Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)


PT. NADI SAMUDERA INDONESIA
BIDANG K3 PESAWAT UAP BEJANA TEKAN DAN K3 MEKANIK

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE II

KELOMPOK III

1. Samuel Silitonga
2. Ilham Budi Putra
3. Ismail
4. Reza Tri Rahma Putra
5. Erma Sulistianingsih
6. Mikha Sinaga
7. Franky Yohanes Wowor
8. Novreddy Sihombing

PENYELENGGARA
PT. NADI SAMUDERA INDONESIA
25 Oktober s/d 6 November 2021

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….3
Latar Belakang…………………………………………………………………………...... 3
Maksud dan Tujuan ……………………………………………………………………….. 4
Ruang Lingkup ……………………………………………………………………………. 5
Dasar Hukum ………………………………………………………………………………9

BAB II KONDISI PERUSAHAAN………………………………………………………11


Sejarah Perusahaan………………………………………………………………………….11
Fasilitas Penunjang………………………………………………………………………….13
Sarana Pokok Perusahan ………………………………………………................................13
Prasarana dan Fasilitas………………………………………………………………………13
Struktur Organisasi P2K3 dan Emergency Respon Team ………………………………….14
BAB III TEMUAN & ANALISA …………………………………………………………16
Temuan Positif……………………………………………………………………………….16
Temuan Negatif………………………………………………………………………………23

BAB V PENUTUP…………………………………………………………………………...26
Kesimpulan……………………………………………………………………………………26
Saran…………………………………………………………………………………………..26

REFERENSI………………………………………………………………………………….27

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Era Industrialisasi ini Proses Produksi dalam perusahaan menggunakan teknologi


modern, sehingga membutuhkan tenaga kerja Ahli dan terampil, Namun tidak selamanya
penerapan teknologi modern (tinggi) yang beraneka ragam bisa menjamin keberlangsungan
proses produksi perusahaan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan.
Didalam sebuah Perusahaan, tenaga kerja merupakan salah satu aset yang sangat penting,
Tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat, dengan
begitu tenaga kerja merupakan penggerak utama dalam kelangsungan bisnis perusahaan dan
ekonomi bangsa.
Tenaga Kerja merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan, oleh karena itu
tenaga kerja harus dijaga keselamatannya, kesehatannya, dibimbing dan dikembangkan
potensi mengenai kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja dan kesehatan kerja,
sehingga memberikan output yang optimal bagi perusahaan.
Kemungkinan bahaya Besar mengintai setiap tenaga kerja baik itu Kecelakaan ringan,
Kecelakaan besar, Kebakaran, Ledakan, Pencemaran Lingkungan, dan penyakit akibat kerja
yang mengakibatkan tenaga kerja mengalami kecacatan dan bahkan potensi meninggal dunia.
Potensi bahaya besar itu diakibatkan karena ke tidak mampuan, ke tidak cakapan, kurangnya
kompetensi dan kurangnya pemahaman terhadap alat-alat produksi.
Posisi Pemerintah disini melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) mempunyai kewajiban
untuk memberikan pengawasan, pembinaan dan memberikan bimbingan terhadap penerapan
K3 di dunia Kerja melalui tenaga pengawas yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dikarenakan keterbatasan tenaga pengawas, Pemerintah menggandeng Pembina Jasa
Keselamatan dan Kesehatan kerja (PJK3), dibantu oleh Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) di tempat usahanya masing-masing agar pemenuhan dan pelayanan
K3 dapat dilaksanakan dengan baik.

3
Guna menguatkan peran dunia usaha dalam pelaksanaan K3, pemerintah menerapkan standar
keselamatan kerja yang disebut Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Pembentukan SMK3 di perusahaan diatur kriteria-kriteria yang K3 yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan dan dilakukan audit setidaknya sekali dalam 3 tahun oleh auditor yang ditunjuk
oleh Kementerian Tenaga Kerja.
Tujuan dari PKL (Praktek kerja Lapangan) adalah mendapatkan pengetahuan terkait
dunia kerja khususnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan untuk menjadikan prasyarat
bagi para calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum. Kegiatan Training ini
dilaksanakan selama 12 hari, termasuk didalamnya Observasi ke Lapangan PT. Kunango
Jantan, dalam Hal ini Kelompok III akan melihat pengawasan norma K3 Pesawat Uap Bejana
Tekan dan K3 Mekanik.
Kesehatan Kerja Merupakan suatu hal yang telah diwajibkan dan dibebankan kepada
Perusahaan agar Kesehatan Kerja Tenaga Kerja terjamin. Potensi Kesehatan Kerja yang
terjamin akan meningkatkan produktivitas kerja dan kesejahteraan pekerja baik di masa kerja
maupun sesudah tidak bekerja di perusahaan. Penerapan Kesehatan Kerja dapat mencegah
dan mengurangi penyakit akibat Kerja.

B. Maksud dan Tujuan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam pelatihan Ahli K3
Umum, dimaksudkan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan peserta pelatihan dalam
konteks yang lebih praktikal sehingga peserta memiliki semua pengetahuan teoritis dan juga
pengetahuan lapangan serta implementasi teori tersebut secara langsung. Selain itu, PKL ini
juga dimaksudkan untuk membekali pengetahuan bagi para calon Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Umum (AK3U) mengenai K3, dengan praktik nyata dalam penerapan
persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja khususnya
di bidang K3 Pesawat Uap Bejana Tekan dan K3 Mekanik.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan
pembinaan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) dalam
mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja. Melalui PKL, calon Ahli K3 Umum

4
dapat mengetahui tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang yang ditentukan dalam
surat keputusan penunjukannya (SKP), seperti yang dijelaskan di dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. Per-02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan
Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja pasal 9 dan pasal 10.
Tujuan dari calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) ini mengikuti
PKL di PT. Kunango Jantan, pada tanggal 03 November 2021 adalah, untuk menambah
wawasan keilmuan terkait penerapan peraturan dan norma K3 Pesawat Uap Bejana Tekan
dan K3 Mekanik di tempat kerja nantinya. Serta melakukan pengawasan dan perbaikan yang
berkesinambungan, dalam rangka mengurangi risiko kecelakaan kerja di perusahaan yang
disebabkan oleh faktor kelalaian manusia maupun kegagalan fungsi alat produksi.
Adapun tujuan penulisan laporan PKL ini, adalah untuk mengetahui penerapan peraturan
dan norma K3 Pesawat Uap Bejana Tekan dan K3 Mekanik di PT. Kunango Jantan. Dan
laporan ini juga bisa digunakan untuk sebagai masukan bagi pihak perusahaan untuk
menghindari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup perusahaan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) adalah di PT. Kunango Jantan dengan
data-data sebagai berikut:

Nama : PT. Kunango Jantan


Alamat : Jl. By Pass Km 25 Kanagarian Kasang, Kabupaten Padang Pariaman
Tanggal : 03 November 2021
Waktu : Pukul 09.00 s/d 12.00 WIB

Ruang lingkup pengamatan Kelompok III sebagai berikut :


1. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
a. Pengertian Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan merupakan serangkaian kegiatan
pengawasan dan semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan

5
atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap obyek pengawasan
K3 pesawat uap dan bejana tekan di tempat kerja atau perusahaan.
b. Ruang Lingkup K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Meliputi kegiatan perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, modifikasi
atau reparasi dan pemeliharaan. Lingkup pengawasan meliputi;
 Pertimbangan-Pertimbangan Desain, mencakup prinsip-prinsip desain termasuk
gambar konstruksi, data ukuran-ukuran, gambar teknik, pelaksanaan pembuatan dan
pengujian
 Spesifikasi Bahan, yaitu bahan yang digunakan harus memenuhi syarat sesuai
ketentuan yang berlaku serta standard penggunaan bahan serta mempunyai
sertifikat bahan.
 Metode Konstruksi, yaitu pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan metode
pengelasan dan pengelingan.
 Penempatan Ketel Uap,yaitu; bahwa ketel uap harus ditempatkan dalam suatu
ruangan atau bangunan tersendiri yang terpisah dari ruangan kerja . Jarak ruangan
operator ketel uap harus aman sesuai ketentuan.
c. Sumber Bahaya pada Pesawat Uap
 Bila manometer tidak berfungsi dengan baik, atau bila tidak dikalibrasi dapat
menimbulkan peledakan karena si operator tidak mengetahui tekanan yang
sebenarnya dalam boiler dan alat lain tidak berfungsi.
 Bila safety valve tidak berfungsi dengan baik karena karat atau sifat pegasnya
menurun.
 Bila gelas duga tidak berfungsi dengan baik yang mana nosel-noselnya atau pipa-
pipanya tersumbat oleh karat sehingga jumlah air tidak dapat terkontrol lagi.
 Bila air pengisi ketel tidak memenuhi syarat.
 Bila boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scall atau tidak sering
dikunci.
 Terjadi pemanasan lebih karena kebutuhan produksi uap.
 Tidak berfungsinya pompa air pengisi ketel 8. Karena perubahan tak sempurna atau
rouster, nozel fuel tidal berfungsi dengan baik. 9. Karena umur boiler sudah tua
sehingga material telah mengalami degradasi kualitas.

6
d. Sumber Bahaya pada Bejana Tekan
Bejana tekan merupakan salah satu sumber bahaya yang dapat menimpa tenaga
kerja dan kerusakan yang fatal bagi lingkungan berupa tenaga kerja, tempat kerja,
perusahaan dan alam. Jenis bahaya tersebut adalah:
 Bahaya terhadap kebakaran yang kebanyakan ditimbulkan oleh bejana tekan
penyimpan gas asetilen, hidrogen, elpiji, karbon monoksida, metan dan lain-lain.
 Bahaya terhadap keracunan dan iritasi oleh gas-gas seperti chlorine, sulful dioksida,
hydrogen cydrogen sulfide, karbon monoksida, amoniak dan lain-lain.
 Bahaya terhadap pernapasan tercekik (aspisia) hingga pingsan seperti disebabkan
oleh nitrogen, argon, karbon dioksida, helium dan gas inert lainnya yang memenuhi
ruangan yang mana membuat kandungan oksigen jauh menurun.
 Bahaya terhadap peledakan yang ditimbulkan oleh gas mudah terbakar yang
ditampung dalam bejana tekan yang mengalami kerusakan hingga dapat
mengakibatkan ledakan.
 Bahaya terkena cairan sangat dingin seperti yang disebabkan oleh gas nitrogen cair
dan lain-lain.
e. Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Pemeriksaaan dan pengujian dilakukan mulai tahap fabrikasi (pembuatan), pada
tahap perakitan atau pemasangan, tahap pemakaian, tahap reparasi atau modifikasi serta
pemasangan kembali karena pemindahan pesawat uap. Penerbitan ijin pesawat uap
dikeluarkan untuk pemakaian baru dan saat mutasi ijin pemakaian karena penjualan atau
pemindahan pesawat uap jenis berpindah. Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh
pegawai pengawas atau ahli K3 pesawat uap dan bejana tekan.
Seperti halnya pesawat uap, pedoman ini diperuntukan juga untuk bejana tekan
dan harus diketahui oleh semua pihak terkait terutama pemerintah daerah kabupaten dan
kota yang menangani langsung pelaksanaan pengawasan keselamatan dan kesehatan
kerja di lapangan menurut UU No.22 tahun 1999. Pemeriksaan atau pengujian
dilakukan oleh Ahli K3 Spesialis Pesawat Uap dan Bejana Tekan. Sedangkan
pengesahan pemakaian baru harus ditangani oleh kepala dinas setelah diparaf oleh
pegawai pengawas dan atasan langsung pegawai pengawas. Dalam pelaksanaan

7
pemeriksan dan pengujian pada pesawat uap dan bejana tekan digunakan formulir-
formulir yang telah ditetapkan oleh departemen tenaga kerja daerah.

2. K3 Mekanik
a. Pengertian Pengawasan K3 Mekanik
Pengawasan K3 mekanik adalah serangkaian kegiatan pengawasan dan semua
tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap obyek pengawasan K3 mekanik di
tempat kerja.
b. Ruang lingkup pengawasan K3 Mekanik yaitu
 Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau
pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat tenaga dan produksi.
 Perencanaan, pembuatan atau perakitan, penggunaan atau pengoperasian, dan
pemeliharaan pesawat angkat dan angkut.
 Operator yang mengoperasikan peralatan tersebut.
c. Sumber Bahaya Pesawat Tenaga Produksi meliputi Bagian yang bergerak, Bagian yang
mempunyai peran/fungsi, Bagian yang menanggung beban, Peledakan, Gas buang,
Getaran, Kebisingan, Suhu Tinggi, Debu, Operator yang tidak mampu dan tidak
terampil.
d. Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Tenaga dan Produksi
 Jenis pemeriksan dan pengujian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang di
dalamnya membahas tentang :
- Pemeriksaan dan pengujian dalam pembuatan
- Pemeriksaan dan pengujian pertama
- Pemeriksaan dan pengujian berkala
 Tahapan pemeriksaan dan pengujian pesawat tenaga produksi :
- Pemeriksaan data
- Pemeriksaan visual dengan menggunakan checklist terhadap seluruh komponen
dan pengecekan dimensi
- Pemeriksaan Non Destructive Testing (NDT) pada tahanan selebaran dan
tahanan isolasi.

8
- Pengujian pada kondisi dinamis dan lingkungan kerja
- Laporan hasil pemeriksaan dan pengujian dengan menggunakan formulir

e. Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Angkat dan Angkut


 Jenis pemeriksaan dan pengujian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang di
dalamnya membahas tentang :
- Pemeriksaan dan pengujian dalam pembuatan
- Pemeriksaan dan pengujian pertama
- Pemeriksaan dan pengujian berkala
 Tahapan pemeriksaan dan pengujian pesawat tenaga produksi :
- Pemeriksaan data
- Pemeriksaan visual dengan menggunakan checklist terhadap seluruh komponen
dan pengecekan dimensi
- Pemeriksaan Non Destructive Testing (NDT) terhadap seluruh komponen yang
menerima beban dan atau komponen yang diragukan kekuatannya.
- Pengujian pada kondisi dinamis dan lingkungan kerja
- Laporan hasil pemeriksaan dan pengujian dengan menggunakan formulir.

D. Dasar Hukum
Dasar hukum dari K3 Pesawat UAP Bejana Tekan dan K3 Mekanik sebagai berikut:
1. Undang-Undang Uap Tahun 1930
2. Peraturan Uap Tahun 1930
3. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
4. Permen No.01/Men/1982 Tentang Klasifikasi Juru Las
5. Permen No.01/Men/1988 Tentang Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat
Uap
6. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
7. Permenaker RI Nomor 33 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pengawasan
Ketenagakerjaan
8. Permenaker RI Nomor PER. 38/MEN/2016 Tentang K3 Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi

9
9. Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
10. Permenaker No. 8 Tahun 2020 Tentang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per. 01/MEN/1982
Tentang Bejana Tekan.
12. Permen No. 04/MEN/1985 Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi
13. Permen No. 05/MEN/1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut

10
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PT. Kunango Jantan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
manufacturing dan trading yang dijalankan oleh H. Asril, SH. Beliau adalah seorang
pemimpin yang tegas yang dan mampu membawa dan menentukan arah tujuan yang
tepat. Sebelum jadi pengusaha, bapak Asril, SH adalah seorang pemain sepakbola PSP
Padang sejak tahun 1978 hingga 1987. Berbekal dengan keberanian dan tekad yang kuat
dan juga rekan yang didapat saat menjadi pemain sepakbola, maka beliau pergi merantau
ke Jakarta dan mulai menyuplai kebutuhan dan material yang dibutuhkan oleh
pemborong di Sumatera Barat dan Riau.
Pada saat itu pembangunan di daerah Sumatera Barat dan Riau dalam kondisi
peningkatan yang signifikan sehingga permintaan material cukup tinggi. Lalu pada tahun
1991 beliau kembali ke Padang dan menjadi mitra Perusahaan PT. PLN (Persero) untuk
memasok barang barang kebutuhan jaringan listrik. Berbekal pinjaman maka beliau
mendirikan Kunango Jantan Pada Tahun 1993 yang pada awalnya perusahaan yang
bergerak dalam bidang supplier dan trading. Perusahaan tersebutlah yang akan menjadi
awal berdirinya PT. Kunango Jantan Group. Pada tahun 1998 hal yang tidak diduga
terjadi, bisnis beliau mengalami kebangkrutan dan harus memulai lagi dari awal.
Pada tahun 1999 beliau membuka bengkel kecil dengan karyawan sebanyak 20
orang. Tiga tahun kemudian yakni pada tahun 2002 beliau membeli sebidang lahan seluas
setengah hektar untuk dijadikan workshop. Kemudian, pada tahun 2004 Perusahaan
beliau mendapat banyak orderan berupa tiang listrik untuk memulihkan jaringan listrik di
Aceh pasca Tsunami. Momentum ini menjadi kebangkitan beliau dengan perusahaannya,
dimana pada tahun 2008 beliau kembali membeli lahan seluas 8 Ha di Pekanbarudan
membangun anak perusahaan Kunango Jantan Beton, kemudian pada tahun 2012 kembali
memperluas area Kunango Jantan Beton dengan membeli lahan seluas 12,5 Ha.

11
Perusahaan semakin berkembang hingga pada tahun 2013 beliau kembali membangun
pabrik tiang besi melalui anak perusahaan PT. Tiga Pilar Sakato. Kemudian pada tahun
2014 membangun pabrik Galvanis pertama di Sumatera dengan anak perusahaan PT.
Karya Empat Pilar. Hingga kini, perusahaan terus berkembang dan maju sebagai
perusahaan besar.
Lokasi perusahaan berada di kawasan industri Kota Padang, yaitu di Jalan By
Pass KM 25, Kanagarian Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kelurahan Padang Pariaman,
Sumatera Barat. Produk yang dihasilkan PT Kunango Jantan berupa tiang listrik, tiang
pancang, pagar panel beton, box culvert dan lainnya. Sejalan dengan berkembangnya
perusahaan, maka PT. Kunango Jantan melakukan pengembangan usaha baik dari lokasi
maupun diversifikasi usaha. Perusahaan saat ini telah membangun pabrik tiang listrik dari
beton dan tiang pancang (spun pile). Tiang listrik sebagai produksi utama dari pabrik ini
dipasarkan ke berbagai PT PLN (persero) diseluruh Indonesia. Selain itu produk lainnya
juga dipasarkan ke beberapa perusahan besar seperti PT Semen Padang, PT Chevron, PT.
Adhi Karya, PT. Telkom Indonesia, Dinas Pertambangan dan Energi, dan Dinas
Pekerjaan Umum.
Adapun saat ini PT. Kunango Jantan sudah menjalankan enam pabrik yakni
pabrik tiang besi, pabrik beton, pabrik konstruksi baja, pabrik pipa, pabrik galvanis, dan
pabrik precast. Pada pabrik Galvanis umumnya, material yang diproduksi PT. Kunango
Jantan adalah tiang penerangan jalan umum (PJU), tiang listrik, pipa perusahaan air
minum daerah (PDAM), gadrail, elbow, plat baja, reducer, spun pile, dan lain-lain.
PT. Kunango Jantan sebagai perusahaan manufacture dan trading bertekad
melaksanakan dan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang aman serta
nyaman bagi siapapun yang berada di tempat kerja dan melaksanakan secara
berkelanjutan dengan cara : menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja (smk3), mengidentifikasi kesehatan kerja dan risiko keselamatan kerja serta
persyaratan hukum dari pemerintah indonesia, mensosialisasikan k3 kepada seluruh
karyawan, rekanan dan pihak-pihak terkait, melakukan evaluasi dan tinjauan terhadap
kinerja dan kesesuaian K3 dan menciptakan lingkungan kerja yang selamat dan sehat.

12
B. Fasilitas Penunjang

Fasilitas-fasilitas penunjang yang terdapat di dalam PT. Kunango Jantan yaitu

1. Fasilitas penunjang personel: Parkir Mobil, Parkir Motor, Kantin, dan Toilet.

2. Fasilitas penunjang produksi: Gudang bahan baku, Area bahan jadi, tempat

pencelupan galvanise, Housekeeping (5R)

3. Fasilitas penunjang administrasi yaitu fungsi yang mendukung keseluruhan

perusahaan terdiri dari area kantor dan kegiatan yang terkait terdiri dari Ruang kantor

utama (Head Office), Ruang Kerja, Toilet Karyawan, Ruang Pantry dan Musholla.

4. Fasilitas penunjang fisik pabrik terutama berkaitan dengan kebutuhan fisik seperti

utilitas dan peralatan: Pos Satpam, Panel listrik, Jalur evakuasi, Tempat Pembuangan

Sampah, Maintanance Shop dan Plang Perusahaan.

C. Sarana Pokok Perusahaan

Sarana pokok perusahaan di PT. Kunango Jantan terdiri dari:

1. Pesawat Angkat dan Angkut: Forklip, Excavator, Loader,

2. Pesawat Tenaga Produksi: Mesin Tekuk 6 Meter, Mesin Bubut 6 Meter, Mesin Guard

Rail, Mesin hearing 6 Meter, Mesin Roll, Mesin CNC Cutting, Mesin Punch

3. Bejana Tekan: Compressor, LPG Storage Tank, Tabung Oksigen, Boiler

4. Genset

D. Prasarana dan Fasilitas

1. Lokasi Bangunan Pabrik dengan luas 24 Ha

2. Akses jalan yang baik menuju lokasi Pabrik

13
3. Bangunan Pabrik

4. Workshop

5. Mushollah

6. Gardu Listrik

7. Instalasi Penyalur Petir

8. Tempat Parkir

9. K3 Kimia: Pengolahan Limbah

10. K3 Kesehatan Kerja: Ruang Kesehatan, Ambulance

E. Struktur Organisasi P2K3 dan Emergency Respon Team PT. Kunango Jantan

Gambar 1. Struktur Organisasi P2K3

Gambar 2. Emergency Respon Team

14
F. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Adapun Visi PT. Kunango Jantan yaitu “Menjadi Pabrik Baja dan Beton yang

menghasilkan produk berkualitas tinggi yang dapat bersaing di skala Nasional maupun

Internasional.”

b. Misi Perusahaan

Adapun Visi PT. Kunango Jantan yaitu

- Menciptakan produk berkualitas dengan harga yang kompetitif

- Manajemen yang terbuka dan professional dengan kesempatan yang sama kepada

semua karyawan untuk mengembangkan karir

- Menjadi perusahaan yang turut memelihara lingkungan

- Menjadi mitra bisnis yang tepat dibidang industri dan pembangunan infrastruktur di

Indonesia

15
BAB III
TEMUAN & ANALISA

A. Temuan & Analisa Positif


1. Temuan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
a. K3 PBUT: Boiler dan Bejana Tekan

NoNo Objek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran

1 K3 PUBT : Boiler - Boiler memiliki


Berdasarkan
SILO
UU Sudah baik & tetap
- Operator sudah  Berdasarkan UU UAP Boiler ; mempertahankan
Tahun 1930 (STOOM
mengikuti pelatihan kinerja baik dalam
ORDONANTE 1930)
untuk pengoperasion Pasal 6 : Dilarang ruang lingkup K3 dan
Boiler. menjalakan suatu pesawat terus menjalankan Visi
uap tanpa memiliki surat
- Maintenance yang sudah dan Misi K3 di
ijin untuk itu yang
dilaksanakan sesuai diberikan oleh Direktur lingkungan kerja.
dengan SOP dan UU Pembinaan norma-norma
Keselamatan Kerja,
No.1 tahun 1970.
Hygiene, perusahaan dan
Kesehatan Kerja.

 Berdasarkan Undang-
Undang No.1 Tahun 1970

16
tentang Keselamatan
Kerja yaitu ; Bahwa setiap
tenaga kerja berhak
mendapat perlindungan
atas keselamatannya
dalam melakukan
pekerjaaan, untuk
kesejahteraan dan
meningkat produksi, serta
produktivitas nasional.

 PER-1/MEN/1988 BAB I
Ketentuan Umum pada
Pasal 1

 PER-1/MEN/1988 BAB II
Ruang Lingkup Pasal 2

 PER-1/MEN/1988 BAB
III Kwalifikasi Pasal 3
(butir No.2)

 PER-1/MEN/1988 BAB
III Pasal 4
2 Operator Boiler = Ada - Mempunyai operator yang  PER-1/MEN/1988 BAB Berdasarkan hasil Dengan meninjau
SIO ber- lisensi untuk Boiler. IV Kewenangan Operator wawancara dengan kembali, sebaiknya
Pasal 8 No. 1 & 2 dan pihak perusahaan pelaku usaha/ pengurus
Pasal 9 yang diwakilkan memberikan pelatihan

17
 PER-1/MEN/1988 BAB oleh HSE Officer ahli terkait operator
III Pasal 3 No. 2 PT. Kunango Jantan pesawat uap.
 PER-1/MEN/1988 BAB
III Pasal 7
 PER-1/MEN/1988 BAB
V Pasal 10 No. 7
3 Perijinan - Memiliki surat ijin untuk  Permenaker No.8 Tahun - Perlu adanya K3
peralatan/pesawat semua peralatan/pesawat 2020 Pasal 2 Ahli
pada K3 Mekanik dan K3 Mekanik dan PUBT  Permenaker No.38 Tahun
PUBT (Boiler) (Boiler) 2016 Pasal 2 - Sudah baik & tetap
 Permenaker No.38 Tahun mempertahankan
2016 BAB II Ruang visi dan misi K3
Lingkup Pasal 4 dalam lingkungan

 Undang- Undang No.1 kerja.

Tahun 1970 Pasal 3


(Syarat Keselamatan
Kerja)

18
NoNo Objek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran

4 Pesawat Uap & - Terdapat


Berdasarkan
label dan UU Sudah baik & tetap
Bejana Tekan kapasitas pada tangka  Permenaker No 37 Tahun Tangki LPG mempertahankan
(LPG Storage) timbun 2016 Pasal 71 Ayat 1 kinerja baik dalam
- Penempatan LPG ruang lingkup K3 dan
Storage yang aman dan  Permenaker No.37/MEN/T terus menjalankan Visi
jauh dari bahan-bahan ahun 2016 Pasal 43 Ayat 4 dan Misi K3 di
yang mudah terbakar. lingkungan kerja.

19
2. K3 Mekanik – Pesawat Angkut & Angkat

NoNo Objek Positif Dasar Hukum Dokumentasi Saran


5 Forklift kecil 3 ton - Memiliki SILO  UU No.1 tahun  - Sudah baik tetap
- Kelengkapan unit 1970 pasal 4 ayat dipertahankan
forklift, Crane & Hoist 2
Crane  Pemnaker No. 38
- Jumlah operator lebih tahun 2016
banyak dari jumlah total alat  Permenaker
- Dilakukan Maintenance per No.09 Tahun
6 bulan sekali. 2010 Bab V Pasal
- Adanya pelindung dan 34 Bagian a
perlengkapan forklift

6 Mobile Crane - Memiliki SILO  UU No.1 tahun Berdasarkan hasil - Sudah baik dan
- Kelengkapan unit crane dan 1970 wawancara bersama tetap dipertahankan
Hoist Crane  Permenaker 8 dengan HSE Officer
- Memiliki operator kelas III tahun 2020 PT. Kunango Jantan
- Dilakukan maintenance per
6 bulan sekali

20
- Pelaporan setiap 3 bulan  UU No.1 tahun 1970
7 sekali ke Dinas Tenaga Kerja  Permenaker 8 tahun
- Sudah baik dan tetap
- Alat Hoist Crane berjalan 2020 pasal 8 (1)
dipertahankan
dengan baik Komponen utama
- Penempatan tiang baja yang Pesawat Angkat &
Hoist Crane
kokoh Angkut
- Standar keamanan nasional  Permenaker 8 tahun
2020 pasal 2
 Permenaker 8 tahun
2020 pasal 3

21
8 - Adanya standar operasional  UU No.1 tahun 1970 - Sudah baik dan tetap
untuk pemakaian alat angkat  Permenaker 8 tahun dipertahankan
- Memiliki SILO 2020
- Memiliki operator  Permenaker 8 tahun
bersertifikasi SIO 2020 pasal 3
- Pesawat alat angkat  Permenaker No 05
Loader, Beko, Excavator ditempatkan pada jalur Tahun 1985 Bab I
khusus dan sudah ditandai Pasal 3 Ayat 2
- Pemakaian alat tidak  Permenaker 8 tahun
melebihi beban maksimal 2020 pasal 5 ayat 3
dan 4

9 - PT. Kunango Jantan telah  UU No.1 tahun 1970 - Sudah baik dan tetap
memiliki ahli K3 Pesawat  Permenaker 8 tahun dipertahankan

Ahli K3 PAA Angkat dan Angkut 2020 BAB VI pasal


140

22
B. Temuan & Analisa Negatif

No Obyek Negatif Dasar Hukum Dokumentasi Saran

1 Tabung - Tabung- tabung gas  UU No.1 tahun 1970 - Berdasarkan Undang-


Oksigen memiliki warna yang BAB III pasal 3 butir (L) undang yang berlaku
berbeda dari tabung oksigen  Permen 36 tahun 2016 mengenai Keselamatan,
(sebagian besar tabung BAB I pasal 4 Kesehatan, Lingkungan di
sudah terjadi korosi)  Permen 37 tahun 2016 tempat kerja perlu
- Terdapat tumpukan tabung BAB III pasal 21 ayat 1 diperhatikan untuk
APAR yang tidak rapi s/d 4 penerapan 5R
sesuai dengan prinsip 5R  Permen 5 tahun 2018
- Tabung- tabung oksigen BAB I pasal 5 ayat 3 - Perlu diadakan
seharusnya ditempatkan di pemeriksaan secara
rak penyimpanan secara berkala untuk standar
baik & benar (agar tidak warna pada tabung sesuai
terjadi nearmiss) dengan ketetapan undang-
- Tidak terdapat pelabelan undang K3 yang berlaku
bejana penyimpanan gas
tabung
- Tidak terdapat rantai
pengaman tabung gas
- Safety sign yang minim

23
2 Bejana Tekan - Tangki di LPG Storage  Permenaker - Perlu perlindungan panas
(LPG Storage) terpapar langsung dengan No.37/MEN/Tahun 2016 dari korosit
panas dari matahari Pasal 43 Ayat 4

3 Operator PTP - Kurangnya kesadaran dalam  UU No.1 tahun 1970 tentang - Perlunya kesadaran
memakai APD secara lengkap Keselamatan Kerja pekerja terhadap
keselamatan kerja di
 Permenaker 8 tahun 2010 lingkungan kerja sesuai
pasal 3 dan 4 dengan peraturan undang-
undang keselamatan kerja

- Perlunya kesigapan dari


baik dari pelaku usaha dan
HSE Officer sendiri untuk
terus mengingatkan
tentang pentingnya APD
di lingkungan kerja

24
25
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pengamatan lapangan yang telah dilakukan mengenai


pengawasan norma K3 mekanik, Pesawat uap & Bejana tekan di PT Kunango Jantan,
Padang, Indonesia, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Penerapan pengawasan K3 di bidang pesawat mekanik, pesawat uap dan bejana
sudah berjalan dengan baik, hanya saja pada proses dokumentasi masih kurang.
Hal ini bisa terllihat pada saat kami meminta SIA (Surat izin Alat) dan Uji riksa
berkala yang tidak ada, sehingga menjadi temuan dalam laporan ini.
2. Berdasarkan pengamatan di lapangan, masih ada beberapa operator yang belum
konsisten melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan Norma K3 seperti tidak
memakai APD.
3. Struktur organisasi P2K3 di PT Kunango Jantan, Padang, Indonesia sudah bekerja
cukup maksimal, hanya saja mungkin kesadaran dari beberapa operator yang tetap
membiarkan kondisi bahaya terjadi di area kerjanya.

B. Saran
1. Semua analasis dan temuan yang menyangkut penerapan SMK 3 di bidang
mekanik, pesawat uap dan bejana tekan harus di jalankan dengan baik sesuai
dengan peraturan Undang-Undang No.1 tahun 1970, agar pada saat audit SMK 3
tidak terjadi temuan.
2. Segera lakukan perbaikan pada beberapa temuan seperti sampah di ruang oksigen,
kait pengunci dan beberapa temuan lain, agar kondisi kerja yang berbahaya dapat
segera dihilangkan.
3. Lakukan safety patrol pada setiap awal minggu dan lakukan perbaikan segera jika
menemukan kondisi tidak aman pada area kerja

26
REFERENSI

1. Undang-Undang Uap Tahun 1930


2. Peraturan Uap Tahun 1930
3. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
6. Permen No.01/Men/1982 Tentang Klasifikasi Juru Las
7. Permen No.01/Men/1988 Tentang Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator
Pesawat Uap
8. Permenaker RI Nomor 33 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pengawasan
Ketenagakerjaan
9. Permenaker RI Nomor PER. 38/MEN/2016 Tentang K3 Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
10. Permenaker No. 8 Tahun 2020 Tentang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per. 01/MEN/1982
Tentang Bejana Tekan.
12. Permen No. 04/MEN/1985 Tentang Pesawat Tenaga dan Produksi
13. Permen No. 05/MEN/1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut
14. Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri

27

Anda mungkin juga menyukai