ASUHAN KEPERAWATAN
FRAKTUR CRURIS
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. B No. RM : 104815
Umur : 27 tahun Pekerjaan : Swasta
Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Tanggal MRS : 19 Oktober 2020
Pendidikan : SD Tgl Pengkajian : 20 Oktober 2020
Alamat : Batu Gajah, Kota Sumber Informasi : Keluarga, Pasien,
Ambon Rekam Medis
Genogram:
Pasien
Keterangan:
= Laki-laki = Perempuan
= Meninggal = Tinggal serumah
4
- Biomedical sign :
Nilai hasil pemeriksaan darah lengkap tanggal 20-12-2015
Hematokrit 43,2% (normal 36-46)
Hemoglobin 14,6 gr/dl (normal 12,0-16,0)
Interpretasi :
Pasien tidak mengalami masalah nutrisi pada tanda-tanda biomedisnya.
- Clinical Sign :
Kulit dan bibir lembap, tidak ada distensi kandung kemih, rambut tidak
rontok dan tebal, rambut berwarna hitam, sklera tidak ikterik,
konjungtiva tidak anemis, tidak ada edema, tidak ada anoreksia, tampak
lemah
Interpretasi :
Berdasarkan tanda-tanda klinis, pasien tampak mengalami masalah
pada status nutrisinya.
3. Pola eliminasi:
BAK
- Frekuensi : -
- Jumlah : 1500cc/24 jam
- Warna : kuning jernih
- Bau : khas urin
- Karakter :-
- BJ :-
- Alat Bantu : dower kateter
- Kemandirian : dibantu alat
BAB
- Frekuensi : belum BAB setelah operasi
- Jumlah :-
- Warna :
- Bau :
- Karakter :-
- BJ :-
6
- Alat Bantu : -
- Kemandirian : dibantu petugas/keluarga
Interpretasi :
Balance cairan
Input:
Infus RL 1500cc/24 jam
Minum 1000cc/24 jam
Water Metabolism (WM) menggunakan luas permukaan tubuh
dengan rumus du bois. Diketahui BB pasien 70 kg dengan TB 167
cm ditemukan hasil luas permukaan tubuh (LPT) 1,66 m2
WM = 350xLPT
WM = 350x1,66
WM = 581 cc
Total input = 1000+1500+581= 3081 cc/24 jam
Output
• Urin 1500cc/24 jam
• IWL (Insensible Water Loss) = 2xWM = 2x581 = 1162 cc
Total output = 1500+116 2= 2662 cc
Interpretasi :
Berdasarkan perhitungan balance cairan, didapatkan hasil +419 cc yang
artinya intake cairan pasien kurang (ekses)
Makan / minum V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas di tempat tidur V
Berpindah V
Ambulasi / ROM V
Keterangan : 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu
petugas, 3: dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi :
pasien bernapas spontan, tidak tampak penggunaan otot-otot bantu
pernapasan, pasien mengatakan tidak sesak napas, pasien tidak menggunakan
alat bantu pernapasan.
Fungsi kardiovaskuler :
Auskultasi suara jantung S1 S2 tunggal, tidak ada suara jantung tambahan,
tidak ada wheezing pda kedua lapang paru, tidak ada stridor, tidak ada ronkhi,
tekanan darah saat pengkajian (21-12-2015) = 120/70, nadi 88x/menit, RR
20x/menit
Terapi oksigen :
Pasien bernapas spontan dan tidak sesak napas sehingga tidak dibantu dengan
pemberian oksigen
Interpretasi :
Pasien mengalami masalah saat beraktivitas di rumah sakit
Gangguan tidur :
Sebelum sakit: pasien mengatakan tidurnya selalu nyenyak dan tidak pernah
mengalami gangguan tidur.
Saat sakit: pasien tidur masih nyenyak namun terkadang terbangun saat di
rumah sakit apabila ruangan ramai dan saat kakinya terasa sangat nyeri.
8
Lain-lain : -
Interpretasi :
Pasien tidak mengalami gangguan pada pola tidur dan istirahat saat hari
pengkajian
Peran diri :
Sebelum sakit: peran pasien adalah seorang kepala rumah tangga
Saat sakit: peran pasien sebagai kepala rumah tangga terganggu karena proses
operasi selama rehabilitasi
Interpretasi :
Pola persepsi diri pasien tidak mengalami gangguan.
Interpretasi :
Pasien tidak mengalami sedikit gangguan peran saat sakit, hubungan pasien
dengan keluarga baik.
Saat sakit: pasien tidak dapat sholat 5 waktu karena kesulitan untuk berwudhu,
pasien juga mengatakan tidak dapat sholat karena dipasang kateter urin. Pasien
yakin akan sembuh dan segera dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
Interpretasi :
Pasien dalam keadaan compos mentis
6. Leher
Inspeksi: tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, leher simetris, warna
sama seperti sekitarnya, tidak tampak pembengkakan kelenjar limfe, tidak
ada jejas
Palpasi: tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
7. Dada
• Paru-paru
Inspeksi: pernapasan reguler dengan RR 20x/menit, dada simetris,
tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan, tidak ada jejas,
tidak tampak benjolan abnormal
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara paru sonor pada kedua lapang paru
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
8. Abdomen
12
Inspeksi: bentuk abdomen simetris, flat, tidak ada luka/jejas, tidak tampak
benjolan abnormal, tidak ada spider navi
Auskultasi : Bising usus positif 6x/menit
Perkusi: timpani pada seluruh bagian abdomen, kecuali bagian hipogastrik
dextra terdengar redup karena terdapat hepar
Palpasi: tidak teraba benjolan/massa, tidak ada nyeri tekan
9. Urogenital
Inspeksi: tampak terpasang kateter urin, warna urin kuning jernih khas
urin, bau khas urin, area genittal bersih,
Palpasi : tidak teraba keras pada vesika urinaria, tidak ada nyeri tekan pada
daerah suprapubik
10. Ekstremitas
Inspeksi: Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : simetris, sama
- Pergerakan abnormal : tidak ada pergerakan
abnormal
- Kekuatan otot kanan / kiri : dapat menahan tahanan
- Tonus otot kanan / kiri : terlihat
- Koordinasi gerak : dapat berkoordinasi
dengan baik
b. Sensori
- Nyeri : menhindari sumber nyeri
- Rangsang suhu : menghindari suhu tinggi
- Rasa raba : merasa geli
Ekstremitas bawah, terdapat balutan mulai dari femur sampai ankle,
tampak edema cruris, terdapat rembesan darah pada balutan mengalir ke
underpad
a. Motorik
- Gaya berjalan : tidak kuat berjalan
- Kekuatan kanan / kiri : kaki kanan tidak dapat
menahan tahanan, kaki kiri dapat menahan tahanan
- Tonus otot kanan / kiri : terlihat
b. Sensori
- Nyeri : menghindari sumber
nyeri
- Rangsang suhu : menghindari suhu tinggi
- Rasa raba : merasa geli
Pengukuran kekuatan otot dan tonus otot ektremitas
D 55555 55555 S n n
22222 55555 n n
13
Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal, akral hangat, tidak ada krepitasi,
ada nyeri tekan, turgor kulit baik (<2 detik), CRT< 2 detik, tonus otot
positif
11. Kulit dan kuku
Inspeksi : kulit berwarna sawo matang, luka insisi terdapat di cruris
tertutup balutan elastic bandade
Palpasi : ada nyeri tekan pada daerah cruris post op, CRT <2 detik
12. Keadaan lokal
GCS 4-5-6
Edema dan nyeri tekan cruris, tertutup balutan, akral hangat
Keadaan umum: cukup
14
V. Terapi
Nama Dagang Golongan Indikasi Kontraindikasi Dosis dan Cara pemberian Mekanisme Kerja
RL 1500cc/24 Cairan Memperbaiki dan Hipersensitif terhadap Disesuaikan dengan Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit
jam kristaloid mempertahankan piracetam, gangguan ginjal kebutuhan cairan, umumnya dan konsentrasinya yang sangat serupa
fungsi korteks serebri berat (bersihan kreatinin < 20 30-40 mL/kgBB/hari pada dengan yang dikandung cairan
ml/menit). dewasa ekstraseluler. Natrium merupakan kation
utama dari plasma darah dan menentukan
tekanan osmotik. Klorida merupakan anion
utama di plasma darah. Kalium merupakan
kation terpenting di intraseluler dan
berfungsi untuk konduksi saraf dan otot.
Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk
menggantikan kehilangan cairan pada
dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk
syok perdarahan.
Ceftriaxon Antibiotik Infeksi yang Hipersensitivitas terhadap Dewasa dan anak diatas 12 Efek bakterisida ceftriaxone dihasilkan
2x10 gram disebabkan oleh bakteri antibiotik kelas sefalosforin tahun akibat penghambatan sintesis dinding
yang sensitif terhadap 1-2 gram per hari. Pada kuman. Ceftriaxone mempunyai stabilitas
ceftriaxon keadaan parah, dosis dapat yang tinggi terhadap beta-laktanase, baik
ditingkatkan menjadi 4 gram terhadap penisilinase maupun
per hari sefalosporinase yang dihasilkan oleh
kuman gram-negatif, gram-positif
Ketorolac 3 x 5 analgesik Terapi jangka pendek Hipersensitif Perdarahan abdominal Menghambat sintesa prostaglandin dengan
ml (10mg/ml) non-narkotik nyeri sedang setelah terhadap ketorolac setelah operasi: : menghambat kerja isoenzim COX-1 &
operasi tromethamine dan pernah 1 gram 3 x sehari (injeksi iv COX-3.
menunjukkan reaksi alergi pelan-pelan) pada 3 hari Menghambat sintesa prostaglandin dengan
terhadap aspirin atau obat
pertama, kemudian ketika cara menghambat kerja enzym
AINS lainnya.
beralih dari terapi parenteral cyclooxygenase (COX), COX-1 & COX-2
Pasien dengan atau yang
mempunyai riwayat ulkus menjadi oral, dosis oral yang pada jalur arachidonat tidak melalui jalur
peptikum akut, perdarahan pertama adalah 20 mg, opiat.
saluran cerna atau perforasi. diikuti oleh 10 mg setiap 4-6 Efek pada darah : Menghambat proses
Penderita gangguan ginjal jam (maksimal 40 mg dalam agregasi platelet & dapat memperpanjang
berat atau berisiko menderita waktu 24 jam). waktu pendarahan. Konsentrasi tromboxan
gagal ginjal. B2 serum
Pasien yang diduga menderita
15
Nama Dagang Golongan Indikasi Kontraindikasi Dosis dan Cara pemberian Mekanisme Kerja
perdarahan serebrovaskular,
diatesis hemoragik.
Pasien yang sedang
mengalami proses persalinan.
Ibu menyusui.
Mendapatkan obat AINS
lainnya dan probenecid.
Tidak boleh diberikan secara
intratekal atau epidural.
16
Hasil
Jenis Nilai normal
No (hari/tanggal)
pemeriksaan
nilai Satuan 20/12/15
Hematologi
1 Hemoglobin 12-16 g/dL 13,8
2 LED 0-15 mm/jam
3 Leukosit 4,5-11,0 109/L 8,9
4 Hematokrit 36-46 % 43,2
5 Trombosit 150-450 109/L 255
Faal Hati
6 SGOT 10-31 u/L 20
7 SGPT 9-36 u/L 10
8 Albumin 3,4-4,8 g/dL - -
Gula Darah
Glukosa <200 mg/dL -
9
sewaktu
Faal Ginjal
10 Kreatinin serum 0,6-1,3 mg/dL 1,1 -
11 BUN 6-20 mg/dL 8 -
12 Urea 26-43 mg/dL 17 -
13 Asam urat 3,4-7 mg/dL - -
Urine lengkap (UL)
14 Warna Kuning jernih Kuning jernih
15 pH 4,8-7,5 7,0
16 BJ 1015-1025 1015
17 Protein Negatip Negatip
18 Glukosa Normal Normal
19 Urobilin Normal Normal
20 Bilirubin Negatip Negatip
21 Nitrit Negatip Negatip
22 Keton Negatip Negatip
23 Lekosit Makros Negatip Negatip
24 Blood Makros Negatip Negatip
25 Eritrosit 0-2 Sel/Lpb 0-2
26 Lekosit 0-2 Sel/Lpb 0-2
Epitel 2-5 Sel/Lpb 2-5
27
Squamous
28 Epitel Renal Negatip Negatip
17
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Thorax
Rontgen Pelvis
18
Rontgen Cruris
19
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa: Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (insisi post pembedahan)