Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntunan kerja dan membentuk
keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena
kesuksesan karier mereka dan kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga
menghadapi krisis seperti merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia.
Kemungkinan kehilangan pekerjaan dengan berubah lingkungan ekonomi dan
menghadapi kebutuhan perkembangan mereka sendiri seperti juga kebutuhan
anggota keluarga mereka.
Perkembangan kedewasaan mencakup perubahan yang teratur dan dalam
karakter dan sikap perubahan perkembangan berdasarkan karakter awal yang
membantu membentuk perilaku dan karakteristik selanjutnya. Perkembangan setiap
orang, bagaimanapun, merupakan sebuah proses yang unik (Haber et al,1992).
perubahan itu dialami oleh dewasa awal termasuk prose salami maturasi dan
sosialisasi. Dewasa awal melewati periode pergantian stabilitas dan perubahan.
Selama masa periode stabilitas, mereka membuat beberapa pilihan dan
membangun struktur di sekeliling mereka. Dalam periode perubahan, mereka
mengefaluasi kembali pilihan ini dan mempertimbangkan alternative baru
(Erickson,1968,1982).
Masa dewasa awal adalah periode antara remaja akhir dan pertengahan
sampai akhir 30-an(Edelman N magle,1994). Dewasa awal kira 26% dari populasi.
Selama masa dewasa awal idividu semakin terpisah dari keluarga asal mereka,
membangun tujuan karier dalam memutuskan apakah akan menikah dan memulai
sebuah keluarga atau tetap sendiri. Dewasa awal ini aktif dan harus beradaptasi
dengan pengalaman baru. Transisi menjadi ke usia pertengahan terjadi ketika orang
muda menjadi sadar bahwa perubahan dalam kemampuan reproduksi dan fisik
menandakan dimulainya tahap yang lain dalam kehidupan. Usia baya adalah waktu
transisi lanjutan ketika individu memperhitungkaan tujuan hidupnya dan
menambahkan tujuan baru. Pada tahun 1990, hamper 84 juta orang di AS berusia
antara 35 dan 64, atau kira-kira 34% dari populasi AS adalah dewasa usia baya (US.
Dept. Of Commerse,1992).
Seorang dikatakan mencpai Maturitas ketika mereka sudah menapai
keseimbangan pertumbuhan psikologis, psikososial, dan kognitif. Individu yang
matur meresa nyaman dengan kemampuan, pengetahuan, dan respon yang telah
mereka kembangkan selama bertahun-tahun. Mereka melihat dunia dengan
pandangan yang luas, berdasarkan paduan penglihatan, emosi, dan imajinasi
mereka menghadapi masalah yang dapat dipecahkan tapi mengenali dan belajar
untuk hidup dengan masalah yang tidak terpecahkan.
Orang-orang yang matang terbuka untuk menerima saran dan kritik yang
membangun tanpa kehilangan kepercayaan diri. Mereka mempertimbangkan
masukan dan rekomendasi orang lain ketika membuat keputusan tetapi tidak terlalu
terpengaruh atau terintimidasi oleh orang lain. Diatas semua itu, orang yang matur
berkembang dengan belajar dari diri sendiri atau pengalaman orang lain.
Karakteristik lain dari maturitas dikaitkan dengan komunikasi dan berperilaku
interpersonal. Orang yang matur mengakui kelebihan dan kekurangan. Dewasa
matur menghadapi tugas secara terbuka, menggunakan tekhink pembuatan
keputusan untuk memecahkan masalah dan perbuatan mereka dapat
diperhitungkan dan dipertanggungjawabkan.
5) Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang
mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
6) Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik.
7) Pelayanan
Pelayanandapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan
Sementara itu, menurut Turner dan Helms (1995), dewasa muda bukan hanya
mencapai taraf operasi formal, nielainkan telah memasuki penalaran postformal
(post-formal reasoning). Kemampuan ini ditandai dengan pemikiran yang bersifat
dialektikal (dialectical thought], yaitu kemampuan untuk memahami, menganalisis
dan mencari titik temu dari ide-ide, gagasan-gagasan, teori-teori, pendapat-
pendapat, dan pemikiran-pemikir-an yang saling kontradiktif (bertentangan)
sehingga individu mampu menyintesiskan dalam pemikiran yang baru dan kreatif.
Gisela Labouvie-Vief (dalam Turner dan Helms, 1995} setuju kalau operasi formal
lebih tepat untuk remaja, sedangkan dewasa muda mampu memahami masalah-
masalan secara logis dan mampu mencari intisari dari hal-hal yang bersifat
paradoksal sehingga diperoleh pemikiran baru.
Menurut seorang ahli perkembangan kognitif, Jan Sinnot (1984, 1998, dikutip dari
Papalia, Olds, dan Feldman, 2001), ada empat ciri perkembangan kognitif masa
post-formal berikut ini :
c) Pragmatism.
Orang yang berpikir postformal biasanya ber-sikap pragmatis, artinya ia mampu
menyadari dan memilih beberapa solusi yang terbaik dalam memecahkan suatu
masalah. Pemikiran praktis yang dilahirkan dalam memecahkan suatu masalah pada
tahap ini harus benar-benar mengenai sasaran (goal oriented). Namun, dalam hal
ini, individu dapat menghargai pilihan solusi orang lain. Sebab, cara penyelesai- an
masalah bagi tiap orang berbeda-beda, tergantung cara orang itu berpikir. Ungkapan
yang tepat untuk masa pragmatisme ini adalah, “If you want the most practical solu-
tion, do this. If you want the quickest solution, do that”.
2) Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically established), seseorang
harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika menemukan
posisi kerja yang sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang pendidikannya,
mereka umumnya akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerja-annya dengan
baik, Ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam meraih suatu
karier pekerjaan. Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan ekonomi
keluarga yang baik pula; sebaliknya bila karier yang suram (gagal), kehidupan
ekonomi seseorang pun suram. Namun, tak sedikit seorang individu yang belum
cocok dengan pekerjaan dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka
segera pindah dan mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini biasanya
dilakukan mereka yang masih membujang atau belum menikah. Kalau mereka telah
menikah, umumnya akan menekuni bidang kariernya walaupun hasil gajinya masih
pas-pasan, dengan alasan sulitnya mencari jenis pekerjaan yang baru dan takut
dibayangi kegagalan.
3) Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran diri sendiri
untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain, motivasi
yang dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki motivasi Internal,
biasanya ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi lingkungan eksternal,
arSnya seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai suatu
tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupuri memperoleh hambatan atau
rintang-an dari lingkungan eksternal.
1) kurang mendapatkan kasih sayang pada masa bayi dan kanak-kanak
2) kekurangan waktu dalam membina keakraban dengan sesama atau lawan jenis.
3) pengalaman yang menyakitkan ditolak oleh orang tua dalam membina hubungan
akrab atau kehilangan orang yang dikasihi (orang tua atau kekasih)
4) kurang keterampilan untuk membina keakraban dengan orang lain.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian (Peplau dan
Perlman : 1982) adalah :
1) makan secara teratur (tiga kali: sarapan, makan siang, dan makan malam, tidak
termasuk snack)
2) perlu mengonsumsi makan-makanan yang sehat (mengandung gizi, nutrisi,
protein, vitamin, karbohidrat, mineral, zat besi), misalnya empat sehat lima sempuma
3) melakukan aktivitas secara seimbang antara kegiatan bekerja/belajar dengan
kegiatan olahraga
4) pola tidur yang sehat dan normal selama 7-8 jam
5) membiasakan diri untuk tidak merokok
6) membiasakan diri untuk tidak mengonsumsi narkoba (narkotik, alkohol, dan obat-
obatan)
7) tidak mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi (daging
sapi/kambing, fast-food/sea food (udang, cumi).
Individu yang secara tekun mengikuti kebiasaan-kebiasaan tersebut, umumnya
akan memiliki taraf kondisi kesehatan yang baik daripada individu yang tidak
melakukannya. Para tokoh terkenal di dunia (dalam Liwijaya-Kuntaraf & Kuntaraf,
1995), yang hidup sehat dan berumur panjang, di antaranya Mahataia Gandhi (tokoh
kemerdekaan India), Benyamin Franklin (tokoh keinerdekaan Amerika Serikat),
Albert Einstein (penemu teori relativitas sehingga memunculkan bom atom), Martin
Luther (reformator Gereja Protestan), Leonardo da Vinci (pelukis dan pemahat abad
ke-13), Isac Newton (ilmuwan flsika dari higgris}, Charles Darwin (tokoh penemu
teori evolusi), dan Francis Voltaire (filsuf dari Francis), umumnya menjalankan
rahasia hidup sehat dengan membiasakan diri untuk mengonsumsi makan sayur-
mayur (vegetarian) dan menghindari makan-makanan dari daging-dagingan.
Faktor resiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya hidup dan
riwayat keluarga. Factor-faktor ini mempunyai kategori sebagai berikut:
Bonder, B. R. (2010). Psychopathology and Function 4th Edition. New York: Slack
Incorporated.
Dalton, J.H., Elias, M.J. & Wandersman, A., (2001). Community Psychology. New
Jersey: Wadsworth Thomson Learning.
Durand V. Mark & David H. Barlow. (2007). Intisari Psikologi Abnormal. Terjemahan
dari Essentials of Abnormal Psychology, Terj: Helly Prajitno Soetjipto dan Sri
Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Herrman, H., & Jané-Llopis, E. (2005). Mental health promotion in public health.
Global Health Promotion, 42.
Ismail, Irawati. R & Kristiana Siste. (2013). Gangguan Depresi. Dalam Sylvia D.
Elvira dan Gitayanti Hadikusumo (editor). Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kloos, B., Hill, J., Thomas, E., Wandersman, A., & Elias, M. J. (2012). Community
psychology: Linking individuals and communities. Cengage Learning.
Martin, L. F., Hall, M. H., Ross, R. G., Zerbe, G., Freedman, R., & Olincy, A. (2007).
Physiology of schizophrenia, bipolar disorder, and schizoaffective disorder. American
Journal of Psychiatry, 164(12), 1900-1906.
Waddell, C., McEwan, K., Shepherd, C. A., Offord, D. R., & Hua, J. M. (2005). A
public health strategy to improve the mental health of Canadian children. The
Canadian Journal of Psychiatry, 50(4), 226-233.
World Federation of Mental Health. (2014). World Mental Health Day. Diakses 27
Oktober 2016 dari http://wfmh.com/index.php/world-mental-health-day.