Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PG. KEBON AGUNG MALANG


BIDANG K3 KELEMBAGAAN DAN KEAHLIAN K3, DAN PENERAPAN SMK3

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 298

KELOMPOK 1
1. Asrul (06)
2. Luailyus Alhaqy Pan Ashfahanni (14)
3. Restu Agung Prasetyo (20)
4. Sandy Prasetyo (22)
5. Yoris Sebriyan Raynard Mokuna (28)
6. Kiral Karentya Karna (13)
7. Yulistiana Sholiqhah Marli (30)

PENYELENGGARA
PT. GARUDA SYSTRAIN INTERINDO
Malang, 14 Desember 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. i


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Maksud Dan Tujuan ............................................................................................................ 2
C. Ruang Lingkup Lapangan ................................................................................................... 2
D. Dasar Hukum ...................................................................................................................... 3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ................................................................................................. 5
A. Gambaran Umum Tempat Kerja .......................................................................................... 5
B. Temuan................................................................................................................................ 6
BAB III ANALISA ........................................................................................................................ 13
A. Analisa Temuan Positif ...................................................................................................... 13
B. Analisa Temuan Negatif ..................................................................................................... 17
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................... 20
A. Kesimpulan........................................................................................................................ 20
B. Saran ................................................................................................................................. 20
LAMPIRAN................................................................................................................................. 21

i
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi membawa pengaruh besar terhadap kehidupan sehari-hari, terutama
pada sektor perindustrian. Teknologi membuat sebuah perusahaan dapat menghasilkan produk
dengan kualitas terbaik. Namun, kecanggihan teknologi yang ada di perindustrian Indonesia
belum sepenuhnya menghilangkan peran Sumber Daya Manusia atau Pekerja. Hal ini
menandakan bahwa perusahaan masih memiliki tanggung jawab untuk memperdayakan dan
menjaga keselamatan dan kesehatan pekerjanya dan harus memastikan teknologi yang
digunakan adalah teknologi paling aman bagi pekerjanya. Oleh karena itu, penting diterapkannya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 dalam seluruh kegiatan di sebuah perusahaan. Selain
itu, penerapan K3 ini bertujuan untuk melindungi tenaga kerja, orang lain (pengunjung atau tamu,
mitra kerja, kontraktor, dan pemasok, dan lain sebagainya) di tempat kerja, menjamin agar setiap
sumber produksi/instalasi/pesawat yang dipakai aman dan efisien, serta menjamin proses
produksi berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target yang ditentukan.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja merupakan kerangka dasar
untuk mencegah kecelakaan dan terjadinya penyakit akibat kerja di tempat kerja. Inti dari undang-
undang tersebut adalah peran pekerja dan manajemen serta organisasi kerja dalam meningkatkan
standar K3. Partisipasi pekerja dalam pelaksanaan K3 dan pembentukan organisasi K3 sesuai
ketentuan UU Nomor 1 Tahun 1970, Pasal 10 ayat (1) yang menyatakan bahwa Menteri Tenaga
Kerja berwenang dalam pembentukan P2K3. Pembentukan P2K3 dilakukan guna
mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan peran serta yang efektif dari perusahaan atau
pengurus dan tenaga kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang K3 dalam
rangka melancarkan usaha berproduksi. Oleh karena itu, P2K3 berperan sentral dalam menjamin
peningkatan kinerja K3 di tempat kerja.
Selain itu, berdasarkan UU Nomor 13 tahun 2003 menjelaskan tentang pelaksanaan SMK3
merupakan kewajiban yang diatur dalam pasal 87 ayat (1). Penerapan SMK3 bukan hanya suatu
kewajiban perusahaan untuk memenuhi tuntutan dari negara, tetapi merupakan upaya untuk
melindungi pekerja. Selain itu, menurut Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 pasal 5 ayat (1)
dan (2) menyebutkan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya
apabila perusahaan tersebut mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang
atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. Penerapan kebijakan SMK3 di tempat kerja
memberikan perlindungan kepada tenaga kerja, orang lain di tempat kerja, dan aset sehingga
tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat
Kerja (PAK).
Salah satu industri di Kabupaten Malang adalah PG. Kebon Agung Malang. PG Kebon Agung
Malang adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pangandengan hasil produksi
berupa gula dan hasil samping berupa tetes, blothong, dan ampas. Pabrik ini terletak di Desa

1
Kebon Agung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Pada masa giling jumlah pekerja yang
bekerja kurang lebih sebanyak 800 orang dan ketika diluar masa giling sebanyak 350 orang. Baik
pada masa giling maupun diluar masa giling, setiap jenis pekerja yang dilakukan oleh pekerja di
PG. Kebon Agung berisiko menimbulkan kecelakaan kerja. Pada PG Kebon Agung Malang sendiri
sudah melakukan penerapan sistem manajemen K3 pada pekerja di seluruh lingkungan PG.
Kebon Agung Malang. Sistem manajemen K3 itu sendiri merupakan pembagian menjadi sistem
yang dipergunakan serta yang menjadi resikonya. Dalam hal ini organisasi bagian K3 pada PG
Kebon Agung Malang memiliki kebijakan tentang penerapan dalam penggunaan K3. Pada
kebijakan penggunaan K3 pada karyawan diwajibkan menggunakan APD pada lingkungan pabrik
dan gudang, jika tidak menggunakan APD lengkap maka tidak diperbolehkan untuk masuk, akan
tetapi penerapan kebijakan penggunaan K3 ini belum sepenuhnya dilakukan oleh karyawan PG.
Kebon Agung Malang. Tidak adanya pengecekan berkala oleh pihak bagian K3 PG. Kebon Agung
Malang yang merupakan salah satu langkah dalam penerapan SMK3 sehingga menjadi salah satu
faktor yang mengakibatkan timbulnya kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja
Terkait pentingnya lembaga dan keahlian K3, dan penerapan SMK3 yang harus dilakukan
dalam suatu perusahaan atau tempat kerja, maka PJK3 Garuda Systrain Interindo sebagai salah
satu lembaga pelatihan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum atau Calon Ahli K3
Umum, melaksanakan observasi lapangan atau kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ke PG.
Kebon Agung Malang. Kunjungan ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman bagi Calon
Ahli K3 Umum dengan melihat secara langsung implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada PG. Kebon Agung Malang.

B. Maksud Dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan yang akan dicapai pada Praktek Kerja (P.K.L) di PG. Kebon Agung,
Malang antara lain :
1. Mengidentifikasi kelembagaan dan keahlian K3 di PG. Kebon Agung Malang.
2. Mengidentifikasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di
PG. Kebon Agung Malang.

C. Ruang Lingkup Lapangan


Ruang lingkup observasi K3 dalam Praktek Kerja Lapangan di PG. Kebon Agung Malang,
antara lain :
1. Kelembagaan dan Keahlian K3 di PG. Kebon Agung Malang
a. Organisasi
b. P2K3
c. Pengesahan P2K3
d. Program Kerja

2
e. Ahli K3
f. Safety Induction dan Alat Pelindung Diri
2. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PG. Kebon
Agung Malang
a. Kebijakan dan komitmen K3
b. Tingkat penerapan SMK3
c. Audit SMK3
d. Penghargaan K3 (Zero Accident Award, Sertifikat SMK3)
e. Rambu (Safety Sign)
f. Prosedur Kerja (SOP)

D. Dasar Hukum
Berikut merupakan dasar hukum terkait Kelembagaan dan Keahlian K3, dan Penerapan SMK3
yang kami gunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PG. Kebon Agung Malang, antara
lain :
1. Kelembagaan dan Keahlian K3
a. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban
dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (PJK3).
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan.
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemberian
Penghargaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 18 Tahun 2016 tentang Dewan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja.
i. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Lingkungan Kerja.
2. Penerapan SMK3
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapatan Sistem Manajeman
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan.

3
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Per-04/MEN/1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (P2K3) serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban
dan Wewenang Ahli K3.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan , Kesehatan Kerja dan Lingkungan.
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian
Penerapan SMK3.

4
BAB II KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja


1. Alur Proses PG. Kebon Agung Malang
Adapun proses produksi yang terjadi pada PT. Kebon Agung adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Alur Proses PG. Kebon Agung


Sumber : Data Primer, 2023

PG. Kebon Agung menghasilkan produk utama gula kristal putih 1 dengan kualitas 1A dan
hasil sampingnya adalah ampas, tetes, dan blotong. Proses pemurniannya menggunakan
belerang dan kapur untuk pemisahan dari nira jernihnya. Faktor utama yang menentukan mutu
hasil produksi adalah pada bahan dasar. Dalam hal ini tergantung pada bahan baku dan bahan-
bahan pembantu. Proses produksi gula terbagi atas beberapa proses, yaitu penggilingan,
pemurnian, penguapan, pemasakan/pengkristalan, putaran pengeringan, pengemasan, dan
penyimpanan. Pada PT. Kebon Agung proses tersebut terbagi dalam beberapa stasiun yaitu :
stasiun penggilingan, stasiun pemurnian, stasiun, penguapan, stasiun masakan, stasiun putaran,
dan stasiun pembungkusan. Bahan baku yang digunakan di PT. Kebon Agung adalah tebu yang
berasal dari petani dan dikoordinir oleh Koperasi Unit Desa (KUD). Untuk memenuhi kebutuhan
pabrik, tebu didatangkan dari 3 sumber yaitu tebu rakyat, tebu pabrik, dan tebu dari luar daerah.
Untuk menjaga kuantitas produksi maka selalu diadakan penyuluhan, kebun-kebun percobaan
untuk tebu giling, dan perluasan penyediaan bibit sehingga kebutuhan tercukupi. Semua kegiatan
ini dilakukan oleh KUD setempat.

5
Gambar 2.2 Flow Chart Proses PG. Kebon Agung
Sumber : Data Primer, 2023

2. Luas Area PG. Kebon Agung Malang


Luas area PG. Kebon Agung Malang sebesar :
a. Hak Guna Usaha : 11,5 Ha
b. Hak Guna Bangunan : 46,423 Ha, termasuk hak pakai 9,600 Ha

Gambar 2.3 Luas Area PG. Kebon Agung


Sumber : Google Earth, 2023

3. Jumlah Tenaga Kerja PG. Kebon Agung Malang


Perusahaan ini memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 725 Karyawan dalam masa giling dan 578 di
luar masa giling.

B. Temuan
1. Temuan Positif
a. Keahlian dan Kelembagaan K3
- Sertfikat Pengesahan P2K3

6
Gambar 2. 4 Sertifikat Pengesahan P2K3
Sumber : Data Primer, 2023

Berdasarkan hasil analisis dan wawancara, perusahaan PG. Kebon Agung telah
memiliki P2K3 yang telah disahkan oleh Dinas Ketenagakerjaan pada tahun 2002 yang
ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi Jawa Timur. P2K3 pada PG. Kebon Agung diketuai oleh Heru Cahyono
sebagai Petinggi PG. Kebon Agung dan Cucut Hendra Pamungkas selaku Ahli K3 Umum
Perusahaan selaku Sekretaris P2K3. Terdapat 15 anggota P2K3 yang mencangkup petinggi
pada setiap bagian produksi di PG. Kebon Agung, yakni bagian TUK, Tanaman, Teknik,
Fabrikasi, dan Quality Control. Dalam menjalankan produksinya, PG. Kebon Agung bekerja
sama dengan PJK3 eksternal untuk membantu perusahaan dalam melaksanakan pengujian
alat berat, seperti Crane, Welder, dan Pesawat Angkat Angkut. PG. Kebon Agung memiliki
organisasi perserikatan pekerja yang bersedia ikut serta dalam menjalankan penerapan K3
perusahaan.

- Pelaksanaan Program Kerja K3

Gambar 2. 5 Program Kerja K3 di PG. Kebon Agung


Sumber : Data Primer, 2023

Pelaksanaan program kerja K3 diwajibkan untuk setiap perusahaan dengan tujuan


mengurangi bahkan menghindari suatu kejadian kecelakaan yang diakibatkan dalam
pekerjaan. Untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja maka perusahaan sebaiknya
menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) agar para karyawan dapat
mengerti tentang prosedur dalam melakukan pekerjaan. Keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena dampak kecelakaan kerja tidak
hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan.

7
• Safety Induction Kepada Tamu/Pengunjung

Gambar 2. 6 Safety Induction


Sumber : Data Primer, 2023

Perusahaan telah melakukan safety induction kepada tamu/pengunjung yang memasuki


area perusahaaan. Tujuan safety induction ini bertujuan untuk mengkomunikasikan bahaya yang
tedapat selama pekerjaan/kunjungan sehingga mengetahui tindakan pengendalian terhadap
bahaya tersebut. Penerapan ini disesuaikan dengan UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan kerja pasal 9 :yang menyatakan Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan
pada tiap tenaga kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya
b. Semua pengaman dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
d. cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya

- Tempat Penyimpanan APD Tenaga Kerja

Gambar 2. 7 Tempat Penyimpanan APD Tenaga Kerja


Sumber : Data Primer, 2023

Perusahaan telah menyediakan tempat penyimpanan APD bagi tenaga kerja dan loker
untuk mencegah kehilangan serta menghindari alasan tidak membawa atau lupa membawa APD
ketika memasuki area kerja. Dan penggunaan APD bertujuan untuk mengurangi potensi terjadinya
kecelakaan kerja.
• Alat Pelindung Diri (APD) bagi Tamu atau Pengunjung

Gambar 2. 8 Alat Pelindung Diri (APD)


Sumber : Data Primer, 2023

Penerapan pemberian APD ini sudah sesuai dengan PERMEN No 50 Tahun 2012 Pasal 9
ayat 3 tentang penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pihak manajemen PG
Kebon Agong perusahaan telah menyediakan APD kepada para tamu dan orang yang memasuki
area kerja dengan tujuan untuk mencegah atau menghindari kecelakaan diarea kerja.
• Petugas dan Ruangan P3K

8
Gambar 2. 9 Sertifikat dan Ruang P3K
Sumber : Data Primer, 2023

Telah ada petugas P3K sejumlah 8 orang dan telah tersertifikasi, serta mempunyai
ruangan khusus yang dilengkapi dengan peralatan seperti obat-obatan, oksigen dan tempat tidur.
Hal ini sesuai dengan Pasal 9 ayat 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, serta Permen RI No.Per-15/Men/VIII/2008, tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di tempat kerja
• Melibatkan Unsur Pekerja Dalam Pembuatan Kebijakan K3

Gambar 2. 10 Peraturan Umum


Sumber : Data Primer, 2023

Sesuai dengan PERMEN No 50 Tahun 2012 Pasal 9 ayat 4 perusahaan telah melibatkan
wakil pekerja atau buruh dalam membuat kebijakan hal ini dapat dilihat pada gambar diatas.
dengan melibatkan para kepala bagian atau pimpinan diharapkan dalam mensosialisasikan
kebijakan dapat berjalan dengan baik dan tepat sesuai dengan tujuan SMK3.

b. Penerapan SMK3
Perusahaan juga telah menerapkan SMK3 yang telah diwajibkan sesuai dengan UU No.1
Tahun 1970 dan PP No. 50 Tahun 2012. Hal ini juga penting diterapkan bagi PG. Kebon Agung
dikarenakan perusahaan memiliki 725 pekerja pada masa penggilingan dan 578 pekerja pada
masa tidak penggilingan. Kebijakan K3 perusahaan telah dibuat oleh pengurus perusahaan dan
telah disebarluaskan kepada pekerja, petinggi dan tamu yang berkunjung ke perusahaan.
Kebijakan K3 disebarluaskan dalam bentuk pamflet yang dipasang pada setiap bagian produksi
dan juga di sosial media PG. Kebon Agung. Dengan adanya kebijakan K3 ini, menandakan
bahwa PG. Kebon Agung telah berkomitmen pada pelaksanaan K3 di perusahaan. Komitmen ini
ditunjukkan melalui adanya papan kinerja K3 sebagai pengingat pekerja akan pentingnya
penerapan K3. Selain itu, P2K3 juga memiliki prosedur kerja dan identifikasi pengendalian
bahaya perusahaan yang terdokumentasi dalam SOP, JSA, Work Permit dan
HIRADC. Penerapan SMK3 perusahaan dapat dilihat dari pemasangan rambu K3 di
perusahaan, dimana setiap bagian perusahaan memiliki rambu dan peringatan K3 sebagai
pengingat bagi pekerja. Rambu K3 yang berada di perusahaan antara lain Rambu Tanggap
Darurat, Letak APAR, dan Rambu Peringatan.
Penerapan SMK3 perusahaan ini akan dilakukan evaluasi pada Audit Internal dan Audit
Eksternal. Audit internal dilaksanakan oleh auditor SMK3 internal perusahan setiap 1 bulan sekali.

9
Dalam hal ini, audit internal dilakukan berdasarkan hasil inspeksi yang dilakukan setiap bulannya.
Audit eksternal perusahaan dilakukan oleh auditor eksternal yang telah ditunjuk. Audit eksternal
dilaksanakan setiap 3 tahun sekali. Dari hasil audit, PG. Kebon Agung mendapatkan
penghargaan SMK3 dengan nilai Emas pada tingkat lanjutan (166 kriteria). Selain itu, SMK3
perusahaan telah terintegrasi dengan dengan ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu,
ISO 14001:2004 tentang Sistem Manajemen Lingkungan, ISO 45001:2018 tentang Sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan HALAL MUI.

Gambar 2. 11 Sosialisasi Kebijakan Gambar 2. 12 Work Permit


Sumber : Data Primer, 2023 Sumber : Data Primer, 2023

Gambar 2. 13 HIRADC Gambar 2. 14 Peraturan Umum


Sumber : Data Primer, 2023 Sumber : Data Primer, 2023

Gambar 2. 15 Titik Kumpul


Sumber : Data Primer, 2023

10
1. Temuan Negatif
a. Keahlian dan Kelembagaan K3
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan di lapangan, tidak ada temuan negatif dari
keahlian dan kelembagaan K3. PG. Kebon Agung telah memiliki Ahli K3 Umum dan struktur
P2K3 yang sesuai dengan persyaratan perundangan.

Gambar 2. 16 Struktur P2K3


Sumber : Data Primer, 2023
b. Penerapan SMK3
• Tidak Disiplin Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

Gambar 2. 17 Pekerja Tanpa APD


Sumber : Data Primer, 2023

Masih terdapat pekerja yang tidak memakai APD pada saat berada di wilayah wajib memakai
APD dan saat melakukan pekerjaan beresiko. Hal ini tidak sesuai dengan penerapan SMK3
terkait kriteria Nomor 6.1.6 Alat pelindung diri disediakan sesuai kebutuhan dan digunakan secara
benar serta selalu dipelihara dalam kondisi layak pakai.
• Tidak terdapat rambu atau tanda pada titik/tempat yang beresiko

Gambar 2. 18 Tempat Lewat Kenderaan/Alat Berat


Tanpa Marka Jalan Gambar 2. 19 Lubang / Selokan Terbuka Tanpa
Sumber : Data Primer, 2023 Rambu/Pembatas
Sumber : Data Primer, 2023

11
Gambar 2. 20 Panel Listrik Tanpa Rambu Berbahaya
Sumber : Data Primer, 2023 Gambar 2. 21 Lantai Berair dan Licin Tanpa
Penanda
Sumber : Data Primer, 2023

Rambu atau penanda bahaya sangat penting dalam pengingat bagi karyawan maupun
pengunjung untuk mengetahui wilayah dan batasan. Ditemukan beberapa kondisi seperti pada
gambar diatas yang bisa mengakibatkan kecelakaan. Dalam penerapan SMK3 hal ini tidak sesuai
dengan kriteria 6.4.4 Rambu-rambu K3 harus dipasang sesuai dengan standar dan pedoman
teknis.

• Tidak ada alat pengaman peralatan

Gambar 2. 22 Tabung Las yang Tanpa Storage


Sumber : Data Primer, 2023

Tidak ada storage dan rantai pelindung pada tabung las yang beresiko jatuh. Dalam
penerapan SMK3 hal ini tidak sesuai kriteria 6.5.1 Penjadualan pemeriksaan dan pemeliharaan
sarana produksi serta peralatan mencakup verifikasi alat-alat pengaman serta persyaratan yang
ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan, standar dn pedoman teknis yang relevan.

12
BAB III ANALISA

A. Analisa Temuan Positif


1. Analisa Temuan Positif Terkait Kelembagaan dan Keahlian K3
Peraturan Perundang – undangan
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat
(termasuk pasal dan ayat)
Perusahaan telah 1. Mematuhi peraturan Permenaker No. 4 Tahun 1987
memiliki P2K3 yang dan dasar hukum tentang Panitia Pembina
telah disahkan oleh 2. Mengurangi resiko Keselamatan dan kesehatan kerja
Dinas Ketenagakerjaan kecelakaan kerja serta tata cara penunjukkan Ahli K3
1 pasal 2 kriteria pembentukan P2K3
yaitu tempat kerja dimana
Internal PG. pengusaha memperkerjakan 100
Kebon Agung orang atau lebih dan memiliki tingkat
bahaya tinggi.
Perusahaan bekerja 1. Bisa bekerja sesuai Permenaker No. 4 Tahun 1995
sama dengan PJK3 standar peraturan tentang Perusahaan jasa
untuk melakukan yang berlaku Kesehatan dan keselamatan Kerja,
pengujian operator alat 2. Memiliki lisensi Pasal 3 dijelaskan PJK3
berat sesuai bidangnya sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 ayat 1 meliputi :
a. Jasa Konsultan K3
Tidak ada
2 dokumentasi b. Jasa fabrikasi, pemeliharaan,
reparasi dan instalansi K3
c. Jasa Pemeriksaan dan Pengujian
Teknik
d. Jasa Pemeriksaan/pengujian dan
atau pelayanan kesehatan kerja;
e. Jasa Audit K3;
f. Jasa pembinaan K3.
Perusahaan memiliki Untuk menyelesaikan Undang-Undang No. 13 Tahun
perserikatan tenaga perselisihan hubungan 2003 tentang Ketenagakerjaan
kerja yang bisa diajak industrial dalam suatu Pasal 106 :
Tidak ada
3 kerja sama untuk Perusahaan dengan 1. Setiap perusahaan yang
dokumentasi
penerapan K3 prinsip musyawarah mempekerjakan 50 (lima puluh)
perusahaan untuk mencapai orang pekerja/buruh atau lebih
mufakat secara

13
Peraturan Perundang – undangan
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat
(termasuk pasal dan ayat)
kekeluargaan dan wajib membentuk Lembaga
keterbukaan kerjasama bipartite.
2. Lembaga kerja sama bipartite
sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) berfungsi sebagai forum
komunikasi dan konsultasi
mengenai hal ketenagakerjaan di
perusahaan.
Mengadakan Safety 1. Bisa bekerja sesuai UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Induction saat awal standar peraturan Keselamatan kerja pasal 9 :
memasuki Perusahaan yang berlaku 1. Pengurus diwajibkan
2. Memiliki lisensi menunjukkan dan menjelaskan
sesuai bidangnya pada tiap tenaga kerja baru
tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya
serta yang dapat timbul dalam
tempat kerjanya
b. Semua pengaman dan alat-alat
perlindungan yang diharuskan
dalam tempat kerjanya
c. Alat-alat perlindungan diri bagi
tenaga kerja yang bersangkutan
4
d. cara-cara dan sikap yang aman
dalam melaksanakan
pekerjaannya
Aula PG. Kebon
2. Pengurus hanya dapat
Agung
mempekerjakan tenaga kerja
yang bersangkutan setelah ia
yakin bahwa tenaga kerja
tersebut telah memenuhi syarat-
syarat tersebut diatas
3. Pengurus diwajibkan
menyelenggarakan pembinaan
bagi semua tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya,
dalam pencegahan kecelakaan

14
Peraturan Perundang – undangan
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat
(termasuk pasal dan ayat)
dan pemberantasan kebakaran
serta peningkatan keselamtan
dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama
pada kecelakaan
4. Pengurus diwajibkan memenuhi
dan mentaati semua syarat-
syarat dan ketentuan yang
berlaku bagi usaha tempat kerja
yang dijalankannya.
APD disediakan Untuk melindungi Permenaker No. 8 Tahun 2010
perusahaan baik untuk pekerja/tamu dari tentang Alat pelindung Diri Pasal 2
pekerja maupun tamu kemungkinan resiko Ayat 1 Pengusaha wajib
bahaya yang akan menyediakan APD bagi pekerja di
5
terjadi Tempat kerja

Pos Satpam Pintu


Masuk
Telah ada petugas P3K Dapat memberikan Permenakertrans Nomor 3 Tahun
sejumlah 8 orang dan tindakan preventif, 1982 tentang pelayanan Kesehatan
telah tersertifikasi, serta kuratif, promotif dan Tenaga Kerja Pasal 3 :
mempunyai ruangan kuratif kepada 1. Setiap tenaga kerja berhak
Tidak aa khusus yang dilengkapi pekerja/tamu yang ada mendapatkan Pelayanan
6
dokumentasi dengan peralatan di lingkup perusahaan Kesehatan Kerja.
seperti obat-obatan, 2. Pengurus wajib memberikan
oksigen dan tempat Pelayanan Kesehatan Kerja
tidur. sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi

15
2. Analisa Temuan Positif Terkait Penerapan SMK3
Peraturan Perundang – undangan
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat
(termasuk pasal dan ayat)
Perusahaan telah Menandakan bahwa Peraturan Pemerintah No. 50
menerapkan SMK3 perusahaan telah Tahun 2012 tentang Penerapan
sesuai dengan mematuhi peraturan Sistem Manajemen Keselamatan
peraturan perundangan perundangan yang dan Kesehatan kerja Pasal 5 :ayat
yang berlaku berlaku dan (1) Setiap perusahaan wajib
1
perusahaan memiliki menerapkan SMK3 di
inisiatif untuk perusahaannya.
Area Depan PG. melindungi pekerjanya
Kebon Agung melalui aplikasi SMK3
di perusahaan
Perusahaan telah Pekerja akan merasa Peraturan Pemerintah No. 50
memiliki Kebijakan K3 dilindungi dan aman Tahun 2012 tentang Penerapan
dan telah dengan adanya Sistem Manajemen Keselamatan
disebarluaskan ke Kebijakan K3 dan Kesehatan kerja Pasal 8 yang
pekerja, petinggi dan menyatakan “Pengusaha harus
Tidak ada
2 tamu menyebarluaskan kebijakan K3
dokumentasi
yang telah ditetapkan kepada
seluruh pekerja/buruh, orang lain
selain pekerja/buruh yang berada di
perusahaan, dan pihak lain yang
terkait.”
Perusahaan telah Meningkatkan citra Peraturan Pemerintah No. 50
menerapkan SMK3 perusahaan Tahun 2012 tentang Penerapan
dengan nilai penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
emas pada tingkat dan Kesehatan Kerja pada Lampiran
Tidak ada
3 lanjutan (166 kriteria) 26 Penilaian penerapan SMK3
dokumentasi
terhadap 166 (seratus enam puluh
enam) kriteria sebagaimana
tercantum dalam kolom 3, kolom 4,
dan kolom 5
Perusahaan Mengevaluasi Peraturan Pemerintah No. 50
melaksanakan audit penerapan K3 dan Tahun 2012 tentang Penerapan
Tidak ada
4 eksternal selama 3 memastikan bahwa Sistem Manajemen Keselamatan
dokumentasi
tahun sekali program K3 yang telah dan Kesehatan Kerja Pasal 1 ayat 7
menyatakan bahwa Audit SMK3

16
Peraturan Perundang – undangan
No Lokasi Temuan Dampak/Manfaat
(termasuk pasal dan ayat)
dilaksanakan telah adalah pemeriksaan secara
efektif dijalankan sistematis dan independen terhadap
pemenuhan kriteria yang telah
ditetapkan untuk mengukur suatu
hasil kegiatan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan
dalam penerapan SMK3 di
perusahaan.
Perusahaan telah Mengurangi potensi Peraturan Pemerintah No. 50
memasang Rambu dan bahaya yang terjadi di Tahun 2012 tentang Penerapan
Peringatan K3 sebagai lingkungan kerja dan Sistem Manajemen Keselamatan

5 pengingat pentingnya menyadarkan pekerja dan Kesehatan Kerja pasal 12 ayat


penerapan K3 di akan potensi bahaya 1 menyatakan bahwa membuat
perusahaan selama bekerja petunjuk K3 yang harus dipatuhi
Area Stasiun
seluruh pekerja.
Produksi
Perusahaan memiliki Operator yang bertugas Peraturan Pemerintah No. 50
prosedur kerja dan memiliki sertifikasi dan Tahun 2012 tentang Penerapan
identifikasi kompetensi sehingga Sistem Manajemen Keselamatan
Tidak ada pengendalian bahaya dapat mengurangi dan Kesehatan Kerja Pasal 6 ayat 3
6
dokumentasi perusahaan yang potensi kecelakaan di menyatakan bahwa Perlu adanya
terdokumentasi dalam lingkungan kerja identifikasi bahya dan pengendalian
SOP, JSA, Work Permit resiko
dan HIRADC.

B. Analisa Temuan Negatif


1. Analisa Temuan Negatif Terkait Kelembagaan dan Keahlian K3
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan di lapangan, tidak ada temuan negatif dari keahlian
dan kelembagaan K3.
2. Analisa Temuan Negatif Terkait Penerapan K3

17
Probability/Pel Pemaparan/Pem Konsekuensi Rating Peraturan Perundang-
N Potensi Saran /
Lokasi uang ajanan /Akibat Risiko undangan (termasuk pasal
o Bahaya Rekomendasi
(P) (E) (C) (RR) dan ayat)
Perlu adanya 1. PP Nomor 50 Tahun 2012
Masih
sosialisasi tentang Penerapan Sistem
terdapat
dan Manajemen Keselamatan
pekerja yang
ketegasan dan Kesehatan Kerja pada
tidak
dari kriteria nomor 6.1.6 Alat
memakai
pengurus/pen pelindung diri disediakan
APD pada
gusaha akan sesuai kebutuhan dan
saat berada
pentingnya digunakan secara benar
1 di wilayah 10 10 15 5
pemakaian serta selalu dipelihara dalam
wajib
APD di area kondisi layak pakai.
memakai
kerja
APD dan
Permenaker No. 8 Tahun 2010
saat
tentang Alat pelindung Diri
melakukan
Area Produksi Pasal 2 Ayat 1 Pengusaha
pekerjaan
wajib menyediakan APD bagi
beresiko
pekerja di Tempat kerja
Perusahaan 1. UU Nomor 1 Tahun 1970
perlu tentang Keselamatan
menetapkan Kerja pada BAB X
rambu atau Pasal 14
penanda 2. PP Nomor 50 Tahun 2012
seperti marka tentang Penerapan
jalan yang Sistem Manajemen
berbeda Keselamatan dan
antara alat Kesehatan Kerja pada
berat dan kriteria 6.4.4 Rambu-
Tidak
pekerja, rambu K3 harus dipasang
terdapat
memberikan sesuai dengan standar
rambu atau
tanda jalan dan pedoman teknis.
2 tanda pada 10 10 7 27
licin, listrik
titik/tempat
tegangan
yang
tinggi, dan
beresiko
Panel Listrik dan penanda
lainnya
supaya tidak
ada
kecelakaan
kerja
dikarenakan
unsafe action
atau unsafe
condition
Perusahaan 1. UU No. 1 Tahun 1970
perlu tentang keselamatan Kerja,
membuat BAB II Pasal 3 ayat 1, poin
storage untuk (p) :
penyimpanan Mengamankan dan
tabung- memperlancar pekerjaan
tabung las bongkar muat, perlakuan
yang terpakai dan penyimpanana barang.
Tidak ada maupun tidak 2. PP Nomor 50 Tahun 2012
storage dan terpakai tentang Penerapan Sistem
rantai sesuai Manajemen Keselamatan
pelindung dengan lokasi dan Kesehatan Kerja,
3 10 10 7 27
pada tabung kerja yang Kriteria Penilaian 9.2.1
las yang membutuhkan Terdapat prosedur yang
beresiko dan perlu menjamin bahwa bahan
jatuh adanya disimpan dan dipindahkan
pelindung dengan cara yang aman
tabung seperti sesuai dengan Peraturan
Area Produksi rantai untuk Perundang Undangan.
mencegah
resiko terjatuh
pada tabung
yang terpakai
maupun tidak
Perusahaan Perusahaan Undang -Undang Nomor 13
belum harus Tahun 2003 tentang
terdapat menyediakan Ketenagakerjaan, Pasal 100
Area Perusahaan ruang ruang dapur ayat 1 berbunyi ; untuk
4 PG. Kebon makan, 10 10 15 35 dan ruang meningkatkan kesejahteraan
Agung maupun makan untuk bagi pekerja/buruh dan
petugas pekerja keluarganya, pengusaha wajib
penyelengga sehingga menyedidakan kesejahteraan.
ra makanan tercipta safe

18
Probability/Pel Pemaparan/Pem Konsekuensi Rating Peraturan Perundang-
N Potensi Saran /
Lokasi uang ajanan /Akibat Risiko undangan (termasuk pasal
o Bahaya Rekomendasi
(P) (E) (C) (RR) dan ayat)
(food condition dan
handler) safe action
dalam aktifitas
makan.

19
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :
1. PG Kebon Agung merupakan perusahaan yang secara umum telah berkomitmen dalam
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Hal ini terlihat dari upaya dalam bentuk
kebijakan, standar operasional prosedur, job safety analisis, instruksi kerja serta dokumen
lainnya untuk landasan pelaksanaan K3.
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah mendapat sertifikat dengan 166
kriteria dan telah terintegrasi dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 dan Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004 yang sangat menunjang upaya penerapan K3
secara maksimal dan komprehensif.
3. P2K3 telah dibentuk dan disahkan oleh pihak terkait.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Diharapkan dapat memakai UU No. 01 Tahun 1970 pada setiap divisi kerja dan area kerja
2. Diharapkan dalam penyediaan APD dapat disesuaikan dengan area kerja, posisi pekerjaan
pekerja tersebut dan dapat diusahakan segera mendapatkan APD ketika APD yang
digunakan pekerja sudah rusak.
3. Diharapkan dapat menyediakan tempat penyimpanan tabung las sesuai dengan area kerja
masing-masing divisi.
4. Diharapkan Perusahaan dapat menyediakan ruang/tempat makan.
5. Diharapkan Perusahaan dapat mempekerjakan petugas penjamah makanan yang
berkompeten sehingga akan lebih dirasakan bagi kesehatan tenaga kerja

20
LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai