Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DISTREES SPIRITUAL
Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Keperawatan
Jiwa

Disusun oleh:
SAMUEL BAYU SANTOSO HARI SUSILO
165070200111010

PROGRAM PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
DEFINISI
Spirituality berasal dari bahasa latin “spiritus” yang berarti nafas atau
udara.spirit memberikan hidup,menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti
penting ke hal apa saja yang sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek
kehidupan seseorang ( Dombeck,1995).

Spirituality adalah suatu yang dipengaruhi oleh budaya, perkembangan,


pengalaman hidup kepercayaan dan nilai kehidupan. Spiritualitas mampu
menghadirkan cinta, kepercayaan, dan harapan, melihat arti dari kehidupan
dan memelihara hubungan dengan sesama. (Perry Potter, 2003).

Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan


mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain,
seni, musik, literature, alam dan kekuatan yang lebih besr dari dirinya
(Nanda, 2005).

PENYEBAB/ETIOLOGI
Menurut Vacarolis (2000) penyebab distres spiritual adalah sebagai berikut :

 Pengkajian Fisik --> Abuse


 Pengkajian Psikologis ->  Status mental, mungkin adanya
depresi, marah, kecemasan, ketakutan, makna nyeri, kehilangan
kontrol, harga diri rendah, dan pemikiran yang bertentangan (Otis-
Green, 2002).
 Pengkajian Sosial Budaya -->  dukungan sosial dalam
memahami keyakinan klien (Spencer, 1998).

Adapun faktor penyebab Predisposisi dan Presipitasinya yaitu sebagai


berikut :

Faktor Predisposisi
Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif
seseorang sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam
proses interaksi ini akan terjadi transfer pengalaman yang penting bagi
perkembangan spiritual seseorang. Faktor predisposisi sosiokultural meliputi
usia, gender, pendidikan, pendapatan, okupasi, posisi sosial, latar belakang
budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial, tingkatan sosial.
Faktor Presipitasi:
Kejadian Stresfull Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat
terjadi karena perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang
yang terdekat karena kematian, kegagalan dalam menjalin hubungan baik
dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan zat yang maha tinggi.
Ketegangan Hidup Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap
terjadinya distres spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual
keagamaan, perbedaan keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan peran
spiritual baik dalam keluarga, kelompok maupun komunitas. 

POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri dan lingkungan

Deficit perawatan resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi


diri

penurunan aktifitas isolasi social : menarik diri kerusakan


komunikasi
motoric verbal

gangguan konsep diri

Ketidakefektifan koping Ketidakefektifan


individu koping keluarga.

Distress spiritual

Distress masa lalu


BATASAN KARAKTERISTIK
Karakteristik Distres Spritual menurut EGC (2008) meliputi empat hubungan
dasar yaitu :

1. Hubungan dengan diri


 Ungkapan kekurangan
 Harapan
 Arti dan tujuan hidup
 Perdamaian/ketenangan
 Penerimaan
 Cinta
 Memaafkan diri sendiri
 Keberanian 
 Marah
 Kesalahan
 Koping yang buruk

2. Hubungan dengan orang lain :


 Menolak berhubungan dengan tokoh agama
 Menolak interaksi dengan tujuan dan keluarga
 Mengungkapkan terpisah dari sistem pendukung 
 Mengungkapkan pengasingan diri 
3. Hubungan dengan seni, musik, literatur, dan alam :
 Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas
(bernyanyi, mendengarkan musik, menulis)
 Tidak tertarik dengan alam 
 Tidak tertarik dengan bacaan keagamaan 
4. Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya :

 Ketidakmampuan untuk berdo’a


 Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
keagamaan
 Mengungkapkan terbuang oleh atau karena kemarahan
Tuhan 
 Meminta untuk bertemu dengan tokoh agama
 Tiba-tiba berubah praktik agama
 Ketidakmampuan untuk introspeksi 
 Mengungkapkan hidup tanpa harpaan,
menderita (NANDA NIC NOC 2018-2020)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

 Ancaman kematian
 Asing tentang diri sendiri
 Asing tentang social
 Kehilangan bagian tubuh
 Kehilangan fungsi bagian tubuh
 Kejadian hidup tidak terduga
 Kelahiran bayi
 Kematian orang terdekat
 Kesepian
 Menerima kabar buruk 
 Nyeri
 Menjelang ajal, dll (Diagnosa Keperawatan, 2015-2017)
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

 Identitas: Umur menentukan peningkatan stress

RIWAYAT KESEHATAN
 Keluhan Utama : Biasanya yang dirasakan adalah pusing kepala
 Riwayat kesehatan sekarang :  Biasanya sejak kapan timbulnya
stress tersebut
 Riwayat kesehatan dahulu : Biasanya memiliki riwayat penyakit
yang sama atau penyakit lain yang dideritanya
Riwayat kesehatan keluarga : Biasanya keluarga memiliki riwayat

penyakit yang sama atau penyakit lain yang diderita oleh anggota
keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak
POLA FUNGSI KESEHATAN Berikut ini adalah 11 Pola Fungsi yang harus
dilakukan pengkajian pada pasien Distress Spiritual :

1. Pola Manajemen Kesehatan dan Persepsi Kesehatan


 Arti sehat dan sakit
 Pengetahuan status kesehatan saat ini
 Perlindungan terhadap kesehatan : Program skrining, kunjungan
kepusat layanan kesehatan, diet, latihan dan olahraga,
manajemen, stress, factor ekonomi
 Pemeriksaan diri sendiri : Riwayat, medis keluarga, pengobatan
yang telah dilakukan
 Perilaku untuk mengatasi masalah
 Data pemeriksaan fisik yang berkaitan
2. Pola Nutrisi / Metabolisme
 Menggambarkan masukan nutrisi & keseimbangan cairan
 Intake nutrisi (frekuensi, jumlah & komposisi) : (Makan sehari
berapa kali, jumlahnya berapa porsi dalam satu kali makan, jenis
makanan apa saja yang dimakan.)
 Intake cairan (frekuensi, jumlah & jenis) : (Minum sehari berapa
kali, jumlahnya berapa porsi dalam satu kali makan, jenis minum
apa yang diminum.)
 Nafsu makan : (Baik, tidak ada, berlebihan, kurang, atau sedang)
 Masalah dengan makan : (Ada atau tidak masalah dalam makan)
 Makanan kesukaan : (Jenis makanan yang disukai)
 Alergi makanan : (Mempunyai alergi makanan apa tidak)
3. Pola Eliminasi
 Eliminasi Uri

 Pola BAK (frekuensi, waktu, jumlah) : (BAK sehari


berapa kali, kapan saja waktu untuk BAK, jumlah
BAK nya berapa ml)
 Karakteristik (warna, kejernihan, bau, endapan) :
(warna urin, jernih atau tidak, berbau apa tidak,
ada endapan atau tidak)
 Faktor yang mempengaruhi BAK : (faktor yang
mempengaruhi px untuk BAK apa saja)
 Masalah eliminasi uri : (ada atau tidak)
 Eliminasi Alvi

 Pola BAB (frekuensi, waktu) : (BAB sehari berapa


kali, kapan saja waktu untuk BAB)
 Karakteristik keluaran feses (bau, jumlah) :
(berbau apa tidak, jumlah BAB apa saja)
 Masalah dengan BAB : (ada atau tidak)
 Faktor yang mempengaruhi BAB : (faktoryang
mempengaruhi px untuk BAK apa saja)
 Penggunaan laksantif : (menggunakan atau tidak)
4. Pola Aktivitas – Latihan
 Pola aktifitas ysng dilakukan
 Aktivitas diwaktu luang : (Aktivitas yang ada dalam waktu luang)
 Masalah dalam aktivitas : (Ada masalah atau tidak dalam
beraktivitas)
 Penggunaan alat bantu : (Menggunakan alat bantu atau tidak)
 Aktivitas sejak sakit : (Apa saja aktivitas pada saat sakit)
5. Pola Istirahat Tidur
 Kebiasaan pola tidur (waktu, jumlah, kualitas) : (Kapan saja tidur,
tidur berapa kali sehari, sering terbangun atau tidak)
 Dampak pola istirahat tidur terhadap aktivitas sehari – hari : (Ada
atau tidak dampak yang dialami)
 Kesulitan tidur : (Merasa kesulitan tidur atau tidak)
 Alat bantu tidur : (Mengguanakan alat bantu tidur atau tidak)
6. Pola Kognitif Perseptual
 Kemampuan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman) :
(Mamp mendengar, melihat, mencium bau secara normal atau tidak)
 Pemakaian alat bantu pendengaran, penglihatan : (Menggunakan
alat bantu atau tidak)
 Masalah perseptual : (Mempunyai masalah sensori perseptual)
 Perubahan memori : (Selama sakit mengalami perubahan memori
atau tidak)
 Presepsi nyeri & penanganan nyeri (P,Q,R,S,T)  : (Penyebab
nyerinya apa, kualitas nyerinya bagaimana, dibagian mana yang
mengalami nyeri, skala nyerinya berapa, kapan saja waktu yang
dialami ketika nyeri)
7. Konsep Diri / Persepsi Diri
 Konsep diri :Body Image : (Merupakan gambaran tubuh atau diri
Ketika sakit)
 Self Ideal : (Merupakan ideal diri ketika sakit)
 Self Esteem : (Harga diri ketika sakit)
 Role : (Peran selama sakit terganggu atau tidak)
 Identitas : (Menjelaskan tentang identitas)

8. Pola Hubungan – Peran


 Keefektifan peran : (Selama sakit peran yang dilakukan efektif atau
tidak)
 Hubungan dengan orang terdekat : (Bagaimana hubungan dengan
orang terdekat selam sakit)
 Efek perubahan peran terhadap hubungan : (Ada atau tidak efek
perubahan peran terhadap hubungan dengan orang sekitar)

9. Pola Seksualitas – Reproduksi


 Dampak sakit terhadap seksualitas : (Ada atau tidak dampak sakit
terhadap seksualitas)
 Riwayat haid : Masih mengalami haid apa tidak)
 Tindakan pengendalian kelahiran : (Ada atau tidak tindakan yang
dilakukan untuk pengendalian kelahiran)
 Riwayat penyakit hubungan seksual : (Punya atau tidak riwayat
penyakit hubungan seksual)

10. Pola Koping – Toleransi Stress


 Penggunaan sistem pendukung : (Sistem pendukung apa yang
digunakan)
 Stressor sebelum sakit :( (Adakah stres atau penyebab lain yang
dapat menyebabkan sakit)
 Metode koping yang biasa digunakan :  (Metode apa saja yang
biasnya digunakan agar tidak menyebabkan stres)
 Faktor – faktor yang mempengaruhu koping : (Apa saja faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi koping)
 Efek penyakit terhadap tingkat stress : (Penyakit yang diderita
menjadikan efek peningkatan stres atau tidak)
 Penggunaan alkohol & obat lain untuk mengatasi stress : (Apakah
mengguanakan alkohol dan obat lain untuk mengatasi stres)

11. Pola Nilai – Kepercayaan


 Agama : (Agama apa yang dianut)
 Kegiatan keagamaan & budaya : (Ba gaimana kegiatan dalam
keagamaan dan budayanya selama sakit)

D. PEMERIKSAAN FISIK
 Kepala dan Leher :
 Rambut : Rambut bersih atau tidak, warna raambutnya apa,
beruban atau tidak, rambutnya rontok apa tidak, ada benjolan
atau tidak.
 Wajah : Bentuk wajahnya simetris apa tidak, ada lukaapa
tidak.
 Mata : Simetris atau tidak kanan dan kiri, konjungtiva berwarna
merah mda, pucat, atau icterus, sklera putih atau tidak,reaksi
pupil bai atau tidak.
 Hidung : Bersih atau tidak, terdapat serumen atau tidak.
 Telinga : Simetris atau tidak, bersih atau tidak, terdapat lesi
atau tidak.
 Mulut : Mukosa bibir kering apa tidak, warna bibirnya apa, ada
sariawan atau tidak.
 Gigi : Ada gigi palsu apa tidak, jumlah gigi yang masih ada
berapa, ada karies apa tidak
 Leher : Ada benjolan atau tidak, edema atau tidak.
 Pemeriksaan Thorak
 Pulmonum
Inspeksi : Bentuk dada simetris atau tidak, frekuensi pernafasan
dalam batas normal apa tidak (normal: 16-20 kali/menit) pola
pernafasan cupnca atau tidak, menggunakan alat bantu
pernfasan atau tidak
Palpasi : Tactil fremitus
Perkusi : Suara paru sonor, redup, pekak
Auskultasi : Suara nafas (vesikuler, bronkovesikuler, bronkhial),
suara tambahan (wheezing, ronkhi, dan lain-lain)
 Jantung
Inspeksi : Bentuk precodium simetris atau tidak, perubahan
bentuk seperti cekung dan kembung, denyut appeks jantung
normal berbentuk tonjolan kecil, denyut nadi ada dada simetris
atau tidak denyut vena pada dada dan punggung normalnya tidak
terlihat
Palpasi : Denyut appeks jantung normal biasanya dipalpasi
Perkusi : Jantung kondisi normal bila luas kanan dan kiri
seimbang
Auskultasi : Suara jantung normal bila tidak ada suara bising dan
tidak terdengar melemah
 Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris apa tidak, datar(flat), cekung,
atau buncit, umbilicus keluar atau tidak, ada luka atau tidak
Palpasi : Ada nyeri tekan apa tidak, ada pembesaran hepar atau
tidak, terdapat apendisitis atau tidak
Perkusi : Normal(timpani), pekak, atau redup
Auskultasi : Peristaltic usus, normalnya 5-35x/menit atau tiap 5-15
detik sekali.
 Genetalia Anus :
Genetalia : Pernah mengalami atau ada kelainan genetalia apa tidak,
terpasang kateter apa tidak
Anus : Pernah mengalami atau ada kelainan pada anus apa tidak
 Ekstremitas : Kekuatan otot lemah apa tidak, kekuatan ototnya pada
skala berap
 Integument : Turgor kulit baik apa tidak, sianosis apa tidak.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Lab
 Foto Rontgen
 Usg

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari
system pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematian.

G. INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi (NIC) Rasional

 Bagi klien yang mendapatkan


nilai tinggi pada doa atau
 Gali apakah klien menginginkan praktek spiritual lainnya, praktek
untuk melaksanakan praktek ini dapat memberikan arti dan
atau ritual keagamaan atau tujuan dan dapat menjadi
spiritual yang diinginkan bila sumber kenyamanan dan
yang memberi kesempatan pada kekuatan.
klien untuk melakukannya.
 Menunjukkan sikap tak menilai
 Ekspesikan pengertian dan dapat membantu mengurangi
penerimaan anda tentang kesulitan klien dalam
pentingnya keyakinan dan mengekspresikan keyakinan dan
praktik religius atau spiritual prakteknya.
klien.
 Privasi dan ketenangan
 Berikan prifasi dan ketenangan memberikan lingkungan yang
untuk ritual spiritual sesuai memudahkan refresi dan 
kebutuhan klien dapat perenungan.
dilaksanakan.
 Perawat meskipun yang tidak
 Bila anda menginginkan menganut agama atau
tawarkan untuk berdoa bersama keyakinan yang sama dengan
klien lainnya atau membaca klien dapat membantu klien
buku keagamaan. memenuhi kebutuhan
spritualnya.
 Tawarkan untuk
menghubungkan pemimpin  Tindakan ini dapat membantu
religius atau rohaniwan rumah klien mempertahankan ikatan
sakit untuk mengatur kunjungan. spiritual dan mempraktikkan
Jelaskan ketidak setiaan ritual yang penting ( Carson
pelayanan (  kapel dan injil RS ). 1989 ).
DAFTAR PUSTAKA
 Herdiman, T.Heather.2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2009-2011. EGC : Jakarta
 Nanda 2005-2006, 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan, Jakarta :
Prima Medika
 NANDA NIC NOC. 2015-2017. Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi. EGC : Jakarta
 NANDA NIC NOC. 2018-2020. Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi. EGC : Jakarta
 Perry, dkk. 2005. Buku saku : Keterampilan dan Prosedur Dasar.
Jakarta : EGC
 Towarto, Wartonal, 2007, Kebutuhan Dasar & Proses Keperawatan
Edisi 3, Jakarta : Salemba Medika
 Wilkinson, Judith M. 2007, Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai