Anda di halaman 1dari 2

“ TUGAS KMB II”

Nama : Dewa Ayu Santika Dewi


Nim : 2014201007
Kelas : A

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN AJARAN 2022


Ringkasan Kelompok 4
Trend dan Isue sirosis hepatis
Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang tentang
praktek/ mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak. Trend dan Isu
Keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.
Tren sirosis hepatis, Trend pada penyakit sirosis hepatis dari tahun ke tahun kian bergeser.
Awalnya mayoritaspenderita didominasi kalangan usia 50 tahun ke atas, tapi kini sirosis hati juga
mengintai laki-laki dan perempuan usia produktif. Bahkan 70-80% penderita perlemakan
hati( Fatty Liver) akibat kelebihan berat badan terbukti mengakibatkan sirosis hati. Di Indonesia,
sirosis banyak terjadi akibat tekanan hidup dan tingkat stress yang tinggi tanpa diimbangi oleh
pola hidup sehat dikalangan Indikasi Pemberian Albumin pada Sirosis Hepatis Terdapat berbagai
indikasi untuk memberikan infus albumin bagi pasien sirosis hepatis, seperti memperbaiki
kondisi umum,mengatasi asites atau mengobati sindroma hepatorenal.
Isu Sirosis Hepatis , Pasien sirosis hepatis mendapat infus albumin 20%sebanyak 6-8 gr per liter
cairan asites yang dikeluarkan. Evaluasi terhadap beberapa parameter yang sering terganggu
akibat parasentesis dilakukan 48 jam dan 6 hari pasca tindakan. Terbukti tidak didapatkan
perubahan bermakna pada parameter penting yang diperiksa, seperti kadar kreatinin serum, kadar
natrium dan kalium serum, begitu juga pada tesfungsi hati seperti bilirubin dan masa protrombin.
Mengingat harga albumin yang cukup mahal, dipikirkan pemakaian koloid sebagai alternatif
pengembang plasma. secara teori alternatif ini cukup menjanjikan, tetapi pada prakteknya koloid
tidakmemberikan hasil sama bagusnya dengan albumin. Suatu penelitian yang membandingkan
penggunaan dextran-70, polygeline dan albumin pasca parasentesis jumlah besar dalam kaitan
dengan timbulnya paracentesis-induced circulatory dysfunction (PICD) menunjukkan perbedaan
signifikan.
Peran dan Fungsi Perawat Pada Sirosis Hepatitis
Sirosis hepatis adalah penyakit kronis pada hati dengan inflamasi dan fibrosis yang
mengakibatkan distorsi struktur dan hilangnya sebagian besar hepar. Perubahan besar yang
terjadi karena sirosis adalah kematian sel-sel hepar, terbentuknya sel-sel fibrotik (sel mast),
regenerasi sel dan jaringan parut yang menggantikan sel-sel normal. (Baradero, 2008). Sirosis
Hepatis merupakan penyakit hati menahun ditandai adanya pembentukan jaringan ikat disertai
nodul. Peran dan Fungsi Perawat terkait masalah nutrisi adalah dengan memberikan informasi
pada pasien dan keluarga tentang pentingnya diet tinggi protein, khususnya yang banyak
mengandung asam amino rantai cabang (AARC). Salah satu jenis makanan yang kaya akan
AARC adalah putih telur. Consensus European Society for Clinical Nutrition and Metabolism
merekomendasikan AARC untuk terapi nutrisi pada ensefalopati hepatikum karena terbukti
memperbaiki klinis pada pasien sirosis lanjut (Tsiaousi, Hatzitolios, Trygonis, & Savopoulos,
Perawat juga beperan dalam melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian diuretik dan
juga memantau intake dan output cairan untuk mengatasi masalah kelebihan volume cairan serta
melakukan tindakan mengukur lingkar perut setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai