Anda di halaman 1dari 25

KEBUTUHAN

SPIRITUALITAS
PADA PERAWATAN PALIATIF

By : Suyanta, S.Pd., S.Kep., M.A


Konsep Spiritualitas
a.Definisi
Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya
denganYang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, sebagai
contoh seseorang yang percaya kepada Allah sebagai
Pencipta atau sebagai Maha Kuasa.
Spiritualitas mengandung pengertian hubungan
manusia dengan Tuhannya dengan menggunakan
instrumen (medium) sholat, puasa, zakat, haji, doa, dsb
(Hawari, 2002).
Lanjut.......

b.Aspek spiritualitas
Kebutuhan spiritual adalah harmonisasi dimensi
kehidupan.
Ada 5 dasar aspek kebutuhan spiritual manusia
yaitu: Arti dan tujuan hidup, Perasaan misteri,
Pengabdian, Rasa percaya, dan Harapan di waktu
kesusahan (Hawari, 2002).
Lanjut.......

Menurut Burkhardt (dalam Hamid, 2000) spiritualitas


meliputi aspek sebagai berikut:
1) Berhubungan dengan sesuatu yang tidak
diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan
2) Menemukan arti dan tujuan hidup
3) Menyadari kemampuan untuk menggunakan
sumber dan kekuatan dalam diri sendiri
4) Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri
sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi.
Lanjut......

c. Dimensi spiritual
Dimensi spiritual berupaya untuk mempertahankan
keharmonisan atau keselarasan dengan dunia luar,
berjuang untuk menjawab atau mendapatkan
kekuatan ketika sedang menghadapi stress emosional,
penyakit fisik, atau kematian.
Dimensi spiritual juga dapat menumbuhkan kekuatan
yang timbul diluar kekuatan manusia
(Kozier, 2004).
Lanjut......

Spiritualitas sebagai suatu yang multidimensi:


a. Dimensi eksistensial & agama
1. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti
kehidupan.
2. Dimensi agama lebih berfokus pada hubungan
seseorang dengan Tuhan Yang Maha Penguasa.
b. Dimensi vertikal & horisontal
1. Dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan atau
Yang Maha Tinggi yg menuntun kehidupan seseorang.
2. Dimensi horizontal adalah hubungan seseorang dgn diri
sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan
Kebutuhan Spiritual
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk
mempertahankan atau mengembalikan keyakinan
dan memenuhi kewajiban agama serta kebutuhan
untuk mendapatkan maaf atau pengampunan,
mencintai dan menjalin hubungan penuh rasa
percaya dengan Tuhan.
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan mencari arti
dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan
dicintai, serta kebutuhan untuk memberikan dan
mendapatkan maaf (Kozier, 2004).
Apakah spiritualitas manusia selalu
sama ?
Setiap individu memiliki definisi dan konsep yang berbeda
mengenai spiritualitas.
Setiap individu memiliki pemahaman tersendiri mengenai
spiritualitas karena masing-masing memiliki cara
pandang yang berbeda mengenai hal tersebut.

Apa saja yang mempengaruhi spiritualitas


individu?
Perbedaan definisi dan konsep spiritualitas
dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman
hidup seseorang, serta persepsi mereka tentang hidup
dan kehidupan
Apa perbedaan spiritual dan religius?
Konsep spiritual memiliki arti yang berbeda dengan konsep
religius. Kedua hal tersebut memang sering digunakan
secara bersamaan dan saling berhubungan satu sama lain.
Konsep religius biasanya berkaitan dengan pelaksanaan suatu
kegiatan, atau proses melakukan suatu tindakan. Konsep
religius merupakan suatu sistem penyatuan yang spesifik
mengenai praktik yang berkaitan dgn bentuk ibadah
tertentu.
Emblen (dalam Potter dan Perry ) mendefinisikan religi sebagai
suatu sistem keyakinan.
Ibadah terorganisasi yang dipraktikan seseorang secara jelas
menunjukkan spiritualitas mereka (Hawari, 2002)
Mengapa perawat hrs memiliki pemahaman
ttg pemenuhan keb spiritual ?
Dimensi spiritual merupakan dimensi yang sangat penting
diperhatikan oleh perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada semua klien.
Carson (2002) menyatakan bahwa keimanan atau keyakinan
religius adalah sangat penting dalam kehidupan personal
individu. Lebih lanjut dikatakannya bahwa keimanan diketahui
sebagai suatu faktor yang sangat kuat (powerful) dalam
penyembuhan dan pemulihan fisik, yang tidak dapat diukur.
Mengingat pentingnya peranan spiritual dalam penyembuhan
dan pemulihan kesehatan maka penting bagi perawat untuk
meningkatkan pemahaman tentang konsep spiritual agar dapat
memberikan asuhan spiritual dengan baik kepada semua klien.
Peran Perawat Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Spiritual
Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien merupakan bagian dari peran dan fungsi
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Untuk
itu diperlukan sebuah metode ilmiah untuk
menyelesaikan masalah keperawatan, yang dilakukan
secara sitematis yaitu dengan pendekatan proses
keperawatan yang diawali dari pengkajian data,
penetapan diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
Berikut ini diuraikan mengenai proses keperawatan pada
aspek spiritual (Hamid, 2000):
1. Pengkajian
Pengkajian aspek spiritual memerlukan hubungan
interpersonal yang baik dengan pasien. Pengkajian
yang perlu dilakukan meliputi:
a. Pengkajian data subjektif
Pedoman pengkajian yang disusun oleh Stoll (dalam
Kozier, 2005) mencakup (a) konsep tentang
ketuhanan, (b) sumber kekuatan dan harapan, (c)
praktik agama dan ritual, dan (d) hubungan antara
keyakinan spiritual dan kondisi kesehatan.
Lanjut……

b. Pengkajian data objektif


Pengkajian data objektif dilakukan melalui pengkajian klinik
yang meliputi pengkajian afek dan sikap, perilaku, verbalisasi,
hubungan interpersonal dan lingkungan.
1) Afek dan sikap
Apakah pasien tampak kesepian, depresi, marah, cemas,
agitasi, atau apatis ?
2) Perilaku
Apakah pasien tampak berdoa sebelum makan,
membaca kitab suci atau buku keagamaan? dan apakah
pasien seringkali mengeluh, tidak dapat tidur, bermimpi
buruk dan berbagai bentuk gangguan tidur lainnya, serta
bercanda yang tidak sesuai atau
mengekspresikan kemarahannya terhadap agama?.
Lanjut…..

3) Verbalisasi
Apakah pasien menyebut Tuhan, doa, rumah ibadah atau topik
keagamaan lainnya?, apakah pasien pernah minta dikunjungi
pemuka agama? dan apakah pasien mengekspresikan rasa
takutnya terhadap kematian?
4) Hubungan interpersonal
Siapa pengunjung pasien? bagaimana pasien berespon
terhadap pengunjung? dan bagaimana pasien berhubungan
dengan pasien lain dan perawat?
5) Lingkungan
Apakah pasien membawa kitab suci atau perlengkapan ibadah
lainnya? apakah pasien menerima kiriman tanda simpati dari
unsur keagamaan dan apakah pasien memakai tanda
keagamaan (misalnya memakai jilbab?).
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan


masalah spiritual menurut North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA) adalah Distres
Spiritual.
Pengertian dari distres spiritual adalah kerusakan
kemampuan dalam mengalami dan
mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang
dihubungkan dengan diri, orang lain, seni, musik,
literature, alam, atau kekuatan yang lebih besar dari
dirinya (NANDA, 2006).
Lanjut…..

Batasan karakteristik dari diag. keperawatan distres


spiritual mnrt NANDA adalah
1) Berhubungan dengan diri, meliputi; Pertama
mengekspresikan kurang dalam harapan, arti dan
tujuan hidup, kedamaian, penerimaan, cinta,
memaafkan diri, dan keberanian. Kedua marah,
Ketiga rasa bersalah, dan Keempat coping buruk.
2) Berhubungan dengan orang lain, meliputi; menolak
berinteraksi dengan pemimpin agama, menolak
berinteraksi dengan teman dan keluarga,
mengungkapkan terpisah dari sistem dukungan,
mengekspresikan terasing.
Lanjut…..

3) Berhubungan dengan seni, musik, literatur dan alam,


meliputi; tidak mampu mengekspresikan kondisi
kreatif (bernyanyi, mendengar / menulis musik), tidak
ada ketertarikan kepada alam, dan tidak ada
ketertarikan kepada bacaan agama.
4) Berhubungan dengan kekuatan yang melebihi dirinya,
meliputi; tdk mampu ibadah, tidak mampu
berpartisipasi dlm aktifitas agama, ekspresikan
ditinggalkan atau marah kepada Tuhan, tidak mampu
untuk mengalami transenden, meminta untuk
bertemu pemimpin agama, perubahan mendadak
dalam praktek keagamaan, tidak mampu introspeksi
dan mengalami penderitaan tanpa harapan.
Lanjut…..

Menurut (NANDA, 2006) faktor yang berhubungan


dari diagnosa keperawatan
distress spiritual adalah; mengasingkan diri,
kesendirian atau pengasingan sosial, cemas,
deprivasi/kurang sosiokultural, kematian dan
sekarat diri atau orang lain, nyeri, perubahan
hidup, dan penyakit kronis diri atau orang lain.
3. Perencanaan
Tujuan asuhan keperawatan pada pasien dengan distres
spiritual difokuskan pada menciptakan lingkungan
yang mendukung praktek keagamaan dan
kepercayaan yang biasanya dilakukan.
Menurut (Kozier, 2005) perencanaan pada pasien
dengan distres spiritual dirancang untuk memenuhi
kebutuhan spiritual pasien dengan:
1) bantu pasien memenuhi kewajiban agamanya,
2) bantu pasien menggunakan sumber dari dalam
dirinya dengan cara yang lebih efektif untuk
mengatasi situasi yang sedang dialami,
Lanjut…..

3) bantu pasien mempertahankan atau membina


hubungan personal yang dinamik dengan Maha
Pencipta ketika sedang menghadapi peristiwa yang
kurang menyenangkan,
4) bantu pasien mencari arti keberadaannya dan
situasi yang sedang dihadapinya,
5) tingkatkan perasaan penuh harapan, dan
6) berikan sumber spiritual atau cara lain yang relevan.
4. Implementasi

Pada tahap implementasi, perawat menerapkan


rencana intervensi dengan melakukan prinsip-
prinsip kegiatan asuhan keperawatan
Menurut McCloskey dan Bulechek (2006) dalam
Nursing Interventions Classification (NIC), intervensi
keperawatan dari diagnosa distres spiritual salah
satunya adalah support spiritual.
Definisi support spiritual adalah membantu pasien
untuk merasa seimbang dan berhubungan dengan
kekuatan Maha Besar.
Lanjut…..

Adapun aktivitasnya meliputi :


1) buka ekspresi pasien terhadap kesendirian dan
ketidakberdayaan,
2) beri semangat untuk menggunakan sumber-
sumber spiritual, jika diperlukan,
3) siapkan artikel tentang spiritual, sesuai pilihan
pasien,
4) tunjuk penasihat spiritual pilihan pasien,
5) gunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu
pasien mengklarifikasi kepercayaan dan nilai,
6) mampu untuk mendengar perasaan pasien,
Lanjut…..

7) Berekspresi empati dengan perasaan pasien,


8) fasilitasi pasien dalam meditasi, berdo'a dan ritual
keagamaan lainnya,
9) dengarkan dengan baik-baik komunikasi pasien, dan
kembangkan rasa pemanfaatan waktu untuk berdo'a
atau ritual keagamaan,
10) yakinkan kepada pasien bahwa perawat akan dapat
mensupport pasien ketika sedang menderita,
11) buka perasaan pasien terhadap keadaan sakit dan
kematian,
12) bantu pasien untuk berekspresi yang sesuai dan bantu
mengungkapkan rasa marah dengan cara yang baik.
5. Evaluasi
Perawat perlu mengumpulkan data terkait dengan
pencapaian tujuan asuhan keperawatan. Tujuan
asuhan keperawatan distres spiritual tercapai apabila
secara umum pasien :
1) mampu beristirahat dengan tenang,
2) mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan
Tuhan,
3) menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka
dengan pemuka agama,
4) mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan
keberadaannya, dan
5) menunjukkan afek positif, tanpa rasa bersalah dan
kecemasan.

Anda mungkin juga menyukai