Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

DENGAN PERUBAHAN SPIRITUAL

Disusun oleh :

Fenisia Prawita Sidabutar

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes AWAL BROS BATAM
TA 2020/2021
. ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
DENGAN PERUBAHAN SPIRITUAL

1. Pengkajian Kebutuhan Spiritual


a. Pengkajian data subjektif
Pedoman pengkajian yang disusun oleh Stoll (dalam Kozier, 2016)
mencakup:
1) konsep tentang ketuhanan,
2) sumber kekuatan dan harapan,
3) praktik agama dan ritual, dan
4) hubungan antara keyakinan spiritual dan kondisi kesehatan.

b. Pengkajian data objektif


Isyarat mengenai pilihan, kekuatan, kekhawatiran, atau distres spiritual
dan agama dapat terungkap melalui satu (atau lebih) faktor berikut:
1) Lingkungan.
- Apakah klien memiliki Alquran, Injil, Taurat, atau kitab suci yang
lain, literatur keagamaan, liontin keagamaan, salib, rosario, bintang
David, atau kartu-kartu keagamaan untuk kesembuhan dalam
ruangan?
- Apakah klien menerima kiriman tanda simpati dari unsur
keagamaan dan apakah klien memakai tanda keagamaan (misalnya
memakai jilbab?).
2) Perilaku.
- Apakah klien tampak berdoa sebelum makan atau pada waktu lain
atau membaca kitab suci atau buku keagamaan?
- Apakah klien mengalami mimpi buruk dan gangguan tidur atau
mengekspresikan rasa marah terhadap perwakilan keagamaan atau
terhadap Tuhan?
3) Verbalisasi.
- Apakah klien menyebutkan Tuhan atau Yang Maha Kuasa, doa-
doa, keyakinan, rumah ibadah, atau topik-topik keagamaan?
- Apakah klien pernah minta dikunjungi oleh pemuka agama? Atau
apakah klien mengekspresikan rasa takutnya terhadap
kematiannya?
4) Afek dan sikap.
- Apakah klien tampak sendiri, depresi, marah, cemas, agitasi,
apatis, atau khusyuk?
5) Hubungan interpersonal.
- Siapa yang berkunjung?
- Bagaimana respon klien terhadap pengunjung?
- Apakah pemuka agama dapat mengunjungi klien?
- Dan bagaimana klien berhubungan dengan klien yang lain dan juga
dengan personel keperawatan?

2. Diagnosis Keperawatan
Dalam mendiagnosis kesehatan spiritual, perawat dapat menemukan
bahwa masalah spiritual dapat dijadikan judul diagnostic, atau bahwa distress
spiritual adalah etiologi masalah. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI, 2016) mengakui satu diagnosis yang berhubungan dengan spiritual:
Distress Spiritual.

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang diberikan pada klien dengan gangguan
kebutuhan spiritual menurut SIKI dilakukan dengan menggunakan intervensi
utama dan intervensi pendukung.
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Intervensi Utama Intervensi Pendukung
Distress Spiritual Setelah dilakukan tindakan 1. Dukungan emosional
keperawatan di harapkan 2. Dukungan keyakinan
Definisi: pasien menunjukkan pening- 3. Dukungan memaafkan
Gangguan pada katan spiritual ditandai 4. Dukungan pengambilan
keyakinan atau sistem dengan kriteria hasil: keputusan
nilai berupa kesulitan 1. Klien mampu beristirahat 5. Dukungan pelaksanaan
merasakan makna dan dengan tenang ibadah
tujuan hidup melalui 2. Menyatakan penerimaan 6. Dukungan
hubungan dengan diri, moral/etika pengungkapan
orang lain, lingkungan 3. Mengekspresikan rasa kebutuhan
atau Tuhan. damai berhubungan dengan 7. Dukungan
Tuhan pengungkapan perasaan
Penyebab: 4. Menunjukkan hubungan 8. Dukungan perasaan
1) Menjelang ajal yang hangat dan terbuka bersalah
2) Kondisi penyakit 5. Menunjukkan sikap efektif 9. Dukungan perlindungan
kronis tanpa rasa marah, rasa penganiayaan agama
3) Kematian orang bersalah dan ansietas 10. Dukungan
terdekat 6. Menunjukkan perilaku perkembangan
4) Perubahan pola hidup lebih positif Spiritual
5) Kesepian 7. Mengekspresikan arti 11. Dukungan
6) Pengasingan diri postitifterhadap situasi dan perlindungan
7) Pengasingan sosial keberadaannya penganiayaan lansia
8) Gangguan sosio- 12. Dukungan proses
kultural 1. Dukungan Spiritual berduka
9) Peningkatan Observasi 13. Konseling
ketergantungan a. Identifikasi perasaan 14. Manajemen Stres
pada orang lain khawatir, kesepian dan 15. Mediasi Konflik
10) Kejadian ketidakberdayaan 16. Pelibatan keluarga
hidup yang tidak b. Identifikasi pandangan 17. Promosi harapan
diharapkan tentang hubungan antara 18. Promosi dukungan
spiritual dan kesehatan spiri-tual
Batasan karakteristik c. Identifikasi harapan dan 19. Promosi sistem pendu-
1. Gejala dan tanda kekuatan pasien kung
mayor d. Identifikasi ketaatan dalam 20. Teknik imajinasi
- Subjektif beragama terbim-bing
a) Mempertanyakan 21. Teknik menenangkan
makna/tujuan Terapeutik 22. Terapi reminisens
hidupnya a. Berikan kesempatan
b) Menyatakan mengekspresikan perasaan
hidupnya terasa tentang penyakit dan
tidak/kurang kematian
bermakna b. Berikan kesempatan
c) Merasa menderi- mengekspresikan dan
ta/tidak berdaya meredakan marah secara
tepat
- Objektif c. Yakinkah bahwa perawat
a) Tidak mampu bersedia mendukung
beribadah selama masa ketidak
b) Marah pada berdayaan
Tuhan d. Sediakan privasi dan
2. Gejala dan tanda waktu tenang untuk
minor aktivitas
- Subjektif e. Diskusikan keyakinan
a. Menyatakan tentang makna dan tujuan
hidupnya terasa hidup, jika perlu
tidak/kurang f. Fasilitasi melakukan
tenang kegiatan ibadah
b. Mengeluh tidak
dapat menerima Edukasi
(kurang pasrah) a. Anjurkan berinteraksi
c. Merasa bersalah dengan keluarga, teman,
d. Merasa terasing dan/atau orang lain
e. Menyatakan telah b.Anjurkan berpartisipasi
diabaikan dalam kelompok
- Objektif pendukung
a. Menolak berinter- c. Ajarkan metode relaksasi,
aksi dengan orang meditasi, dan imajinasi
terdekat/pemimpin terbimbing
spiritual
b. Tidak mampu ber- Kolaborasi
kreativitas (mis. a. Atur kunjungan dengan
Menyanyi, mende- rohaniawan (mis. Ustadz,
ngarkan musik, pendeta, romo, biksu)
menulis)
3. Koping tidak efektif 2. Promosi Koping
4. Tidak berminat pada
alam/literatur spiritual Observasi
a. Identifikasi kegiatan jangka
pendek dan panjang sesuai
tujuan
b. Identifikasi kemampuan
yang dimiliki
c. Identifikasi sumber daya
yang tersedia untuk
memenuhi tujuan
d. Identifikasi pemahaman
proses penyakit
e. Identifikasi dampak situasi
terhadap peran dan
hubungan
f. Identifikasi metode
penyelesaian masalah
g. Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap
dukungan sosial

Terapeutik
a. Diskusikan perubahan
peran yang dialami
b. Gunakan pendekatan yang
tenang dan menyakinkan
c. Diskusikan alasan meng-
kritik diri sendiri
d. Diskusikan untuk mengkla-
rifikasi kesalahpahaman
dan mengevaluasi perilaku
sendiri
e. Diskusikan konsekuensi
tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu
f. Diskusikan risiko yang
menimbulkan bahaya pada
diri sendiri
g. Fasilitasi dalam mempe-
roleh informasi yang
dibutuhkan
h. Berikan pilihan realitas
mengenai aspek-aspek
tertentu dalam perawatan
i. Motivasi untuk menentu-
kan harapan yang realistis
j. Tinjau kembali kemam-
puan dalam pengambilan
keputusan
k. Hindari mengambil keputu-
san saat pasien berada di
bawah tekanan
l. Motivasi terlibat dalam
kegiatan sosial
m. Motivasi mengidentifikasi
sistem pendukung yang
tersedia
n. Dampingi saat berduka
(mis. penyakit kronis,
kecacatan)
o. Perkenalkan dengan orang
atau kelompok yang berha-
sil mengalami pengalaman
sama
p. Dukung penggunaan meka-
nisme pertahanan yang
tepat
q. Kurangi rangsangan ling-
kungan yang mengancam

Edukasi
a. Anjurkan menjalin hubu-
ngan yang memiliki kepen-
tingan dan tujuan sama
b. Anjurkan penggunaan
sumber spiritual, jika perlu
c. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
d. Anjurkan keluarga terlibat
e. Anjurkan membuat tujuan
yang lebih spesifik
f. Ajarkan cara memecahkan
masalahsecara konstruktif
g. Latih penggunaan teknik
relaksasi
h. Latih keterampilan sosial,
sesuai kebutuhan
i. Latih mengembangkan
penilaian obyektif

5. Implementasi
Implementasi merupakan kategori dari perilaku keperawatan dimana
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan
dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2014).
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh
perawat. Hal-hal yang perlu di perhatikan ketika melakukan implementasi
adalah intervensi dilakukan sesuai rencana setelah dilakukan validasi,
penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal, intervensi
harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan
fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa
pencataan dan pelaporan (Rohman dan Walid, 2016).

6. Evaluasi
Dengan menggunakan hasil yang diharapkan dan dapat diukur, yang
ditetapkan pada tahap perencanaan, perawat mengumpulkan data yang
diperlukan untuk memutuskan apakah tujuan dan hasil klien tercapai (Kozier,
2016). Menurut Diniarti, dkk (2013), evaluasi asuhan keperawatan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif, assesment,
planning). Komponen SOAP yaitu:
S (subjektif) dimana perawat menemukan keluhan klien yang masih
dirasakan setelah dilakukan tindakan.
O (objektif) adalah data yang berdasarkan hasil pengukuran atau observasi
klien secara langsung dan dirasakan setelah selesai tindakan keperawatan.
A (assesment) adalah kesimpulan dari data subjektif dan objektif (biasanya
ditulis dalam bentuk masalah keperawatan).
P (planning) adalah perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan
dihentikan, dimodifikasi atau ditambah dengan rencana kegiatan yang sudah
ditentukan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, Reny Yuli. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik, Aplikasi
NANDA, NIC dan NOC-Jilid I. Jakarta: TIM.
Cahyono, A.N. (2012). Hubungan Spiritualitas dengan Depresi pada Lansia UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Magetan. Jurnal Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga. Surabaya : Universitas Airlangga. Diakses pada
tanggal 29 Mei 2021 dari http://journal.unair.ac.id
Colangelo, L.A., Craft, L.L., Ouyang, P., Liu, K., Schreiner, PJ., Michos, E.D
(2013). Association of sex Hormones and SHBG with Depressive
Symptoms in Post-menopausal Women: the Multi-Ethnic Study of
Atherosclerosis. NIH Public Access, Author Manuscript, 2013 August;
19(8):877-885. Doi: 10.1097/gme.ObO13e3182432de6
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.
Diunduh dari http://www.google.co.id pada tanggal 29 Mei 2021
Kozier. 2016. Buku Ajar: Fundamental Keperawatan konsep, proses, praktik
Vol.2 Ed.7. Jakarta: EGC.
Potter dan Perry. 2014. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rohman, N., & Walid, S., (2016). Proses keperawatan teori dan
aplikasi.Jogjakarta: ISBN.

Anda mungkin juga menyukai