oleh
Aldila Kurnia Putri, S.Kep
NIM 112311101006
I. Identitas Klien
Nama
: AN. S
Umur
: 13 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
No. RM
Pekerjaan
Status Perkawinan
Tanggal MRS
Pendidikan
: SD
Tgl Pengkajian
Alamat
: Klakah, Lumajang
Sumber Informasi
: 84232
: Pelajar
: Belum kawin
: 14 November
2015
: 16 November
2015
: Pasien, Keluarga,
data Rekam Medis
pasien
Keterangan:
= Laki-laki
= Meninggal
= Perempuan
= Tinggal serumah
pasien berusaha menanyakan kondisi pasien saat ini dan harus seperti apa cara
merawatnya di rumah.
Interpretasi :
Pasien sudah menerapkan upaya preventif untuk meningkatkan status
kesehatannya seperti berolahraga rutin setiap minggu
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)
- Antropometeri
TB : 145 cm
BB : 40 kg
IMT = 40/1,452
IMT = 19,02
Interpretasi :
Kategori IMT
Underweight= < 18,5
Normal= 18,5-24,9
Overweight = >25
Berdasarkan rumus IMT, pasien termasuk kategori normal
Pemenuhan kalori tubuh
BMR laki-laki = 88,362 + (13,397 x berat dalam kg) + (4,799 x tinggi dalam
cm) (5,677 x umur tahun)
= 88,632 + (13,397 x 40 kg) + (4,799 x 145 cm) (5,677x 13)
= 1247 kalori
Level aktivitas fisik = BMR x 1,375 (cukup aktif)
= 1247 x 1,375
= 1715 kalori
Diet yang diberikan TETP
Diet TETP = diet biasa + 20%
= 1900 kalori + 20%
= 2280 kalori
Interpretasi :
Kebutuhan kalori tubuh pasien telah terpenuhi
-
Biomedical sign :
Nilai hasil pemeriksaan darah lengkap tangal 9 November 2015
Hemoglobin 13,6 gr/dL
Leukosit 6,9 109/L
Hematokrit 39,3 %
Trombosit 274 109/L
PPT penderita 10,3
PPT kontrol 10,1
APPT penderita 31,7
APPT kontrol 27,7
SGOT 22 u/L
SGPT 13 u/L
Kreatinin serum 0,8 mg/dL
BUN 10 mg/dL
Urea 21 gr/24 jam
Interpretasi :
Hemoglobin pasien dalam batas normal (normal: 13-16 gr/dL)
Leukosit pasien dalam batas normal (normal: 4,5-13 109/L)
Hematokrit pasien dalam batas normal (normal: 37-49%)
Trombosit pasien dalam batas normal (normal: 150-450 109/L)
PPT dalam batas normal (normal: beda dengan kontrol <2 detik)
APPT dalam batas normal (normal: beda dengan kontrol <7 detik)
SGOT pasien dalam batas normal (normal: 10-35 u/L)
SGPT pasien dalam batas normal (normal: 9-43 u/L)
Kreatinin serum dalam batas normal (normal: 0,6-1,3 mg/dL)
BUN dalam batas normal (normal:6-20 mg/dL)
Urea dalam batas normal (normal: 26-43 gr/24 jam)
-
Clinical Sign :
Kulit dan bibir lembab, rambut tidak rontok dan berwarna hitam, sklera
tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, dan tidak ada odema
Interpretasi :
Pada hari pengkajian (17 November 2015) pasien tidak mengalami masalah
pada nutrisi secara klinis
3. Pola eliminasi:
BAK
- Frekuensi
- Jumlah
- Warna
- Bau
- Karakter
- BJ
- Alat Bantu
- Kemandirian
- Lain
BAB
-
Frekuensi
Jumlah
Warna
Bau
Karakter
BJ
Alat Bantu
:3
: 600 cc/24 jam
: kuning jernih
: khas urin
:::: dibantu ke kamar mandi
::1
: gelas
: kuning
: khas fese
:::-
Kemandirian
Lain
Interpretasi :
Balance cairan per hari (24 jam):
Input:
Minum 500 cc
Infus NaCl 1000 cc
Water Metabolism (WM) menggunakan luas permukaan tubuh dengan
rumus du bois. Diketahui BB pasien 40 kg dengan TB 145 cm ditemukan
hasil luas permukaan tubuh (LPT) 1,27 m2
WM = 350 x LPT
WM = 350 x 1,27
= 444 cc
Total input = 500+1000+444 = 1944 cc
Output
Urin 600 cc
IWL (Insensible Water Loss) = 2 x WM = 2 x 444= 888 cc
Total output = 600+ 888= 1488 cc
3
V
V
V
V
V
V
7.
8.
Interpretasi :
Tidak ada gangguan pada pola seksual dan reproduksi pasien
9.
:
:
:
:
90/60 mmHg
64 x/mnt
20 x/mnt
36 OC
Interpretasi :
V. Terapi
Nama
Dagang
Infus NaCl
1000 cc/
hari
Ranitidin
2x12,5 mg
Golongan
Indikasi
Kontraindikasi
Cairan isotonis
Hipertonik uterus,
hiponatremia, retensi
cairan. Digunakan
dengan pengawasan
ketat pada CHF,
insufisiensi renal,
hipertensi, edema
perifer dan edema
paru.
Antagonis
kompetitif
histamin
Ranitidin dalam
bentuk tablet tersedia
dalam ukuran dosis 75
mg, 150 mg, dan 30
mg. Ranitidin dalam
bentuk sirup tersedia
dalam ukuran dosis 15
mg/ml. Sedangkan
ranitidin dalam
bentuk cairan untuk
disuntikan tersedia
dalam ukuran dosis 1
mg/ml dan 25 mg/ml.
Dosis ranitidin untuk
orang dewasa ialah
150 mg dua kali sehari
Mekanisme Kerja
Osmolaritas (tingkat
kepekatan) cairan isotonik
mendekati serum (bagian
cair dari komponen darah)
sehingga terus berada di
dalam pembuluh darah.
Farmakodinamik :
Merupakan prekursor
fosfatidilkolin,yaitu suatu
zat gizi penting untuk
integritas dan fluiditas
membran sel
Otak. Senyawa ini juga
dapat berubah menjadi
asetilkolin, suatu
neurotransmiter penting
untuk komunikasi antar sel
sehat serta untuk
menyimpan memori dan
mengeluarkannya.
Nama
Dagang
Antrain
3x500 mg
Golongan
Analgesik
Indikasi
Kontraindikasi
Pasien dalam
keadaan
hipersensitivitas
metamizole, wanita
hamil dan menyusui,
pasien bertekanan
darah rendah
(sistolik < 100
mmHg), pasien bayi
Penggunaan natrium
metamizole pada
orang dewasa
diberikan 1 tablet jika
rasa nyeri muncul, dan
pemberian tablet
dapat diulang setiap 68 jam, dengan dosis
maksimal adalah 4
Mekanisme Kerja
Citicoline juga
meningkatkan aliran darah
dan oksigen otak.
Ranitidin HCl diserap 39
87 % setelah pemberian
oral dan mempunyai
masa kerja yang cukup
panjang, pemberian dosis
150 mg efektif menekan
sekresi
asam lambung selama 8
12 jam. Kadar plasma
tertinggi dicapai dalam 23
jam
setelah pemberian oral,
dengan waktu paro
eliminasi 23 jam
Metamizole Na adalah
turunan
methanesulphonate dari
aminopyrine dengan
aktivitas analgesik.
Mekanisme kerja adalah
pusat dan perifer
menghambat transmisi
nyeri.
Nama
Dagang
Golongan
Indikasi
Kontraindikasi
di bawah 3 bulan
atau bayi dengan
berat badan kurang
dari 5 kg, pasien
dengan gangguan
ginjal dan hati berat,
serta
gangguan pembekua
n darah / kelainan
darah.
Ceftriaxon
2x500 mg
Sefalosporin
Untuk infeksi-infeksi
berat dan yang
disebabkan oleh kumankuman gram positif
maupun gram negatif
yang resisten terhadap
antibiotika lain:
Infeksi saluran
pernafasan
Infeksi saluran kemih
Infeksi gonoreal
Septisemia bakteri
Hipersensitif
terhadap
cephalosporin
dan
penicillin
(sebagai
reaksi alergi silang)
Mekanisme Kerja
Na Metamizole bertindak
sebagai analgesik. Hal ini
diserap dari saluran
pencernaan, dengan waktu
paruh 1-4 jam
Nama
Dagang
Golongan
Indikasi
Infeksi tulang dan
jaringan
Infeksi kulit
Kontraindikasi
Mekanisme Kerja
plasma adlah 8 jam. Waktu
paruh pada bayi dan anakanak adalah 6,5 dan 12,5
jam pada pasien dengan
umur lebih dari 70 tahun.
Jika fungsi ginjal
terganggu, eliminasi biliari
terhadap Ceftriaxone
meningkat.
No
Jenis pemeriksaan
Hematologi
1
Hemoglobin
2
Leukosit
3
Hematokrit
4
Trombosit
PPT
5
PPT Penderita
PPT Kontrol
6
APPT
7
APPT Penderita
APPT Kontrol
8
Faal Hati
9
SGOT
10
SGPT
Faal Ginjal
11
Kreatinin serum
12
BUN
Urea
13
Nilai normal
(rujukan)
nilai
13-16
4,5-13
37-49
150-450
10,3
10,1
31,7
27,7
Satuan
gr/dL
109/L
%
109/L
Hasil
(hari/tanggal)
13 November
2015
13,6
6,9
39,3
274
Beda dg
kontrol <
2 detik
Beda dg
kontrol <
7 detik
10-35
9-43
u/L
u/L
22
13
0,6-1,3
6-20
24-43
mg/dL
mg/dL
gr/24
jam
0,8
10
21
b. Pemeriksaan CT Scan
ANALISA DATA
NO
DATA PENUNJANG
DS:
Pasien mengatakan
bahwa merasa pusing
setelah operasi
Pusing yang dirasakan
nyut-nyutan
Pusingnya hilang timbul
Skala nyeri 7
DO:
Pasien tampak
berbaring di tempat
tidur
TD : 100/60 mmHg
N: 90 x/menit
RR: 24 x/menit
S: 36o C
DS:
DO:
ETIOLOGI
MASALAH
Bone expose
Nyeri akut
Nyeri akut
Proses operasi
penanganan bone expose
Efek anestesi
Kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas
Intoleransi
aktivitas
NO
DATA PENUNJANG
DS:
Keluarga mengatakan
tidak mengetahui cara
perawatan pasien
setelah operasi pertama
dan kedua ketika di
rumah
Keluarga mengatakan
bahwa anaknya sangat
aktif bermain meskipun
pernah mengalami
operasi di kepala
ETIOLOGI
Pendidikan rendah
Keterbatasan paparan
informasi
Kurang pengetahuan
MASALAH
Kurang
pengetahuan
DO:
Keluarga pasien
berusaha menanyakan
kondisi pasien saat ini
dan harus seperti apa
cara merawatnya di
rumah
DS:
Keluarga mengatakan
terdapat penonjolan
tulang pada bekas operasi
yang kedua
Keluarga mengatakan
terdapat seperti lubang
yang kemungkinan berisi
nanah pada bekas operasi
kepala sebelah kanan
pasien
DO:
Tampak penonjolan
tulang bekas post
cranioplasty bagian
temporal dekstra
Persambungan tulang
tampak tidak sempurna
integritas kulit
Luka insisi
Bone expose
NO
DATA PENUNJANG
ETIOLOGI
DS: DO:
MASALAH
Luka insisi
Resiko infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Daftar Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas):
No
Diagnosa
Tanggal
perumusan
17 November 2015
17 November 2015
17 November 2015
17 November 2015
17 November 2015
Tanggal
pencapaian
PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA
Nyeri berhubungan
dengan luka insisi
post operasi
Intoleransi aktivitas
berhubungan
dengan kelemahan
fisik
INTERVENSI
RASIONAL
Kurang
Setelah dilakukan asuhan
pengetahuan
keperawatan selama 3x20
berhubungan
menit, terjadi peningkatan
dengan kurang
pemahaman pasien dan
informasi terkait
keluarga tentang penyakitnya
proses penyakit dan dengan kriteria hasil:
pengobatannya
Pasien mampu
mengutarakan pemahaman
tentang proses penyakit,
No.
Dx.
1.
2.
DIAGNOSA:
WAKTU
17/11/15
Pukul 18.00
17/11/15
Pukul 19.00
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI
PARAF
EVALUASI
17/11/15
Pukul 18.40
S:
Pasien mengatakan
bahwa masih merasa
pusing
Skala nyeri 5
O:
Tampak berbaring di
tempat tidur
TD: 100/60 mmHg
N: 84 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,3 oC
A:
Masalah keperawatan nyeri
akut teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
17/11/15
Pukul 19.25
S:
Ibu pasien mengatakan
bahwa akan menyuapi
anaknya saat sudah
dibolehkan makan jam
24.00 nanti
Ibu pasien mengatakan
bahwa pasien masih
lemas sehingga hanya
berbaring di tempat tidur
O:
Tampak lemah
Tampak berbaring di
tempat tidur
TD: 100/60 mmHg
N: 84 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,3 oC
A:
Masalah keperawatan
intoleransi aktivitas
teratasi sebagian
No.
Dx.
WAKTU
IMPLEMENTASI
PARAF
EVALUASI
P:
Lanjutkan intervensi
3.
17/11/15
Pukul 19.30
17/11/15
Pukul 19.50
S:
Keluarga pasien
mengatakan bahwa telah
memahami penyakit yang
dialaminya saat ini
Keluarga pasien
mengatakan mengerti
bahwa penyakit pasien
ini butuh diobati dan
dioperasi
Keluarga pasien
mengatakan bahwa akan
menyuruh anaknya untuk
makan ikan, daging, sayur
dan buah serta
mengurangi snack-snack
O:
Pasien dan keluarga
mendengarkan dengan
antusias saat perawat
menjelaskan penyakitnya
A:
Masalah keperawatan kurang
pengetahuan teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
18/11/15
Pukul 15.00
18/11/15
Pukul 15.20
S:
Pasien mengatakan
pusingnya masih ada tapi
sedikit
Skala nyeri 2
O:
Wajah tampak rileks
TD: 100/60 mmHg
N: 88 x/menit
RR: 22 x/menit
S: 36,2o C
No.
Dx.
WAKTU
IMPLEMENTASI
PARAF
EVALUASI
A:
Masalah keperawatan nyeri
akut teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
18/11/15
Pukul 15.25
18/11/15
Pukul 16.05
18/11/15
Pukul 16.00
S:
Pasien mengatakan
bahwa sudah bisa duduk
sendiri di tempat tidur
Pasien mengatakan
bahwa ia merasa lebih
kuat daripada kemarin
18/11/15
Pukul 16.20
S:
Pasien dan keluarga
mengatakan bahwa
mereka telah memahami
bahwa pasien saat ini
memiliki bekas luka
operasi di kepala yang
sembuhnya kurang
sempurna
Pasien mengatakan
bahwa akan banyak
beristirahat di rumah dan
mengurangi waktu
bermain
O:
No.
Dx.
WAKTU
IMPLEMENTASI
PARAF
EVALUASI
O:
A:
Masalah keperawatan
kurang pengetahuan
teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
1
19/11/2015
Pukul 11.00
19/11/2015
Pukul 11.25
19/11/15
Pukul 11.20
S:
Keluarga mengatakan
sudah menggosok
punggung pasien ketika
merasa pusing
Saat ini sudah tidak
merasa pusing
O:
Wajah tampak rileks
TD: 90/60 mmHg
N: 86 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,4o C
A:
Masalah keperawatan nyeri
akut teratasi
P:
Hentikan intervensi
19/11/15
Pukul 11.50
S:
Keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien
sudah bisa berjalan ke
kamar mandi namun masih
dibantu
O:
No.
Dx.
WAKTU
IMPLEMENTASI
PARAF
EVALUASI
RR: 20 x/menit
S: 36,4o C
A:
Masalah keperawatan
intoleransi aktivitas
teratasi
P:
Hentikan intervensi
19/11/2015
Pukul 11.55
19/11/15
Pukul 12.05
S:
Keluarga pasien
mengatakan akan
membatasi waktu
bermain anaknya selama
proses penyembuhan
Keluarga pasien
mengatakan akan
melakukan kontrol sesuai
dengan saran dokter
O:
Pasien dan keluarga
tampak antusias mengikuti
diskusi
A:
Masalah keperawatan
kurang pengetahuan
teratasi
P:
Hentikan intervensi