Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. PLN UPDK TELLO MAKASSAR


BIDANG K3 MEKANIK (PESAWAT ANGKAT ANGKUT, PESAWAT TENAGA
PRODUKSI), PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 96

KELOMPOK IV

1. BARI ALADIN LAGEFA


2. HENY NURWAHYU ASTUTI
3. MUHAMAD WAHYUDI
4. NUR AZIZAH ARIFUDDIN SALEH
5. RIO KARUNIAWAN
6. ALHIJRAN SYAHRIAL ONGAN

PENYELENGGARA

PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI

Makassar, 5 – 17 Desember 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya kami berhasil menyelesaikan penulisan laporan PKL ini tepat pada
waktunya. Laporan PKL ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan dari
pelatihan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) Umum yang diadakan oleh
PJK3 PT. Indotama Jasa Sertifikasi.
Dalam penyusunan laporan PKL ini kami melakukan praktek kunjungan
lapangan (PKL) secara online di PT. PLN UPDK Tello Makassar. Bidang yang kami
teliti adalah bidang K3 mekanik, (PAA ,PTP) & K3 pesawat uap & bejana tekan.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada para instruktur Ahli K3 Umum dan
rekan-rekan Indotama Jasa Sertifikasi atas bimbingan dan dorongannya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan PKL ini sesuai waktu yang ditentukan. Kemudian
kepada rekan-rekan calon AK3 Umum atas kebersamaan dan dukungannya selama
ini.
Dalam penyusunan laporan ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan
dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan masukan dan saran
yang bersifat membangun sehingga tercapainya kesempurnaan isi maupun
penulisan dari laporan ini.

Tim Penyusun

Kelompok IV
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup .............................................................................................. 2
D. Dasar Hukum ................................................................................................ 3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ...................................................................... 5
A. Gambaran Umum Perusahaan ..................................................................... 5
B. Struktur Organisasi ....................................................................................... 5
C. Visi dan Misi .................................................................................................. 6
D. Alat Mekanik ................................................................................................. 6
E. Temuan Hasil Observasi ............................................................................. 11
BAB III ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI........................................... 13
A. Analisa Temuan Positif ............................................................................... 13
B. Analisa Temuan Negatif .............................................................................. 16
BAB IV ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI .......................................... 21
A. Kesimpulan ................................................................................................. 21
B. Saran .......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23
LAMPIRAN ...................................................................................................... 24
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan semakin cepatnya perkembangan industri, penerapan


teknologi tinggi, penggunaan bahan serta peralatan yang semakin rumit dan
kompleks tidak bisa dihindari, sehingga memerlukan tenaga kerja yang ahli dan
terampil. Berkembangnya ilmu dan teknologi dapat terlihat dalam penggunaan
mesin-mesin, peralatan produksi, bahan baku produksi ataupun bahan berbahaya
yang terus meningkat dan modern.

Penerapan teknologi dan penggunaan bahan tersebut tidak selamanya


selaras dengan keahlian dan keterampilan tenaga kerja yang mengoperasikannya.
Semakin kompleksnya peralatan dan semakin canggihnya penerapan teknologi dan
proses industri yang berlangsung, maka tingkat bahaya yang ditimbulkan akan
semakin tinggi, baik secara langsung ataupun tidak langsung yang akan berdampak
pada tenaga kerja dan lingkungan sekitarnya.

Mengingat pentingnya keselamatan tenaga kerja dan lingkungannya, maka


diperlukan adanya perlindungan dan tindakan pencegahannya. Untuk itu pemerintah
mengeluarkan berbagai peraturan untuk kesehatan dan keselamatan kerja seperti
UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Permenaker RI No. 02/MEN/1982
tentang kualifikasi juru las dan khususnya Permenaker RI No 1/MEN/1982 yang
berbicara tentang Bejana Tekan.

Pada penelitian kali ini, kelompok kami mengambil judul “Penelitian Norma K3
Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekan”. Contoh bahaya yang dapat ditimbulkan
dari Pesawat Uap dan Bejana Tekan adalah terjadinya ledakan dan kebakaran.
Sehingga dalam pemakaian dan perawatan Bejana Tekan perlu diatur lebih lanjut.
Tidak semua gas aman untuk manusia dan makhluk hidup, ada beberapa gas yang
dapat membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup yang lain. Ada
beberapa gas, yang dapat mengganggu pernafasan, ada beberapa gas yang
bersifat korosif, ada beberapa gas yang bersifat karsiogenik dan bahkan ada
beberapa gas yang mudah terbakar dan mudah meledak.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, maka diperlukan adanya


inspeksi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Inspeksi tersebut merupakan
langkah awal untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Berdasar latar belakang diatas maka penulis mengambil judul “Pengawasan Norma
K3 Mekanik (Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga Produksi), Pesawat Uap dan
Bejana Tekan” di PT PLN UPDK Tello Makassar.

B. Maksud dan Tujuan

Praktek Kerja Lapangan bagi calon Ahli K3 Umum sangat dibutuhkan,


mengingat aplikasi K3 ini adalah kebutuhan wajib bagi setiap perusahaan. Untuk itu
Ahli K3 Umum harus lebih menguasai teori dan praktek penerapan SMK3 pada
setiap perusahaan. Tujuan dari penulisan laporan ini adalah :

1. Sebagai bahan seminar dan salah satu syarat menyelesaikan pelatihan calon
Ahli K3 Umum sehingga bisa mengaplikasikan teori dan praktik dilapangan.

2. Mengetahui tugas dan wewenang dari seorang tenaga Ahli K3 Umum


diperusahaan tempatnya bekeraja, sehingga dapat memastikan semuanya
berjalan secara professional dalam hal pengambilan keputusan yang tepat
sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan memberi kontribusi yang positif
bagi perusahaan.

3. Tinjauan penerapan pelaksanaan K3 PT. PLN UPDK TELLO Makassar, yang


diharapkan dapat memberikan masukan dan saran kepada pihak perusahaan
yang dapat digunakan sebagai upaya perbaikan

C. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
adalah untuk mendapatkan Analisa keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) bidang
Mekanik, Alat angkat angkut serta Pesawat uap dan Bejana Tekan pada perusahaan
PT. PLN UPDK TELLO Makassar secara daring dengan metode observasi video
profil k3 perusahaanserta wawancara dengan supervisor HSE yaitu :.
• Ruang Lingkup Objek Pengawasan Pesawat Angkat , Angkut , Pesawat Tenaga
Produksi
1. Pelaksanaan syarat-syarat K3 meliputi Perencanaan, pembuatan,
pemasangan atau perakitan, penggunaan atau pengoperasian, reparasiI
modifikasi dan pemeliharaan pesawat angkat dan angkut.
2. Personil K3 yang mengoperasikan pesawat angkat dan angkut.
3. K3 Pesawat meliputi alat sebagai berikut : dongkrak hydraulic , crane
,Rotator, Passenge hoist
4. K3 Pesawat Angkut yang meliputi alat berikut : Forklift , truck , conveyor
5. K3 Pesawat Tenaga Produksi yang meliputi alat berikut : Turbin Penggerak,
Mesin Produksi Perkakas (Crusher), Transmisi Tenaga , Tanur dll
6. Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Angkat Angkut dan Pesawat tenaga
produksi.

• Ruang Lingkup K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekanan


1. Sumber potensi bahaya pada bejana tekanan dan pesawat uap.
2. Persyaratan K3 bejana tekanan dan pesawat uap.
3. Tata cara pemeriksaan dan tata laksana teknis K3 bejana tekanan dan
pesawat uap.
4. K3 Bejana Tekanan meliputi alat berikut : Pressure Vessel , tabung gas lpg
dll.
5. K3 pesawat uap meliputi alat berikut : Boiler fire tube , Boiler water tube dll.
6. Jumlah personil yang mengoperasikan pesawat uap dan bejana tekan.
7. Sistem pengamanan pesawat uap dan bejana tekan.
8. Pemeriksaan dan uji pesawat uap dan bejana tekan.

D. Dasar Hukum

Beberapa landasan hukum yang dipakai untuk penerapan K3 bidang mekanik,


pesawat uap dan bejana tekan serta alat angkat angkut di lingkungan kerja PT PLN
Tello Makassar adalah sebagai berikut :

• Dasar Hukum Pengawasan Pesawat Angkat dan Angkut


Dasar hukum pengawasan pesawat angkat dan angkut sebagai berikut ;
1. Undang- Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Pasal 86 dan
87).
2. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Kesehatan Kerja (pasal 2, 3, 4 dan
5).
3. Permenaker No. 08 Tahun 2020 Tentang K3 Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut.
4. Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang K3 Pesawat Tenaga Produksi
5. Permenakertrans No.Per.09/Men/VII/2010 tentang Operator dan Petugas
Pesawat Angkat dan Angkut.
6. Permenaker No. 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengawasan
Ketenagakerjaan.

• Dasar Hukum Bejana Tekanan dan Tangki Timbun

Dasar hukum becana tekanan dan tangki timbun sebagai berikut;


1. Undang - Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Umdang – Undang Uap Tahun 1930.
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pengawasan Ketenagakerjaan.
4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana tekanan dan Tangki Timbun.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-02/MEN/1982
tentang Kualifikasi Juru Las di Tempat Kerja.
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

• Alamat Perusahaan

Jl. Urip Sumoharjo No.Km. 5, Tello Baru, Kec. Panakkukang, Kota


Makassar, Sulawesi Selatan 90233
• Jumlah Karyawan : 239 (222 Laki-Laki , 17 Perempuan)

• Luas Wilayah : 5372, 4 m2

• Shift : Pukul 08.00 - 17.00


Pukul 16.00 - 01.00
Pukul 00.00 - 09.00

B. Struktur Organisasi
C. Visi dan Misi
1. Visi
“ Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang ,
unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”
2. Misi
• Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang
saham.
• Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
• Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
• Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

D. Alat Mekanik

Peralatan mekanik merupakan bagian industry (barang / jasa) yang


memegang peranan penting, adapun peralatan mekanik mengandung sumber
bahaya yang berpotensi dapat menimbulkan kecelakaan kerja sehingga memerlukan
kualitas baik dari segi teknik peralatan maupun dari segi lembaga / SDM yang
memadai umtuk menjamin keselamatan kerja.
➢ Syarat – Syarat K3 Pengawasan Mekanik
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pengaman mesin yang akan harus di
Analisa sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam model Codeof Safety
Regulations for Industrial Establishment. Dalam regulasi 82 dari model kode ini
dijelaskan sebagai berikut;
a. Pengaman-pengaman harus direncanakan, dibuat dan dipakai sehingga
memenuhi kebutuhan perlindungan yang positif.
b. Tidak menggangu keamanan dan ketenangan bagi operator.
c. Mencegah pendekatan terhadap semua wilayah berbahaya.
d. Tidak mengganggu jalannya produksi.
e. Dapat dipergunakan secara otomatis atau dengan sedikit usaha.
f. Sesuai untuk pekerjaan dan mesin.
g. Lebih disenangi dalam bentuk sudah terpasang (built in).
h. Tidak mengganggu kebutuhan merawat.
i. Tahan terhadap pemakaian jangka Panjang
j. Tahan terhadap pemakaian secara normal dan dalam keadaan shock.
k. Tahan lama, tahan api dan tahan korosi.
l. Tidak menimbulkan bahaya.
m. Melindungi kecerobohan pemakaian yang tidak terduga.
n. Pengaman dan biaya produksi.
o. Pengaman mesin yang langsung terpasang.
p. Perlengkapan Keselamatan Kerja Keran Angkat; dynamometer dan Load
indicator
➢ Pemeriksaan dan Pengujian Mekanik
Beberapa persyaratan pemeriksaan dan pengujian pesawat tenaga dan
produksi, antara lain :
a) Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan
penerbitan pengesahan pemakaian pesawat;
- Pemeriksaan dan pengujian pada tahap pembuatan (fabrikasi).
- Pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan dan atau
pemasangan.
- Pemeriksaan dan pengujian pada tahap pemakaian (berkala atau
khusus)
- Pemeriksaan dan pengujian berkaitan dengan reparasi atau modifikasi.
- Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan penerbitan pengesahan
pemakaian, termasuk pemakaian baru.
b) Prosedur pemeriksaan dan pengujian
- Prosedur kegiatan pemeriksaan dan pengujian pada tahap pembuatan.
- Prosedur pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan atau
pemasangan.
- Prosedur pemeriksaan berkala atau khusus pada tahapan pemakaian.
- Ketentuan khusus pada pemeriksaan dan pengujian.
c) Prosedur penerbitan pengesahan pemakaian pesawat tenaga danproduksi,
pengesahan pemakaian baru.
d) Persyaratan keselamatan kerja pesawat tenaga dan produksi.
➢ Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian serta Penerbitan
Pengesahan Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut, adalah;
a. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian;
- Pemeriksaan dan pengujian pada tahap pembuatan dan pengujian
- Pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan dan atau pemasangan.
- Pemeriksaan dan pengujian pada tahap pemakaian (berkala atau khusus).
- Pemeriksaan dan pengujian berkaitan dengan reparasi atau modifikasi.
b. Prosedur pemeriksaan dan pengujianProsedur kegiatan pemeriksaan dan
pengujian pada tahap pembuatan.
- Prosedur pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan atau
pemasangan.
- Prosedur pemeriksaan berkala atau khusus pada tahapanpemakaian.
Ketentuan khusus pada pemeriksaan dan pengujian.
- Prosedur penerbitan pengesahan pemakaian pesawat tenaga dan
produksi, pengesahan pemakaian baru

1) Pesawat angkat angkut


Permenaker No.Per.05/Men/1985 tentang pesawat angkat dan angkut,
peralatan angkat adalah alat angkat yang dikontruksikan atau dibuat khusus untuk
mengangkat naik dan menurun muatan. Pesawat angkat dan angkut adalah alat
yang digunakan untuk mengankat atau memindahkan sebuah benda dengan jarak,
besardan berat tertentu yang sulit untuk dilakukan ataupun tidak mungkin dilakukan
dengan tenaga manusia.

Pesawat angkat dan angkut dapat dibedakan menjadi tiga sesuai dengan
cara mekanisme angkutnya, seperti:
a. Hydraulic handling device
Hydraulic handling device merupakan pesawat angkut dengan cara
pengangkutan dengan menggunakan media berupa cairan atau liquid sebagai
media pengangkutan.
b. Pneumatic handling system
Pneumatic handling system merupakan pesawat angkut dengan cara
pengangkutan dengan menggunakan media berupa udara, gas sebagai
sarana pengangkutannya.
c. Mechanical
Cara pengangkutan dengan menggunakan tenaga dari mesin sebagai sarana
pengangkutannya, contoh conveyor belt menggunakan tenaga mesin sebagai
pengangkutanya.

➢ Syarat-syarat K3 Pesawat Angkat dan Angkut


Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh alat angkat dan angkut jika akan
dipakai di area produksi meliputi :
- Konstruksi harus kuat.
- Layak dioperasikan.
- Safety devices terpasang dan berfungsi dengan baik disertai contoh gambar.
- Dilakukan pemeriksaan dan pengujian.
- Dilakukan perawatan dengan baik
- Dioperasikan sesuai dengan SOP dan oleh operator yang memiliki sertifikat.
- Operatornya harus dilengkapi dengan alat pelindung diri.

➢ Pemeriksaan K3 Pesawat Produksi


Jenis pemeriksaan dan pengujian berdasarkan peraturan perundang
undangan
yang di dalamnya membahas tentang:
- Pemeriksaan dan pengujian dalam pembuatan.
- Pemeriksaan dan pengujian pertama.
- Pemeriksaan dan pengujian berkala.

▪ Tahapan pemeriksaan dan pengujian pesawat tenaga produksi :


- Pemeriksaan data.
- Pemeriksaan visual dengan menggunakan checklist terhadap seluruh
komponen dan pengecekan dimensi.
- Pemeriksaan Non Destructive Testing (NDT) terhadap seluruh komponen
yang menerima beban dan atau komponen yangdiragukan kekuatannya.
- Pengujian pada kondisi dinamis dan lingkungan kerja
- Laporan hasil pemeriksaan dan pengujian dengan menggunakan formular

2) Pesawat Uap dan Bejana Tekan


Pesawat uap adalah ketel uap dan peralatan lainnya baik tersambung
langsungmaupun tidak langsung, berhubung dengan suatu ketel uap dan
diperuntukkanbekerja dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan udara.

➢ Syarat- Syarat K3 Pengawasan Pesawat Uap dan Bejana Tekan


Pemeriksaaan dan pengujian dilakukan mulai tahap fabrikasi (pembuatan),pada
tahap perakitan atau pemasangan, tahap pemakaian, tahap reparasi ataumodifikasi
serta pemasangan kembali karena pemindahan pesawat uap. Penerbitanijin
pesawat uap dikeluarkan untuk pemakaian baru dan saat mutasi ijin
pemakaiankarena penjualan atau pemindahan pesawat uap jenis berpindah.
Pemeriksaan danpengujian dilakukan oleh pegawai pengawas atau ahli K3 pesawat
uap dan bejanatekan.Seperti halnya pada pesawat uap, pedoman ini diperuntukan
untuk bejana tekandan harus diketahui oleh semua pihak terkait terutama
pemerintah daerah kabupatendan kota yang menangani langsung pelaksanaan
pengawasan keselamatan dankesehatan kerja di lapangan menurut UU No.22 tahun
1999. Pemeriksaan ataupengujian dilakukan oleh Ahli K3 Spesialis Pesawat Uap
dan Bejana Tekan.Sedangkan pengesahan pemakaian baru harus ditangani oleh
kepala dinas setelah di paraf oleh pegawai pengawas dan atasan langsung pegawai
pengawas. Dalampelaksanaan pemeriksan dan pengujian pada pesawat uap dan
bejana tekan digunakan.

➢ Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Uap dan Bejana Tekan


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemeriksaan dan
pengujian dari pesawat uap dan bejana tekan, adalah :
Jenis pemeriksaan dan pengujian berdasarkan peraturan perundang-undangan.
1. Pemeriksaan dan penguian dalam proses pembuatan.
- Pemeriksaan dokumen teknik yang disyaratkan untuk pembuatan
- Pemeriksaan bahan baku material yang akan digunakan untuk pembuatan
atau komponen pemeriksaan awal.
- Pemeriksaan pada saat dan atau pada akhir pekerjaan pembuatan unit
atau komponen
- Pengujian.
- Pembuatan data teknik pembuatan dan laporan pengawasan pembuatan
unit atau komponen.
2. Pemeriksaan dan pengujian pertama
Pemeriksaan dokumen teknik yang disyaratkan untuk pemasangandan atau
pemeriksaan.
- Pemeriksaan unit atau komponen.
- Pemeriksaan teknis menyeluruh saat perakitan dan akhir perakitan.
- Pengujian-pengujian.
- Pencatatan pada buku akte izin Pemakaian.
3. Pemeriksaan dan pengujian berkala.
- Pengecekan dokumen teknik terkait syarat pemakaian
- Pemeriksaan kondisi fisik serta perlengkapannya.
- Pembuatan laporan pemeriksaan dan atau pengujian berkalaatau
pemeriksaan khusus
- Pencacatan pada buku akte izin Pemakaian.
4. Pemeriksaan khusus modifkasi reparasi
- Pemeriksaan kondisi fsik pesawat uap yang akan dilakukan reparasi
modifkasi.
- Pemeriksaan dokumen teknik terkait dengan syarat pekerjaan.
- Pemeriksaan pada saat dan akhir pekerjaan.
- Pengujian seperlunya.

E. Temuan hasil observasi


Sebagai penunjang kegiatan praktek kerja lapangan ini, adapun temuan baik
positif maupun negatif, berdasarkan hasil analisis kami melalui video yang telah di
berikan oleh PT.PLN UPDK TELLO berikut temuan yang kami dapatkan.
a. Perusahaan memiliki gantry dan overhead crane yang telah di riksa uji
setahun sekali
b. Bejana Tekan Telah dilakukan Riksa uji berkala sesuai ketentuan
c. Mesin tenaga Produksi Telah memiliki sertifikat kelayakan operasi
d. Operator overhead crane sudah tersertifikasi surat ijin operasi (SIO)
e. Safety Latch tidak terinstal pada Overhead hookcrane
f. tidak terdapat tanda area lintasan forklift
g. Pelat nama memuat data identitas Pesawat Angkat dan Angkut alat tidak
terlihat dengan jelas
BAB III
ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI

A. Analisa Temuan Positif


No Foto Lokasi Temuan Analisis Saran Dasar hukum
Rekomendasi
1 Area Gentry crane Gentry crane Setiap operator Permenaker No. 08
operasi sudah yang beroperasi yang naik Tahun 2020 Tentang
gentry beroperasi pada berat yang keatas gentry Keselamatan Dan
crane pada untuk normal tidak crane selalu Kesehatan Kerja Pesawat
berat 20 ton akan menuai berpegangan Angkat Dan Pesawat
dan potensi bahaya pada hand rail Angkut
menggunakan dan aman saat Pasal 1 Ayat (12) “Alat
hand rail pada pekerja naik Pelindungan Adalah Alat
tangga untuk keatasnya Perlengkapan Yang
naik Dipasang Pada Pesawat
Angkat Dan Pesawat
Angkut Yang Berfungsi
Untuk Melindungi Tenaga
Kerja Terhadap
Kecelakaan Yang
Ditimbulkan”.
2 Area Perusahaan 2 (dua) unit Keadaan unit Permenker No. 8 Tahun
Operasi memiliki 2 (dua) Overhead Crane harus selalu 2020 Pasal 176 tentang
Overhead unit Overhead dalam keadaan dalam keadaan riksa uji berkala Pesawat
Crane Crane dengan baik sehingga baik dan aman Angkat dan Pesawat
kapasitas dapat berfungsi digunakan Angkut ayat (1)
masing-masing dan layak untuk didalam pemeriksaan dan
yaitu 5 ton dan dioperasikan ruangan pengujian berkala
20 ton yang sebagaimana dimaksud
telah diriksa uji dalam Pasal 174 ayat (1)
setahun sekali huruf b untuk Pesawat
Angkat dan Pesawat
Aangkut dilakukan paling
lambat 2 (dua) tahun
setelah pemeriksaan dan
pengujian pertama dan
selanjutnya dilakukan
setiap 1 (satu) tahun
sekali.
PT.PLN Opertor sudah Tenaga Harus Permenaker No. 08
3. UPDK memiliki operator yang dipertahankan Tahun 2020 tentang
Tello sertifikat SIO sudah memiliki karena keselamatan dan
Makassar (Surat Ijin sertifikat pengoprasian kesehatan kerja Pesawat
Operasi), sudah bisa alat mekanik Angkat dan Pesawat
Namun mengoperasikan sesuai Angkut Pasal 140 Ayat
dokumen tidak alat peraturan harus (3) “Kompetensi personil
dapat memiliki surat
mekanik sebagaiman di maksud
ditunjukan izin operasi atau
tersebut. pada ayat (2) harus
SIO.
dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi
sesuai dengan ketentuan
peraturan Perundang –
Undangan”.
B. Analisa Temuan Negatif

No Foto Lokasi Temuan Analisis Saran Dasar hukum


Rekomendasi
1 Mesin Produksi Ditemukan tidak Tidak ada Progress Permenaker No. 38
dibuatkan papan papan nama pembuatan Tahun 2016 tentang
nama untuk dapat papan nama Kesehatan
menandakan ada menyebabkan untuk setiap keselamatan kerja
mesin kesalahan saat alat dan mesin pesawat produksi
operasi bagi pada Pasal 15.
orang baru “Setiap Pesawat
diarea tersebut Tenaga dan
Produksi harus
diberi pelat nama
yang memuat data
Pesawat Tenaga
dan Produksi
2 Penyimpanan Ditemukan tidak Kondisi Progress Permenaker No.08
Electric Forklift adanya tanda area tersebut pembuatan tahun 2020 tentang
lintasan forklift menjadi tanda area K3 pesawat angkat
sumber bahaya lintasan forklip dan pesawat angkut.
bagi orang pasal 81 point (b)
yang melintas Landasan Forklift
diarea tersebut harus mempunyai
lintasan”.

3 Area dekat Ditemukan selang Kondisi selang Selang dan Permenakertrans RI


dengan mesin tidak berserakan perasalan No. Per.
utilitas dirapikan/berserakan dapat yang tidak 01/MEN/1980, Pada
di area tersebut mengebabkan diguakan Pasal 6 bahwa
bahaya bagi harus “Kebersihan dan
orang yang dirapihkan kerapihan di tempat
bekerja diarea kerja harus dijaga
tersebut bias sehingga bahan -
tersangkut dan bahan yang
jatu berserakan, bahan -
bahan bangunan,
peralatan dan alat -
alat kerja tidak
merintangi dan
menimbulkan
kecelakaan”.

4 Mesin Produksi Ditemukan petujuk Petuntuk Perbaharui Permenaker No. 38


operasi pada mesin operasi atau informasi Tahun 2016 tentang
produksi yang sudah penggunaan tentang K3 Pesawat Tenaga
buram tidak dapat petunjuk Produksi pada Pasal
dibaca karea produksi 15 “Setiap Pesawat
sudah buram mesin Tenaga dan
Produksi harus
diberi pelat nama
yang memuat data
Pesawat Tenaga
dan Produksi”.
5 Gentry crane Ditemukan gantry Potensi bahaya Progress Permenaker No.
crane yang bagi orang lain pembuatan 08 tahun 2020
beroperasi untuk yang melintas rambu Operator keran
untuk mengankat saat gantry peringatan angkat kelas III
beban berat 20 ton crane dilarang selain berwenang
namun tidak ada dioperasikan melintas melakukan
rambu dilarang dibawah sebagaimana
melintas dibawahnya gantry crane dimaksud pada
ayat (2) juga
berwenang
mengoperasikan
keran angkat
sesuai jenisnya
dengan kapasitas
sampai dengan 25
(dua puluh lima)
ton atau tinggi
menara sampai
dengan
40 m (empat puluh
meter).

6 Area mesin Terlihat lokasi mesin Dalam kondisi Diharapkan Permenaker No. 38
tenaga tersebut sangat ini dapat segera Tahun 2016 Pasal 3
produksi kotor dalam keadaan menyebabkan melakukan Poin c tentang
yang tidak gangguan pembersihan Pelaksanaan syarat
beroperasi Kesehatan dalam – syarat K3 Pesawat
khususnya keadaan yang Tenaga dan
pada aman atau Produksi
pernafasan saat mesin sebagaimana
operator yang tidak sedang dimaksud dalam
nantinya akan beroperasi Pasal 2 bertujuan
masuk di area “menciptakan
dan tempat kerja yang
menganggu aman dan sehat
operasional untuk meningkatkan
alat produktivitas”.
7. Tempat lokasi Bejana Tekan Hal seperti ini Dibuat alat Permenaker No. 37
bejana tekanan ditempatkan di area dapat pelindung Tahun 2016 tentang
terbuka tanpa mengakibatkan untuk bejana K3 Bejana Tekan
pelindung dari terik kerusakan tekan dari terik dan Tangki Timbun
matahari dan hujan pada alat. matahari dan Pasal 43 ayat (4)
hujan. “Bejana Tekanan
dalam keadaan
berisi harus
dilindungi dari
sumber panas dan
penyebab karat”.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan observasi kami melalui video praktek kerja
lapangan (PKL) di PT. PLN UPDK Tello Makassar, dapat disimpulkan bahwa
mengenai K3 mekanik, Pesawat Angkat Angkut, K3 Pesawat Uap dan Bejana
Tekan yaitu sebagai berikut :
1) Temuan Positif
➢ Gentry crane yang beroperasi untuk berat 20 ton dan menggunakan
hand rail pada tangga untuk naik. Hal ini sesuai dengan regulasi
Permenaker No. 08 Tahun 2020 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat Dan Pesawat Angkut Pasal 1 Ayat
(12)
➢ Perusahaan memiliki 2 (dua) unit Overhead Crane dengan kapasitas
masing-masing yaitu 5 ton dan 20 ton yang telah diriksa uji setahun
sekali. Hal ini sesuai dengan regulasi Permenker No. 8 Tahun 2020
Pasal 176 tentang riksa uji berkala Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut ayat (1) pemeriksaan dan pengujian berkala sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 174 ayat (1) huruf b.
➢ Opertor sudah memiliki sertifikat SIO (Surat Ijin Operasi), Namun
dokumen tidak dapat ditunjukan. Hal ini sesuai dengan regulasi
Permenaker No. 08 Tahun 2020 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut Pasal 140
Ayat (3).
2) Temuan Negatif
➢ Ditemukan tidak dibuatkan papan nama untuk menandakan ada
mesin. Hal ini tidak sesuai dengan regulasi Permenaker No. 38
Tahun 2016 tentang Kesehatan keselamatan kerja pesawat produksi
pada Pasal 15.
➢ Ditemukan tidak adanya tanda area lintasan forklift. Hal tersebut
bertentangan dengan Permenaker No.08 tahun 2020 tentang K3
pesawat angkat dan pesawat angkut. pasal 81 point (b).
➢ Ditemukan selang tidak dirapikan/berserakan di area tersebut. Hal ini
tidak sesuai dengan regulasi Permenakertrans RI No. Per.
01/MEN/1980, Pada Pasal 6.
➢ Ditemukan petujuk operasi pada mesin produksi yang sudah buram.
Hal ini tidak sesuai dengan Permenaker No. 38 Tahun 2016 tentang
K3 Pesawat Tenaga Produksi pada Pasal 15.
➢ Ditemukan gantry crane yang beroperasi untuk untuk mengankat
beban berat 20 ton namun tidak ada rambu dilarang melintas
dibawahnya. Hal ini bertentangan dengan regulasi Permenaker No. 38
Tahun 2016 Pasal 3 Poin c tentang Pelaksanaan syarat – syarat K3
Pesawat Tenaga dan Produksi.
➢ Terlihat lokasi mesin tersebut sangat kotor dalam keadaan yang tidak
beroperasi. Hal tersebut tidak sesuai dengan Permenaker No. 38
Tahun 2016 Pasal 3 Poin c tentang Pelaksanaan syarat – syarat K3
Pesawat Tenaga dan Produksi.
➢ Bejana Tekan ditempatkan di area terbuka tanpa pelindung dari terik
matahari dan hujan. Hal ini tidak sesuai dengan regulasi Permenaker
No. 37 Tahun 2016 tentang K3 Bejana Tekan dan Tangki Timbun Pasal 43
ayat (4).

B. Saran
Harap lebih diperhatikan hal-hal kecil seperti alat pengaman penunjang,
kebersihan dan kerapian serta perlu penambahan rambu peringatan
keselamatan agar para karyawan bisa lebih mengingat dan memperhatikan
selalu serta penggunaan APD dan mengutamakan keselamatan. Hal – hal
yang telah dijalankan sesuai ketentuan mengenai riksa uji berkala dan SIO
operator mekanik perlu dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA

- https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/202-pentingnya-k3keselamatan
dan kesehatan-kerja-dalam-meningkatkan-produktivitas-kerja
- Ruang Lingkup Dan Dasar Hukum Materi Ahli K3 Umum PT. IJS
- Indah,Sari 2015 ,Skripsi “Pengaruh program keselamatan dan kesehatan
kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT. PLN UPDK (Persero) sektor
tello” Makassar
- Data dari Supervisor HSE PT. PLN UPDK (Persero) Tello Makassar
- Video HSE PT. PLN UPDK (Persero) Tello Makassar
- UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
- Permenaker No. 8 Tahun 2020 tentang K3 Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut
- Permenaker No. 38 Tahun 2016 tentang K3 Pesawat Tenaga Produksi
- Permenaker No. 37 Tahun 2016 tentang K3 Bejana Tekan dan Tangki
Timbun
LAMPIRAN

PKL/Kunjungan Lapangan Calon AK3U

Point2 yang perlu diperhatikan dalam mengindentifikasikan potensi bahaya di


perusahaan :

K3 secara Umum :

- Safety induction kepada pekerja, mitra/sub kontraktor, pengunjung/tamu


- Rambu/marka/safety sign, muster point
- Alat Pelindung diri (APD)
- Prosedur Kerja (SOP), JSA, JSO, HIRARC (Manajemen Risiko)
- Poster UU 1/70

Kelembagaan dan Keahlian K3 :

- P2K3 (pengesahan, ketua, sekretaris, program kerja, laporan per 3 bulan,


rapat bulanan), PJK3 yang melakukan riksa uji (SKP, tenaga ahli)
- Ahli K3 Umum

Penerapan SMK3 :

- Kebijakan K3, Perencanaan K3, Pelaksanaan Rencana K3, Pemantauan dan


evaluasi Kinerja K3 dan Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3
- Audit eksternal dan audit internal SMK3
- Penghargaan K3 (zero accident award, sertifikat SMK3, Program
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja)
- dll.

K3 Mekanik dan PUBT :

- K3 PAA : forklift, crane, hoist, dll


- K3 PUBT : boiler, bejana tekan
- K3 Pesawat Tenaga dan Produksi : genset, mesin produksi/perkakas
- Operator K3 Mekanik : crane, forklift, dll → ada SIO operator
- Operator K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
- Operator boiler → ada SIO
- Perijinan peralatan/pesawat (SLO/Pengesahan Pemakaian) K3 Mekanik,
PUBT (boiler)
- Persyaratan-persyaratan K3 bidang Mekanik, PUBT seperti safety valve, alat-
alat pengaman dan/atau perlindungan, name plate, SOP, dll

K3 Konstruksi Bangunan :

- K3 konstruksi bangunan: tahap perencanaan, pembangunan, pemakaian,


pemeliharaan hingga pembongkaran
- Personil K3 KB : scaffolder, Ahli K3 Konstruksi (Muda, Madya, Utama)
- Manajemen K3 Konstruksi

K3 Listrik :

- K3 instalasi listrik dan perijinannya


- K3 penyalur petir dan perijinannya
- K3 lift (Permenaker 06 tahun 2017) dan perijinannya
- Personil K3 Listrik : Teknisi Listrik, Teknisi Lift, Ahli K3 Listrik

K3 Penanggulangan Kebakaran :

- Sarana Proteksi Kebakaran : aktif (APAR, hidran, springkler, dll) dan pasif
(material dinding tahan api/fire retardant, dll)
- Sarana evakuasi
- Team Pemadam Kebakaran
- Fire drill dan emergency drill
- Personil pemadam kebakaran terlatih (training K3, lisensi K3, dll)
- Ada Prosedur Tanggap Darurat, dll

K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya:

- K3 Kimia : penanganan bahan B3/meledak/terbakar/beracun (ada prosedur,


MSDS, dll)
- APD
- K3 confined space (prosedur kerja, petugas, dll)
- K3 bekerja di ketinggian, dll (prosedur kerja, petugas, dll)
- Personil K3 : Petugas & Ahli K3 Kimia, Petugas ruang terbatas, petugas
detektor gas
- Syarat-syarat kebersihan, penerangan, toilet, sarana kesejahteraan, dll
- Faktor fisik, kimia, biologi, ergonomic, psikologi kerja

K3 Kesehatan Kerja :

- K3 Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)/Klinik perusahaan, Pemeriksaan


Kesehatan Tenaga Kerja
- Program PKK (Promotif, preventif, kuratif, rehabilitative)
- Dokter pemeriksa kesehatan TK (sertifikat hiperkes dan/atau SKP Dokter
Pemeriksa Kesehatan TK)
- Paramedis perusahaan (sertifikat hiperkes)
- Petugas P3K, Ruang P3K, jenis, jumlah, dan isi kotak P3K serta logo P3K
Perusahaan Catering, Kantin dan gizi kerja, dll
LAMPIRAN NOTULEN HASIL UJIAN SEMINAR

Tanggal : 17 Desember 2022

Tempat : Zoom

Susunan Acara :

1. Pembukaan
2. Penyajian materi
3. Tanya jawab dan penambahan kritik dan saran
4. Penutup

Pokok Masalah Pembicaraan:

1. Penerapan K3 Mekanik (Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga Produksi)


Pesawat Uap Dan Bejana Tekan.
2. Temuan positif dan negative mengenai penerapan K3 Mekanik (Pesawat
Angkat Angkut, Pesawat Tenaga Produksi) Pesawat Uap Dan Bejana Tekan di
PT.PLN UPDK Tello Makassar.

Tanya jawab:

1. Dari kelompok 1(Dedi Rizaldi) : Sesuai dengan aturan yang berlaku dan
klasifikasinya dalam hal bejana yg terdapat dan ditemukan pada kasus PT
PLN tersebut, menurut bapak/Ibu apakah warna dan simbol sudah sesuai
dengan aturan yang berlaku dengan penerapannya di PT PLN ini ?
2. Dari kelompok 2(Anita): Pada temuan Negatif pada bejana tekan, seperti yg
diketahui analisis dari kel. 4 perihal bejana tekan di tempatkan di area terbuka
yg dpt mengakibatkan kerusakan pada alat. Kerusakan seperti apa yg terjadi
pda alat bejana tekan sehingga pihak PLN harus membuat pelindung pada
bejana tekan?
3. Dari kelompok 3(Ahmad Wisudawan): Apakah forklift termasuk PAA yang
memiliki potensi bahaya yg cukup tinggi ? Bisa jelaskan dengan singkat bahaya
seperti apa yg di maksud?

Jawaban dari kelompok 4:

1. Berdasarkan pasal 43 ayat 4 permenaker No. 37 tahun 2016 tentang k3


bejana tekan dan tangki timbun, menyebutkan bahwa "Bejana tekanan dalam
keadaan berisi harus dilindungi dari penyebab panas dan karat", hal inilah yg
menjadi acuan kami sehingga mengapa wajib pihak PT. PLN UPDK Tello
Makassar untuk melindungi bejana tekenan yg ada di perusahannya. Adapun
dampak atau bahaya yg dapat ditimbulkan jika pihak perusahaan tidak
membuatkan pelindung salah satunya telah disebutkan pada ayat tersebut
yaitu korosi atau karat, serta bahaya ledakan akibat bejana tekanan yg
tersentuh langsung oleh panas matahari.
2. Menurut PERMENAKER 37 tahun 2016 pada pasal 21 ayat 1 yang berbunyi
bejana penyimpanan gas harus diberi warna sesuai kode warna RAL 840-HR
dan juga tertera di lampiran PERMENAKER 37 tahun 2016 bahwa
warna/symbol dari tangki bejana memiliki klasifikasi warna sesuai dengan issi
jenis gas yang didalam tangki, dann pada perusahaan PT.PLN UPDK Tello
Makassar sudah sesuai dengaan peraturan yang berlaku.
3. Forklift memiliki potensi bahaya yang cukup tinggi, contognya bahaya seperti
mengangkut barang yang melebihi kapasitas sesuai regulasi terkait larangan
dalam Pasal 20 ayat 1 permenaker no. 8 thn 2020 tentang pesawat angkat
dan angkut yg berbunyi " mengangkat dan mengakut melebihi beban
maksimum yg diumumkan". Dan Bahaya yg ditimbulkan yaitu forklift tumbang
akibat dari operator kurang memahami kapasitas beban forklift. Berdasarkan
pasal 165 ayat 6 dan ayat 7 forklif terdiri dari forklift kelas 1 dgn kapasitas
lebih dari 15 ton dan forklift kelas 2 dgn kapasitas smpai dgn 15 ton.

Kritik dan saran:

4. Saran Marsi Vini : pada temuan nalisa negative point 6 untuk bagian
analisisnya dijelaskan Dalam kondisi ini dapat menyebabkan gangguan
Kesehatan khususnya pada pernafasan operator yang nantinya akan masuk
di area dan menganggu operasional alat kenapa tidak ditambahkan regulasi
mengenai PAK untuk operator yang mengoprasikan alat tersebut?
Jawab: Menurut Permenaker No 05 Tahun 2018 pasal 1 ayat 12 berbunyi
Faktor Kimia adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga
Kerja yang bersifat kimiawi, disebabkan oleh penggunaan bahan kimia dan
turunannya di Tempat Kerja yang dapat menyebabkan penyakit pada
Tenaga Kerja, meliputi kontaminan kimia di udara berupa gas, uap dan
partikulat. Tetapi untuk saran ini tidak kami tambahkan dibagian laporan
karena ini membahas materi kesehatan pekerja sedangkan materi kelompok
kami membahas mengenai Penerapan K3 Mekanik (Pesawat Angkat Angkut,
Pesawat Tenaga Produksi) Pesawat Uap Dan Bejana Tekan.
5. Pertanyaan Agung Ramadhan: Pesawat angkat dan angkut permen 5 tahun
1985 pasal 42 ayat 1 Semua bagian yang berbahaya yang dapat
menyebabkan kecelakan harus dilindungi, proteksi seperti apa untuk
dilindungi?
Jawab: contohnya seperti Cover pelindung untuk kabin terbuka pada unit
pesawat angkat angkut seperti forklift.

Ibu Herti yang sudah diperbaiki:


1. Di dasar hukum yang peraturan no 5 tahun 1985 bisa dihapus diganti dengan
peraturan yang baru.
2. Tambahkan dasar hukum Pesawat Tenaga Produksi
3. Tambahkan dasar hukum peraturan UAP
4. Temuan positif 2 dan 3 sesuaikan dasar hukumnya, temuan positif 2 ganti
ayatnya jadi ayat 1 pasalnya sudah sesuai
5. Pada temuan negatif no 6 yg bagian mesin produksi ganti dasar hukum
karena tidak nymbung dengan analisis dan saran dari kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai