Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KIMIA ORGANIK

“REAKSI OKSIDASI”

Oleh:

FELYCITAE EKALAYA APPA


H012181015

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 3

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan 3

D. Manfaat 4

BAB II PEMBAHASAN 5

A. Oksidasi Alkohol 5

B. Oksidasi Keton 10

C. Oksidasi Alkena 10

D. Oksidasi Alkuna 15

BAB III PENUTUP 17

A. Kesimpulan 17

DAFTAR PUSTAKA 18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reaksi-reaksi kimia organik sangat penting untuk diketahui, hal ini di karenakan dalam

setiap proses mekanisme yang terjadi melibatkan suatu proses reaksi kimia organik. Adapun

reaksi-reaksi kimia organik yang sangat umum yaitu reaksi subtitusi, reaksi eliminasi, reaksi

penataan ulang, reaksi oksidasi-reguksi, reaksi perisiklik, dan reaksi radikal bebas.

Salah satu jenis reaksi yang sangat menarik perhatian adalah reaksi oksidasi. Seperti

yang kita ketahui reaksi ini melibatkan oksigen, selain itu melibatkan pula suatu agen

pengoksidasi (oksidator). Hasil akhir dari suatu reaksi oksidasi sangat dipengaruhi oleh struktur

senyawa yang akan dioksidasi, suhu, serta suasana pada saat reaksi berlangsung. Reaktifitas

suatu senyawa juga berpengaruh dalam reaksi ini.

Banyaknya peristiwa dilingkungan kita yang melibatkan reaksi oksidasi salah satunya

adalah reaksi pembakaran, selain itu reaksi oksidasi berperan pula dalam pembuatan suatu

produk industri petrokimia. Berdasarkan uraian inilah, maka materi reaksi oksidasi sangat perlu

dikaji lebih dalam terkait teori, serta jenis-jenis reaksi dan mekasinisme reaksinya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini:

1. Apakah yang dimaksud dengan reaksi oksidasi?

2. Bagaimana mekanisme reaksi oksidasi yang terjadi pada berbagai struktur senyawa?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini:

1. Untuk mengetahui reaksi-reaksi oksidasi yang terjadi dalam kimia organik.

2. Untuk mengetahui mekanisme reaksi oksidasi yang terjadi pada berbagai struktur

senyawa.

3
D. Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini:

1. Memberikan informasi mengenai reaksi-reaksi oksidasi yang terjadi dalam kimia

organik.

2. Memberikan informasi mengenai mekanisme reaksi oksidasi yang terjadi pada berbagai

struktur senyawa.

4
BAB II

PEMBAHASAN

Reaksi oksidasi terjadi apabila suatu substrat menerima oksigen, melepas hidrogen,

melepas elektron, mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi

reaksi oksidasi adalah kondisi reaksi, perbandingan mol reaktan dan oksidator, serta waktu dan

suhu. Dapat dilihat pada contoh reaksi pembakaran sebagai berikut:

CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)

Pada senyawa metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) mengandung satu atom karbon.

Kedua senyawa tersebut harus memiliki bilangan oksidasi nol maka bilangan oksidasi atom

karbon pada senyawa etana adalah –4, sedangkan bilangan oksidasi atom karbon pada senyawa

karbon dioksida adalah +4. Bilangan oksidasi atom C pada senyawa karbon dioksida

meningkat (mengalami oksidasi), sedangkan bilangan oksidasi atom C pada senyawa metana

menurun.

Suatu reaksi oksidasi memerlukan agen pengoksidasi, syarat suatu agen pengoksidasi

adalah harus menampung satu elektron. Sehingga pada umumnya agen pengoksidasi memakai

logam sebagai atom pusatnya. Hal ini dikarenakan logam memiliki orbital d yang kosong,

dimana orbital tersebut dapat diisi oleh elektron. Oksidator yang umum digunakan yaitu

KMnO4, K2Cr2O7, dan KBrO3.

A. OKSIDASI ALKOHOL

Alkohol mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Oleh sebab itu

etanol digunakan sebagai bahan bakar (spiritus). Adapun reaksi umumnya sebagai berikut:

C2H5OH(l) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g) + kalor

5
Alkohol Primer

Pada reaksi oksidasi alkohol primer akan menghasilkan alkanal (aldehid), jika dibiarkan

beberapa lama maka proses oksidasi akan berlanjut menghasilkan suatu asam karboksilat. Jika

yang diinginkan hanya sampai aldehid dari proses oksidasi ini, maka secepatnya dilakukan

destilasi untuk menghindari oksidasi berlanjut. Adapun mekanisme reaksi secara umum

sebagai berikut:

H O O
O O
R C O H R C H R C O H

H
Keberhasilan dalam menghasilkan senyawa aldehid dari alkohol sangat bergantung pada

oksidator yang digunakan, bila oksidator yang digunakan terlalu kuat maka oksidasi akan

berjalan terus sampai terbentuk asam karboksilat. Peluang terbentuknya asam karboksilat

sangat besar hal ini dikarenakan masih tersedianya hidrogen alfa, sehingga mempermudah

dalam penyisipan sebuah atom oksigen diantara atom karbon dan atom hidrogen dalam gugus

aldehid. Oksidator-oksidator yang dapat digunakan untuk mengoksidasi alkohol hanya sampai

pada aldehid adalah Piridinium Klorokromat (PCC).

Alkohol Sekunder

Oksidasi pada alkohol sekunder akan menghasilkan keton. Pada reaksi ini tidak terjadi

reaksi berkelanjutan seperti pada alkohol primer, hal ini dikarenakan hidrogen alfa yang

tersedia hanya satu sehingga reaksi berlangsung sangat cepat. Adapun mekanisme reaksi secara

umum sebagai berikut:

H O
O
R C O H R C R

6
Alkohol Tersier

Pada alkohol tersier tidak terjadi reaksi, hal ini dikarenakan tidak tersedianya hidrogen

alfa. Akan tetapi dalam larutan asam, alkohol tersier mengalami dehidrasi menghasilkan alkena

yang kemudian masuk pada tahap oksidasi. Adapun mekanisme reaksi secara umum sebagai

berikut:

R
O
R C O H Tidak Bereaksi

MEKANISME REAKSI OKSIDASI ALKOHOL

a. Oksidasi dengan Asam Kromat (Oksidasi Jones)

Oksidasi Jones adalah salah satu jenis reaksi oksidasi untuk alkohol primer maupun

sekunder dengan menggunakan reagen yang ditemukan oleh Sir Ewart Jones (reagen Jones).

Pembuatan reagen Jones yaitu dengan mereaksikan larutan kromium trioksida/kalium dikromat

dalam asam sulfat encer dan aseton. Oksidasi ini sangat cepat, cukup eksotermis, dan

menghasilkan rendamen yang banyak, akan tetapi penggunaan reagen Jones pada proses

oksidasi sangat rawan karena sifatnya yang asam sehingga dapat mengoksidasi aldehid menjadi

asam karboksilat dalam kondisi oksidator berlebih.

Mekanisme reaksi sebagai berikut:

(1) Melalui pembentukan ester kromat dengan katalis asam dengan cara mencampuran

K2Cr2O7 dengan H2SO4.

(2) Selanjutnya campuran ini ditambahkan dengan alkohol atau aldehid

H
O O
H
1. K2Cr2O7 + H2SO4 HO Cr OH HO Cr OH

O O

7
H H
H O
OH
O
H HO H HO Cr OH
H Cr OH
HO Cr OH
R C O R C O O
2. R C O O
O
H R H R
R

H H
O

H HO Cr OH
- H3O HO OH
3. R C O O R C O + Cr

R R O

Adapun contoh jurnal yang memakai reagen Jones sebagai agen pengoksidasi yaitu jurnal

“An efficient oxidation of benzoins with Jones reagent supported on Kieselguhr”dari jurnal

tersebut diperoleh hasil:

b. Oksidasi Swern

8
Suatu reaksi kimia dimana alkohol primer atau sekunder teroksidasi menjadi suatu

ladehida atau keton menggunakan reagen Swern yaitu oksalil krorida (COCl)2,dimetil

sulfoksida (DMSO) dan basa organik. Dinamai reaksi Swern karena reagen ini ditemukan oleh

Daniel Swern. Produk samping reaksi ini adalah dimetil sulfida ((CH3)2S), karbon dioksida

(CO2), dan basa organik.

OH DMSO O
COCl2
R C H C

R' R R

Mekanisme sebagai berikut:

(1) Oksalil klorida ditambahkan dengan DMSO

O O
O O O
C C H3C
S S O C C Cl
1.
H3C CH3 Cl Cl H3C

CH3 O O - CO2 CH3


- CO
2. H3C S O C C Cl H3C S
- Cl
Cl Cl

(2) Campuran ditambahkan alkohol

H3C Cl
S O
O
H H3C
H CH3
O
Cl
1. R C O R C O S O
H
R' R' H CH3 O

-H

O
O CH3 O H CH3
- HCl Cl
2 HCl + C + C + S + C R C O S O

O O CH3 R R' R' CH3 O

9
Apabila menggunakan oksalil klorida sebagai agen dehidrasi, reaksi harus dijaga lebih

dingin dari -60oC untuk menghindari reaksi samping. Akan tetapi jika menggunakan sianurat

klorida maupun anhidrida trifluoroasetat reaksi dapat dihangatkan sampai -30oC tanpa reaksi

samping. Metode lain untuk mengaktifkan DMSO dalam memulai pembentukan intermediet

dapat menggunakan karbodiimida dan kompleks piridina-sulfur trioksida. Reaksi ini dapat

membantu dalam oksidasi senyawa yang sensitif terhadap asam, yang memungkinkan

membusuk di bawah kondisi asam pada metode tradisional seperti oksidasi Jones.

B. OKSIDASI KETON

Memakai SeO2 sebagai oksidator, merubah keton menjadi dikarbonil, Mekanismenya:

O O
SeO2 + H2O + AcO2 H3O
Se Se
HO OH
O O

Se O OH
HO OH
-H HO Se OH HO Se OH
O
O O
R
H
R CH2 R CH2

OH
HO H
HO Se OH Se O H
- H2O Se R - H2O
-H -Se
O O HO O R
O
O
R CH2 R CH2 O

C. OKSIDASI ALKENA

Apabila alkena dioksidasi, maka kemungkinan produk yang dihasilkan adalah alkohol,

aldehid, keton, maupun asam karboksilat. Semua bergantung pada suhu dan suasana, serta

10
struktur alkenanya. Apabila Dalam suasana basa dan suhu yang dingin alkena dioksidasi maka

akan membentuk diol, dan dalam suasana asam alkena dioksidasi akan menghasilkan dua zat

yang terpisahkan karena terjadi pemutusan ikatan.

MEKANISME REAKSI OKSIDASI ALKENA

a. Oksidasi dengan KMnO4

Oksidasi Alkena menjadi diol atau aldehid atau ketoenol, Tergantung pada jenis

alkenanya. Adapun produk hasil reaksi oksidasi bergantung pada struktur alkena yakni:

(1) Jika pada karbon sp2 (Kedua atom C yang berikatan rangkap) tidak mengikat atom

hidrogen, maka produk yang dihasilkan adalah dua buah molekul keton yang sama.

(2) Jika atom karbon yang berikatan rangkap keduanya mengikat hidrogen, maka produk

yang dihasilkan adalah aldehid/asam karboksilat, tergantung pada kondisi reaksinya.

(3) Jika hanya salah satu atom karbon ikatan rangkap mengikat atom hydrogen, maka

produk yang dihasilkan adalah ketoenol.

R OH

nO 4
KM R O
R H
R OH
KMnO4

R H KM
nO
4 R OH
R H
2
O

Mekanisme: Alkena ditambahkan dengan KmnO4

11
H
R H O O R O R OH
O
Mn + MnO2
Mn
O O O
R H R O R O
H

H
R H O O R O R OH
O
Mn H2O
Mn
O O O
R H R O R OH
H

H
R H O O R O R H
O
Mn 2 + MnO2
Mn
O O O
O
R H R O
H

Jika alkena diberi larutan dingin oksidator KMnO4, maka hasil oksidanya akan menjadi

1,2-diol yang disebut juga glikol. Selama adisi terjadi, warna ungu ion permanganate (MnO4-)

hilang dan muncul endapan coklat mangan dioksida (MnO2). Sebagian besar hidrokarbon

mudah dioksidasi sehingga reaksi iini dapat digunakan sebagai reaksi warna untuk mengetahui

adanya ikatan rangkap alkena. Percobaan ini disebut percobaan Baeyer untuk senyawa tak

jenuh, reaksi ini tidak hanya spesifik untuk alkena tetapi untuk senyawa lain yang juga mudah

teroksidasi misalnya aldehida. Jika alkena dicampur dengan larutan panas KMnO4, ikatan

rangkap akan pecah dan alkena berubah menjadi dua senyawa lain. Hasil oksidasi tersebut

tergantung pada senyawa yang melekat pada karbon ikatan rangkap tersebut.

b. Oksidasi dengan OsO4

Hidroksilasi merupakan perstiwa adisi gugus –OH pada kedua karbon ikatan rangkap.

Dapat terjadi dengan mereaksikan alkena dengan Osmium tetroksida (OsO4). Reaksi terjadi

antara syn stereokimia dan menghasilkan 1,2-dialkohol, atau yang biasa disebut diol. Adapun

mekanisme reaksinya sebagai berikut:

12
H
R H O O R O R OH
O
H2O
Os Os
O O O
R H R O R OH
H

Hidroksilasi alkena tidak melibatkan pembentukan intermediet karbokation, tetapi

intermediet cylic osmate yang terbentuk dalam satu tahap adisi OsO4 pada alkena. cylic osmate

ini kemudian dipecah menggunakan sodium bisulfat (NaHSO3).

c. Epoksidasi

Epoksidasi terjadi ketika suatu senyawa alkena (olefin) dioksidasi dengan menggunakan

RCO3H, sehingga terbentuk gugus oksiran yang menjadi ciri khas suatu senyawa epoksida.

Epoksida merupakan senyawa eter siklik dengan cincin yang memiliki tiga anggota. Struktur

dasar suatu epoksida yaitu terdapat sebuah atom oksigen yang berikatan pada dua atom karbon

berdekatan yang berasal dari hidrokarbon. Tegangan dari cincin dengan tiga anggota ini

membuat senyawa epoksida menjadi lebih reaktif daripada eter asiklik. Adapun Mekanisme

reaksi umum sebagai berikut:

13
Senyawa epoksida dapat dibuka dengan mudah, di bawah kondisi asam maupun basa.

Contohnya, hidrolisis propilen oksida yang dikatalisis dengan senyawa asam atau basa untuk

menghasilkan propilen glikol.

Epoksida akan sangat reaktif dalam suasana asam, hal ini dikarenakan larutan asam

tersebut akan menaikkan kecepatan pembukaan cincin oksida dengan cara protonasi kepada

atom oksigen yang berinteraksi dengan berbagai macam reagen nukleofilik.

d. Oksidasi Ozonolisis

Pemutusan kedua ikatan dalam ikatan rangkap alkena harus menggunakan oksidator yang

sangat kuat. Salah satu oksidator kuat yang digunakan adalah ozon, ozon dapat mengadisi

dengan cepat pada alkena membentuk intermediet molozonide yang dengan cepat pula

mengalami penataan ulang membentuk ozonida. Hasil akhir ozonolisis adalah pecahnya ikatan

rangkap C=C dan digantikan dengan ikatan rangkap dengan oksigen atau dengan kata lain akan

menjadi gugus aldehid atau keton. Adapun mekanisme reaksinya sebagai berikut:

14
R R R R
R
R
R O
O O O R R R R
O O O
O O
O O
O R
R
R R R
R O R R R
O
O R H2O
O + O + H2O2
O O O R
R
R

Adapun salah satu contoh reaksi ozonolisis sebagai berikut:

D. OKSIDASI ALKUNA

Hidroborasi merupakan perstiwa adisi gugus –OH pada kedua karbon ikatan rangkap tiga.

Dapat terjadi dengan mereaksikan alkuna dengan boran (BH3). Boran bereaksi dengan alkuna

seperti halnya pada alkena, dan akan menghasilkan boran vinilik yang kemudian dioksidasi

oleh H2O2 menghasilkan enol.

15
Proses tautomerasi kemudian menghasilkan keton atau aldehida, tergantung pada stuktur

alkuna yang direaksikan. Hidroborasi terminal alkuna akan menghasilkan aldehid, sedangkan

hidroborasi internal alkuna akan menghasilkan keton. Pada hisroborasi terminal alkuna akan

mengalami dua kali adisi menghasilkan intermediet terhidroborasi dobel. Proses oksidasi

dengan H2O2 pada pH 8 menggantikan kedua boron oleh dua hydrogen dan menghasilkan

aldehid.

16
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:

1. Reaksi oksidasi merupakan reaksi yang melibatkan oksigen. Faktor-faktor yang

mempengaruhi reaksi oksidasi adalah kondisi reaksi, perbandingan mol reaktan dan

oksidator, serta waktu dan suhu. Suatu reaksi oksidasi memerlukan agen pengoksidasi,

umumnya agen pengoksidasi memakai logam sebagai atom pusatnya.

2. Berdasarkan struktur senyawanya reaksi oksidasi yang terjadi antara lain:

(1) Oksidasi Alkohol: Alkohol primer dioksidasi menghasilkan aldehid, dioksidasi

lebih lanjut menghasilkan asam karboksilat. Alkohol sekunder dioksidasi

menghasilkan keton. Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi, umumnya pereaksi

yang digunakan adalah reagen Jones, reagen Swern.

(2) Oksidasi Keton: Keton dioksidasi dengan menggunakan SeO2 menghasilkan

dikarbonil,

(3) Oksidasi Alkena: Alkena dioksidasi menghasilkan berbagai produk tergantung pada

struktur alkenanya, antara lain diol, kenoenol, aldehid, bahkan keton.

(4) Oksidasi Alkuna: Alkuna dioksidasi dengan menggunakan BH3 menghasilkan

enol.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bruice, P.Y., Organic Chemistry, 4th edition.

Eisenbraun, E. J., 1973, Cyclooctanone, Org. Synth.; Coll. Vol. 5: 310.

Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1986, Organic Chemistry, 3rd edition.

Hoffman, R.V., 2004, Organic Chemistry An Intermediate Text, 2nd edition, John Willey and
Sons Inc, New Mexico.

McMurry, J., 1984 & 2004, Organic Chemistry, Wadsworth Inc., California.

Sastrohamidjojo, H., dan Pranowo, H. D., 2001, Sintesis Senyawa Organik, Penerbit UGM-
Press, Yogyakarta.

Smith, M.B., 1994, Organic Synthesis, McGraw-Hill, Inc., USA.

Wade, L.G., 1987, Organic Chemistry, Prentice Hall, New Jersey, hal. 449-452.

18

Anda mungkin juga menyukai