Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEMANDIRIAN LANSIA DI DESA HUTUMURI

NAMA: DEBIE LATUPEIRISSA

NPM: 12114201180104

KELAS: B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian Tentang
“FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DI
DESA HUTUMURI ”

Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, penulis
terima

Akhir kata penulis berharap semoga Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat bagi
kita semua terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita.

Ambon,13 Agustus 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah Penelitian
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis

Bab II Tinjauan Pustaka

A. Rancangan Desain Penelitian


B. Kerangka Konsep Penelitian

Bab III Metode Penelitian

A. Rancangan Desain Penelitian


B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
3. Teknik Sampling
D. Variabel Penelitian
E. Defenisi Operasional
F. Instrument Penelitian
G. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrument

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Menurut WHO dan Undang-undang No 13 Tahun 1998 kesejahteraan lanjut usia pada
pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah permulaan tua. Menua
bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan dari dalam atau luar tubuh yang
berakhir dengan kematian (Padilla, 2013).

Hatta (2006) menyatakan, Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk
terpadat ke 4 di dunia. Dengan penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,
7,5% atau 15% juta jiwa adalah penduduk lansia. Berdasarkan Proyeksi Biro Pusat Statistik
(BPS) pada tahun 2005-2010 jumlah penduduklanjut usia akan sama dengan jumlah balita
yaitu, 8,5% dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan WHO
penduduk lansia di indonesia indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka
11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah
penduduk lansia terbesar di dunia. Melihat tingkat kesehatan dan kesejahteraan kian membaik
maka angka harapan hidup penduduk indonesia juga kian meningkat (Kresnawati Indah,
2012).

Bebrapa wilayah di Indonesia akan mengalami ledakan jumlah penduduk lansia pada
tahun 2010 hingga tahun 2020. Jumlah lansia di perkirakan naik 11,34% dari jumlah
penduduk indonesia. berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007, jumlah lansia
di Indonesia mencapai 18,96 juta jiwa. Dari jumlah tersebut 14% diantaranya berada di
daerah Istimewa Yogyakarta atau yang tertinggi di Indonesia disusul jawa tengah (11,16%),
jawa timur (11,14%), dan Bali (11,01%) (Media Indonesia Nasional, 2009 dalam Kresnawati
Indah, 2012).

Berdasarkan profil kesehatan provinsi Maluku lansia banyak menagalami kemunduran


dari segi fisik,psikologis,sosial,ekonomi,dan kesehatan.oleh karena itu di perlukan perhatian
dan penanganan yang lebih baik seperti yang tercantum dalam UU no 13 tentang
kesejahteraan lanjut usia dalam rangka mempertahankan lanjut hidup lansia perlu upaya
pemberdayaan guna menunjang kesehatan masyarakat dan meningkatkan butuh kehidupan
lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri keluarga maupun masayarakat.

B. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka rumusan masalah paada peneliti ini
adalah”adakah hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan
aktivitas sehari-hari”.

4
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam


pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa Hutumuri

2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dukungan keluarga secara emosional dengan kemandirian lansia

dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari.

2. Untuk mengetahui dukungan keluarga dari segi fisik dan dengan kemandirian lansia

dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari.

3. Untuk mengetahui dukungan keluarga secara sosial ekonomi dengan kemandirian

lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Sebagai salah satu sumber informasi tentang hubungan antara pengetahuan bagi kemandirian
para lansia

2.Manfaat Praktis

1) Bagi Instansi terkait (Puskesmas dan Dinas Kesehatan)

Memberikan masukan dalam membuat kebijakan untuk neningkatkan pelayanan kesehatan


yang diberikan kepada masyarakat khususnya dalam perawatan para lansia .

2) Bagi masyarakat / keluarga

Menimbulkan kesadaran pada keluarga atau masyarakat akan pentingnya upaya kemandirian

dan ketepatan dalam memberikan pertolongan baik secara mandiri maupun dengan

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI
DEFENISI LANSIA

Orang lanjut usia adalah sebutan bagi mereka yang telah memasuki usia 60 (enam
puluh) tahun keatas. Undang-undang Republik indonesia nomer 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan usia lanjut Bab 1 Pasal 1, yang di maksud dengan lanjut usia adalah seseorang
yang telah mencapaiu usia 60 tahun ke atas ( Yeniar Indriana, 2012)

Menurut suadirman (2004), lansia merupakan suatu kelompok penduduk yang cukup
rentan terhadap masalaha baik masalah ekonomi, sosial, budaya, kesehatan maupun
psikologis yang menyebabkan lansia menjadi kurang mandiri dan tidak sedikit lansia yang
membutuhka bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Proses Menua

Menurut Nugroho (2000), penuaan adalah konsekuaensi yang tidak dapat dihindarkan.
Menua (menjadi tau ) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk mempernbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak bisa bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita.
Menurut Constantinides (1994) dalam (Darmojo dan Mastono,2006) proses menua yang
terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan
(impairment), keterhambatan (handicap), ketidakmampuan (disability), dan cendrung
menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun ksehatan jiwa secara khusus pada
lanjut usia (Nusi Ferani dkk, 2010)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penuaan

Memasuki usia tua banyak mengalami kemundururan misalnya kemunduran fisik

yang ditandai dengan kulit menjadi keriput karna berkurangnya bantalan lemak, rambut

memutrih, pendengaran berkurang, pengelihatan memburuk, gigi mulai ompong, aktivitas

menjadi lambat, nafsu makan berkurang dan kondisi tubuh yang lain juga mengalami

kemunduran (Padila, 2013)

Tinjauan umum tentang dukungan keluarga dengan pemenuhan aktivitas sehari-hari

Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam pemenuhan

kebutuhan sehari-harinya (Maryam siti dkk, 2009) diantaranya sebagai berikut:

6
1. Emosional

a. Melakukan pembicaraan terarah

b. Mempertahankan kehangatan keluarga dengan menyediakan waktu untuk

mendengarkan keluh kesah lansia.

c. Memberi kasih sayang dan perhatian, menghormati dan menghargai

jangan menganggapnya sebagai beban

2. Fisik

a. Membimbing untuk olahraga secara teratur dan sesuai kemampuan

b. Melakukan pemeriksaan kesehatan lansia secara teratur

c. Memelihara penampilan lansia yang rapi dan bersih

d. Mengetahui jadwal pemeriksaan kesehatan lansia

e. Memberikan kesempatan untuk tinggal bersamanya

3. Sosial dan Ekonomi

a. Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan

b. Mempersiapkan tabungan untuk hari tua

c. Mengajarkan kepeda lansia untuk berwira swasta

d. Menganjurkan untuk beransuransi

e. Mengikut sertakan lansia dalam setiap acara keluarga

f. Membantu dalam hal transportasi

g. Mengajak lansia untuk ikut dalam setiap acara kelurahan

h. Mengajak lansia untuk berekreasi atau jalan-jalan

Kemandirian Lansia

Ukuran kemandirian lansia dapat dilihat dengan cara lansia melakukan aktivitasnya

sendiri tanpa bantuan orang lain, lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu

7
melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan atau jasa

(Yeniar Indriana, 2012).

Lanjut usia potensial biasanya hidup di rumah sendiri atau tidak tinggal di panti

werda. Mereka masih mampu bekerja dan mencari nafkah baik untuk dirinya sendiri maupun

untuk keluarganya. Lanjut usia tidak potensial membutuhkan bantuan orang lain dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Asuhan Keperawatan pada Lansia

Asuhan keperawatan lansia adalah suatu rangkaian kegiatan dari proses keperawatan yang di

tujukan pada lansia. Kegiatan tersebut meliputi pengkajian kepada lansia dengan

memperhatikan kebutuhan biofisik, psikologis, kultural, dan spiritual. Menganalisis suatu

masalah keperawatan dan membuat diagnosa keperawatan, membuat perencanaan,

melaksanakan perencanan serta terakhir melakukan evaluasi ( Maryam Siti dkk, 2009).

Tujuan dari melakuakan pengkajian adalah untuk menentukan kemampuan klien dalam

memelihara diri sendiri. Melengkapi data dasar untuk membuat rencana keperawatan, serta

memberi waktu kepada klien untuk berkomunikasi.

DEFINISI KELUARGA

Keluarga merupakan sasaran keperawatan komunitas selain individu kelompok dan

masyrakat. Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan

keperawwatan yang dapat dilaksaanakaan dimasyrakat. Depkes 2010 mendefinisiaka

keluarga sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari orang atau lebih yang dihubungkan

karena hubungan darah,hubungan perkawinan,hubungan adopsi dan tinggal bersama untuk

menciptakan suatu budaya tertentu( Faisaldo Candra, 2014).

Sesuai budaya indonesia lansia harus mendapat tempat yang tertinggi, dihormati,

dihargai, diperhatikan dikasihi dan dianggap sebagai pepunden. Pandangan ini harus dipupuk

8
dan dilestarikan dalam masyrakat lansia dianggap memiliki pengetahuan, pengalaman dan

kearifan, yang dapat dimanfaatkan oleh masyrakat yang lebih muda( nugroho Wahjudi 2009).

Fungsi Keluarga

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya pengembangan kesehatan

anggota keluarganya. Fungsi keluarga antara lain fungsi biologis, fungsi psikologis, fungsi

sosialisasi, fungsi ekonomi, dan fungsi pendidikan. Secara sosiopsikologis, keluarga

berfungsi sebagai berikut ( Maryam siti dkk, 2009)

1. Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainya.

2. Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis

3. Sumber kasih sayang dan penerimaan

4. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar untuk menjadi anggota

masyarakat yang baik

5. Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial dianggap

tepat.

B. KERANGKA KONSEP PENELITIAN


Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan Keluarga Aktivitas Sehari-hari


Lansia
1. Secara Emosional
2. Secara Fisik 1. Mandiri
3. Secara Sosial 2. Memerlukan
Ekonomi Dukungan
Keluarga
Proses Keperawatan

1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
4. Implementasi
5. evaluasi

9
Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti

10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. RANCANGAN DESAIN PENELITIAN


Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti
berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan. Desain sangat erat dengan
bagaimana kerangka konsep penelitian sebagai petunjuk perencanaan penelitian secara rinci
dalam hal pengumpulan dan analisa data.(Nursalam, 2005).

Dalam hal ini metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik korelasional
yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mencari, menjelaskan suatu hubungan,
memperkirakan serta menguji berdasarkan teori yang sudah ada. Penelitian korelasional
bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variable.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik (non-eksperimental).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik yang suatu metode penelitian
yang melakukan analisis dinamika antara hubungan (korelasi) dukungan keluarga dengan
kemandirian pada lansia . Cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari korelasi
antara faktor-faktor resiko dengan cara pendekatan/pegumpulan data sekaligus pada suatu
saat tertentu saja. Studi ini dapat diterapkan pada penelitian deskriptif maupun analitik

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


1. Lokasi
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Hutumuri, yang bertujuan untuk mengetahui
Hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-
hari.
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek dalam suatu penelitian yang akan dikaji
karakteristiknya Populasi dalam penelitian ini adalah warga lansia yang di wilayah Didesa
Hutumuri sebanyak 191 Lansia.

2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populaasi (Putri
Ayu,2004). Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 lansia yang beada di wilayah
Desa Hutumuri

11
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. sample dikenal

juga dengan nama sampling bertujuan, sampling bersyarat, sampling pilihan. Pengambilan

sampel di peroleh dengan cara teknik purposive sampling dengan krateria sebagai berikut

a) Kriteria inkulusi

1. Lansia berusia 60 tahun atau lebih

2. Lansia yang bisa membaca dan menulis

3. Lansia yang mengerti bahasa Indonesia

4. Lansia yang bersedia menjadi responden

b) Kriteria eksklusi

1. Lansia yang berusia dibawah 60 tahun

2. Lansia yang tidak bisa membaca dan menulis

3. Lansia yang tidak mengerti bahasa indonesia

4. Lansia yang tidak bersedia menjadi responden

D. VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Independen (Variabel bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan Kemandirian Lansia
2. Variabel dependen (Variabel Tergantung)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian dalam kemandirian lansia
E. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi dan
pengukuran secara cermat terhadap objek atau fenomena.
F. INSTRUMENT PENELITIAN
Instrumen penelitian yaitu suatu alat yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,
2006)

12
G. UJI VALIDITAS DAN REALIABILITAS INSTRUMENT
Uji Validasi Instrument Penelitian yang dilaksanakan pada bulan mei 2021 di Desa Hutumuri
pada 191 responden.

13
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Putri Ariani, 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi. Nuha Medika: Yogyakarta

STamher,Noorkasiani, 2009. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan


Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.

Setyoadi, Noerhamdani, Fela Ermawati, 2011. Perbedaan Tingkat kualitas Hidup Pada
Wanita Lansia Di Kommunitas Dan Panti http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0CD0QFjAD&url=http
%3A%2F%2Fjos.unsoed.ac.id%2Findex.php%2Fkeperawatan%2Farticle
%2Fdownload
%2F204%2F63&ei=3fp1VL2BDdWWuASXpoDoDw&usg=AFQjCNENglxlid
5KzmuD_sGP7OTcZ1PQ3g&bvm=bv.80642063,d.c2E  diakses tanggal 22
November 2014.

Marthuranath, P. S. 2004. Instrumental Activities of Daily Living Scale for Dementia


Screening in Elderly People. Journal International Psyhogeriatrics. India:
Department of Neurology, SCTIMST, Trivandrum 695011 India

Wahjudi Nugroho, 2009. Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik. Buku Kedokeran EGC:


Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai