OLEH
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
STIKES KARYA KESEHATAN
2021
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
4. Manifestasi klinis
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan.
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing,
leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, lemas dan impotensi.
Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri regio
oksipital terutama pada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor risiko penyakit
jantung, penyebab sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya
hidup pasien.
Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi
dibutuhkan untuk mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang
berasosiasi dengan peningkatan berat badan, faktor gaya hidup (perubahan
pekerjaan menyebabkan penderita bepergian dan makan di luar rumah),
penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien
dengan riwayat keluarga dengan hipertensi kemungkinan besar mengarah ke
hipertensi esensial. Labilitas tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram otot,
kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi panas, edema, gangguan
berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral, wajah membulat,
mudah memar, penggunaan obat-obatan atau zat terlarang, dan tidak adanya
riwayat hipertensi pada keluarga mengarah pada hipertensi sekunder.
5. Klasifikasi
Secara klinis hipertensi dapat di klasifikasikan menjadi beberapa kelompok
yaitu:
6. Patofisiologi
a. Laboratorium
1. Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
2. Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi
karena parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.
3. Darah perifer lengkap
4. Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)
b. EKG
1. Hipertrofi ventrikel kiri
2. Iskemia atau infark miocard
3. Peninggian gelombang P
4. Gangguan konduksi
c. Foto Rontgen
1. Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi
aorta.
2. Pembendungan, lebar paru
3. Hipertrofi parenkim ginjal
4. Hipertrofi vascular ginjal
9. Komplikasi
Kompikasi hipertensi:
a. Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung.
b. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya
glomerulus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal dan
nefron akan terganggu sehingga menjadi hipoksik dan kematian.
Rusaknya membrane glomerulus , protein akan keluar melalui urin
sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan menyebabkan
edema.
c. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi
pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke daerah-
daerah yang diperdarahi berkurang.
d. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina , gangguan penglihatan,hingga
kebutaan.
e. Kerusaka pada pembuluh darah arteri
10. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang
berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan
sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan distolik dibawah 90 mmHg dan
mengontrol factor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya
hidup saja, atau dengan obat antihipertensi.
Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan cara pengobatan
setara non-farmakologis, antara lain:
a. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau
dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat
memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan:
1. Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah
pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat
mengurangi stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat
berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang
dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
2. Diet tinggi kalium , dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat
menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat
pada dinding vascular.
3. Diet kaya buah dan sayur
4. Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
A. PENGKAJIAN
Hari / tanggal :Senin, 26 JULI 2021
Waktu :11.40 WIB
Metode :wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi
dokumen
Sumber data :Klien, tenaga kesehatan lain, status kesehatan pasien
Tempat :Ruang Tulip RSUD KOTA KENDARI
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Ny. A
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SD
Alamat : Jati Raya
No.mr : 49456
Tgl masuk : 26 Juli 2021
Tgl pengkajian : 27 Juli 2021
Diagnose medis : Hipertensi
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. p
Umur : 50 Tahun
Hub.keluarga : kaka kandung
Pekerjaan : guru
2. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
Keluha Utama
Pasien mengatakan nyeri kepala
Riwayat penyakit sekarang
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 26 juli 2021 dengan keluhan
nyeri kepala, mual dan muntah. ± 1 minggu SMRS klien terjatuh
dari tangga kerena merasakan sakit kepala berat, klien mengatakan
mualtetapi tidak muntah, badan klien terasa lemas. Saat dibawa ke
RS, tekanan darah klien 190/100 mmHg.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga menyatakan pasien tidak pernah mengalami penyakit
yang sama dan tidak ada menderita penyakit kronis lainnya.
Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dari keluarga
3. Pola Kebiasaan
a. Aspek Fisik-Biologis
1) Pola nutrisi
a) Sebelum sakit
Pasien makan 3x sehari, 1 porsi habis. Makanan yang dikonsumsi
pasien berupa nasi sayur dan lauk.Kemudian pasien minum 8-10
gelas perhari(1500-2000cc) berupa air putih.Pasien selalu minum
teh manis setiap hari.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan pasien makan 3x sehari, habis setengah porsi.
Makanan yang dikonsumsi pasien berupa nasi sayur dan lauk.
Kemudian pasien minum 8-10 gelas perhari(1500-2000cc) berupa
air putih.
2) Pola eliminasi
a) Sebelum sakit
BAB teratur setiap hari pada pagi hari. Bentuk dan warna feses
lunak berwarna kuning kecoklatan. Buang air kecil lancar kurang
lebih sebanyak 5-6 kali.
b) Selama sakit
Selama dirumah sakit pasien buang air besar cair 5 kali
dalamsehari sekali. Terdapat ampas. Warna kuning bau khas feses.
Untuk buang air kecil pasien lancarr sehari 5-6 kali sehari. Urine
berwarna kuning jernih.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
klien nampak cemas
klien nampak tidak nyaman dengan penyakitnya
klien nampak pucat
klien nampak lemas
klien nampak gelisah
b. Kesadaran : Glasgow Coma Scale GCS) E4M6V5
c. Tanda-tanda vital
TD :190/100mmHg
N :96X/menit
S : 36oc
RR :20x/menit
d. Kenyamanan/nyeri
P: nyeri kepala
Q: hilang timbul,
R: kepala bagian belakang (tengkuk),
S: sekala nyeri 5,
T: saat pasien melakukan aktifitas berat
1. Pemeriksaan kepala
a. Rambut
Finger print ditengah frontal terhidrasi. Kulit kepala bersih, tidak ada
ketombe dan tidak ada lesi. Penyebaran rambut merata berwarna hitam
dan putih (uban), rambut mudah patah, tidak bercabang, dan tidak ada
kelainan
b. Mata
Mata, konjungtiva anemis, sklera ikteris putih, tidak ada pembesaran
palpebra, tidak ada sirabismus, ketajaman penglihatan normal, tidak
ada alat bantu.
c. Hidung
Tidak ada pernafasan Cuping hidung, posisi septum nasal ditengah,
lubang hidung bersih, tidak ada secret, tulang hidung dan septum nasi
tidak ada pembengkakan dan tidak ada polip
d. Rongga Mulut
Keadaan mukosa bibir kering dan pucat. Tonsil ukuran normal uvula
letak simetris ditengah
e. Telinga
Bentuk telinga sedang, simetris kanan dan kiri. Lubang telinga bersih,
tidak ada serumen berlebih, pendengaran berfungsi dengan baik
2. Pemeriksaan Leher
Kelenjar getah bening teraba, tiroid teraba, posisi trakea letak ditengah
tidak ada kelainan
3. Sistem muskuloskeletal dan Integumen
kelainan tulang belakang, tidak fraktur, tidak menggunakan traksi,
tidak
komparmentet syndrome, kulit kemerahan, turgor kulit
kurang,Pergerakan sendi bebas, ada kelainan ekstermitas, tidak ada.
4. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
5. Diagnosa Medis dan Therapy
Diagnose Medis : Hipertensi
Therapy:
Amlodipine (Oral) 1 x 10 mg
Candesartan (Oral) 1 x 8 mg
(IVFD) 20 tpm
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
1. Pasien mengatakan lemas 1. klien nampak cemas
dan pusing 2. klien nampak tidak nyaman
2. Pesian mengatakan mual dengan penyakitnya
tapi tidak sampai muntah 3. klien nampak pucat
3. Pasien mengatakan nafsu 4. klien nampak lemas
makan berkurang, pasien 5. klien nampak gelisah
hanya habis setengah porsi 6. Tanda-tanda vital
dari diet RS TD :190/100mmHg
4. Pasien mengatakan kepala N :96X/menit
bagian belakang sangat S : 36oc
tegang RR :20x/menit
5. Anak Pasien mengatakan
pasien kontrol rutin di
puskesmas, namun pasien
terkadang lupa untuk
meminum obat rutinnya
ANALISIS DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1. DS: Nyeri akut agen
Klien mengatakan nyeri pada kepala dan pencedera
tidak nyaman pada tengkuk fisiologis
DO:
1. Klien tampak lemas dan hanya berbaring di
tempat tidur
P : Adanya tekanan darah tinggi
Q : Seperti ditusuk dan ditekan
R : kepala bagian belakang,
leher, dan tengkuk
S:3
T : Hilang timbul
Tanda-tanda vital
TD :190/100mmHg
N :96X/menit
S : 36oc
RR :20x/menit
2 DS: Defisit kurang
Klien mengatakan Sebelumnya tidak pengetahuan terpap
pernah diberikan pendidikan kesehatan mengenai ar
tentang hipertensi Klien mengatakan penyakit inform
kurang begitu paham tentang tekanan yang diderita asi
darah yang sering tinggi yang dideritanya
DO:
klien terlihat tegang Klien hanya
diam saat ditanya tentang tekanan
darah tinggi yang dideritanya
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
(D.0077)
DO :
Klien mengatakan nyeri pada kepala dan tidak nyaman pada tengkuk
DS:
Klien tampak lemas dan hanya berbaring di tempat tidur
P : Adanya tekanan darah tinggi
Q : Seperti ditusuk dan ditekan
R : kepala bagian belakang, leher, dan tengkuk
S:3
T : Hilang timbul
Tanda-tanda vital
TD :190/100mmHg
N :96X/menit
S : 36oc
RR :20x/menit
2. Defisit pengetahuan mengenai penyakit yang diderita b/d kurang terpapar
informasi
(D.0111)
DS :
Klien mengatakan Sebelumnya tidak pernah diberikan pendidikan kesehatan
tentang hipertensi Klien mengatakan kurang begitu paham tentang tekanan darah
yang sering tinggi yang dideritanya
DO:
klien terlihat tegang Klien hanya diam saat ditanya tentang tekanan darah tinggi
yang dideritanya
INTERVENSI KEPERAWATAN
N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
O
1. 1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Intervensi utama:
agen pencedera tindakan keperawatan 1x24 manajemen nyeri
fisiologis jam diharapkan masalah 1.08238
(D.0077) nyeri dapat teratasi dengan Observasi
DS: kriteria hasil : tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi,
Klien mengatakan nyeri (L.08066) karateristik, durasi,
pada kepala dan tidak 1. Keluhan nyeri dari frekuensi, kuaitas,
nyaman pada tengkuk skala 2 (cukup intensitas nyeri
DO: meningkat) menjadi 2. Identifikasi skala
1. Klien tampak lemas 3 (sedang) nyeri
dan hanya berbaring di 2. Meringis dari skla 3 3. Identifikasi respon
tempat tidur (sedang) menjadi 4 nyeri non verbal
P : Adanya tekanan (cukup menurun) Terapeutik
darah tinggi 3. Kesulitan tidur dari 1. Berikan teknik
Q : Seperti ditusuk skala 3 (sedang) nonformakologis
dan ditekan menjadi 4 (cukup untuk ,engurangi rasa
R : kepala bagian menurun) nyeri
belakang, leher, dan 4. Gelisah dari skala 3 2. Kontol lingkungan
tengkuk ( sedang) menjadi 4 yang memperberat
S:3 (cukup menurun) rasa nyeri
T : Hilang timbul 3. Fasilitas istrhat dan
TTV tidur
TD:190/100mmHg Edukasi
N :96X/menit 1. Jelaskan penyebab,
o
S :36 c periode, dan pemicu
RR:20x/menit nyeri
2. Jelaskan strategi
meredahkan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Kolaborasi
kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu
2. 1. Defisit Setelah dilakukan Intervensi utama:
pengetahuan tindakan keperawatan 1x24 edukasi kesehatan
mengenai jam diharapkan Defisit (1.12383)
penyakit yang pengetahuan klien teratasi Obserfasi
diderita b/d dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kesiapan
kurang terpapar Tingkat pengetahuan dan kemampuan
informasi (L.12111) menerima informasi
(D.0111) 1. Perilaku sesuai 2. Identifikasi foktor-
DS: anjuran dari skala 3 faktor yang dapat
Klien mengatakan (sedang) menjadi 4 meningkatkan dan
Sebelumnya tidak (cukup meningkat) menurunkan motivasi
pernah diberikan 2. Kemampuan perilaku hidup bersih
pendidikan kesehatan menjelaskan dan sehat
tentang hipertensi pengetahuan Terapeutik
Klien mengatakan tentang suatu topik 1. Sediakan materi dan
kurang begitu paham dari skala 3 media pendidikan
tentang tekanan darah (sedang) menjadi 4 kesehatan
yang sering tinggi (cukup meningkat) 2. Jadwalkan pendidikan
yang dideritanya. 3. Kemampuan dari kesehatan sesuai
DO: skala 3 (sedang) kesepakatan
klien terlihat menjadi 4 (cukup 3. Berikan kesempatan
tegang Klien meningkat) untuk bertanya
hanya diam saat Edukasi
ditanya tentang 1. Jelaskan factor resiko
tekanan darah yang dapat
tinggi yang mempengaruhi
dideritanya kesehatan
2. Ajarkan perilaku
hidup berdih dan sehat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN