Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL )


PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)
BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN
HASANUDDIN

PESAWAT ANGKAT ANGKUT, PESAWAT TENAGA PRODUKSI SERTA


PESAWAT UAP & BEJANA TEKAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK :


PUTRYSUCI AULIASARI
DIAH ATHIFAH MAHDIYAH
FILDAWANA FEBRIANTY ASMAR
NOVITA EKA PALIMBU
NURUL FITRI UTAMI
RISKA RAMADHANI
BRIAN TANDI PAYUNG
AMMAR UMAR

PELATIHAN DAN PEMBINAAN AHLI K3 UMUM


PT. KASIROMUA JAYA WIJAYA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
selalu menyertai dan atas perkenaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) tentang Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga
Produksi dan K3 Pesawat UAP dan Bejana Tekan yang selanjutnya kami susun
dalam laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyusun berdasarkan kondisi yang telah
kami temui di lapangan dalam hal ini PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara
Internasional Sultan Hasanuddin. Penyusunan laporan ini kami laksanakan dengan
penuh semangat dan kerja sama antar kelompok dan juga dengan bantuan berbagai
pihak yang mendukung kami dalam melaksanakan PKL.
Penyusunan laporan ini juga tidak terlepas dari kekurangan baik secara
konsep, susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dalam bentuk apapun yang membangun kami dalam
memperbaiki laporan ini.
Akhir kata, kami berharap semoga laporan PKL tentang Pesawat Angkat
Angkut, Pesawat Tenaga Produksi, dan K3 Pesawat UAP dan Bejana Tekan yang
kami susun ini, dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan untuk
para pembaca.

Penyusun

Kelompok I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................iii

BAB 1 Pendahuluan...............................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................1

B. Maksud dan Tujuan.....................................................................2

C. Ruang Lingkup ............................................................................3

D. Dasar Hukum..............................................................................4

BAB II Fakta dan Masalah......................................................................6

A. Gambara Umum Perusahaan......................................................6

B. Kondisi diLapangan.....................................................................7

C. Temuan......................................................................................10

BAB III Analisa dan Rekomendasi.......................................................14

A. Analisa Temuan K3.....................................................................14

BAB IV Penutup................................................................................... 20

A. Kesimpulan...............................................................................20

B. Saran........................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sudah sejak awal manusia menyadari pentingnya kesehatan dan
keselamatan dalam bekerja, bahkan sebelum ada istilah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) seperti yang kita kenal sekarang. Hal itu karena
dalam melaksanakan pekerjaan, apapun jenis pekerjaannya banyak
kecelakaan baik itu kecil maupun besar yang kerap kali terjadi bahkan
sampai berulang dengan kejadian yang sama. Selain itu juga penyakit-
penyakit yang timbul karena pekerjaan juga sering terjadi, meskipun sulit
untuk menyadarinya.
Semakin berjalannya waktu, K3 telah menjadi isu penting, tidak
hanya dalam skala nasional, tetapi juga dalam skala internasional. Setiap
perusahaan diwajibkan untuk menerapkan persyaratan K3. K3 tidak lagi
hanya milik perusahaan dibidang minyak dan gas, pertambangan, proyek
konstruksi dan manufaktur, tetapi sudah merambah kesemua jenis
perusahaan bahkan ke instansi pemerintah.
Pentingnya K3 bukan hanya wajib diketahui oleh pekerja/buruh
yang menangani K3 itu sendiri tapi wajib diketahui oleh semua pekerja
karena menyangkut kepentingan bersama. Sebagaimana kita ketahui
kecelakaan kerja, meninggal dan sakit akibat kerja memerlukan biaya
disamping kerugian kerusakan peralatan tentunya juga akan hilangnya
produktifitas dalam lingkungan pekerjaan.
Perkembangan insdustri dan pesawat yang digunakan semakin
membutuhkan skill dan kompetensi yang semakin tinggi didampingi oleh
bahaya dan risiko yang tinggi pula sehingga perlu adanya pendampingan
dalam penegakan K3 di lingkungan kerja. Upaya penegakan K3 baik secara
kelembagaan maupun sikap kerja adalah salah satu cara untuk
menciptakan area kerja yang baik sehingga dapat menjaga tenaga kerja
agar selalu sehat, nyaman, selamat, dan sejahtera baik selama bekerja
maupun setelah selesai melakukan pekerjaan sehingga pada akhirnya
tingkat produktifitas tercapai.
Salah satu perusahaan yang memiliki resiko yang tinggi adalah PT.
Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin,
di mana perlu pengawasan dalam penegakan K3 untuk menjamin
keselamatan pekerja maupun orang lain yang masuk dalam area lingkup
kerja. Besarnya potensi potensi bahaya yang bisa saja terjadi di lapangan
menuntut adanya peningkatan sisi pelayanan baik sisi operasional maupun
sisi fasilitas. Dari sisi operasional perlu adanya pemenuhan sumber daya
manusia sebagai operator dalam melaksanakan pengelolaan bandara demi
mencapai efektifitas.
Agar bisa dilakukan pengawasan K3 untuk pesawat angkat angkut,
pesawat tenaga produksi dan pesawat uap dan bejana tekan Pemerintah
sudah membuat syarat-syarat mengenai keselamatan kerja terkait
pemakaian alat tersebut. Karenanya tiap-tiap perusahaan yang
menggunakan ini wajib memenuhi peraturan dan persyaratan yang telah
ditetapkan. Dengan begitu kesehatan dan keselamatan kerja pun bisa
terjaga dengan baik.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Menjalankan K3 secara umum pada PT. Angkasa Pura I
(Persero) Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin dan
melakukan observasi pada petugas/karyawan mengenai
keamanan pada saat melakukanpekerjaan pada PT. Angkasa Pura
I (Persero) Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin khusus
dalam mengoperasikan Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga
Produksi Serta Pesawat Uap & Bejana Tekan.
Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) pada pada PT.
Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Sultan
Hasanuddin secara khusus dalam mengoperasikan Pesawat
Angkat Angkut, Pesawat Tenaga Produksi Serta Pesawat Uap &
Bejana Tekan selanjutnya menjadi bahan seminar dalam
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dasar calon ahli K3 Umum
untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan pengalaman
pada calon ahli K3 Umum.

2. Tujuan
A. Tujuan umum
Mengidentifikasi jenis-jenis pesawat angkat dan angkut,
pesawat produksi dan bejana tekan serta pesawat uap pada
PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Sultan
Hasanuddin.
B. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui potensi-potensi bahaya pesawat angkat
dan angkut, pesawat tenaga produksi, bejana tekan dan
pesawat uap.
2) Untuk mengetahui apakah setiap alat sudah tersertifikasi
dan operator alat sudah memiliki SIO di PT. Angkasa Pura I
(Persero) Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah
sebagai berikut:
1. K3 Pesawat Angkat Angkut
Suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau orang
secara vertikal dan/atau horizontal dalam jarak yang ditentukan.
2. K3 Pesawat Tenaga Dan Produksi
Alat yang tetap atau berpindah-pindah yang dipakai atau
dipasang untuk membangkitkan atau memindahkan daya atau
tenaga, mengolah, membuat bahan, barang, produk teknis, dan
komponen alat produksi yang dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
3. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Pesawat Uap atau juga disebut Ketel Uap adalah suatu
pesawat yang dibuat untuk mengubah air didalamnya, sebagian
menjadi uap dengan jalan pemanasan menggunakan
pembakaran dari bahan bakar. Ketel uap dalam keadaan bekerja,
adalah sebagai bejana yang tertutup dan tidak
berhubungandengan udara luar karena selama pemanasan, maka
air akan mendidihselanjutnya berubah menjadi uap panas dan
bertekanan, sehingga berpotensiterjadinya ledakan jika terjadi
kelebihan tekanan (over pressure). Bejana tekan adalah suatu
wadah untuk menampung energi baik berupa cair atau gas yang
bertekanan atau bejana tekan adalah selain pesawat uap yang
mempunyai tekanan melebihi tekanan udara luar (atmosfer) dan
mempunyai sumber bahaya antara lain; kebakaran,keracunan,
gangguan pernafasan, peledakan, suhu ekstrem.

D. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum yang berkaitan dengan Pesawat Angkat
Angkut, Pesawat Tenaga Produksi Serta Pesawat Uap & Bejana
Tekan antara lain:
1. Undang - Undang No. 1 Tahun 1970 - Keselamatan Kerja
(Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 1, Tambahan Lembar
Negara Tahun1981).
2. Peraturan Uap Tahun 1930.
3. Permenaker No. PER.01/MEN/1988 Tentang Operator Pesawat
Uap.
4. Permenaker No. 8 Tahun 2020 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.
5. Permenakertrans No. PER.37/MEN/2016 Tentang K3 Bejana
Tekanan dan Tangki Timbun.
6. Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang K3 Pesawat Tenaga
dan Produksi. Keputusan Bersama Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut dan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan
Industrian dan Pengawasan Ketenagakerjaan No. PP.72/3/9-99,
Kep.507/NW/1999 Tentang Pemeriksaan dan Pengujian
Terhadap Pesawat Angkat dan Angkut,Pesawat Uap dan Bejana
Tekan yang berada di kapal dandipelabuhan.
7. Permenakertrans No. Per .08 /Men/VII/2010 tentang Alat
Pelindung Diri.
8. PERMENAKER No PER .09/MEN /VII2010 tentang operator dan
petugas pesawat angkat dan angkut.
BAB II
FAKTA DAN MASALAH

A. Gambaran Umum Perusahaan


1. Sejarah Singkat Perusahaan

Gambar 2.1
Kantor PT. Angkasa Pura I (Persero)
Sumber: Data Primer

PT. Angkasa Pura I (Persero) adalah sebuah perusahaan


Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memberikan pelayanan lalu
lintas udara dan bisnis bandar udara di Indonesia yang
menitikberatkan pelayanan pada kawasan Indonesia bagian tengah
dan kawasan Indonesia bagian timur. Sejarah Angkasa Pura Airports
sebagai pelopor pengusahaan kebandarudaraan secara komersial di
Indonesia bermula dari kunjungan kenegaraan Presiden Soekarno ke
Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden John F Kennedy.
Setibanya di tanah air, Presiden Soekarno menegaskan
keinginannya kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan
Umum agar lapangan terbang Indonesia dapat setara dengan
lapangan terbang di negara maju.
Tak lama kemudian, pada tanggal 15 November 1962 terbitlah
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 tahun 1962 tentang pendirian
Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran. Tugas
pokoknya adalah untuk mengelola dan mengusahakan Pelabuhan
Udara Kemayoran di Jakarta yang saat itu merupakan satu-satunya
bandar udara internasional yang melayani penerbangan dari dan
keluar negeri selain penerbangan domestik.
Setelah melalui masa transisi selama dua tahun, terhitung sejak
20 Februari 1964 PN Angkasa Pura Kemayoran resmi mengambil
alih secara penuh asset dan operasional Pelabuhan Udara
Kemayoran Jakarta dari pemerintah. Tanggal 20 Februari itulah yang
kemudian dijadikan sebagai hari jadi Angkasa Pura Airports. Pada
tanggal 17 Mei 1965, berdasarkan PP Nomor 21 tahun 1965 tentang
perubahan dan Tambahan PP Nomor 33 tahun 1962, PN Angkasa
Pura Kemayoran Jakarta berubah nama menjadi PN Angkasa Pura,
dengan maksud untuk lebih membuka kemungkinan mengelolah
bandar udara lain di wilayah Indonesia
Pada tahun 1992, berdasarkan PP Nomor 5 tahun 1992 bentuk
Perum diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya
dimiliki penuh oleh negara sehingga namanya menjadi PT. Angkasa
Pura I (Persero). Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir
adalah berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
tanggal 14 Januari 1998. Hingga saat ini, Angkasa Pura Airpotrs
mengelola 15 bandara di kawasan tengah dan timur Indonesia, yaitu:
a. Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar
b. Bandara Juanda Surabaya
c. Bandara Sultan Hasanuddin Makassar
d. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan
e. Bandara Frans Kaisiepo Biak
f. Bandara Sam Ratulangi Manado
g. Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin
h. Bandara Ahmad Yani Semarang
i. Bandara Adisutjipto Yogyakarta
j. Bandara Adi Sumarmo Surakarta
k. Bandara Lombok
l. Bandara Pattimura Ambon
m.Bandara El Tari Kupang
n. Bandara Sentani Jayapura
o. Bandara Hang Nadim Batam
2. Struktur Oragnisasi PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara
Internasional Sultan Hasanuddin Makassar

Gambar 2.2
Struktur Organisasi Kantor Cabang PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar
Udara Internasional Sultan Hasanuddin
Sumber: Data Sekunder
3. Visi dan Misi Perusahaan
PT Angkasa Pura I (Persero) memiliki visi “Menjadi Salah
Satu Dari Sepuluh Perusahaan Pengelola Bandar Udara Terbaik
di Asia”
Adapun misi dari perusahaan tersebut yaitu:
a. Meningkatkan nilai pemangku kepentingan.
b. Menjadi mitra pemerintah dan pendorong pertumbuhan
ekonomi.
c. Mengusahakan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan
prima yang memenuhi standar keamanan, keselamatan dan
kenyamanan.
d. Meningkatkan daya saing perusahaan melalui kreatifitas dan
inovasi.
e. Memberikan konrtibusi positif terhadap lingkungan hidup.
PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Sultan
Hasanuddin juga memiliki nilai sebagai berikut:
a. Sinergi
Cara kami menghargai keragaman dan keunikan setiap
elemen untuk memberi nilai tambah bagi perusahaan,
pembangunan ekonomi dan lingkungan dimana kami berada.
b. Adaptif
Daya, semangat dan hasrat kami yang pantang
menyerah, proaktif merespon perubahan dan kaya akan
inovasi.
c. Terpercaya
Karakter kami yang senantiasa selaras antara kata dan
perbuatan, jujur dalam menjalankan tugas serta kewajiban dan
dapat diandalkan.
d. Unggul
Komitmen kami memberikan layanan prima dengan
profesional dan bertanggung jawab untuk memuaskan
pelanggkan secara berkelanjutan.
B. Kondisi di Lapangan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di PT. Angkasa
Pura 1 Persero Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
diperoleh informasi bahwa pada perusahaan tersebut perbulan April
2023 mempunyai 211 orang pegawai, dalam kesempata tersebut
juga didapatkan informasi bahwa terdapat pesawat angkut jenis
forklift, pesawat produksi jenis genset dan bejana tekan jenis tangki
timbun. Untuk semua pesawat angkat, pesawat angkut, pesawat
produksi dan bejana tekan yang terdapat di PT. Angkasa Pura 1
Persero Bandar Udara telah memiliki izin operasi dan operator yang
mengoperasikan alat tersebut telah memiliki surat izin operasi.
Namun khusus untuk SIO operator sampai saat ini belum dilakukan
pengecekan mengenai masa berlakunya.
1. Forklift
2. Genset
3. Tangki Timbun
BAB III
ANALISA DAN REKOMENDASI
b. Analisa Temuan K3
a. K3 Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
 Temuan Positif

No. Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum


Forklift Dari informasi Diharapkan  Undang –
(Berdasarkan hasil yang perusahaan undang nomor
1. wawancara) didapatkatkan, tetap 1 tahun 1970
diketahui bahwa mempertahanka tentang
perusahaan n konsistensi keselamatan
tersebut memiliki dalam kerja
8 buah forklift, melakukan  Permenaker
dengan rincian 4 pengujian 08/2020
buah forklift berkala terhadap tentang
pada logistik dan pesawat angkat keselamatan
4 buah forklift dan angkut agar dan kesehatan
pada bagian tidak terjadi kerja pesawat
kargo. Semua kecelakaan kerja angkat dan
forklift yang di tempat kerja. pesawat angkut
terdapat pada
perusahaan
tersebut telah
memiliki surat
izin layak
operasi dan
telah dilakukan
pengujian
secara berkala
setiap sekali
setahun. Hal ini
telah sesuai
dengan
peraturan
menteri
ketenagakerjaan
nomor 08 tahun
2020 pasal 174
ayat (1) huruf b
yang
mengatakan
bahwa untuk
pesawat angkat
dan angkut
dilakukan paling
pengujian paling
lambang 2 tahun
setelah
pemeriksaan
dan pengujian
pertama dan
selanjutnya
dilakukan setiap
setahun sekali.

b. K3 Pesawat Tenaga Produksi


 Temuan Positif

No Dokumentasi Analisis Saran Dasar Hukum


1. Genset  Teknisi Melakukan  UU No. 1
memiliki SIO pengujian Tahun 1970
 Genset ulang jika Tentang
memiliki terdapat Keselamatan
lisensi/terser kerusakan Kerja
tifikat pada alat  Permenaker RI
 Sudah no 38 tahun
melakukan 2016 Tentang
pengujian K3 Pesawat
pertama, Tenaga dan
berkala, dan Produksi
khusus

c. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan


 Temuan Positif
No. Dokumentasi Analisis Satan Dasar Hukum
 Temuan Negatif
Potensi
No. Dokumentasi Analisa Saran Dasar Hukum
Bahaya
Berdasarkan hasil  Dari hasil Operator belum Operator yang  Peraturan
wawancara informasi mengetahui masa mengoperasik Menteri
1. yang berlaku SIO(Surat an pesawat Tenaga
didapatkan Izin Operator) angkat angkut Kerja Dan
bahwa para sehingga masih wajib memiliki Transmigras
SIO yang
operator dapat i Republik
masih berlaku.
pesawat dipertanyakan Indonesia
angkat dan keahlian/kecakap Nomor
angkut an dalam Per.09/Men/
memiliki mengoperasikan Vii/2010
Surat Izin layak atau Tentang
Operator tidaknya sebagai Operator
namun operator Dan
belum Petugas
memastikan Pesawat
kapan masa Angkat Dan
berlaku Angkut (1)
Surat Izin Pesawat
Operatron angkat dan
(SIO) nya angkut
berakhir harus
dioperasika
n oleh
operator
pesawat
angkat dan
angkut yang
mempunyai
Lisensi K3
dan buku
kerja sesuai
jenis dan
kualifikasiny
a.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin telah menerapkan K3
pesawat angkat angkut, karena telah memiliki SMK3, seluruh operator telah meliliki Ahli K3,
Surat Izin Operator(SIO), setiap alat sudah tersertifikasi/memiliki surat keterangan kelayakan yang
telah ditandatangani oleh Dinas Ketenagakerjaan Provinsi. Tenaga kerja telah patuh menggunakan
APD(Alat Pelindung Diri) pada saat bekerja dan berada dilingkungan kerja sebagaimana mestinya.
Adapun jenis-jenis Pesawat Angkat Angkut dan Pesawat Tenaga dan Produksi yang digunakan
adalah forklift, tangki timbun dan genset.
PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin telah melakukan
pemeriksaan uji sesuai ketentuan, namun masih ada yang perlu diperhatikan seperti belum
memastikan keaktifan SIO(Surat Izin Operator).
Potensi-potensi bahaya pesawat tenaga dan produksi yang mungkin didapatkan adalah perusahaan
belum dapat memastikan keaktifan SIO(Surat Izin Operator) operatornya sehingga masih
dipertanyakan keahlian/kecakapan dalam mengoperasikan layak atau tidaknya sebagai operator.

B. Saran
1. PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin agar segera
menindaklanjuti status keaktifan SIO(Surat Izin Operator) operatornya
2. PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin agar mempertahankan
SMK3 yang telah terlaksana sesuai aturan

DAFTAR PUSTAKA
Undang - Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.09/Men/VII/2010
Tentang Operator Dan Petugas Pesawat Angkat Dan Angkut
Permenaker no 37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan
Dan Tangki Timbun
Permenaker No. 08 Tahun 2020 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat
Dan Pesawat Angkut
Permenaker RI no 38 tahun 2016 Tentang K3 Pesawat Tenaga dan Produksi

Anda mungkin juga menyukai