Anda di halaman 1dari 24

ASKEP DISTRES SPIRITUAL PADA PASIEN

HIV/AIDS

Oleh :
Nama : Dewa Ayu Santika Dewi
Absen :7
NIM : 2014201007
Prodi : S1 Keperawatan A

Dosen Pengampu :
Ns. I Putu Gede Yudara Sandra, S.Kep,,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN INSTITUT TEKNOLOGI


DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Teori kebutuhan


1. Definisi Distres Spiritual

Distress spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan


mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni, istr,
literature, alam dan kekuatan yang lebih besr dari dirinya (Nanda, 2005).
Distress spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh
kehidupan seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial (Varcarolis, 2000).
Gangguan pada keyakinan atau system nilai berupa kesulitan merasakan makna
dan tujuan melalui hubungan dengan diri, orang lain, lingkungan dan tuhan. (SDKI
PPNI, 2016).
Monod (2012) menyatakan istress spiritual muncul ketika kebutuhan spiritual
tidak terpenuhi, sehingga dalam menghadapi penyakitnya pasien mengalami depresi,
cemas, dan marah kepada Tuhan.

2. Penyebab Distres Spiritual


Menurut Vacarolis (2000) penyebab distress spiritual adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian Fisik : Abuse
2. Pengkajian Psikologis : Status mental, mungkin adanya depresi, marah, kecemasan,
ketakutan, makna nyeri, kehilangan istres, harga diri rendah, dan pemikiran yang
bertentangan (Otis-Green, 2002).
3. Pengkajian Sosial Budaya : Dukungan distre dalam memahami keyakinan klien
(Spencer, 1998).

3. Karakteristik Distres Spiritual


Nanda (2005) meliputi 4 hubungan dasar yaitu :
1. Hubungan dengan diri
a. Ungkapan kekurangan
1) Harapan
2) Arti dan tujuan hidup
3) Perdamaian/ketenangan
b. Penerimaan
c. Cinta
d. Memaafkan diri sendiri
e. Keberanian
1) Marah
2) Kesalahan
3) Koping yang buruk-buruk
2. Hubungan dengan orang lain
a. Menolak berhubungan dengan tokoh agama
b. Menolak interaksi dengan keluarga
c. Mengungkapkan terpisah dari sistem pendukung
d. Mengungkapkan pengasingan diri
3. Hubungan dengan seni, musik, literatur dan alam
a. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi, mendengarkan
musik, menulis)
b. Tidak tertarik dengan alam
c. Tidak tertarik dengan bacaan agama
4. Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya
a. Ketidakmampuan untuk berdoa
b. Ketidakmapuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan
c. Mengungkapkan terbuang oleh atau kemarahan tuhan dan meminta untuk
bertemu dengan tokoh agama
d. Tiba-tiba berubah praktik agama
e. Ketidakmampuan untuk introspeksi
f. Mengungkapkan hidup tanpa harapan, menderita

4. Patofisiologi Distres Spiritual

Kozier 2004 juga mengidentifikasi beberapa faktor yang berhubungan dengan


distres spiritual seseorang meliputi masalah-masalah fisiologis antara lain diagnosis
penyakit terminal, penyakit yang menimbulkan kecacatan atau kelemahan, nyeri,
kehilangan organ atau fungsi tubuh atau kematian bayi saat lahir, masalah terapi atau
pengobatan antara lain anjuran untuk transfusi darah, aborsi, tindakan pembedahan,
amputasi bagian tubuh dan isolasi, masalah situasional antara lain kematian atau
penyakit 10 pada orang-orang yang dicintai, ketidakmampuan untuk melakukan praktek
spiritual Carpenitto, 2002 dalam Kozier et al, 2004.

B. Tinjauan Teori Askep Kebutuhan Dasar


a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan,
pengkajian keperawatan ini bertujuan untuk menggali atau mendapatkan data utama
tentang kesehatan pasien baik itu fisik. psikologis, maupun emosional (Debora, 2013).
1. Identitas pasien
Identitas pasien yang terdiri dari, Nama, Umur, Jenis kelamin, status perkawinan,
suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomer telepon, nomer register
dan tanggal masuk rumah sakit,
2. Riwayat Keperawatan.
a) Keluhan utama saat pengkajian Keluhan yang disampaikan oleh pasien pada
saat dilakukan pengkaj ian. Misalnya, klien mengeluh nyeri, badannya merasa
lemas, klien merasa cemas karena nyeri yang dirasakan tidak berkurang maka
ini tanda pasien merasa tidak nyaman dengan kondisinya.
b) Riwayat Penyakit Sekarang Lingkungan, kebisingan mempenganuhi rasa aman
dan nyaman. Lingkungan pasien mencakup semua faktor fisik dan psikososial
yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan atau kelangsungan
hidup pasien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi
insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan mempenngaruhi rasa aman
dan nyaman pasien
c) Riwayat Peyakit Dahulu Trauma masa lalu yang terjadi pada jaringan tubuh,
misalnya ada luka bekas operasi/bedah menyekabkan terjadinya kerusukan
jaringan dan iritasi secar langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa
nyaman pasien.
d) Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat ini bisa dapat menyebabkan gangguan rasa
aman dan nyaman, karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan
beresiko terkena penyakit schingga menimbulka rasa tidak nyaman seperti
halnya nyeri.
3. Pola Kebiasaan
a) Gerak dan aktivitas Kaji kemampuan gerak dan aktivitas klien. Apakah
aktivitas klien terbatas akibat nyeri yang dirasakan sehingga tidak nyaman
dalam melakukan aktivitas.
b) Istirahat dan tidur Kaji pola istirahat dan tidur klien, klien dengan keluhan nyeri
biasanya susah untuk beristirahat ataupun tidur akibat nyeri yang dirasakan
sehingga tidur klien tidak nyaman.
c) Rasa nyaman Kaji kenyamanan klien. Adanya nyeri yang dirasakan klien akan
mengganggu kenyamanan klien.
d) Rasa aman Kaji rasa aman klien. Klien merasa cemas, gelisah akibat nyeri yang
dirasakan schingga rasa aman dan nyaman pasien terganggu.
4. Pemeriksaan Fisik
a) Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir dibawah
b) Verbal
1) Menangis
2) Beteriak
c) Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernafasan
d) Ekstremitas
mati gerak tubuh pasien untuk mengulokasi tempat atau rasa yang tidak
nyaman.
1) Data Subjektif
1. Mempertanyakan makna/tujuan hidup
2. Menyatakan hidupnya tidak/kurang bermakna
3. Merasa menderita/tidak berdaya
4. Mengeluh tidak menerima (kurang pasrah)
5. Merasa bersalah
6. Merasa tersaingi
7. Menyatakan telah dibaikan
2) Data Objektif
1. Tidak mampu beribadah
2. Marah pada tuhan
3. Menolak berinteraksi dengan otang terdekat/pemimpin spiritual
4. Koping tidak efektif
5. Tidak berminat pada alam/literatur spiritual
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis terhadap
adanya pengalaman dan respon individu, keluarga ataupun komunitas terhadap
masalah kesehatan, pada risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan.
Diagnosis keperawatan adalah bagian vital dalam menentukan proses asuhan
keperawatan yang sesuai dalam membantu pasien mencapai kesehatan yang optimal.
Mengingat diagnosis keperawatan sangat penting maka dibutuhkan standar diagnose
keperawatan yang bisa diterapkan secara nasional di Indonesia dengan mengacu pada
standar diagnosa yang telah dibakukan sebelumnya (PPNI, 2016). Adapun diagnosa
yang muncul yaitu:
1. Distres Spiritual

c. Perencanaan/Intervensi
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari
klien, dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan
untuk membantuk klien mencapai hasil yang diharapkan (Deswani, 2009).
1. Rencana Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah
distress spiritual dapat teratasi, dengan kriteria hasil :
1. Verbalisasi makna dan tujuan hidup meningkat
2. Verbalisasi perasaan bersalah menurun
3. Verbalisasi menyalahkan diri-sendiri menurun
4. Pasien mampu beribadah
5. Interaksi dengan orang terdekat membaik
2. Rencana Tindakan
1. Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan ketidakberdayaan.

Rasional : Dapat mengetahui penyebab dari rasa ketidakberdayaan, kesepian

dan rasa khawatir.

2. Berikan kesempatan mengekspresikan dan meredakan marah secara tepat.

Rasional : Agar klien mampu mengekspresikan dan meredakan marahnya.


3. Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama masa ketidakberdayaan

Rasional : Agar klien merasa tidak sendirian.

4. Sediakan privasi dan waktu tenang untuk aktifitas spiritual

Rasional : Meningkatkan minat klien dalam spiritual.

5. Diskusi keyakinan dan makna tujuan hidup, jika perlu

Rasional : Dapat mengetahui bagaimana pandangan klien mengenai makna dan

tujuan hidupnya.

6. Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman, dan/atau orang lain

Rasional : Mencegah pasien merasa kesepian atau diabaikan.

1. Ajarkan metode relaksasi, meditasi dan imajinasi terbimbing.

Rasional : Agar klien merasa lebih tenang.

2. Atur kunjungan dengan rohaniawan(mis. Ustadz, pendeta, romo, biksu)

Rasinal : Agar meningkatkan keyakinan spiritual

d. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi merupakan tahap keempat dalam proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategikeperawatan atau Tindakan
keperawatan yang telah di rencanakan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui
berbagai hal diantaranya bahaya fisik dan perlindungan kepada pasien, komunikasi,
kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak pasien tingkat
perkembangan pasien. Dalam tahap ini pelaksanaan terdapat dua tindakan yaitu
tindakan mandiri dan kolaborasi.

e. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap kelima dalam proses keperawatan untuk mengetahui
perasaan pasien dalam melakukan tindakan keperawatan dan keadaan pasien. Semua
evaluasi keperawatan dievalusi dengan membandingkan respon actual pasien
terhadap hasil yang diharapkan dari tujuan keperawatan.
TINJAUAN KASUS
A. KASUS
Seorang laki – laki usia 35 tahun tengah dirawat di RS umum karena menderita HIV AIDS.
Perawat melakukan pengkajian, ditemukan data bahwa klien menolak berinteraksi dengan
orang terdekat, menolak melakukan aktivitas ibadah. Klien mengatakan bahwa penyakit
yang ia derita karena Tuhan marah dan mengutuknya akibat perilaku menyimpang yang ia
lakukan selama ini. Klien merasa tidak ada yang memahami dirinya saat ini bahkan
keluarga tidak mau memaafkan klien, tidak pernah membesuk dan merasa diasingkan.
Klien marah pada diri sendiri mengapa ia melakukan kesalahan besar. Klien merasa hidup
sudah tidak lagi bermakna. Kepada perawat, klien terlihat tidak mampu berdoa dan klien
bermaksud mempelajari agama lain yang bisa memaafkan dosa – dosanya.

B. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 23 juni 2022 pukul 08.00 WITA di RS
Medika Santi dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan dokumentasi
(rekam medis)

1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(hubungan dg penanggung)
Nama : Tn. U Ny. P
Umur : 35 tahun 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Sudah menikah
Status Perkawinan: Sudah Menikah Indonesia
Suku /Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Kristen Kristen
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Pegawai Swasta Pedagang
Alamat : Jln. Kamboja 4 Denpasar Jln. Kamboja 4 Denpasar
Alamat Terdekat : Jln. Kamboja 4 Denpasar Jln. Kamboja 4 Denpasar
Nomor Telepon : 085367865345 085367865345
Nomor Register :134566
Tanggal MRS : 30 Juni 2022

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Klien mengatakan diare dari 1 bulan yang lalu, klien mengatakan lemas
2) Keluhan utama saat pengkajian
Klien mengatakan merasa kesepian, Klien mengatakan bahwa penyakit yang ia
derita karena Tuhan marah dan mengutuknya akibat perilaku menyimpang yang ia
lakukan selama ini.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan terdiagnosa HIV/AIDS
4) Riwayat penyakit sebelumnya
Klien mengatakan tidak memiliki Riwayat penyakit sebelumnya
5) Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakn tidak memiliki Riwayat penyakit keluarga
6) Genogram

Keterangan :

Perempuan Laki-laki Pasien

c. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan pola bernafasnya normal

Saat Pengkajian :  t.a.k (tidak ada keluhan), □ sesak saat menarik nafas,
□ sesak saat mengeluarkan nafas, □ nyeri waktu bernafas,
□ batuk, □ dada berdebar
Data lain : -

2) Makan dan minum


Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan biasanya makan 3 kali sehari, makanan
yang dikonsumsi sama dengan makanan orang dewasa.
Minuman yang dikonsumsi pasien air putih sebanyak 8-9
gelas per hari
Saat Pengkajian : frekuensi makan (2 x/hari), jenis makanan (lunak), makanan
pantangan (pedas), alergi makanan (-), porsi makan sehari
(1/2 porsi), minuman yg biasa diminum (air putih), alcohol
(……gelas/hari), merokok (………..bgks/hari), jumlah
minum sehari (5 gelas/hari)
□ mual,
□ muntah (….x/hari, volume……cc, konsistensi………),
 nafsu makan menurun,
□ sulit mengunyah/menelan : ……………………………
□ sonde/NGT (……….x, kebutuhan…….kalori)
3) Eliminasi
Sebelum Pengkajian: pasien mengatakan BAB tidak teratur 4 x/ hari, dengan
konsistensi agak cair , warna kekuningan, bauk has feses,
BAK 5-6 kali perhari, jumlah /kencing, dengan warna
kuningn jernih, bauk has pesing
Saat Pengkajian : BAB frekuensi (5x/hari), □ teratur,  tidak teratur
konsistensi (agak cair),Warna (kuning kecoklatan),
Bau (menyengat)□ ada darah/lendir , □ konstipasi/obstipasi
BAK frekuensi (3 x/hari), warna (kuning),
Bau (khas urine), jumlah/volume (8 cc/kencing),
 lancar, □ seret, □ darah, □ nyeri saat kencing,
□ terpasang dower kateter

4) Gerak dan aktivitas


Sebelum Pengkajian : klien mengatakan sebelum sakit tidak ada gangguan pada
gerak dan aktifitasnya
Saat Pengkajian : Jenis kegiatan utama istirahat, aktivitas yang biasa dilakuka
tiduran, aktivitas yang tidak bisa dilakukan berkerja,
penyebab tidak bisa beraktivitas sakit
Data lain : -

5) Istirahat dan tidur


Sebelum Pengkajian: pasien mengatakan 1 minggu ini pola tidurnya terganggu
karena sakit perut.
Saat Pengkajian : Jumlah jam tidur ( 5 jam/hari),
□ sering terjaga
□ susah tidur
□ penggunaan obat tidur (obat - )
□ tidur siang (- jam/hari)
Data lain : -

6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan biasanya mandi 2 kali sehari dengan
menggunakan sabun di kamar mandi, biasanya melalukan
cuci rambut setiap 1 hari sekali, dengan menggunakan
shampoo, dan menggosok gigi pada pagi hari dan malam
hari memakai pasta gigi, dan menggati pakaian setiap
selesai mandi.

Saat Pengkajian : Mandi, frekuensi (1x/hari), tempat (kamar mandi),


 memakai sabun,
Cuci rambut, frekuensi (…..x/hari), □ memakai shampoo,
Pemeliharaan mulut dan gigi, frekuensi sikat gigi (1x/hari,
□ sebelum, sesudah makan), memakai pasta gigi.
Berpakaian, frekuensi ganti baju (1 x/hari)
Kebersihan kuku: bersih, □ kotor, keadaan kuku:
□ panjang, pendek,
Kemampuan membersihkan diri  mandiri, □ dibantu
(oleh…………..)
Data lain : -

7) Pengaturan suhu tubuh


Sebelum Pengkajian: klien mengatakan tidak ada peningkatan suhu tubuh

Saat Pengkajian : □ perasaan panas, □ berkeringat, □ kemerahan


Data lain :………………………………………………
…………………………………………………………
8) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada gangguan seperti rasa gatal,
nyeri
Saat Pengkajian : □Merasa tidak nyaman gatal, area gatal (…………………)
□Merasa tidak nyaman nyeri, skala nyeri(…….……….),
intensitas nyeri (……………), kualitas nyeri(….………..),
Lokasi nyeri (…………….), waktu (……….……),
penyebab nyeri ……………………………………
Data lain :…………………………………………….
………………………………………………………..

9) Rasa aman
Sebelum Pengkajian: pasien merasa takut jika diasingkanoleh keluarga dan orang
lain
Saat Pengkajian : □ cemas, penyebab penyakit yang diderita
□ takut, penyebab……………………………………..
Data lain : -

10) Data sosial


Sebelum Pengkajian : klien mengatakan hubungannya dengan keluarga dan
teman-temannya berjalan dengan baik.
Saat Pengkajian : Jenis keluarga (inti), peran dalam keluarga (kepala
keluarga), pengambil keputusan dalam keluarga………
Keharmonisan keluarga :  harmonis, □ tidak harmonis,
penyebab……………………………….
Hubungan dengan tetangga  baik, □ kurang baik,
Lingkungan rumah : kondisi lingkungan rumah bersih
Kemampuan ekonomi keluarga menengah
Hubungan dengan pasien lain -
Hubungan dengan perawat baik
Data lain :………………………………………………
…………………………………………………………..

11) Prestasi dan produktivitas


Sebelum Pengkajian: klien mengatakan tidak memiliki prestasi
Saat Pengkajian : Prestasi yang pernah dicapai -
Pengaruh pekerjaan terhadap penyakit -
Pengaruh penyakit terhadap produktivitas……………….
Data lain :………………………………………………
…………………………………………………………..
12) Rekreasi
Sebelum Pengkajian : klien mengatakan sering ke pantai Bersama dengan
keluarganya
Saat Pengkajian : Hobi pasien : mancing
Kebiasaan rekreasi : ke pantai
Data lain :………………………………………………
……………………………………………………….....

13) Belajar
Sebelum Pengkajian: klien mengatakan tidak terlalu mengerti dengan keadaannya
Saat Pengkajian : Hal-hal yang perlu dipelajari berhubungan dengan
penyakitnya kesiapan dalam menerima penyakitnya
Pemahaman pasien terhadap penyakitnya kurang

14) Ibadah
Sebelum Pengkajian: klien mengatakan tidak mampu beribadah
Saat Pengkajian : Agama /kepercayaan yg dianut Kristen
Kebiasaan beribadah -
Data
lain……………………………………………………..

d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran :  composmentis/sadar penuh, □ somnolen, □ koma
Data lainnya…………………………………………
b) Bangun Tubuh : kurus, □ sedang, □ gemuk
Data lainnya…………………………………………
c) Postur Tubuh : tegak, □ lordosis, □ kifosis, □ skoliosis,
Data lainnya…………………………………………
d) Cara Berjalan : lancar terkoordinir, □ terganggu,
Data lainnya……………….…………………………
e) Gerak Motorik : normal, □ tergangu,
Data lainnya…………………………………………
f) Keadaan Kulit
Warna :  normal, □ ikterus, □ sianosis, □ pucat/anemis
Turgor : elastis, □ kurang elastis, □ jelek
Kebersihan: bersih, □ kurang bersih, □ kotor
Luka : □ tidak ada,
□ ada : □ terbuka, □ tertutup
Lokasi………………………………………………
Luas luka………………………………………………
Warna…………………………………………………
Pus………………………………………………………
Hiperemi ………………………………………………
Jaringan…………………………………………………
Gambar :
Depan Belakang

g) Gejala Kardinal : TD :120/70 mmhg


N : 86 x/mnt
S :37 oC
RR : 18 x/mnt
h) Ukuran lain : BB : 65 kg
TB : 170 cm
LL : 25 cm
2) Kepala
a) Kulit kepala bersih, □ kotor : □ ketombe, □ kutu
b) Rambut : □ rontok, □ jagung, □ merah
c) Nyeri tekan, lokasi………………………………………………………
d) Luka : Lokasi……………………………………………………………
Luas luka…………………………………………………………
Warna……………………………………………………………..
Gambar

Data lainnya…………………………………………………………………

3) Mata
a) Konjungtiva : merah muda, □ anemis/pucat, □ ikterus/kuning
b) Sklera :  putih, □ ikterus
c) Kelopak mata : □ oedema, □ benjolan, □ lingkaran hitam
d) Pupil :  reflek pupil baik,  pupil isokor, □ pupil midriasis
□ Bola mata menonjol
Data lainnya……………………………………………………………

4) Hidung
a) Keadaan :  Bersih, □ Secret, □ Darah, □ Polip
b) Penciuman :  Baik, □ Terganggu
c) Nyeri : □ nyeri tekan, □ Sinusitis, Lokasi………………………………...
d) Luka, □ Tidak ada,
□ Ada : Lokasi……………………………………………………
Luas luka……………………………………………………
Warna……………………………………………………….
Data lainnya……………………………………………………………….

5) Telinga
a) Keadaan : □ Bersih,  Secret, □ Darah
b) Nyeri : □ tidak nyeri, □ nyeri tekan
c) Pendengaran,  baik/normal, □ terganggu…………………………………
d) Pemeriksaan □ test rinne……………………………………………………
□ test webber………………………………………………….
□ test swabach…………………………………………………
Data lainnya………………………………………………………………

6) Mulut
a) Mukosa bibir : □ mukosa lembab, □ bibir sianosis, □ pucat,  kering
b) Gusi :  tidak berdarah, □ berdarah
c) Gigi : □ gigi lengkap,  gigi bersih, □ caries/karang gigi, □ berlubang
d) Lidah :  bersih, □ kotor,
e) Tonsil :  normal, □ hyperemia pada tonsil, □tonsil membesar, □faring
radang
Data lainnya………………………………………………………………

7) Leher
a) Inspeksi
Keadaan :  baik/normal, □ Pembengkakan kelenjar tiroid, □ distensi vena
jugularis, □ kaku kuduk
b) Palpasi : □ kelenjar limfe membesar, □kelenjar parotis membesar,
□Pembengkakan kelenjar tiroid, □deviasi trakea, □teraba massa/tumor……
Data lainnya………………………………………………………………

8) Thorax
a) Inspeksi
 Bentuk :  simetris, □ asimetris
 Gerakan dada:  bebas, □ terbatas, □ retraksi dada, □ palpitasi
 Payudara : simetris, □ asimetris
□ Nyeri…………………………………………………………
□ Bengkak………………………………………………………
□ Luka, Lokasi…………………………………………………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus ……………………………………………………
Lain-lain………………………………………………
b) Palpasi
 Pengembangan dada :  simetris, □ asimetris
 Vibrasi tactile premitus : □ simetris,  asimetris
 Nyeri tekan: ………………………………………………………….
c) Perkusi
 Suara paru :  Sonor/resonan, □ dullnes, □ hypersonor
d) Auskultasi
 Suara paru :  vesikuler/normal, □ ronchi, □ wheezing □ rales
 Suara jantung:  Regular, □S1-S2 tunggal, □ Murmur, □ Gallop

Data lainnya……………………………………………………………

9) Abdomen
a) Inspeksi
 Pemeriksaan : □ distensi abdomen, □ ascites
 Luka,  tidak ada, □ ada, Lokasi…………………………….………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus …………………………………………………….
Lain-lain……………………………………………….
b) Auskultasi
 Peristaltic usus: 22 x/mnt
c) Palpasi : □ hepatomegali, □ apendiksitis, □ distensi abdomen, □ ascites,
□massa, □ nyeri tekan, lokasi……………………………………………….
d) Perkusi :  tympani, □ dullnes, □ hipertympani
Data lainnya……………………………………………………………….

10) Genetalia
a) Keadaan :  Bersih, □ Keputihan, □ Darah
b) Letak Uretra :  Normal, □ Epispadia, □ Hipospadia
c) Prosedur invasife : □ Tidak
□ Ya, Terpasang dower catheter,……………………….
Data lainnya……………………………………………………………….

11) Anus
Keadaan :  Bersih, □ Hemoroid
Data lainnya………………………………………………………………….

12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung kuku,
□Clubbing finger, □ CRT 2 detik
□ Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
 Terpasang infuse di tangan kiri
Data lainnya…………………………………………………………….
b) Ektremitas Bawah
 pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung
kuku, □Clubbing finger,  CRT 2 detik
□ Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
□ Terpasang infuse,………………………………………………….....
Data lainnya…………………………………………………………….

c) Kekuatan Otot 5555 5555

5555 5555

Data lainnya………………………………………………………….............

e. Analisa data

Analisa Data Pasien Tn Z dengan Distress Spiritual Di RS Medika Santi


Tanggal 23 Juni 2022

Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan


1. Klien merasa tidak ada 1. klien terlihat menolak Distress Spiritual
yang memahami dirinya berinteraksi dengan orang
2. Klien merasa diasingkan terdekat
oleh keluarganya 2. Klien tampak menolak
3. Klien mengatakan melakukan aktivitas ibadah
bahwa penyakit yang ia 3. klien terlihat tidak mampu
derita karena Tuhan berdoa.
marah dan mengutuknya
akibat perilaku
menyimpang yang ia
lakukan
4. Klien mengatakan
marah pada diri sendiri
mengapa ia melakukan
kesalahan besar.
5. Klien mengatakan
merasa hidup sudah
tidak lagi bermakna.

f. Rumusan Masalah Keperawatan


1) Distres Spiritual

g. Analisa Masalah
P : Distres Spiritual
E : kondisi penyakit kronis (HIV/AIDS)
S : Klien mengatakan merasa diasingkan dan merasa hidupnya tidak
bermakna, Klien mengatakan bahwa penyakit yang ia derita karena Tuhan
marah dan mengutuknya akibat perilaku menyimpang yang ia lakukan, Klien
tampak menolak melakukan aktivitas ibadah, klien terlihat terlihat menolak
berinteraksi dengan orang terdekat dan klien terlihat tidak mampuu berdoa.
1. Diagnosa Keperawatan
a) Distres Spiritual berhubungan dengan kondisi penyakit kronis (HIV/AIDS)
ditandai dengan Klien mengatakan merasa diasingkan dan merasa hidupnya
tidak bermakna, Klien mengatakan bahwa penyakit yang ia derita karena
Tuhan marah dan mengutuknya akibat perilaku menyimpang yang ia lakukan,
Klien tampak menolak melakukan aktivitas ibadah, klien terlihat terlihat
menolak berinteraksi dengan orang terdekat dan klien terlihat tidak mampu
berdoa.
b) Perencanaan

Rencana Keperawatan Pada Pasien Tn U Dengan Distres Spiritual


Di RS Medika Santi Tanggal 30 Juni s/d 1 Juli

N Hari/ Diagnosa Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional


o Tgl/Jam Keperawatan
1 Kamis/ Distres Setelah 1. Identifikasi 1. Dapat mengetahui
30 juni Spiritual dilakukan perasaan penyebab dari
22/08.00 asuhan khawatir, rasa
WITA keperawatan kesepian dan ketidakberdayaan,
selama 3x24 jam ketidakberdayaan. kesepian dan rasa
diharapkan khawatir.
masalah distress 2. Berikan 2. Agar klien
spiritual dapat kesempatan mampu
teratasi, dengan mengekspresikan mengekspresikan
kriteria hasil : dan meredakan dan meredakan
1. Verbalisasi marah secara marahnya.
makna dan tepat.
tujuan hidup
meningkat 3. Agar klien merasa
2. Verbalisasi 3. Yakinkan bahwa tidak sendirian.
perasaan perawat bersedia
bersalah mendukung
menurun selama masa
3. Verbalisasi ketidakberdayaan 4. Meningkatkan
menyalahkan 4. Sediakan privasi minat klien dalam
diri-sendiri dan waktu tenang spiritual.
menurun untuk aktifitas
4. Pasien spiritual 5. Dapat mengetahui
mampu 5. Diskusi bagaimana
beribadah keyakinan dan pandangan klien
5. Interaksi makna tujuan mengenai makna
dengan orang hidup, jika perlu. dan tujuan
terdekat hidupnya.
membaik 6. Mencegah pasien
6. Anjurkan merasa kesepian
berinteraksi atau diabaikan.
dengan keluarga,
teman, dan/atau
orang lain 7. Agar klien merasa
7. Ajarkan metode lebih tenang.
relaksasi,
meditasi dan
imajinasi
terbimbing. 8. Agar
8. Atur kunjungan meningkatkan
dengan keyakinan
rohaniawan(mis. spiritual
Ustadz, pendeta,
romo, biksu)

c) Pelaksanaan
Pelaksanaan Keperawatan Pada Pasien Tn U Dengan Distres Spiritual
Di RS Medika Santi Tanggal 30 Juni s/d 2 Juli 2022

No Hari/ No. Tindakan Keperawatan Evaluasi Respon Paraf


Diagnosa
Tgl/
Jam Keperawatan
1 Kamis/ 1 1. Mengidentifikasi 1. DS :Klien merasa
30 Juni perasaan tidak ada yang
22/ khawatir, memahami dirinya .
08.45 kesepian dan
ketidakberdayaan
09.00 2. Memberikan 2. DS : Klien mengatakan
kesempatan marah pada diri sendiri
mengekspresikan mengapa ia melakukan
dan meredakan kesalahan besar.
marah secara
tepat.
3. Meyakinkan
09.20 3. DS : Klien
bahwa perawat
bersedia mengatakan merasa
mendukung hidup sudah tidak lagi
selama masa bermakna.
ketidakberdayaan
09.30
4. Menganjurkan
berinteraksi 4. DS : Klien merasa
dengan keluarga,
teman, dan/atau diasingkan oleh
orang lain. keluarganya
DO : klien terlihat
menolak berinteraksi
5. Sediakan privasi dengan orang terdekat
09.45 dan waktu tenang
untuk aktifitas
spiritual.
5. DS : Klien
mengatakan bahwa
penyakit yang ia derita
karena Tuhan marah
dan mengutuknya
akibat perilaku
6. Mengajarkan menyimpang yang ia
metode relaksasi, lakukan.
10.00 meditasi dan DO : klien terlihat
imajinasi
WITA tidak mampu berdoa.
terbimbing.
6. DS : Pasien Mengatakan
tidak mau melakukan
aktifitas spiritual
DO : Klien tampak
menolak melakukan
aktivitas ibadah

1 Jumat/ 1 1. Menganjurkan 1. DS : klien mengatakan


berinteraksi mau mencoba
1 Juli dengan keluarga, berinteraksi dengan
2022 teman, dan/atau
orang lain.
14.00 orang lain.
2. Meyakinkan DO : klien tampak
14.10 bahwa perawat mencoba berinteraksi
bersedia dengan orang lain.
mendukung 2. DS : klien mengatakan
selama masa merasa lebih tenang
ketidakberdayaan dan mempunyai teman
14.35 3. Mengajarkan
cerita serta merasa
metode relaksasi,
WITA meditasi dan hidupnya lebih
imajinasi bermakna.
terbimbing. DO : klien terlihat
lebih ceria
3. DS : klien mengatakan
mau mencoba
melakukan relaksasi
dan meditasi
DO : klien terlihat
koperatif

1 Sabtu/ 1 1. Mengidentifikasi 1. DS : klien mengatakan


perasaan tidak terlalu merasa
2 Juli khawatir, kesepian karena perawat
22/ kesepian dan selalu memberinya
08.00 ketidakberdayaan support.
2. Memberikan 2. DS : klien mengatakan
08.20 kesempatan sudah tidak terlalu
mengekspresikan menyalahkan dirinya dan
dan meredakan mau menerima
marah secara keadaannya.
tepat.
DO : klien terlihat lebih
09.15
tenang
3. DS : klien mengatakan
3. Mengatur
tidak mau menyalahkan
kunjungan
dengan tuhan dengan kondisinya
09.45 rohaniawan(mis. saat ini dan pasien
Ustadz, pendeta, mengatakan dia sudah
romo, biksu) mulai bisa berdoa
DO : klien tampak sudah
mulai mampu bordoa
4. DS : pasien mengatakan
mau berinteraksi dengan
4. Menganjurkan orang lain maupun
berinteraksi keluarga
dengan keluarga, DO : pasien tampak
teman, dan/atau berinteraksi dengan
orang lain. orang lain.

d) Evaluasi
(dilakukan sesuai dengan rencana tujuan)
Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Tn. U Dengan Distres Spiritual
Di RS Medika Santi Tanggal 30 s/d 1 Juni 2022

No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi


1 Sabtu/2 Juli Distres Spiritual S : Klien mengatakan merasa lebih
2022/ 13.30 berhubungan dengan tenang dan mempunyai teman cerita
WITA kondisi penyakit kronis serta merasa hidupnya lebih bermakna,
(HIV/AIDS) ditandai klien mengatakan sudah tidak terlalu
dengan Klien menyalahkan dirinya dan mau menerima
mengatakan merasa keadaannya, klien mengatakan tidak mau
diasingkan dan merasa menyalahkan tuhan dengan kondisinya saat
hidupnya tidak ini dan pasien mengatakan dia sudah mulai
bermakna, Klien bisa berdoa.
mengatakan bahwa
penyakit yang ia derita O : klien terlihat lebih ceria, pasien
karena Tuhan marah tampak berinteraksi dengan orang lain,
dan mengutuknya klien tampak sudah mulai mampu bordoa.
akibat perilaku
menyimpang yang ia
lakukan, Klien tampak
menolak melakukan A: Masalah teratasi, Tujuan tercapai
aktivitas ibadah, klien
terlihat terlihat
menolak berinteraksi P: Pertahankan Kondisi Pasien
dengan orang terdekat
dan klien terlihat tidak
mampuu berdoa.

Daftar Pustaka
Nanda( 2015-2017) Nursing diagnosis dan intervemsi, EGC, Jakarta.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan
Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Pusat PPNI
https://www.scribd.com/document/458507939/lp-distress-spiritual
https://www.scribd.com/document/330988838/LP-Dan-Askep-Distress-Spiritual-FIX
https://text-id.123dok.com/document/nzwkeenlz-patofisiologi-distress-spiritual-strategi-
pelaksanaan-distress-spiritual.html

Anda mungkin juga menyukai