Oleh:
MARINDA
H012182001
SEKOLAH PASCASARJANA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Mekanisme dan Desain Senyawa
Organik dengan judul “Mekanisme Reaksi Oksidasi“.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak pihak-pihak
yang membantu, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan. Sehingga diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
serta penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
kimia organik, oleh sebab itu proses reaksi-reaksi kimia organik sangat penting
untuk diketahui. Beberapa reaksi-reaksi organik yang umum yaitu reaksi adisi,
Reaksi redoks adalah salah satu jenis reaksi organik yang terbagi menjadi
reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Seperti yang diketahui bahwa reaksi oksigen
dan oksidator (agen pengoksidasi). Hasil dari suatu reaksi oksidasi dipengaruhi
oleh struktur senyawa yang dioksidasi, suhu serta suasasana pada saat reaksi
berlangsung. Reaktifitas dari suatu senyawa juga berpengaruh dalam reaksi ini.
Reaksi oksidasi sangat banyak terjadi disekitar kita, salah satu contohnya
adalah reaksi pembakaran yang melibatkan gas metana dan oksigen yang akan
menghasilkan karbon dioksida dan uap air. Berdasarkan uraian ini, maka materi
reaksinya.
iv
1.3 Tujuan
struktur senyawa.
1.4 Manfaat
kimia organik.
v
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah reduksi dan oksidasi dalam kimia anorganik sudah tidak asing lagi.
Oksidasi dan reduksi pada kimia anorganik diartikan sebagai kehilangan dan
mendapatkan elektron oleh suatu atom atau ion. Apabila suatu unsur menerima
elektron maka disebut mengalami reaksi reduksi sedangkan apabila suatu unsur
bahwa atom karbon dalam bilangan oksidasi nol. Pembentukan ikatan dengan
atom yang lebih elektronegatif dari karbon disebut oksidasi dan pembentukan
reduksi. Dasar dari definisi tersebut ialah bahwa perubahan dalam ikatan kovalen
karbon.
Atom karbon metana (CH4) memiliki bilangan oksidasi -4. Empat atom
oksidasi 4. Atom karbon mempunyai empat ikatan dengan oksigen yang lebih
vi
elektronegatif dalam senyawa ini (O=C=O). Metana dan karbondioksida
merupakan contoh dari bilangan oksidasi terendah dan tertinggi untuk karbon
jika terikat pada karbon. Bilangan oksidasi tiap atom karbon dalam senyawa dapat
1. Bilangan oksidasi sebuah atom karbon berubah dengan -1 setiap kali terjadi
2. Bilangan oksidasi sebuah atom karbon berubah dengan +1 setiap kali terjadi
3. Ikatan antara atom karbon tidak dihitung dalam penentuan bilangan oksidasi.
OH O
CH3CHCH3 [O]
CH3CCH3
O OH
[H]
CH3CCH3 CH3CHCH3
suatu agen pengoksidasi adalah harus menampung satu elektron. Sehingga pada
vii
umumnya agen pengoksidasi memakai logam sebagai atom pusatnya. Hal ini
dikarenakan logam memiliki orbital d yang kosong, dimana orbital tersebut dapat
diisi oleh elektron. Oksidator yang umum digunakan yaitu KMnO4, K2Cr2O7, dan
KBrO3.
Manfaat alkana yang paling penting adalah sebagai bahan bakar. Dengan
ialah suatu reaksi oksidasi, yaitu penggantian ikatan C-H oleh ikatan C-O.
Alkohol mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
Oleh sebab itu etanol digunakan sebagai bahan bakar (spiritus). Adapun reaksi
Pada reaksi oksidasi alkohol primer akan menghasilkan alkanal (aldehid), jika
dibiarkan beberapa lama maka proses oksidasi akan berlanjut menghasilkan suatu
asam karboksilat. Jika yang diinginkan hanya sampai aldehid dari proses oksidasi
viii
H O O
O O
R C O H R C O H
R C H
H
Keberhasilan dalam menghasilkan senyawa aldehid dari alkohol sangat
bergantung pada oksidator yang digunakan, bila oksidator yang digunakan terlalu
kuat maka oksidasi akan berjalan terus sampai terbentuk asam karboksilat.
Peluang terbentuknya asam karboksilat sangat besar hal ini dikarenakan masih
oksigen diantara atom karbon dan atom hidrogen dalam gugus aldehid. Oksidator-
oksidator yang dapat digunakan untuk mengoksidasi alkohol hanya sampai pada
Oksidasi pada alkohol sekunder akan menghasilkan keton. Pada reaksi ini
tidak terjadi reaksi berkelanjutan seperti pada alkohol primer, hal ini dikarenakan
hidrogen alfa yang tersedia hanya satu sehingga reaksi berlangsung sangat cepat.
H O
O
R C O H R C R
Pada alkohol tersier tidak terjadi reaksi, hal ini dikarenakan tidak tersedianya
hidrogen alfa. Akan tetapi dalam larutan asam, alkohol tersier mengalami
ix
dehidrasi menghasilkan alkena yang kemudian masuk pada tahap oksidasi.
R
O
R C O Tidak Bereaksi
H
Salah satu jenis reaksi oksidasi untuk alkohol primer maupun sekunder
adalah dengan menggunakan reagen yang ditemukan oleh Sir Ewart Jones (reagen
trioksida/kalium dikromat dalam asam sulfat encer dan aseton. Oksidasi ini sangat
cepat, cukup eksotermis, dan menghasilkan rendamen yang banyak. Reagen Jones
bersifat sangat asam sehingga pada proses oksidasi sangat rawan karena
H
O
O
H
1. K2Cr2O7 + HO Cr OH Cr
H2SO4
HO
O
OH O
x
H H
H O
O OH
H HO Cr
H
H HO Cr
Cr R C
2. R
HO OH RC O O
OR OH O
C O
R H
OH O
R H
H H
O
H HO Cr
- H 3O HO OH
3. R O R C + Cr
OH C O
OR O
R
Suatu reaksi kimia dimana alkohol primer atau sekunder teroksidasi menjadi
suatu aldehid atau keton menggunakan reagen Swern yaitu oksalil krorida
(COCl)2, dimetil sulfoksida (DMSO) dan basa organik. Dinamai reaksi Swern
karena reagen ini ditemukan oleh Daniel Swern. Produk samping reaksi ini adalah
R' R R
CH3 O O CH3
- CO2
- CO
2. H3C S O C C Cl H 3C S
- Cl
Cl Cl
H3C Cl
H3C S O O
H H CH3
O
1. R Cl
C O R C O S O
H
R' R' H CH3 O
-H
O
O CH3 H CH3
O
2 HCl + C + C + S + Cl
- HCl
R C O S O
C
dijaga lebih dingin dari -60oC untuk menghindari reaksi samping. Akan tetapi jika
dihangatkan sampai -30oC tanpa reaksi samping. Metode lain untuk mengaktifkan
xii
dalam oksidasi senyawa yang sensitif terhadap asam, yang memungkinkan
membusuk di bawah kondisi asam pada metode tradisional seperti oksidasi Jones.
aldehid, keton, maupun asam karboksilat. Semua bergantung pada suhu dan
suasana, serta struktur alkenanya. Apabila Dalam suasana basa dan suhu yang
dingin alkena dioksidasi maka akan membentuk diol, dan dalam suasana asam
alkena dioksidasi akan menghasilkan dua zat yang terpisahkan karena terjadi
pemutusan ikatan.
Alkena dapat dioksidasi menjadi diol atau aldehid atau ketoenol, Tergantung
pada jenis alkenanya. Adapun produk hasil reaksi oksidasi bergantung pada
(1) Jika pada karbon sp2 (Kedua atom C yang berikatan rangkap) tidak
mengikat atom hidrogen, maka produk yang dihasilkan adalah dua buah
(2) Jika atom karbon yang berikatan rangkap keduanya mengikat hidrogen,
(3) Jika hanya salah satu atom karbon ikatan rangkap mengikat atom
xiii
R OH
R O
R H
R OH
KMnO4
R H
R OH
R H
2
O
H
R H O O R O
O R OH
Mn
Mn + MnO2
O O O
R H R O R
H O
H
R H O O R O R
O OH
Mn H 2O
Mn
O O O
R H R O
R
H OH
H
R H O O R O R H
O
Mn 2 + MnO2
Mn
O O O
O
R H R O
H
Jika alkena diberi larutan dingin oksidator KMnO4, maka hasil oksidanya
akan menjadi 1,2-diol yang disebut juga glikol. Selama adisi terjadi, warna ungu
ion permanganat (MnO4-) hilang dan muncul endapan coklat mangan dioksida
(MnO2). Sebagian besar hidrokarbon mudah dioksidasi sehingga reaksi ini dapat
digunakan sebagai reaksi warna untuk mengetahui adanya ikatan rangkap alkena.
xiv
Percobaan ini disebut percobaan Baeyer untuk senyawa tak jenuh, reaksi ini tidak
hanya spesifik untuk alkena tetapi untuk senyawa lain yang juga mudah
KMnO4, ikatan rangkap akan pecah dan alkena berubah menjadi dua senyawa
lain. Hasil oksidasi tersebut tergantung pada senyawa yang melekat pada karbon
Cara yang paling umum untuk mengonversi alkena menjadi epoksida adalah
O
CC C C O H C H 2O
C
O
O O
H
H
xv
2.4.1.3
Ozonolisis Alkena
oksidator yang sangat kuat. Salah satu oksidator kuat yang digunakan adalah
ozon, ozon dapat mengadisi dengan cepat pada alkena membentuk intermediet
ozonida. Hasil akhir ozonolisis adalah pecahnya ikatan rangkap C=C dan
digantikan dengan ikatan rangkap dengan oksigen atau dengan kata lain akan
menjadi gugus aldehid atau keton. Adapun mekanisme reaksinya sebagai berikut:
R R R R
R
R
R O
O O O R R R
O O R
O O
O O
O O R
R
R R
R R O
R R
O R
O H2O + H2O2
O + O
O R
R R
R O O
xvi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
mol reaktan dan oksidator, serta waktu dan suhu.Suatu reaksi oksidasi
reagen Swern.
menghasilkan dikarbonil,
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1986, Organic Chemistry, 3rd edition.
Firdaus, 2012, Kimia Organik Sintesis 1, Laporan Hibah Penulisan Buku Ajar,
Makassar.
Hart. H, Craine, L. E., Hart. D. J., 2003, Kimia Organik, edisi kesebelas,
Erlangga, Jakarta.
Huang, Li-Hong., Lou, Ji-Dong., Ma, Yi-Chun., Wang, Qiang., and Zhang,
Changhe. 2011. An Efficient Oxidation of Benzoins with the Jones Reagent
Supported on Kieselguhr. J. Adsorption Science & Technology Vol. 29:9
Ngadiwiyana., Ismiyarto., dan Ayu, R.K.I. 2007. Oksidasi 3-(3,4-Dimetoksifenil)-
Propanol Menggunakan Oksidator Piridinium Klorokromat (PCC). J. Kimia
Sains & Aplikasi Vol. 9 : 3.
Taube, Henry., 1965. Mechanisms of Oxidation with Oxygen. Journal of General
Physiology
xviii