Anda di halaman 1dari 5

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN

PERKEMBANGAN REMAJA DAN IMPLIKASINYA


TERHADAP MASALAH KESEHATAN DAN KEPERAWATANNYA
Ade Wulandari
Program studi DIII Keperawatan Bima
Email: adewulandari@rocketmail.com

ABSTRAK
Remaja, adalah kelompok penduduk yang berusia 10-19 tahun (WHO). Banyak hal yang menarik bila
kita membahas tentang kelompok ini antara lain: jumlah populasi yang cukup besar, keunikan dalam
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun sosial di mana mereka
memasuki masa yang penuh dengan storm and stress, yaitu masa Pubertas. Masalah kesehatan pada
kelompok remaja lebih kompleks. Banyak data menunjukan bahwa masalah kesehatan remaja berawal
dari perilaku yang berisiko. Beberapa ciri yang khas dari perkembangan remaja dapat dilihat bahwa masa
awal remaja adalah tahap dimana remaja mengalami krisis karena adanya perubahan cepat yang
memunculkan sesuatu yang dirasakan baru dan berbeda pada aspek fisik maupun psikososial mereka.
Adapun upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah bertambah meningkatnya perilaku berisiko pada
anak remaja dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan peran pengasuhan oleh keluarga. Disamping
peran keluarga, peran pemerintah juga penting dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan
remaja, termasuk didalamnya adalah peran perawat dalam memberikan pelayanan pada remaja harus
berorientasi pada tujuan yang didasarkan pada karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja.

Kata kunci: Remaja, Pertumbuhan dan, Perkembangan, Kesehatan, Keperawatan.

Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja dan Implikasinya 39


Terhadap Masalah Kesehatan Dan Keperawatannya
Ade Wulandari
PENDAHULUAN sebesar 50/1.000 KH terjadi pada Ibu yang
Remaja, adalah kelompok penduduk yang melahirkan di bawah umur 20 tahun.
berusia 10-19 tahun (WHO). Pertumbuhan Banyak faktor yang berhubungan dengan
dan perkembangan selama masa remaja perilaku berisiko pada remaja. Hasil
dibagi dalam tiga tahap, yaitu remaja awal penelitian yang dilakukan oleh Indarsita
(usia 11-14 tahun), remaja pertengahan (2006) diketahui bahwa perilaku berisiko
(usia14-17 tahun) dan remaja akhir (usia terhadap masalah kesehatan reproduksi
17-20 tahun). Mereka ada yang berada di lebih banyak pada remaja dengan orang tua
dalam sekolah (berbasis sekolah) dan di berpendidikan rendah serta tidak pernah
dalam kelompok masyarakat (berbasis berkomunikasi tentang kesehatan
masyarakat). banyak hal yang menarik bila reproduksi dengan anaknya. Penelitian lain
kita membahas tentang kelompok ini antara menunjukkan hasil bahwa sebagian besar
lain: jumlah populasi yang cukup besar perokok remaja pertama mengenal rokok
yaitu 18,3% dari total penduduk (> 43 juta), dari teman-teman mereka (Chotidjah, 2012)
keunikan dalam pertumbuhan dan dan pola asuh orang tua terutama Ibu
perkembangan yang pesat baik secara fisik, berkontribusi terhadap perilaku merokok
psikologis maupun sosial di mana mereka pada remaja laki-laki (Sanjiwani &
memasuki masa yang penuh dengan strorm Budisetyani, 2014).
and stress, yaitu masa Pubertas.
Dibanding dengan kesehatan pada golongan Karakteristik Pertumbuhan dan
umur yang lain, masalah kesehatan pada Perkembangan Remaja
kelompok remaja lebih kompleks, yaitu 1. Pertumbuhan Fisik
terkait dengan masa Pubertas. Banyak data Pertumbuhan meningkat cepat dan
menunjukan bahwa masalah kesehatan mencapai puncak kecepatan. Pada fase
remaja berawal dari perilaku yang berisiko. remaja awal (11-14 tahun)karakteristik seks
Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun sekunder mulai tampak, seperti penonjolan
2010 menunjukkan terdapat 4,3% anak payudara pada remaja perempuan,
perempuan usia 15 tahun belum haid. Data pembesaran testis pada remaja laki-laki,
hasil Survey Demografi dan Kesehatan pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut
Indonesia (SDKI) tahun 2012 perilaku seks pubis. Karakteristik seks sekunder ini
pra nikah pada remaja khususnya pada tercapai dengan baik pada tahap remaja
remaja laki-laki meningkat, pada tahun pertengahan (usia 14-17 tahun) dan pada
2007 sebesar 3,5% meningkat menjadi tahap remaja akhir (17-20 tahun) struktur
4,5% di tahun 2012. Data perilaku merokok dan pertumbuhan reproduktif hampir
dan mengkonsumsi alkohol dan komplit dan remaja telah matang secara
menggunakan obat-obat terlarang fisik.
menunjukkan angka yang sangat tinggi 2. Kemampuan berpikir
pada remaja laki-laki (80% pernah merokok Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai
dan 40% pernah mengkonsumsi alkohol. dan energi baru serta membandingkan
Berdasarkan laporan Penanggulangan normalitas dengan teman sebaya yang jenis
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan kelaminnya sama. Sedangkan pada remaja
(P2PL) dari tahun 1987 sampai Maret 2013, tahap akhir, mereka telah mampu
kasus AIDS tertinggi terjadi pada kelompok memandang masalah secara komprehensif
umur 20-29 tahun (30,7%) yang artinya dengan identitas intelektual sudah
mereka mulai terinfeksi HIV pada usia terbentuk.
remaja. Sedangkan menurut Susenas (2007) 3. Identitas
kejadian risiko tinggi maternal (ibu) dan Pada tahap awal,ketertarikan terhadap
perinatal (bayi baru lahir) yang langsung teman sebaya ditunjukkan dengan
disumbangkan remaja merupakan yang penerimaan atau penolakan. Remaja
tertinggi dibandingkan kelompok umur mencoba berbagai peran, mengubah citra
lainnya yaitu Infant Mortality Rate sebesar diri, kecintaan pada diri sendri meningkat,
56/1.000 KH dan kematian perinatal mempunyai banyak fantasi kehidupan,

40 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 39-43


idealistis. Stabilitas harga diri dan definisi ketiak, atau rambut pubis yang terlambat
terhadap citra tubuh serta peran jender atau terlalu dini seringkali menimbulkan
hampir menetap pada remaja di tahap akhir. perasaan malu/minder/kurang percaya diri
4. Hubungan dengan orang tua karena merasa keadaan mereka berbeda
Keinginan yang kuat untuk tetap dengan sebayanya.
bergantung pada orangtua adalah ciri yang Keinginan untuk mencari nilai dan energi
dimiliki oleh remaja pada tahap awal. baru, meningkatnya kecintaan terhadap diri
Dalam tahap ini, tidak terjadi konflik utama sendiri serta banyaknya fantasi terhadap
terhadap kontrol orang tua. Remaja pada kehidupan merupakan dunianya remaja.
tahap pertengahan mengalami konflik Keberadaan keluarga dan teman sebaya
utama terhadap kemandirian dan kontrol. menjadi kebutuhan yang penting bagi
Pada tahap ini terjadi dorongan besar untuk remaja untuk beradaptasi dengan perubahan
emansipasi dan pelepasan diri. Perpisahan tersebut. Bila melihat kembali data masalah
emosional dan dan fisik dari orangtua dapat kesehatan remaja pada bagian awal tulisan
dilalui dengan sedikit konflik ketika remaja ini dapatlah ditarik benang merah
akhir. bagaimana keterkaitan antara pertumbuhan
5. Hubungan dengan sebaya dan perkembangan remaja dengan masalah
Remaja pada tahap awal dan pertengahan kesehatan yang terjadi. Banyak data
mencari afiliasi dengan teman sebaya untuk menunjukan bahwa masalah kesehatan
menghadapi ketidakstabilan yang remaja berawal dari perilaku yang berisiko.
diakibatkan oleh perubahan yang cepat; Meningkatnya angka kejadian seks
pertemanan lebih dekat dengan jenis pranikah pada remaja dapat dipahami
kelamin yang sama, namun mereka mulai sebagai suatu perilaku yang timbul sebagai
mengeksplorasi kemampuan untuk menarik bentuk dorongan untuk melepaskan energi
lawan jenis. Mereka berjuang untuk yang meningkat seiring pertumbuhan seks
mengambil tempat di dalam kelompok; sekunder. Perilaku merokok dan
standar perilaku dibentuk oleh kelompok mengkonsumsi alkohol dan menggunakan
sebaya sehingga penerimaan oleh sebaya obat-obat terlarang lebih banyak terbentuk
adalah hal yang sangat penting. Sedangkan dari standar perilaku yang dibentuk oleh
pada tahap akhir, kelompok sebaya mulai kelompok sebaya dimana mereka terikat di
berkurang dalam hal kepentingan yang dalamnya. Kelompok sebaya memiliki
berbentuk pertemanan individu. Mereka pengaruh kuat bagi remaja dalam proses
mulai menguji hubungan antara pria dan mereka mencari nilai-nilai baru.
wanita terhadap kemungkinan hubungan
yang permanen. Pedoman bagi orang tua dalam
perawatan dan pengasuhan remaja
Masalah Kesehatan yang muncul sebagai  Terima remaja sebagai manusia biasa.
implikasi dari Pertumbuhan dan  Hargai ide-ide remaja, termasuk
Perkembangan remaja kesukaan dan ketidaksukaan serta
Beberapa ciri yang khas dari perkembangan harapan.
remaja dapat dilihat bahwa masa awal  Biarkan remaja mempelajari sesuatu
remaja adalah tahap dimana remaja dengan melakukan, meskipun pilihan
mengalami krisis karena adanya perubahan dan metodenya berbeda dari orang
cepat yang memunculkan sesuatu yang dewasa.
dirasakan baru dan berbeda pada aspek fisik  Berikan pada remaja batasan-batasan
maupun psikososial mereka. Pertumbuhan yang jelas dan masuk akal.
organ seks primer (menstruasi/mimpi  Perjelas aturan rumah dan
basah)berimplikasi terhadap munculnya konsekuensinya untuk pelanggaran.
hasrat seksual dan ketertarikan terhadap  Gunakan pertemuan keluarga untuk
lawan jenis. Pertumbuhan karakteristik seks merundingkan aturan rumah.
sekunder seperti penonjolan payudara pada
remaja perempuan, pembesaran testis pada
remaja laki-laki, pertumbuhan rambut

Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja dan Implikasinya 41


Terhadap Masalah Kesehatan Dan Keperawatannya
Ade Wulandari
 Mungkinkan peningkatan kemandirian  Terima regresi menjadi metode koping
dalam batasan keamanan dan yang lebih kekanak-kanakan.
kesejahteraan.  Sadari bahwa remaja mungkin
 Bersikaplah selalu ada tetapi hindari mengalami kesulitan dalam menerima
penekanan terlalu jauh terhadap remaja gambaran otoritas baru dan dapat
 Hargai privasi remaja. menolak melakukan atau menerima
 Cobalah untuk berbagi perasan remaja prosedur.
tentang senang dan sedih.  Biarkan remaja bicara dengan remaja
 Dengarkan dan cobalah untuk terbuka lain yang telah mendapat prosedur yang
pada pandangan-pandangan remaja, sama.
bahkan ketika mereka tidak setuju
dengan pandangan-pandangan orang tua. KESIMPULAN
 Cobalah untuk memperjelas komunikasi. Timbulnya perilaku berisiko dipengaruhi
 Bantu remaja dalam memilih tujuan banyak faktor seperti faktor internal dan
karir yang tepat dan menyiapkan untuk faktor eksternal. Faktor internal berkaitan
peran orang dewasa. dengan masa transisi yang dialami remaja
 Berikan kasih sayang tanpa menuntut. dimana terjadinya perubahan fisik dan
psikososial yang pesat pada masa pubertas.
Sadari bahwa: Keadaan tersebut seringkali menimbulkan
 Remaja bertujuan untuk mendapatkan konflik tidak hanya dalam diri remaja itu
kemandirian. sendiri tetapi juga dengan lingkungan
sekitar. Faktor eksternal juga berpengaruh
 Remaja sensitif terhadap perasaan dan
terhadap kemampuan remaja untuk
perilaku yang mempengaruhinya.
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya,
 Teman-teman merupakan hal yang
misalnya lingkungan keluarga dan sekolah.
sangat penting bagi remaja.
Salah satu upaya dalam mencegah
 Remaja mempunyai kebutuhan yang
bertambah meningkatnya perilaku berisiko
kuat untuk memiliki. pada anak remaja dapat dilakukan dengan
 Remaja memandang segala sesuatu cara mengoptimalkan peran pengasuhan
sebagai baik atau buruk. oleh keluarga. Lingkungan keluarga dan
sekolah seharusnya dapat menciptakan
Tanggung Jawab Keperawatan dalam lingkungan yang aman dan nyaman bagi
menyiapkan remaja untuk pemberian tumbuh kembang remaja. Keluarga
prosedur klinis sesuai karakteristik merupakan lingkungan terkecil tempat anak
perkembangan tumbuh dan berkembang yang merupakan
 Berikan penjelasan tambahan dengan bagian yang sangat penting dalam
alasan mengapa prosedur diperlukan pengasuhan anak. Keluarga dapat
atau menguntungkan. memberikan peranan dalam membentuk
 Jelaskan konsekuensi prosedur jangka dan menanamkan nilai-nilai moral bagi
panjang. anak remaja. Hal ini juga dapat
 Berikan kesempatan anak untuk berpengaruh terhadap kemampuan anak
mengajukan pertanyaan berkaitan dalam mengambil keputusan untuk
dengan rasa takut, pilihan dan alternatif. menentukan siapa yang akan menjadi teman
 Jaga privasi anak ketika prosedur dimana bersama teman dan
diberikan. kelompoknyalah mereka akan melewati
 Diskusikan bagaimana prosedur dapat sebagian besar masa remajanya.
mempengaruhi penampilan dan apa Terbentuknya pribadi remaja dimulai dari
yang dapat dilakukan untuk pengasuhan dalam keluarga.
meminimalkannya. Terutama pada tahap-tahap awal tumbuh
 Libatkan anak dalam pembuatan kembang remaja, hubungan yang harmonis
keputusan dan perencanaan. dengan keluarga sebaiknya tetap terjaga.
Kedekatan dengan orang tua atau anggota

42 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 39-43


keluarga yang lain dapat terjalin melalui dapat memberikan peran penting. Asuhan
komunikasi dengan penuh perhatian serta keperawatan khususnya untuk masalah
menghindari sikap menghakimi. Mengajak kesehatan reproduksi menggunakan
berdiskusi tentang hobi, minat terhadap pendekatan yang ramah remaja. Teknik
bidang tertentu, teman dan kegiatan berkomunikasi secara terbuka; menghargai
sekolah. Memberikan kesempatan untuk kontrol remaja terhadap dirinya sendiri; dan
mengembangkan potensi remaja sesuai menjaga privasi; merupakan hal-hal yang
minat dan bakat yang dimiliki seperti di perlu diperhatikan dalam membina
bidang olah raga, seni dan karya ilmiah hubungan saling percaya ketika
meruapakan cara untuk mengarahkan memberikan pelayanan keperawatan bagi
remaja dalam melepaskan energi mereka remaja, terutama dalam kaitannya dengan
pada hal-hal yang positif. promosi kesehatan reproduksi. Bila cara
Disamping peran keluarga, pemerintah juga pendekatan yang diberikan dapat
memegang peranan besar dalam upaya membangun rasa percaya anak remaja,
pencegahan dan peningkatan kesehatan kesehatan reproduksi tidak lagi dianggap
remaja. Saat ini pemerintah tengah sebagai suatu hal yang tabu untuk
menggalakkan Program pembinaan dibicarakan.
kesehatan remaja seperti Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS). UKS merupakan intervensi REFERENSI:
yang strategis dalam upaya pembinaan Wong, D.L. (2003). Pedoman klinis
kesehatan anak usia sekolah dan remaja. keperawatan pediatrik. Alih bahasa:
Salah satu bentuk kegiatan UKS adalah Monica Ester; editor edisi bahasa
program penjaringan (skrining) kesehatan Indonesia, Sari Kurnianingsih. Edisi 4.
reproduksi yang bertujuan mendeteksi Jakarta: EGC. Hal. 199.
secara dini kelainan-kelainan yang dapat Direktorat jenderal bina gizi dan KIA
mengganggu proses reproduksi. Kementerian Kesehatan RI. Warta gizi
Selain usaha kesehatan remaja berbasis dan KIA. Edisi III Tahun 2013. Juli-
sekolah, pemerintah juga mengembangkan September.
program Puskesmas Pelayanan Kesehatan Engel, Joyce. (2008). Seri pedoman praktis
Peduli Remaja (PKPR). Puskesmas PKPR, pengkajian pediatrik. Edisi 4. Jakarta:
memberikan layanan kesehatan bagi EGC.
remaja berbasis sekolah dan berbasis http://www.kesehatananak.depkes.go.id
masyarakat. Pelayanan di puskesmas Diunduh pada Tanggal: 12 Maret
PKPR, disesuaikan dengan kebutuhan 2014
remaja dengan peningkatan kualitas Indarsita, Dina (2006). Hubungan faktor
konseling tenaga kesehatan dan eksternal dengan perilaku remaja
pemberdayaan remaja sebagai ‘konselor’ dalam hal kesehatan reproduksi di
sebaya. Materi kesehatan yang menjadi SLTPN Medan. Jurnal Ilmiah
prioritas adalah Tumbuh Kembang Remaja, PANNMED Vol. 1. No.1.Diunduh dari
Kesehatan Reproduksi Remaja, HIV dan http://repository.usu.ac.id pada tanggal
AIDS, Infeksi Menular Seksual (IMS)/ 28 Oktober 2014.
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), Chotidjah, Sitti (2012). Pengetahuan
Pengenalan Konsep Gender, Pendidikan tentang rokok, pusat kendali kesehatan
Kesehatan Hidup Sehat (PKHS), eksternal dan perilaku merokok. Jurnal
Penyalahgunaan NAPZA, Cara Belajar Makara, sosial Humaniora, Vol.16 No.
Partisipatif dan Teknik Konseling. 1, Juli 2012.
Sebagai kelompok yang memiliki Sanjiwani, Y dan Budisetyani, W (2014).
karakteristik pertumbuhan dan Pola asuh permisif ibu dan perilaku
perkembangan yang unik, dalam pelayanan merokok pada remaja laki-laki di SMA
kesehatan remaja baik dintatanan klinis 1 Semapura. Jurnal Psikologi
maupun komunitas, termasuk didalamnya Udayana Vol. 1 No. 2.
adalah di Puskesmas dan UKS, perawat

Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja dan Implikasinya 43


Terhadap Masalah Kesehatan Dan Keperawatannya
Ade Wulandari

Anda mungkin juga menyukai