Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DISTRES SPIRITUAL

DALAM KONSEP KEPERAWATAN JIWA

DI SUSUN OLEH :

1. Fajri Liyadiana Putri (2018012351)


2. Putri Galuh Agustina (2018012366)

DIII KEPERAWATAN
ITS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019 / 2020
A. Pengertian

Distress spiritual adalah suatu keadaan menderita yang berhubungan


dengan hambatan kemampuan untuk mengalami makna hidup mellui hubungan
diri sendiri,dunia,atau kekuatan yang Maha-Tinggi (NANDA-I, 2018)

Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual adalah gangguan dalam


prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan seseorang dan diintegrasikan
biologis dan psikososial (EGC, 2011).

Arti dzikir dari segi bahasa, dzikir berasal dari kata dzakara, yadzkuru,
dzukr/dzikr yang artinya merupakan perbuatan dengan lisan (menyebut,
menuturkan, mengatakan) dan dengan hati (mengingat dan menyebut). Kemudian
ada yang berpendapat bahwa dzukr (bidlammi) saja, yang dapat diartikan
pekerjaan hati dan lisan, sedang dzkir (bilkasri) dapat diartikan khusus pekerjaan
lisan. Sedangkan dari segi peristilahan, dzikir tidak terlalu jauh pengertiannya
dengan makna-makna lughawi- nya semula. Bahkan di dalam kamus modern
seperti al-Munawir, al- Munjid, dan sebagainya, sudah pula menggunakan
pengertian-pengertian istilah seperti adz-dzikr dengan arti bertasbih,
mengagungkan Allah swt. dan seterusnya. Keutamaan dzikir yaitu:

1. Terlindung dari bahaya godaan setan


2. Tidak mudah menyerah dan putus asa

3. Memberi ketenangan jiwa dan hati


4. Mendapatkan cinta dan kasih sayang Allah
5. Tidak mudah terpengaruh dengan kenikmatan dunia yang melenakan.

B. Penyebab

Menurut Keliat, 2019 penyebab distres spiritual adalah sebagai berikut :

1. Kehilangan
2. Kematian orang terdekat
3. Menerima berita buruk tentang kesehatan,hubungan sosial
4. Perubahan kehidupan
C. Karakteristik distres spiritual

Karakteristik Distres Spritual menurut EGC (2008) meliputi empat hubungan


dasar yaitu :

1. Hubungan dengan diri

a. Marah

b. Kurang Pasrah

c. Perasaan Tidak Dicintai

d. Rasa bersalah

e. Kurang diterima

f. Strategi koping tidak efektif

g. Kurang dorongan

2. Hubungan dengan orang lain

a. Perasaan asing

b. Menolak interaksi dengan pemimpin spiritual

c. Menolak interaksi dengan orang terdekat

d. Perpisahan dari sistem pendukung

3. Hubungan dengan seni, musik, literatur, dan alam

a. Penurunan ekspresi tentang pola kreativitas sebelumnya


b. Tidak berminat pada alam
c. Tidak berminat membaca literatur spiritual
4. Hubungan dengan kekuatan yang Lebih Besar dari Diri Sendiri

a. Marah terhadap kekuatan yang lebih besar dari dirinya


b. Perasaan diabaikan
c. Tidak berdaya
d. Ketidakmampuan berintrospeksi
e. Ketidakmampuan mengalami pengalaman religiositas
f. Ketidakmampuan berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan
g. Ketidakmampuan berdoa
h. Mengungkapkan penderitaan
i. Meminta menemui pemimpin keagamaan
j. Perubahan yang tiba-tiba dalam praktik spiritual
D. Kondisi Terkait

(Nanda-I, 2018)

a. Menjelang Ajal
b. Penyakit kronis
c. Sakit
d. Ancaman Kematian
e. Kehilangan bagian tubuh
f. Kehilangan fungsi bagian tubuh
g. Penyakit fisik
h. Program pengobatan
E. Tanda dan Gejala
Mayor
Subjektif:
1. Mengeluh menerita
2. Mempertamyakan makna hidup
3. Merasa tidak dicintai
4. Merasa bersalah
5. Kurang pasrah
Objektif:
1. Insomnia
2. Menangis
3. Ketakutan
4. Menolak bertemu dengan pemuka agama dan orang terdekat
5. Ritual religious berubah
Minor
Subjektif:
1. Perasaan diabaikan
2. Perasaan asing
Objektif:
1. Tidak dapat melakukan kegiatan ibadah
2. Mengisolasi diri.

F. Tujuan Asuhan Keperawatan

1. Kognitif, klien mampu:


a. Menyampaikan penderitaan yang dialami
b. Mengenali makna hidup dan kekuatan yang Maha Tinggi
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Membuat daftar makna hidup
b. Melakukan kegiatan kehidupan yang berguna
c. Melakukan ritual spiritual dan merasakan maknanya
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasakan kekuatan yang Maha Kuasa
b. Merasakan diperhatikan dan dicintai oleh orang terdekat
c. Merasakan kebahagiaan hidup.

G. Diagnosa Keperawatan

Distres Spritual
H. Intervensi Keperawatan

1. Tindakan pada Klien


a. Tindakan keperawatan ners
1) Kaji tandadan gejala distress spiritual
2) Jelaskan proses terjadinya distress spiritual
3) Diskusikan dnegan klien:
a) Penderitaan yang dialami
b) Kekuatan yang Maha Tinggi (Tuhan)
c) Makna hidup
4) Latih kegiatan hidup sehari-hari dan memaknainya
5) Latih kegiatan ritual spiritual dan memaknainya
6) Berikan pujian dan motivasi dalam melakukan kegiatan sehari-hari dan
ritual spiritual.
b. Tindakan keperawatan spesalis
1) Terapi kognitif peilaku
a) Sesi 1 : Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran otomatis negatif dan perilaku negatif
b) Sesi 2: melawan pikiran otomatis negative
c) Sesi 3: mengubah perilaku negatif
d) Sesi 4: memanfaatkan sistem pendukung
e) Sesi 5: mengevalasi manfaat melawan pikiran negatif dan mengubah
perilaku negative
2) Logoterapi: medical ministry
a) Sesi 1: identifikasi masalah yang dihadapi,perubahan yang terjai,dan
masalah yang dialami
b) Sesi 2: identifikasi responds terhadap masalah psikososial dan cara
mengatasinya,tambahkan responds bio dan social
c) Sesi 3: logoterapi dengan teknik medical ministry
d) Sesi 4: evaluasi
2. Tindakan pada keluarga
a. Tindakan keperawatan ners
1) Kaji masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2) Jelaskan pengertian,tanda dan gejala,serta proses terjadinya distress
spiritual serta memutuskan cara merawat
3) Latih keluarga cara merawat dan membimbing klien meningkatkan
ritual spiritual dan manfaatnya sesuai dengan asuhan yang telah
diberikan kepada klien
4) Latih keluarga untuk menciptakan suasana yang mendukung klien
melakukan kegiatan bermakna
5) Diskusikan tanda dan gejala distres spiritual yang memerlukan
rujukan segera serta menganjukan follow up ke fasilitas pelayanan
kesehatan secara teratur
b. Tindakan keperawatan spesialis:psikoedukasi keluarga (family
psychoeducation)
1) Sesi 1: mengidentifikasi masalah kesehtan yang dialami klien dan
masalah kesehatan keluarga (care giver) dalam merawat klien
2) Sesi 2: merawat masalah kesehatan klien
3) Sesi 3: manajemen stres untuk keuaraga
4) Sesi 4: manajemen beban untu keluarga
5) Sesi 5: memanfaakan sisem pendukung
6) Sesi 6: mengevaluasi manfaat psikoedukasi keluarga
3. Tindakan pada kelompok klien

Tindakan keperawatan spesialis: terapi suportif


a. Sesi 1: identifikasi masalah dan sumber pendukung didalam dan diluar
keluarga
b. Sesi 2: latihan menggunakan sistem pendukung dalam keluarga
c. Sesi 3: latihan menggunakan sistem pendukung luar keluarga
d. Sesi 4: evaluasi hasil dan hambatan penggunaan sumber pendukung

I. Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala distress spiritual.
2. Peningkatan kemampuan klien melakukan ritual spiritual.
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan distress
spiritual.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

DISTRES SPIRITUAL

DENGAN TEKHNIK MENGAJARKAN BERDZIKIR

A. Pokok bahasan : Tekhnik penanganan distress spiritual,

dengan mengajarkan berdzikir.

Sub pokok bahasan :

1. Menjelaskan pengertian distress spiritual.


2. Menjelaskan pengertian dzikir.
3. Menyebutkan tanda dan gejala distress spiritual.
4. Menyebutkan penyebab distress spiritual.
5. Menyebutkan komplikasi dari distress spiritual.
6. Menjelaskan pentingnya berdzikir.
7. Mempraktikan manajemen distress spiritual dengan tekhnik
mengajarkan berdzikir.

Tempat : Karanganyar.

Sasaran : Pasien dan Keluarga.

Hari / Tanggal : Rabu, 25 Maret 2020

Pukul : 10.00 WIB


B. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan klien dan


keuarga dapat mengerti dan memahami tentang distress spiritual dan dzikir, tanda
gejala, penyebab, komplikasi, pentingnya berdzikir serta dapat melakukan dan
membiasakan untuk berdzikir agar dapat mendekatkan diri kepada Allah swt.

C. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit, pasien dan keluarga


diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian distres spiritual.


2. Menjelaskan pengertian dzikir.
3. Menyebutkan tanda dan gejala distres spiritual.
4. Menyebutkan penyebab distres spiritual.
5. Menyebutkan komplikasi dari distres spiritual.
6. Menjelaskan pentingnya berdzikir.
7. Mempraktikan manajemen distres spiritual dengan tekhnik
mengajarkan berdzikir.

D. Materi

1. Pengertian distres spiritual.


2. Pengertian dzikir.
3. Tanda dan gejala distres spiritual.
4. Penyebab distres spiritual.
5. Komplikasi dari distres spiritual.
6. Pentingnya berdzikir.
7. Cara mengatasi distres spiritual dengan tekhnik mengajarkan
berdzikir.

E. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab

- Demonstrasi

F. Media

- Leaflet

G. Strategi

a. Kontrak dengan pasien dan keluarga (waktu,tempat,topik).

b. Menggunakan penampang materi dari poster agar dapat dimengerti dan


dipahami pasien dan keluarganya.

c. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

d. Dengan tanya jawab langsung

H. Proses Penyuluhan

KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN

Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam. 1. Membalas salam.

2. Memperkenalkan diri. 2. Memperhatikan dan


mendengarkan.
3. Menyamakan pendapat
dan pikiran
(Apersepsi). 3. Menyampaikan
pendapat atau
aspirasi ide
sesuai kasus.

Penyajian 40 menit 1. Menjelaska 1. Memperhatika


bahan n pengertian n dan
distres mendengarkan.
Tentang :
spiritual. 2. Dapat
2. Menjelaska melakukan dan
n pengertian membiasakan
1. Pengert
dzikir. untuk berdzikir
ian
3. Menyebutka agar dapat
distres
n tanda dan mendekatkan
spiritua
gejala diri kepada
l.
distres Allah swt.
2. Tanda
spiritual.
dan
4. Menyebutka
gejala
n penyebab
distres
distres
spiritua
spiritual.
l.
5. Menyebutka
3. Penyeb
n
ab
Komplikasi
distres
dari distres
spiritua
spiritual.
l.
6. Menjelaska
4. Efek
n
dari
pentingnya
distres
berdzikir.
spiritua
7. Mempraktik
l.
an
5. Penting manajemen
nya distres
berdzik spiritual
ir. dengan
6. Cara tekhnik
mengat mengajarka
asi n berdzikir.
distres
spiritua
l
dengan
tekhnik
mengaj
arkan
berdzik
ir.

Pembahasan 10 menit 1. Memberi 1. Pasien dan


materi kesempatan keuarga
dan sesi kepada Pasien mampu unuk
Tanya dan keluarga bertanya dan
jawab. untuk bertanya menyimpulkan
pada penyampai materi yang
materi tentang telah disajikan
bagian apa yang dengan bahasa
masih ragu dan sendiri.
belum dimengerti 2. Dapat
atau belum jelas. melakukan dan
2. Mengevaluasi membiasakan
peserta, apakah untuk berdzikir
pasien dan agar dapat
keularga dapat mendekatkan
menyebutkan dan diri kepada
menjelaskan Allah swt.
kembali tentang
materi pendidikan
kesehatan dengan
bertanya.
3. Menyimpulkan
kembali materi
yang disajikan
oleh penyampai
materi.
4. Diharapkan
pasien dan
keluarga dapat
mengerti dan
memahami materi
yang disampaikan
tersebut.
Penutup 5 menit 1. Penyaji materi 1. Menjawab salam.
mengucapkan
terimakasih.

2. Mengucapkan salam
penutup.
Lampiran

MATERI DISTRES SPIRITUAL

DENGAN TEKHNIK MENGAJARKAN BERDZIKIR

J. Pengertian

Distress spiritual adalah suatu keadaan menderita yang berhubungan


dengan hambatan kemampuan untuk mengalami makna hidup mellui hubungan
diri sendiri,dunia,atau kekuatan yang Maha-Tinggi (NANDA-I, 2018)

Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual adalah gangguan dalam


prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan seseorang dan diintegrasikan
biologis dan psikososial (EGC, 2011).

Arti dzikir dari segi bahasa, dzikir berasal dari kata dzakara, yadzkuru,
dzukr/dzikr yang artinya merupakan perbuatan dengan lisan (menyebut,
menuturkan, mengatakan) dan dengan hati (mengingat dan menyebut). Kemudian
ada yang berpendapat bahwa dzukr (bidlammi) saja, yang dapat diartikan
pekerjaan hati dan lisan, sedang dzkir (bilkasri) dapat diartikan khusus pekerjaan
lisan. Sedangkan dari segi peristilahan, dzikir tidak terlalu jauh pengertiannya
dengan makna-makna lughawi- nya semula. Bahkan di dalam kamus modern
seperti al-Munawir, al- Munjid, dan sebagainya, sudah pula menggunakan
pengertian-pengertian istilah seperti adz-dzikr dengan arti bertasbih,
mengagungkan Allah swt. dan seterusnya. Keutamaan dzikir yaitu:

6. Terlindung dari bahaya godaan setan


7. Tidak mudah menyerah dan putus asa

8. Memberi ketenangan jiwa dan hati


9. Mendapatkan cinta dan kasih sayang Allah
10. Tidak mudah terpengaruh dengan kenikmatan dunia yang melenakan.

K. Penyebab

Menurut Keliat, 2019 penyebab distres spiritual adalah sebagai berikut :

5. Kehilangan
6. Kematian orang terdekat
7. Menerima berita buruk tentang kesehatan,hubungan sosial
8. Perubahan kehidupan
L. Karakteristik distres spiritual

Karakteristik Distres Spritual menurut EGC (2008) meliputi empat hubungan


dasar yaitu :

5. Hubungan dengan diri

h. Marah

i. Kurang Pasrah

j. Perasaan Tidak Dicintai

k. Rasa bersalah

l. Kurang diterima

m. Strategi koping tidak efektif

n. Kurang dorongan

6. Hubungan dengan orang lain

e. Perasaan asing

f. Menolak interaksi dengan pemimpin spiritual


g. Menolak interaksi dengan orang terdekat

h. Perpisahan dari sistem pendukung

7. Hubungan dengan seni, musik, literatur, dan alam

d. Penurunan ekspresi tentang pola kreativitas sebelumnya


e. Tidak berminat pada alam
f. Tidak berminat membaca literatur spiritual

8. Hubungan dengan kekuatan yang Lebih Besar dari Diri Sendiri

k. Marah terhadap kekuatan yang lebih besar dari dirinya


l. Perasaan diabaikan
m. Tidak berdaya
n. Ketidakmampuan berintrospeksi
o. Ketidakmampuan mengalami pengalaman religiositas
p. Ketidakmampuan berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan
q. Ketidakmampuan berdoa
r. Mengungkapkan penderitaan
s. Meminta menemui pemimpin keagamaan
t. Perubahan yang tiba-tiba dalam praktik spiritual
M. Kondisi Terkait

(Nanda-I, 2018)

i. Menjelang Ajal
j. Penyakit kronis
k. Sakit
l. Ancaman Kematian
m. Kehilangan bagian tubuh
n. Kehilangan fungsi bagian tubuh
o. Penyakit fisik
p. Program pengobatan
N. Tanda dan Gejala
Mayor
Subjektif:
6. Mengeluh menerita
7. Mempertamyakan makna hidup
8. Merasa tidak dicintai
9. Merasa bersalah
10. Kurang pasrah
Objektif:
6. Insomnia
7. Menangis
8. Ketakutan
9. Menolak bertemu dengan pemuka agama dan orang terdekat
10. Ritual religious berubah
Minor
Subjektif:
3. Perasaan diabaikan
4. Perasaan asing
Objektif:
3. Tidak dapat melakukan kegiatan ibadah
4. Mengisolasi diri.
DAFTAR PUSTAKA

Achir Yani S.dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC,
2008.

Carpenito . 2017 . Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa . Yogyakarta : Nuha


Medika .

Dalami , dkk . 2010 . Diagnosis Gangguan Jiwa . Jakarta : FK-Unika Atmaja

Joko S. Kahhar&Gilang Cita Madinah. 2007. Berdzikir kepada Allah Kajian


Spiritual Masalah Dzikir dan Majelis Dzikir Yogyakarta: Sajadah_press,
200. hlm., 01

Keliat , Ana Budi . 2019 . Asuhan Keperawatan Jiwa . Jakarta : ECG .

Keliat, B. A. 2011. Manajemen Kasus Gangguan Jiwa : CMHN ( intermadiate


course ). Jakarta : EGC.

Samsul Amin Ghofur. 2010. Rahasia Zikir dan Doa Jogjakarta: Darul
Hikmah. hlm., 143-147.

Anda mungkin juga menyukai