Anda di halaman 1dari 11

Asuhan Keperawatan klien dengan distress spiritual

Dandi Dwi Pamungkas (C.0105.19.003)


Fitri Widia (C.0105.19.005)
Nurlaela (C.0105.19.017)
Muhamad Rijal (C.0105.19.015)
Suhenda (C.0105.19.024)
Tiara Marsanda (C.0105.19.025)
A. Latar Belakang

Setiap orang dalam hidupnya pasti akan menghadapi yang


namanya masalah, sikapseseorang dalam menghadapi sangat
ditentukan oleh keyakinan mereka masing-masing.Keyakinan yang
dimiliki setiap orang selalu dikaitkan dengan kepercayaan atau
agama.Spiritual, keyakinan dan agama merupakan hal yang
berbeda namun seringkali diartikansama. Penting sekali bagi
seorang perawat memahami perbedaan antara spiritual,
keyakinandan agama guna menghindarkan salah pengertian yang
akan mempengaruhi pendekatan perawat dengan pasien. Dalam
ilmu keperawatan spiritual juga sangat diperhatikan.
Berdasarkan konsep keperawatan, makna spiritual dapat
dihubungkan dengan kata-kata : makna, harapan,kerukunan, dan
sistem kepercayaan (Dyson, Cobb, Forman,
1997).Dysonmengamati bahwa perawat menemukan aspek
spiritual tersebut dalam hubungan seseorang dengan dirinya
sendiri, orang lain, dan dengan Tuhan. Menurut Reed (1992)
spiritual mencakup hubunganintra-, inter-, dan transpersonal.
Spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yangmemasuki
dan mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam
pemikiran danprilaku serta dalam hubungannya dengan diri
sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan (Dossey & Guzetta 2000).
 Definisi Distress Spiritual
 Distress spiritual adalah gangguan kemampuan untuk mengalami
dan mengintegrasikan makna dan tujuan hidup melalui hubungan
dengan diri sendiri, orang lain, seni, music, literature, alam,
dan/atau kekuatan yang lebih besar dari pada diri sendiri
(Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner, 2016).
 Distress spiritual juga didefinisikan sebagai gangguan dalam
prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan seseorang yang
diintegrasikan secara biologis dan psikososial (EGC, 2011). Dengan
kata lain dapat dikatakan bahwa distress psiritual adalah
kegagalan individu menemukan arti atau kebermaknaan
kehidupannya.
 Mekanisme Koping dari Distress
Spiritual
Menurut Mooss (1984) yang dikutip Brunner dan Suddarth menguraikan
yang positif (Teknik Koping) dalam menghadapi stress, yaitu:
1. Pemberdayaan Sumber Daya Psikologis (Potensi diri)
Sumber daya psikologis merupakan kepribadian dan kemampuan individu
dalam memanfaatkannya menghadapi stres yang disebabkan situasi dan
lingkungan (Pearlin & Schooler, 1978:5). Karakterisik di bawah ini
merupakan sumber daya psikologis yang penting, diantaranya adalah ;
 Mengontrol diri sendiri
Kemampuan dan keyakinan untuk mengontrol tentang diri sendiri dan
situasi (internal control) dan external control (bahwa kehidupannya
dikendalikan oleh keberuntungan, nasib, dari luar) sehingga pasien akan
mampu mengambil hikmah dari sakitnya (looking for silver lining).
 Karakteristik Distress Spiritual
a. Ungkapan kekurangan
1) Harapan
2) Arti dan tujuan hidup
3) Perdamaian/ketenangan
b. Penerimaan
c. Cinta
d. Memaafkan diri sendiri
e. Keberanian
1) Marah
2) Kesalahan
3) Koping yang buruk
 Hubungan dengan orang lain
a. Menolak berhubungan dengan tokoh agama
b. Menolak interaksi dengan tujuan dan keluarga
c. Mengungkapkan terpisah dari sistem pendukung
d. Mengungkapkan pengasingan diri
 Hubungan dengan seni, musik, literatur, dan alam
a. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi,
mendengarkan musik, menulis)
b. Tidak tertarik dengan bacaan keagamaan
 Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya
a. Ketidakmampuan untuk berdoa
b. Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan
 Etiologi Distress Spiritual
Menurut Vacarolis (2000) penyebab distres spiritual adalah sebagai berikut :
a. Pengkajian Fisik
b. Pengkajian Psikologis
c. Pengkajian Sosial Budaya

Faktor Presipitasi
a. Kejadian Stresfull
Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena
perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat
karena kematian.
b. Ketegangan Hidup
Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap terjadinya distres
spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan.
 Patofisiologi Distress Spiritual.
Pada orang-orang yang dicintai, ketidakmampuan untuk melakukan
praktek spiritual (Carpenitto, 2002 dalam Kozier et al, 2004).

 Strategi Pelaksanaan Distress Spiritual. 


Tindakan Psikoterapeutik
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
Tujuan tindakan keperawatan gangguan spiritual untuk pasien adalah agar pasien:
a. Mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat.
b. Mengungkapkan penyebab gangguan spiritual.
c. Mengungkapkan perasaan dan pikiran tentang spiritual yang diyakininya.
d. Mampu mengembangkan skill untuk mengatasi masalah atau penyakit atau
perubahan spiritual dalam kehidupan.
 Terapi Aktivitas Distress Spiritual.
1. Psikofarmako
 Psikofarmaka pada distres spiritual tidak dijelaskan secara tersendiri.
Berdasarkan dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
(PPDGJ) di Indonesia III aspek spiritual tidak digolongkan secara jelas abuah
masuk kedalam aksis satu, dua, tiga, empat atau lima.
 Memantau keefektifan dan efek samping obat yang diminum.
 Mengukur vital sign secara periodik.
2. Manipulasi Lingkungan
 Memodifikasi ruangan dengan menyediakan tempat ibadah
THANKS FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai