Ringkasan Kelompok 4 Trend dan Isue sirosis hepatis Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang tentang praktek/ mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak. Trend dan Isu Keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan. Tren sirosis hepatis, Trend pada penyakit sirosis hepatis dari tahun ke tahun kian bergeser. Awalnya mayoritaspenderita didominasi kalangan usia 50 tahun ke atas, tapi kini sirosis hati juga mengintai laki-laki dan perempuan usia produktif. Bahkan 70-80% penderita perlemakan hati( Fatty Liver) akibat kelebihan berat badan terbukti mengakibatkan sirosis hati. Di Indonesia, sirosis banyak terjadi akibat tekanan hidup dan tingkat stress yang tinggi tanpa diimbangi oleh pola hidup sehat dikalangan Indikasi Pemberian Albumin pada Sirosis Hepatis Terdapat berbagai indikasi untuk memberikan infus albumin bagi pasien sirosis hepatis, seperti memperbaiki kondisi umum,mengatasi asites atau mengobati sindroma hepatorenal. Isu Sirosis Hepatis , Pasien sirosis hepatis mendapat infus albumin 20%sebanyak 6-8 gr per liter cairan asites yang dikeluarkan. Evaluasi terhadap beberapa parameter yang sering terganggu akibat parasentesis dilakukan 48 jam dan 6 hari pasca tindakan. Terbukti tidak didapatkan perubahan bermakna pada parameter penting yang diperiksa, seperti kadar kreatinin serum, kadar natrium dan kalium serum, begitu juga pada tesfungsi hati seperti bilirubin dan masa protrombin. Mengingat harga albumin yang cukup mahal, dipikirkan pemakaian koloid sebagai alternatif pengembang plasma. secara teori alternatif ini cukup menjanjikan, tetapi pada prakteknya koloid tidakmemberikan hasil sama bagusnya dengan albumin. Suatu penelitian yang membandingkan penggunaan dextran-70, polygeline dan albumin pasca parasentesis jumlah besar dalam kaitan dengan timbulnya paracentesis-induced circulatory dysfunction (PICD) menunjukkan perbedaan signifikan. Peran dan Fungsi Perawat Pada Sirosis Hepatitis Sirosis hepatis adalah penyakit kronis pada hati dengan inflamasi dan fibrosis yang mengakibatkan distorsi struktur dan hilangnya sebagian besar hepar. Perubahan besar yang terjadi karena sirosis adalah kematian sel-sel hepar, terbentuknya sel-sel fibrotik (sel mast), regenerasi sel dan jaringan parut yang menggantikan sel-sel normal. (Baradero, 2008). Sirosis Hepatis merupakan penyakit hati menahun ditandai adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Peran dan Fungsi Perawat terkait masalah nutrisi adalah dengan memberikan informasi pada pasien dan keluarga tentang pentingnya diet tinggi protein, khususnya yang banyak mengandung asam amino rantai cabang (AARC). Salah satu jenis makanan yang kaya akan AARC adalah putih telur. Consensus European Society for Clinical Nutrition and Metabolism merekomendasikan AARC untuk terapi nutrisi pada ensefalopati hepatikum karena terbukti memperbaiki klinis pada pasien sirosis lanjut (Tsiaousi, Hatzitolios, Trygonis, & Savopoulos, Perawat juga beperan dalam melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian diuretik dan juga memantau intake dan output cairan untuk mengatasi masalah kelebihan volume cairan serta melakukan tindakan mengukur lingkar perut setiap hari.