Anda di halaman 1dari 1

Tema : Memimpin Bersama Tuhan

Bahan : Bil 14:1-9

Pada pembacaan sebelumnya (Bil 13) 12 pengintai di perintahkan oleh Musa mengintai negeri yang
dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel yaitu tanah Kanaan. Dua dari kedua belas pegintai tersebut
terdapat Yosua (Pemimpin Suku Efraim), dan Kaleb (Pemimpin Suku Yehuda). Setelah 40 hari mereka
mengintai, pulanglah mereka kepada bangsa Israel. Bangsa Israel ketakutan saat mendengar cerita
tentang tanah kanaan, mereka membayangan bahwa orang yang menanam di tanah kanaan adalah orang
yang bertubuh raksasa dan tidak terkalahkan. Mereka menyesal keluar dari tanah mesir dan melakukan
perjalanan yang penuh resiko. Mereka bahkan memilih mati dari pada harus mengikuti rencana Tuhan (Bil
14:1-2). Mereka menyalahkan Tuhan (Ayat 3), mereka ingin kembali ke mesir (Ayat 4), mereka membuat
Musa dan Harun tidak berdaya (Ayat 5). Keresahan yang mereka alami dikarenakan Para pemimpin
(pengintai) membawah pengaruh sikap dan ucapan yang buruk yang bias berakibat merusak. Hanya Yosua
dan Kaleb yang dapat menenagkan bangsa Israel, sikap keduanya pada saat bangsa Israel meberontak
ialah:

a. Merendahkan diri dengan segenap hati kepada Tuhan dan selalu mengandalkannya (Ayat 6a),
sebagai pemimpin harus bersungguh hati menangisi bangsanya (ikut merasakan kesedihan) dan
orang-orang yang dipimpin. Kita harus rendah hati & menghargai mereka, karena mereka sudah
dipercayakan Tuhan untuk kita layani dan kita kembangkan. Kita harus andalkan Tuhan dalam
memimpin sebagai sumber kewibawaan rohani & Tuhan siap membela serta menjagai kita asal
kita di pihaknya. Bersama Tuhan kita dimampukan menjadi pemimpin yang berjiwa pelayan.
b. Tetap menyuarakan pengharapan, memberikan dorongan, semangat & penghiburan untuk
meraih tanah perjanjian (Ayat 7-8). Sebenarnya yang perlu kita lakukan adalah berpegang pada
janji Tuhan & pengharapan kepada Tuhan adalah kekuatan yang mampu membawa kita kepada
kemenangan.
c. Tegas menyatakan kebenaran agar bangsa Israel jangan memberontak kepada Tuhan (Ayat 9).
“Berani Menegur dalam Kasih”.

Anda mungkin juga menyukai