Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


Pengawasan Norma K3 Konstruksi Bangunan, Listrik
dan Penanggulangan Kebakaran

DI PT. PUNDARIKA ATMA SEMESTA

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

KELOMPOK 3 ANGKATAN 151

1. Ahmaditya Irsyad (15104)


2. Akhmad Ma’arif (15106)
3 Bagus Permadi (15109)
4. Henri Septiawan (15115)
5. Ivan Prana Gaos (15118)
6. Muchamad Taufik (15122)
7. Romadona (15126)
8. Widi Satria Utama (15130)

PENYELENGGARA
PT. PHITAGORAS GLOBAL DUTA
6-18 DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan laporan praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini. Penulisan laporan PKL ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta pelatihan Calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Umum Kementrian Tenaga Kerja Indonesia.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan PKL ini tidak akan selesai tanpa
bantuan bimbingan dari berbagai pihak baik pengajar maupun narasumber dan kerja
sama di antara anggota kelompok yang solid sampai dapat terselesaikannya laporan
PKL ini dengan baik.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan secara virtual
sebagai bentuk pelaksanaan protokol Kesehatan Covid-19 yang tentunya memiliki
keterbatasan untuk dapat menilai secara menyeluruh mengenai pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan. Namun demikian, tidak
mengurangi nilai dan manfaat pembelajaran yang diperoleh sebagai tujuan dari
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, sehingga penyusunan laporan PKL ini bisa selesai tepat
pada waktunya. Semoga laporan PKL ini membawa berkah manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan K3.

Penulis,
Kelompok 3, Batch 151

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................4
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
1.1. Latar Belakang...................................................................................................................5
1.2. Maksud dan Tujuan..........................................................................................................6
1.3. Ruang Lingkup..................................................................................................................7
1.4. Dasar Hukum.....................................................................................................................7
BAB II...................................................................................................................................................9
KONDISI / FAKTA PERUSAHAAN..................................................................................................9
2.1. Gambaran Umum Perusahaan.......................................................................................9
2.2. Temuan Hasil Observasi...............................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................13
3.1. Analisis Temuan Positif................................................................................................13
Dilakukan uji riksa berkala...........................................................................................................13
Dibuatkan jalur grounding dan bak kontrol penangkal petir....................................................13
3.2. Temuan Negatif...................................................................................................................25
BAB IV................................................................................................................................................39
4.1. Kesimpulan.......................................................................................................................39
4.2. Saran..................................................................................................................................39
REFERENSI......................................................................................................................................41
DOKUMENTASI................................................................................................................................42

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kantor PT. Pundarika Atma Jaya Semesta, Bogor, Jawa Barat................9
Gambar 2. Pemadam Kebakaran Merek "AYAXX"....................................................10

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring perkembangan zaman menuju industri 4.0, maka tuntutan di setiap
lini industri tentu semakin banyak. Industri dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan
dan permintaan dari konsumen yang semakin banyak dan kompleks. Dengan
banyaknya tuntutan tersebut, tentunya penggunaan alat-alat dan mesin yang
terdapat disuatu perusahaan akan semakin banyak sehingga risiko dan bahaya yang
ditimbulkan oleh penggunaan alat dan mesin tersebut menjadi semakin meningkat.
Perlombaan industri dalam memenuhi kebutuhan barang/jasa yang
dibutuhkan manusia menggunakan beberapa teknologi, diantaranya ialah bejana
tekan, pesawat uap dan perangkat mekanik (contoh: pengaplikasian pesawat angkat
dan angkut).
Bejana Tekanan adalah bejana selain pesawat uap yang di dalamnya terdapat
tekanan dan dipakai untuk menampung gas, udara, campuran gas, atau campuran
udara baik dikempa menjadi cair dalam keadaan larut maupun beku (Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No.37 tahun 2016) kemudian pesawat
uap ialah suatu ketel uap dan setiap pesawat lainnya yang ditetapkan dengan
peraturan pemerintah secara langsung atau tidak langsung dihubungkan dengan
suatu ketel uap dan diperuntukkan guna bekerja dibawah tekanan yang lebih tinggi
dari tekanan udara biasa. (Undang-Undang Uap Tahun 1930).
Dalam proses operasional dan produksinya, Industri mengaplikasikan
perangkat mekanik yang diantaranya ialah pengaplikasian perangkat mekanik
berupa pesawat angkat dan angkut. Pesawat angkat menurut Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 8 Tahun 2020 adalah pesawat atau
peralatan yang dibuat, dan di pasang untuk mengangkat, menurunkan, mengatur
posisi dan/atau menahan benda kerja dan/atau muatan sedangkan Pesawat angkut
menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 8 Tahun 2020
adalah pesawat atau peralatan yang dibuat dan dikonstruksi untuk memindahkan
benda atau muatan, atau orang secara horizontal, vertical, diagonal, dengan
menggunakan kemudi baik di dalam atau di luar pesawatnya, ataupun tidak

5
menggunakan kemudi dan bergerak diatas landasan, permukaaan maupun rel atau
secara terus menerus dengan menggunakan bantuan ban, atau rantai atau rol.
PT. Pundarika Atma Semesta (PT. PAS) merupakan perusahaan yang bergerak di
sektor industry manufaktur yang mengkhususkan pada pembuatan Fire Truck
Manufacture and Fire Safety Equipment. Perusahaan ini menggunakan bejana
tekanan dan perangkat mekanik yang diantaranya ialah Hoist Crane, Forklift,
Compressor, Spray Painting Booth Oven, dan penggunaan teknologi terbaru berupa
mesin yang menggunakan sistem robot atau dikenal dengan mesin Computerized
Numerical Control (CNC).
Penggunaan/pengoperasian mesin produksi dapat mengakibatkan terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja apabila tidak memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan dan syarat-syarat di bidang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) atau standar Internasional yang berlaku. Dalam rangka
mematuhi Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 5, maka perlu dilakukan
pengawasan dalam penggunaan/pengoperasian mesin produksi terutama mengenai
penggunaan pesawat uap dan bejana tekan serta pesawat angkat angkut.
Pembinaan Ahli K3 Umum merupakan program yang ditujukan untuk
membina dan meningkatkan kemampuan bekerja guna melakukan pengawasan
terhadap peralatan di tempat kerja khususnya bejana tekan, pesawat uap dan
peralatan mekanik sesuai dengan peraturan perudang-undangan yang berlaku.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dilaksanakannya PKL ini adalah untuk:
1. Memberikan pembekalan sebagai calon Ahli K3 Umum mengenai K3
dengan praktik nyata dalam penerapan persyaratan dan pembinaan K3
di tempat kerja yang meliputi Konstruksi Bangunan, Listrik dan
Penanggulangan Kebakaran.
2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 di tempat kerja sehingga
para calon Ahli K3 dapat bertindak secara profesional di dalam bekerja
dan dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan,
menjaga dan meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja yang menjadi
lingkup tanggung jawabnya.

6
3. Mengidentifikasi, menganalisa dan membuat rekomendasi terkait
pelaksanaan dan penerapan K3 khususnya pada Konstruksi
Bangunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran.
1.3. Ruang Lingkup
1. Bidang Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan
2. Bidang Pengawasan K3 Listrik
3. Bidang Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran

1.4. Dasar Hukum


Dalam penerapan K3 di perusahaan, terdapat regulasi dan peraturan
perundangan terkait. Regulasi dan peraturan perundangan terkait di
bidang K3 Konstruksi Bangunan, Kelistrikan dan bidang penanggulangan
kebakaran adalah sebagai berikut:

1) Bidang Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan

a) Peraturan Menteri Nomor 31 Tahun 20


b) SNI 04- 0225 2011 (PUIL 2011)
c) Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri PU No.
KEP-174/MEN/1986 dan No. 104/KPTS/1986
d) PER.05/MEN/2018
e) UU no 1 Thn 1970
f) PER.12/MEN/1995
g) PP No 101 Tahun 2014
h) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No. 2
Tahun 2020
i) PERMEN No 01 Thn 1980
j) UU No 3 Tahun 1969

2) Bidang Pengawasan K3 Kelistrikan


a. UU no 1 Thn 1970
b. Permanaker 12 Tahun 2015
c. KepdirPPK no 48 2015
d. Permenaker no 8/MEN/2020
e. Permenaker No 3/MEN/1999
f. Permenaker No 9/MEN/VII/2010
g. Permenaker No 02/MEN/1992
h. Permenaker No 04/MEN/1995
i. Kep PPK No 407/BW/1999

7
3) Bidang Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Permenakertrans RI no Per-04/MEN/1980
b. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. 11/M/1997
c. PER.02/MEN/1983
d. KEP.186/MEN/1999
e. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I No.KEP.186/MEN/1999
f. Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No. Inst II/M/BW/1997
g. Dokumen NFPA 10 Chapter 5 halaman 17
h. UU No 1 Thn 1970
i. Permenakertrans RI no Per-04/MEN/1980
j. UU No 3 Tahun 1969
k. Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No. Inst II/M/BW/1997

8
BAB II
KONDISI / FAKTA PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan


Salah satu perusahaan swasta di Indonesia yang bergerak pada bidang Fire
Truck Manufacture dan Fire Safety Equipment adalah PT. Pundarika Atma
Semesta (PAS). PT. Pundarika Atma Semesta merupakan produsen mobil
pemadam kebakaran merek AYAXX dan distributor peralatan pemadam
kebakaran dan safety merek Darley & TNT di Indonesia yang didirikan pada
tahun 1996. Kantor PT. Pundarika Atma Semesta berlokasi di Jalan Letjen
Suprapto No. 22A-B, Cempaka Putih Barat, Kecamatan Cempaka Putih, Kota
Jakarta Pusat dan pabrik yang berlokasi di Jl. Pancasila IV Persil S1/81
Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat dengan luas area pabrik 30.000 m² (3
hektare), dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 180 orang.

Gambar 1. Kantor PT. Pundarika Atma Jaya Semesta, Bogor, Jawa Barat

Mobil pemadam kebakaran merek "AYAXX" adalah hasil produksi dengan


konten lokal hingga lebih dari 70%. AYAXX menggunakan pompa WS. Darley
Co dari Amerika yang memiliki standar internasional NFPA 1901 dan telah
disertifikasi oleh ISO 9001: 2015 dan ISO 14001 : 2015 yang dikeluarkan oleh
Underwriters Laboratory Inc. (UL). AYAXX Menggunakan Pompa merk WS.
Darley dari Amerika, Pompa sudah memenuhi standard internasional National
Fire Protection Association (NFPA) dan Underwriters Laboratory Inc. (UL)
standard.

9
Gambar 2. Pemadam Kebakaran Merek "AYAXX"

Di Indonesia PT. Pundarika Atma Semesta adalah sole agent untuk pompa
merek WS. Darley. PT. Pundarika Atma Semesta didukung oleh tenaga Ahli
yang berkompeten dibidangnya dan menggunakan mesin-mesin dengan
teknologi canggih seperti mesin CNC dan robot welding. Dalam proses
perakitan mobil pemadam PT. Pundarika Atma Semesta juga sudah sesuai
dengan NFPA standard.
Dengan memiliki Juru las yang berkualifikasi tertinggi standard MIGAS
dengan level G6. PT. Pundarika Atma Semesta adalah satu-satunya
perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan mobil pemadam kebakaran
dan alat-alat keselamatan kebakaran yang telah memiliki ISO 9001 : 2015
dengan No. Certifikat 500100 versi terlengkap dan terbaru yang dikeluarkan
oleh LLOYD’S REGISTER QUALITY ASSURANCE yaitu System Quality
Manajemen ISO untuk design, manufacture, assembly of fire truck & ladder
dan fire safety equipments, LOC IATF 16949 yang diterbitkan oleh RINA
SERVICES S.P.A ISO 45001 : 2018 dengan nomor sertifikat 10161502 yang
diterbitkan oleh
LLOYD’S REGISTER QUALITY ASSURANCE yaitu the occupational Health
& Safety Management System, dan ISO 14001 : 2015 dengan nomor
Sertifikat

10
10155445 yang dikeluarkan oleh LLOYD’S REGISTER QUALITY
ASSURANCE yaitu the Environmental Management System.

2.2. Temuan Hasil Observasi


Berdasarkan hasil observasi lapangan, diperoleh dari temuan sebagai berikut:
2.2.1. Temuan Positif

1) Temuan Positif di Bidang Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan

1. Telah memiliki instalasi penangkal petir dan berfungsi dengan baik


2. Sudah terdapat pintu darurat dan jalur evakuasi
3. Atap workshop telah dilapisi dengan glass wall
4. Memiliki tempat penyimpanan limbah B3

2) Temuan Positif di Bidang Pengawasan K3 Kelistrikan

1. Setiap mesin masing-masing sudah terlindungi dengan sistem grounding


dan emergency stop
2. Panel induk dan Panel Distribusi secara rutin dilakukan perawatan setiap
6 bulan sekali
3. Memiliki sumber listrik cadangan dari genset
3) Temuan Positif di Bidang Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran

1. Telah terdapat instalasi hydrant system dan APAR


2. Sudah terdapat instalasi detektor panas dan asap
3. Sudah dilakukan fire drill
4. Telah memiliki Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran
5. Sudah dilakukan uji riksa tabung apar untuk 10 bar

11
2.2.2. Temuan Negatif

1) Temuan Negatif di Bidang Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan:

1. Belum memiliki SOP yang mengatur tentang Pembangunan,


Perbaikan, Perwatan, dan Pembersihan Gedung
2. Ada bangunan yang belum sesuai dengan Ijin Mendirikan Bangunan
3. Masih adanya bangunan yang belum memiliki Sertifikat Laik Fungsi
4. Belum tersedianya wastafel di TPS

2) Temuan Negatif di Bidang Pengawasan K3 Kelistrikan:

1. Belum memiliki SOP yang sesuai dengan Perundang-undangan dan


Peraturan yang berlaku di Indonesia
2. Belum melakukan Perencanaan, Pemasangan, Penggunaan,
Perubahan, dan Pemeliharaan dengan Optimal
3. Belum memiliki Ahli K3 Listrik
4. Instalasi kabel masih kurang rapi
3) Temuan Negatif di Bidang Pengawasan K3 Penanggulangan
Kebakaran:
1. Belum memiliki SOP Penanggulangan Kebakaran secara
Komprehensif dan Belum Sesuai Dengan Perundang-Undangan dan
Peraturan yang berlaku
2. Penempatan APAR diruang tamu terhalang kursi
3. Selang Hydrant terletak diluar kotak

12
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1. Analisis Temuan Positif

No. Temuan Rekomendasi Peraturan Perundangan

I. BIDANG PENGAWASAN K3 KONSTRUKSI BANGUNAN


● Peraturan Menteri Nomor 31 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja No :
Per.02/Men/1989 Tentang Pengawasan Instalasi
Telah memiliki instalasi Dilakukan uji riksa berkala
Penyalur Petir berlaku untuk Sistem Proteksi
1. penangkal petir dan Dibuatkan jalur grounding dan bak
Eksternal/Proteksi Bahaya Sambaran Langsung
berfungsi dengan baik kontrol penangkal petir
● SNI 04- 0225 2011 (PUIL 2011) sebagai rujukan
untuk sistem proteksi internal / proteksi bahaya
sambaran tidak langsung
2. Sudah terdapat pintu Memastikan akses exit tidak terhalang ● Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan
darurat dan jalur evakuasi barang setiap saat Menteri PU No. KEP-174/MEN/1986 dan No.
104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Bab II Tentang Tempat Kerja dan Peralatan Pasal 2.1.
Tentang Pintu Masuk dan Keluar Butir 2.1.1. Pintu

13
Masuk dan Keluar Darurat harus dibuat di tempat-
tempat kerja
PER.05/MEN/2018 tentang K3 lingkungan kerja
Pasal 110 Ayat 4 huruf (c) yang berbunyi:
“memasang pembatas, peredam suara, penutupan sebagian
Atap workshop telah atau seluruh alat.”
Dilakukan pembersihan terhadap
3. dilapisi dengan glass wall UU no 1 Thn 1970
permukaan glass wall secara berkala
Pasal 3 Ayat 1 Huruf g yang berbunyi:
“mencegah dan mengendalikan timbul/menyebar luasnya
suhu kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.”
4. Memiliki tempat Menggunakan bahan bangunan yang PER.12/MEN/1995 tentang pengelolaan limbah Berbahaya
penyimpanan B3 & tempat tahan terhadap paparan B3 dan Beracun
pembuangan sementara Pasal 21 ayat 4 huruf (j) yang berbunyi:
B3 “Perusahaan harus memiliki tata letak saluran dan
penimbunan limbah B3.”
PP No 101 Tahun 2014 tentang penyimpanan limbah
Berbahaya dan Beracun
Pasal 13 huruf (b) yang berbunyi:
“Fasilitas penyimpanan limbah B3 harus sesuai dengan
jumlah, karakteristik limbah B3 dan dilengkapi upaya

14
pengendalian lingkungan hidup.”
Pasal 16 ayat 1 huruf yang berbunyi:
a. desain dan konstruksi tempat penyimpanan limbah
harus mampu melindungi limbah B3 dari hujan dan
sinar matahari
b. memiliki penerangan dan ventilasi
c. memiliki saluran drainase & bak penampungan

15
No Temuan Rekomendasi Peraturan Perundangan
II BIDANG KELISTRIKAN
1 Setiap mesin sudah Selalu dilakukan pengawasan dan UU no 1 Thn 1970 Pasal 3 Ayat 1 Huruf q yang berbunyi :
Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
terlindungi dengan pengecekan secara rutin dengan
system grounding dan hasil maksimal 5 Ohm Permanaker 12 Tahun 2015 Pasal 3 yang berbunyi :
emergency stop Pelaksanaan K3 lstrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
bertujuan:
a. melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan
orang lain yang berada di dalam lingkungan tempat kerja dari
potensi bahaya listrik;
b. menciptakan instalasi listrik yang aman, handal dan
memberikan keselamatan bangunan beserta isinya; dan
c. menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk
mendorong produktivitas.
Pasal 5 Ayat 3 yang berbunyi : Sytandar bidang kelistrikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Standar Nasional Indonesia;
b. Standar Internasional; dan/atau
c. Standar Nasional Negara-Negara Lain yang ditentukan
oleh Pengawas Ketengakerjaan Spesialis K3 Listrik

16
Pasal 10 Ayat 2 yang berbunyi : Pemeriksaan dan pengujian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan : Huruf c yang
berbunyi : secara berkala
Pasal 11 Ayat 1 yang berbunyi : Pemeriksaan secara berkala
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf c
dilakukan paling sedikit 1 tahun sekali
KepdirPPK no 48 2015 Menetapkan Nomor 1 yang berbunyi :
Pemasangan dan Pemeliharaan terhadap instalasi,
perlengkapan dan peralatan listrik ditempat kerja selain harus
dilakukan oleh Ahli K3 Bidang Listrik dapat juga dilaksanakan
oleh Teknisi K3 Listrik yang memiliki sertifikat dan lisensi yang
dikeluarkan oleh Menteri Ketenagakerjaan atau pejabat yang
ditunjuk

17
UU no 1 Thn 1970 Pasal 3 Ayat 1 Huruf q yang berbunyi :
Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya

Permenaker No 12 thn 2015 Pasal 4 yang berbunyi :

(1) Pelaksanaan K3 Listrik sebagaimana dimaksud Pasal 3


merupakan pelaksanaan persyaratan K3 yang meliputi :
a. perencanaan, pemasangan, penggunaan,
Panel induk dan Panel Selalu melakukan pembaruan perubahan, pemeliharaan
Distribusi secara rutin instalasi listrik dan pemeriksaan b. pemeriksaan dan pengujian
2
dilakukan perawatan serta mengganti komponen listrik (2) Persyaratan K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
setiap 6 bulan sekali apabila terlihat rusak atau usang dilaksanakan pada kegiatan :
a. Pembangkit listrik;
b. transmisi listrik
c. distribusi listrik
d. pemanfaatan listrik

yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 (lima puluh) volt


arus bolak balik atau 120 (seratus dua puluh) volt arus searah

3 Memiliki sumber listrik Dilakukan perawatan dan uji riksa Permenaker No 12 thn 2015 Pasal 4 yang berbunyi :
cadangan dari genset berkala
(1) Pelaksanaan K3 Listrik sebagaimana dimaksud Pasal 3
Harus mendapatkan ijin operasi
merupakan pelaksanaan persyaratan K3 yang meliputi :
genset
a. perencanaan, pemasangan, penggunaan,

18
perubahan, pemeliharaan
b. pemeriksaan dan pengujian

(2) Persyaratan K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilaksanakan pada kegiatan :

a. Pembangkit listrik;
b. transmisi listrik
c. distribusi listrik
d. pemanfaatan listrik

yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 (lima puluh) volt


arus bolak balik atau 120 (seratus dua puluh) volt arus searah

No Temuan Rekomendasi Peraturan Perundangan


III BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1 Terdapat instalasi Selalu dilakukan pengawasan dan Permenakertrans RI no Per-04/MEN/1980 Pasal 11 ayat 1
hydrant system dan pemeriksaan secara rutin Setiap alat pemadaman api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali
APAR dalam setahun, yaitu: pemeriksaan dalam jangka 6 bulan,
pemeriksaaan dalam jangka 12 bulan

Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. 11/M/1997 : Penyediaan alat


proteksi kebakaran seperti sistem deteksi/alarm,kebakaran dan
alat pemadam api ringan,hydrant,sprinkler atau instansi khusus

19
yang handal dan mandiri melalui perencanaan, pemasangan
dan pemeliharaan sesuai ketentuan standar

2 Terdapat instalasi ● Menyesuaikan jumlah dan PER.02/MEN/1983 TENTANG INSTALASI ALARM


detector panas & asap penempatan instalasi KEBAKARAN AUTOMATIK.
detector sesuai dengan area ● Pasal 3 ayat (3) Setiap ruangan harus dilindungi secara
yang memiliki potensi tersendiri dan apabila suatu ruangan terbagi oleh dinding
bahaya pemisah atau rak yang mempunyai celah 30 (tiga puluh)
● Dilakukan uji riksa secara cm kurang dari langit-langit atau dari balok melintang
berkala harus dilindungi secara sendiri sendiri.
● Pasal 57 ayat (1) Terhadap instalasi alarm kebakaran
automatik harus dilakukan pemeliharaan dan pengujian
berkala secara mingguan, bulanan dan tahunan.

KEP.186/MEN/1999 TENTANG UNIT PENANGGULANGAN


KEBAKARAN DITEMPAT KERJA Pasal 2
● ayat (2). Kewajiban mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran di tempat kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang terdapat pada butir (c)
pengendalian penyebaran asap, panas dan gas; .
● ayat (3) Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan
sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana

20
evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas
dan gas
3 Sudah dilakukan fire drill Dilakukan secara berkala dengan 1. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2005 tentang
memastikan waktu berkumpul tepat Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002
sebelum waktu yang ditargetkan Tentang Bangunan Gedung Pasal 59:
(1) Setiap bangunan gedung, kecuali rumah tinggal tunggal dan
rumah deret sederhana, harus menyediakan sarana evakuasi
yang meliputi sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu
keluar darurat, dan jalur evakuasi yang dapat menjamin
kemudahan pengguna bangunan gedung untuk melakukan
evakuasi dari dalam bangunan gedung secara aman apabila
terjadi bencana atau keadaan darurat.
(2) Penyediaan sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu
keluar darurat, dan jalur evakuasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi bangunan
gedung, jumlah dan kondisi pengguna bangunan gedung, serta
jarak pencapaian ke tempat yang aman.
(3) Sarana pintu keluar darurat dan jalur evakuasi harus
dilengkapi dengan tanda arah yang mudah dibaca dan jelas.
2. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I
No.KEP.186/MEN/1999 TENTANG UNIT PENANGGULANGAN

21
KEBAKARAN DITEMPAT KERJA BAB I Ketentuan Umum.
Pasal 2: (b) penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan
kebakaran dan sarana evakuasi; (d) pembentukan unit
penanggulanan kebakaran di tempat kerja; (e) penyelenggaraan
latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala
Pasal 3 Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan sarana
deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi serta
pengendalian penyebaran asap, panas dan gas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

4 Sudah memiliki AK3 Memastikan sertifikat masih


Penanggulangan berlaku dan memperpanjang masa 1. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I
Kebakaran berlaku sebelum habis No.KEP.186/MEN/1999 TENTANG UNIT PENANGGULANGAN
Berhati-hati dalam menangani KEBAKARAN DITEMPAT KERJA
benda atau material yang rawan BAB I Ketentuan Umum
terbakar Pasal 1(g) Ahli Keselamatan Kerja ialah tenaga teknis yang
berkeahlian khusus di bidang penanggulangan kebakaran dari
luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja.

22
BAB II Pembentukan Unit Penanggulangan Kebakaran
Pasal 5 Unit penanggulangan kebakaran sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 terdiri dari:a. Petugas peran kebakaran;
b. Regu penanggulangan kebakaran; c. Koordinator unit
penanggulangan kebakaran; d. Ahli K3 spesialis
penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis.
Pasal 6
(1) Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dlam
pasal 5 huruf a, sekurangkurangnya 2 (dua) orang untuk setiap
jumlah tenaga kerja 25 (dua puluh lima) orang.
(2) Regu penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis
penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5 hurf b dan huruf d, ditetapkan untuk tempat kerja tingkat
resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang I yang
mempekerjakan tenaga kerja 300 (tiga ratus) orang, atau lebih,
atau setiap tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran
sedang II, sedang III dan berat.

23
Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No. Inst II/M/BW/1997
Petunjuk III ayat 3, Setelah pekerjaan pemasangan instalasi
selesai dilaksanakan harus diadakan pemeriksaan dan
Sudah dilakukan uji riksa Dilakukan pembolak-balikan
5 pengujian setempat yang diikuti oleh semua pihak yang terikat.
tabung apar untuk 10 bar tabung setiap 1 bulan sekali

Dokumen NFPA 10 Chapter 5 halaman 17 mengenai tata cara


pengujian Hydrotest pada APAR

3.2. Temuan Negatif


Lokasi Potensi
No. Temuan Rekomendasi Peraturan Perundangan K3
Temuan Bahaya

I Bidang Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan


1 Belum memiki Memiliki potensi Membuat SOP Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
PT PAS SOP yang Kecelakaan yang mengatur
mengatur tentang Bab II Psl 2 (1) : K3 di segala tempat kerja di

24
Pembangunan, Akibat Kerja, tentang darat, di dalam tanah, permukaan air, di
Perbaikan, Penyakit Akibat Pembangunan, dalam air, maupun di udara dalam wilayah
Perawatan, dan
Pembersihan Kerja, dan Perbaikan, RI.
Gedung Kerugian Perawatan, dan
Ket. Psl 2 (2) :
Perusahaan Pembersihan yang
dapat disesuaikan c. Dikerjakan pembangunan, perbaikan,

dengan Peraturan perawatan, pembersihan atau

dan Perundang- pembongkaran rumah, gedung atau

Undangan yang bangunan lainnya termasuk bangunan2

berlaku pengairan, saluran atau persiapan

i. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian, di


atas permukaan tanah atau perairan.

PERMENAKERTRANS NO. 01/MEN/1980

 Setiap pekerjaan konstruksi bangunan


yang akan dilakukan wajib Dilaporkan
kepada Direktur atau Pejabat yang
ditunjuknya.

1. Adanya kewajiban membentuk


organisasi/kepanitiaan K3 dalam

25
proyek a.l. dalam bentuk P2K3
(Panitia Pembina K3) perusahaan
atau bentuk kepanitiaan lainnya

2. Adanya kewajiban melakukan


identifikasi K3 sebelum proyek
dimulai dan segera disiapkan syarat-
syarat K3 sesuai ketentuan

 Dibuatkan Akte Pengawasan K3


Proyek Konstruksi, untuk melihat hasil-
hasil temuan bidang K3 oleh pengurus
maupun Ahli K3 perusahaan
 Diadakan pembinaan sebagai Ahli
Muda K3, Ahli Madya K3 dan Ahli
Utama K3 Bidang Konstruksi untuk
Petugas K3 di proyek
 Disiapkan bahan pedoman K3 yang
meliputi :
1. Catatan identifikasi kecelakaan
kerja yang ada
2. Rekomendasi persyaratan K3 atas

26
temuan identifikasi di atas
3. Dibuatkan Prosedur Kerja Aman
yang menyangkut seluruh jenis
kegiatan
4. Dibuatkan Instruksi Kerja Aman
untuk langkah-langkah kegiatan
yang bersifat khusus
5. Dibuat rencana kerja K3 yang
komprehensip terkendali oleh
pimpinan proyek.

SKB MENAKER DAN MENTERI PU NO.


104/KPTS/1986

• PASAL 2 : KONSTRAKTOR WAJIB


PENUHI SYARAT –SYARAT K3

• PASAL 3 MENTERI PEKERJAAN


UMUM MEMBERI SANKSI
ADMINISTRASI

27
• PASAL 4 KOORDINASI
DEPNAKERTRANS DAN
PEKERJAAN UMUM

• PASAL 5 AHLI K3 KONSTRUKSI

• PASAL 6 PENGAWASAN
DEPNAKER DAN PEKERJAAN
UMUM

2 Ada bangunan Melanggar Melakukan Pasal 24 dan Pasal 29 pada Peraturan


yang belum sesuai peraturan yang pengurusan IMB Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
dengan Ijin
Mendirikan berlaku dan untuk bangunan Rakyat RI No. 2 Tahun 2020 Tentang
Bangunan berisiko disegel yang belum Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
memiliki IMB Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No. 05/PRT/M/2016 Tentang Izin Mendirikan
Bangunan Gedung

3 Masih adanya Melanggar Lakukan segera


bangunan yang peraturan yang pengurusan SLF
PERMEN No 01 Thn 1980 Bab II pasal 11
belum memiliki berlaku dan untuk bangunan
“Tindakan harus dilakukan untuk mencegah
Sertifikat Laik berisiko disegel yang belum memiliki
bahaya terhadap orang yang disebabkan
Fungsi

28
SLF di BPMPTSP oleh runtuhnya bagian yang lemah dari
bangunan darurat atau bangunan yang tidak
stabil”

4 Belum tersedianya Petugas TPS Lakukan UU no 3 Tahun 1969 tentang Higiene dan
wastafel di TPS tidak dapat pemasangan Sanitasi di Industri pasal 13 “perlengkapan
langsung wastafel di dekat untuk mencuci dan saniter yang cukup
membersihkan TPS untuk harus disediakan dan terpelihara dengan
anggota badan memudahkan baik”
jika terpapar personil TPS dalam
tetesan limbah membersihkan diri

II BIDANG KELISTRIKAN
1 PT PAS Belum memiliki Berpotensi Membuat SOP Permenaker RI No. Per-12/MEN/2015 :
SOP yang menimbulkan yang sesuai Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sesuai dengan kesalahan dengan Listrik di Tempat Kerja
Perundang- instalasi, dan Perundang- KEPDIRJEN Pembinaan Pengawasan K3
undangan dan tidak adanya undangan dan No. : KEP/47/PPK&K3/VII/2015 : Tentang
Peraturan yang tenaga ahli Peraturan yang Teknisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
berlaku di dalam berlaku di (K3) Listrik
Indonesia pengawasan

29
kelistrikan Indonesia
2 Belum melakukan Berpotensi Membuat Permenaker RI No. Per-12/MEN/2015 :

Perencanaan, menimbulkan Perencanaan, Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pemasangan, kesalahan Pemasangan, Listrik di Tempat Kerja

Penggunaan, instalasi, dan Penggunaan, Pasal 4 :

Perubahan, dan tidak adanya Perubahan, dan Pelaksanaan K3 Listrik sebagaimana

Pemeliharaan tenaga ahli Pemeliharaan dimaksud dalam Pasal 3 merupakan

dengan Optimal dalam dengan Optimal pelaksaan persyaratan K3 yang melupitui :


pengawasan 1. Perencanaan, pemasangan,
kelistrikan penggunaan, perubahan, pemeliharaan
2. Pemeriksaan dan pengujian

3 Belum memiliki Terdapat risiko Lakukan UU no 1 tahun 1970 Pasal 5 ayat 1 yang
Ahli AK3 Listrik kesalahan dalam sertifikasi untuk berbunyi
instalasi listrik personil Direktur melakukan pelaksanaan umum
kelistrikan untuk terhadap Undang-undang ini, sedangkan
menangani para pegawai pengawas dan ahli
kelistrikan keselamatan kerja ditugaskan menjalankan
pengawasan langsung terhadap ditaatinya
Undang-undang ini dan membantu
pelaksanaannya.

30
Permenaker No 02/MEN/1992 Pasal 9
ayat 1 yang berbunyi
ahli keselamatan dan kesehatan kerja
berkewajiban:
a. Membantu mengawasi pelaksanaan
peraturan perundangan keselamatan
dan kesehatan kerja sesuai dengan bidang
yang ditentukan dalam
keputusan penunjukannya;
b. Memberikan laporan kepada Menteri
Tenaga Kerja atau Pejabat yang
ditunjuk mengenai hasil:
1. Untuk ahli keselamatan dan
kesehatan
an kerja satu kali dalam 3 (tiga)
bulan, kecuali ditentukan lain;
2. Untuk ahli keselamatan dan
kesehatan kerja di perusahaan
yang
memberikan jasa di bidang keselamatan

31
dan kesehatan kerja setiap
saat setelah selesai melakukan
kegiatannya;
c. Merahasiakan segala keterangan
tentang rahasia perusahaan/instansi
yang didapat berhubungan dengan
jabatannya.
KepdirPPK no 48 2015 Menetapkan
Nomor 1 yang berbunyi : Pemasangan
dan Pemeliharaan terhadap instalasi,
perlengkapan dan peralatan listrik
ditempat kerja selain harus dilakukan oleh
Ahli K3 Bidang Listrik dapat juga
dilaksanakan oleh Teknisi K3

Permenaker No 04/MEN/1995 Pasal 1


dan 2 yang berbunyi
1) PJK3 dalam melaksanakan kegiatan jasa
K3 harus terlebih dahulu memperoleh

32
keputusan penunjukan dari Menteri Tenaga
Kerja c.q. Direktur Jenderal Pembinaan dan
Pengawasan Ketenagakerjaan.
2) Untuk memperoleh keputusan
penunjukan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) harus memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Bab II.
Permenaker no 12/MEN/2015 Pasal 2 & 8
yang berbunyi
2) Pengusaha dan/ pengurus wajib
melaksanakan K3 listrik di tempat kerja
8) Ketentuan dan tata cara penunjukan
P2K3, Ahli K3 Bidang Listrik dan Teknisi K3
Listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 dan Pasal 7 dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
4 Instalasi kabel Dapat Merapikan segera UU no 1 Thn 1970 Pasal 3 Ayat 1 Huruf q
masih kurang menyebabkan instalasi kabel yang berbunyi : Mencegah terkena aliran
rapi risiko terbakar yang belum rapi listrik yang berbahaya
atau pendeknya
Permenaker no 12/MEN/2015 Pasal 3 yang
masa pakai
berbunyi : Pelaksanaan K3 Listrik
instalasi

33
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
bertujuan :
a. melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja dan orang
lain yang berada di dalam lingkungan
tempat kerja dari potensi bahaya
listrik
b. menciptakan instalasi listrik yang
aman, handal dan memberikan
keselamatan bangunan beserta
isinya; dan
c. menciptakan tempat kerja yang
selamat dan sehat untuk mendorong
produktivitas

KepdirPPK no 48 2015 Menetapkan


Nomor 1 yang berbunyi : Pemasangan dan
Pemeliharaan terhadap instalasi,
perlengkapan dan peralatan listrik
ditempat kerja selain harus dilakukan oleh
Ahli K3 Bidang Listrik dapat juga

34
dilaksanakan oleh Teknisi K3

Lokasi
No. Temuan Rekomendasi Peraturan Perundangan K3
Temuan Potensi Bahaya

III Bidang Pengawasan K3 Penanggulangan Kebakaran


1 PT. PAS Belum Memiliki potensi tidak Membuat SOP yang Permenaker RI No. Per-04/MEN/1980
memiliki SOP optimalnya mengatur :
Penanggulang Permenaker RI No. Per-02/MEN/1983
an Kebakaran penanggulangan 1. Syarat-syarat
secara kebakaran pemasangan dan Kepmen RI No. Kep-186/MEN/1999
Komprehensif

35
dan Belum Pemliharaan Instruksi Menteri No. Ins.
Sesuai APAR 11/M/BW/1997
Dengan
Perundang- 2. Instalasi Alarm
Undangan dan Kbakaran
Peraturan
Automatik
yang berlaku
3. Penangulangan
Kebakaran di
tempat kerja
2 PT PAS APAR Menghambat Letakan APAR pada UU no 1 Thn 1970 Pasal 3 Ayat 1
terhalang oleh personil dalam tempat yang tidak Huruf r : menyesuaikan dan
kursi
mencari dan terhalang benda menyempurnakan pengamanan pada
menemukan APAR atau dapat dilihat pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
disaat kebakaran menjadi bertambah tinggi
terjadi
Permenakertrans RI no
Per-04/MEN/1980 Pasal 4 ayat 1,
Setiap satu atau kelompok alat
pemadam api ringan harus
ditempatkan pada posisi yang mudah
dilihat dengan jelas, mudah dicapai
dan diambil serta dilengkapi dengan

36
pemberian tanda pemasangan.

3 Selang Orang dapat jatuh Rapikan selalu UU No 3 Tahun 1969 tentang


Hydrant terpleset dan masa selang setelah lingkungan kerja UU No 1 Tahun 1970
terletak diluar pakai selang hydrant digunakan dan cek Pasal 3 ayat 1 huruf l. memelihara
kotak dapat menurun kondisi secara kebersihan, Kesehatan dan ketertiban
akibat pemakaian berkala
Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No.
yang tidak rapi
Inst II/M/BW/1997 Petunjuk
Pemasangan Sistem Proteksi
Kebakaran ayat 2 Semua
perlengkapan-perlengkapan instalasi
yang dipasang harus sesuai
spesifikasi teknik yang telah disetujui.

37
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan lapangan via online yang telah
dilakukan mengenai Pengawasan Norma Konstruksi Bangunan, Kelistrikan &
Penanggulangan Kebakaran di PT. Pundarika Atma Semesta (PT. PAS), maka dapat
diambil kesimpulan:
a. PT. PAS sudah memiliki sertifikasi terkait dengan K3 meliputi sertifikasi
ISO 9001:2015, ISO 16949:2002, OHSAS 18001:2007 dan ISO
14001:2015, namun masih belum menerapkan SMK3 yang telah diatur dalam
PP No 50 tahun 2012.
b. Masih ditemukan beberapa peluang perbaikan terhadap penerapan K3 di
PT Pundarika Atma Semesta, dimana ada beberapa implementasi yang
belum sesuai persyaratan perundangan-undangan yang berlaku terkait
K3 konstruksi bangunan, listrik dan penanggulangan kebakaran dengan
ditemukannya beberapa ketidaksesuaian dengan regulasi atau standar
K3 yang berlaku pada bidang tersebut di PT Pundarika Atma Semesta.

4.2. Saran
Terdapat beberapa saran dari hasil analisa temuan pada aktifitas PKL yang
dilakukan di PT. Pundarika Atma Semesta (PT. PAS), antara lain:
a. Bidang Pengawasan Konstruksi & Bangunan
 Pembuatan yang mengatur tentang Pembangunan,
Perbaikan, Perwatan, dan Pembersihan Gedung
 Penyesuaian izin terhadap bangunan yang disyaratkan seperti
pemenuhan IMB sesuai yang diajukan.
 Melakukan uji riksa konstruksi bangunan secara berkala dengan
memenuhi SLF (Sertifikat Laik Fungsi)
 Merekomendasikan penggunaan bahan bangunan non-asbes

b. Bidang Pengawasan Kelistrikan

38
 Pembuatan SOP Pengawasan kelistrikan yang sesuai dengan
Perundang-undangan dan Peraturan yang berlaku di
Indonesia
 Segala instalasi dan kerapian kabel agar mengikuti standar
kelistrikan yang berlaku
 Harus memiliki Ahli K3 Listrik
 Merekomendasikan penambahan pengamanan terhadap bahaya
sengatan listrik ke tenaga kerja seperti safety switch
c. Bidang Pengawasan Penanggulangan Kebakaran
 Pembuatan SOP Penanggulangan Kebakaran secara
Komprehensif dan Belum Sesuai Dengan Perundang-
Undangan dan Peraturan yang berlaku
 Mengkaji ulang penempatan, jumlah dan jenis APAR sesuai
dengan potensi bahaya kebakaran ditempat kerja
 Memperbarui pelatihan tim penanggulangan kebakaran
 Melakukan pengecekan fire alarm system secara berkala

39
REFERENSI

1. Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


2. Profil Perusahaan PT. Pundarika Atma Semesta
3. Modul Ahli K3 Umum
4. Video Profil Perusahaan dan Profil Penerapan K3 PT. Pundarika Atma
Semesta
5. Wawancara dengan HSE Manager PT. PAS, Bapak Rangga Saputro

40
DOKUMENTASI

Foto Keterangan
Sertfikat Ahli K3 Umum dan
Juru Las

Bejana Tekan
“Air Compressor”

41
Foto Keterangan
Cutting/shearing machine

Bending machine

Plasma cutting

Puching machine

Mesin potong plat untuk


ketebalan 6 cm

42
Foto Keterangan
Operator laser cutting

Kegiatan pengelasan

Proses Pekerjaan didukung


Peralatan CNC (Las Robot untuk
Tangki dan Pipa)

Overhead Travelling Crane


dengan Label kapasitas
maksimum 3 ton

43
Foto Keterangan
Forklift

Tabung yang berisi gas memiliki


warna yang berbeda sesuai
dengan jenis zat yang terkandung
didalamnya

Penandaan hazard dan safety


sign pada mesin

Pekerjaan gerinda

Penempatan hand pallet

44
Foto Keterangan
Proses lifting tangka
menggunakan hoist crane

Proses lifting material


menggunakan hoist crane

Emergency stop sensor

45

Anda mungkin juga menyukai