Anda di halaman 1dari 44

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Sugiyono (2014: 128) menyatakan bahwa kerangka konsep akan

menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu antara

variabel independen dengan variabel dependen. Secara ringkas kerangka

konseptual yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor

dengan motivasi auditor sebagai variabel moderating.

Adapun kerangka konsep yang akan diteliti oleh peneliti adalah sebagai

berikut :

Tingkat Pendidikan
(X1)

Pendidikan
Berkelanjutan (X2)

Independensi (X3)
Kinerja Auditor
Pengalaman (X4) (Y)

Pengetahuan (X5)

Motivasi Auditor
(Z)

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara


Teori atribusi dijelaskan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan

dengan sikap dan karakteristik individu, maka dapat dikatakan bahwa hanya

melihat perilakunya akan dapat diketahui sikap atau karakteristik orang tersebut

serta dapat juga memprediksi perilaku seseorang dalam menghadapi situasi

tertentu. Teori pembelajaran (learning theory) juga menguraikan bahwa seseorang

dapat belajar dengan mengamati apa yang terjadi pada individu lain dan hanya

dengan diberi tahu mengenai sesuatu, seperti belajar dari pengalaman langsung.

Teori ini juga mengakui keberadaan pembelajaran melalui pengamatan atau

pelatihan dan pentingnya persepsi dalam pembelajaran.

Tingkat pendidikan diperlukan dalam kinerja auditor. Tingkat pendidikan

yang tidak merata dan beraneka ragam latar belakang jurusan pendidikan pada

jenjang pendidikan auditor maka untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan

suatu mekanisme yang dapat menciptakan tercapainya kondisi para personel

pemeriksa dengan tingkat kualitas yang memadai. Oleh karena itu perlu dilakukan

langkah-langkah seperti pemberian pendidikan dan pelatihan secara

berkesinambungan. Penelitian Slamet (2009) menunjukkan bahwa faktor

pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja auditor.

Pendidikan berkelanjutan diperlukan agar untuk membantu pelaksanaan

tugas pemeriksaan. Organisasi pemeriksa bertanggung jawab untuk memastikan

bahwa pemeriksa memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan tersebut dan

harus menyelenggarakan dokumentasi tentang pendidikan yang sudah

diselesaikan. Pendidikan dimaksud dapat juga mencakup topik tentang pekerjaan

pemeriksaan di lapangan, seperti administrasi negara, struktur dan kebijakan

Universitas Sumatera Utara


pemerintah, teknik industri, keuangan, ilmu ekonomi, ilmu sosial dan teknologi

informasi. Penelitian Mulyono (2009) menunjukkan bahwa faktor pendidikan

berkelanjutan merupakan faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja auditor.

Independensi salah satu yang diperlukan dalam kinerja auditor.

Independen merupakan kebebasan seorang auditor dari ketergantungan atau

pengaruh atau kontrol dari orang lain, organisasi ataupun pemerintah (INTOSAI).

Independen berarti auditor tidak mudah dipengaruhi. Independensi dalam audit

berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya

independen dalam fakta (independence in fact) tetapi juga independen dalam

penampilan (independence in appearance). Penelitian Gede (2012) menunjukkan

bahwa faktor independensi merupakan faktor yang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja auditor.

Pengalaman mempengaruhi kinerja auditor. Semakin banyak pengalaman

seseorang, maka hasil pekerjaan akan semakin akurat dan lebih banyak

mempunyai memori tentang struktur kategori yang rumit-rumit. Pengalaman akan

meningkat seiring dengan meningkatnya kompleksitas tugas. Semakin

berpengalaman seorang auditor dalam pembuatan keputusan yang lebih kompleks

maka akan semakin mudah seorang auditor mencari dan mendapatkan kelemahan

sistem pengendalian internal, mencari kesalahan pencatatan, serta melakukan

analitycal review. Penelitian Masrizal (2010) menunjukkan bahwa faktor

pengalaman merupakan faktor yang sangat berpengaruh dan signifikan terhadap

kinerja auditor.

Universitas Sumatera Utara


Pengetahuan juga berpengaruh terhadap kinerja auditor. Dimana semakin

berkembangnya pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan semakin

kompleksnya pelayanan kepada masyarakat. Pekerjaan audit menuntut auditor

memiliki kemampuan profesional untuk melakukan tugas audit yang dibebankan.

Oleh sebab itu seorang auditor wajib memiliki pengetahuan yang luas baik

mengenai ilmu auditing maupun pengetahuan teknis yang harus dikuasainya.

Penelitian Masrizal (2010) menunjukkan bahwa faktor pengetahuan merupakan

faktor yang sangat berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja auditor.

Motivasi auditor merupakan salah satu faktor yang mendorong sumber

daya manusia dalam sebuah organisasi untuk meningkat atau melemahkan kinerja

auditor. Motivasi yang membuat seseorang melakukan pekerjaannya sebaik

mungkin. Motivasi juga membuat seseorang meraih kepuasan dalam pekerjaan

mereka. Penelitian Anton (2014) menunjukkan bahwa faktor motivasi merupakan

faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor.

3.2. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2014: 132) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka

pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka dan uraian di atas, diajukan dua

hipotesis alternatif dalam penelitian ini (H1 dan H2) sebagai berikut:

Kinerja auditor dipengaruhi banyak faktor. Beberapa faktor yang

mempengaruhi kinerja auditor yaitu pendidikan, pendidikan berkelanjutan,

Universitas Sumatera Utara


independensi, pengalaman, dan pengetahuan. Hasil positif menunjukkan bhawa

kinerja yang baik dan didukung oleh pendidikan akan menjadi faktor yang mampu

meningkatkan kinerja auditor. Slamet (2009) menyatakan bahwa selain

pendidikan, pengalaman juga merupakan faktor yang berpengaruh positif terhadap

kinerja auditor. Gede (2012) dan Komang (2015) menyatakan bahwa

independensi terbukti berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor.

Zulkifli (2009) menyatakan bahwa pendidikan berkelanjutan dan motivasi

berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kinerja auditor. Dan faktor lain

yang perlu diperhatikan sebagai penyebab rendahnya kinerja auditor. Faktor lain

yang mendukung seperti independensi, pendidikan berkelanjutan dan

pengetahuan.

H1 : Tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, independensi, pengalaman

dan pengetahuan berpengaruh baik secara simultan dan parsial terhadap

kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

Jewel dan Marc (1998: 77) berpendapat bahwa motivasi mengacu kepada

jumlah kekuatan yang menghasilkan, mengarahkan, dan mempertahankan usaha

dalam perilaku tertentu. Motivasi ada pada diri seseorang, setiap individu/manusia

memiliki hasrat yang dapat memicu atau menggerakkannya untuk mendapatkan

suatu kebutuhan atas tuntutan yang dipandang sebagai kekurangan baik berupa

kebutuhan materil, emosional, spritual, maupun nilai keyakinan tertentu. Hal

tersebut membuatnya termotivasi untuk bertindak (Anton, 2014). Peningkatan

motivasi tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja auditor yang akan dicapai

sesuai dengan target yang ditetapkan. Dengan demikian motivasi bisa menjadi

faktor yang akan turut menginteraksi hubungan antara pendidikan, pendidikan

Universitas Sumatera Utara


berkelanjutan, independensi, pengalaman, dan pengetahuan dengan kinerja

auditor.

H2 : Motivasi auditor dapat memoderasi hubungan antara tingkat pendidikan,

pendidikan berkelanjutan, independensi, pengalaman dan pengetahuan

dengan kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian penelitian asosiatif yang

bersifat kausal, yaitu mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara berbagai

variabel (Erlina, 2011). Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh fakta dan

fenomena serta mencari keterangan – keterangan yang factual yaitu penelitian

yang bersifat menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

auditor Inspektorat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan variabel motivasi

auditor sebagai variabel pemoderasi.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada lingkungan Inspektorat Provinsi

Sumatera Utara Jl. H. Wahid Hasyim No.8 Medan. Waktu penelitian adalah

November sampai dengan selesai.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Pejabat Fungsional Auditor (PFA)

Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sebanyak 31 responden.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2013). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan metode sensus

dimana semua populasi dijadikan sampel penelitian, sehingga jumlah observasi

dalam penelitian ini sebanyak 31 responden yaitu auditor pejabat fungsional

Inspektorat tersebut.

Universitas Sumatera Utara


4.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode

pengumpulan data primer pada penelitian ini adalah mengunakan instrumen

kuesioner. Data primer diperoleh dari jawaban yang diisi oleh para responden

penelitian yaitu Pejabat Fungsional Auditor (PFA) Inspektorat Provinsi Sumatera

Utara. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka

kuesioner disebar dengan menjumpai secara langsung auditor Pejabat Fungsional

Auditor (PFA) Inspektorat. Kuesioner kinerja auditor diadopsi dari Batubara

(2008). Kuisioner Tingkat Pendidikan dan Pendidikan Berkelanjutan merupakan

adaptasi penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zulkifli (2009). Kuesioner

Independensi (X3) diadopsi dari Leni deli (2014). Kuesioner Pengalaman (X4)

diadopsi dari Brayfield dan Rothe, 1951, Rogers, Clow dan Kash, 1994 dalam

Istijanto (2006). Kuesioner Pengetahuan (X5) diadopsi dari Masrizal (2010).

Sedangkan kuisioner variabel Motivasi (Z) diadopsi dari Perry (1996) dalam

Istijanto (2006).

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Definisi operasional dari masing-masing varibel merupakan definisi yang

dijadikan sebagai dasar untuk menentukan besarnya nilai dari masing-masing

variabel baik variabel dependen yaitu kinerja auditor (Y) dan variabel independen

yaitu tingkat pendidikan (X1), pendidikan berkelanjutan (X2), independensi (X3),

pengalaman (X4), dan pengetahuan (X5) serta motivasi auditor sebagai variabel

moderating (Z).

Universitas Sumatera Utara


4.5.1 Kinerja Auditor

Kinerja auditor (Y) yaitu kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja

(output) dari masing masing auditor dalam penyajian laporan hasil audit. Skala

yang digunakan adalah skala Interval.

4.5.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan latar belakang seorang auditor. Jenjang pendidikan

staf Auditor Inspektorat harus mempunyai tingkat pendidikan formal yang sesuai

dengan bidangnya. Skala yang digunakan adalah skala Interval.

4.5.3 Pendidikan Berkelanjutan

Pendidikan Berkelanjutan yang dimaksud didalam penelitian ini adalah

program pendidikan singkat atau pelatihan – pelatihan yang telah diikuti. Artinya

semakin banyak mengikuti pelatihan maka kualitas sumber daya manusia pada

staf Auditor Inspektorat akan semakin lebih baik. Skala yang digunakan adalah

skala Interval.

4.5.4 Independensi

Independensi Auditor adalah mandiri dan tidak tergantung pada sesuatu

yang lain/tidak bias dalam bersikap. Sikap yang diharapkan dari seorang auditor

untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang

bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Skala yang digunakan

adalah skala Interval.

4.5.5 Pengalaman

Pengalaman seorang auditor dimulai dengan pendidikan formal yang

diperluas melalui pengalaman-pengalaman, selanjutnya dalam praktik audit. Skala

yang digunakan adalah skala Interval.

Universitas Sumatera Utara


4.5.6 Pengetahuan

Pengetahuan audit adalah pemahaman dari suatu standar serta keahlian

khusus yang dimiliki oleh seorang auditor dalam menemukan suatu masalah

dalam laporan hasil audit. Skala yang digunakan adalah skala Interval.

4.5.7 Motivasi Auditor

Tuntutan atau dorongan terhadap pemenuhan kebutuhan individu dan

tuntutan atau dorongan yang berasal dari lingkungan, kemudian

diimplementasikan dalam bentuk perilaku. Skala yang digunakan adalah skala

Interval.

Definisi operasional dan skala pengukuran secara singkat dijelaskan pada


tabel 4.2.
Tabel 4.2
Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Kinerja Auditor Kualitas dan 1. Melaksanakan tugas Interval
(Y) kuantitas dari suatu pengawasan berdasarkan
hasil kerja (output) peraturan yang sudah
ditetapkan.
dari masing masing
2. Melaksanakan penugasan
auditor dalam individu atau tim berdasarkan
penyajian laporan program-program yang sudah
hasil audit ditetapkan.

Tingkat Tingkat pendidikan 1. Strata Pendidikan Interval


Pendidikan latar belakang 2. Pendidikan yang dilakukan
(X1) seorang auditor. secara periodik
Jenjang pendidikan
staf Auditor
Inspektorat harus
mempunyai tingkat
pendidikan formal
yang sesuai dengan
bidangnya.

Pendidikan Program 1. Mengikuti pelatihan Interval


Berkelanjutan pendidikan singkat tentang pemeriksaan
(X2) atau pelatihan – 2. Jenis pelatihan berhubungan
dengan obyek pemeriksaan
pelatihan yang
3. Frekuensi pelatihan
telah diikuti.

Universitas Sumatera Utara


Independensi Sikap yang 1. Hubungan dengan klien tetap Interval
(X3) diharapkan dari bersifat independen
seorang auditor 2. Independensi pelaksanaan
pekerjaan
untuk tidak
3. Independensi dalam
mempunyai mengerjakan laporan
kepentingan
pribadi dalam
melaksanakan
tugasnya, yang
bertentangan
dengan prinsip
integritas dan
objektivitas

Pengalaman Pengalaman 1. Kepuasan dalam bekerja Interval


(X4) seorang auditor 2. Penguasaan terhadap bidang
dimulai dengan kerja
3. Keterlibatan dalam pekerjaan
pendidikan formal
4. Pelaksanaan pekerjaan
yang diperluas 5. Perencanaan terhadap
melalui pekerjaan
pengalaman-
pengalaman,
selanjutnya dalam
praktik audit.

Pengetahuan Pengetahuan audit 1. Pendidikan formal yang Interval


(X5) adalah pemahaman dimiliki.
dari suatu standar 2. Pemahaman SAP dan SPKN.
3. Keahlian khusus seorang
serta keahlian
auditor.
khusus yang 4. Pengetahuan tambahan tentang
dimiliki oleh audit
seorang auditor
dalam menemukan
suatu masalah
dalam laporan hasil
audit.

Motivasi Tuntutan atau dorongan 1. Kesempatan berkembang Interval


Auditor (Z) terhadap pemenuhan 2. Penghormatan
kebutuhan individu dan 3. Keadaan ruangan
tuntutan atau dorongan yang 4. Penghargaan atas pekerjaan
berasal dari lingkungan, 5. Kedisiplinan
kemudian diimplementasikan 6. Perhatian pimpinan
dalam bentuk perilaku. 7. Loyalitas pimpinan
8. Jaminan hari tua
9. Promosi jabatan
Sumber: Data diolah oleh peneliti (2017)

Universitas Sumatera Utara


4.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda (Mutiple Regresion Analysis) dan uji residual untuk moderating

variabel. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan program SPSS

(Statistical Package for Sosial Science). Analisis regresi berganda

bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen bila

dihubungan dengan dua atau lebih variabel independen. Untuk menguji

variabel moderating dipilh menggunakan uji residual. Dengan persamaan

regresi berganda pada model I dan uji residual pada model II.

Model I Analisis Regresi Linear Berganda untuk menjawab hipotesis

pertama :

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Model II Uji Residual untuk menjawab hipotesis kedua :

Z = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

| e | = b0 + b6Y

Dimana :
Y = Kinerja Auditor
b0 = Konstanta
b1 = Koefisien Regresi Tingkat Pendidikan
b2 = Koefisien Regresi Pendidikan Berkelanjutan
b3 = Koefisien Regresi Independensi
b4 = Koefisien Regresi Pengalaman
b5 = Koefisien Regresi Pengetahuan
b6 = Koefisien Parameter Variabel Moderating (Motivasi Auditor)
X1 = Tingkat Pendidikan
X2 = Pendidikan Berkelanjutan
X3 = Independensi
X4 = Pengalaman
X5 = Pengetahuan
Z = Pemoderasi Motivasi Auditor

Universitas Sumatera Utara


| e | = Absolut Residual
e = Error

4.6.1. Uji Kualitas Instrumen dan Data

4.6.1.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah

didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dan alat ukur yang

digunakan (kuesioner). Uji validitas ini dilakukan kepada 31 Pejabat

Fungsional Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera sebagai

responden. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai

korelasi atau rhitung dari variabel penelitian dengan dengan nilai rtabel.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai

berikut:

1. Jika rhitung>rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid.

2. Jika rhitung<rtabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

4.6.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari varibel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau andal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013: 47). Teknik yang

digunakan untuk mengukur reliabilitas pengamatan adalah dengan menggunakan

uji statistik cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memiliki nilai cronbach alpha > 0,7 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2013: 48).

Universitas Sumatera Utara


4.6.2. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriftif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum (Sugiyono, 2013: 239) . Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, puncak distribusi data (kurtosis) dan kemencengan distribusi

(skewness). Data yang terdistribusi secara normal mempunyai nilai skewness dan

kurtosis mendekati nol (Ghozali, 2013: 21)

4.6.3 Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan uji asumsi klasik, yaitu

dengan menggunakan : uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji

heterokedastisitas. Uji ini dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengujian

hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan untuk menentukan syarat

persamaan pada model regresi dan dapat diterima secara ekonometrik.

4.6.3.1 Uji Normalitas

Pengujian Normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data

dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak

digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Pada

penelitian ini, untuk mengetahui normalitas data dengan menggunakan uji

statistik. Uji Statistik yang dilakukan pada penelitian ini dengan menggunkan uji

Kolmogorov-Smirnov, dengan kriteria:

1. Jika nilai signifikansi atau probabilitasnya > 0,05 maka distribusi data

adalah normal.

Universitas Sumatera Utara


2. Jika nilai signifikansi atau probabilitasnya < 0,05 maka distribusi data

adalah tidak normal.

4.6.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji, apakah model regresi

ditemukan atau tidak korelasi diantara variabel bebas (independen) (Ghozali:

2013). Suatu model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

varibel bebasnya. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-

variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah independen yang nilai

korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013 : 105).

Untuk itu diperlukan uji multikolinieritas terhadap setiap data variabel bebas yaitu

dengan :

1. Melihat angka collinearity Statistics yang ditunjukkan oleh Nilai Variance

Inflation Factor (VIF). Jika angka VIF > 10, maka Variabel bebas yang ada

memiliki masalah multikolinieritas

2. Melihat nilai tolerance pada output penilian multikolinieritas yang tidak

menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,1 akan memberikan kenyataan

bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas.

4.6.3.3 Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2013: 139), uji heterokedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varaians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan

jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Secara statistik uji

Universitas Sumatera Utara


heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji glejser, yaitu dengan meregres nilai

absolut residual terhadap variabel independen.

4.6.4 Uji Moderating (Uji Residual)

Pengujian variabel moderating dengan uji residual digunakan untuk

mengatasi kecenderungan akan terjadi multikolinieritas yang tinggi antar variabel

independen (Ghozali, 2012). Uji residual menguji pengaruh deviasi dari suatu

model regresi dengan melihat Lack of Fit (ketidakcocokan) yang ditunjukkan oleh

nilai residual. Kriteria uji residual adalah P-Value (Sig) < 0,05 dan nilai koefisien

parameternya negatif, maka dapat memoderasi. Tetapi, apabila P-Value (Sig) >

0,05 dan nilai koefisien parameternya positif, maka tidak dapat memoderasi.

4.6.5 Pengujian Hipotesis Penelitian

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian yang harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Sugiyono (2013)

menjelaskan secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai

keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data

yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik).

4.6.5.1. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2013:

97). Menurut Ghozali (2013: 97), kelemahan mendasar penggunaan koefisien

determinasi (R2) adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan ke dalam model. Sehingga banyak peneliti menganjurkan untuk

menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi

terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu

Universitas Sumatera Utara


variabel independen ditambahkan ke dalam model. Menurut Ghozali (2013: 177),

Adjusted R2 digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Menurut

Ghozali (2013: 177), Nilai Adjusted R2 yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksikan variasi variabel dependen, dan apabila nilai R2 semakin kecil

mendekati nol, berarti variabel-variabel independen hampir tidak memberikan

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

4.6.5.2. Uji Simultan (Uji statistik F)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan

terdahap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan

keputusan untuk uji F adalah:

1. Jika F hitung > F tabel dan nilai Sig. < α = 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

2. Jika F hitung < F tabel dan nilai Sig. > α = 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

4.6.5.3. Uji Parsial (Uji statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel

independen secara individual atau parsial dapat menerangkan variasi variabel

terikat. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah:

Universitas Sumatera Utara


1. Jika t hitung > t tabel dan nilai Sig. < α = 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa secara bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika t hitung < t tabel dan nilai Sig. > α = 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa secara bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat fungsional auditor sebanyak

31 orang auditor. Pada penelitian ini peneliti membagikan 31 kuesioner kepada

pejabat fungsional auditor.

Tabel 5.1 Pengembalian Kuesioner

No Keterangan Jumlah Persentase (%)


1. Kuesioner yang diserahkan 31 100%
2. Kuesioner yang tidak kembali 0 0%
3. Kuesioner yang diterima 31 100%
Kuesioner yang dianalisis untuk uji hipotesis 31 100%
Sumber : Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat dari 31 Kuesioner yang disebar secara

langsung pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, terdapat sebanyak 31

Kuesioner yang dikembalikan sehingga respon rate untuk Inspektorat Provinsi

Sumatera Utara adalah 100%. Dari 31 kuesioner yang dikembalikan tidak

terdapat kuesioner yang tidak layak untuk diolah karena diisi lengkap oleh

responden sehingga data yang siap untuk diolah adalah 31 kuesioner.

5.1.1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian yang diperoleh dari pengolahan data berdasarkan jabatan

menunjukkan bahwa auditor auditor pelaksana lanjutan sebanyak 2, auditor

penyelia sebanyak 4, auditor pertama sebanyak 3, auditor ahli pertama sebanyak

16, auditor ahli muda sebanyak 4, dan auditor ahli madya sebanyak 2.

Karakteristik sampel berdasarkan jabatan dapat dilihat pada tabel 5.2.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.2 Karakteristik responden berdasarkan jabatan

Sektor Perusahaan Frekuensi


Auditor Pelaksana Lanjutan 2
Auditor Penyelia 4
Auditor Pertama 3
Auditor Ahli Pertama 16
Auditor Ahli Muda 4
Auditor Ahli Madya 2
Total 31
Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin responden menunjukkan bahwa

responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 23 orang dan wanita sebanyak 8

orang. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel

5.3. di bawah ini.

Tabel 5.3 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Keterangan Frekuensi
Pria 23
Wanita 8
Total 31
Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)

Hasil penelitian berdasarkan usia responden menunjukkan bahwa

responden yang berusia dibawah 30 tahun sebanyak 2 orang, usia 31-40 tahun

sebanyak 15 orang, usia 41-50 tahun sebanyak 8 orang dan usia diatas 51 tahun

sebanyak 6 orang. Karakteristik respoden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel

5.4.

Tabel 5.4 karakteristik responden berdasarkan usia

Keterangan Frekuensi
< 30 tahun 2
31-40 15
41 – 50 8
>51 tahun 6
Total 31
Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan responden menunjukkan

bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan S1 sebanyak 24 orang, dan S2

sebanyak 7 orang. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan formal

dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan formal

Keterangan Frekuensi
S1 24
S2 7
Total 31
Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)

Hasil penelitian berdasarkan lama bekerja responden menunjukkan

bahwa lamanya bekerja responden < 10 tahun sebanyak 13 orang, 10-30 tahun

sebanyak 15 orang dan diatas 30 tahun sebanyak 3 orang. Karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan formal dapat dilihat pada tabel 5.6

Tabel 5.6 karakteristik responden berdasarkan lama bekerja

Keterangan Frekuensi
< 10 tahun 13orang
10-30 tahun 15 orang
Diatas 30 tahun 3 orang
Total 31
Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)

5.1.2. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melakukan proses penyeleksi

data (screening data), sehingga data-data yang dianalisis memiliki distribusi

normal. Data yang diperoleh dari hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan

nilai rata-rata (mean), standar deviasi, minimum dan maksimum dari setiap

variabel yang diteliti, baik itu variabel independen, variable dependen maupun

variabel moderating. Pada Tabel 5.7 berikut dapat dilihat statistik deskriptif

variable-variabel dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.7 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


KINERJA AUDITOR 31 28 35 32.16 2.746
TINGKAT PENDIDIKAN 31 11 15 13.29 1.321
PENDIDIKAN 31 13 20 16.81 2.024
BERKELANJUTAN
INDEPENDENSI 31 27 35 30.84 2.968
PENGALAMAN 31 17 30 23.45 3.107
PENGETAHUAN 31 36 50 42.10 3.763
MOTIVASI AUDITOR 31 42 72 55.61 7.999
Valid N (listwise) 31
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Dari tabel 5.7 deskripsi statistik variabel penelitian menunjukkan bahwa

jumlah responden (N) adalah 31 orang. Masing- masing variabel memiliki nilai

minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi yang

bervariasi.

1. Kinerja Auditor (Y) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 31, nilai minimum

(terkecil) yaitu 28 dari total skor jawaban responden, kemudian nilai

maksimum (terbesar) adalah 35 dan mean (nilai rata-rata) 32.16. Nilai

standar deviation (simpangan baku) adalah 2.746 artinya penyimpangan

atas Kinerja Auditor sangat kecil karena dibawah nilai rata-rata.

2. Tingkat Pendidikan (X1) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 31, nilai

minimum (terkecil) yaitu 11, nilai maksimum (terbesar) adalah 15 dan mean

(nilai rata-rata) 13.29. Nilai standar deviation (simpangan baku) adalah

1.321 artinya penyimpangan atas Tingkat Pendidikan sangat kecil karena

dibawah nilai rata-rata.

3. Pendidikan Berkelanjutan (X2) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 31,

nilai minimum (terkecil) yaitu 13, nilai maksimum (terbesar) adalah 20 dan

mean (nilai rata-rata) 16.81. Nilai standar deviation (simpangan baku)

Universitas Sumatera Utara


adalah 2.024 artinya penyimpangan atas Pendidikan Berkelanjutan sangat

kecil karena dibawah nilai rata-rata.

4. Independensi (X3) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 31, nilai minimum

(terkecil) yaitu 27, nilai maksimum (terbesar) adalah 35 dan mean (nilai

rata-rata) 30.84. Nilai standar deviation (simpangan baku) adalah 2.968

artinya penyimpangan atas Independensi sangat kecil karena dibawah nilai

rata-rata.

5. Pengalaman (X4) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 31, nilai minimum

(terkecil) yaitu 17, nilai maksimum (terbesar) adalah 30 dan mean (nilai

rata-rata) 23.45. Nilai standar deviation (simpangan baku) adalah 3.107

artinya penyimpangan atas Pengalaman sangat kecil karena dibawah nilai

rata-rata.

6. Pengetahuan (X5) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 31, nilai minimum

(terkecil) yaitu 36, nilai maksimum (terbesar) adalah 50 dan mean (nilai

rata-rata) 42.10. Nilai standar deviation (simpangan baku) adalah 3.763

artinya penyimpangan atas Pengetahuan sangat kecil karena dibawah nilai

rata-rata.

7. Motivasi Auditor (Z) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 31, nilai

minimum (terkecil) yaitu 42, nilai maksimum (terbesar) adalah 72 dan mean

(nilai rata-rata) 55.61. Nilai standar deviation (simpangan baku) adalah

7.999 artinya penyimpangan atas Motivasi Auditor sangat kecil karena

dibawah nilai rata-rata.

Universitas Sumatera Utara


5.2. Hasil Uji Kualitas Data

Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian

maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis maka perlu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrument data karena jenis data penelitian

adalah data primer.

5.2.1. Uji Validitas Data

Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel

tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, independensi, pengalaman,

pengetahuan, motivasi auditor, dan kinerja auditor.

Berdasarkan hasil dari seluruh item pertanyaan dari tingkat pendidikan,

pendidikan berkelanjutan, independensi, pengalaman, pengetahuan, motivasi

auditor, dan kinerja auditor dinyatakan valid karena seluruh nilai rhitung lebih besar

dari nilai rtabel. Nilai rtabel dicari pada tingkat signifikansi 0,05 dan jumlah data (n)

= 31 atau df = 29, maka rtabel sebesar 0,3550 sehingga dinyatakan valid.

Tabel 5.8. Hasil Uji Validitas Data


Butir
Instrumen Penelitian r Hitung r Tabel Keterangan
Instrumen
Kinerja Auditor (Y) 1 0.758 0.3550 Valid
2 0.727 0.3550 Valid
3 0.713 0.3550 Valid
4 0.811 0.3550 Valid
5 0.782 0.3550 Valid
6 0.833 0.3550 Valid
7 0.893 0.3550 Valid
Tingkat Pendidikan (X1) 1 0.749 0.3550 Valid
2 0.738 0.3550 Valid
3 0.777 0.3550 Valid
Pendidikan Berkelanjutan (X2) 1 0.703 0.3550 Valid
2 0.704 0.3550 Valid
3 0.847 0.3550 Valid
4 0.551 0.3550 Valid
Independensi (X3) 1 0.808 0.3550 Valid
2 0.766 0.3550 Valid
3 0.793 0.3550 Valid
4 0.820 0.3550 Valid
5 0.638 0.3550 Valid
6 0.771 0.3550 Valid
7 0.919 0.3550 Valid

Universitas Sumatera Utara


Pengalaman (X4) 1 0.410 0.3550 Valid
2 0.777 0.3550 Valid
3 0.780 0.3550 Valid
4 0.861 0.3550 Valid
5 0.738 0.3550 Valid
6 0.772 0.3550 Valid
Pengetahuan (X5) 1 0.498 0.3550 Valid
2 0.475 0.3550 Valid
3 0.654 0.3550 Valid
4 0.695 0.3550 Valid
5 0.579 0.3550 Valid
6 0.579 0.3550 Valid
7 0.785 0.3550 Valid
8 0.709 0.3550 Valid
9 0.599 0.3550 Valid
10 0.664 0.3550 Valid
Motivasi Auditor (Z) 1 0.719 0.3550 Valid
2 0.793 0.3550 Valid
3 0.618 0.3550 Valid
4 0.921 0.3550 Valid
5 0.787 0.3550 Valid
6 0.781 0.3550 Valid
7 0.485 0.3550 Valid
8 0.652 0.3550 Valid
9 0.735 0.3550 Valid
10 0.808 0.3550 Valid
11 0.492 0.3550 Valid
12 0.639 0.3550 Valid
13 0.749 0.3550 Valid
14 0.646 0.3550 Valid
15 0.774 0.3550 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

5.2.2 Uji Reliabilitas Data

Berdasarkan uji reliabilitas data, seluruh pertanyaan-pertanyaan variabel

penelitian ini berada diatas 0,7 sehingga dapat dinyatakan reliabel. Hasil uji

reliabilitias data dapat dilihat pada tabel 5.9.

Tabel 5.9 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach’s Batas
Variabel Keterangan
Alpha Reliabilitas
Kinerja Auditor (Y) 0,897 0.7 Reliabel
Tingkat Pendidikan (X1) 0,729 0.7 Reliabel
Pendidikan Berkelanjutan (X2) 0,742 0.7 Reliabel
Independensi (X3) 0.895 0.7 Reliabel
Pengalaman (X4) 0.827 0.7 Reliabel
Pengetahuan (X5) 0.814 0.7 Reliabel
Motivasi Auditor (Z) 0.927 0.7 Reliabel
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Universitas Sumatera Utara


5.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas.

5.3.1 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Pada penelitian ini uji

normalitas dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov

(K-S). Hasil analisis grafik terlihat pada Gambar 5.1 dan Gambar 5.2 serta hasil

uji K-S terlihat pada Tabel 5.8 sebagai berikut :

Gambar 5.1. Histogram

Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa histogram menunjukkan pola

terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari pola kurva yang tidak menceng ke

kiri ataupun menceng ke kanan sehingga dapat disimpulkan grafik histogram

menunjukkan pola terdistribusi secara normal.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 5.2.
Uji Normalitas dengan Normal Probability Plot

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan normal probability plot (Gambar

5.2) titik-titik di sekitar garis diagonal dan penyebarannya masih mengikuti garis

diagonal. Hal ini berarti data telah memenuhi asumsi normalitas.

Tabel 5.10 Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 31
a
Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation
1.27630574

Most Extreme Absolute .174


Differences Positive .174

Negative -.103

Kolmogorov-Smirnov Z .970

Asymp. Sig. (2-tailed) .303


a. Test distribution is Normal.

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.10 nilai signifikansinya pada 0,303 dimana nilainya

lebih besar dari α = 0,05 (Asymp. Sig = 0,303> 0,05) sehingga dapat disimpulkan

data residual terdistribusi normal.

Universitas Sumatera Utara


5.3.2 Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dengan grafik

scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada

membentuk suatu pola tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas dan jika ada pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 5.3

sebagai berikut :

Gambar 5.3 Grafik Scatterplot

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Berdasarkan Gambar 5.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak

serta tersebar serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada

model regresi.

Universitas Sumatera Utara


5.3.3 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian

multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan Variance Inflation Factor

(VIF). Data dikatakan tidak mengalami multikolinearitas apabila nilai Tolerance ≥

0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 5.11

sebagai berikut :

Tabel 5.11 Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
TINGKATPENDIDIKAN .469 2.130
PENDIDIKAN
.336 2.975
BERKELANJUTAN
INDEPENDENSI .721 1.387
PENGALAMAN .705 1.419
PENGETAHUAN .480 2.081
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.11 diketahui nilai VIF dari tingkat pendidikan adalah

2.130, nilai VIF dari pendidikan berkelanjutan adalah 2.975, nilai VIF dari

independensi adalah 1.387, nilai VIF dari pengalaman adalah 1.419, dan nilai VIF

dari pengetahuan adalah 2.081. Jika seluruh nilai VIF tidak lebih dari 10, maka

diindikasi tidak terjadi multikolinearitas. Karena nilai VIF dari pemahaman

akuntansi, pemanfaatan teknologi informasi, sistem pengendalian intern

pemerintah dan komitmen organisasi tidak lebih dari 10, maka diindikasi tidak

terjadi multikolinearitas.

Universitas Sumatera Utara


5.4 Hasil Uji Hipotesis

Sugiyono (2013) menjelaskan secara statistik hipotesis diartikan sebagai

pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya

berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Pengujian

hipotesis dalam penelitian ini menggunakan koefisien determinasi (Adjusted R2),

uji simultan (uji F), uji parsial (uji t) dan uji moderating (uji residual).

5.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (Adjusted R2) mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai Adjusted R2 yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil

uji koefisien determinasi (Adjusted R2) dapat dilihat pada Tabel 5.12 sebagai

berikut :

Tabel 5.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .908 .824 .788 1.398

a. Predictors: (Constant), PENGETAHUAN, PENGALAMAN,


INDEPENDENSI, TINGKATPENDIDIKAN,
PENDIDIKANBERKELANJUT AN
b. Dependent Variable: KINERJA AUDITOR

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)


Berdasarkan Tabel 5.12 nilai koefisien korelasi (R) mempunyai nilai

sebesar 0.908 yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara

variabel independen dengan variabel dependen sebesar 90.8%. Artinya koefisien

pengaruh tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, independensi,

Universitas Sumatera Utara


pengalaman, dan pengetahuan mempunyai hubungan yang kuat dengan motivasi

auditor, karena diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 90.8%.

Untuk koefisien determinasi (Adjusted R2) mempunyai nilai sebesar 0.788.

Artinya sebesar 78.8% motivasi auditor dapat dijelaskan oleh variable tingkat

pendidikan, pendidikan berkelanjutan, independensi, pengalaman, dan

pengetahuan. Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 21.2% dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

5.4.2 Hasil Uji Simultan (Uji F)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan

terdahap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 5.13 sebagai

berikut :

Tabel 5.13 Hasil Uji F

b
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 228.228 5 45.646 23.351 .000

Residual 48.869 25 1.955

Total 277.097 30

a. Predictors: (Constant), PENGETAHUAN, PENGALAMAN, INDEPENDENSI,


TINGKATPENDIDIKAN, PENDIDIKANBERKELANJUTAN

b. Dependent Variable: KINERJAAUDITOR


Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.13 dapat dilihat nilai signifikan 0,000 < α = 0,05.

Hasil uji statistik F bahwa menunjukkan semua variabel independen (tingkat

pendidikan, pendidikan berkelanjutan, independensi, pengalaman, dan

pengetahuan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

(kinerja auditor).

Universitas Sumatera Utara


5.4.3 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel

independen secara individual atau parsial dapat menerangkan variasi variabel

dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 5.14 sebagai berikut :

Tabel 5.14 Hasil Uji t

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Nilai t tabel dapat dilihat melalui rumus df = n-k. Dimana n adalah jumlah

sampel dan k adalah jumlah variabel independen. Maka nilai df pada penelitian ini

adalah 26. Nilai t tabel dengan df 26 adalah 2,05553.

Berdasarkan Tabel 5.14 dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel

independensi sebesar 0,000 , pengalaman sebesar 0,003 dan pengetahuan sebesar

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.696 3.485 .487 .631

TINGKATPENDIDIKAN .220 .282 .095 .779 .443

PENDIDIKANBERKELANJUTAN .379 .218 .252 1.741 .094

INDEPENDENSI .775 .101 .757 7.648 .000

PENGALAMAN .297 .098 .303 3.030 .003

PENGETAHUAN .082 .098 .101 2.834 .012

a. Dependent Variable: KINERJAAUDITOR


0,012 lebih kecil dari 0,05 dan variabel signifikan tingkat pendidikan sebesar

0,443 dan variabel pendidikan berkelanjutan sebesar 0,094 lebih besar dari 0,05

yaitu sehingga secara parsial independensi, pengalaman, dan pengetahuan

berpengaruh signifikan sedangkan variabel tingkat pendidikan dan pendidikan

Universitas Sumatera Utara


berkelanjutan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Dari nilai-

nilai koefisien tersebut, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut :

Dari nilai-nilai koefisien tersebut, maka dapat disusun persamaan regresi

sebagai berikut :

Y = 3,485 + 0,282X1 + 0,218X2 + 0,101X3 + 0,098X4 + 0,098X5

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstanta

Konstanta bernilai positif pada tingkat pendidikan, pendidikan

berkelanjutan, independensi, pengalaman, dan pengetahuan ini menandakan

bahwa persamaan regresi berganda tersebut memiliki hubungan yang searah,

artinya kinerja auditor akan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat

pendidikan, pendidikan berkelanjutan, independensi, pengalaman, dan

pengetahuan.

b. Tingkat Pendidikan (X1)

Bahwa variabel tingkat pendidikan menunjukkan pengaruh yang positif

terhadap kinerja auditor, namun pengaruh positif variabel tingkat pendidikan

tersebut belum memenuhi dasar keputusan yang signifikan karena dalam

keputusan uji statistik tidak menerima Ha (nilai sig variabel tingkat pendidikan =

0,443 > αtoleransi = 0,05 ). Artinya variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif

dan tidak signifikan pada tingkat kepercayaan 95%.

c. Pendidikan Berkelanjutan (X2)

Bahwa variabel pendidikan berkelanjutan menunjukkan pengaruh yang

positif terhadap kinerja auditor, namun pengaruh positif variabel tingkat

pendidikan tersebut belum memenuhi dasar keputusan yang signifikan karena

Universitas Sumatera Utara


dalam keputusan uji statistik tidak menerima Ha (nilai sig variabel pendidikan

berkelanjutan = 0,094 > αtoleransi = 0,05 ). Artinya variabel pendidikan

berkelanjutan berpengaruh positif dan tidak signifikan pada tingkat kepercayaan

95%.

d. Independensi (X3)

Bahwa variabel independensi menunjukkan pengaruh yang positif

terhadap kinerja auditor, pengaruh positif variabel independensi sudah memenuhi

dasar keputusan menurut Ha (nilai sig variabel independensi = 0,000 > αtoleransi =

0,05 ). Artinya variabel independensi berpengaruh positif dan signifikan pada

tingkat kepercayaan 95%.

e. Pengalaman (X4)

Bahwa variabel pengalaman menunjukkan pengaruh yang positif terhadap

kinerja auditor, pengaruh positif variabel pengalaman sudah memenuhi dasar

keputusan menurut Ha (nilai sig variabel pengalaman = 0,003 > αtoleransi = 0,05 ).

Artinya variabel pengalaman berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat

kepercayaan 95%.

f. Pengetahuan (X5)

Bahwa variabel pengetahuan menunjukkan pengaruh yang positif terhadap

kinerja auditor, pengaruh positif variabel pengetahuan sudah memenuhi dasar

keputusan menurut Ha (nilai sig variabel pengetahuan = 0,012 > αtoleransi = 0,05 ).

Artinya variabel pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat

kepercayaan 95%.

Universitas Sumatera Utara


5.4.4 Hasil Uji Moderating (Uji Residual)

Uji Residual dilakukan untuk melihat apakah variabel moderating dapat

memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Kriteria uji residual adalah P-Value (Sig) < 0,05 dan nilai koefisien

parameternya negatif, maka dapat memoderasi. Tetapi, apabila P-Value (Sig) >

0,05 dan nilai koefisien parameternya positif, maka tidak dapat memoderasi. Hasil

uji residual profesionalisme AR (Z) dapat dilihat pada Tabel 5.27 sebagai berikut :

Tabel 5.15 Uji Residual (Moderating)

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta


Model t Sig.
(Constant) 27.501 16.575 1.659 .110
1
TINGKATPENDIDIKAN -2.776 1.341 -.459 -2.070 .049
PENDIDIKAN
-.784 1.035 -.198 -.758 .456
BERKELANJUTAN
INDEPENDENSI .752 .482 .279 1.561 .131
PENGALAMAN 1.532 .465 .595 3.290 .003
PENGETAHUAN .453 .466 .213 .974 .340

a. Dependent Variable: MOTIVASIAUDITOR

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Tabel 5.16 Uji Residual (Moderating)

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant)
7.996 4.278 1.869 .072

MOTIVASIAUDITOR -.054 .076 -.130 -.706 .036

a. Dependent Variable: AbsRes_1

Universitas Sumatera Utara


Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.27 dan Tabel 5.28 dapat dilihat persamaan hasil uji residual :

Y = 27,501 – 2,776X1 – 0,784X2 + 0,752X3+ 1,532X4 + 0,453X5

| e | = 7,996 – 0,054 Y

Tabel 5.27 menggambarkan nilai signifikan 0,036 lebih kecil dari α = 0,05

dengan nilai koefisien parameter negatif yaitu 0,054, maka variabel maka dapat

disimpulkan bahwa variabel motivasi auditor sebagai variabel moderating dan

dapat memoderasi hubungan antara tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan,

independensi, pengalaman, dan pengetahuan terhadap kinerja auditor pada

Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.

5.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka dapat dibuat pembahasan

sebagai berikut :

5.5.1 Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kinerja Auditor

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,220 dengan signifikan prob =

0,443 yang lebih besar dari α = 0,05. Dari hasil pengujian ini, diperoleh bukti

bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hipotesis peneliti yang

menyatakan adanya hubungan antara tingkat pendidikan terhadap kinerja auditor.

Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Slamet (2009) yang

menyatakan bahwa pendidikan secara signifikan berpengaruh positif terhadap

kinerja aparat pengawas fungsional dikarenakan berbedanya lokasi dan objek serta

jumlah responden dalam penelitian ini. Penelitian bertentangan dengan Standar

Universitas Sumatera Utara


Audit Intern Pemerintah Indonesia tanggal 27 agustus 2013 poin 2011 yang

menyatakan “latar belakang pendidikan auditor adalah harus mempunyai tingkat

pendidikan formal yang diperlukan, untuk itu diperlukan pengembangan teknik

dan metodologi pemeriksaan melalui pelatihan”.

Tidak sejalannya penelitian ini diduga karena adanya perbedaan tempat,

waktu dan objek penelitian yang digunakan. Tidak berpengaruhnya tingkat

pendidikan terhadap kinerja auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara mungkin

disebabkan karena para pejabat fungsional auditor tersebut tidak semua memiliki

latar belakang pendidikan berbasis akuntansi tetapi mereka tetap mampu

menjalankan perannya sebagai auditor. Maka peneliti menyimpulkan tingkat

pendidikan formal yang sejalan dengan tugas audit yang dapat mempengaruhi

kinerja auditor semakin lebih baik.

5.5.2 Pengaruh Pendidikan Berkelanjutan terhadap Kinerja Auditor

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa pendidikan

berkelanjutan tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor dengan koefisien regresi

positif sebesar 0,379 dan signifikan prob = 0,094 yang lebih besar dari α = 0,05.

Dari hasil pengujian ini, diperoleh bukti bahwa pendidikan berkelanjutan tidak

berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hipotesis peneliti yang

menyatakan adanya hubungan antara pendidikan berkelanjutan terhadap kinerja

auditor. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Mulyono (2009) yang

menyatakan bahwa pendidikan berkelanjutan mempunyai peranan yang penting

dalam meningkatkan kinerja Inspektorat. Penelitian ini tidak sejalan dikarenakan

berbedanya jumlah responden dalam penelitian ini. Penelitian ini bertentangan

Universitas Sumatera Utara


dengan peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01

tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara mengenai pernyataan

standar pemeriksaan dalam poin 01 yang menyatakan Standar Umum diuraikan

mengenai persyaratan pendidikan berkelanjutan. Maka peneliti menyimpulkan

pendidikan berkelanjutan seperti pelatihan – pelatihan yang sejalan dengan tugas

audit yang dapat mempengaruhi kinerja auditor semakin lebih baik.

5.5.3 Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa independensi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Pengaruh positif

dilihat dari nilai koefisien regresi 0,775 dan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari

α = 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa independensi searah dengan

kinerja auditor, dimana semakin meningkatnya independensi maka akan semakin

meningkat juga kinerja auditor, demikian juga sebaliknya semakin menurunnya

independensi maka akan semakin menurun juga kinerja auditor.

Dengan adanya independensi maka auditor bebas dari pengaruh atau

ketergantungan dari sosial, organisasi, maupun pemerintah dalam melaksanakan

tugasnya. Auditor yang independensi tidak merugikan pihak manapun dalam

melakukan audit. Dalam penelitian Supriyono (1988) menyatakan bahwa, jika

auditor kehilangan independensinya maka laporan audit yang dihasilkan tidak

sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Gede (2012) yang

menyatakan bahwa independensi memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa jika seorang auditor

Universitas Sumatera Utara


independensi maka hasil pekerjaan akan semakin akurat dalam melakukan audit,

dan pengambilan keputusan akan lebih baik. Namun jika hal yang sebaliknya

terjadi apabila independensi belum dapat dipenuhi maka kualitas kinerja auditor

tidak akan baik.

5.5.4 Pengaruh Pengalaman terhadap Kinerja Auditor

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa pengalaman

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Pengaruh positif

dilihat dari nilai koefisien regresi 0,297 dan nilai signifikan 0,003 lebih kecil dari

α = 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengalaman searah dengan kinerja

auditor, dimana semakin meningkatnya pengalaman maka akan semakin

meningkat juga kinerja auditor, demikian juga sebaliknya semakin menurunnya

pengalaman maka akan semakin menurun juga kinerja auditor.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Masrizal (2010) yang

menyatakan bahwa pengalaman memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa jika seorang auditor berpengalaman

maka hasil pekerjaan akan semakin akurat dalam melakukan audit, dan kualitas

kinerja auditor akan baik. Namun jika hal yang sebaliknya terjadi apabila

pengalaman belum dapat dipenuhi maka kualitas kinerja auditor tidak akan baik.

5.5.5 Pengaruh Pengetahuan terhadap Kinerja Auditor

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa pengetahuan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Pengaruh positif

dilihat dari nilai koefisien regresi 0,082 dan nilai signifikan 0,012 lebih kecil dari

α = 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengetahuan searah dengan

kinerja auditor, dimana semakin meningkatnya pengetahuan maka akan semakin

Universitas Sumatera Utara


meningkat juga kinerja auditor, demikian juga sebaliknya semakin menurunnya

pengetahuan maka akan semakin menurun juga kinerja auditor.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Masrizal (2010) yang

menyatakan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa seorang auditor wajib

memiliki pengetahuan yang luas baik mengenai ilmu auditing dalam melakukan

audit maka, kualitas akan kinerja auditor akan baik. Namun jika hal yang

sebaliknya terjadi apabila seorang auditor tidak memiliki pengetahuan yang cukup

baik maka kualitas kinerja auditor tidak akan baik.

5.5.6 Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan,

Independensi, Pengalaman, dan Pengetahuan terhadap Kinerja

Auditor

Hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa variabel

tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, independensi, pengalaman, dan

pengetahuan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja

auditor. Hal ini dapat diketahui pada Tabel 5.25 dimana nilai signifikan 0,000

lebih kecil dari α = 0,05 (0,000 < α = 0,05). Hal ini sangat wajar jika keseluruhan

variabel tersebut mampu berpengaruh secara simultan dikarenakan pendidikan

yang sesuai bidang memudahkan pekerjaan dan pendidikan berkelanjutan tentang

pelatihan juga mendukung dalam peningkatan kinerja seorang auditor.

Independensi dalam melaksanakan pekerjaan juga mendukung tingkat kinerja

yang baik untuk seorang auditor. Pengalaman kerja yang lebih banyak,

pengembangan karir yang cenderung mutlak serta pengetahuan yang tinggi,

merupakan faktor-faktor yang akan memberikan motivasi terbaik untuk

Universitas Sumatera Utara


meningkatkan kinerja auditor. Seluruh variabel tersebut telah dibahas secara

parsial dan memiliki pengaruh positif walaupun terdapat dua variabel yang tidak

signifikan, namun hal yang paling penting adalah ketika seluruh variabel

independen mampu berpengaruh secara parsial, maka memiliki kemungkinan

yang besar juga untuk dapat berpengaruh secara simultan.

5.5.7 Motivasi Auditor sebagai Variabel Moderating

Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel motivasi auditor terbukti

sebagai variabel moderating. Nilai signifikan 0,036 lebih kecil dari alpha 0,05 dan

memiliki nilai koefisien parameternya negative yaitu -0,054, maka maka dapat

disimpulkan bahwa variabel motivasi auditor sebagai variabel moderating dan

dapat memoderasi hubungan tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan,

independensi, pengalaman, dan pengetahuan dengan kinerja auditor Inspektorat

Provinsi Sumatera Utara.

Motivasi adalah adanya tuntutan atau dorongan terhadap pemenuhan

kebutuhan individu dan tuntutan atau dorongan yang berasal dari lingkungan,

kemudian diimplementasikan dalam bentuk prilaku. Motivasi merupakan

kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi

yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa

kebutuhan individual. Kebutuhan adalah suatu keadaan internal yang

menyebabkan hasil tertentu tampak menarik.

Komitmen professional akan mengarahkan pada motivasi kerja secara

profesional juga. Seorang profesional yang secara konsisten dapat bekerja secara

profesional dan dari upayanya tersebut mendapatkan penghargaan yang sesuai,

Universitas Sumatera Utara


tentunya akan mendapatkan kepuasan kerja dalam dirinya. Oleh karena itu,

motivasi tidak dapat dipisahkan dengan kepuasan kerja.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada bab

sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Secara simultan tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan,

independensi, pengalaman, dan pengetahuan secara bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Secara parsial

independensi, pengalaman, dan pengetahuan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja auditor sedangkan tingkat pendidikan dan

pendidikan berkelanjutan berpengaruh positif yang tidak signifikan

terhadap kinerja auditor.

2. Variabel motivasi auditor terbukti memoderasi hubungan antara tingkat

pendidikan, pendidikan berkelanjutan, independensi, pengalaman, dan

pengetahuan terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera

Utara.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari masih terdapat keterbatasan penelitian pada penelitian

ini, antara lain :

1. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang jawabannya

berdasarkan persepsi jawaban responden, sehingga kemungkinan terjadi

bias atau ketidaksesuaian dengan keadaan yang sebenarnya dan

mengandung unsur subjektifitas.

Universitas Sumatera Utara


2. Lokasi dan objek penelitian hanya di Kantor Inspektorat Provinsi

Sumatera Utara. Populasi dan sampel penelitian ini hanya 31 auditor.

6.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka penyempurnaan yang disarankan peneliti

untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan jumlah populasi

dan sampel dalam lingkup tempat penelitian.

2. Penelitian selanjutnya agar dilakukan terhadap seluruh auditor Kantor

Pemerintahan di lingkungan Kantor Wilayah Sumatera Utara I sehingga

hasilnya dapat digeneralisasikan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai