TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian Hipertensi
150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun
adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan
6
7
a. Anatomi
1) Jantung
terletak lebih ke kiri dari garis medial, bagian tepi terletak pada ruang
bagian atas disebut basis terletak agak ke kanan pada kosta ke III sekitar
lebar 8-9 cm, dan tebal 6 cm. Berat jantung sekitar 200-425 gram, pada
laki-laki sekitar 310 gram dan pada perempuan sekitar 225 gram
(Aspiani, 2016).
Jantung adalah organ muscular yang tersusun atas dua atrium dan
atas dua lapisan, yakni lapisan visceral (sisi dalam) dan lapisan perietalis
2) Pembuluh darah
mevaskularisasi kapiler.
pertukaran
2014)
b. Fisiologi jantung
1) Siklus jantung
relaksasi. Satu kali siklus jantung sama dengan satu periode sistole (saat
ventrikel.
2) Tekanan Darah
oleh darah untuk melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh
darah, timbul dari adanya tekanan pada dinding arteri. Tekanan arteri
arteri rerata.
Peningkatan tekanan darah lebih dari normal disebut hipertensi dan jika
3. Klasifikasi
darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar (Garnadi, Y. 2012).
ditemukan pada anak- anak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi
tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan 9 relaksasi diantara dua
(primer) merupakan hipertensi yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak
baik seperti makan yang tidak terkontrol sehingga menyebabkan berat badan
berlebih atau bahakn terjadi obesitas dimana hal tersebut dapat mencetus
12
yang akibat dari seseorang yang mengalami penyakit seperti gagal jantung,
gagal ginjal, dan kerusakan sistem hormon dalam tubuh (Pudiastuti, 2011).
2014)
Sistole Diastole
Normal < 120 mmHg Dan < 80 mmHg
Prehiperten 120-139 mmHg Atau 80-89
si mmHg
Hipertensi 140-159 mmHg Atau 90-99
grade I mmHg
Hipertensi > 160 mmHg Atau > 100
grade II mmHg
4. Etiologi
meningkat), jenis kelamn (pria lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras
b. Hipertensi sekunder
akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau
Apabila dapat dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang
nya) dan hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap
5. Patofisiologi
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan
Pathway Hipertensi
16
6. Komplikasi
a. Stroke
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpejan akibat
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-
terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba seperti orang bingung,
limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh
terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan
terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri
secara mendadak.
b. Infark Miokard
(2014).
c. Gagal ginjal
darah akan mengalir ke unit –unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu
7. Manifestasi Klinik
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, lemas dan
impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas
nyeri regio oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor
penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
b. EKG untuk menilai adanya Hipertrofi ventrikel kiri, Iskemia atau infark
c. Foto thorax untuk menilai bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada
9. Penatalaksanaan
dibawah 140 mmHg dan tekanan distolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol
factor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau
a. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau
dianjurkan:
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada
dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yang sangat
c. Olahraga
jantung.
sebagai berikut.
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan
airnya.
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas klien
b. Keluhan Utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
22
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan
impotensi.
biasanya : sakit kepala , pusing, penglihatan buram, mual ,detak jantung tak
metabolik, penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi saluran kemih, dan
f. Aktivitas/ istirahat
g. Sirkulasi
1) Gejala :
b) Episode palpitasi
2) Tanda
23
h. Integritas ego
i. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat penyakit
j. Makanan/ cairan
1) Gejala
serta kolesterol
2) Tanda
b) Adanya edema
c) Glikosuria
k. Neurosensori
1) Gejala
2) Tanda
proses piker
l. Nyeri/ ketidakamanan
kepala
m. Pernapasan
1) Gejala
Dispnea
c) Riwayat merokok
2) Tanda
c) Sianosis
n. Keamanan
o. Pembelajaran/ penyuluhan
Gejala :
diabetes mellitus.
p. Rencana pemulangan
Bantuan dengan pemantau diri tekanan darah/ perubahan dalam terapi obat.
2. Diagnosa Keperawatan
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi klien menurut
e. Ketidakefektifan koping
g. Resiko cedera
h. Defisiensi pengetahuan
i. Ansietas
27
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
2017).
keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim
oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain.
rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan
dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik)
5. Evaluasi Keperawatan
membandingkan antara proses dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan menilai
efektif tidaknya dari proses keperawatan yang dilaksanakan serta hasil dari
dari rangkaian proses keperawatan guna tujuan dari tindakan keperawatan yang
evaluasi formatif ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah
SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan klien), objektif (data hasil
Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan
Adapun tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan
perubahan dan kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria
keperawatan baru.