OLEH :
BADRUL MUNIF
KESEJAHTERAAN SPIRITUAL
Fokus pada dunia luar yaitu dengan mencintai orang lain, melayani
orang lain, terlibat dalam pelayanan keagamaan, persahabatan dan
aktivitas bersama, rasa haru, empati, pengampunan, dan harapan
(Kozier et al, 2004).
KEBUTUHAN SPIRITUAL
Hodge et al (2011)
1. Makna,tujuan, dan harapan hidup
2. Hubungan dengan Tuhan
3. Praktek spiritual
4. Kewajiban agama
5. Hubungan interpersonal
6. Hubungan dengan perawat dan tenaga kesehatan lainnya
McSherry,(2006)
1. Kebutuhan akan makna dan tujuan
2. Cinta dan hubungan yang harmonis
3. Kebutuhan akan pengampunan.
4. Kebutuhan akan kreativitas
5. Kebutuhan akan kepercayaan
6. Kebutuhan untuk mengekspresi keyakinan pribadi
7. Kebutuhan untuk mempertahankan praktek spiritual
8. Keyakinan pada Tuhan atau dewa
DISTRES SPIRITUAL
Carpenitto (2002)
NANDA (2018-2020)
Secara Umum
Ansietas, insomnia, ketakutan tidak jelas, mudah menangis dan baper,
mudah letih, mempertanyakan identitas, mempertanyakan makna
hidup, mempertanyakan makna penderitaan
Hubungan dengan Diri Sendiri
Marah, kurangnya ketenangan atau kedamaian, perasaan tidak dicintai,
rasa bersalah, kurang dapat menerima atau kurang pasrah, strategi
koping tidak efektif, tidak cukup tabah/sabar, merasa hidup kurangnya
bermakna.
Mayor : karakteristik yang harus ada pada distress spiritual yaitu klien
mengalami suatu gangguan dalam sistem keyakinan
Chan (2008) dan Mc Sherry & Jamieson (2010) mengatakan bahwa spiritual
care merupakan aspek perawatan yang integral dan fundamental dimana
perawat menunjukkan kepedulian kepada pasien.
Spiritual care berfokus pada menghormati pasien, interaksi yang ramah dan
simpatik, mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan kekuatan
pada pasien dalam menghadapi penyakitnya (Mahmoodishan, 2010).
1. Pengkajian.
2. Diagnosa
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
1. Pengkajian
Catatan :
-Pasien yang memperlihatkan beberapa kebutuhan spiritual yang
tidak sehat yang beresiko mengalami distres spiritual harus
dilakukan pengkajian spiritual lebih lanjut.
-Kozier menyarankan pengkajian spiritual sebaiknya dilakukan pada
akhir proses pengkajian dengan alasan pada saat tersebut sudah
terbangun hubungan saling percaya antara perawat dan pasien.
Lanjutan …
1. Lingkungan yaitu
2. Perilaku yaitu
3. Verbalisasi yaitu
4. Afek dan sikap yaitu apakah pasien menunjukkan tanda-tanda kesepian, depresi,
marah, cemas, apatis atau tampak tekun berdoa?
5. Hubungan interpersonal yaitu siapa yang berkunjung? Apakah pasien berespon
terhadap pengunjung? Apakah ada pemuka agama yang datang? Apakah pasien
bersosialisasi dengan pasien lainnya atau staf perawat?
2. Diagnosa
Logo terapi
Mindfulness terapi
Asertif terapi
5. Evaluasi