Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

(KIM 1225)
REAKSI OKSIDASI-REDUKSI DENGAN KATALIS BASA: REAKSI
CANNIZZARO

DISUSUN OLEH :

PUTU AYU WIDHI ASTRINA VERONICA NIM 1313031065


I LUH PUTU CINDRA KUSUMA DEWI NIM 1513031009
MADE NATALINA MURNINGSIH NIM 1513031012
NI LUH SANTI PRATIWI NIM 1513031014
PUTU NIA APRILIANI NIM 1513031015
AYU DIAH PRADNYA PARAMESTI NIM 1513031017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2017
I. Hari/Tanggal
Rabu, 13 Desember 2017

II. Judul Laporan


“Oksidasi Reduksi Aldehida dengan Katalis Basa: Reaksi Cannizzaro”

III. Tujuan
Untuk mengetahui reaksi oksidasi-reduksi dan mengidentifikasi hasil
reaksinya.

IV. Dasar Teori


Aldehid yang tidak memiliki atom hidrogen-, mengalami reaksi oksidasi-
reduksi dengan adanya alkali kuat. Dalam keadaan ini, aldehida sebagian
direduksi menjadi alkohol yang sesuai dengan aldehidanya dan sebagian
dioksidasi menjadi asam karboksilat yang sesuai dengan aldehidanya. Aldehida
aromatik biasanya mengalami reaksi Cannizzaro dengan baik, tetapi dapat juga
dialami oleh formaldehida dan asetaldehida-tersubstitusi (I Wayan Suja & I
Wayan Muderawan, 2007).
Reaksi Cannizzaro, dinamakan dari seorang penemu Stanislao Cannizaro.
Reaksi Cannizaro merupakan reaksi kebalikan dari kondensasi aldol yaitu sebuah
reaksi kimia yang melibatkan disproporsionasi aldehida tanpa hidrogen pada
posisi alfa yang diinduksi oleh basa. Reaksi dalam suatu gugus aldehida
dibedakan menjadi dua, yaitu suatu aldehida yang memiliki hidrogen  dan
aldehida yang tidak memiliki hidrogen  . Hidrogen  merupakan suatu
hidrogen yang terikat pada posisi  terhadap suatu gugus karbonil. Misalnya
saja suatu asetaldehida memiliki hidrogen  , sedang suatu aldehida yang tidak
memiliki hidrogen  adalah benzaldehida.
Hidrogen  ini memiliki sifat asam, hal ini karena stabilisasi-resonansi dari
ion enolat produknya. Suatu aldehida yang memiliki hidrogen  akan mengalami
reaksi kondensasi aldol, sedang yang tidak memiliki hidrogen  akan mengalami
reaksi cannizzaro, dengan bantuan suatu basa kuat. Kondensasi aldol akan
memberikan suatu produk aldehida  -hidroksi. Kata aldol disini berasal dari
aldehida dan alkohol yang merupakan produk yang terbentuk dari reaksi tersebut,
untuk reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung
menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu
molekul kecil (suatu air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana
tidak dilepaskan suatu molekul kecil.
Sedangkan suatu aldehida tanpa hidrogen  tidak dapat mengalami adisi
diri untuk menghasilkan produk aldol. Hal tersebut dikarenakan suatu aldehida
tanpa hidrogen  (seperti benzaldehida dan formaldehida) tidak dapat
membentuk ion enolat dan dengan demikian tidak dapat berdimerasi dalam
kondensasi aldol.

O
O
OH
C atau C tak ada produk aldol
H H H

formaldehida benzaldehida

Jika suatu aldehida tanpa hidrogen  dipanasi dengan larutan kalium


hidroksida ataunatrium hidroksida pekat, akan terjadi reaksi disproporsionasi atau
dismutasi dimana separuh aldehida teroksidasi menjadi asam karboksilat dan
separuhnya yang lain akan tereduksi menjadi suatu alkohol. Reaksi ini dikenal
sebagai reaksi Cannizaro. Gaya dorong untuk reaksi Cannizaro adalah
pembentukan ion karboksilat yang terstabilkan resonansi.
O O O
C O C O C O

ion benzoat

O O
C O C O

resonansi dari ion benzoat


Resoansi dari ion benzoat itulah yang menyebabkan reaksi lebih condong ke
arah kanan (produk). Secara garis besar reaksi cannizaro untuk benzaldehida
adalah sebagai berikut:

O O
H
KOH pekat
2 C C + C OH
kalor
H O H
benzaldehida ion benzoat benzil alkohol

Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut: (adisi reaksi pada gugus karbonil)
-
Serangan oleh :OH-

O O

C + OH C H
(1)
H OH

O O H
H
C H C C +H C
(2)
OH O OH O

O
H
C + C OH
H
O

Secara lebih ringkas mekanisme cannizaro ini dapat digambarkan sebagai


berikut.
Reaksi cannizaro ini diawali oleh serangan -OH pada karbon karbonil, yang
disusul dengan suatu serah terima hidrida. Mula-mula suatu benzaldehida diserang
oleh -OH dari basa kuat untuk membentuk suatu anion (1). Karena anion tersebut
tidak stabil, kemudian terjadi perpindahan sepasang elektron bebas untuk
membentuk ikatan rangkap (struktur karboksil) yang lebih stabil, akibatnya atom
H (proton) berpindah ke atom C karbonil dari suatu benzaldehida yang lain dan
terbentuk suatu struktur intermediate (2). Anion tersebut dapat memindahkan ion
hidrida ke atom karbon karbonil di dalam molekul aldehida lain. Setelah itu
terjadi perpindahan proton untuk menghasilkan anion karboksil dan alkohol.
Aldehida dengan hidrogen- tidak bereaksi seperti ini. Dalam kondisi ini,
aldehida tersebut menjalani suatu kondensasi aldol. Aldol adalah singkatan dari
aldehida dan alkohol, sesuai hal tersebut aldol adalah produk yang terbentuk dari
reaksi antara aldehida dan alkohol. Sedang reaksi kondensasi ialah reaksi dimana
dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan
atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (suatu air). Kondensasi aldol merupakan
suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskan suatu molekul kecil ( Fessenden,
Ralph, dan Joan, S, Fessenden. Kimia Organik jilid 2,Hal 179-186).
Hasil reaksi Cannizzaro dari benzaldehid yaitu benzilalkohol dan asam
benzoat. Asam benzoat merupakan senyawa organic berwujud padat, berwarna
putih, berbau menyengat dengan titik leleh 122,4 0C, dan mempunyai bentuk
kristal monoklin. Dalam kehidupan sehari-hari berfungsi sebagai bahan pengawet
makanan dan bahan obat-obatan. Benzilalkohol merupakan senyawa organic
berwujud cair, tak berwarna bertitik didih 205,30C dengan indeks bias 1,5395.
V. Alat dan Bahan
• Alat
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1 Corong Pisah - 1 buah
2 Magnetik Stirer - 1 set
3 Termometer - 1 buah
4 Labu Erlenmeyer 100 mL 2 buah
5 Gelas Kimia 500 mL 2 buah
6 Gelas Kimia 50 mL 1 buah
7 Statif dan Klem - 1 set
8 Gelas Kimia 100 mL 3 buah
9 Pipet Tetes - 3 buah
10 Gelas Ukur 10 mL 2 buah
11 Cawan Penguap - 2 buah
12 Kaca Arloji - 1 buah
13 Spatula - 2 buah
14 Corong - 1 buah
15 Batang Pengaduk - 2 buah
16 Pemanas - 1 buah
17 Corong Buncher - 1 buah
18 Corong Pisah - 1 buah

• Bahan
No Nama Bahan Jumlah/konsentrasi
1. KOH Secukupnya
2 Benzaldehida Secukupnya
3 Aquades Secukupnya
4 HCl encer Secukupnya
5 Eter Secukupnya
6 Es Secukupnya
7 Kertas saring Secukupnya
VI. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
1. Melarutkan sebanyak 7gram KOH dengan
7,5 mL air dalam labu erlemeyer 100 mL
dan mendinginkannya dalam penangas Es

gambar KOH 7gram


 Padatan KOH berwarna putih yang
sudah ditimbang sebanyak 7gram

gambar KOH + air

 Ketika KOH + air terbentuk larutan


yang tidak berwarna

Gambar KOH + Air yang dimasukan ke


dalam penangas es
2 Menambahkan 7,5 bezeldehida kemudian
menutupnya dan mengocoknya sampai
emulsi kental

gambar benzeldehida

 benzelhalida tidak berwarna yang


digunakan sebanyak 7,5 mL

gambar KOH + air + benzelhalida

 Larutan KOH yang awalnya tidak


berwarna setelah penambahan
benzelhalida larutan berubah menjadi
agak kental dan berwarna putih ketika
dikocok.
3 Membiarkan campuran selama 24 jam atau
mengocok dengan stirer selama 1 jam

Gambar Larutan KOH + benzelhalida


yang dikocok menggunakan stirrer selama
1 jam
 Ketika larutan KOH ditambahkan
benzelhalida larutan berwarna putih dan
sedikit kental
 Setelah dilakukannya pengocokan
selama 1 jam menggunakan stirrer
larutan tetap berwarna putih dan
semakin mengental dari sebelumnya
4 Menambahkan 25 mL air dan memindahkan
ke corong pisah

Gambar larutan KOH + benzelhalida


setelah dikocok + air
 Setelah dikocok menggunakan stirrer
selama 1 jam larutan dipindahkan
kedalam corong pisah dan ditambahkan
25 mL air
 Pada saat penambahan air belum terlihat
adanya 2 lapisan.
5 Mengekstraksi dengan 5 mL eter, mengocok
dan membiarkan hingga terbentuk 2 lapisan

Gambar larutan KOH + benzelhalida +


air + dikocok kembali
 Pada saat penambahan air belum terlihat
adanya 2 lapisan
 Setelah dikocok dan didiamkan
beberapa saat mulai terlihat 2 lapisan
yang sangat jelas
6 Ekstrak lapisan eter dipisahkan  Ekstrak lapisan eter yang berwarna
kekuningan dan berada pada lapisan atas
dipisahkan dari residu yang berada pada
lapisan bawah. dengan corong pisah

Gambar. Proses Pemisahan dengan


Corong Pisah

 Hasil pemisahan tersebut kemudian


ditampung dalam labu Erlenmeyer
7 Residu diekstrak kembali dengan 5 mL eter,  Ketika residu diekstrak kembali dengan
kemudian ekstrak lapisan eter pertama cara ditambahkan 5 mL eter terbentuk
dicampurkan dengan kedua dua lapisan kembali yang mana lapisan
atas merupakan lapisan eter dan lapisan
bawah merupakan lapisan air. Namun
lapisan eter yang dihasilkan pada
ekstraksi kedua ini berjumlah lebih
sedikit.
Gambar. Hasil Ekstraksi dengan Eter

 Setelah lapisan eter dipisahkan dari


lapisan air, maka lapisan eter pertama
dan kedua dicampurkan dan terbentuk
larutan tidak berwarna.

Gambar. Lapisan Eter Pertama


dan Kedua yang Dicampurkan
8 Memindahkan lapisan air kedalam gelas  Lapisan air yang diperoleh kemudian
kimia dan asamkan dengan HCl encer ditempatkan dalam labu Erlenmeyer dan
sambil mendinginkan larutan dalam diperoleh volumenya sebanyak 40 mL.
penangas es dan diaduk. Menyaring  Lapisan air dalam labu Erlenmeyer
endapan asam bezoat dengan corong tersebut kemudian ditambahkan dengan
buchner, mencuci dengan air dan 10 mL HCl pekat kemudian digoyang-
rekristalisasi asam benzoat dengan air goyangkan dalam ruang asam yang
panas. Akan diperoleh kristal asam benzoat bertujuan untuk menghilangkan gas HCl
dengan suhu 1210 C
 Terbentuk endapan seperti kristal
berwarna putih dalam jumlah banyak
dengan larutan yang berwarna putih pula

Gambar. Setelah Penambahan HCl Pekat

 Endapan putih tersebut kemudian


disaring sebagai asam benzoat dengan
corong Buchner dan pompa vakum yang
mana kertas saring yang digunakan
dicuci terlebih dahulu dengan aquades

Gambar. Proses Penyaringan dengan


Corong Buchner
 Proses penyaringan menghasilkan kristal
asam benzoat yang berwarna putih

Gambar. Kristal Putih Hasil


Penyaringan

 Kristal tersebut kemudian


didekristalisasi, dikeringkan dan
ditimbang sehingga diperoleh massa
kristal tersebut sebesar 0,7328 gram

(Massa Tanpa Kristal)

(Massa Dengan Kristal)


Gambar. Proses Penimbangan Massa
Kristal
 Kristal asam benzoat yang sudah
ditimbang kemudian disimpan dalam
botol kecil.
9 Menambahkan 5 mL Na-bisulfit jenuh Prosedur ini tidak dilaksanakan
kedalam ekstrak lapisan eter, menyaring
produk bisulfit yang terbentuk
10 Mencuci lapisan eter dengan 5 mL Na2 CO 3 Prosedur ini tidak dilaksanakan
10 % dan 5 mL air dalam corong pisah,
kemudian membuang lapisan airnya
11 Mengeringkan lapisan eter dengan zat Prosedur ini tidak dilaksanakan
anhidrous, mendestilasi dengan penangas
(hati-hati dengan eter yang mudah terbakar)
bezilalkohol mendidih pada suhu 204-2070 C
VII. Pembahasan
Dalam pratikum reaksi oksidasi-reduksi aldehida dengan katalis basa disebut
dengan reaksi Cannizzaro. Pada percobaan ini, senyawa aldehida yang digunakan
adalah benzaldehida dan katalis basa yang digunakan berupa larutan KOH jenuh.
Pertama-tama, sebanyak 7 gram kalium hidroksida (KOH) dilarutkan dengan 7,5 ml
aquades dalam Erlenmeyer 100 mL. Larutan tersebut kemudian diaduk dengan cepat
agar kalium hidroksida (KOH) larut sempurna dalam air. Proses pelarutan ini
menghasilkan larutan yang tidak berwarna (bening) dan panas. Hal ini dikarenakan
reaksi yang terjadi merupakan reaksi eksotermik yang menghasilkan panas.
Kemudian larutan didinginkan dalam penangas es. Pendinginan dilakukan dengan
tujuan untuk menurunkan suhu reaksi dari pelarutan kalium hidroksida (KOH) yang
bersifat eksothermis (panas). Setelah itu sebanyak 7,5 mL benzaldehida ditambahkan
ke dalam larutan kalium hidroksida (KOH). Fungsi penambahan benzaldehida adalah
sebagai reaktan dasar atau utama dalam reaksi Cannizzaro ini, karena nantinya
benzaldehida akan mengalami reaksi oksidasi menjadi asam benzoat sekaligus
reduksi yang menghasilkan benzil alkohol. Labu Erlenmeyer kemudian ditutup dan
dikocok hingga terbentuk emulsi kalium benzoat yang berwarna putih. Tujuan
pengocokan adalah untuk memaksimalkan reaksi antara kalium hidroksida (KOH)
dengan benzaldehida untuk menghasilkan produk benzil alkohol dan asam benzoat.
Larutan tersebut kemudian dikocok menggunakan stirrer selama + 1 jam.
Pengocokan dilakukan dengan waktu yang relatif lama, karena mengingat reaksi yang
terjadi merupakan reaksi yang berjalan lambat sehingga diperlukan bantuan mekanis
berupa pengocokan agar reaksi berjalan sempurna dan homogen. Adapun reaksi yang
terjadi dapat dijelaskan melalui gambar di bawah ini.

Reaksi dimulai dari adanya serangan OH-


Setelah dilakukan pengocokkan selama + 1 jam, diperoleh endapan putih
yang merupakan endapan kalium benzoat. Selanjutnya endapan kalium benzoat
dilarutkan dengan aquades sebanyak 25 mL sehingga endapan kalium benzoat
menjadi larut, yang selanjutnya dipindahkan ke dalam corong pisah.
Setelah larutan dipindahkan ke corong pisah selanjutnya dilakukan ekstraksi
untuk memisahkan hasil reaksi yang berupa benzaldehida, asam benzoat, serta
pengotor-pengotornya. Ekstraksi dilakukan dengan menambahkan 5 mL eter ke
dalam campuran tersebut. Penambahan eter ini bertujuan agar terjadinya pemisahan
antara larutan yang bersifat polar dengan larutan yang bersifat non polar. Setelah
ditambahkan eter kemudian larutan tersebut dikocok dan didiamkan sehingga
terbentuk dua lapisan. Pengocokan ini dilakukan agar terbentuk suatu emulsi yang
akan memudahkan dalam homogenisasi larutan dan pemisahan lapisan. Pada proses
pengocokan ini, sesekali corong pisah tersebut dibuka tutupnya agar gas eter yang
dihasilkan dapat dikeluarkan langsung. Setelah dikocok, larutan didiamkan beberapa
saat dan terbentuk dua lapisan. Lapisan yang paling atas merupakan campuran
homogen antara eter dengan benzaldehida, sedangkan lapisan bawah merupakan
larutan berair yang sebagian besar mengandung air dan kalium benzoat serta
pengotor-pengotor lainnya. Pemisahan larutan menjadi dua setelah ditambahkan eter
disebabkan karena adanya sifat bahwa suatu senyawa polar akan larut dalam pelarut
polar, begitu pula sebaliknya (asas “like dissolve like”). Eter merupakan suatu
molekul polar, tetapi sukar larut dalam air karena kepolarannya sangat rendah. Akan
tetapi, eter merupakan suatu pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa organik yang
tidak larut dalam air. Eter memiliki kepolaran yang hampir sama dengan
benzaldehida, maka benzaldehida akan larut dalam eter, sehingga akan lebih mudah
untuk diekstrak/dipisahkan dengan kalium benzoat yang larut dalam air. Dalam hal
ini, kedua produk yang dihasilkan tidak saling bercampur satu sama lain karena
adanya perbedaan kepolaran dari masing-maisng produk yang dihasilkan. Campuran
air dengan kalium benzoat terletak di lapisan bawah karena memiliki berat jenis yang
lebih besar daripada campuran eter dengan benzaldehida. Setelah dipisahkan
diperoleh lapisan campuran eter dengan benzaldehida dan residu berupa campuran air
dengan kalium benzoat. Hasil residu tersebut ditampung pada labu Erlenmeyer.
Proses ekstraksi ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu dengan mengekstrak
kembali residu yang diperoleh dari ekstraksi pertama dengan menambahkan 5 mL
eter. Setelah diekstraksi kembali, diperoleh lapisan yang berupa campuran
benzaldehida dengan eter yang kedua. Hal tersebut dimaksudkan agar sisa
benzaldehida yang masih berada dalam residu dapat terekstrak seluruhya. Dalam
melakukan ekstraksi lebih baik dilakukan berulangkali dengan jumlah pelarut organik
dalam jumlah sedikit, daripada sekali dengan pelarut organik dalam jumlah yang
banyak, karena hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan. Lapisan
ekstrak eter pertama kemudian dicampurkan dengan lapisan ekstrak eter kedua
sehingga menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Residu (campuran air dengan
kalium benzoat) yang diperoleh berupa larutan berwarna keruh.
Selanjutnya residu yang terdiri dari lapisan air dan kalium benzoat tersebut
ditampung pada labu Erlenmeyer, didapatkan volume residu yaitu 40 mL. Labu
Erlenmeyer yang berisi residu tersebut ditempatkan dalam penangas es, lalu
ditambahkan 10 mL HCl pekat dan digoyang-goyangkan pada penangas es yang
dilakukan di dalam ruang asam. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan gas HCl.
Setelah digoyang-goyangkan, terbentuk campuran yang didalamnya terdapat kristal
berwarna putih dan larutan yang berwarna putih. Lalu campuran tersebut disaring
menggunakan pompa vakum dan corong Buchner sehingga didapatkan kristal asam
benzoat dengan massa 0,7328 gram.

Perhitungan massa teoretis benzilalkohol dan asam benzoat:


Massa KOH : 7 gram
Mr KOH : 56 gram/mol
Mol KOH : berat / massa relative (Mr)
: 7 gram/ 56 gram/mol
: 0,125 mol

Volume Benzaldehida: 7,5 mL


Massa Benzaldehida:
𝑚
𝜌= 𝑣

𝑚= 𝜌𝑥𝑣
= 1,04 gram/mL x 7,5 mL
= 7,8 gram
Mol Benzaldehida : berat / massa relative (Mr)
: 7,8 gram/ 106 gram/mol
: 0,0736 mol

Mula-mula: 0,0736 mol 0,125 mol - -


Bereaksi: 0,0736 mol 0,0736 mol 0,0736 mol 0,0736 mol
Setimbang: - 0,0514 mol 0,0736 mol 0,0736 mol
Berat (gr) benzil alkohol teoritis : mol benzil alkohol × Mr benzil alkohol
: 0,0736 mol × 108 gram/mol
: 7,9488 gram
Berat (gr) asam benzoat teoritis : mol asam benzoat × Mr asam benzoat
: 0,0736 mol × 122 gram/mol
: 8,9792 gram

Dari percobaan tersebut dapat dihitung randemen yang diperoleh, yaitu:


Persamaan reaksi:

Mula 0,0736 mol 0,125 mol - -


Reaksi 0,0736 mol 0,0736 mol 0,0736 mol 0,0736 mol
Setimbang - 0,0514 mol 0,0736 mol 0,0736 mol

Massa asam benzoat = mol x Mr asam benzoat


= 0,0736 mol x 122 gram/mol
= 8,9792 gram
Massa asam benzoat yang didapat dari hasil percobaan = 0,7328 gram
massa dalam percobaan
% randemen = x 100%
massa secara teoritis
0,7328 gram
% randemen = 8,9792 gram x 100%

% randemen = 8,16 %
Berdasarkan percobaan, dapat dihitung persen kesalahan relatif yaitu:
massa teoritis −massa percobaan
% kesalahan = 𝑥 100%
massa secara teoritis
8,9792−0,7328
% kesalahan = 𝑥 100%
8,9792

% kesalahan = 91,83 %
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Reaksi cannizzaro merupakan sebuah reaksi kimia yang melibatkan
disproporsionasi aldehida tanpa hidrogen pada posisi alfa yang diinduksi oleh
basa.
2. Produk dari reaksi ini adalah benzaldehida dan asam benzoat.
3. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh massa kristal asam benzoat sebanyak
0,7328 gram.
4. Pada percobaan ini persen randemen yang didapat yaitu sebesar 8,16 %
sedangkan persen kesalahan relatif yang diperoleh yaitu 91,83%.
IX. Daftar Pustaka
Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta:
Gramedia
Keenan, Charles W. dkk. 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Suja, I Wayan dan Frieda Nurlita. 2000. Kimia Organik I. Singaraja: STKIP
Singaraja
Svehla. 1979. Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.
Vogel .1978. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT Kalman Media Pustaka
Muderawan, I Wayan dan I Wayan Suja. 2007. Kimia Organik Lanjut.
Singaraja:Universitas Pendidikan Ganesha
Nurlita, Frieda dan I Wayan Suja.2004. Buku Ajar Praktikum Kimia
Organik.Singaraja : IKIP Negeri Singaraja

Anda mungkin juga menyukai