Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BERAT BAYI LAHIR RENDAH

(BBLR)

Disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Anak


Dosen Pembimbing Akademik:
Ns. Sholihatul Amaliya M.Kep. Sp.Kep.An

Disusun oleh:
Samuel Bayu Santosa Hari Susilo
200070302111016
Kelompok 2B

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
Analisa Data

Masalah
Data Etiologi
Keperawatan
DS: Bayi lahir premature dengan usia Pola napas tidak
Ibu klien mengatakan kehamilan 30-32 minggu efektif
anaknya lahir prematur
dengan usia kehamilan 30-32 BBLR: 1348 gram
minggu
Pertumbuhan dinding dada belum
DO: sempurna
 Bayi sesak terpasang
oksigen CPAP dengan Vaskuler paru imatur
PEEP 6 cmH2O/FiO2 40%
 Pernapasan cuping Regulasi pernapasan belum baik
hidung
 Retraksi Pola napas tidak efektif
 RR meningkat
 BBL: 1348 gram
 BB: 1344 gram
 PB: 45 cm
 TTV: nadi: 163x/menit,
suhu: 36,4oC, RR:
60x/menit

DS : Bayi lahir prematur dengan BBLR Defisit Nutrisi


- Keluarga mengatakan ↓
cemas karena anaknya Prematuritas
lahir sangat kecil ↓
Fungsi organ-organ belum baik
DO : ↓
- Bayi lahir prematur UK 30- Immaturitas sentrum-sentrum vital
32 minggu dengan BBL ↓
1348 gram Refleks menelan dan menghisap
- BB bayi saat pengkajian belum sempurna
1344 gram ↓
- Keadaan umum bayi Bayi tampak lemah
lemah dan bayi dirawat di ↓
inkubator Defisit Nutrisi
- Bayi didapatkan muntah
coklat 2x, retraksi dalam
dan merintih beberapa
saat setelah dilahirkan.
- Frekuensi makan dan
minum 8x/hari
Diagnosa medis :
NKB/BBLSR, HMD grade II
DS : Bayi Lahir usia 30-32 minggu Defisiensi
pengetahuan
 Ayah Bayi mengalami ↓
kecemasan karena Bayi lahir secara SC
anaknya lahir sangat kecil ↓
 Bingung bagaimana cara Bayi tidak langsung menangis
merawat bayi prematur. ↓
Bayi Prematur
DO : ↓
Orang Tua cemas

Defisiensi Pengetahuan
Rencana Asuhan Keperawatan

Dx 1: Pola napas tidak efektif


Tujuan Kriteria Hasil SLKI SIKI
Pola Nafas Sesuai dengan indikator SLKI : Pola Napas Pemantauan Respirasi
tidak efektif SLKI Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Observasi
b.d Bayi selama 1x24 jam, diharapkan pola napas 1. Monitor frekuensi, irama,
sesak klien membaik dengan kriteria hasil : kedalaman dan upaya napas
terpasang 2. Monitor pola napas
oksigen 1. Dispnea 3. Auskultasi bunyi napas
CPAP dengan 2. Penggunaan otot bantu napas 4. Monitor saturasi oksigen
PEEP 6 Sedang Terapeutik
cmH2O/FiO2 3. Pernapasan cuping hidung Menurun 1. Atur interval pemantauan
40% d.d bayi respirasi sesuai kondisi pasien
bernafas 2. Dokumentasikan hasil
menggunakan pemantauan
otot bantu
nafas

Dx 2 : Defisit Nutrisi
Defisit nutrisi Sesuai dengan indikator SLKI : Status Nutrisi SIKI : Manajemen Nutrisi
b.d fungsi alat
SLKI Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
pencernaan
yang belum selama 4x24 jam, diharapkan status nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi
sempurna
membaik, dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi adanya alergi dan
pada bayi
BBLSR d.d 1. Berat badan intoleransi makanan
kemampuan
2. Indeks Massa Tubuh (IMT) 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan
refleks
menelan dan 3. Frekuensi makan jenis nutrient
menghisap
4. Monitor asupan makanan
yang belum
sempurna 5. Monitor berat badan
dan bayi
Kolaborasi
tampak lemah
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika
perlu.

SIKI : Pemberian Makanan Enteral


Observasi
1. Periksa posisi NGT dengan
memeriksa residu lambung atau
mengauskultasi hembusan udara
2. Monitor mual dan muntah
Terapeutik
1. Gunakan teknik bersih dalam
pemberian makanan via selang
2. Tinggikan kepala tempat tidur 30-
45 derajat selama pemberian
makan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan langkah-langkah
prosedur kepada keluarga pasien
Dx 3 : Defisit Pengetahuan
Defisit Sesuai dengan indikator Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Intervensi utama : Edukasi Orang Tua:
pengetahuan
SLKI selama 1x24 jam maka Tingkat Fase Bayi
b.d kurang
terpapar Pengetahuan meningkat, dengan kriteria Observasi
informasi,
hasil: 1. Identifikasi pengetahuan dan
melihat
kondisi klinis  Resikokomplikasi penyakit/masalah kesiapan orang tua belajar tentang
yang baru
dihadapi oleh kesehatan menurun perawatan bayi
anaknya d.d
kesiapan  Perilaku mengikuti program Terapeutik
peran orang
tua dan perawatan/pengobatan membaik 1. Lakukan kunjungan rumah sebagai
perawatan program pemantauan dan
bayi  Tanda dan gejala penyakit membaik
pendampingan pada orang tua

Setelah dilakukan Tindakan keperawatan


Edukasi
selama 1x24 jam maka Motivasi
1. Jelaskan kebutuhan nutrisi bayi
meningkat, dengan kriteria hasil:
 Upaya mencari dukungan sesuai 2. Jelaskan keamanan dan
kebutuhan meningkat pencegahan cedera pada bayi

 Keyakinan positif meningkat 3. Ajarkan memegang, memeluk,


memijat, bermain dan menyentuh
bayi

4. Ajarkan ketrampilan merawat bayi


baru lahir

Ajarkan cara stimulasi perkembangan


bayi (merujuk pada stimulasi Depkes
RI)

Implementasi

No. Tanggal/Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi


1 Pola Nafas Tidak Efektif 1. Melakukan pemantauan terhadap pola napas lien
(bradipneu, takipneu dll)
2. Melakukan pemantauan terhadap frekuensi, irama, dan
upaya nafas klien
3. Melakukan auskultasi bunyi nafas
4. Melakukan pemantauan saturasi oksigen klien
5. Mengatur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien
6. Mendokumentasi hasil pemantauan
2. Defisit Nutrisi 1. Melakukan pemantauan terhadap pola napas lien
(bradipneu, takipneu dll)
2. Melakukan auskultasi bunyi napas
3. Melakukan pemantauan saturasi oksigen klien
4. Mengatur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien
5. Mendokumentasikan hasil pemantauan
3. Deficit pengetahuan 1 Ajarkan orang tua keterampilan dalam merawat bayi yang
baru lahir
2 Jelaskan kebutuhan nutrisi bayi

3 Jelaskan keamanan dan pencegahan cedera pada bayi

4 Ajarkan memegang, memeluk, memijat, bermain dan


menyentuh bayi
Daftar Pustaka

PPNI, T. Pokja S. D. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan


Pengurus Pusat PPNI.
PPNI, T. Pokja S. D. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat PPNI.
PPNI, T. Pokja S. D. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai