Anda di halaman 1dari 25

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL

Nama Mahasiswa : Mita Siska Yuliandari


NIM : 202311101145
Tempat Pengkajian : Case Study
Tanggal : 20 April 2021

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I. Identitas Klien
Nama : Tn. X No. RM : Tidak terkaji
Umur : 42 tahun Pekerjaan : Tidak terkaji
Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji Tanggal MRS : Tidak terkaji
Pendidikan : Tidak terkaji Tanggal Pengkajian : 20 April 2021
Alamat : Tidak terkaji Sumber Informasi : Studi kasus

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosis Medis:
Supraventricular tachycardia (SVT)
2. Keluhan Utama:
Pasien mengeluhkan demam, sesak nafas dan jantung berdebar-debar kencang dan terasa
nyeri dada
3. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengatakan sesak nafas dan jantung etrasa berdebar dengan keras dan merasakan
nyeri dada. Nyeri dada akan terasa semakin berat apabila melakukan aktivitas. Pasien juga
mengatakan mengalami demam. Saat dilakukan pemeriksaan EKG pasien menunjukkan
SVT dengan kecepatan 190/menit sehingga pasien didiagnosa SVT
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
pasien mengatakan sebelumnya belum mengalami sakit apapun
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):

FKEP UNEJ 2021 1


Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat dan makanan
c. Imunisasi:
Tidak terkaji
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
pasien mengatakan merokok tetapi tidak mengkonsumsi alkohol
e. Obat-obat yang digunakan:
Tidak ada obat-obatan yang digunakan.
5. Riwayat penyakit keluarga:
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga.
Genogram: Tidak terkaji
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan apabila ia sedang merasakan sakit ia akan segera ke pelayanan kesehatan
dan pasien mengatakan ingin masalah kesehatan yang sedang dialaminya cepat pulih dan
dapat melakukan aktivitasnya secara normal
Interpretasi :
Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan pasien tidak bermasalah
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
- Antropometry
BB : 60 kg
TB : 170 kg
BMI : BB/TB2 (m) = 20.8
Interpretasi : Indeks Masa Tubuh (IMT) pasien berada pada rentang sehat
- Biomedical sign :

Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai normal


Urea darah 28 mg/dL 8-24 mg/dL
Hemoglobin 11 g/dL 14-18 g/dL
Leukosit 18.000 mcL <11. 000 mcL

- Clinical Sign :
Pasien tampak lemas, pucat, cemas pasien mengatakan pusing, dan kesadaran GCS
E4V5M6
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Pasien mengatakan tidak mengalami mual muntah dan nafsu makan masih baik
3. Pola eliminasi: (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien mengatakan dapat BAK dan BAB dengan normal tanpa adanya nyeri

FKEP UNEJ 2021 2


Balance cairan:
Tidak terkaji
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien masih dapat berjalan tanpa dibantu dan masih bisa beraktivitas normal
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi / ROM 
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3: dibantu alat, 4:
mandiri
Status Skor ADL : 2 (aktivitas harian pasien dibantu petugas)
Status Oksigenasi :
Pasien tidak terpasang alat bantu nafas
Fungsi kardiovaskuler :
RR dan Nadi pasien di atas normal, akral terasa dingin, CRT < 2 detik,
Terapi oksigen :
Normal, tidak ada terapi oksigen
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien tidak mengalami gangguan tidur dan istirahat
6. Pola kognitif & perceptual
Fungsi Kognitif dan Memori :
Fungsi kognitif dan memori dalam batas normal
Fungsi dan keadaan indera :
Fungsi dan keadaan indera dalam batas normal
7. Pola persepsi diri
Gambaran diri :
Gambaran diri dalam batas normal
Ideal diri :
Ideal diri dalam batas normal
Harga diri :
Harga diri dalam batas normal
Peran Diri :
Peran diri dalam batas normal

FKEP UNEJ 2021 3


Identitas Diri :
Identitas diri dalam batas normal
8. Pola seksualitas & reproduksi
Pola seksualitas
Pola seksualitas dalam batas normal
Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi pasien saat ini dalam batas normal
9. Pola peran & hubungan
Pola peran dan hubungan pasien dalam batas normal
10. Pola manajemen koping-stress
Pola manajemen kping-stress dalam batas normal
Interpretasi :
Pola manajemen kping dan stress pasien dalam batas normal
11. Sistem nilai & keyakinan
Sistem nilai dan keyakinan dalam batas normal
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
Keadaan pasien composmentis, meringis
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 120/90 mmHg
- Nadi : 190x/menit
- RR : 24x/mnt
- Suhu : 38 o C

Interpretasi :
Tanda – tanda vpasien diatas normal
Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
- Inspeksi : tidak terdapat lesi dikepala, serta di kepala tidak ada benjolan.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada benjolan.
2. Mata
- Inspeksi : alis mata merata, bulu mata simetris
- Palpasi : tidak ada serumen, tidak ada distensi
3. Telinga
- Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada sekret, tidak ada hiperpigmentasi, telinga simetris

FKEP UNEJ 2021 4


- Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
4. Hidung
- Inspeksi : hidung simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada secret,
terdapat pergerakan cuping hidung saat bernapas.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
5. Mulut
- Inspeksi : mukosa bibir kering, bibir berwarna merah kecoklatan
6. Leher
- Inspeksi : warna kulit leher putih, leher simetris.
- Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada deformitas tulang leher.
7. Dada
Jantung
- Inspeksi : Bentuk datar dan simetris di kedua sisi, tidak terlihat adanya ictus cordis, tidak
ada lesi dan jejas, terdapat penggunaan otot napas
- Palpasi : denyut apeks dapat diraba, terdapat nyeri tekan
- Perkusi : terdapat bunyi pekak
- Auskultasi : irama dan frekuensi jantung tak teratur
Paru
- Inspeksi : tidak ada kelainan bentuk dada, terdapat penggunaan otot napas, gerakan dada
simetris, tidak ada benjolan
- Palpasi : gerakan dada simetris
- Perkusi : sonor sampai batas ICS 5
- Auskultasi : tidak terdapat suara tambahan
Payudara dan Ketiak
Payudara dan ketiak dalam batas normal
Posterior
Posterior dalam batas normal
8. Abdomen
Abdomen dalam batas normal
9. Genetalia dan Anus
Genetalia dan anus dalam batas normal
10. Ekstremitas
Ekstremitas atas

FKEP UNEJ 2021 5


- Inspeksi : bentuk simestris, tidak ada jejas, pergerakan ekstrimitas tidak terbatas, kuku
bersih, ada benjolan di kedua telapak tangan karena sisa operasi polidaktil, clubbing finger
(-)
- Palpasi : terdapat nyeri tekan dan krepitasi pada tangan, akral hangat kering , CRT=<2
detik.
Ekstremitas bawah
- Inspeksi : bentuk simestris, tidak ada benjolan, tidak terdapat jejas dan lesi, tidak terdapat
deformitas.
- Palpasi :tidak terdapat nyeri tekan pada ekstermitas bawah, akral terasa normal
11. Kulit dan kuku
Kulit
- Inspeksi : kulit warna putih, tampak lembab, tekstur kulit halus dan elastis, tidak ada
benjolan
- Palpasi : turgor kulit lembab
Kuku
- Inspeksi : tidak ada benjolan, kuku jari kelingkin kanan dan kiri panjang, bersih, tidak
terdapat clubbing finger.
- Palpasi : CRT=<2 detik, kulit kuku normal
12. Keadaan lokal
Kesadaran compos mentis, pasien tampak lemah, gelisah, pucat dan merasakan nyeri di
dada, kulit terasa hangat

FKEP UNEJ 2021 6


V. Terapi
Farmakodinamik dan Dosis dan rute Indikasi dan
No Jenis Terapi Efek Samping Implikasi Keperawatan
Farmakokinetik pemberian Kontraindikasi
1 Adenosine Farmakodinamik : menstimulasi 12 mg/ IV Indikasi : Efek CV Melakukan intervensi
reseptor adenosin A1 untuk supraventrikular (kemerah- edukasi dan kolaboratif
memperlambat waktu konduksi tachycardia, gangguan merahan), efek memberikan obat untuk
melalui nodus AV dan reseptor irama jantung CNS (sakit mperlambat konduksi
A2 untuk menghasilkan kepala, elektrik jantung
vasodilatasi perifer dan koroner, Kontraindikasi : pasien lightheadedness), sehingga irama jantung
sehingga meningkatkan aliran dengan penyakit ketidak nyaman normal kembali
darah dalam arteri normal bronchoconstrictiver, di kepala, leher
dengan sedikit atau tanpa asma dan rahang
peningkatan arteri stenotik

Farmakokinetik :
- Distribusi : dengan cepat
diambil melalui transport
aktif ke dalam eritrosit dan
sel-sel endothelial vaskuler
- Metabolisme : dimetabolisme
denga cepat secara
intraselular oleh adnosine
kinase menjadi adenosine

FKEP UNEJ 2021 7


monofasfat (AMP) dan oleh
oleh adenosine deaminase
menjadi inosine
- Sekresi : paruh eliminasi < 10
detik lewat kemih sebagai
metabolisme aktif

FKEP UNEJ 2021 8


VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
Nilai normal Hasil
No. Jenis pemeriksaan lab (Rujukan) (Hari/tanggal)
Nilai Satuan Tgl. Tgl. Tgl.
1 Urea darah 28 mg/dL
2 Hemoglobin 11 g/dL
3 Leukosit 18.000 mcL

Pemeriksaan EKG : Elektrokardiogram awal (EKG) menunjukkan SVT dengan kecepatan 190 / menit, setelah kembali ke irama sinus memiliki
denyut jantung 90 / menit, sumbu + 90◦, kompleks QS di sadapan V1, V2, V3 dan blok atrioventrikular derajat 1 dengan interval PR 240 msec

Rabu, 20 April 2021


Pengambil Data,

(Mita Siska Yuliandari)


NIM. 202311101145

FKEP UNEJ 2021 9


ANALISIS DATA
Tanggal/Jam : 20 April 2021
KEMUNGKINAN Paraf &
NO DATA PENUNJANG MASALAH
ETIOLOGI Nama
1 DS : Peningkatan irama Penurunan Curah
1. Pasien mengatakan jantung terasa jantung Jantung
berdebar-debar sangat kencang
Takikardi Mita
DO :
1. Pasien tampak lemas
Supraventricular
2. Pasien tampak pucat
tachycardi
3. Nadi : 190x/menit
4. Hb: 11 g/dL
Gagal jantung
5. Gambar EKG menunjukkan SVT

Ketidakadekuatan
pemenuhan ventrikel
karena takikardi

Penurunan Curah
jantung
2 DS : Jantung berdetak sangat Nyeri Akut
1. Pasien cepat
mengatakan merasakan nyeri
pada dada takikardi Mita
2. Pasien
mengatakan nyeri akan jantung tidak efektif
bertambah apabila beraktivitas memompa darah ke
seluruh tubuh
DO :
1. Pasien tampak meringis
kurangnya oksigen ke
2. Pasien tampak lemah
organ dan jaringan tubuh
3. Pasien tampak pucat
4. Tampak gelisah
Nyeri dada (angina)
5. TTV
TD : 120/90 mmHg
Nyeri akut

FKEP UNEJ 2021 10


N : 190x/menit
RR : 22x/menit
6. Pengkajian fisik = P: nyeri
akibat SVT Q: nyeri terasa
menekan dan berat, R: nyeri
dirasakan hanya di dada, S:
skala nyeri 7, T: nyeri datang
secara perlahan-lahan

3 DS : infeksi atau cedera Hipertermi


1. Pasien mengatakan demam jaringan

DO :
inflamasi Mita
1. Pasien tampak menggigil
2. TTV : S: 38 C
akumulasi monosit,
N : 190x/menit
makrofag, sel T helper dn
3. Kulit terasa hangat
fibrolas
4. Pasien tampak pucat
5. Pasien tampak lemas
pelepasan sitokin

merangsang saraf vagus

sinyal mencapai sistem


saraf pusat

pembentukan
prostaglandin otak

merangsang hipotalamus
meningkatkan titik
patokan suhu (set point)

menggigil, meningkatkan
suhu tubuh

Hipertermi

FKEP UNEJ 2021 11


4 DS : Supraventrikular Intoleransi
1. Pasien mengatakan lelah takikardi Aktivitas
untuk melakukan aktivitas
2. Pasien mengatakan sesak Gangguan fungsi Mita
nafas ventrikel
3. Pasien mengatakan lemah
untuk beraktivitas Aliran darah menurun
4. Pasien mengatakan nyeri akan
bertambah sakit apabila penurunan curah jantung
beraktivitas
kebutuhan oksigen
DO :
meningkat
1. ADL pasien diabntu oleh
petugas baik dari aktivitas
suplai oksigen ke
makan dan minum hinggan
jaringan berkurang
ambulasi/ROM
2. TD : 120/80 mmHg
kelelahan
3. N : 190x/menit
4. RR : 24x/menit
Intolerasi Aktivitas
5. Hasil EKG menujukkan SVT

5 DS : Supraventikular takikardi Ansietas


1. Pasien mengeluhkan pusing
2. Pasien mengatakan Mengalami gejala nyeri
sebelumnya tidak pernah dada, pusing dan jantung Mita
mengalami sakit apapun berdebar-debar
3. Pasien mengatakan lemas
sehingga tidak berdaya Sakit serius pertama kali
yang dirasakan
DO :
1. Pasien tampak gelisah
Kecemasan takut
2. N : 190x/menit
menyebabkan kematian
3. RR : 24x/menit

Ansietas

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

FKEP UNEJ 2021 12


(Berdasarkan Prioritas)

TANGGAL
NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN KETERANGAN
PERUMUSAN
1 Penurunan Curah Jantung (D. 21 April 2021
0008) b.d perubahan irama jantung
d.d pasien mengatakan jantung
terasa berdebar-debar sangat
kencang d.d Pasien tampak lemas,
Pasien tampak pucat, Nadi :
190x/menit, Hb: 11 g/dL, Gambar
EKG menunjukkan SVT
2 Nyeri Akut (D. 0077) b.d 21 April 2021
supraventrikular takikardi d.d
pasien mengatakan nyeri pada
dada, pasien mengatakan nyeri
bertambah apabila beraktivitas d.d
pasien tampak meringis,pasien
tampak lemah, pasien tampak
pucat, tampak gelisah, ttv td :
120/90 mmhg, n : 190x/menit
3 Hipertemia (D.0130) b.d Proses 21 April 2021
penyakit d.d pasien mengatakan
demam, pasien tampak menggigil,
S : 38 C, N 190x/menit, kulit terasa
hangat, pasien tampak pucat dan
lemas
4 Intoleransi Aktivitas (D. 0056) 21 April 2021
b.d ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen d.d
pasien mengatakan lelah untuk
melakukan aktivitas, pasien
mengatakan sesak nafas, pasien
mengatakan, pasien mengatakan
apabila beraktivitas nyeri akan
bertambah sakit, ADL pasien

FKEP UNEJ 2021 13


dibantu oleh perawat, TD: 120/80
mmHg, N: 190x/menit, RR:
24x/menit dan hasil EKG
menunjukkan SVT
5 Ansietas (D. 0080) b.d ancaman 21 April 2021
terhadap kematian d.d pasien
mengatakan pusing, pasien
mengatakan sebelumnya tidak
pernah mengalami sakit seperti ini,
pasien mengatakan lemas tidak
berdaya untuk apapun, pasien
tampak gelisah, N: 190x/menit,
RR: 24x/menit

FKEP UNEJ 2021 14


PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tanggal/Jam : 20 April 2021
DIAGNOSIS PARAF
NO TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN & NAMA
1 Kategori : Fisiologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 Perawatan Jantung (I.02075)
Subkategori : Sirkulasi jam, penurunan curah jantung pada pasien Obervasi
Penurunan Curah Jantung dapat teratasi dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi tanda/gejala sekunder
(D.0008) Curah Jantung (L.02008) penurunan jurah jantung (palpitasi) Mita
1. Takikardi diturunkan dari skala 1 2. Monitor EKG 12 sadapan
(meningkat) ke skala 5 (menurun) 3. Monitor aritmia (kelainan irama dan
2. Gambaran EKG aritmia diturunkan dari frekuensi)
skala 1 (meningkat) ke skala 5 (menurun) Terapeutik
3. Lelah diturunkan dari skala 2 (cukup 4. Posisikan pasien semi Fowler atau fowler
emningkat) ke skala 5 (menurun) dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
5. Berikan diet jantung yang sesuai
6. Berikan dukunga emosional dan spiritual
Edukasi
7. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap

Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian antiaritmia

2 Kategori : Psikologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri (I. 08238)
Subkategori : Nyeri dan selama 1x24 jam, nyeri akut pada pasien Observasi
Kenyamanan dapat teratasi, dengan kriteria hasi hasil 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,

FKEP UNEJ 2021 15


Nyeri Akut (D. 0077) Tingkat Nyeri (L. 08066) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Mita
1. Keluhan nyeri di turunkan dari skala 3 2. Identifikasi skala nyeri
(sedang) ke skala 5 (menurun) 3. Identifikasi respons non verbal
2. Meringis di turunkan dari skala 3 (sedang) Terapeutik
ke skala 5 (menurun) 4. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
3. Frekuensi nadi membaik dari skala 2 menguragi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
(cukup memburuk) ke skala 5 (membaik) akupesur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, nafas
dalam)
5. Kontrol lingkungan yang dapat
memperparah nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Edukasi
6. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
7. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3 Kategori : Lingkungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 Manajemen Hipertermia (I.15506)
Subkategori : Keamanan jam, diharapkan hipertermia pasien dapat Observasi
dan Proteksi teratasi, dengan kriteria hasil : 1. Monitor suhu tubuh

FKEP UNEJ 2021 16


Hipertemia (D. 0130) Termoregulasi (L.14134) Terapeutik Mita
1. Menggigil diturunkan dari skala 2 (cukup 2. Sediakan lingkungan yang dingin
meningkat) ke skala 5 (menurun) 3. Longgarkan atau lepaskan pakaian
2. Pucat diturunkan dari skala 2 (cukup 4. Lakukan pendinginan eksternal (mis.
meningkat) ke skala 5 (menurun) Selimut hipotermia atau kompres dingin
3. Takikardi 2 (cukup meningkat) ke skala 5 pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
(menurun) Edukasi
4. Suhu tubuh membaik dari skala 2 (cukup 5. Anjurkan tirah baring
memburuk) ke skala 5 (membaik) Kolaborasi
5. Suhu kulit membaik dari skala 2 (cukup 6. Kolaborasi pemberian cairan elektrolit
memburuk) ke skala 5 (membaik) intravena, jika perlu

4 Kategori: Fisiologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 Manajemen Energi (I.05178)
Subkategori: jam, diharapkan intoleransi aktivitas dapat Observasi
Aktivitas/Istirahat teratasi, dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
Intoleransi Aktivitas (D.0056) Toleransi Aktivitas (L.05047) mengakibatkan kelelahan Mita
1. Perasaan lemah diturunkan dari skala 2 2. Monitor kelelaha fisik dan emosional
(cukup meningkat) ke skala 5 (menurun) Terapeutik
2. Keluhan lelah diturunkan dari skala 2 3. Lakukan latihan rentang gerak pasif
(cukup meningkat) ke skala 5 (menurun) dan/atau aktif
3. Dispnea saat beraktivitas diturunkan dari Edukasi
skala 1 (meningkat) ke skala 5 (menurun) 4. Anjurkan tirah baring
4. Dispnea setelah beraktivitas diturunkan 5. Anjurkan melakukan aktivitas secara
dari skala 1 (meningkat) ke skala 5 bertahap

FKEP UNEJ 2021 17


(menurun) Kolaborasi
5. Frekuensi nadi membaik dari skala 2 6. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
(cukup memburuk) ke skala 5 (membaik) meningkatkan asupan makanan
6. Suhu tubuh membaik dari skala 2 (cukup
Terapi Aktivitas (I.05186)
memburuk) ke skala 5 (membaik)
Observasi
1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas
2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi
dalam aktivitas tertentu
3. Monitor respon emosional, fisik, sosial dan
spiritual
Terapeutik
4. Fasilitasi aktivitas fisik rutin sesuai
kebutuhan
5. Libatkan keluarga dalam aktivitas
Edukasi
6. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang
dipilih
Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam
merencanakan dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai

FKEP UNEJ 2021 18


5 Kategori : Psikologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 Reduksi Ansietas (I. 09314)
Subkategori : Integritas Ego jam, diharapkan ansietas dapat teratasi, Observasi
Ansietas (D. 0080) dengan kriteria hasil : 1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
Tingkat Ansietas (L.09093) nonverbal) Mita
1. Verbalisasi kebingungan diturunkan dari Terapeutik
skala 3 (sedang) ke skala 5 (menurun) 2. Ciptakan suasana terapeutik untuk
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang menumbuhkan kepercayaan
dihadapinya diturunkan dari skala 3 3. Pahami situasi yang membuat ansietas
(sedang) ke skala 5 (menurun) 4. Temani pasien untuk mengurangi kecemasa,
3. Keluhan pusing diturunkan dari skala 2 jika memungkinkan
(cukup meningkat) ke skala 5 (menurun) 5. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. Perilaku gelisah diturunkan dari skala 3 Edukasi
(sedang) ke skala 5 (menurun) 6. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
5. Frekuensi nafas diturunkan dari skala 3 pasien, jika perlu
(sedang) ke skala 5 (menurun) 7. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
6. Frekuensi nadi diturunkan dari skala 3 persepsi
(sedang) ke skala 5 (menurun) 8. Latih teknik relaksasi
7. Pucat diturunkan dari skala 3 (sedang) ke Observasi
skala 5 (menurun) 9. Kolaborasi pemberian obat antiansietas,
8. Perasaan keberdayaan membaik dari skala Jika perlu
2 (cukup memburuk) ke skala 5 (membaik)

FKEP UNEJ 2021 19


IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal/ No Dx Paraf dan


No IMPLEMENTASI EVALUASI
Jam KEP Nama
1 Rabu, 21 1 1. Mengidentifikasi tanda/gejala sekunder penurunan S :
April 2021 jurah jantung (palpitasi) - Pasien mengatakan jantung sudah berdebar
09.00 – 2. Memonitor EKG 12 sadapan dengan baik tidak berdebar-debar dengan
09.30 3. Memonitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi) kencang lagi
4. Memposisikan pasien semi Fowler atau fowler - Pasien mengatakan nyaman diberikan
dengan kaki kebawah atau posisi nyaman terapi obat antiritmiadan posisi semi fowler
5. Memberikan diet jantung yang sesuai - Pasien mengatakan memahami apa yang
6. Memberikan dukunga emosional dan spiritual disampaikan perawat mengenai diet

FKEP UNEJ 2021 20


7. Menganjurkan beraktivitas fisik secara bertahap jantung
8. Mengolaborasi pemberian antiaritmia
O:
- N : 90x/menit
- Gambaran EKG QRS sempit
- Pasien mendapatkan terapi obat adenosine
- Pasien tampak sedikit segar

A : Masalah penurunan curah jantung teratasi


P : lanjutkan intervensi secara mandiri (5 dan 7)

2 Rabu, 21 2 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S :


April 2021 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Pasien mengatakan nyeri pada dada terasa
09.30 – 2. Mengidentifikasi skala nyeri ringan
10.00 3. Mengidentifikasi respons non verbal - Pasien mengatakan saat melakukan Mita
4. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk ambulasi dini seperti duduk ditempat tidur
menguragi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, hanya merasakan nyeri dengan ringan
akupesur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, - Pasien mengatakan setalah diberikan
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, teknik non-farmakologi nyeri yang
kompres hangat/dingin, nafas dalam) dirasakan berkurang
5. Mengontrol lingkungan yang dapat memperparah - Pasien mengatakan nyaman diberikan
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, teknik non farmakologi
kebisingan)
O:
6. Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Pengkajian nyeri : P: nyeri akibat SVT, Q:

FKEP UNEJ 2021 21


7. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk nyeri terasa ringan, R: nyeri yang dirasakan
mengurangi rasa nyeri. hanya di dada, S: skala 2, T: nyeri hilang
perlahan-lahan
- Pasien sudah tidak tampak meringis
- Pasien sudah tidak tampak lemah
- Tidak tampak pucat
- TD : 110/90 mmHg
- N : 90x/menit
- RR : 20x/menit

A : masalah nyeri akut teratasi


P : Hentikan Intervensi
3 Rabu, 21 3 1. Memonitor suhu tubuh S:
April 2021 2. Menyediakan lingkungan yang dingin - Pasien mengatakan sudah tidak mengalami
10.00 – 3. Melonggarkan atau lepaskan pakaian demam
10.30 4. Melakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut - Pasien mengatakan nyaman saat dilakukan
hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, pendinginan eksternal
dada, abdomen, aksila)
O:
5. Menganjurkan tirah baring
- S : 37 C
- Kulit sudah tidak terasa hangat
- Pasien tidak tampak pucat
- Pasien tampak sedikit segar
- Pasien tampak sedikit segar

FKEP UNEJ 2021 22


A : Masalah hipertermi teratasi
P : Hentikan Intervensi
4 Rabu, 21 4 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh S :
April 2021 mengakibatkan kelelahan - Pasien mengatakan setelah tidak
13.00 – 2. Memonitor kelelahan fisik dan emosional mengalami sesak nafas pasien dapat
14.00 3. Melakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau melakukan aktivitas tetapi perlahan Mita
aktif - Pasien mampu melakukan ADL dengan
4. Menjurkan tirah baring mandiri meskipun perlahan
5. Meganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap - Pasien mengatakan sebelum dan setelah
6. Mengolaborasi dengan ahli gizi tentang cara melakukan aktivitas sudah tidak merasakan
meningkatkan asupan makanan sesak nafas dan nyeri

O:
- ADL pasien mandiri tetapi bertahap
- TD 110/ 90 mmHg
- N : 90x/menit
- RR : 20x/menit
- Pasien melakukan tirah baring

A : Masalah intoleransi aktivitas teratasi


P : Hentikan Intervensi
5 Rabu, 21 5 1. Memonitor tanda-tanda ansietas (verbal dan S :
April 2021 nonverbal) - Pasien mengatakan sudah tidak merasakan
08.00- 2. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan pusing mengenai kondisinya
09.00 kepercayaan - Pasien mengatakan kecemasannya Mita

FKEP UNEJ 2021 23


3. Pahami situasi yang membuat ansietas mengenai kondisinya berkurang setelah
4. Temani pasien untuk mengurangi kecemasa, jika berbicara dengan perawat
memungkinkan - Pasien terbuka terhadap perawat
5. Dengarkan dengan penuh perhatian - Pasien mengatakan lega setelah
6. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika mengungkapkan perasaannya
perlu - Pasien mengatakan nyaman setelah
7. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi diberikan teknik relaksasi
8. Latih teknik relaksasi
O :
- pasien tidak tampak gelisah
- pasien tidak tampak pucat
- RR : 20x/menit
- N: 90x/menit

A : Masalah ansietas pasien teratasi


P : Hentikan Intervensi

FKEP UNEJ 2021 24


DAFTAR PUSTAKA

Nagula, P., S. R. V. Yerrabandi., A. N. Otikunta., dan S. Karumuri. 2018. Rare Case With
Supraventricular Tachycardia At Presentation In An Adult – A Case Report. Indian Hearth
Jurnal Cardiovascular Case Report (CVCR). 2 : 64-67
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator Diagnostik Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan Keperawatan
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan
Edisi 1. Jakarta: PPNI.

FKEP UNEJ 2021 25

Anda mungkin juga menyukai