Anda di halaman 1dari 114

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISIS PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI KERJA PADA


PENYELENGGARAAN JASA CATERING DI KANTIN PT. MARUNDA
GRAHAMINERAL,
LAUNG TUHUP SITE, KALIMANTAN TENGAH

Berlian Yenni Sabtiwi


R0009022

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
coSmumriatktaorutaser
2012
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


menganugerahkan kesehatan, kekuatan, keselamatan dan kesempatan serta
pertolongan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun laporan
penelitian ini.
Laporan penelitian ini dibuat sebagai hasil magang yang selama ini penulis
laksanakan di PT. Marunda Grahamineral.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian tidak terlepas dari
bantuan semua pihak, untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. dr. Zaenal Arifin KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Sumardiyono, S.KM, M.Kes, selaku Ketua Program Diploma III Hiperkes
dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dr. Diffah Hanim, M.Si, selaku pembimbing I
4. Hj. Endang Sahir, Dra., M.Sc., A.And, selaku pembimbing II
5. Bapak dan Ibu staff pengajar Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan
Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Ir. M. Samanhudi, selaku Kepala Teknik Tambang PT. Marunda
Grahamineral yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan kegiatan magang.
7. Bapak Ali Masruri, selaku Safety Superintendent sekaligus pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan ini.
8. Bapak Arizal Said Fauzi, Bapak Dzulfikar Aziz Fauzan, Bapak Sahrudi,
Bapak Jubli, dan seluruh anggota Departemen K3 yang selalu memberikan
bimbingan dan bantuan dalam penyusunan laporan ini.
9. CV. Cendana Utama yang selama penelitian telah membantu penulis dalam
mempersiapkan data.
10. Seluruh keluarga besar PT. Marunda Grahamineral yang telah membantu dan
memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
11. Kedua orang tua penulis Bapak Bambang Sugiyanto dan Ibu Endang Sulastri
yang selalu menerima kehadiran penulis serta memberikan bimbingan agar
penulis dapat menjadi manusia yang lebih dewasa dan bijaksana, Kakak
penulis Arsyta Mega Ramdhanni dan Agus Junaidi, Adik penulis Crownova
Adi Lumintang, seorang malaikat kecil yang hadir ditengah-tengah keluarga
yang selalu memberi keceriaan dan kebahagiaan Muhammad Dastan Al-
Ghozali serta semua keluargaku, yang tidak henti-hentinya memberikan
curahan doa, kasih sayang, dukungan dan bimbingan kepada penulis sehingga
penulis mampu menyelesaikan penyusunan laporan.
12. Teman-teman seperjuangan yang melaksanakan magang Danik Nur
Rahmawati dan Lukman Hanafi, yang selalu saling memberikan motivasi,
dukungan dan bantuan selama magang di PT. Marunda Grahamineral.
commit to user

vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13. Teman-teman Angkatan 2009 Program Diploma III Hiperkes dan


Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta, terutama untuk Dika
Meylia Fitri dan Indah Utami yang selama hampir tiga tahun bersama-sama
dengan penulis berjuang untuk meraih mimpi.
14. Kakak tingkat Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu memberikan bantuan selama
penulis menyelesaikan kegiatan magang dan penyusunan laporan ini.
15. Teman-teman kost yang selalu memberikan semangat dan berbagi masalah
dengan penulis.
16. Seseorang yang tidak henti-hentinya memberi dorongan dan motivasi,
kepercayaan, doa dan curahan kasih sayang kepada penulis.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
berperan dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis tidak bisa membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh
semua pihak dan semoga Allah SWT membalas semua budi baik dan bantuan
yang telah diberikan.
Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua,
khususnya Mahasiswa Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja dapat
menambah wawasan dalam mempelajari masalah kselamatan dan kesehatan kerja.

Menyango, Mei 2012


Penulis,

Berlian Yenni Sabtiwi

commit to user

viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... ................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ............................................ iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 7


A. Tinjauan Pustaka ................................................................... 7
B. Kerangka Pemikiran .............................................................. 31
C. Hipotesis ............................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 33


A. Jenis Penelitian ...................................................................... 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 33
C. Populasi Penelitian ................................................................ 33
D. Teknik Sampling ................................................................... 33
E. Sampel Penelitian .................................................................. 34
F. Variabel Penelitian ................................................................ 34
G. Definisi Operasional .............................................................. 35
H. Sumber Data.......................................................................... 36
I. Instrumen Penelitian .............................................................. 36
J. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 37
K. Analisis Data ......................................................................... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 40


A. Hasil Penelitian ...................................................................... 40
B. Pembahasan ........................................................................... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN......................................................... 84


A. Simpulan................................................................................ 84
B. Saran...................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA 90
co m m it to u s er
.................. . .. ... ... . .. . ... .. .. . ............................................
LAMPIRAN
viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
ANALISIS PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI KERJA PADA PENYELENGGARAAN
JASA CATERING DI KANTIN PT. MARUNDA GRAHAMINERAL,
LAUNG TUHUP SITE, KALIMANTAN TENGAH

Berlian Yenni Sabtiwi*), Diffah Hanim*), dan Endang Sahir*)

Tujuan: Mengetahui perusahaan dalam memenuhi kebutuhan gizi kerja bagi


tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya, sudah sesuai jumlah nilai
kandungan gizi yang dianjurkan atau masih harus ditingkatkan lagi untuk
mencukupi kebutuhan nilai kandungan gizi sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik, dengan
populasi tenaga kerja di PT. Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site,
Kalimantan Tengah. Sampel sebanyak 30 orang, terbagi menjadi 10 orang dengan
beban kerja ringan, 10 orang dengan beban kerja sedang, dan 10 orang dengan
beban kerja berat.
Hasil: Diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa sebagian besar sampel tenaga
kerja mengkonsumsi makanan dengan nilai kandungan gizi belum sesuai dengan
jenis pekerjaannya, yaitu yang belum memenuhi Energi sebesar 60% untuk kantin
staff dan 80% untuk kantin non staff. Lemak sebesar 60% untuk kantin staff
maupun non staff. Vitamin B1 sebesar 80% untuk kantin staff dan 95% untuk
kantin non staff. Vitamin B2 sebesar 100% untuk kantin staff maupun non staff.
Vitamin C sebesar 90% untuk kantin staff dan 85% untuk kantin non staff.
Kalsium sebesar 100% untuk kantin staff maupun non staff. Zat besi sebesar
100% untuk kantin staff dan 85% untuk kantin non staff. Nilai kandungan gizi
yang telah terpenuhi, yaitu protein sebesar 100% untuk kantin staff dan 95%
untuk kantin non staff. Vitamin A sebesar 90% utnuk kantin staff maupun non
staff. Vitamin B3 sebesar 60% untuk kantin staff dan 55% untuk kantin non staff.
Vitamin B6 sebesar 80% untuk kantin staff dan 75% untuk kantin non staff. Nilai
energi yang dibutuhkan tenaga kerja untuk jenis pekerjaan ringan sebesar 988,565
kalori, untuk jenis pekerjaan sedang sebesar 1137,77 kalori, dan untuk jenis
pekerjaan berat sebesar 1335,779 kalori. Nilai energi yang disediakan dari CV.
Cendana Utama adalah 1386,1 kalori untuk kantin staff dan 1484,257 kalori
untuk kantin non staff.

Simpulan: Pemenuhan nilai gizi bagi tenaga kerja sebagian besar belum
terpenuhi, yaitu untuk unsur gizi energi, lemak, vitamin B1, vitamin B2, vitamin
C, kalsium dan zat besi. Hal ini diakibatkan nafsu makan yang berkurang dari
tenaga kerja karena menu makanan yang monoton. Nilai energi yang disediakan
dari kantin telah tercukupi.
Kata Kunci: Gizi Kerja

commit to user

1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

*) Prodi Diploma III Hiperkes da n K K F K U N S


c om m it t o us er

iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia untuk kehidupannya membutuhkan energi, hal ini demi

berlangsungnya proses-proses dalam tubuhnya. Energi diperlukan untuk

berlangsungnya proses peredaran/sirkulasi darah, denyut jantung,

pernapasan, pencernaan, dan proses fisiologis lainnya. Selanjutnya energi

untuk melakukan berbagai kegiatan atau melakukan pekerjaan fisik. Energi

dalam tubuh manusia dapat dihasilkan dari pembakaran karbohidrat, protein

dan lemak. Dengan demikian agar manusia selalu tercukupi energinya

diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup. Manusia yang kurang

makan akan lemah dalam berkegiatan, bekerja fisik maupun daya

pemikirannya karena kurangnya energi. Orang tidak dapat bekerja dengan

energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan kecuali jika

meminjam atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh, namun

kebiasaan meminjam ini akan dapat mengakibatkan keadaan yang gawat,

yaitu kurang gizi khususnya energi (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1991).

Zat gizi mempunyai nilai yang sangat penting untuk memperoleh

energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja. Energi

diperlukan dalam memelihara proses pertumbuhan dan perkembangan yaitu

penggantian sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung dalam tubuh

(dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh). Proses pertumbuhan dan


commit to user

1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac2.id

perkembangan yang terpelihara dengan baik akan menunjukkan derajat

kesehatan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sehat tentunya memiliki

daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup tinggi (Marsetyo

dan Kartasapoetra, 1991).

Tenaga kerja merupakan salah satu aset yang dimiliki perusahaan,

keberadaannya secara langsung ikut menentukan maju mundurnya

perusahaan. Suatu perusahaan mempunyai peluang maju lebih besar atau

cepat dibandingkan perusahaan lain apabila ia memiliki tenaga kerja yang

tingkat kesehatan dan produktivitasnya tinggi. Tingkat kesehatan dan

produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu

diantaranya adalah gizi kerja (Suma’mur, 2009).

Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya

dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan

dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekuensi

fungsional yang lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal

tersebut karena faktor gizi (Agung, 2002).

Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan,

dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan

metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal.

Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan

pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak

yang juga. Lebih jauh disebutkan bahwa keadaan kurang gizi menghasilkan

kenaikan emosional daripada terhadap fungsi kognitif (Latifa, 2010)


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac3.id

Berbagai penelitian baik yang dilakukan di luar negeri maupun di

Indonesia menunjukkan bahwa keadaan gizi kurang dapat menghambat

aktivitas kerja yang akan menurunkan produktivitas kerja. Hal ini disebabkan

karena kemampuan kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi

yang tersedia, dimana energi tersebut diperoleh dari makanan sehari-hari dan

bilamana jumlah makanan sehari-hari tak memenuhi kebutuhan tubuh, maka

energi didapat dari cadangan tubuh (Rachmad Soegih dkk, 1987).

Penyelenggaraan gizi kerja dalam bentuk pemberian makan, perlu

mendapat perhatian yang serius. Makanan yang dihidangkan untuk tenaga

kerja hendaknya memenuhi syarat-syarat gizi, yaitu mengandung zat tenaga,

zat pembangun, dan zat pengatur. Komposisi antara ketiga zat tersebut harus

seimbang dan diberikan dalam jumlah dan kandungan energi yang tepat

(Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, 1994).

Selanjutnya hal-hal yang perlu diketahui dalam penyusunan menu bagi

pekerja adalah :

1. kebutuhan energi dan gizi tenaga kerja

2. kebutuhan bahan dasar menu

3. pendekatan penyusunan menu bagi pekerja sesuai dengan lingkungan kerja

(Tarwaka, 2004).

Perusahaan PT. Marunda Grahamineral, Laung tuhup site, Kabupaten

Murung Raya, Kalimantan Tengah. merupakan salah satu perusahaan tambang

batubara yang daerah operasinya berada di kawasan Barito–Kalimantan

Tengah, dalam produksinya perusahaan ini banyak melibatkan tenaga manusia


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac4.id

disamping mesin, dan pekerjaan yang dihadapi oleh tenaga kerja belum tentu

sama dengan tenaga kerja lain. Oleh karena itu perlu analisis keadaan gizi

kerjanya. Hal-hal yang perlu dianalisis antara lain, bagaimana

penyelenggaraannya, unsur-unsur gizinya, dan kecukupan nilai energinya

terhadap besar energi yang dibutuhkan pekerja. Oleh karena itu penulis

mengambil judul penelitian “Analisis Pemenuhan Kebutuhan Gizi Kerja pada

Penyelenggaraan Jasa Catering di Kantin PT. Marunda Grahamineral, Laung

Tuhup Site, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah kandungan nilai zat gizi yang didapat tenaga kerja sesuai dengan

yang dibutuhkan sehari-hari?

2. Apakah kandungan nilai energi yang didapat tenaga kerja sesuai dengan

kebutuhan energi berdasarkan tingkat pekerjaan?

3. Adakah pengaruh usia, jenis kelamin, tingkat beban kerja, berat badan,

tinggi badan terhadap kebutuhan energi?

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac5.id

C. Tujuan
Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis Pemenuhan Kebutuhan Gizi Kerja pada

Penyelenggaraan Jasa Catering di Kantin PT. Marunda Grahamineral,

Laung Tuhup Site, Kalimantan Tengah

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis kandungan nilai zat gizi yang didapat tenaga kerja sesuai

dengan nilai gizi yang dibutuhkan di PT. Marunda Grahamineral

b. Menganalisis energi yang didapat tenaga kerja dengan kebutuhan

energi berdasarkan tingkat pekerjaan di PT. Marunda Grahamineral

c. Menganalisis pengaruh usia, jenis kelamin, tingkat kerja, berat badan,

tinggi badan terhadap kebutuhan energi di PT. Marunda Grahamineral

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan

khasanah ilmu pengetahuan dan bahan informasi.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Mahasiswa

Mengetahui cara penilaian pemenuhan kebutuhan energi gizi kerja dan

asupan gizi kerja yang baik bagi tenaga kerja

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac6.id

b. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan

khasanah ilmu pengetahuan dan bahan informasi untuk penelitian

selanjutnya.

c. Bagi PT. Marunda Grahamineral

1) Sebagai masukan, informasi, evaluasi dan saran untuk

penyelenggaraan makan bagi tenaga kerja sehingga dapat

terpenuhinya kebutuhan gizi kerja di tempat kerja

2) Sebagai bahan penilaian dan pertimbangan bagi perusahaan dalam

perencanaan menu yang seimbang guna pemenuhan kebutuhan gizi

kerja bagi tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya

3) Sebagai bahan informasi dalam mengevaluasi pelayanan asupan

gizi terhadap hasil kinerja pekerja sehingga dapat meningkatkan

produktivitas kerja dari tenaga kerja di lingkungan perusahaan

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Gizi

a. Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,

transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang

tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan

fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa,

2002)

b. Keadaan Gizi

Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan

penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan

fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh

(Supariasa, 2002)

c. Unsur-Unsur Gizi

Manusia memerlukan zat gizi yang bersumber dari makanan.

Bahan makanan yang diperlukan tubuh mengandung unsur-unsur

utama seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Fungsi

dari zat-zat gizi tersebut adalah sebagai sumber tenaga atau energi

(karbohidrat, lemak dan protein), membangun dan memelihara


commit to user

7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac8.id

jaringan tubuh (protein, air dan mineral) dan mengatur proses tubuh

(vitamin dan mineral). Secara khusus, gizi adalah zat makanan yang

bersumber dari bahan makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja

untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan

lingkungan kerjanya (Tjipta, 1990).

Sesuai dengan fungsinya zat-zat gizi dapat digolongkan menjadi

tiga, yaitu: zat tenaga yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein. Zat

pembangun yang terdiri dari protein, mineral, air. Zat pengatur yang

terdiri dari vitamin, mineral, protein, air (Asmira Sutarto, 1980:9).

Berikut ini adalah kegunaan dari zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh

tubuh untuk metabolisme :

1) Karbohidrat, Fungsi utama karbohidrat adalah untuk menyediakan

energi bagi tubuh. seseorang yang memakan karbohidrat dalam

jumlah yang berlebihan akan menjadi gemuk. Apabila karbohidrat

makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi

utamanya sebagai zat pembangun (Agus Budiyanto, 2001 : 19)

2) Protein, merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi

tubuh, karena zat ini selain berfungsi sebagai bahan bakar dalam

tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein

selain akan digunakan bagi pembangunan struktur tubuh juga akan

disimpan untuk digunakan dalam keadaan darurat, sehingga

pertumbuhan atau kehidupan dapat terus terjamin dengan wajar,


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac9.id

akan tetapi dalam keadaan tidak diterimanya makanan yang tidak

bergizi secara terus menerus, dengan sendirinya akan terjadi gejala-

gejala kekurangan protein diantaranya adalah pertumbuhan kurang,

daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit dan daya kerja

merosot (Kertasapoetra, 2002:61).

3) Lemak, seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan

sumber energi bagi tubuh. fungsi utama dari lemak adalah untuk

memberi tenaga pada tubuh. disamping fungsinya sebagai sumber

tenaga, lemak juga merupakan bahan pelarut dari beberapa vitamin

yaitu vitamin A, D,E dan K (Asmira Sutarto, 1980:20).

4) Vitamin, merupakan zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam

jumlah yang sangat sedikit, namun penting untuk mempertahankan

kesehatan tubuh. menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi

dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K)

dan vitamin yang larut dalam air (B dan C). Walaupun vitamin

hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun akan

berpengaruh besar terhadap tubuh apabila kita kekurangan vitamin.

Faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan vitamin adalah :

a) Kurang memakan bahan makanan yang mengandung vitamin.

b) Tubuh kekurangan zat-zat tertentu, sehingga penyerapan

vitamin dalam tubuh terganggu.

c) Akibat penyakit saluran pencernaan misalnya disentri atau

thypus.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c0.id

d) Adanya zat-zat tertentu dalam bahan makanan atau dalam obat

yang akan mengganggu penyerapan vitamin itu.

e) Dalam tubuh terjadi interaksi dari beberapa vitamin,

kekurangan salah satu vitamin akan menyebabkan

terganggunya fungsi vitamin lain (Asmira Sutarto, 1980:154).

5) Mineral adalah bagian dari tubuh yang memegang peranan penting

dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan,

organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan (Almatsier,

2001:228).

6) Air, pada proses metabolisme tubuh sangat memerlukan sekali

akan air. Kehilangan 10% dari cairan tubuh akan sangat

membahayakan. Kematian biasanya terjadi biasanya bila

kehilangan cairan tubuh mencapai 20% dari berat badan.

Sedangkan pada orang dewasa lebih kurang 65% air berfungsi

sebagai zat pembangun dan zat pengatur.

2. Gizi Kerja

Gizi kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk

memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja

memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk

perbaikan termasuk pekerjaan. Gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan

daya kerja tenaga kerja setinggi-tingginya. Bahan-bahan makanan pada

umumnya mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan

air (Suma’mur, 2009).


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c1.id

Kebutuhan zat gizi bagi tenaga yang paling utama adalah karbohidrat

yang akan diubah menjadi energi, karena tenaga kerja lebih banyak

menggunakan energi untuk kerja otot. Tenaga kerja dewasa tidak lagi

memerlukan protein untuk pertumbuhan, tetapi diperlukan untuk

memelihara fungsi tubuh, disamping sebagai sumber energi (Asmira

Sutarto, 1980:31). Tenaga kerja hanya akan menunjukkan

produktivitasnya apabila kepadanya diberikan tenaga yang berasal dari

makanan, makin besar tenaga yang diberikan makin besar pula

kemungkinan produktivitas kerjanya (Suma’mur, 2009)

Penyakit gizi kerja merupakan penyakit gizi sebagai akibat kerja

ataupun ada hubungan dengan kerja. Pengelolaan makan bagi tenaga kerja

adalah suatu rangkaian kegiatan penyediaan makan bagi tenaga kerja di

perusahaan yang dimulai dari rencana perencanaan menu hingga

peyajiannya dengan memperhatikan kecukupan energi dan zat gizi,

pemilihan jenis dan bahan makanan, sanitasi tempat pengolahan dan

tempat penyajian, waktu dan teknis penyajian bagi tenaga kerja (Latifa,

2010)

Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang

mempunyai peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan

gizi. Faktor ini akan menentukan prestasi kerja tenaga kerja karena adanya

kecukupan dan penyebar energi yang seimbang selama bekerja. Seseorang

yang berstatus gizi kurang tidak mungkin mampu bekerja dengan hasil

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c2.id
yang maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c3.id

seseorang. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan

teliti sehingga dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi dalam

bekerja (Latifa, 2010)

Status gizi mempunyai korelasi positif dengan kualitas fisik manusia.

Makin baik status gizi seseorang semakin baik kualitas fisiknya.

Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan dengan

produktifitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan

status gizi baik. Selain itu, peranan gizi dengan produktifitas juga

ditunjukkan oleh Darwin Karyadi (1984) dalam penelitiannya dimana

dengan penambahan gizi terjadi kenaikan produktifitas kerja. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa para penyadap getah yang tidak

menderita anemia memiliki produktifitas 20% lebih tinggi daripada yang

menderita anemia. Pemberian diet yang mengandung energi sejumlah yang

diperlukan oleh pekerja berat dapat meningkatkan produktifitasnya. Pada

dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang sangat ditentukan oleh

aktifitas yang dilakukannya sehari-hari. Makin berat aktifitas yang

dilakukan maka kebutuhan zat gizi akan meningkat pula terutama energi.

Manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja adalah untuk

mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta

menyeimbangkan kebutuhan gizi dan energi terhadap tuntutan tugas

pekerja. Gizi kerja erat bertalian dengan tingkat kesehatan tenaga kerja

maupun produktivitas tenaga kerja yang berarti akan meningkatkan

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c4.id

produktivitas perusahaan serta peningkatan produktivitas nasional (Latifa,

2010)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Tenaga Kerja Menurut Latifa,

2010 :

a. Jenis kegiatan (ringan, sedang, berat) yang merupakan suatu beban

kerja.

b. Faktor tenaga kerja, yang meliputi ketidaktahuan, jenis kelamin, umur,

hamil, menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik, tingkat

kesehatan karena tingginya penyakit parasit dan infeksi oleh bakteri

pada alat pencernaan, kesejahteraan tinggi tanpa perhatian gizi,

mengakibatkan terjadinya salah gizi biasanya dalam bentuk over gizi,

disiplin, motivasi dan dedikasi.

c. Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang meliputi fisik,

kimia, biologi, fisiologi (ergonomi) dan psikologi. Beban kerja dan

beban tambahan di tempat kerja yaitu tekanan panas, bahan – bahan

kimia, parasit dan mikroorganisme, faktor psikologis dan

kesejahteraan.

4. Pedoman Gizi Kerja

Susunan hidangan yang mencukupi kebutuhan badan, dikenal oleh

para ahli gizi di Indonesia sebagai susunan “empat sehat”. Kalau susunan

empat sehat ini ditambah dengan susunan dalam jumlah yang mencukupi,

menjadi “lima sempurna”. Slogan “empat sehat, lima sempurna” ini

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c5.id
menggambarkan susunan hidangan Indonesia yang sanggup memberikan

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c6.id

kesehatan gizi yang baik, dan dianjurkan kepada seluruh anggota

masyarakat untuk mencapainya (Sediaoetama, 2010)

Pedoman dalam penyusunan bahan dan zat makanan menurut

Sediaoetama, 2010 yaitu :

a. Bahan makanan pokok

Bahan makanan pokok merupakan sumber utama energi. Sering pula

bahan makanan pokok itu memberikan iuran penting terhadap

konsumsi protein, bila termasuk golongan serealia.

b. Bahan makanan lauk-pauk

Golongan bahan makanan ini disebut lauk-pauk, karena memang

mencakup bahan pangan lauk (ikan, daging). Pada umumnya

kelompok bahan makanan ini merupakan sumber utama protein di

dalam hidangan. Pembagian lauk-pauk berdasarkan sumbernya yaitu:

1) Sumber protein hewani

Misal : daging, ikan, telur, dan sebagainya

2) Sumber protein nabati

Bahan pangan yang termasuk sumber protein nabati ialah jenis

kacang-kacangan seperti kacang kedelai dan hasil olahannya,

yaitu tempe dan tahu.

c. Bahan makanan sayur

Sayur merupakan berbagai bagian tumbuhan, seperti daun, akar,

batang dan bunga, bahkan buahnya yang biasanya masih muda.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c5.id

d. Bahan makanan buah

Yang digolongkan bahan makanan buah, biasanya yang sudah matang,

atau setidaknya sudah tua. Buah-buahan sebagian besar dimakan

“mentah”, dan disebut buah cuci mulut.

Selanjutnya hal-hal yang perlu diketahui dalam penyusunan menu

bagi tenaga kerja (Latifa,2010) adalah :

a. Pola makan : kebiasaan makanan pokok

b. Kepercayaan atau agama : pantang makanan tertentu

c. Keuangan : ekonomis tetapi tetap bergizi

d. Daya Cerna : makanan yang biasa dimakan masyarakat sekitar

e. Praktis : mudah diselenggarakan

f. Volume : cukup mengenyangkan

g. Variatif : jenis menu bervariasi

Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu seimbang yang bila

disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh

tubuh.

Selain memperhatikan pola menu seimbang dengan 4 sehat 5

sempurna untuk tenaga kerja yang bekerja lebih dari 8 jam perhari

sebaiknya makanan dan minuman yang disediakan di tempat kerja paling

sedikit 2/5 (40%) dari kecukupan energi selama 24 jam atau berdasarkan

anjuran departemen kesehatan RI, yaitu komposisi pemberian makanan

sebagai berikut:

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c6.id

a. Makan pagi = 20%

b. Selingan pagi = 10 %

c. Makan siang = 30%

d. Selingan siang = 10 %

e. Makan malam = 30 %

Sedangkan komposisi makanan seimbang anjuran Departemen

Kesehatan RI adalah sebagi berikut:

a. Karbohidrat = 65-70 %

b. Protein = 10-15 %

c. Lemak = 20-25 % (minimal 15% dan maksimal 30

%) Syarat menu yang sehat dan seimbang antara lain (Latifa, 2010) :

a. Kualitas baik

Menu mengandung semua zat gizi (nutrient) sesuai dengan pedoman

4sehat 5sempurna (makanan pokok, lauk pauk, hewani-nabti, sayur

mayor, buah-buahan dan susu).

b. Kualitas cukup

Jumlah masing-masing zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan

vitamin dan mineral akan cukup.

Catatan:

1) Kalsium :(mineral) fungsi sebagai produksi syaraf dan otot.

Sumber: daging dan susu, sayuran hijau, roti, ikan

kecil yang dimakan beserta tulangnya.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c7.id

2) Besi :(mineral) fungsi pembentukan hemoglobin.

Sumber kacang, biji-bijian, organ, daging merah,

telur, sayuran hijau.

3) Karoten :(Vitamin A) fungsi proses penglihatan jaringan

ikat, kulit. Sumber: hati, telur, wortel, sayuran

hijau, susu, keju.

4) Tiamin :(Vitamin B) fungsi metabolism karbohidrat, fungsi

susunan syaraf pusat. Sumber: daging, padi-padian,

kacang-kacangan.

5) Riboflavin :(vitamin B12) fungsi metabolism

karbohidrat,penglihatan, kulit. Sumber: hati, susu,

daging,dan sereal.

6) Niasin :(vitamin) metabolism karbohidrat dan lemak.

Sumber: hati, daging, kacang tanah, produk sereal.

c. Proporsi zat gizi yang mengandung energi harus seimbang, agar zat-

zat gizi tersebut dapat digunakan di dalam tubuh dengan sempurna

yaitu:

1) Protein : 12% - 15% untuk orang dewasa proporsi protein

hewani dan nabati sama banyaknya. Sedangkan

untuk anak-anak sebaiknya protein hewani 2 kali

lebih banyak dibanding protein nabati.

2) Lemak : 20% - 25%

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c8.id
3) Hidrat Arang : 60% - 70%

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c9.id

Selain proporsi zat gizi di atas, perlu diperhatikan pula zat gizi

lain seperti vitamin berdasarkan AKG 2004 yaitu, kebutuhan gizi

bagi pekerja menurut umur, jenis kelamin dan aktivitas fisik

(Lampiran 1)

d. Syarat-syarat lain sesuai dengan pola makanan sehari-hari, tidak

bertentangan dengan kepercayaan,memenuhi selera makan dan lain-

lain

5. Kebutuhan Energi bagi Tenaga Kerja

Untuk mempertahankan hidup dan dapat melakukan pekerjaan setiap

orang membutuhkan tenaga. Tenaga tersebut diperoleh dari pembakaran

zat-zat makanan yang dikomsumsi dengan oksigen. Bila banyaknya

makanan yang dikonsumsi setiap hari tidak seimbang dengan tenaga yang

dikeluarkan maka tubuh akan mengalami gangguan kesehatan. Masalah

yang timbul akibat ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi

dengan tenaga yang dikeluarkan sangat beragam. Jika makanan yang

dimakan berlebih dibanding tenaga yang dikeluarkan maka tubuh akan

menjadi gemuk, sebaliknya jika makanan yang dimakan kurang maka

tubuh akan menjadi kurus. Kedua masalah ini akan mempengaruhi derajad

kesehatan seseorang dan akhirnya akan berpengaruh pada efisiensi dan

produktivitas kerja. Oleh karena itu sedapat mungkin diusahakan agar

jumlah makanan yang dikonsumsi baik dalam kualitas maupun kuantitas

sesuai dengan kebutuhan khususnya terhadap tenaga yang dikeluarkan

(Latifa,
2010) commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c9.id

Kebutuhan makanan yang dikonsumsi tenaga kerja harus memenuhi

gizi yang sesuai dan diberikan dalam volume dan kandungan energi yang

tepat, serta dihidangkan pada saat yang tepat, dan disajikan secara menarik

serta sesuai dengan selera sehingga akan mempertinggi prestasi kerja.

Zat gizi pada proses oksidasi dalam tubuh menghasilkan energi dalam

bentuk panas, yang oleh tubuh diubah menjadi energi gerak atau mekanis.

Kebutuhan gizi seseorang dengan orang lain belum tentu sama. Menurut

Suma’mur (2009), kebutuhan gizi seseorang tergantung beberapa faktor,

yaitu:

a. Ukuran tubuh

Makin besar ukuran tubuh seseorang makin besar pula kebutuhan

energinya, meskipun jenis kelamin, kegiatan, dan usianya sama.

b. Usia

Makin tua usia seseorang makin berkurang kebutuhan energinya, pada

anak-anak, dan orang muda yang sedang dalam pertumbuhan

membutuhkan energi relatif lebih besar.

c. Jenis kelamin

Laki-laki lebih banyak membutuhkan energi dari pada wanita. Karena

laki-laki lebih banyak mempunyai otot dan lebih aktif melakukan

pekerjaan sehingga mengeluarkan energi lebih banyak.

d. Kondisi tubuh tertentu

Wanita hamil dan menyusui membutuhkan energi dan zat gizi yang

lebih besar dari pada keadaan biasa. Demikian pula orang baru sembuh
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c0.id

dari sakit memerlukan energi dan zat gizi yang lebih besar guna

rehabilitas sel tubuh atau bagian-bagian yang rusak selama sakit.

e. Pengaruh pekerjaan

Semakin berat pekerjaan atau bagian seseorang sehingga semakin besar

pula energi yang mereka butuhkan.

f. Iklim dan suhu lingkungan

Energi yang dibutuhkan di tempat kerja yang dingin lebih tinggi dari

pada di tempat panas, karena untuk mempertahankan suhu tubuh.

Menurut Suma’mur (2009), jumlah energi yang dibutuhkan orang

dewasa ditentukan oleh:

a. Metabolisme basal, yaitu sejumlah tenaga yang diperlukan oleh tubuh

dalam keadaan istirahat.

b. Pengaruh makanan atas kegiatan tubuh (aktivitas tubuh), kira-kira 10%

dari metabolisme basal.

c. Kerja otot.

Untuk menilai kebutuhan energi seseorang berdasarkan tingkat kerja

ringan, sedang, dan berat dapat dilakukan dengan memperhatikan standart

sebagai berikut:

Tabel 1. Kebutuhan zat makanan menurut jenis kelamin (AKG 2005)


Jenis Kelamin Usia (Tahun) Berat Badan Energi (kkal)
Laki-Laki 19-29 56 2550
30-49 62 2350
50-64 62 2250
Wanita 19-29 52 1900
30-49 55 1800
50-64 55 175
+180
Wanita Hamil Trim e te r 1
co m m it Bersambung
to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c1.id

Sambungan
Trimeter 2 +300
Trimeter 3 +300
Menyusui 6 bulan pertama +500
6 bulan kedua +550
Sumber: Kepmenkes RI/No. 1593/5K/XI/2005

Standar ini untuk seorang tenaga kerja tertentu harus dikoreksi

dengan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Usia menurut presentasi (lihat tabel 2)

b. Derajat kegiatan (tabel 3)

Tabel 2. Penyesuaiaan kebutuhan energi menurut


usia Usia (tahun) Presentase (%)
20-30 100
>30-40 97
>40-50 94
>50-60 86,5
>60-70 79
>70 69
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1983

Tabel 3. Penyesuaiaan kebutuhan energi menurut tingkat kegiatan


Berat Tingkat 0 Tingkat I Tingkat II Tingkat III
Badan (dikurangi) (orang
standar)
41-50 -530 0 +360 +810
51-60 -610 0 +390 +870
61-70 -690 0 +400 +900
71-80 -760 0 +410 +930
Aktivitas Hanya Pekerjaan Tukang- Pekerja
pemeliharaan administrasi tukang, buruh kasar
tubuh (istirahat rumah, petani yang
tetapi bukan pengemudi, mempunyai
basal mengetik keahlian
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1983

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c2.id

6. Beban Kerja dan Jenis Pekerjaan

Setiap jenis pekerjaan apapun merupakan suatu beban bagi

pelakunya, beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental atau beban

sosial sesuai dengan pekerjaan si pelaku. Masing-masing orang

mempunyai kemampuan yang berbeda dalam hubungannya dengan beban

kerja. Ada orang yang lebih cocok untuk melakukan pekerjaan yang

banyak pada beban mental, atau fisik atau sosial. Namun pada umumnya

mereka hanya mampu memikul beban sampai suatu berat tertentu

(Suma’mur, 2009).

Beban kerja adalah beban pekerjaan yang diberikan kepada tenaga

kerja dan menjadi tanggung jawabnya, baik berupa fisik maupun mental

harus sesuai dengan kemampuan dari tenaga kerja (Suma’mur, 2009).

Manusia dan beban kerja serta faktor-faktor dalam lingkungan kerja

merupakan satu-kesatuan yang tak terpisahkan. Kemampuan kerja seorang

pekerja dalam melakukan pekerjaan selain ditentukan oleh kapasitasnya

juga dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, kesehatan, gizi, jenis

kelamin, dan ukuran-ukuran tubuh (Suma’mur, 2009).

Klasifikasi beban kerja menurut Badan Standarisasi Nasional adalah

sebagai berikut:

a. Kerja Ringan

1) Menulis, mengetik

2) Menjahit, merajut

3) Mengendarai mobil (sopir) pribadi


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c3.id

4) Kerja kantor

5) Kerja laboratorium

6) Menyapu lantai

7) Melakukan kerja lain yang sedikit sekali menggunakan otot

b. Kerja Sedang

Bertani, berkebun

Mengemudikan traktor dan alat-alat berat

Mencuci, memeras, dan menjemur pakaian

Memotong kayu di hutan

Menarik/mendayung becak

Kerja tambang dan sejenisnya

c. Kerja-kerja lain Kerja Berat


1) Kerja buruh kasar

2) Pandai besi

3) Mekanik, angkat-angkut beban berat

4) Kuli bangunan

Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah kebutuhan

akan oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat

dalam menghasilkan energi sehingga jumlah oksigen dapat digunakan

sebagai salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan

demikian, setiap aktivitas pekerjaan membutuhkan energi yang

dihasilkan dari pembakaran. Semakin berat pekerjaan yang dilakukan


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c4.id

semakin besar juga energi yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut

maka besarnya jumlah energi dapat digunakan sebagai petunjuk untuk

menentukan berat ringannya beban kerja (Tarwaka, 2004).

7. Status Gizi

Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu,

atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Contoh:

Gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan

pengeluaran yodium dalam tubuh (Supariasa, 2002)

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan

tersebut dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi

badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai

(Gibson, 1990).

Menurut Depkes (2002), status gizi merupakan tanda-tanda

penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan

pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi pada suatu

saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan.

Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-

zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan

digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang

memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja

dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsir,

2001).
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c5.id

Kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal

menimbulkan rasa lapar dalam jangka waktu tertentu berat badan

menurun yang disertai dengan kemampuan (produktivitas) kerja.

Kekurangan yang berlanjut akan mengakibatkan keadaan gizi kurang dan

gizi buruk. Bila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang

mencukupi akhirnya akan mudah terserang infeksi (penyakit) (Drajat

Martianto, 1992).
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah gizi (Call dan

Levinson, 1871 dalam Supariasa, 2010)


Zat gizi dalam makanan

Ada tidaknya program Kesehatan


pemberian makanan
di luar keluarga

Daya beli keluarga Status gizi

Kebiasaan makan
Konsumsi
makanan
Pemeliharaan
kesehatan
Lingkungan fisik
dan sosial

a. Gizi Salah

Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara

relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c6.id

Ada empat bentuk gizi salah:

1). Under Nutrition: kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau

absolut untuk periode tertentu

2). Specific Defisiency: kekurangan zat gizi tertentu, misalnya

kekurangan vitamin A, yodium, Fe, dan lain-lain

3). Over Nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu

4). Imbalance: karena disproporsi zat gizi, misalnya: kolesterol terjadi

karena tidak seimbangnya LDL (Low Density Lipoprotein), HDL

(High Density Lipoprotein), dan VLDL (Very Low Density

Lipoprotein) (Supariasa, 2002)

Tingkat kesehatan gizi sesuai dengan tingkat konsumsi yang

menyebabkan tercapainya kesehatan tersebut. Tingkat kesehatan gizi

terbaik ialah kesehatan gizi optimum (eunutrional state). Dalam kondisi ini

jaringan jenuh oleh semua zat gizi tersebut. Tubuh terbebas dari penyakit

dan mempunyai daya kerja dan efisiensi yang sebaik-baiknya. Tubuh juga

mempunyai daya tahan yang setinggi-tingginya (Sediaoetama, 2010)

Tingkat kesehatan gizi hasil konsumsi berlebih dan konsumsi kurang

disebut penyakit gizi salah. Pada penyakit gizi salah, kesalahan pangan

terutama terletak dalam ketidakseimbangan komposisi hidangan. Pada

penyakit gizi lebih, susunan hidangan mungkin seimbang, mungkin

susunan hidangan yang dikonsumsi juga masih seimbang, hanya kuantum

keseluruhannya tidak mencukupi kebutuhan tubuh (Sediaoetama, 2010)

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c7.id

Penyakit gizi salah di Indonesia yang terbanyak termasuk gizi kurang

yang mencakup susunan hidangan yang tidak seimbang maupun konsumsi

keseluruhannya tidak mencukupi kebutuhan badan. Gejala subyektif yang

terutama diderita ialah perasaan lapar, sehingga gizi salah di sini disebut

juga keadaan gizi lapar (undernutrition) (Sediaoetama, 2010)

8. Antropometri Gizi

Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi

dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil beberapa metode

penilaian status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri,

laboratorium/biokimia dan klinis (Gibson, 2005). Diantara beberapa

metode tersebut, pengukuran antropometri adalah relatif paling sederhana

dan banyak dilakukan (Soekirman, 2000).

Menurut Supariasa (2002), menjelaskan bahwa:

a. Antropometri Gizi

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos

berarti tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah

ukuran dari tubuh

Pengertian dari sudut pandang gizi, telah banyak diungkap oleh

para ahli. Jelliffe (1966) mengungkapkan bahwa :

“Nutrional Anthropometry is Measurement of tha Variations of the

Physical Dimensoins and the Gross Composition of the Human Body

at Different Age Levels and Degree of Nutrition”.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c8.id

Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat ditarik pengertian

bahwa antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat

umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat

badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah

kulit.

Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status

gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi.

Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan

proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh

b. Indeks Antropometri

1). Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu

cara pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan

labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi

seseorang saat ini

2). Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu, juga lebih erat

kaitannya dengan status social-ekonomi

3). Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Jelliffe pada tahun 1966 telah memperkenalkan indeks ini untuk

mengidentifikasi status gizi, dan merupakan indikator yang baik

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c9.id

untuk menilai status gizi saat ini

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c10.id

4). Lingkar Lengan Atas Menurut Umur

(LLA/U) Indeks ini sering disebut Quack

Stick

5). IMT (Indeks Massa Tubuh)

c. IMT (Indeks Massa Tubuh)

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia

18 tahun ke atas) merpakan masalah penting, karena selain mempunyai

risiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi

produktivitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut

perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah

dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal.

Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa

batasan berat badan normal dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body

Mass Index (BMI). Di Indonesia istilah Body Mass Index

diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan

alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa

khususnya berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan,

maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang

dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang.

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :

BeratBadan(kg)
IMT
TinggiBadan(m)xTinggiBadan(m)

Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia (Sumber: Depkes,


commit to user
1994. Pedoman Praktis pemantauan Status Gizi orang dewasa, Jakarta.
commit to user
hlm. 4)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4. Kategori Indeks Massa Tubuh


Kategori IMT
Kekurangan BB tingkat berat < 17,0
Kurus Kekurangan BB tingkat ringan 17,0-18,5
Normal Gizi normal > 18,5-25,0
Kelebihan BB tingkat ringan > 25,0-27,0
Gemuk
Kelebihan BB tingkat berat > 27,0

Berat normal adalah idaman bagi setiap orang agar mencapai

tingkat kesehatan yang optimal. Berat badan yang kurang dan

berlebihan akan menimbulkan risiko terhadap berbagai macam

penyakit.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c0.id

digilib.uns.a3c1.id

B. Kerangka Pemikiran

Tenaga Kerja

Ringan
Pekerjaan Sedang
Berat

Konsumsi gizi

Penyelenggaraan Catering
makanan

Proporsi zat gizi Ketersediaan makanan


Kualitas gizi Gizi Kerja Distribusi makanan
Kuantitas gizi Hygiene & sanitasi
Syarat-syarat lain penyelenggaraan makanan
sesuai dengan pola
makanan sehari-hari

Analisis pemenuhan kebutuhan gizi

Kurang AKG Sesuai AKG Lebih AKG

Daya tahan Daya tahan Berat badan meningkat


tubuh turun tubuh optimal Obesitas
Mudah terserang
penyakit degeneratif
Penurunan daya Kelebihan jaringan lemak
pemikiran yang tidak aktif
Penurunan aktivitas Cepat lelah
fisik Peningkatan
Mudah terkena resiko produktivitas
penyakit infeksi kerja
Reaksi metabolik
terhambat Produktivitas turun
commit
ommit to user
user
cStatus gizi
Produktivitas turun
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c2.id

C. Hipotesis

Ho = Ada hubungan pemenuhan gizi kerja pada penyelenggaraan Jasa

Catering Kantin PT. Marunda Grahamineral dengan status gizi pekerja.

Hi = Tidak ada hubungan pemenuhan gizi kerja pada penyelenggaraan Jasa

Catering Kantin PT. Marunda Grahamineral dengan status gizi pekerja.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional, yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

resiko dan variabel terikat atau variabel akibat akan dikumpulkan dalam waktu

yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010)

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di PT. Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site,

Kalimantan Tengah.

C. Populasi Penelitian

Populasi penelitian yang digunakan adalah pekerja PT. Marunda

Grahamineral

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling

dengan pendekatan sampling purposive, teknik pengambilan sampel yang

harus memenuhi semua syarat yang diberikan untuk mengambil sampel, syarat

yang diberikan yaitu:

commit to user

33
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c4.id

1. Bagian: pekerja administratif diambil sampel 10

orang Jenis pekerjaan: ringan

2. Bagian: pekerja operator diambil sampel 10 orang.

Jenis pekerjaan: sedang

3. Bagian: pekerja mekanik diambil sampel 10

orang Jenis pekerjaan: berat

E. Sampel Penelitian

Sampel penelitian yang digunakan adalah pekerja PT. Marunda Grahamineral,

yaitu:

1. 10 orang sampel dengan beban kerja ringan

2. 10 orang sampel dengan beban kerrja sedang

3. 10 orang sampel dengan beban kerja

berat Total sampel = 30 orang

F. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

tinggi badan, berat badan, usia, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan.

2. Variabel Terikat

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c5.id

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah pemenuhan kebutuhan gizi.

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada 2, yaitu :

a. Variabel pengganggu terkendali : pola makan, kondisi fisiologis

pekerja.

b. Variabel pengganggu tidak terkendali : lingkungan kerja (panas,

kebisingan, pencahayaan, parasit dan mikroorganisme, bahan kimia

dll)

G. Definisi Operasional

1. Kecukupan Gizi

Kecukupan gizi adalah keadaan dimana tubuh memperoleh semua unsur

gizi yang diperlukan sesuai dengan takarannya.

Cara Pengukuran : Nutrisurvey Software

2. Kebutuhan Energi di Tempat Kerja

Kebutuhan energi di tempat kerja adalah sejumlah energi (kal) yang

dibutuhkan oleh tubuh saat melakukan pekerjaan, tanpa mengalami

kekurangan energi.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c6.id
Cara pengukuran : Tabel dan perhitungan matematis

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c7.id

Skala pengukuran : Nominal

H. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer diperoleh langsung dari hasil observasi, wawancara,

dan pengukuran variabel.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder diperoleh dari data yang telah ada di PT. Marunda

Grahamineral

I. Instrumen Penelitian

1. Nutrisurvey Software

Digunakan sebagai pedoman dalam menentukan besarnya nilai gizi dan

kandungan energi dari masing-masing zat gizi yang terkandung dalam

setiap bahan makanan.

2. Timbangan makanan atau kue ukuran 3 kg

Digunakan untuk menimbang berat bahan makanan tertentu yang

disediakan oleh peneliti yang bekerjasama dengan contractor CV.Cendana

3. Kuesioner dan Wawancara

Digunakan untuk memperoleh data-data tentang tenaga kerja yang

dijadikan sampel penelitian yang diperlukan oleh peneliti. Diberikan

kepada responden yang termasuk dalam klasifikasi penelitian.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c7.id

4. Program Exell dan SPSS versi 17.0

Digunakan untuk mengolah data yang dihasilkan.

J. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati pekerja secara langsung.

2. Wawancara

Wawancara dalam istilah lain dikenal dengan interview. Wawancara

merupakan suatu metode pengumpulan berita, data, atau fakta di lapangan.

Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka langsung

dengan narasumber. Namun, bisa juga dilakukan dengan tidak langsung

seperti melalui telepon, internet atau surat (wawancara tertulis).

3. Kuesioner

Serangkaian pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden terkait

dengan permasalahan yang diteliti guna mendapatkan jawaban dari

responden terhadap masalah tersebut.

4. Studi Pustaka

Metode atau cara menganalisis penelitian dengan literatur yang ada.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.a3c8.id

K. Analisis Data

Analisis data yang diperlukan berupa analisis mengenai pemenuhan

kebutuhan gizi kerja di PT. Marunda Grahamineral, Laung tuhup site,

Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.

Data yang diperoleh kemudian di olah menggnakan SPSS 17.0 dengan

menggunakan correlation dan regresi linear berganda dengan cara prediksi

atau estimasi atau perkiraan, yang akan dicari berdasarkan perhitungan

rumus regresi yang ditetapkan. Rumus Regresi sebagai hasil akhir uji regresi

digunakan untuk memprediksi suatu variabel independen terhadap variabel

variabel dependen. Dalam rumus Regresi variabel dependen diberi notasi Y

dan variabel independen diberi notasi X, perlu adanya besaran lain yang

disebut dengan koefisien regresi dari variabel independen, yang digunakan

untuk perghitungan estimasi dan koefisien konstanta.

Rumus umum regresi linier adalah Y= β0+ β1X1 dimana Y adalah

variabel independen, β0 adalah konstanta, dan β1 adalah koefisien regresi

variabel X.

Data yang digunakan dalam perhitungan regresi adalah kedua

variabell baik independen dan dependen dalam bentuk data interval/ rasio.

Setelah data tersusun maka dapat dicari β0 dan β1 dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c9.id

Selanjutnya dapat dicari β0 dengan harga β1 yang telah diketahui dengan

rumus:

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

PT. Marunda Grahamineral, Laung tuhup site, Kabupaten Murung Raya,

Kalimantan Tengah, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

pertambangan dengan produk yang dihasilkan adalah batubara. Dimana dalam

proses produksinya membutuhkan tenaga kerja disamping tenaga mesin.

Tenaga kerja yang dimiliki jumlahnya cukup banyak kurang lebih sekitar 261

tenaga kerja. Menyadari tenaga kerja merupakan salah satu aset yang dimiliki

perusahaan, keberadaannya secara langsung ikut menentukan maju

mundurnya perusahaan. Karena, perusahaan yang memiliki tenaga kerja

dengan tingkat kesehatan dan produktivitasnya tinggi tentu akan sejalan

dengan meningkatnya produktivitas perusahaan, sehingga profit dapat

tercapai. Untuk mencapai tingkat kesehatan dan produktivitas yang tinggi

tenaga kerja maka diperlukan perhatian secara serius mengenai

penyelenggaraan asupan makanan (gizi kerja) yang disediakan oleh

perusahaan.

Gizi kerja adalah energi (kalori) yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk

memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja

memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk

perbaikan termasuk pekerjaan. Gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya

commit to user

40
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kerja tenaga kerja setinggi-tingginya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c11.id

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c2.id

Faktor utama peningkatan produktivitas melalui upaya perbaikan gizi

meliputi kesesuaian kebutuhan gizi yang harus memenuhi syarat-syarat gizi,

yaitu mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang

diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Selain pemenuhan zat gizi di atas,

lingkungan kerja juga dapat mempengaruhi keadaan gizi tenaga kerja, serta

pengadaan fasilitas yang berkaitan dengan keadaan gizi bagi tenaga kerja di

perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Marunda

Grahamineral, penulis mendapatkan data seperti dibawah ini:

1. Sistem Penyelenggaraan Kantin PT. Marunda Grahamineral

Penyelenggaraan kantin yang dilakukan oleh PT. Marunda

Grahamineral adalah untuk seluruh tenaga kerja, baik yang tinggal di

dalam camp maupun yang tidak tinggal di dalam camp. PT. Marunda

Grahamineral menyelenggarakan jasa catering melalui kerjasama dengan

contractor CV. Cendana Utama Jasa Catering dan Camp Service.

Pengadaan kantin menjadi tanggung jawab Human General Affair

(HRD) Departement, dimana daftar menu yang disediakan setiap

seminggu sekali atas kesepakatan antara pihak CV. Cendana Utama

dengan PT. Marunda Grahamineral. Sedangkan untuk pengontrolan

kantin, dilakukan inspeksi K3LH terencana mengenai hygiene sanitasi

penyelenggaraan kantin oleh safety departement setiap 1 bulan sekali,

yang penyelenggaraannya juga dihadiri oleh pihak CV. Cendana Utama,

HRD depertement, dan Environmental Departement. (Lampiran 2)


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c1.id

Penyelenggaraan kantin PT. Marunda Grahamineral dibedakan

menjadi 2, yaitu kantin staff dan kantin non staff. Kantin staff adalah

untuk kalangan foreman ke atas, sedangkan kantin non staff adalah untuk

kalangan foreman ke bawah.

Pemenuhan gizi kerja melalui penyelanggaraan kantin yang

dilaksanakan di PT. Marunda Grahamineral dibuka selama 24 jam

dengan sistem family service dan dengan cara penyajian sistem

prasmanan, sehingga penyelenggaraan makanan selalu tersedia untuk

shift siang maupun shift malam. Selain penyediaan makan besar (makan

pagi, makan siang, dan makan malam), CV. Cendana Utama juga

menyediakan snack setelah jam kerja, yaitu pada pukul 17.00 WIB, untuk

karyawan staff dan non staff setiap hari. Penyediaan susu, kopi, teh, dan

air minum setiap harinya yang ada di kantin staff. Penyediaan susu setiap

pagi pada kantin non staff, selain susu (kopi, teh, dan air minum) tersedia

setiap hari.

2. Hasil Observasi Kantin

a. Sanitasi Kantin secara Umum

Hygiene sanitasi penyelanggaraan kantin diperlukan untuk

menjaga kualitas makanan yang disajikan, agar tetap sesuai dengan

syarat kesehatan. Karena apabila hal di atas tidak dipenuhi atau

terjadinya ketidaklayakan dalam pengolahan makanan dapat berakibat

adanya gangguan kesehatan seperti muntah, diare, sakit perut atau

bahkan dapat menimbulkan keracunan makanan.


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c3.id

Berikut ini hasil observasi mengenai sanitasi yang ada di kantin

PT. Marunda Grahamineral:

1) Lokasi kantin telah terpisah dari bangunan lainnya, seperti

kantor dan mess karyawan. Bangunan kantin dengan luas 48 m2.

2) Alat pembersih di Catering CV. Cendana sudah cukup memadai

dengan adanya wastafel, sapu, lap pel, sulak, dan lap untuk

membersihkan perabotan makanan.

3) Lokasi kantin terhindar dari pencemaran seperti debu, tetapi

masih terdapat banyak kucing yang berkeliaran keluar masuk

kantin, yang dapat menyebabkan tercemarnya olahan makanan

yang disediakan oleh kantin.

4) Toilet yang langsung berhubungan dengan ruang makan.

5) Wastafel atau tempat mencuci tangan yang tidak di lengkapi

dengan pengering tangan atau handuk.

6) Wastafel yang langsung berhubungan dengan ruang makan.

7) Saluran pembuangan limbah yang terletak di samping bawah

teras kantin dalam posisi yang tidak tertutup, yang menimbulkan

bau yang tidak sedap.

8) Pembuangan sampah secara sembarangan yang ada di kantin

non staff.

9) Tempat sampah yang terletak di kantin non staff belum

dibedakan menjadi 3 jenis (sampah organik, sampah anorganik,

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c4.id
dan sampah B3) dan tidak diberi tutup, selain itu tempat sampah

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c5.id

terletak didekat kran saluran air, yang dapat mempercepat

pembusukan sampah (karena tempat sampah tidak tertutup),

yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.

10) Pembuangan sampah di areal kantin yang tidak pada tempatnya,

sehingga menambah tingkat pencemaran.

11) Belum ada TPS, sehingga sampah yang dihasilkan dari kantin

menumpuk dan mengundang banyak lalat.

12) Penempatan tempat sampah 3 in 1 yang ada di kantin staff

kurang dapat dijangkau, karena bukaan tutup mengarah ke

dalam tempat duduk yang ada di teras.

13) Gelas yang disiapkan untuk kantin staff, disajikan masih dalam

keadaan basah.

14) Tempat sampah yang ada di dalam ruang makan berdekatan

dengan meja makan dan dispenser air minum.

15) Lantai yang berdekatan dengan tempat penyediaan air minum

lembab dan basah yang berada di kantin non staff, karena

adanya percikan dari air minum.

16) Lantai gudang makanan yang berlubang, dapat menyebabkan

masuknya serangga, tikus, ular, dan binatang pengganggu

lainnya.

17) Belum adanya perangkap lemak (grease trap) pada saluran

pembuangan air.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c6.id

b. Hygiene atau Kebersihan Penjamah Makanan

Hygiene atau sanitasi penjamah makanan juga sangat menentukan

hasil olahan makanan yang disajikan, karena itu perlu mendapatkan

perhatian serius agar kebersihan olahan makanan tetap terjaga, dari

hasil observasi yang telah dilakukan, sebagian besar penjamah

makanan atau penyaji makanan tidak menggunakan celemek dan tutup

kepala, serta tidak menggunakan sarung tangan saat kontak langsung

dengan makanan yang akan disajikan (APD penjamah makanan

kurang mendapat perhatian).

Ditemukan penjamah makanan atau penyaji makanan yang belum

melaksanakan MCU (Medical Check Up) saat dilaksanakan inspeksi

K3LH Terencana Kantin Jamut, pada tanggal 22 Maret 2012, dan

inspeksi K3LH Terencana Kantin Menyango, pada tanggal 27 Maret

2012.

c. Dapur dan Peralatan

Peranan peralatan makan dan masak dalam penyehatan makanan

sangat penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

prinsip – prinsip penyehatan makanan.

Dapur untuk tempat memasak yang disediakan cukup bersih, dan

selalu dilakukan pengepelan setelah melakukan kegiatan pengolahan

makanan. Terdapat ventilasi mekanik yang masih berfungsi pada

kantin staff, sedangkan pada kantin non staff ventilasi mekanik tidak

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c7.id
dapat digunakan karena stop kontak terlalu jauh dengan letak

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c8.id

ventilasi. Jendela di dalam kantin juga dilengkapi dengan kawat, agar

tidak ada serangga atau binatang pengganggu yang masuk. Dapur juga

telah dilengkapi tempat pencucian dan pengering perabotan yang telah

tertata rapi.

Perabotan yang disediakan di dapur tidak ada yang cacat dan

cukup bersih, gelas dan piring yang tersedia tidak ada yang sumbing

atau retak yang dapat membahayakan pemakainya.

d. Distribusi Bahan Makanan dari Supplier

Bahan makanan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama,

penyalurannya didapatkan dari supplier pasar Muara Teweh. Proses

distribusinya dilakukan dalam satu hari, bahan makanan yang dibeli

dari supplier pasar Muara Teweh diangkut mengguanakan speed boat.

Kemudian diangkut dengan truk untuk disimpan di dalam gudang

makanan yang terletak di Camp Jamut. Dari gudang makanan di

Camp Jamut, didistribusikan ke gudang makanan yang berada di

Camp Menyango dengan menggunakan truk terbuka.

Pembelian bahan makanan dari supplier pasar Muara Teweh

dilakukan 2 kali dalam rentang waktu satu minggu, pembelian

dilakukan pada hari Rabu dan Minggu.

e. Gudang Makanan

Fasilitas gudang makanan yang ada di PT. Marunda Grahamineral

terletak pada tempat yng terpisah dari bangunan lain, dan merupakan

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c9.id

ruangan khusus untuk menyimpan bahan makanan. Gudang yang ada

di PT. Marunda Grahamineral terbagi menjadi 2 tempat, yaitu :

1) Gudang Penyimpanan Makanan General

Gudang penyimpanan makanan general adalah gudang

penyimpanan bahan makanan awal yang kemudian akan

didistribusikan ke gudang kantin.

Dari hasil inspeksi K3LH terencana tanggal 21 Maret 2012,

konstruksi bangunan gudang penyimpanan miring, dan berpotensi

untuk roboh. Dalam gudang penyimpanan sudah terdapat rak-rak

untuk tempat bahan makanan, namun dalam penataannya masih

terdapat bahan kimia yang ditempatkan dalam gudang tersebut.

Lemari pendingin untuk tempat penyimpanan ayam dan ikan

segar dalam kondisi baik dan dapat berfungsi, namun tidak

terdapat pengaturan skala derajat celcius., yang terdapat dalam

lemari pendingin hanya skala dari range 1 sampai 7.

2) Gudang Makanan Kantin

Pada gudang makanan kantin juga ditemukan hal yang sama,

yaitu penyimpanan bahan makanan yang dicampur dengan bahan

kimia lain seperti sabun untuk mencuci perabotan makan.

Gudang makanan yang ada di kantin non staff camp Jamut,

lantainya berlubang, sehingga dapat tercemar oleh serangga, tikus,

dan hewan pengganggu lainnya. Selain itu juga ditemukan kulkas

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c10.id
yang kurang terawat kebersihannya.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c11.id

f. Bahan Makanan

Bahan makanan yang disimpan kurang mendapat perhatian

tentang kebersihannya. Penataan yang kurang rapi, dan tercampur

dengan bahan makanan yang lain.

Ditemukan sayuran yang telah membusuk yang telah

didistribusikan ke kantin, serta letak gudang yang berdekatan dengan

sampah yang menumpuk.

g. Pengolahan Limbah

Saluran pembuangan air limbah yang ada di kantin PT. Marunda

Grahamineral belum mendapat pengolahan, limbah dari dapur pun

belum dilakukan pengolahan untuk lemak (grease trap/perangkap

lemak).

3. Distribusi Frekuensi Sampel tenaga Kerja PT. Marunda Grahamineral

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12-18 Maret 2012 di PT.

Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site, Kalimantan Tengah.

Penelitian ini dilakukan terhadap 30 karyawan yang dibagi menjadi tiga

klasifikasi yaitu: 10 orang tenaga kerja klasifikasi pekerjaan ringan

(administratif), 10 orang tenaga kerja klasifikasi pekerjaan sedang

(operator), dan 10 orang tenaga kerja klasifikasi pekerjaan berat

(mekanik).

Data yang diperoleh dari penelitian disajikan dalam tabel-tebel

sebagai berikut:

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c9.id

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Jumlah (Σ) Persen (%)

Laki-Laki 29 99 %

Wanita 1 1%

Total 30 100 %

Sumber : Data Primer, 2012

Sebagian besar objek penelitian diambil dari jenis kelamin laki-laki (29

orang), karena jumlah tenaga kerja laki-laki lebih banyak daripada

tenaga kerja wanita.


Tabel 6. Distribusi Frekuensi usia Responden
Umur (tahun)Jumlah (Σ)Persen (%)
20-30 17 56,7 %

>30-40 11 36,7 %

>40-50 2 6,6 %

>50 0 0%

Sumber : Data Primer, 2012

Dari tabel 6, dapat diketahui sebagian besar obyek penelitian

berumur 20-30 tahun, yaitu sebesar 17 orang atau 56,7 %. Sedangkan

sisanya adalah sebesar 11 orang atau 36,7 % pada usia >30-40 tahun, dan

2 orang atau 6,6 % pada usia >40-50 tahun. Hal ini berarti tenaga kerja

yang dipekerjakan di PT. Marunda Grahamineral sebagian besar masuk

dalam usia produktif. Dimana diketahui pada usia produktif merupakan

usia pencapaian produktivitas kerja yang tinggi.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c0.id

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berat Badan


Berat Badan (kg) Jumlah (Σ) Persen (%)

41-50 2 6,6 %

51-60 13 43,4 %

61-70 13 43,4 %

>71 2 6,6 %

Sumber : Data Primer 2012

Objek penelitian sebagian besar (13 tenaga kerja) mempunyai berat

badan antara 51-60 kg dan 61-70 kg atau sebesar 43,4 %. Sedangkan

sisanya terdapat 2 orang yang mempunyai berat badan antara 41-50 kg,

dan 2 orang yang mempunyai berat badan di atas 70 kg.


Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tinggi Badan
Tinggi Badan (cm) Jumlah (Σ) Persen (%)

150-159 5 16,6 %

160-169 12 40 %

170-179 13 43,4 %

>180 0 0%

Sumber : Data Primer, 2012

Tinggi badan yang dimiliki dari objek penelitian sebagian besar

berkisar antara 170-179 cm atau sekitar 43,4 %. Sedangkan sisanya

adalah sebesar 12 orang atau 40 % yang memiliki tinggi badan antara

160-169 cm dan sebesar 5 orang atau 16,6 % yang memiliki tinggi badan

antara 150-159 cm.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c1.id

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tingakt Pekerjaan


Tingkat Pekerjaan Jumlah (Σ) Persen (%)

Ringan 10 33,3 %

Sedang 10 33,3 %

Berat 10 33,3 %

Sumber : Data Primer 2012

Penyebaran tingkat pekerjaan pada objek penelitian terbagi rata

antara jenis pekerjaan ringan, sedang dan berat. Yaitu masing-masing

jenis atau tingkat pekerjaan mempunyai jumlah 10 orang atau sekitar

33,3 %.

4. Kandungan Zat Gizi yang didapat Tenaga Kerja

Nilai kandungan zat gizi yang terdapat pada menu makanan yang

dikonsumsi oleh responden yang makan di kantin staff dengan yang

makan di kantin non staff berbeda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di

lampiran. (Lampiran 3)

70.00%
60.00%
50.00%
40.00% Staff sesuai
30.00% Staff belum sesuai Non
20.00% Staff sesuai
10.00% Non Staff belum sesuai
0.00%
sesuaibelumsesuaibelum
sesuaisesuai
Staff Non Staff

c o m m it to u s e r
Diagram 2. Persentase Pe m e n uh an K a n d ungan Nilai Gizi
Responden
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c2.id

Kandungan nilai gizi yang didapat responden berbeda-beda, walaupun

sama-sama mendapat menu makanan yang disediakan dari catering

perusahaan. Untuk kandungan gizi yang didapat pada tenaga kerja staff

sebagian besar, yaitu sekitar 61,54% belum memenuhi kebutuhan

kandungan gizi selama bekerja, dan hanya sekitar 38,46% yang

memenuhi kebutuhan kandungan gizi. Begitu pula dengan kantin non

staff, sebagian besar tenaga kerja atau 62,31% belum memenuhi

kebutuhan kandungan gizi selama bekerja, dan hanya 37,69% yang

memenuhi kebutuhan kandungan gizi.

Hasil kandungan masing-masing nilai gizi yang didapat responden

adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Kesesuaian Kandungan Gizi yang dimakan Responden


Nilai Staff non staff
Gizi sesuai belum sesuai Sesuai belum sesuai
Energi 40% 60% 20% 80%
Protein 100% 0% 95% 5%
Lemak 40% 60% 40% 60%
Vit. A 90% 10% 90% 10%
Vit. B1 20% 80% 5% 95%
Vit. B2 0% 100% 0% 100%
Vit. B3 60% 40% 55% 45%
Vit. B6 80% 20% 75% 25%
Vit. C 10% 90% 15% 85%
Kalsium 0% 100% 0% 100%
Zat Besi 0% 100% 15% 85%
Sumber : Data Primer 2012

Kandungan gizi yang didapatkan responden dari konsumsi makanan

diketahui sebagian besar belum sesuai dengan nilai rekomendasi

berdasarkan AKG 2004.


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c3.id

5. Hasil Survey Kuesioner

Penelitian tentang pemenuhan kandungan nilai gizi kerja ini juga

memberikan kuesioner kepada responden, untuk mengetahui pola makan

dan pengetahuan responden tentang kesehatan, terutama gizi. Berikut ini

hasil dari kuesioner yang dibeikan kepada responden:

a. Pola makan responden

1) Tabel 11. Frekuensi makan responden dalam sehari


Frekuensi Makan Jumlah (Σ) Persen (%)

3 kali dalam sehari 23 76,67 %

Kurang dari 3 kali 7 23,33 %

Sumber : Data Primer 2012

Pola makan responden dalam sehari, yang memiliki pola makan 3 kali

makan dalam sehari sekitar 76,67%, sedangkan pola makan yang

kurang dari 3 kali sehari sebesar 23,33 %.


2) Tabel 12. Kebiasaan sarapan responden sebelum kerja
Frekuensi Sarapan Jumlah (Σ) Persen (%)

Sering 19 63,33 %

Kadang-Kadang 11 36,67 %

Tidak Pernah 0 0%

Sumber : Data Primer 2012

Kebiasaan sarapan yang dimiliki responden, sekitar 63,33 %

yang sarapan setiap harinya, sedangkan 36,67 % lainnya kadang-

kadang sarapan.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c4.id

3) Tabel 13. Konsumsi makanan pemicu diabetes militus, obesitas,


hipertensi
Frekuensi makan Jumlah (Σ) Persen (%)

Sering 7 23,33 %

Kadang-Kadang 21 70 %

Tidak Pernah 2 6,67 %

Sumber : Data Primer 2012

Tabel 13. menunjukkan tingkat konsumsi pemicu penyakit, dimana

sebagian besar responden atau sekitar 70% hanya kadang- kadang

dalam mengkonsumsi makanan tersebut. Sedangkan yang sering

mengkonsumsi sekitar 23,33%, dan yang tidak pernah mengkonsumsi

sebesar 6,67%.
4) Konsumsi Air

Konsumsi air yang cukup bagi tenaga kerja, sangat dianjurkan agar

dapat melaksanakan
Konsumsi pekerjaannya
air yang denganoleh
rata-rata diminum sehat.
karyawan staff dan non

staff sama, yaitu sekitar 7 gelas atau sekitar 2,8 liter air.

b. Tingkat pengetahuan tentang kesehatan responden

1) Tabel 14. Tingkat pengetahuan responden tentang gizi


Tingkat pengetahuan Jumlah (Σ) Persen (%)

Tinggi 1 3,33 %

Sedang 6 20 %

Rendah 23 76,67 %

Sumber : Data Primer, 2012


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c5.id

Tingkat pengetahuan tentang gizi dari responden, sebagian

besar masih rendah, yaitu sekitar 76,67 %. Responden yang

memiliki pengetahuan tentang gizi sedang sekitar 20 %, dan hanya

3,33 % yang memiliki tingkat pengetahuan tentang gizi yang

tinggi.

2) Tabel 15. Frekuensi pengisian ulang botol air minum


Frekuensi pengisian Jumlah (Σ) Persen (%)

Sering 21 70 %

Kadang-kadang 6 20 %

Tidak pernah 3 10 %

Sumber : Data Primer, 2012

Pengisisan ulang botol air minum masih dilakukan oleh sebagian

besar responden, yaitu sekitar 70 % atau 21 orang responden

yang mengisi ulang botol air minumnya. Sedangkan


20% atau 6 orang responden hanya kadang-kadang mengisi ulang
botol air minum, 10 % responden lainnya (3 orang) menyatakan

tidak pernah mengisi ulang botol air minum.

c. Persepsi subyektif responden mengenai penyelenggaraan makanan

yang disediakan oleh CV. Cendana Utama.

1) Tabel 16. menu makanan yang disediakan oleh CV. Cendana


Utama
Menu makanan Jumlah (Σ) Persen (%)

Bervariasi 10 33,33 %

Monoton 20 66,67 %
co m m i t to user
Sumber : Data Prim er 2 0 1 2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c6.id

Menu makan yang disediakan oleh CV. Cendan Utama

menurut persepsi subyektif responden sebagian besar masih

monoton, yaitu sekitar 66,67 % atau sebanyak 20 responden.

Sedangkan 10 orang responden lainnya (33,33 %) menyatakan

bahwa menu makanan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama

sudah bervariasi

2) Tabel 17. Rasa masakan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama
Rasa Jumlah (Σ) Persen (%)

Enak 17 56,67 %

Hambar, asin, pedas, manis 13 43,33 %

Sumber : Data Primer 2012

Persepsi subyektif responden terhadap rasa dari makanan yang

disajikan oleh CV. Cendana Utama sabagian besar atau sekitar

56,67% menyatakan enak, sedangkan 43,33% lainnya


menyatakan makanan kurang enak (hambar, asin, pedas, manis).
6. Penilaian Status Gizi

Status gizi tenaga kerja berdasarkan IMT (Index Massa tubuh) adalah

sebagai berikut :

Tabel 18. Status gizi berdasarkan IMT


Kategori Jumlah (Σ) Persen (%)
BB kurang tingkat ringan 0 0%
BB kurang tingkat berat 0 0%
BB lebih tingkat ringan 2 6,67 %
BB lebih tingkat berat 2 6,67 %
Normal 26 86,66 %
Sumber : Data Primer, 2012

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c7.id

Berdasarkan tabel 18, dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki status gizi normal, yaitu sekitar 86,66 % atau

sebanyak 26 orang. Sedangkan 6,67 % dari responden memiliki status gizi

berat badan tingkat ringan, dan 6,67 % lainnya dari responden memiliki

status gizi berat badan tingkat berat.

7. Penilaian Kebutuhan Energi Tenaga Kerja

a. Kebutuhan Energi Tenaga Kerja

Hasil Frekuensi sampel atau obyek penelitian yang diteliti berupa

umur, jenis kelamin, dan berat badan. Maka dapat ditemukan nilai

rata-rata energi di tempat kerja yang perhitungannya (Lampiran 8)

Tabel 19. Rata-rata Kebutuhan Energi di Tempat Kerja


Jenis Pekerjaan Jumlah (Σ) Rata-Rata (kal)

Ringan 10 988,565

Sedang 10 1137,77

Berat 10 1335,779

Sumber : Data Primer, 2012

Tabel 19 menunjukkan perbedaan jumlah kebutuhan energi di

tempat kerja sesuai dengan tingkat pekerjaannya. Dimana pekerjaan

ringan memerlukan jumlah energi di tempat kerja yang paling sedikit,

dan jenis pekerjaan berat memerlukan jumlah energi di tempat kerja

yang paling besar.

Analisis faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi

Hasil data penelitian yang dilakukan kemudian diolah

c om m i t t o us e r
menggunakan spss 17 .0 de n g a n m e t ode regresi linear
(Lampiran 10)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c8.id

Tabel 20. Nilai signifikansi Persamaan Regresi Linear dan besarnya


pengaruh variabel independent terhadap dependent (kebutuhan energi)
Variabel Independent R square (pengaruh) Signifikan (p)

Jenis Kelamin 0,864 (86,4 %) 0.168

Usia 0,864 (86,4 %) 0.000

Tingkat Kerja 0,864 (86,4 %) 0.000

Berat Badan 0,864 (86,4 %) 0.000

Tinggi Badan 0,864 (86,4 %) 0.598

Sumber : Data Primer, 2012

Nilai R Square yang ditunjukkan pada tabel di atas bahwa jenis kelamin,

usia, tingkat pekerjaan, berat badan, dan tinggi badan mempunyai

pengaruh yang besar, yaitu sekitar 86,4% terhadap kebutuhan energi

responden. Sedangkan untuk 13,6% dipengaruhi oleh variabel lain,

seperti : kondisi lingkungan tempat kerja.


Tabel 20. menunjukkan bahwa usia, tingkat pekerjaan, dan berat
badan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

tergantung kebutuhan energi, karena nilai probabilitasnya < 0,05.

Sedangkan untuk variabel jenis kelamin dan tinggi badan tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan karena nilai probabilitasnya >

0,05 terhadap kebutuhan energi.

Persamaan regresi linear kebutuhan energi sebagai berikut:

Kebutuhan energi= -158,427 (jenis kelamin) 18,690 (berat badan)

-1,685 (tinggi badan) 196,992 (tingkat pekerjaan) -12,922 (usia)

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c9.id

Persamaan regresi di atas masing-masing menunjukan nilai B atau

nilai koefisien besarnya pengaruh variabel tergantung terhadap pula

pengaruh variabel tersebut terhadap variebel bebas. Tanda positif

menunjukkan pengaruh yang positif, sedangkan tanda negatif

menunjukkan bahwa kenaikan nilai variabel bebas akan menurunkan

nilai variabel tergantung.

b. Pemenuhan Kebutuhan Energi

Kesesuaian energi yang didapatkan dengan kebutuhan energi

untuk responden atau obyek penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 21. Kesesuaian energi yang didapat dengan kebutuhan energi


Kesesuaian energi Jumlah (Σ) Persen (%)

≥kebutuhan energi 0 0%

Sesuai kebutuhan energi 8 26,7 %

≤kebutuhan energi 22 73,3 %

Total 30 100 %

Sumber : Data Primer, 2012

Kesesuaian pemenuhan kebutuhan energi di tempat kerja

ditunjukkan pada tabel di atas, bahwa terdapat sebanyak 22 orang atau

73,3 % responden yang kurang pemenuhan kebutuhan energi di

tempat kerja.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c0.id

B. Pembahasan

1. Sistem Penyelenggaraan Kantin PT. Marunda Grahamineral

Dalam rangka penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT.

Marunda Grahamineral yang mempekerjakan pekerja sejumlah 261 orang

telah menyediakan kantin untuk pekerja, hal ini telah sesuai dengan

ketentuan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE-

01/MEN/1979 tentang pengadaan kantin dan ruang/tempat makan yang

menyatakan bahwa:

a. Semua perusahaan yang mengerjakan buruh antara 50 sampai 200

orang, supaya menyediakan ruang/tempat makan diperusahaan yang

bersangkutan.

b. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih dari 200 orang,

supaya menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan.

Penyelenggaraan kantin di perusahaan selain harus memenuhi hal di

atas, juga harus memenuhi syarat hygiene sanitasi penyelenggaraan

kantin, yang tertuang dalam peraturan perundangan-undangan sebagai

berikut:

“Kepmenkes no 715/menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan

Hygiene Sanitasi Jasaboga Pasal 6: Pengusaha dan/atau penanggung

jawab jasaboga wajib menyelanggarakan jasaboga yang memenuhi syarat

hygiene sanitasi sebagaimana ditetapkan dalam keputusan ini”

Untuk menjaga pemeliharaan dan pengawasan hygiene sanitasi

pengadaan kantin, PT. Marunda Grahamineral, telah melakukan inspeksi


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c1.id

K3LH terencana kantin oleh pihak Safety Departement, yang

bekerjasama dengan pihak CV. Cendana Utama, HRD Departement dan

Environmental Departement. Namun belum ada petugas khusus yang

bertugas untuk penyelenggaraan syarat hygiene sanitasi jasaboga.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 tahun 1964

tentang syarat kesehatan, kebersihan, dan penerangan tempat kerja

disebutkan bahwa:

a. Menghindarkan kemungkinan bahaya kebakaran dan kecelakaan

(pasal 2).

b. Dapur dan kamar makan tidak boleh berhubungan langsung dengan

tempat kerja (pasal 8 ayat 2).

c. Dapur dan kamar makan harus mendapat penerangan yang baik dan

peredaran udara yang cukup (pasal 8 ayat 3).

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan di atas, maka PT.

Marunda Grahamineral telah melakukan pengendalian sebagai berikut:

a. Menyediakan APAR ukuran 6 kg di dapur,karena dapur merupakan

salah satu tempat yang dapat menimbulkan suatu potensi kebakaran,

serta menyediakan kotak P3K.

b. Mengadakan training tentang FE (Fire Extinguisher) pada pekerja

CV. Cendana Utama.

c. Dapur dan kantin berada di area camp yang berjarak jauh dari area

tempat kerja. Bangunan dapur berdiri sendiri, terpisah dari bangunan

atau gedung yang lain.


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c2.id

d. Dapur dan kantin menggunakan penerangan alami dan buatan serta

dilengkapi dengan AC dan kipas angin untuk peredaran udara.

Sedangkan untuk petugas penjamah makanan atau penyaji makanan

dalam peraturan:

a. Kepmenkes no 715/menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Hygiene

Sanitasi Jasaboga Pasal 5:

1) Tenaga penjamah makanan yang bekerja pada usaha jasaboga

harus berbadan sehat dan tidak menderita penyakit menular

2) Penjamah makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

melakukan pemeriksaan kesehatannya secara berkala minimal 2

(dua) kali dalam satu tahun

3) Penjamah makanan wajib memiliki sertifikat kursus penjamah

makanan

4) Sertifikat kursus penjamah makanan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) diperoleh dari institusi penyelenggaran kursus

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

b. Kepmenkes no 942/menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman

Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan Pasal 2:

1) Penjamah makanan jajanan dalam melakukan kegiatan

pelayanan penanganan makanan jajanan harus memenuhi

persyaratan antara lain:

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c3.id

a) Tidak menderita penyakit yang mudah menular misalnya

batuk, pilek, influenza, diare dan penyakit perut serta

penyakit sejenisnya

b) Menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya)

c) Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian

d) Memakai celemek dan tutup kepala

e) Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan

f) Menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan atau

dengan alas tangan

g) Tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga,

hidung, mulut, atau bagian lainnya)

h) Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang

disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau hidung

2. Hasil Observasi Kantin

Empat hal pokok yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan

kantin atau pengolahan makanan yaitu: personal hygiene, inventarisasi,

fasilitas dan peralatan.

Apabila hal di atas dapat terlaksana dengan baik, maka lingkungan

akan terjaga dengan aman, sehat dan bersih yang menjadikan makanan

dapat diterima ditempat yang layak, disimpan dengan baik, disiapkan dan

diolah dengan aman, dan dapat meningkatkan keamanan dan sanitasi.

Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No 23 tahun 1992

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c4.id
tentang Kesehatan, Pasal 22 tentang Kesehatan Lingkungan “setiap tempat

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c5.id

atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan

lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan”

Lebih spesifik lagi tentang pengelolaan makanan diatur dalam

Kepmenkes no 715/menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Hygiene

Sanitasi Jasaboga Pasal 8 dan Pasal 9 yang berbunyi “Pasal 8 ayat 1:

Lokasi dan bangunan jasaboga harus sesuai dengan ketentuan persyaratan

sebagaimana ditetapkan dalam keputusan ini. Pasal 9:

1) Pengelolaan makanan yang dilakukan oleh jasaboga harus memenuhi

persyaratan hygiene sanitasi pengolahan, penyimpanan dan

pengangkutan

2) Setiap pengelolaan makanan yang dilakukan oleh jasaboga harus

memenuhi persyaratan teknis pengolahan makanan

3) Peralatan yang digunakan untuk pengolahan dan penyajian makanan

harus tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan secara

langsung atau tidak langsung

4) Penyimpanan makanan harus memenuhi persyaratan hygiene sanitasi

penyimpanan makanan

5) Pengangkutan makanan harus memenuhi persyaratan teknis hygiene

sanitasi pengangkutan makanan”

Penyelenggaraan kantin tentu harus ditunjang dengan fasilitas yang

diperlukan, agar penyelenggaraan kantin dapat dilaksanakan dengan

sebaik mungkin.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c5.id

Fasilitas yang ada di kantin PT. Marunda Grahamineral adalah

sebagai berikut:

a. Dapur dan Pengolahan Makanan

Dapur di PT. Marunda Grahamineral telah terpisah dari bangunan

lainnya. Namun kamar penjamah makanan masih berada di dalam

kantin, seharusnya disediakan bangunan khusus untuk penjamah

makanan yang terpisah dari kantin, agar kebersihan tetap terjaga. Dan

disediakan loker khusus untuk penjamah makanan, untuk tempat baju

kerja, sehingga baju yang dipakai saat bekerja di dapur tetap terjaga

kebersihannya.

Pengolahan makanan harus dijaga kebersihannya, terutama alat-

alat yang digunakan untuk mengolah makanan. Kualitas makanan

yang baik juga ditunjang dengan peralatan dan cara pengolahan yang

bersih dan sehat.

b. Wastafel dan tempat untuk Mengeringkan Tangan

Wastafel baik di kantin staff maupun non staff masih berada di

dalam ruang makan, selain itu wastafel yang ada di kantin non staff

belum dilengkapi dengan sabun dan handuk pengering.

Wastafel untuk mencuci tangan seharusnya diletakkan di luar

ruang makan, hal ini ditujukan untuk memperkecil adanya

pencemaran yang masuk ke dalam ruang makan. Wastafel juga harus

dilengkapi dengan air mengalir yang cukup, sabun, dan handuk

pengering.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c6.id

c. Toilet

Toilet yang disediakan di kantin seharusnya terpisah dengan

ruang makan. Namun kenyataan di lapangan masih terdapat toilet di

kantin non staff Jamut yang langsung berhubungan dengan ruang

makan. Hal ini tidak sesuai dengan peraturan perundangan Permenkes

No 304 Tahun 1989 tentang Persyaratan Kesehatan Rumah Makan

dan restoran lampiran huruf B yang berbunyi “Letak tidak

berhubungan langsung (terpisah dari) dengan dapur, ruang persiapan

makanan, ruang tamu dan gudang makanan.”

d. Tempat Sampah

Tempat sampah yang ada di kantin non staff tidak tertutup dan

belum dipisahkan menjadi tempat sampah 3 in 1. Selain itu tempat

sampah yang ada di kantin non staff Menyango berdekatan dengan

kran saluran air,

Tempat sampah yang baik, yang memenuhi syarat kesehatan dan

hygiene sanitasi menurut Permenkes No 304 Tahun 1989 tentang

Persyaratan Kesehatan Rumah Makan dan Restoran dalam Lampiran

huruf B Persyaratan Fasilitas Sanitasi adalah tempat sampah yang

dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat mempunyai tutup

dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan

dan makanan jadi yang cepat membusuk.

Sampah harus dibuang dalam waktu 24 jam, hal ini dilakukan

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c7.id
untuk mencegah pencemaran, sehingga hygiene sanitasi tetap terjaga.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c8.id

Agar sampah dapat dibuang dalam waktu 24 jam, perlu disediakan

TPS yang mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah.

e. Gudang Penyimpanan Makanan

Gudang penyimpanan makanan merupakan tempat yang sangat

vital bagi kelangsungan mutu bahan makanan yang disimpan.

Penyimpanan bahan makanan secara tepat, aman dan benar akan

menjaga kualitas bahan makanan, sehingga tetap dapat digunakan

untuk diolah.

Ditemukan pada kantin non staff Jamut, terdapat gudang yang

lantainya berlubang dan kurang mendapat perawatan soal

kebersihannya. Serta penempatan yang dicampur dengan bahan kimia

(sabun, deterjen, dll)

Jenis gudang penyimpanan makanan yang ada di PT. Marunda

Grahamineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Gudang penyimpanan makanan kering (Dry Food Strore)

Gudang ini tempat menyimpan bahan bahan makanan kering

yang tidak mudah rusak, seperti beras, gula, makanan dalam

botol, makanan dalam dus dan makanan kering lainnya. Suhu

untuk gudang penyimpanan makanan kering adalah sekitar 20oC.

Fakta yang ada di gudang penyimpanan makanan kering

memiliki tata letak yang kurang aman, belum sesuai dengan

Permenkes No 304 Tahun 1989 tentang Persyaratan Kesehatan

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c9.id

Rumah Makan dan Restoran dalam Lampiran huruf F, tata letak

yang benar yaitu:

a) Jarak makanan dengan lantai 15 cm

b) Jarak makanan dengan dinding 5 cm

c) Jarak makanan dengan langit-langit 60 cm

Bahan makanan telah diatur sejenis, namun penempatannya

dicampur dengan bahan kimia. Hal ini dapat membahayakan

bahan makanan yang disimpan, karena bahan makanan dapat

tercemar oleh bahan kimia. Oleh karena itu, sebaiknya

penyimpanan bahan makanan harus dipisahkan dari bahan kimia.

2) Gudang penyimpanan makanan yang mudah rusak dan tidak

tahan lama (Cold Store/Refrigerator)

Refrigerator merupakan gudang untuk penyimpanan bahan

makanan yang tidak tahan lama dan mudah rusak, seperti sayuran

segar, daging, ikan, buah-buahan.

Kulkas pendingin atau refrigerator yang ada di PT. Marunda

Grahamineral ada dua, yang pertama kulkas pendingin untuk

menyimpan daging dan yang kedua kulkas untuk menyimpan

sayuran dan buah. Dan ditemukan adanya bahan makanan mentah

dicampur dengan bahan makanan jadi.

Sesuai dengan Permenkes No 304 Tahun 1989 tentang

Persyaratan Kesehatan Rumah Makan dan Restoran dalam

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c10.id
Lampiran huruf F, point b dan e, yaitu “ point b: Penempatan

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c9.id

terpisah dengan makanan jadi.” “point e: Bahan makanan

disimpan dalam aturan sejenis, disusun dalam rak-rak sedemikian

rupa sehingga tidak mengakibatkan rusaknya bahan makanan,

bahan makanan yang masuknya lebih dahulu dikeluarkan duluan

sedangkan bahan makanan yang masuk belakangan dikeluarkan

belakangan (First in first out).”

Suhu penyimpanan yang baik dalam refrigerator adalah

sebagai berikut:

a) Sayur dan buah pada suhu 10o C

b) Susu, saus dan telur pada suhu 4o C

c) Daging dan ikan segar pada suhu 0-3o C

Secara umum, selain hal di atas kebersihan merupakan faktor

utama penentu bahan makanan layak atau tidak untuk dikonsumsi.

Gudang penyimpanan makanan yang baik, bebas dari segala jenis

pencemaran. Seperti yang tercantum dalam Permenkes No 304 Tahun

1989 tentang Persyaratan Kesehatan Rumah Makan dan Restoran

Lampiran hururf C nomor 3 “Jumlah bahan makanan yang disimpan

disesuaikan dengan ukuran gudang, Gudang bahan makanan tidak

boleh untuk menyimpan bahan lain selain makanan, gudang harus

dilengkapi dengan pelindung serangga dan tikus.”

f. Bahan Makanan

Semua bahan makanan yang tersimpan di gudang harus dalam

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c0.id
keadaan baik, sehingga kebersihan gudang dapat tetap terjaga.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c11.id

Sebelum memasukkan bahan makanan ke gudang, sebaiknya terlebih

dahulu bahan makanan dibersihkan dari kotoran.

Ditemukan sayuran yang sebagian telah membusuk berada di

dalam kulkas dan telah berada di dapur kantin staff Menyango.

Hal ini belum sesuai dengan Kepmenkes No

715/Menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi

Jasaboga Lampiran III, yaitu:

1) Bahan yang akan diolah terutama daging, susu, telur, ikan/udang,

dan sayuran harus baik, segar, tidak rusak atau berubah bentuk,

warna dan rasa.

2) Makanan jadi yang disajikan tidak ada pengotoran lain.

g. Penerimaan Bahan Makanan dari Supplier

Proses penerimaan bahan makanan merupakan salah satu hal

pokok yang harus disiapkan dan dikontrol dengan baik dalam

penyelenggaraan jasaboga, termasuk penyelenggaraan kantin di

perusahaan. Tujuan penerimaan adalah pengontrolan jumlah dan

ukuran barang yang dikirim sesuai dengan yang dipesan.

Penerimaan barang dari supplier pasar Muara Teweh ke gudang

makanan telah melalui proses pemeriksaaan, namun belum dilakukan

secara terperinci. Pemeriksaan tentang penerimaan barang dari

supplier untuk menjaga kualitas dan kuantitas bahan makanan dapat

dilakukan dengan cara:

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c2.id

1) Petugas penerima barang harus hadir didampingi chef supervisor.

2) Semua barang yang dikirim oleh supplier harus sesuai dengan

pesanan dan kebutuhan, baik dari segi jenis, mutu maupun

jumlahnya.

(a) Untuk memeriksa bahan makanan sesuai jenis dan

jumlahnya.

(b) Untuk memeriksa mutu bahan makanan tentang

karakteristik bahan yang dipesan, misalnya, jenis ukuran,

berat, warna, serta bentuknya.

3) Apabila ada bahan makanan yang dianggap tidak sesuai dengan

pesanan, maka pihak penerima dapat mengembalikan atau

meminta ganti kepada supplier.

4) Apabila bahan makanan dapat diterima sesuai dengan pesanan,

maka pihak penerima bisa menandatangani format pengiriman

yang dijadikan landasan bagi pihak pemasok barang untuk

menagih pada bagian keuangan.

h. Pengolahan Limbah

Penyelenggaraan kantin di PT. Marunda Grahamineral belum

dilakukan treatment limbah, terutama limbah B3 berupa minyak

goreng. Menurut Permenkes No 304 Tahun 1989 tentang Persyaratan

Kesehatan Rumah Makan dan Restoran, penyaluran limbah minyak

goreng harus dilengkapi dengan perangkap lemak (Grease Trap).

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c1.id

Limbah minyak goreng sebetulnya bisa diuraikan oleh bakteri

atau mikroorganisme, tetapi karena lemak mudah mengapung dan

terpisah dari air limbah, maka dengan menangkap atau menghilangkan

lemak dari saluran pembuangan air akan mengurangi tingkat

pencemaran dan tidak merusak saluran pembuangan air.

Perangkap lemak atau grease trap adalah sebuah bak dengan

sekat-sekat untuk menghilangkan turbulensi, sehingga tekanan air

menjadi kecil. Perangkap lemak atau grease trap ditempatkan pada

awal pembuangan air atau saluran awal pembuangan limbah.

Prinsipnya adalah bahan yang ringan (minyak, lemak, dll) akan

mengapung jika kondisi airnya tenang.

Hal penting yang perlu dilakukan adalah pembersihan dari

lemak dan bahan padat lainnya secara periodik. Karena bila tidak

dilakukan pembersihan secara periodik maka manfaat dari perangkap

lemak atau grease trap sama sekali tidak ada. Periode pembersihan

sangat tergantung pada jumlah bahan padat dan lemak.

3. Deskripsi Sampel Penelitian

Sampel penelitian yang diambil sebagian besar adalah yang memiliki

jenis kelamin laki-laki atau sekitar 96,67% dan usia sampel lebih banyak

pada usia 20-30 tahun (56,7%). Sampel penelitian diambil berdasarkan

tingkat pekerjaan ringan, sedang, dan berat yang dianggap sudah

mewakili sampel penelitian berdasarkan teknik samplingnya. Hal ini

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c3.id

sudah sesuai dengan teknik sampling yang digunakan dengan cara

purposive sampling berdasarkan tingkat pekerjaan.

4. Kandungan Zat Gizi yang didapat Tenaga Kerja

Konsumsi makanan yang disediakan oleh CV. Cendana sebagian

besar belum memenuhi kandungan zat gizi yang diperlukan oleh tenaga

kerja. Hal ini dikarenakan penyusunan menu yang monoton, sayuran dan

buah yang kurang bervariasi dan proses pengolahan yang kurang terjaga

kualitas dan kebersihannya.

Berikut ini, hasil kandungan gizi yang didapat oleh responden yang

makan di kantin:

a. Protein

Asupan protein yang dikonsumsi oleh tenaga kerja sebagian

besar, dan hampir 100% terpenuhi. Untuk kantin staff 100% dan

kantin non staff 95%.

Protein diperlukan oleh tubuh untuk sumber tenaga setelah

karbohidrat dan lemak, membentuk jaringan, mengganti jaringan

yang rusak, sumber energi, dan mengatur proses tubuh (enzim,

hormon, tekanan air, dll)

Kekurangan protein dapat mengakibatkan badan menjadi lemah

dan kurus, dan terganggunya fungsi tubuh.

Protein dapat ditemukan pada: semua butiran biji tanaman,

polong-polongan, kacang-kacangan, biji-bijian, beras, sayuran umbi-

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c4.id
umbian, wortel, kentang, telur, ikan, dan daging.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c5.id

b. Lemak

Kandungan lemak yang dikonsumsi oleh reponden, sebagian

besar melebihi nilai yang disarankan, yaitu 60% untuk kantin staff

maupun kantin non staff.

Fungsi lemak bagi tubuh adalah sebagai penghasil energi,

penyerapan vitamin A, D, E, dan K, sebagai bantalan tubuh, isolasi

panas tubuh, mempertahankan tubuh dari gangguan luar,

mempengaruhi bentuk tubuh, dan sebagai cadangan tenaga.

Kelebihan lemak dapat meningkatkan kadar kolesterol,

kegemukan, saluran arteri tersumbat, dan penyakit jantung koroner.

Lemak dapat ditemukan pada jenis makanan hewani yang

memiliki kadar kolesterol tinggi (telur, susu, mentega, dll), zaitun,

jagung, dll.

c. Vitamin A

Asupan vitamin A pada responden kantin staff maupun non staff

telah memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 90% untuk kantin staff

maupun kantin non staff.

Fungsi vitamin A pada tubuh adalah untuk menjaga sistem

kekebalan, menyediakan makanan untuk kulit; mata; rambut; dan

kuku. Vitamin A membantu mengatasi infeksi, membantu

menggunakan lemak-lemak yang baik dan meningkatkan fungsi hati

dan tiroid. Membantu dalam proses penyembuhan dan pertumbuhan,

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c6.id

mengurangi stress, membantu penglihatan menjadi jelas, menyokong

pertumbuhan dan reproduksi.

Vitamin A dapat ditemukan pada kacang-kacangan, sayuran

berwarna hijau dan oranye (kol, bayam, selada, wortel, dll), minyak

nabati, telur, minyak hati ikan, dan hati.

d. Vitamin B1

Asupan vitamin B1 pada responden kantin staff maupun non

staff belum memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 80% untuk kantin

staff dan 95% untuk kantin non staff.

Fungsi vitamin B1 bagi tubuh adalah untuk mempertahankan

metabolisme karbohidrat menjadi normal, menjaga berfungsinya

sistem saraf, membangun kekuatan otot yang baik untuk sistem

peredaran darah, terutama hati, mengurangi kelelahan, membantu

pencernaan, melindungi sistem kekebalan.

Vitamin B1 dapat ditemukan pada kubis, selada, buncis, kacang

polong, wortel, buah apel, pisang, jeruk, jagung manis, kuning telur,

hati, dan kentang.

e. Vitamin B2

Asupan vitamin B2 pada responden kantin staff maupun non

staff belum memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 100% untuk

kantin staff maupun kantin non staff.

Fungsi vitamin B2 bagi tubuh adalah sebagai unsur dasar untuk

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c7.id
kesehatan rambut; kulit; dan kuku, melindungi sistem kekebalan

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c8.id

tubuh. Hakiki sifatnya untuk perawatan sel, terutama dalam proses

penyembuhan luka, dan metabolisme tenaga.

Vitamin B2 dapat ditemukan pada selada, seledri, bayam, buncis,

kacang polong, kembang kol, buah pir, susu, telur (terutama

kuningannya), ikan, dan hati.

f. Vitamin B3

Asupan vitamin B3 pada responden kantin staff maupun non

staff telah memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 60% untuk kantin

staff dan 55% untuk kantin non staff.

Fungsi vitamin B3 bagi tubuh adalah untuk meningkatkan sistem

peredaran darah, sangat penting untuk metabolisme otak, dan

melindungi sistem kekebalan tubuh, serta terlibat dalam kebanyakan

proses yang terjadi dalam tubuh.

Vitamin B3 dapat ditemukan pada kacang-kacangan, kacang

kedelai, sereal, ikan, unggas, dan hati.

g. Vitamin B6

Asupan vitamin B6 pada responden kantin staff maupun non

staff telah memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 80% untuk kantin

staff dan 75% untuk kantin non staff.

Fungsi vitamin B6 adalah untuk menghasilkan dan menjaga

kesehatan DNA dan RNA, dan melindungi sistem kekebalan tubuh.

Sangat penting untuk metabolisme lemak, gula, dan protein.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c9.id

Vitamin B6 dapat ditemukan pada kacang-kacangan, kacang

polong, kentang, selada, tomat, pisang, susu, ikan, daging tanpa

lemak.

h. Vitamin C

Asupan vitamin C pada responden kantin staff maupun non staff

belum memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 90% untuk kantin staff

dan 85% untuk kantin non staff.

Fungsi vitamin C bagi tubuh adalah pembantu utama dalam

pembentukan gigi dan tulang, memperkuat dinding saluran darah,

membantu mempercepat proses penyembuhan luka. Sebagai anti-

oksidan alami, vitamin C mencegah penyakit demam, penyakit hati

koroner, engsel-engsel yang bengkak dan terasa sakit, sambil

melawan efek racun obat-obatan. Melindungi sistem kekebalan

tubuh dan terlibat secara luas dalam hampir semua fungsi tubuh.

Vitamin C dapat ditemukan pada merica, brokoli, sayuran

mentah berwarna hijau, tomat, stroberi, jeruk lemon, jeruk besar,

kentang, bawang merah.

i. Kalsium

Asupan kalsium pada responden kantin staff maupun non staff

belum memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 100% untuk kantin

staff maupun kantin non staff.

Fungsi kalsium dalam tubuh adalah untuk pembentukan tulang

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c10.id
dan gigi, kontraksi otot dan pembekuan darah.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c11.id

Bila tubuh kekurangan kalsium, maka dapat menyebabkan

osteoporosis. Kalsium dapat ditemukan pada kacang-kacangan,

kacang kedelai, susu, keju, dan sereal.

j. Zat Besi

Asupan zat besi pada responden kantin staff maupun non staff

belum memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 100% untuk kantin

staff dan 85% untuk kantin non staff.

Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, zat

ini diperlukan terutama dalam pembentukan darah, yaitu dalam

sintesa hemoglobin. Kekurangan zat besi akan terjadi perubahan

tingkah laku dan penurunan kemampuan bekerja. Selain itu zat besi

diperlukan dalam proses penghilangan (detoksifikasi) zat racun

dalam hati. Orang yang mengalami defisiensi zat besi lebih sulit

memerangi infeksi bakteri, karena produksi antibodi terhambat.

Secara umum, kekurangan zat gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja

dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Jika hal ini

dibiarkan dalam jangka panjang, tenaga kerja rentan terkena batuk, pilek,

flu, diare, dll.

5. Hasil Pengamatan

Berdasarkan pengamatan dan hasil dari penyebaran kuesioner

ditemukan hal-hal yang kurang sesuai, yaitu:

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c12.id

a. Seringnya pengolahan Makanan Berminyak

Penyusunan menu yang disediakan oleh kantin hampir setiap

hari digoreng, atau dengan kata lain hampir setiap hari diolah

makanan yang berminyak. Dari data yang diperoleh, sebagian besar

responden mengkonsumsi makanan berminyak.

Konsumsi makanan berminyak yang terus menerus akan

mengakibatkan penyakit kronis pada tubuh. Hal ini dikarenakan

makanan berminyak mengandung minyak trans. Minyak trans adalah

bentuk lemak yang tidak baik dan mempengaruhi kadar kolesterol

menjadi lebih jahat.

Lemak trans yang ada di dalam minyak goreng merupakan hasil

oksidasi dari penggorengan minyak, terutama pada temperatur yang

tinggi. Hal ini dapat dilihat dari berubahnya warna minyak menjadi

agak kehitam-hitaman setelah digoreng.

Makanan yang digoreng, menyebabkan makanan menjadi

teroksidasi, maka radikal bebas akan mudah terbentuk. Radikal bebas

dapat menghancurkan DNA dalam sel-sel dan zat kersinogenik yang

terkandung dalam makanan berminyak akan lama mengendap di

dinding usus sehingga menyebabkan kanker, terutama kanker usus.

Serta penyakit lain yang menyertai yaitu penyakit seperti jantung dan

stroke.

Menurut WHO, makanan yang mengalami penggorengan atau

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c13.id
proses pemasakan dengan suhu tinggi dapat merangsang

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c0.id

pembentukan senyawa karsinogenik yang menjadi pemicu kanker.

Selain itu makanan berminyak akan membuat seseorang rentan

terserang batuk dan memperlambat pengosongan lambung. Lemak

akan merangsang tenggorokan dan membuatnya gatal sehingga

mudah terserang batuk.

Untuk menghindari kemungkinan resiko di atas, maka

diperlukan variasi pengolahan makanan yang bebas dari minyak

goreng, misalkan pengolahan makanan dengan cara direbus atau

dikukus

b. Botol air Minum yang Diisi Ulang

Air minum yang disediakan di PT. Marunda Grahamineral

berupa air minum kemasan. Kenyataan di lapangan, persediaan air

minum kemasan masih kurang dari jumlah karyawan yang ada. Hal

ini mengakibatkan banyak tenaga kerja yang mengisi ulang botol air

minum, yaitu sebesar 70% responden.

Kode botol air minum yang ada di PT. Marunda Grahamineral

adalah kode nomor 1 untuk PET (polyethylene terephthalate) di

bawah segitiga. Kode ini biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna

jernih/transparan/tembus pandang.

Menurut The Society of Plastic Industry 1988 yang juga telah

diadopsi oleh lembaga seperti ISO, botol PET disarankan hanya

untuk sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi untuk

menyimpan air hangat/panas, akan mengakibatkan lapisan polimer


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c1.id

pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik

yang dapat menyebabkan kanker dalam jangka panjang.

Sebaiknya disediakan dispenser untuk air minum pada tempat

kerja dan barack tenaga kerja, dan apabila dibutuhkan air minum

dilapangan gunakan air minum kemasan yang baru.

6. Penilaian Status Gizi

Status gizi dari responden yang makan di kantin, sebagian besar

memiliki status gizi normal, yaitu sekitar 86,6%, hal ini dikarenakan

setiap tenaga kerja telah dijamin mendapatkan asupan gizi dari

perusahaan, berupa penyelenggaraan kantin (kantin staff dan kantin non

staff) yang dikelola oleh pihak CV. Cendana Utama. Sedangkan 6,67%

responden memiliki status gizi berat badan lebih tingkat ringan, dan

6,67% lainnya memiliki status gizi berat badan lebih tingkat berat. Hal ini

sudah sesuai dengan UU No. 23 tahun 2003 tentang Kesehatan pasal 20

ayat 2 menyebutkan bahwa perbaikan gizi meliputi upaya peningkatan

status gizi dan mutu gizi, pencegahan, penyembuhan, dan atau pemulihan

akibat gizi yang salah.

7. Penilaian Kebutuhan Energi Tenaga Kerja

a. Kebutuhan Energi Tenaga Kerja

Hasil analisis regresi linear berganda menunjukan persamaan regresi

linear dan nilai p untuk masing-masing variabel bebas terhadap

variabel tergantung (kebutuhan energi). Variabel bebas yang

mempengaruhi variabel tergantung sebagai berikut:


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.a8c2.id

1) Jenis Kelamin

Pengaruh jenis kelamin terhadap variabel kebutuhan

energimenunjukkan nilai p= 0,168 dan B= -158,427. Dari nilai

tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh jenis kelamin

terhadap variabel kebutuhan energi.

2) Usia

Pengaruh usia terhadap variabel kebutuhan energi

menunjukkan nilai p= 0,00 dan B= -12,922. Dari nilai tersebut

menunjukkan bahwa usia mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel kebutuhan energi sebesar -12,922. Dimana

semakin meningkat usia, maka semakin menurun kebutuhan

energi.

3) Tingkat Pekerjaan

Pengaruh tingkat pekerjaan terhadap variabel kebutuhan

energi menunjukkan nilai p= 0,00 dan B= 196,992. Dari nilai

tersebut menunjukkan bahwa tingkat pekerjaan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel kebutuhan energi

sebesar 196,992. Dimana semakin berat tingkat pekerjaan, maka

semakin besar energi yang dibutuhkan.

4) Berat Badan

Pengaruh berat badan terhadap variabel kebutuhan energi

menunjukkan nilai p= 0,00 dan B= 18,690. Dari nilai tersebut


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id menunjukkan bahwa berat badan mempunyai pengaruh yang
digilib.uns.a 8c3.id

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

signifikan terhadap variabel kebutuhan energi sebesar 18,690.

Dimana semakin meningkat berat badan, maka semakin besar

kebutuhan energi.

5) Tinggi Badan

Pengaruh tinggi badan terhadap variabel kebutuhan energi

menunjukkan nilai p= 0,598 dan B= -1,685. Dari nilai tersebut

menunjukkan bahwa tinggi badan tidak berpengaruh terhadap

variabel kebutuhan energi.

b. Pemenuhan Kebutuhan Energi

Pemenuhan kebutuhan energi untuk tenaga kerja sangat penting

sebagai upaya untuk menjaga daya kerja dan meningkatkan

produktivitas tenaga kerja. Pemenuhan kebutuhan energi bagi

responden yang makan di kantin staff sebesar 60% belum memenuhi

kebutuhan energi di tempat kerja, sedangkan untuk kantin non staff

sebesar 80% yang belum terpenuhi kebutuhan energi kerjannya. Jadi,

berdasarkan data di atas pemenuhan kebutuhan energi responden

belum terpenuhi.

Untuk hasil analisis correlation bivariate antara tingkat

pekerjaan, usia, tinggi badan, jenis kelamin, berat badan yang

mempunyai nilai yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan

energi. Hanya usia, tingkat pekerjaan, dan berat badan, sedangkan

jenis kelamin dan tinggi badan tidak mempunyai nilai yang signifikan

terhadap pemenuhan kebutuhan energi.


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c5.id
digilib.uns.ac.id

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian penilaian gizi kerja pada penyelenggaraan makan

siang di PT. Marunda Grahamineral, Kalimantan Tengah, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Marunda Grahamineral telah menyelenggarakan pengadaan kantin

perusahaan yang sesuai dengan Ketentuan Surat Edaran Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi No. SE-01/MEN/1979 tentang pengadaan kantin

dan ruang/tempat makan

2. Penyelenggaraan kantin di PT. Marunda Grahamineral bekerjasama

dengan pihak kontraktor, yaitu CV. Cendana Utama

3. Pemenuhan nilai gizi kerja untuk tenaga kerja baik pada kantin staff dan

kantin non staff belum terpenuhi, hal ini dapat dilihat dari data sebagai

berikut:

a. Energi

Energi yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 60% belum

memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 80%

belum memenuhi nilai yang dianjurkan.

Rata-rata konsumsi energi yang didapat para tenaga kerja untuk

pekerja ringan sebesar 894,876 kalori, untuk pekerja sedang sebesar

969,016 kalori, dan untuk pekerja berat sebesar 842,872 kalori.


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Protein

Protein yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 100% telah

memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 95%

telah memenuhi nilai yang dianjurkan.

Kandungan protein yang dianjurkan dalam satu kali makan menurut

AKG 2004, untuk laki-laki adalah 24 gr dan untuk wanita 20 gr.

c. Lemak

Lemak yang dikonsumsi oleh pekerja baik staff maupun non staff

sebesar 60% melebihi nilai yang dianjurkan.

Kandungan lemak yang dianjurkan adalah kurang dari 30%.

d. Vitamin A

Vitamin A yang dikonsumsi oleh pekerja baik staff maupun non staff

sebesar 90% telah memenuhi nilai yang dianjurkan.

Kandungan vitamin A yang dianjurkan dalam satu kali makan

menurut AKG 2004, untuk laki-laki adalah 260 mg dan untuk wanita

200 mg.

e. Vitamin B1

Vitamin B1 yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 80% belum

memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 95%

belum memenuhi nilai yang dianjurkan.

Kandungan vitamin B1 yang dianjurkan dalam satu kali makan

menurut AKG 2004, untuk laki-laki adalah 0,48 mg dan untuk wanita

0,4 mg.
commit to user

84
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c6.id

f. Vitamin B2

Vitamin B2 yang dikonsumsi oleh pekerja baik staff maupun non

staff sebesar 100% belum memenuhi nilai yang dianjurkan.

Kandungan vitamin B2 yang dianjurkan dalam satu kali makan

menurut AKG 2004, untuk laki-laki adalah 0,52 mg dan untuk wanita

0,44 mg.

g. Vitamin B3

Vitamin B3 yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 60% telah

memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 55%

telah memenuhi nilai yang dianjurkan.

Kandungan vitamin B2 yang dianjurkan dalam satu kali makan

menurut AKG 2004, untuk laki-laki adalah 6,4 mg dan untuk wanita

5,6 mg.

h. Vitamin B6

Vitamin B6 yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 80% telah

memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 75%

telah memenuhi nilai yang dianjurkan (Menurut AKG 2004).

i. Vitamin C

Vitamin C yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 90% belum

memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 85%

belum memenuhi nilai yang dianjurkan.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c7.id

Kandungan vitamin C yang dianjurkan dalam satu kali makan

menurut AKG 2004, untuk laki-laki adalah 36 mg dan untuk wanita

30 mg.

j. Kalsium

Kalsium yang dikonsumsi oleh pekerja baik staff maupun non staff

sebesar 100% belum memenuhi nilai yang dianjurkan.

Kandungan kalsium yang dianjurkan dalam satu kali makan adalah

400 mg.

k. Zat Besi

Zat besi yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 100% belum

memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 85%

belum memenuhi nilai yang dianjurkan.

Kandungan zat besi yang dianjurkan dalam satu kali makan menurut

AKG 2004, untuk laki-laki adalah 5,2 mg dan untuk wanita 10 mg.

4. Energi kerja yang dibutuhkan oleh PT. Marunda Grahamineral untuk

pekerjaan ringan adalah 988,565 kalori, pekerjaan sedang sebesar

1137,77 kalori, dan pekerjaan berat sebesar 1335,779 kalori.

5. Energi yang disediakan oleh CV. Cendana Utama untuk kantin staff

sebesar 1386,1 kalori, dan untuk kantin non staff sebesar 1484,257

kalori.

6. Dari analisis data Regresi Linear berganda penilaian kebutuhan energi

menunjukkan bahwa variabel bebas usia, berat badan dan tingkat

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c8.id

pekerjaan mempunyai pengaruh yang signifikan pada variabel tergantung

kebutuhan energi

B. Saran

1. Sebaiknya penyusunan menu yang dibuat bervariasi, agar dapat

meningkatkan selera makan tenaga kerja

2. Perencanaan suatu menu sebaiknya digunakan bahan makanan yang

mengandung zat gizi secara lengkap. Penganekaragaman selain

meningkatkan mutu gizi hidangan, juga mempermudah perencanaan

menu.

3. Penambahan personel pada komite penyelenggaraan menu dari section

Medic, untuk menjaga kesehatan dan kebersihan pangan.

4. Penunjukan ahli gizi yang telah terlatih, terampil dan bersertifikat untuk

menjaga kualitas pemenuhan zat gizi, manajemen penyelenggaraan makan

serta terampil dalam membuat variasi makanan yang pantas dengan

susunan makanan yang tepat.

5. Sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang gizi pada tenaga kerja, agar

kesehatan tenaga kerja tetap terjaga

6. Penyediaan tempat sampah yang kedap air dan dilengkapi dengan bak

tertutup, serta pemilahan jenis sampah menjadi 3 (3 in 1) yaitu sampah

organik, sampah anorganik, dan sampah pecah belah.

7. Pembersihan secara rutin pada gudang penyimpanan makanan, agar

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c9.id
kebersihan tetap terjaga dan bahan makanan tidak tercemar.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c10.id

8. Pengawasan dan perawatan kebersihan kantin secara continue, agar

hygiene sanitasi kantin tetap terjaga.

9. Sebaiknya penyajian makanan yang berminyak dikurangi, diselingi dengan

cara pengolahan makanan yang lain, seperti dikukus atau direbus.

10. Penyediaan air kemasan yang sesuai dengan jumlah tenaga kerja, agar

botol air kemasan tidak diisi ulang oleh tenaga kerja

11. Truk untuk pengangkutan makanan sebaiknya menggunakan truk dengan

box yang tertutup.

12. Wastafel dan toilet sebaiknya diberikan sekat, untuk memberi batas antara

ruang makan, sehingga dapat menurunkan tingkat pencemaran.

13. Pengelolaan saluran buangan air sebaiknya dilengkapi dengan perangkap

lemak (grease trap), agar tidak terjadi pencemaran limbah B3.

14. Sebaiknya dilakukan training kepada penjamah makanan tentang syarat-

syarat penjamah makanan, cara pengolahan dan penyajian makanan,

kebersihan serta kesehatan makanan.

15. Perlu dilakukan MCU (Medical Check Up) pada penjamah makanan pada

saat awal masuk kerja, dan MCU secara berkala minimal 2 kali dalam satu

tahun, untuk mengetahui apakah tenaga kerja penjamah makanan bebas

dari penyakit menular atau tidak.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai