Anda di halaman 1dari 22

ASAM BENZOAT DAN BENZILALKOHOL

Reaksi Oksidasi Reduksi Cannizaro dan Identifikasi dengan Spektrometri


(PERCOBAAN 4)

A. TUJUAN PERCOBAAN
Membuat asam benzoat dan benzil alkohol dari benzaldehida melalui reaksi cannizaro
B. TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi Cannizaro
Reaksi cannizaro merupakan reaksi kebalikan dari kondensasi aldol. Reaksi diri suatu gugus
aldehida dibedakan menjadi dua. Yaitu suatu aldehida yang memiliki hidrogen  dan aldehida
yang tidak memiliki hidrogen  . Hidrogen  merupakan suatu hidrogen yang terikat pada
posisi  terhadap suatu gugus karbonil. Misalnya saja suatu asetaldehida memiliki hidrogen  ,
sedang suatu aldehida yang tidak memiliki hidrogen  adalah benzaldehida.

Hidrogen  ini memiliki sifat asam, hal ini karena stabilisasi-resonansi dari ion enolat
produknya. Suatu aldehida yang memiliki hidrogen akan mengalami reaksi kondensasi aldol,
sedang yang tidak memiliki hidrogen akan mengalami reaksi cannizzaro, dengan bantuan suatu
basa kuat. Kondensasi aldol akan memberikan suatu produk aldehida  -hidroksi. Kata aldol disini
berasal dari aldehida dan alkohol yang merupakan produk yang terbentuk dari reaksi tersebut,
untuk reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu
molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (suatu air). Kondensasi
aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskan suatu molekul kecil.
Sedangkan suatu aldehida tanpa hidrogen  tidak dapat menjalani adisi- diri untuk
menghasilkan produk aldol. Hal tersebut dikarenakan suatu aldehida tanpa hidrogen  (seperti
benzaldehida dan formaldehida) tidak dapat membentuk ion enolat dan dengan demikian tidak
dapat berdimerasi dalam kondensasi aldol.
O
O
OH
C atau C tak ada produk aldol
H H H

formaldehida benzaldehida

Jika suatu aldehida tanpa hidrogen  dipanasi dengan larutan hidroksida pekat, akan
terjadi reaksi disproporsionasi atau dismutasi dimana separuh aldehida teroksidasi menjadi asam
karboksilat dan separuhnya yang lain akan tereduksi menjadi suatu alkohol. Reaksi ini dikenal
sebagai reaksi Cannizaro. Gaya dorong untuk reaksi Cannizaro adalah pembentukan ion
karboksilat yang terstabilkan resonansi.
O O O
C O C O C O

ion benzoat

O O
C O C O

resonansi dari ion benzoat

Resoansi dari ion benzoat itulah yang menyebabkan reaksi lebih condong ke arah kanan
(produk). Secara garis besar reaksi cannizaro untuk benzaldehida adalah sebagai berikut:
O O
H
KOH pekat
2 C C + C OH
kalor
H O H
benzaldehida ion benzoat benzil alkohol

Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut: (adisi reaksi pada gugus karbonil)
Serangan oleh :OH-
O O
(1)
C + OH C H

H OH

O O H
H
C H C C +H C
(2)
OH O OH O

O
H
C + C OH
H
O

Reaksi cannizaro ini diawali oleh serangan -OH pada karbon karbonil, yang disusul dengan
-
suatu serah terima hidrida. Mula-mula suatu benzaldehida diserang oleh OH dari basa kuat
untuk membentuk suatu anion (1). Karena anion tersebut tidak stabil, kemudian terjadi
perpindahan sepasang elektron bebas untuk membentuk ikatan rangkap (struktur karboksil) yang
lebih stabil, akibatnya atom H (proton) berpindah ke atom C karbonil dari suatu benzaldehida yang
lain dan terbentuk suatu struktur intermediate (2). Anion tersebut dapat memindahkan ion hidrida
ke atom karbon karbonil di dalam molekul aldehida lain. Setelah itu terjadi perpindahan proton
untuk menghasilkan anion karboksil dan alkohol.
( Fessenden, Ralph, dan Joan, S, Fessenden. Kimia Organik jilid 2,Hal 179-186)
( Petunjuk Praktikum Kimia Organik Dasar, hal 59 )

Ekstraksi Cair-cair
Untuk memisahkan senyawa organik yang bersifat netral dari larutan atau suspensi berair
dapat dilakukan dengan ekstraksi pelarut (ekstraksi cair-cair), karena metode ini merupakan
metode yang paling cocok dilakukan dalam keadaan makro maupun mikro. Ekstraksi merupakan
metode pemisahan yang melibatkan perpindahan senyawa dari satu fasa ke fasa yang lain. Jika
cairan dua fasa saling tidak bercampur, maka metode pemisahan tersebut dinamakan ekstraksi cair-
cair. Air digunakan sebagai salah satu fasa cair karena kebanyakan senyawa organik tidak larut
dalam air, kepolarannya tinggi dan air dapat melarutkan senyawa ionik. Untuk memisahkan dua
campuran dapat ditambahkan suatu zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut
yang tidak campur, misal: benzena, CCl4, CHCl3, dll. Koefisien distribusi tidak berpengaruh pada
konsentrasi total zat terlarut pada kedua fasa. Hukum distribusi Nerst/ hukum partisi menyebutkan
bahwa jika pada suatu system yang terdiri dari 2 lapisan cairan yang tidak dapat bercampur
sesamanya, bila ditambahkan senyawa ketiga, maka senyawa ketiga tersebut akan terdistribusi
diantara 2 lapisan tersebut.
Larutan garam jenuh sering kali ditambahkan dalam isolasi senyawa organik dari larutan
berair. Kekuatan air dalam berkompetisi dapat dikurangi dengan menambah konsentrasi elektrolit
yang tinggi, sehingga berlaku hukum aksi massa , elektrolit yang punya anion dapat
mengkoordinasi dalam konsentrasi yang cukup tinggi sehingga akan mudah mengusir anion yang
terisolasi oleh air. Hal itu dapat mengakibatkan pengurangan aktivitas air dan turunnya konstanta
dielektrik dari air. Penambahan elektrolit / garam anorganik seperti NaCl, CaCl 2 dan ammonium
sulfat. Gajala tersebut biasanya dinamakan efek Salting Out. Ekstraksi lebih baik dilakukan
berulangkali dengan jumlah pelarut organik dalam jumlah sedikit, daripada sekali dengan pelarut
organik dalam jumlah yang banyak, karena hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penggunaan
bahan.
( Petunjuk Praktikum Kimia Organik Dasar, hal 44) dan (Damtith, John, BSc, PhD. 373)
Evaporasi
Alat penguapan kebanyakan digunakan untuk memisahkan suatu bahan pelarut dari suatu
produk yang tidak mudah menguap (non-volatil) atau untuk mendaur ulang bahan pelarut itu untuk
digunakan lebih lanjut . Proses ini pada dasarnya merupakan suatu penyulingan bentuk langsung,
di mana uap yang dihasilkan dikondensasikan kembali secara langsung. Proses ini dilakukan untuk
memisahkan campuran dua solven yang memiliki titik didih yang begitu dekat.
Proses ini biasanya dilakukan karena apabila campuran dibuang, untuk menghasilkannya
lagi dibutuhkan biaya yang relatif tinggi. Pada suatu proses sintesis dengan campuran dari bahan
pelarut yang berbeda , seperti pengambilan/penyaringan dengan menggunakan ethanol / air, atau
proses pembersihan yang menggunakan isopropanol dan air. Cairan dari campuran ini tidak bisa
dipisahkan dengan suatu penyulingan bentuk langsung, ketika mendidih fraksi didihnya adalah
terlalu dekat, sehingga untuk mendapatkan komponen murni sangat sulit. Oleh karena itu
digunakan alat evaporasi.
Evaporasi merupakan suatu proses perubahan fasa (keadaan) dari cair ke gas atau uap pada
suhu tertentu, makin tinggi suhu maka makin cepat terjadi perubahan fasa tersebut. Evaporasi
dilakukan pada kondisi dengan pengurangan tekanan. Penyulingan di bawah ruang hampa tidak
hanya mempunyai keuntungan suatu kesetimbangan energi yang lebih efisien dalam kaitan dengan
lebih rendahnya titik didih, tetapi dapat juga mengubah posisi titik azeotropis. Pada labu
evaporator dipanaskan pada temperatur yang sesuai, kemudian diletakkan pada air, dan labu
diputar selama evaporasi.Hal tersebut dikaitan dengan luas permukaan yang lebih besar di dalam
kolom, sehingga panas dan perpindahan massa sangat efisien.

Evaporator Buchi
(www.buchi.com)

Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan proses pengulangan kristalisasi agar diperoleh zat murni atau
kristal yang lebih teratur/murni. Senyawa organik berbentuk kristal yang diperoleh dari suatu
reaksi biasanya tidak murni. Mereka masih terkontaminasi sejumlah kecil senyawa yang terjadi
selama reaksi.Oleh karena itu perlu dilakukan pengkristalan kembali dengan mengurangi kadar
pengotor. Rekristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan senyawa dalam suatu pelarut tunggal
atau campuran. Senyawa ini dapat dimurnikan dengan cara rekristalisasi menggunakan pelarut
yang sesuai. Ada dua kemungkinan keadaan dalam rekristalisasi yaitu pengotor lebih larut daripada
senyawa yang dimurnikan, atau kelarutan pengotor lebih kecil daripada senyawa yang dimurnikan.

Pada dasarnya proses rekristalisasi adalah:


- Melarutkan senyawa yang akan dimurnikan kedalam pelarut yang sesuai pada atau dekat titik
didihnya.
- Menyaring larutan panas dari molekul atau partikel tidak larut.
- Biarkan larutan panas menjadi dingin hingga terbentuk Kristal
- Memisahkan kristal dari larutan berair.
Beberapa persyaratan suatu pelarut dapat dipakai dalam proses rekristalisasi, antara lain:
- Memberikan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan
dan zat pengotor.
- Tidak meninggalkan zat pengotor pada Kristal.
- Mudah dipisahkan dari Kristal.
- Bersifat inert (tidak mudah bereaksi) dengan kristal
Kristal yang terjadi dikeringkan dan ditentukan kemurniannya dengan penentuan titik
lebur, kromatografi dan metode spektroskopi.
Langkah penentuan pelarut dalam rekristalisasi merupakan langkah penentu keberhasilan
pemisahan. Jika senyawa larut dalam keadaan panas maka penyaringan harus dilakukan dalam
keadaan panas. Senyawa organik sering mengandung senyawa berwarna. Senyawa tersebut dapat
dimurnikan dengan penambahan karbon aktif penghilang warna seperti norit, arang aktif, zeolit,
dll.
( Petunjuk Praktikum Kimia Organik Dasar, hal 40 )

Benzaldehid (C6H5CHO)
Benzaldehid (ArCHO) merupakan suatu aldehid (-COH) dengan gugus karbonnya adalah
gugus benzena aromatik (Ar/aril). Pada gugus karbonil terdiri dari sebuah atom karbon sp2 yang
dihubungkan ke sebuah atom oleh sebuah ikatan sigma dan sebuah ikatan –pi.Ikatan sigma gugus
karbonil terletak dalam suatu bidang dengan sudut ikatan kira-kira 120º disekitar karbon sp2.
Ikatan pi yang menghubungkan C dan O terletak di atas dan di bawah bidang ikatan–ikatan sigma
tersebut. Gugus karbonil bersifat polar, dengan electron-elektron dalam ikatan sigma, dan terutama
elektron-elektron dalam ikatan pi, tertarik ke oksigen yang lebih elektronegatif. Oksigen gugus
karbonil mempunyai dua pasang elektron menyendiri. Sedangkan gugus aromatik/benzena (Ar)
bersifat non polar. Kekuatan non polar dari benzaldehid lebih besar daripada kepolarannya. Oleh
sebab itu sifat dari benzaldehid ini secara keseluruhan adalah non polar tetapi dapat larut dalam air,
kelarutannya sebesar 3,3 gram/Lt. Semua sifat-sifat struktural ini, misalnya saja kedataran, ikatan
pi, polaritas dan adanya electron menyendiri, mempengaruhi sifat dan kereaktifan gugus karbonil.
Gugus aldehid dari benzaldehid ini akan membentuk ikatan hidrogen dengan pelarut yang
memiliki gugus N ataupun O, atau dalam larutan benzaldehid itu sendiri. Sehingga titik didihnya
sangat tinggi, yaitu sekitar 179 ºC dan titik lebur sebesar -26 ºC, dengan berat jenis 1,05 gram/mL.
ikatan hidrogen
O
O O H
C C
C
C
H H H O
planar
benzaldehid

KOH
KOH adalah suatu hidrida, yang merupakan basa kuat dengan pH ~14 dan mudah
terhidrolisis di dalam air membentuk ion K+ dan OH-. KOH ini sangat reaktif sekali, hal ini
dikarenakan bahwa logam alkali (K+) memiliki satu elektron pada kulit terluar sehingga memiliki
probabilitas yang besar untuk melepaskan elektron. KOH ini mudah larut dalam air dan reaksinya
merupakan reaksi eksotermis (melepas panas), memiliki berat jenis sebesar 1,05 gram/cm3.

Benzil Alkohol
Benzil merupakan suatu awalan yang menggambarkan adanya suatu radikal " C 6H5CH2-".
Suatu contoh sederhana adalah benzil alkohol, C6H5CH2OH. Benzil alkohol, juga disebut
fenilmetanol atau phenylcarbinol, adalah suatu cairan berwarna jernih kekuning-kuningan dengan
bau harum yang lembut. Memiliki Titik lebur 15 ºC dan Titik Didih 205 ºC, memiliki berat jenis
1,05 gram/cm3. Benzil Alkohol merupakan suatu alkohol primer dengan gugus aril. Senyawa ini
dapat larut dalam air dan eter. Benzil alkohol mempunyai kekuatan polaritas yang kuat dan mampu
membatasi daya larut air. Hal itu yang menyebabkan benzil alkohol mempunyai sifat pelarut yang
baik, toxisitas, dam memiliki tekanan uap air yang rendah. Senyawa ini juga digunakan sebagai
suatu bahan pelarut umum untuk tinta, cat, pernis, epoxy damar mantel, dan sebagai degreasing
agen didalam reaksi kimia. Benzil alkohol bereaksi dengan cuka untuk membentuk banyak ester,
garam dan campuran lain, dengan dapat digunakan secara luas dalam bidang industri seperti
halnya membuat sabun, parfum, dan makanan, juga telah digunakan untuk aktivitas antipruritic
untuk menyembuhkan rasa gatal. Alkohol secara luas digunakan sebagai bahan pelarut, bahan
bakar dan bahan baku kimia.
H
C OH
H
benzil alkohol

Asam Benzoat
Asam benzoat merupakan suatu asam karboksilat dengan gugus karbonnya ( R ) merupakan
gugus aril (Ar). Asam benzoat digunakan secara luas pada proses pengawetan makanan. Oleh
karena itu asam benzoat banyak disintesis untuk kebutuhan industri. Asam benzoat dalam suhu
kamar berbentuk kristal/padatan yang berwarna putih , dengan kelarutan delam air 2,9 gr/Lt,
memiliki titik didih 249ºC dan titik lebur 121-123ºC , serta memiliki massa jenis 1,312 gram/ cm3.
O

C
OH
asam benzoat

( Fessenden, Ralph, dan Joan, S, Fessenden. Kimia Organik jilid 2, hal 6)


(Merck/ www.chemdat.info)
BAHAN DAN ALAT

a. Bahan yang digunakan:


• KOH (27 g)
• Benzaldehida (29 ml)
• Eter (120 ml)
• Larutan NaSO4 jenuh (20 ml)
• MgSO4 anhidrat
• HCL pekat (75 ml)
• Karbon aktif

b. Alat yang digunakan:


• Labu dasr datar 250 Ml
• Labu erlenmeyer 250 Ml
• Corong pisah 250 ml
• Pendingin liebing
• Labu destilasi
• Termometer 300 0c
• Gelas kimia 400 ml
C. CARA KERJA

27 gr KOH

- Memasukan kedalam labu Erlenmeyer 250 mL


- Melarutkan dengan aquades 20 mL
- Memindahkan larutan kedalam labu dasar
datar yang berisi 30 mL benzaldehid yang baru
didestilasi
- Mengocok sampai terjadi emulsi
- Menutup rapat-rapat dan mendiamkan
sedikitnya 4 jam
- Menambahkan 100 mL air
- Memindahkan larutan tadi kedalam corong
pisah
- Membilas labu dengan 20 mL eter
- Menuangkan dalam corong pisah
- Mengocok dan mendiamkan sebentar hingga
terjadi dua lapisan
- Memisahkan kedua lapisan

Lapisan eter Lapisan air


- Menambahkan larutan natrium bisulfit untuk
menghilangkan sisa benzaldehida
- Memisahkan dan mengambil lapisan eternya
- Menambahkan larutan encer NaOH
- Melakuan pencucian
- Menegeringkan lapisan eter dengan Na2SO4
anhidrat
- Melakukan destilasi dengan pendingin uadara
untuk mendapatkan benzilalkohol
- Mencatat titikdidihnya
- Mengulangi destilasi dengan kolom fraksinasi
- Memeriksa indeks biasnya
- Menganalisa dengan IR
-

Benzyl alkohol
Lapisan air

- Menambahkan 75 mL air sambil diaduk


- Menambahkan es
- Menyaring endapan yang dhaslkan
- Mencuci dengan air beberapa kali
- Mengeringkan kristal yang diperoleh
- Melakukan reksrisalisasi menggunaka air panas
- Mencatat titik leleh, bentuk Kristal dan spectrum
IR

Asam benzoat
D. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Hasil dari percobaan ini:
Benzil Alkohol
Berat hasil : 6,15 gram
Bentuk : cair
Warna : bening kekuningan
Bau : karakteristik

Asam Benzoat
Berat hasil : 1,73 gram
Bentuk : kristal/padatan
Warna : putih
Bau : karakteristik

PERHITUNGAN
Berat / Volume Bahan Dasar
Berat KOH : 7,25 gram
Mr KOH : 56,1049 gram/mol
Mol KOH : gram/Mr = 0,13 mol
Berat benzaldehid : 8 gram
Mr benzaldehid : 106 gram/mol
Mol benzaldehid : gram/Mr = 0,075 mol
Reaksi:
O O
H
2 C + KOH pekat C + C OH
kalor
H OH H
benzaldehida asam benzoat benzil alkohol

m 0,075 mol 0,13 mol


s 0,075 mol 0,075 mol 0,075 mol 0,075 mol
a - 0,055 mol 0,075mol 0,075 mol

- Berat benzil alkohol secara teoritis = mol × Mr benzil alkohol


= 0,075 mol × 122 gram/mol
= 9,15 gram
Berat benzil alkohol dari eksperimen adalah 6,15 gram

- Berat asam benzoat secara teoritis = mol × Mr asam benzoat


= 0,075 mol × 108 gram/mol
= 8,1 gram
Berat asam benzoat dari eksperimen adalah 1,73 gram
 Efisiensi percobaan:
Efisiensi percobaan benzil alkohol Berat eksperimen
= × 100%
Berat teoritis
6,15
= 9,15 × 100%

= 67,21 %

Efisiensi percobaan asam benzoat Berat eksperimen


= Volume eksperimen

1,73 gram
= 8,1 mL
x 100%

= 21,35 %

E. PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan yang bertujuan untuk sintesis benzil alkohol dan asam
benzoat dari reaksi antara benzaldehida dan kalium hidroksida, serta mempelajari reaksi
cannizzaro. Mula-mula 27 gram kalium hidroksida (KOH) dilarutkan ke dalam 7 mL air dalam
botol reagen, pada proses pelarutan tersebut dilakukan pengadukan agar KOH kristal lebih cepat
larut. Proses ini merupakan suatu reaksi eksotermis yang menghasilkan panas. Kemudian
ditambahkan 30 mL benzaldehida murni, setelah itu botol ditutup, dan dikocok agar terjadi emulsi
kalium benzoat. Fungsi KOH dan benzaldehid adalah sebagai reaktan, sedangkan air adalah
sebagai pelarut/ penghidrolisis KOH. Tujuan pengocokan adalah untuk memaksimalkan reaksi
antara KOH dengan benzaldehid untuk menghasilkan produk benzil alkohol dan asam benzoat.
Karena laju reaksi dari reaksi ini sangat lambat, maka untuk mendapatkan hasil yang maksimal
larutan/emulsi tersebut didiamkan selama 4 jam dalam keadaan tertutup. Sebenarnya reaksi ini
dapat dipercepat, misalnya saja dengan cara dipanaskan (refluks) pada suhu yang tinggi, tetapi
reaksi tersebut baru berjalan dengan sempurna dalam waktu 2 jam. Karena waktu untuk praktikum
sedikit maka daripada merefluks selama 2 jam lebih baik membuat larutan/emulsi tersebut satu
hari sebelumnya.
Setelah 24 jam, terbentuklah suatu endapan kalium benzoat, kemudian ditambahkan 70 mL
air untuk melarutkan kalium benzoate/endapan yang telah terbentuk, setelah itu baru dilakukan
ekstraksi, untuk memisahkan hasil reaksi, yaitu untuk memisalhkan benzil alkohol, asam benzoat,
serata pengotor-pengotornya. Untuk melakukan ekstraksi mula-mula dituangkan larutan tersebut
ke dalam corong pisah dan ditambahkan 15 mL eter. Penambahan eter dimaksudkan agar terjadi
pemisahan antara larutan yang bersifat polar dengan larutan yang bersifat non polar. Kemudian
dikocok larutan tersebut untuk mengekstrak benzil alkohol dengan eter. Larutan yang telah
diekstrak akan terbagi dua bagian, lapisan yang paling atas merupakan larutan eteral (yaitu
campuran homogen antara eter dengan benzil alkohol), sedangkan bagian bawah merupakan
larutan berair yang sebagian besar mengandung air dan asam benzoat serta pengotor-pengotor
lainnya. Pemisahan larutan menjadi dua setelah ditambahkan eter disebabkan karena adanya sifat
bahwa suatu senyawa polar akan larut dalam pelarut polar, begitu pula sebaliknya (azas “like
dissolve like”). Eter merupakan suatu molekul polar, tetapi sukar larut dalam air karena
kepolarannya sangat rendah, tetapi dilain pihak eter merupakan suatu pelarut yang baik pada
senyawa-senyawa organik yang tidak larut dalam air. Karena eter memiliki kepolaran yang hampir
sama dengan benzil alkohol, maka benzil alkohol akan mudah larut dalam eter, sehingga akan
lebih mudah untuk diekstrak/dipisahkan, sedangkan asam benzoat mudah larut dengan air. Karena
adanya perbedaan dua kepolaran yang bebeda tersebut maka dalam larutan akan terbentuk dua
lapisan yang berbeda, yang tidak dapat bercampur satu sama lain. Letak dari senyawa dalam
corong pisah ini sangat dipengaruhi oleh berat jenis masing-masing senyawa. Larutan eteral berada
pada lapisan atas dikarenakan memiliki massa jenis yang lebih ringan, sedangkan larutan berair
yang memiliki massa jenis yang lebih besar berada pada lapisan bawah. Selain itu pada proses
ekstraksi ini dilakukan pengocokan agar terbentuk suatu emulsi, yang akan lebih memudahkan
dalam homogenisasi larutan, dan pemisahan lapisan. Pada proses pengocokan sesekali dibuka
tutupnya agar gas eter yang timbul dapat langsung dikeluarkan. Gas eter tersebut terjadi karena
merupakan sifat eter itu sendiri yang mudah menguap. Kemudian dipisahkan kedua lapisan
tersebut dengan lapisan eteral tetap berada di dalam corong pisah. Dan dilakukan ekstrak lagi pada
larutan berair , ekstraksi tersebut dilakukan dua kali menggunakan masing-masing 12,5 mL eter.
Hal tersebut dimaksudkan agar sisa benzil alkohol yang masih berada dalam larutan berair dapat
terekstrak seluruhya. Dalam melakukan ekstraksi lebih baik dilakukan berulangkali dengan jumlah
pelarut organik dalam jumlah sedikit, daripada sekali dengan pelarut organik dalam jumlah yang
banyak, karena hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan. Dari hasil ekstraksi
tersebut dihasilkan dua macam larutan, yaitu larutan eteral dan larutan berair. Kemudian larutan air
disimpan, sedang laretan eteral diekstrak lagi.
a. Pemurnian Benzil Alkohol
Ekstrak eter yang terbentuk dari 3 kali ekstraksi tersebut kemudian digabungkan dan dilakukan
pengocokan terhadap larutan eter tersebut dua kali dengan menggunakan 2,5 mL larutan natrium
metabisulfit jenuh untuk memisahkan benzaldehida yang masih ada dalam larutan. Setelah
dilakukan pengocokan, maka akan timbul dua lapisan, hal tersebut menandakan bahwa larutan
eteral tersebut masih mengandung sisa benzaldehid yang tidak digunakan untuk reaksi. Natrium
metabisulfit tersebut akan akan memberikan kepolaran yang berbeda antara benzaldehid yang
memiliki kepolaran yang berbeda dengan larutan eteral, sehingga terbentuk dua lapisan. Setelah itu
larutan baru dicuci dengan 5 mL larutan 10% natrium karbonat dan 5 mL air. Penambahan natrium
karbonat akan membuat larutan benar-benar terpisah menjadi dua dengan batas yang sangat jelas,
sehingga lebih mudah dipisahkan. Selain itu tujuan proses pencucian dengan 10% natrium
karbonat dan air adalah agar diperoleh larutan benzil alkohol yang lebih murni. Kemudian barulah
dipisahkan larutan yang mengandung benzil alkohol dengan larutan yang mengandung
benzaldehid. Setelah pemisahan dilakukan kemudian larutan dikeringkan dengan natrium sulfat
(Na2SO4) anhidrous. Penambahan Na2SO4 itu berfungsi sebagai agen penghidrasi ( pengikat
molekul air dari hasil samping reaksi/ molekul air yang ikut terekstraksi). Kemampuan pengikatan
tersebut dikarenakan Na2SO4 anhidrous memiliki afinitas yang besar terhadap molekul air. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan benzil alkohol yang lebih murni, dan terbebas dari molekul air.
Penambahan Na2SO4 dilakukan sedikit demi sedikit hingga butiran Na 2SO4 yang sudah bergabung/
mengikat molekul air tidak pisah lagi. Air yang sudah terikat dtandai dengan penggumpalan
sesuatu zat yang berwarna putih yang terletak didasar. Selanjutnya larutan diatas dievaporasi,
menggunakan evaporator Buchi. Evaporasi ini dimaksudkan untuk menghilangkan pelarut yang
masih ada yaitu eter, dan diharapkan akan dihasilkan benzil alkohol yang murni. Proses evaporasi
ini telah dijelaskan pada dasar teori. Dari evaporasi tersebut dihasilkan benzil alkohol yang
berwarna kuning jernih, dan diperoleh benzil alkohol seberat 6,15 gram. Apabila dibandingkan
dengan perhitungan secara teoritis seharusnya diperoleh benzil alkohol seberat 7,98, sehingga
apabila dihitung akan didapatkan randemen sebesar 67,21%.
b. Rekristalisasi Asam Benzoat
Larutan berair yang disimpan, dari ekstraksi yang awal tadi ditetesi larutan asam klorida
(HCl) yang telah diencerkan dengan perbandingan 1:1. Hal tersebut dimaksudkan agar terbentuk
asam benzoat, karena yang terbentuk sebelumnya yaitu dari reaksi adalah Kalium benzoat,
bukannya asam benzoat. HCl tersebut akan terhidrolisis menjadi ion-ionnya dalam air, ion H + dari
HCl ini akan menggeser keberadaan ion K+ dari ion benzoat, sehingga terbentuklah asam benzoat.
Pada suasana asam ini asam benzoat berwujud padat, sedangkan pada suasana basa/alkali ion
benzoat ini berwujud cair. Reaksinya adalah sebagai berikut:
hidrolisis
H Cl H Cl
O O

C + H+ C + K

O K O H
Kalium benzoat asam benzoat
(cair) (padat)

Padatan yang timbul dari penambahan HCl encer tersebut berupa butiran putih kasar yang
memenuhi larutan. Penetesan dihentikan setelah tidak terbentuk endapan lagi/ dapat juga diukur
dengan kertas lakmus. Kemudian asam benzoat yang terbentuk disaring dengan penyaring buchner.
Dari penyaringan ini didapat kristal asam benzoat yang belum murni, karena masih banyak
mengandung pengotor. Untuk memurnikan asam benzoat dilakukan teknik pemurnian, yaitu
dengan menggunakan metode rekristalisasi. Proses rekristalisasi ini didasarkan pada perbedaan
kelarutan suatu senyawa dalam pelarut tunggal maupun campuran. Mula-mula dilarutkan kristal
benzil alkohol dengan 70 mL air kemudian ditambahkan KOH hingga semua kristal larut. Akuades
disini berfungsi sebagai pelarut, sedangkan KOH berfungsi sebagai untuk melarutkan asam

hidrolisis
K OH K OH
benzoat. Akuades digunakan sebagai pelarut, dikarenakan akuades merupakan senyawa inert yang
tidak mudah bereaksi dengan kristal, sehingga nantinya akan lebih mudah dipisahkan. KOH
tersebut akan bereaksi dengan asam benzoat menjadi kalium benzoat yang berupa cairan.
Reaksinya:

O O

C + K C + H+

O H O K

asam benzoat Kalium benzoat


(padat) (cair)

Penambahan KOH ini dilakukan tetes demi tetes hingga semua padatan asam benzoat
dalam larutan menjadi larut semua. Penambahan tersebut dilakukan sambil dipanaskan, karena
pada suhu yang tinggi pada umumnya kelarutan suatu zat akan meningkat. Setelah semuanya larut
menjadi larutan baru kemudian ditambahkan norit, dan diaduk. Norit ini berfungsi sebagai karbon
aktif, yang mampu menyerap warna serta pengotor-pengotor yang berukuran besar. Kemampuan
norit tersebut untuk menyerap pengotor dikarenakan norit memiliki ukuran pori yang besar.
Setelah larutan homogen pemaasan dihentikan, kemudian larutan disaring dengan penyaring biasa,
hingga didapatkan larutan yang bening/jernih yang terbebas dari norit. Selanjutnya larutan
ditambahkan kembali HCl encer. Penambahan dimaksudkan untuk mengendapkan kalium benzoat,
hingga terbentuk suatu asam benzoat padat. Penambahan HCl encer dihentikan setelah semua
endapan terbentuk. Kemudian larutan yang mengandung padatan asam benzoat tersebut disaring
kembali dengan penyaring buchner, dikeringkan, kemudian ditimbang. Dari hasil rekristalisasi
diperoleh asam benzoat seberat 1,73 gram, dan apabila dibandingkan secara teoritis, berat yang
didapat seharusnya adalah 7,02 gram, sehingga efisiensi percobaan yang dilakukan adalah sebesar
21,35%. Dari hasil yang didapat antara eksperimen dengan dasar teori terdapat banyak perbedaan-
perbedaan, hal tersebut dimungkinkan karena adanya hal-hal tersebut diantaranya adalah:
Reaksi berlangsung kurang sempurna antara KOH dengan benzaldehid, hal tersebut
disebabkan adanya zat-zat penghambat terjadinya reaksi/ inhibitor, misalnya saja sisa bahan
yang digunakan, ataupun yan lain.
Masih adanya air dalam larutan hasil, hal tersebut dikarenakan pada proses
ekstraksi yang kurang sempurna yang menyebabkan adanya air yang ikut terekstraksi,
kemudian pengikatan air oleh Na2SO4 yang kurang efektif.
Selain itu juga dimungkinkan masih terdapat pengotor-pengotor lain selain air,
misalnya Na2SO4, dan sisa-sisa reaksi lainnya yang mungkin masih ada walaupun telah
dilakukan pemurnian.
Pemisahan/Ekstraksi yang kurang tepat
Penyaringan yang berkali-kali, sehingga dimungkinkan tertinggalnya produk di
kertas saring.
Faktor suhu dan lingkungan yang mungkin berubah-ubah
Pada saat evaporasi, dimungkinkan ikut menguapnya hasil.
Mekanisme reaksi:
Reaksi:
O O
H
2 C + KOH pekat C + C OH
kalor
H OH H
benzaldehida asam benzoat benzil alkohol
Mekanisme:
O O

C + K OH C H
(1)
H OH

O K O H
H
C H C C + H C

(2) OH O OH O K

O
H
C + C OH
H
OK

Kalium benzoat benzil alcohol


Jika suatu aldehida tanpa hidrogen  (benzaldehid) dipanasi dengan larutan hidroksida
(KOH) pekat, akan terjadi reaksi disproporsionasi atau dismutasi dimana separuh aldehida
teroksidasi menjadi anion karboksilat (ion benzoat) dan separuhnya yang lain akan tereduksi
menjadi suatu alkohol (benzil alkohol). Untuk suatu aldehid yang memiliki hidrogen  tidak akan
mengalami reaksi seperti ini karena hidrogen dari asam malah akan terdeprotonisasi.
Reaksi cannizaro ini diawali oleh serangan –OH (dari suatu hidroksida:KOH) pada karbon
karbonil, yang disusul dengan suatu serah terima hidrida. Mula-mula suatu benzaldehida diserang
oleh –OH (nukleofil) dari basa kuat untuk membentuk suatu anion (1).. Karena anion tersebut tidak
stabil, kemudian terjadi perpindahan sepasang elektron bebas untuk membentuk ikatan rangkap
(struktur karboksil) yang lebih stabil, akibatnya atom H (proton) berpindah ke atom C karbonil dari
suatu benzaldehida yang lain dan terbentuk suatu struktur intermediate (2). Anion tersebut dapat
memindahkan ion hidrida ke atom karbon karbonil di dalam molekul aldehida lain. Setelah itu
terjadi perpindahan proton untuk menghasilkan anion karboksil dan alkohol. Kesetimbangan reaksi
pada step akhir ini akan bergeser ke kanan/ kearah produk.Daya dorong untuk reaksi ini adalah
adanya ion benzoat yang terstabilkan oleh resonansi.

Resonansi ion benzoat:

O O O
C O C O C O

ion benzoat

O O
C O C O

resonansi dari ion benzoat

E. KESIMPULAN
1. Benzil alkohol dan asam benzoat dapat dibuat dari reaksi dari reaksi antara benzaldehid
dengan Kaliun Hidroksida.
2. Reaksi benzaldehid dengan Kalium Hidroksida merupakan reaksi Cannizzaro.
3. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil yang berupa larutan benzil alkohol
sebanyak 6,15 gram dengan efisiensi percobaan yang dilakukan adalah 67,21 %, sedangkan
asam benzoat yang dihasilkan seberat 1,73 gram dan dengan randemen sebesar 21,35 %.

DAFTAR PUSTAKA
Eaton, Davic C.1989, Laboratory Investigation in Organic Chemistry, McGraw-Hill, Inc. United
State of America
Fessenden, Ralph, J dan Joan, S Fessenden.1999. Kimia Organik. Jilid 1. Edisi 3. Erlangga:
Jakarta.
Fessenden, Ralph, J dan Joan, S Fessenden.1999. Kimia Organik. Jilid 2. Edisi 3. Erlangga:
Jakarta.
Vogel .1978. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT Kalman Media
Pustaka: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai