CHF
Dosen Pembimbing:
Ns Bintari Ratih Kusumaningrum S.Kep M.Kep
KELOMPOK 3A
8
2. Klasifikasi
Pada CHF terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan.
New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional
dalam 4 kelas :
Klasifikasi Karakteristik
Kelas I Tidak ada batasan aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang biasa tidak menyebabkan dispnea
napas, palpitasi, atau keletihan berlebihan
Kelas II Gangguan aktivitas fisik ringan
Merasa nyaman ketika beristirahat
Aktivitas fisik biasa menimbulkan keletihan, dan palpitasi
Kela III Keterbatasan aktivitas fisik yang nyata
Merasa nyaman ketika beristirahat
Aktivitas fisik yang tidak biasanya menyebabkan dispnea
napas, palpitasi, atau keletihan berlebihan
Kelas IV Tidak dapat melakukan aktivitas fisik apapun tanpa merasa
tidak nyaman
Gejala gagal jantung kongestif ditemukan bahkan pada
saat istirahat
Ketidaknyaman semakin bertambah ketika melakukan
aktivitas fisik apapun
Sumber: Aspiani, 2015
3. Etiologi
Menurut Asikin (2016). Mekanisme fisiologis yang dapat menyebabkan
timbulnya gagal jatung yaitu kondisi yang meningkatkan preload, afterload,
atau yang menurunkan kontraktilitas miokardium. Kondisi yang meningkatkan
preload, misalnya regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel. Afterload
meningkat pada kondisi dimana terjadi stenosis aorta atau dilatasi ventrikel.
Pada infrak miokard dan kardiomiopati, kontraktilitas miokardium dapat
menurun. Terdapat faktor fisiologis lain yang dapat menyebabkan jantung
gagal sebagai pompa, anatara lain adanya gangguan pengisian ventrikel
(stenosis katup atrioventrikularis), serta adanya gangguan pada pengisian dan
ejeksi ventrikel (perikarditis konstriktif dan tamponade jantung).
Berdasarkan seluruh penyebab
10
tersebut, diduga yang paling mungkin terjadi yaitu pada setiap kondisi
tersebut menyebabkan gangguan penghantaran kalsium didalam
sarkomer, atau didalam sintesis, atau fungsi protein kontraktil.
Gagal jantung dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Gagal jantung kiri (gagal jantung kongestif) , dibagi menjadi 2 jenis
yang dapat terjadi sendiri atau bersamaan, diantaranya:
1) Gagal jantung sistolik yaitu ketidakmampuan jantung untuk
menghasilkan output jantung yang cukup untuk perfusi organ
vital.
2) Gagal jantung diastolik yaitu kongesti paru meskipun curah
jantung dan output jantung normal.
b. Gagal jantung kanan, merupakan ketidakmampuan ventrikel kanan
untuk memberikan aliran darah yang cukup sirkulasi paru pada
tekanan vena sentral normal.
5. Manifestasi Klinik
Menurut Kasron (2012) manifestasi klinik dari CHF tergantung ventrikel
mana yang terjadi.
a. Gagal jantung kiri
Manifestasi kliniknya antara lain:
1) Dispneu
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan menganggu
pertukaran gas dan dapat mengakibatkan ortopnea (kesulitan
16
6. Komplikasi
Menurut LeMone (2016). Mekanisme kompensasi yang dimulai pada
gagal jantung dapat menyebabkan komplikasi pada sistem tubuh lain.
Hepatomegali kongestif dan splenomegali kongestif yang disebabkan oleh
pembengkakkan sistem vena porta menimbulkan peningkatan tekanan
abdomen, asites, dan masalah pencernaan. Pada gagal jantung sebelah
kanan yang lama, fungsi hati dapat terganggu. Distensi miokardium dapat
memicu disritmia, mengganggu curah jantung lebih lanjut. Efusi pleura
dan masalah paru lain dapat terjadi. Komplikasi mayor gagal jantung
berat adalah syok kardiogenik dan edema paru. Gagal jantung kongestif
dapat menyebabkan komplikasi pada sistem tubuh lain, yaitu:
a. Sistem kardiovaskuler:
Angina, disritmia, kematian jantung mendadak, dan syok kardiogenik.
b. Sistem pernapasan:
Edema paru, pneumonia, asma kardiak, efusi pleura, pernapasan
Cheyne-Stokes, dan asidosis respiratorik.
c. Sistem pencernaan:
Malnutrisi, asites, disfungsi hati.
a) Gejala:
Riwayat hipertensi, infark miokard baru atau akut, episode
gagal jantung sebelumnya, penyakit katup jantung, bedah
jantung, endokarditis, lupus eritematosus sistemik, anemia,
syok sepsis, pembengkakan pada tungkai, dan distensi
abdomen.
b) Tanda:
Tekanan darah rendah akibat kegagalan pompa jantung,
denyut nadi teraba lemah, denyut dan irama jantung takikardia;
disritmia, nadi apikal titik PMI menyebar dan bergerak ke arah
kiri, bunyi jantung S1 dan S2 terdengar lemah; S3 gallop
terdiagnosis GJK; S4 dengan hipertensi dan murmur sistolik
diastolik dapat menandakan adanya stenosis yang
menyebabkan GJK, denyut nadi perifer berkurang; nadi sentral
teraba kuat, kulit pucat; berwarna abu-abu; sianosis, kuku
pucat dengan pengisian kapiler yang lambat, pembesaran hati
teraba, edema dependen, dan terdapat distensi vena jugularis.
3) Integritas ego
a) Gejala:
Ansietas, stres yang berhubungan dengan penyakit atau
kondisi finansial
b) Tanda:
Berbagai macam menifestasi misalnya: ansietas, marah, takut,
dan iritabilitas (mudah tersinggung).
4) Eliminasi
a) Gejala:
Penurunan frekuensi berkemih, urine berwarna gelap,
berkemih di malam hari.
b) Tanda:
Penurunan frekuensi berkemih di siang hari dan peningkatan
frekuensi berkemih pada malam hari (nokturia).
5) Makanan/ cairan
22
a) Gejala:
Riwayat diet tinggi garam; lemak; gula; serta kafein,
penurunan nafsu makan, anoreksia, mual, muntah.
b) Tanda:
Edema di ekstremitas bawah, edema dependen, edema pitting,
distensi abdomen menandakan adanya asites atau
pembengkakan hati.
6) Hygiene
a) Gejala:
Kelelahan, kelemahan selama melakukan aktivitas.
b) Tanda:
Penampilan mengindikasikan adanya kelalaian dalam
perawatan diri.
7) Neurosensori
a) Gejala:
Kelelahan, pusing, pingsan.
b) Tanda:
Latergi, kebingungan, disorientasi, perubahan perilaku,
iritabilitas (mudah tersinggung).
8) Nyeri/ ketidaknyamanan
a) Gejala:
Nyeri dada, angina akut atau angina kronis, nyeri abdomen
bagian kanan atas (gagal jantung kanan), nyeri otot.
b) Tanda:
Gelisah, fokus berkurang dan menarik diri, menjaga perilaku.
9) Pernapasan
a) Gejala:
Dispnea saat beraktivitas atau istirahat, dispnea pada malam
hari sehingga mengganggu tidur, tidur dengan posisi duduk
atau dengan sejumlah bantal, batuk dengan atau tanpa produksi
23
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan pasien mengenai respon individu
(pasien dan masyarakat) tentang masalah kesehatan aktual atau potensial
sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat (Nursalam,
2008).
Diagnosa keperawatan pada pasien CHF menurut Asikin (2016), yaitu:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan
jantung memompakan sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan
jaringan tubuh.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler alveolus.
c. Volume cairan berlebihan berhubungan dengan menurunnya curah
jantung/ meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.
e. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan bed rest dalam
jangka waktu lama, edema, dan penurunan perfusi jaringan.
f. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya pemahaman terkait fungsi jantung, dan gagal jantung.
Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan jantung memompa sejumlah darah untuk
mencukupi kebutuhan jaringan tubuh
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada pasien selama 3x24 jam diharapkan curah jantung
adekuat dengan kriteria hasil:
Kriteria Hasil: Curah Jantung
- Palpitasi Cukup menurun
- Gambaran EKG aritmia cukup menuurun
- Edema cukup menurun
- Batuk Cukup menurun
- Distensi vena jugularis cukup menurun
Intervensi: Perawatan Jantung
- Identifikasi tanda/gejala primer menurunan curah jantung (meliputi dispnea, kelelahan, edema, ortopnea,
peningkatan CVP)
- Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor saturasi oksigen
4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana intervensi
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah
rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan dari
pelaksanaan adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Selama tahap
pelaksanaan, perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih
asuhan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan pasien
(Nursalam, 2008).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosa
keperawatan, rencana asuhan keperawatan, dan pelaksanaan keperawatan.
Evaluasi keperawatan sebagai sesuatu yang direncanakan dan
perbandingan yang sistematik pada status kesehatan pasien. Dengan
mengukur perkembangan pasien dalam mencapai suatu tujuan maka
perawat dapat menentukan efektivitas asuhan keperawatan. Meskipun
tahap evaluasi keperawatan diletakkan pada akhir proses keperawatan
tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses
keperawatan. Diagnosa keperawatan perlu dievaluasi dalam hal
keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi diperlukan pada tahap rencana
asuhan keperawatan untuk menentukan apakah tujuan rencana asuhan
keperawatan tersebut dapat dicapai secara efektif. Tujuan evaluasi adalah
untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat
dilakukan dengan melihat respon pasien terhadap asuhan keperawatan
yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan. Tahap
36
Aspiani, Reny Yuli. (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC
Black J.M & Hawks J.H. (2009). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8 Buku 3. Diterjemahkan oleh:
Joko Mulyanto, dkk. Jakarta: Saunders Elsevier
Sudoyo, dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5 Jilid 3. Jakarta:
Interna Publishing
A. TUJUAN
1. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang CHF kepada Pasien dan
Keluarga Ny. S selama 1x40 menit diharapkan Pasien dan Keluarga Ny.
S dapat memahami tentang penyakit CHF.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x40 menit Pasien dan Keluarga
Ny. S dapat :
a. Menjelaskan pengertian CHF.
b. Menyebutkan 3 dari 5 penyebab CHF.
c. Mengetahui tanda dan gejala CHF.
d. Mengetahui komplikasi dari CHF
e. Mengetahui penatalaksanaan CHF
.
B. MATERI : Terlampir
C. Topik :
1. Pengertian CHF
2. Penyebab
3. Tanda dan gejala
4. Komplikasi
5. Penatalaksanaan
F. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan salam
diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan dan
kontrak dan tujuan memperhatikan
pertemuan 3. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. Inti 20 menit 1. Menanya (review) 1. Menjawab
kepada Pasien dan 2. Mendengkarkan
Keluarga Ny. S dan
2. Menjelaskan memperhatikan
tentang: 3. Bertanya
a. Pengertian CHF 4. Dapat
b. Penyebab CHF menyimpulkan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
c. Tanda dan materi yang di
gejala CHF jelaskan
d. Komplikasi
yang terjadi
akibat CHF
e. Penatalaksanaan
CHF
3. Memberi
kesempatan bertanya
4. Menyimpulkan
materi
G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur:
a. Pasien dan Keluarga Ny. S bersedia dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses:
a. Pasien dan Keluarga Ny. S bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan.
b. Pasien dan Keluarga Ny. S antusias untuk bertanya tentang hal-hal
yang tidak diketahuinya.
c. Pasien dan Keluarga Ny. S menjawab semua pertanyaan yang telah
diberikan.
3. Mahasiswa:
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
4. Evaluasi Hasil:
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan Pasien Ny. S dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang CHF yang diterima oleh
Pasien Ny. S dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir
ceramah.
H. DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa pengertian CHF ?
2. Apa penyebab CHF ?
3. Apa tanda dan gejala CHF ?
4. Apa komplikasi CHF ?
5. Bagaimana penatalaksaan CHF ?
LAMPIRAN
MATERI
A. Pengertian
Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan ketika jantung tidak mampu
lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi
tubuh untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu,
sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi (Aspiani,
2015).
B. Penyebab
Menurut Asikin (2016) penyebab CHF, yaitu :
1. Kelainan otot jantung
2. Penyumbatan di pembuluh darah jantung
3. Hipertensi
4. Peradangan
5. Penyakit jantung lain
D. Komplikasi
Menurut LeMone (2016) komplikasi CHF, yaitu :
1. Sistem kardiovaskuler : Angina, disritmia, kematian jantung mendadak,
dan syok kardiogenik.
2. Sistem pernapasan : Edema paru, pneumonia, asma kardiak, efusi pleura,
pernapasan Cheyne-Stokes, dan asidosis respiratorik.
3. Sistem pencernaan : Malnutrisi, asites, disfungsi hati.
E. Penatalaksanaan
Menurut Aspiani (2015), penatalaksanaan CHF, yaitu :
1. Istirahat total/ tirah baring dalam posisi semi fowler
2. Olahraga sesuai kemampuan (misal: jalan pagi)
3. Pembatasan aktivitas sesuai kemampuan
4. Diet rendah kolesterol
5. Konsumsi protein cukup (misal: kacang-kacangan, tahu, tempe, ikan,
telur, daging sapi atau ayam dengan lemak rendah)
6. Pembatasan konsumsi garam
7. Serat cukup untuk menghindari konstipasi (sayuran, dan buah-buahan)
8. Terapi medis/ obat-obatan sesuai dengan anjuran dokter
9. Pembatasan asupan cairan, dan kontrol ke pelayanan kesehatan minimal
2 minggu sekali
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reny Yuli. (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC