepat sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu sebagai perusahaan yang
produktif dan profitable.
Sebagai contoh di perusahaan berbasis teknologi dan machinery seperti
pembangkit listrik yang didalamnya memanfaatkan berbagai jenis rotating machine dan
hardware dengan potensi bahaya yang terbilang tinggi di lingkungan kerjanya. Setiap
saat keselamatan dan kesehatan sumber daya manusianya pasti akan terancam.
Penggunaan berbagai alat dan mesin di dalam perusahaan tersebut
menyebabkan karyawan tidak akan terlepas dari resiko yang menyangkut keselamatan
dan kesehatan kerja. Resiko ini dapat menimpa tenaga kerja kapan dan dimana saja,
sehingga membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak yang berkaitan seperti
pengusaha, tenaga kerja, dan perusahaan.
Untuk mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja khususnya pada
pengoperasian alat-alat mekanik (PAA) , Peswat tenaga produksi , bejana tekan dan
tangka timbun yang memiliki potensi bahaya tersebut, maka sangat dibutuhkan adanya
sistem atau pedoman pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). K3 sangat
dibutuhkan para pelaku kerja agar setiap aktivitas kerjanya tidak keluar dari batas yang
membahayakan keselamatan dan kesehatan individunya.
Perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja dan mempunyai potensi bahaya
yang ditimbulkan oleh proses produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan
keselamatan dan mengacu pada Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja dapat dijadikan acuan bagi perlindungan tenaga kerja dari bahaya
kecelakaan dan penyakit akibat bekerja maupun akibat lingkungan kerja.
Pelaksanaan K3 harus di manage dengan baik agar tepat guna. Oleh karena itu
muncul Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang akan
berfungsi sebagai media antisipasi bagi para pekerja saat melakukan pekerjaannya dari
resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya dengan membuat aturan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan
pimpinan perusahaan. Dalam hal ini PT. PLN (Persero) Sektor Tello merupakan salah
satu pembangkit Tenaga Uap, Tenaga Diesel dan Tenaga Gas di Sulawesi Selatan yang
mulai beroperasi sejak tahun 1971. PT. (Persero) Sektor Tello dalam upaya untuk mejadi
pemasok listrik yang handal haruslah senangtiasa meningkatkan kinerja karyawan
dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan karyawannya ketika bekerja. Yaitu
dengan memberikan perlindungan serta jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi
karyawan. Oleh sebab itu program jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat
penting, yaitu untuk meningkatkan kepuasan, sehingga kinerja menjadi lebih meningkat
dan tercapainya hasil produksi yang diinginkan. Untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber
produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan aman, maka perlu
penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan mitra penting bagi perusahaan dalam
mendukung proses produksi. Dalam melakukan proses produksi tersebut, karyawan
selalu berhubungan dengan mesin-mesin yang bisa menimbulkan resiko kecelakaan
kerja. Semakin cukup jumlah dan kualitas fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja,
maka semakin tinggi pula mutu kerja karyawan. Dengan adanya program ini, karyawan
akan merasa diperhatikan oleh perusahaan, sehingga mereka akan bekerja lebih baik.

1.2 Maksud dan Tujuan


Praktek Kerja Lapangan bagi calon Ahli K3 Umum sangat dibutuhkan, mengingat
PP No. 50 Tahun 2012, tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja, pasal 1 ayat 2 tentang keselamatan dan kesehatan kerja atau disingkat
K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Untuk itu Ahli K3 Umum harus lebih menguasai teori dan praktek penerapan SMK3 pada
setiap perusahaan. Tujuan dari penulisan laporan ini adalah :

• Sebagai bahan seminar dan salah satu syarat menyelesaikan pelatihan calon Ahli
K3 Umum sehingga bisa mengaplikasikan teori dan praktik di lapangan.
• Mengetahui tugas dan wewenang dari seorang tenaga Ahli K3 Umum di
perusahaan tempatnya bekerja, sehingga dapat memastikan semuanya berjalan
secara profesional dalam hal pengambilan keputusan yang tepat sehingga bisa
meningkatkan produktivitas dan memberi kontribusi yang positif bagi perusahaan.
• Tinjauan penerapan pelaksanaan K3 PT. PLN UPDK TELLO Makassar, yang
diharapkan dapat memberikan masukan dan saran kepada pihak perusahaan
yang dapat digunakan sebagai upaya perbaikan.

1.3 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah
untuk mendapatkan Analisa keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) bidang Mekanik, Alat
angkat angkut serta Pesawat uap dan Bejana Tekan pada perusahaan PT. PLN UPDK
TELLO Makassar secara daring dengan metode observasi video profil k3 perusahaan
serta wawancara dengan supervisor HSE yaitu :
▪ Ruang Lingkup Objek Pengawasan Pesawat Angkat , Angkut , Pesawat Tenaga
Produksi
1. Pelaksanaan syarat-syarat K3 meliputi Perencanaan, pembuatan,
pemasangan atau perakitan, penggunaan atau pengoperasian, reparasiI
modifikasi dan pemeliharaan pesawat angkat dan angkut.
2. Personil K3 yang mengoperasikan pesawat angkat dan angkut.
3. K3 Pesawat meliputi alat sebagai berikut : dongkrak hydraulic , crane ,
Rotator , Passenge hoist
4. K3 Pesawat Angkut yang meliputi alat berikut : Forklift , truck , conveyor
5. K3 Pesawat Tenaga Produksi yang meliputi alat berikut : Turbin Penggerak
, Mesin Produksi Perkakas (Crusher), Transmisi Tenaga , Tanur dll.
6. Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Angkat Angkut dan Pesawat tenaga
produksi

▪ Ruang Lingkup K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekanan


1. Sumber potensi bahaya pada bejana tekanan dan pesawat uap
2. Persyaratan K3 bejana tekanan dan pesawat uap
3. tata cara pemeriksaan dan tata laksana teknis K3 bejana tekanan dan
pesawat uap
4. K3 Bejana Tekanan meliputi alat berikut : Pressure Vessel , tabung gas lpg
dl.l.
5. K3 pesawat uap meliputi alat berikut : Boiler fire tube , Boiler water tube dll.
6. Jumlah personil yang mengoperasikan pesawat uap dan bejana tekan
7. Sistem pengamanan pesawat uap dan bejana tekan
8. Pemeriksaan dan uji pesawat uap dan bejana tekan
1.4 Dasar Hukum
Beberapa landasan hukum yang dipakai untuk penerapan K3 bidang mekanik,
pesawat uap dan bejana tekan serta alat angkat angkut di lingkungan kerja PT PLN Tello
Makassar adalah sebagai berikut :

▪ Dasar Hukum Pengawasan Pesawat Angkat dan Angkut


Dasar hukum pengawasan pesawat angkat dan angkut sebagai berikut ;
1. Undang- Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Pasal 86 dan
87);
2. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Kesehatan Kerja (pasal 2, 3, 4 dan
5);
3. Permenaker No.Per.05/Men/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut;
4. Kepmenaker No. 452/MEN/1996 tentang Pesawat Angkat dan Angkut Jenis
Rental
5. Permenakertrans No.Per.09/Men/VII/2010 tentang Operator dan Petugas
Pesawat Angkat dan Angkut.
6. Permenaker No. 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengawasan
Ketenagakerjaan.

▪ Dasar Hukum Bejana Tekanan dan Tangki Timbun


Dasar hukum becana tekanan dan tangki timbun sebagai berikut;
1. Undang - Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pengawasan Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana tekanan dan Tangki Timbun.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-02/MEN/1982
tentang Kualifikasi Juru Las di Tempat Kerja.
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Profil Perusahaan


• Alamat Perusahaan
Jl. Urip Sumoharjo No.Km. 5, Tello Baru, Kec. Panakkukang, Kota
Makassar, Sulawesi Selatan 90233
• Jumlah Karyawan : 239 (222 Laki-Laki , 17 Perempuan)
• Luas Wilayah : 5372, 4 m2
• Shift : Pukul 08.00 - 17.00
Pukul 16.00 - 01.00
Pukul 00.00 - 09.00

2.2 Struktur organisasi


2.3 Visi dan Misi
- Visi
“ Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang , unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”

- Misi
• Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
• Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
• Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
• Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.4 Alat mekanik

Peralatan mekanik merupakan bagian industry (barang / jasa) yang memegang


peranan penting, adapun peralatan mekanik mengandung sumber bahaya yang
berpotensi dapat menimbulkan kecelakaan kerja sehingga memerlukan kualitas baik dari
segi teknik peralatan maupun dari segi lembaga / SDM yang memadai umtuk menjamin
keselamatan kerja.
▪ Syarat – Syarat K3 Pengawasan Mekanik
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pengaman mesin yang akan harus di analisa
sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam model Codeof Safety Regulations for
Industrial Establishment. Dalam regulasi 82 dari model kode ini dijelaskan sebagai
berikut;
a. Pengaman-pengaman harus direncanakan, dibuat dan dipakai sehingga
memenuhi kebutuhan perlindungan yang positif.
b. Tidak menggangu keamanan dan ketenangan bagi operator.
c. Mencegah pendekatan terhadap semua wilayah berbahaya.
d. Tidak mengganggu jalannya produksi.
e. Dapat dipergunakan secara otomatis atau dengan sedikit usaha.
f. Sesuai untuk pekerjaan dan mesin.
g. Lebih disenangi dalam bentuk sudah terpasang (built in).
h. Tidak mengganggu kebutuhan merawat.
i. Tahan terhadap pemakaian jangka Panjang
j. Tahan terhadap pemakaian secara normal dan dalam keadaan shock.
k. Tahan lama, tahan api dan tahan korosi.
l. Tidak menimbulkan bahaya.
m. Melindungi kecerobohan pemakaian yang tidak terduga.
n. Pengaman dan biaya produksi.
o. Pengaman mesin yang langsung terpasang.
p. Perlengkapan Keselamatan Kerja Keran Angkat; dynamometer dan Load indicator
.
▪ Pemeriksaan dan Pengujian Mekanik
Beberapa persyaratan pemeriksaan dan pengujian pesawat tenaga dan produksi,
antara lain :
a. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan
penerbitan pengesahan pemakaian pesawat;
- Pemeriksaan dan pengujian pada tahap pembuatan (fabrikasi).
- Pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan dan atau pemasangan.
- Pemeriksaan dan pengujian pada tahap pemakaian (berkala atau khusus)
- Pemeriksaan dan pengujian berkaitan dengan reparasi atau modifikasi.
- Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan penerbitan pengesahan
pemakaian, termasuk pemakaian baru
b. Prosedur pemeriksaan dan pengujian
- Prosedur kegiatan pemeriksaan dan pengujian pada tahap pembuatan.
- Prosedur pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan atau
pemasangan.
- Prosedur pemeriksaan berkala atau khusus pada tahapan pemakaian.
- Ketentuan khusus pada pemeriksaan dan pengujian.
c. Prosedur penerbitan pengesahan pemakaian pesawat tenaga danproduksi,
pengesahan pemakaian baru.
d. Persyaratan keselamatan kerja pesawat tenaga dan produksi.

▪ Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian serta Penerbitan


Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut, adalah;
a. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian;
- Pemeriksaan dan pengujian pada tahap pembuatan dan pengujian
- Pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan dan
ataupemasangan.
- Pemeriksaan dan pengujian pada tahap pemakaian (berkala
ataukhusus).
- Pemeriksaan dan pengujian berkaitan dengan reparasi ataumodifikasi.
b. Prosedur pemeriksaan dan pengujianProsedur kegiatan pemeriksaan dan
pengujian pada tahap pembuatan.
- Prosedur pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan atau
pemasangan.
- Prosedur pemeriksaan berkala atau khusus pada tahapanpemakaian.
Ketentuan khusus pada pemeriksaan dan pengujian.
- Prosedur penerbitan pengesahan pemakaian pesawat tenaga dan
produksi, pengesahan pemakaian baru

2.4.1 Pesawat angkat angkut

Permenaker No.Per.05/Men/1985 tentang pesawat angkat dan angkut, peralatan


angkat adalah alat angkat yang dikontruksikan atau dibuat khusus untuk mengangkat
naik dan menurun muatan. Pesawat angkat dan angkut adalah alat yang digunakan untuk
mengankat atau memindahkan sebuah benda dengan jarak, besardan berat tertentu
yang sulit untuk dilakukan ataupun tidak mungkin dilakukan dengan tenaga manusia.

Pesawat angkat dan angkut dapat dibedakan menjadi tiga sesuai dengan cara
mekanisme angkutnya, seperti:
a. Hydraulic handling device
Hydraulic handling device merupakan pesawat angkut dengan cara
pengangkutan dengan menggunakan media berupa cairan atau liquid sebagai
media pengangkutan.
b. Pneumatic handling system
Pneumatic handling system merupakan pesawat angkut dengan cara
pengangkutan dengan menggunakan media berupa udara, gas sebagai
sarana pengangkutannya.
c. Mechanical
Cara pengangkutan dengan menggunakan tenaga dari mesin sebagai sarana
pengangkutannya, contoh conveyor belt menggunakan tenaga mesin sebagai
pengangkutanya.

▪ Syarat-syarat K3 Pesawat Angkat dan Angkut


Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh alat angkat dan angkut jika akan dipakai
di area produksi meliputi :
- Konstruksi harus kuat.
- Layak dioperasikan.
- Safety devices terpasang dan berfungsi dengan baik disertai contoh
gambar.
- Dilakukan pemeriksaan dan pengujian.
- Dilakukan perawatan dengan baik
- Dioperasikan sesuai dengan SOP dan oleh operator yang memiliki
sertifikat.
- Operatornya harus dilengkapi dengan alat pelindung diri.

▪ Pemeriksaan K3 Pesawat Produksi


Jenis pemeriksaan dan pengujian berdasarkan peraturan perundang undangan
yang di dalamnya membahas tentang:
- Pemeriksaan dan pengujian dalam pembuatan.
- Pemeriksaan dan pengujian pertama.
- Pemeriksaan dan pengujian berkala.

▪ Tahapan pemeriksaan dan pengujian pesawat tenaga produksi :


- Pemeriksaan data.
- Pemeriksaan visual dengan menggunakan checklist terhadap seluruh
komponen dan pengecekan dimensi.
- Pemeriksaan Non Destructive Testing (NDT) terhadap seluruh komponen
yang menerima beban dan atau komponen yangdiragukan kekuatannya.
- Pengujian pada kondisi dinamis dan lingkungan kerja
- Laporan hasil pemeriksaan dan pengujian dengan menggunakan formular
.
2.1.1 Pesawat Uap dan Bejana Tekan

Pesawat uap adalah ketel uap dan peralatan lainnya baik tersambung
langsungmaupun tidak langsung, berhubung dengan suatu ketel uap dan
diperuntukkanbekerja dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan udara.

▪ Syarat- Syarat K3 Pengawasan Pesawat Uap dan Bejana Tekan

Pemeriksaaan dan pengujian dilakukan mulai tahap fabrikasi (pembuatan),pada


tahap perakitan atau pemasangan, tahap pemakaian, tahap reparasi ataumodifikasi serta
pemasangan kembali karena pemindahan pesawat uap. Penerbitanijin pesawat uap
dikeluarkan untuk pemakaian baru dan saat mutasi ijin pemakaiankarena penjualan atau
pemindahan pesawat uap jenis berpindah. Pemeriksaan danpengujian dilakukan oleh
pegawai pengawas atau ahli K3 pesawat uap dan bejanatekan.Seperti halnya pada
pesawat uap, pedoman ini diperuntukan untuk bejana tekandan harus diketahui oleh
semua pihak terkait terutama pemerintah daerah kabupatendan kota yang menangani
langsung pelaksanaan pengawasan keselamatan dankesehatan kerja di lapangan
menurut UU No.22 tahun 1999. Pemeriksaan ataupengujian dilakukan oleh Ahli K3
Spesialis Pesawat Uap dan Bejana Tekan.Sedangkan pengesahan pemakaian baru
harus ditangani oleh kepala dinas setelah di paraf oleh pegawai pengawas dan atasan
langsung pegawai pengawas. Dalampelaksanaan pemeriksan dan pengujian pada
pesawat uap dan bejana tekan digunakan.

▪ Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Uap dan Bejana Tekan


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemeriksaan dan pengujian
dari pesawat uap dan bejana tekan, adalah :

Jenis pemeriksaan dan pengujian berdasarkan peraturan perundang-undangan.


1. Pemeriksaan dan penguian dalam proses pembuatan.
- Pemeriksaan dokumen teknik yang disyaratkan untuk pembuatan
- Pemeriksaan bahan baku material yang akan digunakan untuk
pembuatanatau komponen pemeriksaan awal.
- Pemeriksaan pada saat dan atau pada akhir pekerjaan pembuatan unit
atau komponen
- Pengujian.
- Pembuatan data teknik pembuatan dan laporan pengawasan
pembuatan unit atau komponen.

2. Pemeriksaan dan pengujian pertama


Pemeriksaan dokumen teknik yang disyaratkan untuk pemasangandan atau
pemeriksaan.
- Pemeriksaan unit atau komponen.
- Pemeriksaan teknis menyeluruh saat perakitan dan akhir perakitan.
- Pengujian-pengujian.
- Pencatatan pada buku akte izin Pemakaian.

3. Pemeriksaan dan pengujian berkala.


- Pengecekan dokumen teknik terkait syarat pemakaian
- Pemeriksaan kondisi fisik serta perlengkapannya.
- Pembuatan laporan pemeriksaan dan atau pengujian berkalaatau
pemeriksaan khusus
- Pencacatan pada buku akte izin Pemakaian.
4. Pemeriksaan khusus modifkasi reparasi
- Pemeriksaan kondisi fsik pesawat uap yang akan dilakukan reparasi
modifkasi.
- Pemeriksaan dokumen teknik terkait dengan syarat pekerjaan.
- Pemeriksaan pada saat dan akhir pekerjaan.
- Pengujian seperlunya.

2.5 Temuan hasil observasi


Sebagai penunjang kegiatan praktek kerja lapangan ini, adapun temuan baik
positif maupun negatif, berdasarkan hasil analisis kami melalui video yang telah di
berikan oleh PT.PLN UPDK TELLO berikut temuan yang kami dapatkan.

a. Perusahaan memiliki gantry dan overhead crane yang telah di riksa uji
setahun sekali
b. Bejana Tekan Telah dilakukan Riksa uji berkala sesuai ketentuan
c. Mesin tenaga Produksi Telah memiliki sertifikat kelayakan operasi
d. Operator overhead crane sudah tersertifikasi surat ijin operasi (SIO)
e. Safety Latch tidak terinstal pada Overhead hookcrane
f. tidak terdapat tanda area lintasan forklift
g. Pelat nama memuat data identitas Pesawat Angkat dan Angkut alat tidak
terlihat dengan jelas
BAB III

ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI

3.1 Temuan observasi


Adapun temuan hasil observasi online tentang keselamatan kerja mekanik, pesawat uap dan bejana tekan dapat dilihat
sebagai berikut :

▪ Temuan Positif

No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum

1. Area Gantry crane Perusahaan Gantry Crane dan Pengoperasian dan Permen 8 Tahun 2020
dan Overhead memiliki gantry Overhead Crane dapat pemakaian sesuai pasal 176 tentang riksa uji
crane crane dengan berfungsi dengan baik dengan jenis dan berkala pesawat angkat
kapasitas 20 ton dan layak untuk kapasitasnya. Serta dan angkut ayat 2 :
dan overhead dioperasikan. pertahankan riksa uji “Pemeriksaan dan
crane 5 dan 20 secara berkala 1 pengujian berkala
tahun sekali setelah sebagaimana dimaksud
ton dengan
pemeriksaan dalam Pasal 174 ayat (1)
kapasitas yang
pertama. huruf b untuk Alat Bantu
telah di riksa uji Angkat dan Angkut serta
setahun sekali alat kelengkapannya
dilakukan paling lambat 1
(satu) tahun sekali.”
2. Sertifikat SIO Operator tersertifikasi nya tenaga Pengoperasian harus Permenaker No. 08
(Surat Ijin Operasi) pesawat angkat operator pesawat angkat menerapkan SOP Tahun 2020 tentang
operator pesawat overhead crane overhead crane maka yang berlaku dan keselamatan dan
angkat overhead sudah berdasarkan peraturan harus dipertahankan kesehatan kerja pesawat
crane tersertifikasi yang berlaku sudah bisa angkat dan pesawat
surat ijin operasi mengoperasikan alat angkut pasal 140 point 1 “
Pemasangan dan/atau
(SIO) mekanik tersebut.
perakitan, pemakaian
berdasarkan
atau pengoperasian,
peraturan yang pemeliharaan dan
berlaku. perawatan, perbaikan,
perubahan atau
modifikasi, serta
pemeriksaan dan
pengujian harus
dilakukan oleh personil
yang mempunyai
kompetensi dan
kewenangan di bidang K3
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut.”

3. Sertifikat riksa uji Ketel uap telah Ketel uap sudah dapat Pengoperasian harus Riksa Uji Boiler yang
ketel uap memiliki sertifikat digunakan untuk menerapkan SOP dimaksud dalam
riksa uji menghasilkan steam yang berlaku dan Permenaker no. 37 tahun
dengan tekanan yang riksa uji berkala harus 2016 (Bab VIII Pasal70)
telah ditentukan dipertahankan ”merupakan kegiatan
pemeriksaan dan semua
tindakan pengetesan
kemampuan operasi,
bahan, dan konstruksi
Bejana Tekanan untuk
memastikan terpenuhinya
ketentuan peraturan
perundang-undangan
dan/atau standar yang
berlaku yang dilakukan
pertama, berkala, khusus
dan pengulangan”.

4. Area Mesin Mesin tenaga Mesin tenaga produksi Pengoperasian harus Permenaker No. 38
Produksi Produksi Telah dapat digunakan dengan menerapkan SOP Tahun 2016 pasal 133
memiliki sertifikat baik dan sudah layak. yang berlaku dan ayat 1 tentang
kelayakan Pengujian kelayakan “pemeriksaan berkala
operasi operasi berkala harus sebagaimana dimaksud
dipertahankan dlama pasal 13 huruf b
dilakukan secara berkala
paling lama 1 tahun sekali

Pasal 133 ayat 2


““pengujian berkala
sebagaimana dimaksud
dlama pasal 13 huruf b
dilakukan secara berkala
paling lama 5 tahun sekali

5. Di peralatan bejana Bejana tekan Dengan adanya katup Katup penutup harus Permenaker No. 37 tahun
tekan penyimpan yaitu air vessel penutup akan lebih safety kondisinya harus di 2016 pasal 14 poin 1
udara telah memiliki ketika pengisian ataupun cek apakah ada “Bejana penyimpanan
katup penutup. pengeluaran gas sumbatan atau sudah gas, campuran gas,
bisa berfungsi dan/atau bejana transport
dengan baik harus dilengkapi dengan
katup penutup.”
6. Sertifikat operator Adanya sertifikat yang dimiliki oleh Sudah baik dan tetap Permen no 38 tahun 2016
mesin diesel yang dimiliki oleh operator mesin diesel di pertahankan.dan pasal 110 Teknisi dan
operator mesin dapat memastikan dipepanjang ketika operator K3 bidang
diesel bahwa sudah terferifikasi sudah waktunya Pesawat Tenaga dan
sesuai peraturan yang Produksi sebagaimana
berlaku. dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) harus
memiliki kompetensi dan
kewenangan sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan. www

7. Area operasi gentry Gentry crane Gentry crane yang Tetap dilakukan riksa Permen no 8 tahun 2020
crane sudah beroperasi beroperasi pada berat uji apakah alat Operator keran angkat
pada untuk berat yang normal tidak akan tersebut masih layak kelas III selain berwenang
20 ton menuai potensi bahaya digunakan melakukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
juga berwenang
mengoperasikan keran
angkat sesuai jenisnya
dengan kapasitas sampai
dengan 25 (dua puluh
lima) ton atau tinggi
menara sampai dengan
40 m (empat puluh
meter).

8. Sertifikat bejana Tanda bukti Dengan adanya bukti Sudah baikdan tetap Permenaker No. 37
tekan Bejana Tekanan pemeriksaan bejana di pertahankan Tahun 2016 tentang K3
telah menenuhi tekan dapat digunakan lakukan bejana tekanan dan
syarat layak untuk menyimpan udara perpanjangan jika tangki Timbun. pasal 75
operasi bertekanan dengan baik. masa berlaku sudah ayat 1 ”.
dibuktikan habis Pemeriksaan dan/atau
dengan adanya pengujian berkala
sertifikat sebagaimana dimaksud
pemeriksaan. dalam Pasal 70 huruf b
dilakukan sesuai dengan
Lampiran yang
merupakan bagian tidak
terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

9. Surat pemeriksaan Tanda bukti Dengan adanya bukti Sudah baik dan tetap Permenaker No. 37
tangki timbun Tangki Timbun pemeriksaan bejana di pertahankan Tahun 2016 Tentang
telah menenuhi tekan dapat digunakan lakukan K3 Bejana Tekanan
syarat layak untuk menyimpan solar perpanjangan jika dan Tangki Timbun,
operasi bertekanan dengan baik masa berlaku sudah Pasal 68 Ayat 1
dibuktikan habis “Setiap kegiatan
dengan adanya perencanaan,pembuatan,
sertifikat pemasangan, pengisian,
pemeriksaan. pengangkutan,
pemakaian,
pemeliharaan,
perbaikan, modifikasi,
dan penyimpanan Bejana
Tekanan dan Tangki
Timbun harus dilakukan
pemeriksaan dan/atau
pengujian.”
10. Sertifikat riksa uji Sudah memiliki Dengan adanya bukti Sudah baik dan tetap Permen 8 tahun 2020
forklift sertifikat riksa uji pemeriksaan dan di pertahankan pasal 176 ayat 2
forklift pengujian maka forklift lakukan Pemeriksaan dan
sudah aman dan dapat perpanjangan jika pengujian berkala
digunaakan masa berlaku sudah sebagaimana dimaksud
habis dalam Pasal 174 ayat (1)
huruf b untuk Alat Bantu
Angkat dan Angkut serta
alat kelengkapannya
dilakukan paling lambat 1
(satu) tahun sekali.
▪ Temuan Negatif

No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum

1. Pada ruang Safety Latch Jika mendapatkan beban Upaya untuk Permen 8 tahun 2020
mekanik tempat tidak terinstal berlebih bisa dilakukan tentang PAA pada
Overhead crane pada Overhead menyebabkan insiden pemasangan safety Pasal 17 ayat 4b “ Alat
hookcrane objek jatuh dan latch dan pastikan pengaman
berpotensi memakan aman sebagaimana
korban dan kerugian dimaksud dalam pasal
materiil 16 huruf d : a. Harus
dapat memastikan
pengamanan terhadap
pesawat angkat dan
pesawat angkut” ,
Pasal 37 ayat 1b “ Kait
(hook) harus : b.
dilengkapi dengan
kunci pengaman”

2. Area tidak terdapat Hal ini dapat forklift harus Permenaker RI no. 8
Penyimpanan tanda area menyebabkan potensi mengikuti syarat tahun 2020 tentang K3
Electric Forklift lintasan forklift bahaya kecelakaan kerja layak salah satunya pesawat angkat dan
tanpa adanya area harus mempunyai pesawat angkut. pasal
lintasan tanda area lintasan. 81 point (b) “ Landasan
Forklift harus
mempunyai lintasan”
3. Area Pelat nama Hal ini menyebabkan Plat nama identitas Permenaker No. 08
Penyimpanan memuat data operator susah mencari alat wajib harus Tahun 2020 Tentang
Pesawat Angkat identitas Pesawat data khususnya untuk ditempel dan Keselamatan Dan
Angkut Angkat dan kapasitas maksimum dimuat pada alat Kesehatan Kerja
Angkut alat tidak alat. dan letaknya harus Pesawat Angkat Dan
terlihat dengan julas terlihat. Pesawat Angkut, pasal
16
jelas
“ Perlengkapan
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut paling
sedikit terdiri atas:
a. pelat nama yang
memuat data Pesawat
Angkat dan Pesawat
Angkut;
b. keterangan
kapasitas beban
maksimum yang
diizinkan;
c. alat atau tombol
penghenti darurat
(emergency stop);
d. Alat Pengaman; dan
e. Alat Perlindungan. “

4. Area Mesin Tidak memiliki Tidak adanya papan Merekomendasikan UU no. 38 Tahun 2016
Produksi PT. PLN pelat papan nama bisa dapat agar adanya tentang Kesehatan
Persero UTBK nama di mengakibatkan pemasangan keselamatan kerja
TELLO peralatan mesin terjadinya potensi pemberitahuan pesawat produksi
MAKASSAR produksi. . kecelakaan kerja. pelat papan nama pada pasal 15.” Setiap
agar dapat Pesawat Tenaga dan
mencegah Produksi harus diberi
terjadinya pelat nama yang
kecelakaan kerja. memuat data Pesawat
Tenaga dan Produksi.”
5. Area Mesin Lokasi mesin Kondisi ini bisa Segera dibersihkan UU No. 38 Tahun 2016
tenaga Produksi produksi sangat menyebabkan dalam keaadaan pasal 25 tentang
kotor dalam penurunan Kesehatan aman atau mesin Pelumasan dan
keadaan tak khususnya di pernafasan sedang tidak pembersihan Pesawat
beroperasi operator yang masuk beroperasi Tenaga dan Produksi
area dan menganggu harus dilaksanakan
dalam keadaan tidak
operasional alat.
beroperasi.

6. Tempat lokasi Bejana tekanan Kondisi ini menyebabkan Dapat dibuatnya Permenakertran No.
bejana ditempatkan di potensi merusak Pelindung bejana 37 tahun 2016 tentang
bertekanan ruang terbuka peralatan tekanan dari terik K3 Bejana tekan dan
tanpa pelindung matahari dan hujan Tangki timbun, Pasal
dari terik secara langsung 43 ayat Bejana
matahari dan Tekanan dalam
hujan. keadaan berisi
harus dilindungi dari
sumber
panas dan penyebab
karat.
7. Ditempat ruang Petugas tidak Petugas tidak Petugas tidak Permenaker trans no.
produksi dan menggunakan menggunakan alat menggunakan alat 8
Pengelasan alat pelindung diri pelindung diri (APD) pelindung diri tahun 2010 tentang
(APD) lengkap. lengkap.menyebabkan (APD) lengkap. alat
potensi kecelakaan kerja pelindung diri.Pasal 4
poin 1. APD wajib
digunakan di tempat
kerja di mana:
a. dibuat, dicoba,
dipakai atau
dipergunakan mesin,
pesawat, alat
perkakas, peralatan
atau instalasi yang
berbahaya yang dapat
menimbulkan
kecelakaan
8. Lokasi area dekat Terdapat alat Akibat selang tidak ditata Untuk peralatan Peraturan mentri
dengan mesin bantu angkat dan dengan rapi dapat yang sudah tidak Tenagakerja dan
utilitas angkut yang tidak menyebabkan selang digunakan Transmigrasi RI No.
di tempatkan dapat membahayakan sebaiknya Per. 01/MEN/1980,
pada tempatnya. operator dikembalikan ke Pada pasal 6 bahwa
tempatnya “Kebersihan dan
kerapihan di tempat
kerja harus dijaga
sehingga bahan-
bahan yang
berserakan, bahan-
bahan bangunan,
peralatan dan alat-alat
kerja tidak merintangi
dan menimbulkan
kecelakaan.

9. Di area mesin Tidak terdapat Tanpa adanya Harus dilakukan Sesuai dengen
produksi / mesin plat nama pada pemasangan pelat pemasangan pelat Permen no 38 tahun
diesel peralatan mesin nama, maka kariayawan untukalat tenaga 2016 pasal 15 bawa
diesel ataupun pegunjung tidak dan produksi Setiap Pesawat
dapat mengetahui jenis sebagai sumber Tenaga dan Produksi
tenaga produksi yang informasi mengenai harus diberi pelat
digunakan dan alat tenaga nama yang memuat
informainya produksi tersebut data Pesawat Tenaga
paling tidak dan Produksi.
pemasangannya
10. Lokasi di area Forklift parkir Forklift yang digunakan Forklift yang di Permenakertran no. 8
dekat jalan tidak pada ter parkir di depan pintu gunakan sebaiknya tahun 2020 Tentang
operator tempatnya sehingga Menghalangi di parkir di area K3Pesawat Angkat &
jalan masuk khusus agar tidak Angkut Bab 5 pasal
menghalangi jalan 126 ayat 2 poin b Alat
bantu angkat dan
angkut harus c.
Disimpan pada tempat
khusus yang
melindungi dari panas,
cairan, bahan
berbahaya, dan
memiliki sirkulasi
udara yang baik.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
berdasarkan hasil temuan observasi kami melalui video dan wawancara
langsung dengan Supervisor HSE dari PT. PLN UPDK Tello Makassar, dapat
disimpulkan bahwa mengenai K3 mekanik, Pesawat Angkat Angkut, K3
Pesawat Uap dan Bejana Tekan yaitu sebagai berikut :
1. Penerapan pengawasan K3 di bidang pesawat mekanik, pesawat angat
dan angkut, K3 Pesawat uap dan bejana tekan sudah berjalan dengan baik.
Telah di lakukan riksa uji dan sudah layak operasi sesuai ketentuan yang
berlaku.
2. Ada beberapa peralatan mekanik yang belum dilengkapi pengaman guna
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
3. Operator Mekanik dan Mesin produksi sudah memiliki surat ijin operasi
(SIO) sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Kebersihan dan kerapian di PT. PLN UPDK Tello Makassar pun perlu di
tingkatkan seperti yang kami amati di dalam video masih banyaknya tabung
bejana tekan yang berserakan. Selain itu rumput di lingkungan kerja sangat
banyak dan beberapa peralatan masih terlihat banyak debu.

4.2 Saran
Harap lebih diperhatikan hal-hal kecil seperti alat pengaman penunjang,
kebersihan dan kerapian serta perlu penambahan rambu peringatan
keselamatan agar para karyawan bisa lebih mengingat dan memperhatikan
selalu serta penggunaan APD dan mengutamakan keselamatan. Hal – hal yang
telah dijalankan sesuai ketentuan mengenai riksa uji berkala dan SIO operator
mekanik perlu dipertahankan.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

1. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/202-pentingnya-k3-keselamatan-
dan-kesehatan-kerja-dalam-meningkatkan-produktivitas-kerja
2. Ruang Lingkup Dan Dasar Hukum Materi Ahli K3 Umum PT. IJS
3. Indah,Sari 2015 ,Skripsi “Pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan PT. PLN UPDK (Persero) sektor tello”
Makassar
4. Data dari Supervisor HSE PT. PLN UPDK (Persero) Tello Makassar
5. Video HSE PT. PLN UPDK (Persero) Tello Makassar
6. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
8. Permenaker No. 8 Tahun 2020 tentang K3 Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
9. Permenaker No. 38 Tahun 2016 tentang K3 Pesawat Tenaga Produksi
10. Permenaker No. 37 Tahun 2016 tentang K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun

Anda mungkin juga menyukai