Anda di halaman 1dari 10

A.

Konsep Salutogenesis
1. Teori Salutogenesis
Pada tahun 1979, Aaron Antonovsky, Profesor Sosiologi Medis, menerbitkan
bukunya "Health, Stress and Coping", di mana teori tentang salutogenesis disajikan
untuk pertama kalinya. Saat ini, hampir 30 tahun kemudian, pertanyaan penelitian dasar
yang mengarah pada teori tersebut masih menjadi perhatian ilmiah yang besar.
Antonovsky membalikkan pertanyaan tradisional tentang penyebab penyakit, dan
menanyakan faktor apa yang dapat membuat orang mempertahankan dan
mengembangkan kesehatan mereka, bahkan dalam keadaan eksternal yang sulit.
Jawaban atas pertanyaan ini sebagian besar adalah tentang teori salutogenesis.
Dalam ilmu kedokteran, patogenesis penting untuk memahami penyakit dan
perkembangan penyakit. Salutogenesis, di sisi lain, berkontribusi pada pemahaman kita
tentang pengembangan dan pemeliharaan kesehatan. Menurut Antonovsky, orang yang
memiliki sumber daya resistensi umum (GRR) yang cukup dan memadai dan belajar
bagaimana menggunakannya secara bertahap dapat mengembangkan rasa koherensi
yang kuat (SOC).
GRR dapat ditemukan di dalam diri manusia sebagai sumber daya yang terikat
pada pribadi dan kapasitas mereka, tetapi juga pada lingkungan terdekat dan jauh
mereka, baik sebagai kualitas material maupun non-materi dari orang tersebut ke
seluruh masyarakat. Faktor kuncinya bukanlah sumber daya apa yang tersedia tetapi
untuk dapat menggunakan dan menggunakannya kembali untuk tujuan yang
dimaksudkan.
SOC yang kuat didefinisikan sebagai orientasi hidup yang membantu orang
untuk memandang hidup sebagai sesuatu yang komprehensif, dapat dikelola, dan
bermakna. SOC yang kuat diasumsikan dapat mengurangi ketegangan hidup yang
dirasakan. Kemudian, Antonovsky mengembangkan pemikirannya lebih lanjut dalam
buku 'Unraveling the Mystery of Health', yang diterbitkan pada tahun 1987. Ini dapat
dianggap sebagai karya teoretis utamanya. Di sini, salutogenesis disajikan sebagai teori
sistem di mana koherensi antara individu, kelompok dan lingkungan memainkan peran
utama dalam pengembangan SOC.
Konsep SOC Antonovsky (Griffiths, 2010) memiliki tiga komponen yang saling
terkait yaitu:
a. Comprehensibility
Comprehensibility merupakan komponen kognitif dari sense of coherence.
Comprehensibility adalah kemampuan individu untuk menemukan logika tertentu
dalam urutan kejadian, yaitu untuk menyadari bahwa ada tingkat konsistensi dari
satu pengalaman ke pengalaman lain dan, sebagai aturan umum, peristiwa yang
tidak dapat dijelaskan cenderung tidak terjadi (Lee, 2005).
Comprehensibility mengacu pada individu membuat rasa kognitif peristiwa
kehidupan, yaitu kemampuan individu untuk dapat meninjau realitas untuk
menciptakan keteraturan kognitif, kejelasan dan struktur, dan untuk dapat
menemukan tingkat logika dan konsistensi dalam kehidupan peristiwa (Antonovsky,
1979: 1987; Griffiths, 2010), menggambarkan harapan atau kemampuan seseorang
untuk memproses rangsangan akrab dan asing seperti yang diperintahkan, konsisten,
informasi terstruktur dan tidak kacau, acak, kebetulan atau tidak bisa dijelaskan
(Antonovsky, 1987; Mayer, 2011). Menurut Poppius, Tenkanen, Kalimo, dan
Heinsalmi, 1999 (dalam Lee, 2005), comprehensibility biasanya mencerminkan
kapasitas individu untuk menilai kenyataan.
Comprehensibility ini merupakan hasil komponen dari pengalaman
konsistensi yang mendukung klasifikasi, kategorisasi dan struktur informasi (Mayer,
2011). Oleh karena itu, seseorang dengan SOC tinggi akan melihat masa depannya
seperti yang dapat diperkirakan, akan menganggap bahwa segala sesuatunya akan
berjalan dengan wajar seperti yang diharapkan, dan terjadi kejutan (misalnya:
kegagalan, kematan, atau pengangguran), orang itu akan bisa memahaminya (Lee,
2005). Sullivan (Lee, 2005), berpendapat bahwa untuk menganggap kejadian
sebagai sesuatu yang dapat dipahami tidak berarti bahwa mereka pasti jinak, atau
benar-benar dapat diprediksi
b. Manageability
Manageability mengacu pada persepsi individu memiliki sumber daya yang
diperlukan pribadi dan sosial untuk mengatasi tuntutan dan tekanan hidupnya
(Antonovsky, 1979; 1987; Griffiths, 2010). Ini melibatkan harapan dengan individu
bahwa mereka akan dapat mengatasi kesulitan melalui penyebaran sumber daya
(Sullivan, 1993; Griffiths, 2010) Mengatasi khasiat sebagian ditentukan oleh
keyakinan bahwa seseorang memiliki strategi untuk mengatasi Antonovsky, 1979,
1987; Griffiths, 2010). Poppius, Tenkanen, Kalimo, & Heinsalmi (dalam Lee, 2005),
mempertimbangkan manageability sebagai kepercayaan seseorang terhadap sumber
daya seseorang dan seberapa banyak orang dapat mempercayai orang lain.
Sullivan, 1993 (dalam Lee, 2005), menunjukkan bahwa memiliki sumber
daya yang dimiliki seseorang tidak berarti sumber daya tersebut berada di bawah
kendali langsung seseorang. Seseorang dengan tingkat SOC yang tinggi tidak akan
merasa menjadi korban peristiwa atau merasa diperlakukan tidak adil oleh
kehidupan (Lee, 2005). Jika hal-hal yang tidak menyenangkan terjadi, seseorang
akan bisa mengatasi kejadian tersebut (Lee, 2005). selain itu, seseorang dengan SOC
tinggi juga tidak menyimpulkan bahwa dia tidak efektif dan hidup tidak dapat diatur
karena dia tidak memiliki kendali langsung atas kejadian tersebut, sebaliknyaorang
ini akan berharap bisa menanggung situasi dan tidak terbebani olehnya (Lee, 2005).
c. Meaningfulness
Meaningfulness mengacu pada keyakinan bahwa tuntutan hidup seperti
investasi kognitif dan emosional dan komitmen (Antonovsky 1979; 1987; Griffiths,
2010). Landswerk & Kane, 1998 (Griffiths, 2010) menjelaskan meaningfulness
sebagai hubungan emosional yang mempromosikan motivasi. Orang yang
berpedoman pada meaningfulness mencari makna dalam tantangan yang mereka
hadapi dan menemukan makna yang melengkapi motivasi (Antonovsky, 1987;
Griffiths, 2010).
Antonovsky (Lee, 2005), mendefinisikan meaningfulness sebagai sejauh
mana seseorang merasa bahwa kehidupan masuk akal secara emosional, bahwa
setidaknya beberapa masalah dan tuntutan yang diajukan oleh kehidupan layak
untuk dilakukan investasi, layak untuk komitmen dan keterlibatan, adalah tantangan
yang disambut dari pada beban. Seseorang dengan SOC tinggi, ketika pengalaman
yang tidak menyenangkan terjadi pada seseorang, maka dia akan sukarela
menanggapi tantangan tersebut, bersikap tegas dalam mencari maknanya, dan
melakukan yang terbaik untuk mengatasi tantangan tersebut dengan harga diri
(Poppius, Tenkanen, Kalimo, & Heinsalmi, 1999; Lee, 2005). Oleh karena itu,
meaningfulness mengacu pada tingkat komitmen seseorang terhadap berbagai
domain kehidupan (Lee, 2005). Antonovsky (Lieres, 2011) menyarankan bahwa
meskipun ketiga komponen itu diperlukan, tidak semua memiliki kewaspadaan yang
sama. Yang paling krusial nampaknya adalah komponen meaningfulness. Jika
seseorang tidak memiliki keberanian, kemampuan memahami dan pengelolaan
hanya akan bersifat sementara. Berikutnya yang penting adalah kemampuan untuk
memahami (comprehensibility), karena seseorang membutuhkan pemahaman untuk
mengatasinya. Meski begitu, manageability juga penting. Jika seseorang tidak
percaya bahwa sumber daya ada dalam pembuangannya, keberanian akan menjadi
kurang dan upaya penanggulangan melemah. Oleh karena itu, penanganan berhasil
bergantung pada SOC secara keseluruhan
2. Salutogenesis Dalam Konteks Pembangunan Promosi Kesehatan
Berbicara, mengadvokasi, promosi kesehatan menunjukkan fokus pada aspek
kesehatan yang positif, dinamis dan memberdayakan. Selanjutnya, penelitian promosi
kesehatan merupakan kombinasi dari penelitian dan pengembangan, menekankan
tindakan dan mendorong pendekatan multi disiplin. Nilai-nilai inti adalah: kesetaraan,
partisipasi dan pemberdayaan. Nilai-nilai dasar ini juga merupakan elemen sentral dari
konsep salutogenic dan perspektifnya tentang kesehatan.
Analisis latar belakang sejarah sangat penting untuk memahami situasi saat ini
dan prospek masa depan. Menurut Piagam Ottawa, promosi kesehatan adalah proses
yang memungkinkan individu dan masyarakat untuk meningkatkan kontrol atas faktor-
faktor penentu kesehatan sehingga meningkatkan kesehatan untuk hidup aktif dan
produktif. Promosi kesehatan adalah proses budaya, sosial, lingkungan, ekonomi dan
politik. Pandangan salutogenic menyiratkan penguatan potensi kesehatan masyarakat
menjadikan kesehatan yang baik sebagai alat untuk kehidupan yang produktif dan
menyenangkan. Hak asasi manusia adalah dasar untuk promosi kesehatan dan dasar
untuk kesetaraan, pemberdayaan dan keterlibatan.
3. River of Health (Kesehatan di sungai kehidupan)
Sungai sebagai metafora pembangunan kesehatan sudah sering digunakan.
Menurut Antonovsky, tidak cukup untuk meningkatkan kesehatan dengan menghindari
stres atau dengan membangun jembatan agar orang tidak jatuh ke sungai. Sebaliknya
orang harus belajar berenang. Sungai kehidupan adalah cara sederhana untuk
menunjukkan karakteristik kedokteran (perawatan dan pengobatan) dan kesehatan
masyarakat (pencegahan dan promosi) menggeser perspektif dan fokus dari kedokteran
ke kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan menuju kesehatan penduduk.
Perkembangan historis dan logis ditunjukkan pada Gambar 1 yang menyajikan tahapan
sebagai berikut: (i) penyembuhan atau pengobatan penyakit; (ii) perlindungan
kesehatan/pencegahan penyakit; (iii) pendidikan kesehatan/promosi kesehatan dan (iv)
peningkatan persepsi/kesejahteraan/kualitas kesehatan.
Gambar menjelaskan langkah-langkah pembangunan kesehatan masyarakat menuju
promosi kesehatan.
a. Menyembuhkan atau mengobati penyakit
Perspektif kuratif pada kesehatan berarti bahwa kita 'menyelamatkan orang
dari tenggelam' menggunakan teknologi tinggi yang mahal dan profesional terdidik.
Pemikiran hulu akan menawarkan dukungan dan intervensi orang pada tahap awal.
b. Perlindungan kesehatan/pencegahan penyakit
Tahap ini dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu protektif dan preventif.
NSpelindung perspektif berarti bahwa intervensi membatasi risiko penyakit. Upaya
dan intervensi tersebut berbasis populasi dan pasif. Dalam metafora sungai,
intervensi ditujukan untuk mencegah orang jatuh ke sungai dengan 'membangun
pagar'.
Perspektif bertujuan untuk mencegah penyakit dengan intervensi aktif yang
ditandai dengan sikap memberdayakan di mana orang terlibat secara aktif. Orang-
orang di sini 'dilengkapi dengan pelampung'. Alasannya adalah untuk mengurangi
dampak dan risiko negatif sehingga menjaga kesehatan masyarakat. Intervensi
tersebut baik yang diarahkan pada populasi (protektif) dan berbasis individu
(preventif).
c. Pendidikan kesehatan/promosi kesehatan
Tahap ini terdiri dari pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan.
Pendidikan kesehatan memiliki tradisi panjang dalam praktik kesehatan masyarakat.
Awalnya, itu adalah pertanyaan para profesional yang memberi tahu orangorang
tentang risiko kesehatan dan memberi nasihat bagaimana orang harus menjalani
hidup mereka. Hari ini didasarkan pada dialog, melibatkan orang-orang dalam
kehidupan mereka sendiri, membuat keputusan sendiri didukung oleh para
profesional. Orang-orang, secara umum, lebih aktif terlibat daripada di tahap-tahap
sebelumnya.
Intervensi diarahkan pada individu dan kelompok. Peningkatan literasi
kesehatan adalah hasil utama dari pendidikan kesehatan. Kembali ke sungai, upaya
di sini bertujuan 'mengajarkan orang berenang'. Di dalam promosi kesehatan,
kesehatan dipandang sebagai hak asasi manusia. Fokusnya adalah pada koordinasi
kegiatan antara profesi dan profesional dalam masyarakat. Ini adalah konsep positif
menekankan sumber daya sosial dan pribadi serta kapasitas fisik.
Tanggung jawab tindakan promosi kesehatan jauh melampaui sektor
kesehatan dan perilaku kesehatan untuk kesejahteraan dan kualitas hidup. Ini adalah
pendekatan humanistik dengan fokus pada manusia, hak asasi manusia lagi. Individu
menjadi subjek yang aktif dan berpartisipasi. Tugas para profesional adalah
mendukung dan memberikan pilihan, memungkinkan orang untuk membuat pilihan
yang tepat, menunjukkan penentu utama kesehatan, membuat orang sadar akan hal
itu dan mampu menggunakannya. Pendidikan kesehatan disini diganti dengan
pembelajaran tentang kesehatan yang mengacu pada timbal balik dari dialog
kesehatan. Perspektif salutogenic dapat diterapkan di semua tahap ini.
d. Meningkatkan persepsi kesehatan/kesejahteraan/kualitas hidup
Pergi ke hulu menuju sumber, tahap terakhir berkaitan dengan persepsi
kesehatan dan kualitas hidup. Tujuan akhir dari kegiatan promosi kesehatan adalah
untuk menciptakan prasyarat kehidupan yang baik. Persepsi kesehatan yang baik
merupakan penentu kualitas hidup. Kerangka salutogenic dapat menciptakan
perpaduan kompleksitas pembangunan kesehatan dan kualitas hidup.
B. Contoh Implementasi Konsep Salutogenesis

1. Menerapkan prinsip dan perspektif konsep salutogenic dalam semua kebijakan/


kebijakan publik yang sehat (masyarakat)
2. Memasukkan SOC dalam sistem indikator kesehatan (masyarakat)
3. Menggunakan perspektif ini dan instrumen SOC dalam intervensi dan pengobatan
(kelompok/individu)
4. Menggunakan perspektif salutogenic dalam proses pembelajaran dan
pengembangan sekolah (individu/ kelompok).
A. Kesimpulan

1. Salutogenesis" berasal dari bahasa Latin salus artinya kesehatan dan bahasa
Yunani asal artinya asal. Antonovsky mengembangkan istilah tersebut dari studinya
tentang "bagaimana orang mengelola stres dan tetap sehat", tidak
seperti patogenesis yang mempelajari penyebab penyakit. Antonovsky mengamati
bahwa stres ada di mana-mana, tetapi tidak semua individu memiliki hasil kesehatan
yang negatif sebagai respons terhadap stres tersebut, beberapa orang mencapai
kesehatan meskipun terpapar faktor stres yang berpotensi mengakibatkan suatu masalah
kesehatan.
2. Salutogenesis berkontribusi pada pemahaman kita tentang pengembangan dan
pemeliharaan kesehatan. Menurut Antonovsky, orang yang memiliki sumber daya
resistensi umum (GRR) yang cukup dan memadai dan belajar bagaimana
menggunakannya secara bertahap dapat mengembangkan rasa koherensi yang kuat
(SOC).
3. Konsep SOC Antonovsky (Griffiths, 2010) memiliki tiga komponen yang saling terkait
yaitu:
a. Comprehensibility
b. Manageability
c. Meaningfulness
4. Pandangan salutogenic menyiratkan penguatan potensi kesehatan masyarakat
menjadikan kesehatan yang baik sebagai alat untuk kehidupan yang produktif dan
menyenangkan. Hak asasi manusia adalah dasar untuk promosi kesehatan dan dasar
untuk kesetaraan, pemberdayaan dan keterlibatan.
5. River of Health (Kesehatan di sungai kehidupan) merupakan gambaran langkah-
langkah pembangunan kesehatan masyarakat menuju promosi kesehatan yang terdiri
dari :
a. Menyembuhkan atau mengobati penyakit
b. Perlindungan kesehatan atau pencegahan penyakit
c. Pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan
d. Meningkatkan persepsi kesehatan/kesejahteraan/kualitas hidup
Salutogenesis berfokus tentang penyebab penyakit, dan menanyakan faktor apa yang
dapat membuat orang mempertahankan dan mengembangkan kesehatan mereka, bahkan
dalam keadaan eksternal yang sulit. Salutogenesis digunakan untuk pengembangan dan
pemeliharaan kesehatan. Orang yang memiliki sumber daya resistensi umum (GRR) yang
cukup dan memadai, belajar bagaimana menggunakannya secara bertahap dapat
mengembangkan rasa koherensi yang kuat
DAFTAR PUSTAKA

Eriksson, Monica, and Bengt Lindström. 2008. “A Salutogenic Interpretation of the Ottawa
Charter.” Health Promotion International.
Griffiths, C. Alan. 2010. A critical analysis of Antonovsky’s sense of coherence theory in
relation to mental health and mental disorder and the effect of a lifelong learning
intervention on the sense of coherence of mental health. Thesis. Middlesex University
London
Lee, Annette V. 2005. Coping with Disease. New York: Nova Science Publishers
Lieres, J.S.V. 2011. Tsunami in Kerala, India: Long-Term Psychological Distress, Sense of
Coherence, Social Support, and Coping in a Non-Industrialized Setting. New York: The
Deutsche Nationalbibliothek.
Suominen, Sakari, and Bengt Lindstrom. 2008. “Salutogenesis.” Scandinavian Journal
of Public Health.

Anda mungkin juga menyukai