Anda di halaman 1dari 6

REAKSI OKSIDASI-REDUKSI BENZALDEHID DENGAN KATALIS BASA

(REAKSI CANNIZZARO)

ARTIKEL

Oleh
I Putu Pandu Setiawan NIM 1313031028

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015
REAKSI OKSIDASI-REDUKSI BENZALDEHID DENGAN KATALIS
BASA (REAKSI CANNIZZARO)
I Putu Pandu Setiawan
Jurusan Pendidikan Kimia
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: pandupendog45@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari percobaan ini adalah mengidentifikasi hasil reaksi Cannizzaro dari benzaldehid dengan katalis basa
yang digunakan adalah kalium hidroksida (KOH). Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah analisis
kuantitatif. Hasil reaksi Cannizzaro dari benzaldehid dengan katalis kalium hidroksida yaitu asam benzoat dan
benzil alkohol serta persentase rendemen asam benzoat adalah 4,45% dan persentase rendemen benzil alkohol
adalah 92,36%.
Kata kunci: asam benzoat, benzaldehid, benzil alkohol, reaksi cannizzaro

Abstract
The purpose of this experiment is to identify the results Cannizaro reaction of benzaldehyde with a base catalyst
used is potassium hydroxide (KOH). The method used in this experiment is a quantitative analysis. Results
Cannizzaro reaction of benzaldehyde with potassium hydroxide catalyst are benzoic acid and benzyl alcohol and
the percentage yield was 4.45% benzoic acid and benzyl alcohol percentage yield was 92.36%.

Keywords: benzoic acid, benzaldehyde, benzyl alcohol, Cannizzaro reaction

PENDAHULUAN aldehida yang memiliki hidrogen  dan


Reaksi-reaksi kimia umum dalam kimia aldehida yang tidak memiliki hidrogen  .
organik adalah reaksi oksidasi dan reduksi. Hidrogen  merupakan suatu hidrogen yang
Reaksi reduksi dan oksidasi banyak dijumpai terikat pada posisi  terhadap suatu gugus
pada reaksi yang melibatkan senyawa yang karbonil. Misalnya saja suatu asetaldehida
mengandung ikatan rangkap dua atau rangkap memiliki hidrogen  , sedang suatu aldehida
tiga seperti aldehida dan keton. Reaksi yang yang tidak memiliki hidrogen  adalah
berlangsung dengan penambahan hidrogen benzaldehida.
disebut reaksi reduksi dan reaksi yang terjadi O
dengan penambahan oksigen disebut reaksi
oksidasi(Suja & Muderawan, 2003). C
Aldehid yang tidak memiliki atom H
hidrogen-, mengalami reaksi oksidasi-reduksi benzaldehid
dengan adanya alkali kuat. Dalam keadaan ini,
aldehida sebagian direduksi menjadi alkohol Hidrogen  ini memiliki sifat asam,
yang sesuai dengan aldehidanya dan sebagian hal ini karena stabilisasi-resonansi dari ion
dioksidasi menjadi asam karboksilat yang enolat produknya. Suatu aldehida yang
sesuai dengan aldehidanya. Aldehida aromatik memiliki hidrogen akan mengalami reaksi
biasanya mengalami reaksi Cannizzaro dengan kondensasi aldol, sedang yang tidak memiliki
baik, tetapi dapat juga dialami oleh hidrogen akan mengalami reaksi cannizzaro,
formaldehida dan asetaldehida-tersubstitusi (I dengan bantuan suatu basa kuat. Kondensasi
Wayan Suja & I Wayan Muderawan, 2003). aldol akan memberikan suatu produk
Reaksi Cannizzaro pertama kali aldehida  -hidroksi. Kata aldol disini berasal
ditemukan oleh Stanislao Cannizzaro yang dari aldehida dan alkohol yang merupakan
berhasil menghasilkan asam benzoat dan produk yang terbentuk dari reaksi tersebut,
benzil alkohol dari perlakuan terhadap untuk reaksi kondensasi ialah reaksi dimana
benzaldehid pada tahun 1853. Reaksi dua molekul atau lebih bergabung menjadi
cannizzaro merupakan reaksi kebalikan dari satu molekul yang lebih besar, dengan atau
kondensasi aldol. Reaksi diri suatu gugus tanpa hilangnya suatu molekul kecil (suatu
aldehida dibedakan menjadi dua. Yaitu suatu air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi
adisi dimana tidak dilepaskan suatu molekul
O H
kecil(Fessenden & Fessenden,1984).
Sedangkan suatu aldehida tanpa C H C
hidrogen  tidak dapat menjalani adisi- diri
untuk menghasilkan produk aldol. Hal tersebut OH O
dikarenakan suatu aldehida tanpa hidrogen 
(seperti benzaldehida dan formaldehida) tidak
dapat membentuk ion enolat dan dengan O H
demikian tidak dapat berdimerasi dalam
kondensasi aldol (Fessenden & C +H C
Fessenden,1984).
Jika suatu aldehida tanpa hidrogen  OH O
dipanasi dengan larutan hidroksida pekat, akan
terjadi reaksi disproporsionasi atau dismutasi
dimana separuh aldehida teroksidasi menjadi
asam karboksilat dan separuhnya yang lain O
akan tereduksi menjadi suatu alkohol(Nurlita H
& Suja, 2004). Reaksi ini dikenal sebagai C + C OH ....(3)
reaksi Cannizaro. Secara garis besar reaksi O H
cannizaro untuk benzaldehida adalah sebagai
berikut (Fessenden & Fessenden,1984):
Reaksi cannizaro ini diawali oleh
O O
KOH pekat serangan -OH pada karbon karbonil, yang
2 C C + disusul dengan suatu serah terima hidrida.
H kalor Mula-mula suatu benzaldehida diserang oleh -
OH
benzaldehida asam benzoat OH dari basa kuat untuk membentuk suatu
anion I. Karena anion tersebut tidak stabil,
H kemudian terjadi perpindahan sepasang
....(2)
C OH elektron bebas untuk membentuk ikatan
H rangkap (struktur karboksil) yang lebih stabil,
benzil alkohol
akibatnya atom H (proton) berpindah ke atom
Gambar 1. Reaksi Cannizzaro benzaldehid C karbonil dari suatu benzaldehida yang lain
dan terbentuk suatu struktur intermediate
Hasil reaksi Cannizzaro dari (asam benzoat dan ion enolat). Anion tersebut
benzaldehid berupa benzilalkohol dan asam dapat memindahkan ion hidrida ke atom
benzoat. Asam benzoat merupakan senyawa karbon karbonil di dalam molekul aldehida
organik yang berwujud padat, berwarna putih, lain. Setelah itu terjadi perpindahan proton
berbau menyengat dengan titik leleh 122,4 0C. untuk menghasilkan anion karboksil dan
Sedangkan benzilalkohol merupakan senyawa alkohol(Fessenden & Fessenden,1984).
organik berwujud cair, tak berwarna (bening) Ion benzoat terlarut dalam lapisan air,
dengan titik didih 205,30C dengan indeks bias sedangkan benzil alkohol terlarut dalam eter.
1,5395. Penambahan HCl pekat pada lapisan air akan
Adapun mekanisme reaksi secara mengendapkan ion benzoat menjadi asam
umum dari reaksi Cannizzaro benzaldehid benzoat.
adalah sebagai berikut.
METODE
O O Penelitian dilakukan di Laboratorium
C + OH C H Kimia Organik jurusan Pendidikan Kimia
UNDIKSHA.
H OH
Alat dan Bahan
Terdapat beberapa alat dan bahan yang
perlu disiapkan dalam penelitian ini. Alat yang
digunakan antara lain erlenmeyer dan tutup,
gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes, kaca arloji, = 7,5 mL x 1,04 gr/mL
spatula, termometer, neraca analitik, alat = 7,8 gram
destilasi, corong pisah, cawan porselain,
batang pengaduk, pemanas, magnetik stirer,
dan corong buchner.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah eter, zat anhidrous, koh, = 0,0736 mol
benzaldehid, hcl encer, na-bisulfit jenuh, 2C6H5CHO(l) + KOH(aq) → C6H5COO-K+(aq) +
na2co3 10%, dan es. C6H5CH2OH(aq)
Karena benzaldehid bereaksi menghasilkan
Prosedur Kerja asam benzoat dan benzil alkohol dengan rasio
Metode dari penelitian ini adalah 2:1 maka mol asam benzoat = mol benzil
metode eksperimen dengan analisis data secara alkohol = ½ mol benzaldehid = 0,0368 mol
kuantitatif. Pertama, sebanyak 7 gram KOH Massa asam benzoat = mol x Mr
dilarutkan dengan 7,5 mL air dalam =0,0368 mol x 122
erlenmeyer 100 mL dan didinginkan dalam gr/mol
penangas es. Kemudian sebanyak 7,5 mL = 4,4896 gram
benzaldehid ditambahkan, kemudian ditutup Persen rendemen dari produk asam benzoat
dan dikocok sampai terbentuk emulsi kental. adalah :
Campuran dibiarkan selama 24 jam, atau
dikocok dengan stirer selama 1 jam. Lalu
sebanyak 25 mL air ditambahkan dan
dipindahkan ke dalam corong pisah. Campuran
diekstraksi dengan 5 mL eter, dikocok, dan % rendemen = 4,45 %
dibiarkan hingga terbentuk 2 lapisan, Persen kesalahannya adalah sebagai berikut :
kemudian dipisahkan lapisan eternya. Residu
diekstrak lagi dengan 5 mL eter. Ekstrak
lapisan eter pertama dan kedua
dicampurkan.Lapisan air dipindahkan ke
dalam gelas kimia dan diasamkan dengan HCl
encer sambil larutan didinginkan dalam % kesalahan = 95,5%
Massa benzil alkohol= mol x Mr
penangas es dan diaduk. Endapan asam
benzoat disaring dengan corong buchner, =0,0368 mol x 108
kemudian asam benzoat dicuci dengan air dan gr/mol
direkristalisasi dengan air panas. Akan = 4,1688 gram
diperoleh kristal asam benzoat dengan titik Volume benzil alkohol = massa/ρ
leleh 1210C. Ke dalam ekstrak lapisan eter =4,166 gram/1,04
ditambahakan 5 mL larutan Na-bisulfit jenuh. gr/mL
Produk bisulfit yang terbentuk disaring. = 4,006 mL
Lapisan eter dicuci dengan 5 mL Na2CO3 dan Persen rendemen benzil alkohol adalah
air. Lapisan eter dikeringkan dengan zat sebagai berikut.
anhidrous kemudian didestilasi dengan
penangas (hati-hati eter yang mudah terbakar).
Benzilalkohol mendidih pada suhu 204-2070C.

HASIL DAN PEMBAHASAN % rendemen = 92,36%


Hasil Persen kesalahannya adalah sebagai berikut :
Produk hasil reaksi cannizzaro adalah asam
benzoat dan benzil alkohol. Massa asam
benzoat yang diperoleh adalah 0,2 gram.
Volume benzil alkohol yang diperoleh adalah
3,7 mL. % kesalahan = 7,64%
Berikut perhitungan teoritis untuk memperoleh
massa sikloheksanon:
Massa benzaldehid = V benzaldehid x ρ
Pembahasan dilakukan dalam penangas es, dan
Reaksi cannizzaro merupakan reaksi menghasilkan endapan yang berwarna putih
oksidasi dan reduksi dari suatu aldehid tanpa yang merupakan endapan asam benzoat.
atom hidrogen α dengan menambahkan katalis Endapan asam benzoat disaring
basa. Pada penelitian ini, aldehid yang menggunakan corong dan dicuci dengan
digunakan adalah benzaldehid dan katalis basa aquades dingin. Asam benzoat yang diperoleh
yang digunakan adalah larutan KOH. Larutan masih belum murni sehingga dilakukan
KOH dibuat dengan melarutkan 7 gram KOH rekristalisasi dengan melarutkan asam benzoat
dalam 7,5 mL aquades yang dilakukan dalam dalam air panas dan memanaskannya. Massa
penangas es. Hal ini bertujuan untuk kristal asam benzoat yang diperoleh adalah 0,2
menurunkan suhu larutan, karena pelarutan gram, sedangkan berdasarkan teori massa
KOH dalam aquades melepaskan panas. asam benzoat adalah 4,4896 gram.
Larutan KOH yang dihasilkan Perbedaan massa hasil produk asam
berwarna keruh. Kemudian 7,5 mL benzoat dengan massa asam benzoat teoritis
benzaldehid yang berwarna kekuningan disebabkan oleh belum meratanya
ditambahkan ke dalam larutan KOH dan penambahan HCl pada lapisan air, sehingga
dikocok. Penambahan benzaldehid ini tidak semua ion benzoat bereaksi dengan HCl
menyebabkan terbentuknya emulsi kental dan proses pemanasan saat rekristalisasi yang
berwarna putih yang merupakan kalium terlalu lama sampai terbentuk asap putih yang
benzoat yang masih kotor. menandakan adanya kristal asam benzoat yang
Emulsi yang dihasilkan kemudian menyublim;
ditambahkan dengan 25 mL aquades dan Benzil alkohol terekstrak pada eter
diekstrak dengan 5 mL eter. Eter digunakan belum murni, masih terdapat komponen selain
sebagai pengekstrak karena eter bersifat benzil alkohol seperti air, benzaldehid sisa, di
sedikit polar namun tidak bercampur dengan dalam lapisan eter sehingga perlu dicuci
aquades. Sifat kepolaran dari kedua produk dengan larutan natrium bisulfit jenuh, air dan
berbeda, yaitu kepolaran benzil alkohol yang zat anhidrous. Setelah dicuci dengan larutan
sedikit polar sehingga dapat larut dalam eter Na-bisulfit jenuh, terbentuk endapan
yang sedikit polar juga dan kepolaran ion kecoklatan dan larutan kekuningan. Setelah
benzoat yang cukup besar sehingga dapat larut disaring, filtrat dicuci kembali dengan larutan
dalam aquades yang kepolarannya cukup besar Na2CO3 dan membentuk dua lapisan, lapisan
juga. Hal ini menyebabkan terbentuknya dua atas berwarna kuning dan lapisan bawah
lapisan berdasarkan perbedaan kepolaran dan berwarna keruh. Lapisan bawah yang
perbedaan massa jenis, yaitu lapisan atas merupakan pengotor dibuang dan lapisan atas
berupa eter dan benzil alkohol dengan dicuci kembali menggunakan aquades. Untuk
kepolaran kecil dan massa jenis lebih rendah menghilangkan kandungan air dalam lapisan
yang tidak berwarna serta lapisan bawah eter, zat anhidrous yaitu CuSO4 anhidrous
berupa aquades, ion benzoat, ion-ion sisa ditambahkan. Jika masih terdapat air, kristal
seperti K+ dan pengotor lainnya dengan CuSO4 akan berubah warna dari abu-abu
kepolaran cukup besar dan massa jenis lebih menjadi berwarna biru. Pada penelitian ini
besar yang berwarna putih. Proses ekstraksi kristal CuSO4 berubah warna menjadi
dilakukan 2 kali agar benzil alkohol dapat berwarna biru muda. Setelah disaring,
terpisahkan lebih optimal. diperoleh lapisan eter berwarna kekuningan.
Setelah lapisan ekstrak eter kedua Lapisan eter kemudian didestilasi dan
dipisahkan, ekstrak eter pertama dan kedua didapatkan benzil alkohol sebanyak 3,7 mL
dicampurkan. Lapisan air yang mengandung Berdasarkan perhitungan teoritis, volume
ion benzoat diasamkan dengan menambahkan benzil alkohol adalah 4,006 mL. Perbedaan
HCl pekat sambil didinginkan. Penambahan volume benzil alkohol dan volume teoritis ini
HCl pekat pada lapisan air dilakukan sedikit dapat disebabkan oleh proses ekstraksi benzil
demi sedikit hal ini bertujuan agar HCl merata alkohol dari campuran yang kurang optimal
pada semua bagian dan bereaksi sempurna dan proses destilasi yang kurang optimal.
dengan ion benzoat menghasilkan asam
benzoat. Penambahan HCl pekat akan KESIMPULAN
menghasilkan panas (reaksi eksotermis) pada Berdasarkan hasil pengamatan dan
lapisan air sehingga prosedur ini harus pembahasan yang diuraikan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil reaksi oksidasi-
reduksi benzaldehid dengan katalis basa ada
dua, yaitu asam benzoat dan benzil alkohol
dengan persentase rendemen asam benzoat
adalah 4,45% dan persentase rendemen benzil
alkohol adalah 92,36%.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dr. I Nyoman Tika, M.Si., selaku
dosen pengampu, Drs. I Dewa Putu Subamia,
M.Pd., laboran Jurusan Pendidikan Kimia, atas
arahan dan bimbingan selama melakukan
penelitian dan Ni Putu Candra Mahayani serta
Ni Made Willy Larashati Anastasia selaku
rekan satu kelompok atas dukungan dan
bantuannya dalam penelitian maupun dalam
penyelesaian artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R., & Fessenden, J. 1982. Kimia
Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Fessenden, R., & Fessenden, J. 1984. Kimia
Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Nurlita, F., & Suja I W. 2004. Buku Ajar
Praktikum Kimia Organik. Singaraja:
IKIP Negeri Singaraja
Suja, I W. & Muderawan I W. 2003. Buku
Ajar Kimia Organik Lanjut. Singaraja
: IKIP Negeri Singaraja

Anda mungkin juga menyukai