Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SPINAL CORD INJURY

oleh:
Widhi Cahya K, S.Kep
NIM 202311101181

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan berikut disusun oleh:


Nama : Widhi Cahya K, S.Kep
NIM : 202311101181
Judul : Asuhan Keperawatan Pasien Spinal Cord Injury
Telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing pada:
Hari :
Tanggl :

Jember, April 2021

Mengetahui, Mahasiswa,
Pembimbing Akademik

Ns. Kushariyadi, S.Kep., M.Kep Widhi Cahya K, S.Kep.


NIP 760015697 NIM. 202311101181
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN BEDAH

Nama Mahasiswa : Widhi Cahya K


NIM : 202311101181
Tempat Pengkajian : Case Study
Tanggal : 1 April 2021

I. Identitas Klien
Nama : Tn.AW No. RM : Tidak terkaji
Umur : 44 tahun Pekerjaan : Swasta
Jenis : Laki-laki Status Perkawinan : Kawin
Kelamin
Agama : Islam Tanggal MRS : 02 Februari 2020
Pendidikan : Strata 1 Tanggal : 02 Februari 2020
Pengkajian
Alamat : Krajan 2/1 Ngampin Sumber Informasi : Studi kasus
Ambarawa, Kab
Semarang

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik:
Cedera Medulla Spinalis Komplit
2. Keluhan Utama:
Kedua kaki tidak dapat digerakkan dan terasa kebas dari perut hingga kaki
3. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengeluhkan kedua kaki susah digerakkan dan terasa kebas secara
tiba-tiba setelah jatuh ke selokan saat sedang bersepeda pada 1 jam SMRS (10.00
WIB). Setelah jatuh, pasien sadarm ingat dengan kejadian saat terjatuh, dapat
berkomunikasi dengan baik dengan posisi terlentang. Kelumpuhan dialami pasien
pada kedua kaki, sedangkan tangan dapat digerakkan. Sakit kepala, wajah perot,
gangguan penglihatan, ataupun pendengaran disangkal oleh pasien. Setelah jatuh
pasien menyangkal adanya pingsan, kejang, atau mual muntah. Pasien mengeluhkan
nyeri pada punggung yang dirasakan terus menerus, memberat saat pasien
menggerakaan badan bagian atas, menelan dan batuk. Nyeri punggung berkurang saat
pasien berbaring. Pasien juga mengeluhkan sulit BAK serta tidak dapat BAB. Pasien
mengatakan pasien belum BAB serta tidak merasakan nyeri dari bagian perut hingga
kedua kakinya. Diketahui sebelumnya pasien dapat berjalan, dapat mengontrol pola
BAK, BAB setiap pagi. Pasien menyangkal adanya demam dan penurunan berat
badan sebelumnya serta adanya pegal-pegal, ataupun kesemutan yang menjalar ke
kaki sebelumnya.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini. Pasien mengaku tidak
memiliki penyakit terdahulu. Di dalam keluarga pasien yaitu ayah pasien memiliki
riwayat penyakit hipertensi dan penyakit jantung
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi antibiotik maupun makanan.
c. Imunisasi:
Pasien imunisasinya lengkap.
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Pasien merupakan kontraktor yang bekerja di kantor yang sehari hari pasien
banyak menghabiskan waktunya duduk di kantor dan kurang berkativitas. Pasien
mengaku makan 3 - 4 kali dalam sehari, sering merokok dan minum kopi namun
tidak memimun minuman keras
e. Obat-obat yang digunakan:
Calcusol untuk keluhan nyeri BAK Pasien
5. Riwayat penyakit keluarga
Sebelumnya keluarga pasien belum ada yang menderita penyakit serupa.
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
- Antropometeri
Berat badan pasien dalam rentan normal sebelum dan sesudah di Rumah Sakit

- Biomedical sign :
Hasil Laboratorium didapatkan hasil Leukosit 13500 Sel/dl, Eusionfil 0,003
103/mikro m3 , Ureum 83 Mg/dl, Kreatinin 4,07 Mg/dl, Glukosa Puasa 178
Mg/dl, Glukosa 2 Jam PP 183 Mg/dl, Asam Urat 11,67 Mg/dl

- Clinical Sign :
Nyeri punggung, retensi urin, tidak dapat BAB, paraparese inferiror,
parahipoestesia inferior

- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):


pola makan pasien dalam batas normal

3. Pola eliminasi: (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)


BAK
- Frekuensi : Saat dirumah pasien tidak terkaji dan di Rumah Sakit pasien
adanya retensi urin
- Jumlah :-
- Warna : kuning keruh
- Bau : khas urine
- Karakter : Encer
- BJ :-
- Alat Bantu : terpasang DC
- Kemandirian : -
- Lain :-

BAB
- Frekuensi : tidak dapat BAB
- Jumlah :-
- Konsistensi :-
- Warna : -
- Bau :-
- Karakter :-
- BJ :-
- Alat Bantu :-
- Kemandirian :-
- Lain :-

Interpretasi : Adanya masalah pada pola eliminasi


Balance cairan: -
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Sebelum dan sesudah MRS pasien jarang beranjak dari tempat tidur karena menahan
nyeri pada rahang dan lehernya.

c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi / ROM 
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3: dibantu
alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi : -
Status oksigenasi pasien dalam batas normal
Fungsi kardiovaskuler : -
Fungsi kardiovaskuler pasien dalam batas normal
Terapi oksigen : -
Pasien tidak mendapatkan terapi oksigenasi sebelum dan sesudah MRS

5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Durasi : -
Gangguan tidur : -
Keadaan bangun tidur : -
Lain-lain : -
Interpretasi :
Pola tidur tidak terkaji

6. Pola kognitif & perceptual


Fungsi Kognitif dan Memori :
Fungsi kognitif dan memori pasien dalam batas normal
Fungsi dan keadaan indera :
Fungsi dan keadaan indera pasien dalam batas normal
Interpretasi :
Pola kognitif & perceptual pasien dalam batas normal

7. Pola persepsi diri


Gambaran diri :
gambaran diri pasien dalam batas normal
Identitas diri :
Identitas diri pasien dalam batas normal
Harga diri :
Harga diri pasien dalam batas normal
Ideal Diri :
ideal diri pasien dalam batas normal
Peran Diri :
Peran diri pasien dalam batas normal
Interpretasi :
Pola persepsi diri pasien dalam batas normal
8. Pola seksualitas & reproduksi
Pola seksualitas :
Pasien masih belum menikah
Fungsi reproduksi :
Fungsi reproduksi pasien saat ini terganggu
Interpretasi :
Pola seksualitas & reproduksi pasien terganggu
9. Pola peran & hubungan
Pola peran dan hubungan pasien dalam batas normal
Interpretasi :
Pola peran dan hubungan pasien dalam batas normal

10. Pola manajemen koping-stress


Saat ini pasien sedang memikirkan penyakitnya dan berusaha ingin sembuh
Interpretasi :
Pola manajemen koping strs pasien dalam batas normal

11. System nilai & keyakinan


System nilai & keyakinan pasien dalam batas normal
Interpretasi :
System nilai & keyakinan pasien dalam batas normal

IV. Pemeriksaan Fisik (PENDEKATAN SISTEMATIS: INSPEKSI, PERKUSI,


PALPASI AUSKULTASI)
Keadaan umum:
Keadaan pasien composmentis
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 130/70 mmHg
- Nadi : 90 X/mnt
- RR : 20 X/mnt
0
- Suhu : 36,5 C

Interpretasi :
Tanda-tanda vital pasien dalam keadaan normal

Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)


1. Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan, distibusi rambut merata, rambut terlihat
berminyak, rambut tidak mudah rontok, kulit kepala berminyak dan, tidak ada lesi
pada kulit kepala
P: Tidak terdapat nyeri tekan pada kepala
2. Mata
Bentuk mata simetris, konjungtiva anemis. Klien tidak menggunakan alat bantu
penglihatan.
P: Tidak terdapat nyeri tekan pada mata
3. Telinga
Bentuk telinga simetris, bersih, tidak ada jejas, ada serumen, tidak ada benjolan.
membran timpani berwarna putih mengkilat.
P: Tidak ada nyeri tekan pada telinga
4. Hidung
I: Hidung simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada jejas, tidak ada hipermukus.
P: Tidak ada nyeri tekan pada hidung
5. Mulut
I :Mulut bersih, mukosa bibir lembab, gigi lengkap
P : Tidak ada nyeri tekan pada mulut
6. Leher
I: Leher simetris, tidak ada benjolan, tidak ada jejas
P:Tidak ada nyeri tekan pada area leher
7. Dada
Jantung
I: Bentuk simetris, tidak terlihat adanya ictus cordis
P: Tidak ada nyeri tekan, ictus cordis teraba
P: Perkusi : Pekak pada ICS 2-5
A: S1 S2 tunggal
Paru-paru
I: Bentuk dada simetris, terdapat retraksi otot bantu napas: intercostal, tidak terdapat
bentuk barrel chest, ekspansi paru simetris, retraksi dada: maksimal.
P: Vocal fremitus sama antara lapang paru kanan dan kiri
P: Sonor
A: Tidak terdapat suara napas tambahan
8. Abdomen
Abdomen berbentuk simetris, bersih, tidak ada jejas, tidak terdapat pembesaran
Hipostesia
A: bising usus terdengar 12 kali/menit
P: Tidak ada nyeri tekan pada bagian abdomen
P: Adanya mati rasa pada anggota tubuh
9. Urogenital
I : terpasang Dauer Catheter
P: Adanya mati rasa pada perut pasien
10. Ekstremitas
Ekstrimitas atas
I: Bentuk simetris, tidak ada benjolan dan lesi, terpasang infus pada tangan kiri, klien
tampak pucat.
P: Tidak terdapat nyeri tekan dan krepitasi pada tangan, akral teraba hangat.
Ekstremitas bawah
I: Hipostesia, Bentuk simetris, tidak ada benjolan, dan lesi pada kedua kaki, klien
tampak pucat.
P: Adanya Mati rasa pada area eksremitas bawah
11. Kulit dan kuku
Kulit warna kekuningan, klien tampak pucat, tidak ada benjolan, lesi, ataupun
clubbing finger.
P: Tidak ada nyeri tekan pada kulit, turgor kulit elastis, CRT < 2 detik.
12. Keadaan lokal
Terpasang Dauer Catheter, Adanya Hipostesia atau Mati rasa pada dari perut hingga
bawah

V. Terapi

Farmako
dinamik Dosis dan Indikasi dan
Efek implikasi
NO jenis terapi dan rute Kontra
samping keperawatan
farmako pemberian Indikasi
kinetik
1 Asering Farmakoki 20 Tpm Kontraindik Nyeri perut Melakukan
netik dan Diberikan asi kepada Mual intervensi
farmakodin melalui IV ibu hamil Muntah kolaboratif
amik Diare memberikan
Pusing konsumsi
Mengantuk obat untuk
Sakit kepala mengatasi
nyeri pada
pasien

2 Metilpredni Farmakoki 125 Gram kortikostero Hypersensiv Melakukan


solon netik dan x 2 kali id atau itas, reaksi intervensi
farmakodin sehari glukokortik anfilaksi, kolaboratif
amik melalui IV oid sintetis angiodema memberikan
dan kontra konsumsi
indikasi obat untuk
pemberian mengatasi
bersama peradangan
vaksinasi pada pasien

3 Mecobalam Farmakoki 1 x 1 kali untuk mual Melakukan


in netik dan sehari neuropati muntah intervensi
farmakodin melalui IV perifer dan kolaboratif
amik kontra memberikan
indikasi konsumsi
pada obat untuk
kehamilan mengatasi
dan nauropati
menyusui perifer pada
pasien
4 Ketorolac Farmakoki 2 x 1 kali indikasi mual Melakukan
netik dan sehari untuk muntah, intervensi
farmakodin melalui IV peradangan naiknya kolaboratif
amik dan nyeri tekanan memberikan
kontra darah konsumsi
indikasi obat untuk
konsumsi mengatasi
bersama peradangan
aspirin dan nyeri
pada pasien
5 Piracetam Farmakoki 2 x 3 kali indikasi perdarahan Melakukan
netik dan sehari untuk intervensi
farmakodin melalui IV neurotonik kolaboratif
amik memberikan
konsumsi
obat untuk
mengatasi
saraf pada
pasien
6 Ranitidin Farmakoki 2 x 1 kali indikasi detak Melakukan
netik dan sehari untuk jantung intervensi
farmakodin melalui IV menurunkan meningkat kolaboratif
amik asam memberikan
lambung konsumsi
obat untuk
mengatasi
asam
lambung
pada pasien
7 Tramadol Farmakoki 2 x 1 kali indikasi pusing, sakit Melakukan
netik dan sehari untuk kepala, intervensi
farmakodin melalui meredakan energi kolaboratif
amik per oral nyeri menurun memberikan
konsumsi
obat untuk
mengatasi
nyeri pada
pasien
8 Sukralfat Farmakoki 2 x 1 kali indikasi konstipasi, Melakukan
netik dan sehari untuk sakit kepala, intervensi
farmakodin melalui mencegah diare kolaboratif
amik per oral pendarahan memberikan
saluran konsumsi
cerna obat untuk
mencegah
pendarahan
pada saluran
cerna pasien

VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium (bisa dikembangkan)


No Jenis Nilai normal Hasil
pemeriksaan (rujukan) (hari/tanggal)
lab nilai Satuan Tgl: Tgl: Tgl:
1 Leukosit 13500 sel/dl
2 Eusinofil 0,003 103/mi
kro m3
3 Ureum 83 Mg/dl
4 Kreatinin 4,07 Mg/dl

No Jenis pemeriksaan Hasil


penunjang
1 Laboratorium Nilai leukosit tinggi, Eusinofil rendah, Ureum
tinggi, Kreatinin tinggi

Pengambil Data,

(Widhi Cahya K , S.Kep)


NIM 202311101181
ANALISA DATA

Data Penunjang Etiologi Masalah Nama &


Paraf
DS: Cidera tulang belakang Nyeri Akut
1. Pasien mengatakan saat
ini merasakan nyeri pada Spasme saraf bagian
saat bergerak punggung
2. Pasien mengatakan nyeri
timbul ketika
menggerakkan area Nyeri saat digerakkan
punggung
DO:
1. pasien terlihat meringis
kesakitan Nyeri Akut
2. TTV :
TD : 130/70 mmHg
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,50C
3. Kesadaran compos
mentis
DS : Penurunan fungsi tubuh Gangguan
1. Pasien mengatakan tidak bagian bawah mobilitas fisik
bisa menggerakkan tubuh
dari perut kebawah. Kelumpuhan
2. Pasien mengatakan area
perut kebawah seperti
kebas Kesulitan menggerakkan
DO : tubuh
1. Didapatkan hipostesia
pada area exteremitas Gangguan Mobilitas
bawah Fisik
2. Terpasang Douer
Catheter

DS : Tirah Baring pada waktu Gangguan


1. Pasien mengatakan tidak yang lama Integeritas
bisa bisa menggerakkan Kulit / Jaringan
tubuhnya Kerusakan jaringan atau
2. Pasien mengatakan tidak lapisan kulit
bisa kemana mana
DO :
Gangguan Intergeritas
1. kesadaran pasien compos Kulit / Jaringan
mentis
2. Kelumpuhan pada
anggota ekstremitas
bagian bawah
DS: Kerusakan saraf Inkontinesia
1. Pasien mengatakan sebelum perkemihan Urin refleks
masuk rumah sakit susah
untuk kencing
2. Pasien mengatakan sebelum
masuk rumah sakit ketika tidak dapat mengontrol
kencing nyeri bak
DO:
1. Pasien terpasang douer
catheter
Inkontinesia Urin
refleks

DS: fungsi atau struktur tubuh Gangguan citra


1. Pasien mengatakan gaya berubah tubuh
hidupnya sudah berusaha
karena sekarang hanya bisa
terlentang
2. Pasien mengungkapkan adanya perubahan fungsi
perasaan khawatir terhadap atau struktur tubuh
hidupnya

DO: khawatir terhadap


1. Pasien selalu memegang hidupnya
area perut
2. Fungsi tubuh bagian
ekstremitas hilang
Gangguan citra tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Daftar Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas):


Diagnosa (Problem- Tanggal Tanggal
No Keterangan
Etiologi-Signs/Symptoms perumusan pencapaian
1 Nyeri Akut b.d cidera tulang 01 April 2021 01 April 2021
belakang d.d nyeri ketika
bergerak
2 gangguan mobilitas fisk b.d 01 April 2021 01 April 2021
penurunan fungsi tubuh
bagian bawah d.d kekuatan
otot menurun, kelumpuhan
3 Gangguan integeritas 01 April 2021 01 April 2021
kulit/jaringan b.d tirah
baring dalam waktu yang
cukup lama d.d kelumpuhan
pada daerah ekstremitas
4 Inkontinesia Urine refleks 01 April 2021 01 April 2021
b.d kerusakan sarah
perkemihan d.d tidak dapat
mengontrol BAK
5 gangguan citra tubuh b.d 01 April 2021 01 April 2021
perubahan bentuk dan fungsi
tubuh d.d kehilangan fungsi
tubuh
PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


(SDKI) (SLKI) (SIKI)

1. Nyeri Akut (D.0077) Setelah diberikan tindakan keperawatan (I.08238) Manajemen Nyeri Observasi
selama 1x24 jam, diharapkan (I.08066) 1. Identifikasi karateristik nyeri (lokasi , frekuensi,
Tingkat Nyeri berkurang dengan kriteria kualitas, intensitas nyeri dan skala nyeri)
hasil: 2. Identifikasi faktor yang dapat memperberat nyri
Terapeutik
Indikator Awal Akhir
3. Kontrol lingkungan meliputi cahaya dan suhu
Keluhan Nyeri 2 4
4. Berikan teknin non farkmakologis dalam
Meringis 3 4 penanganan nyeri seperti relaksasi nafas dalam

Gelisah 2 4 Edukasi
5. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
Sikap Protektif 2 4
6. Jelaskan strategi meredakan nyeri Kolaborasi
7. Kolaborasikan pemberian analgesik sesuai
Keterangan: 1=Meningkat, 2=Cukup dengan dosis
meningkat, 3=Sedang, 4=Cukup Menurun,
5=Menurun
2 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan perawatan sebanyak 3x 24 jam (I.06171) Dukungan Ambulasi
fisik (D.0054) diharapkan (L.05042) mobilitas fisik pasien bisa
Observasi
teratasi dengan kriteria hasil :
1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Indikator Skor Skor
saat ini tujuan 2. Identifikasi toleransi fisik pergerakan Terapeutik
Pergerakan ekstermitas 1 3 3. Fasilitasi melakukan pergerakan
Kekuatan otot 1 3 4. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
Rentang gerak (ROM) 1 3 meningkatkan pergerakan
5. Instruksikan klien atau keluarga cara melakukan
Keterangan: 1=Menurun, 2=Cukup menurun, latihan ROM aktif/ pasif Edukasi
3=Sedang, 4=Cukup meningkat, 5=Meningkat.
6. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
7. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(misalnya duduk di tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur)
3 Gangguan integritas Setelah dilakukan perawatan sebanyak 3x 24 jam (I.11353) Perawatan Integritas Kulit
kulit/jaringan diharapkan (L.14125) integritas kulit/jaringan
Observasi
(D.0129) pasien bisa teratasi dengan kriteria hasil :
1. Monitor karakteristik luka (drainase, warna,
Indikator skor skor
saat ini tujuan ukuran, bau)
kerusakan jaringan 1 5 2. Monitor tanda-tanda infeksi Terapeutik
3. Lepaskan balutan plster secara perlahan
Keterangan: 1=Meningkat, 2=Cukup meningkat, 4. Bersihkan luka dengan cairan Nacl
3=Sedang, 4=Cukup Menurun, 5=Menurun
5. Lakukan perawatan luka dengan teknik steril dan
aseptik
4 Inkontinensia urin Setelah dilakukan perawatan sebanyak 3x 24 jam Perawatan kateter urine (1.04164)
refleks (D.0003) diharapkan (L.04036) Kontinensia Urine pada
Observasi
pasien bisa teratasi dengan kriteria hasil :
1. Monitor kepatenan kateter urine
Indikator skor saat skor 2. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran kemih
ini tujuan 3. Menitor input dan output cairan
Distensi kandung 1 5 Terapeutik
kemih 4. Lakukan perawatan perineal
Residu voume urine 1 5 5. Kosongkan kantung urine jika kantung urine telah terisi
setelah berkemih setengahnya
6. Pastikan kantung urine diletakkan dibawah ketinggian
kandung kemih dan tidak dilantai
Keterangan: 1=Meningkat, 2=Cukup meningkat,
3=Sedang, 4=Cukup Menurun, 5=Menurun

5 Gangguan citra Setelah dilakukan perawatan sebanyak 1x 24 jam Promosi citra tubuh (1.09305)
tubuh (D.0083) diharapkan (L.09067) citra tubuh pada pasien Observasi
bisa teratasi dengan kriteria hasil : 1. Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri
sendiri
Indikator skor skor
2. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
saat ini tujuan
perkembangan
Verbalisasi perasan 1 5
negatif pada bagian tubuh Terapeutik
3. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
Fokus pada bagian tubuh 1 5 4. Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra
Menyentuh bagian tubuh 1 5 tubuh

Keterangan: 1=Menurun, 2=Cukup menurun, Edukasi


3=Sedang, 4=Cukup meningkat, 5=Meningkat. 5. Ajurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra
tubuh
6. Latih fungsi tubuh yang dimiliki
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari/tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


1 Sabtu/03 Nyeri Akut 1. Nyeri timbul jika pasien menggerakkan S:
April 2021 area punggung
1. Pasien mengatakan nyerinya

2. Mengatur suhu ruangan pasien dengan sudah berkurang skala 3

suhu 28C 2. Pasien mengatakan sudah bisa

3. Pasien sudah mengatakan nyeri melakukan teknik relaksasi napas

berkurang setelah diajarkan teknik dalam untuk mengurangi nyeri

relaksasi nafas dalam O:


4. menjelaskan kepada kalien terkait 1. Pasien tampak lebih tenang
penyebab nyeri serta cara 2. Pasien sudah mampu
mengontrolnya memanajemen nyeri dengan
5. Memberikan pasien obat analgesik teknik relaksasi yang sudah
setelah berkolaborasi dengan dokter diajarkan oleh perawat

TTV :
TD : 130/70 mmHg
N : 90x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,50C
A: Masalah Nyeri Akut sudah teratasi
P: Lanjutkan intervensi mandiri
2 Sabtu/03 Gangguan 1. Pergerakan pasien terganggu karena S :
April 2021 Mobilitas cidera spinal 1. Pasien mengatakan terasa
Fisik nyaman saat dibantu
2. Pasien kooperatif saat dibantu untuk mobilisasi oleh perawat
melakukan pergerakan 2. Keluarga pasien mengatakan
sudah bisa membantu pasien
3. Keluarga kooperatif saat diajak untuk
dalam melakukan mobilisasi
membantu pasien untuk menginkatkan sederhana pada pasien
pergerakan O:
4. Keluarga dilatih bagaimana cara 1. Keluarga pasien tampak
kooperatif
melakukan latihan ROM aktif/pasif
TTV :
5. Pasien kooperatif saat diedukasi terkait Suhu : 38,20C
prosedur mobilisasi selama di rumah
A : Gangguan mobilitas fisik teratasi
sakit
P :Lanjutkan Intervensi tambahan
6. Keluarga telah mengerti bagaimana 1. Pantau mobilitas fisik pasien
membantu pasien untuk mobilisasi
sederhana setelah diajarkan cara
mobilisasi sederhana (duduk di tempat
tidur, duduk di sisi tempat tidur)

3 Sabtu/03 Gangguan 1. Warna area belakang punggung agak S :


April 2021 integritas kemerahan akibat tirah baring terlalu 1. Pasien mengatakan sudah
kulit/jaring
an lama lebih nyaman
2. perban telah diganti dengan melakukan O:
penggantian secara perlahan untuk 1. Pasien terlihat lebih tenang
menghindari kerusakan jaringan kulit 2. Pasien sangat kooperatif saat
diberikan intervensi oleh
3. pasien tampak kooperatif saat dilakukan perawat
perawatan luka dengan teknik steril dan A : gangguan integritas kulit/jaringan
aseptik teratasi
P : lanjutkan intervensi mandiri
4 Sabtu/03 Inkontinens 1. Kateter urine telah terkontrol paten S:
April 2021 ia urin 2. Tidak ada tanda gejala infeksi pada
1. Pasien mengatakan sudah
refleks saluran kemih
3. Input dan output cairan termonitor lebih nyaman
4. Pasien mengatakan lebih nyaman setelah O:
perawatan area perineal
1. Pasien terlihat lebih tenang
5. Kantung urine telah dikosongkan
6. Melektakkan kantung kemih di bawah 2. Pasien sangat kooperatif saat
ketinggian kandung kemih diberikan intervensi oleh
perawat
3. Area perineal pasien telah
bersih
A : perawatan kateter urine teratasi
P : lanjutkan intervensi mandiri
5 Sabtu/03 Gangguan 1. Pasien mengatakan akan harapan dan S :
April 2021 citra tubuh kritik terhadap dirinya sendiri
1. Pasien mengatakan sudah
2. Berdiskusi dengan pasien dan keluarga
terkait perubahan fungsi tubuh bagian lebih lega telah
ektremitas mengungkapkan perasaanya
3. Pasien tampak bercerita bagaimana dia
O:
merasakan stres saat memfikirkan
harapan hidupnya 1. Pasien terlihat lebih tenang
4. Pasien lebih percaya diri untuk melatih 2. Pasien sangat kooperatif saat
fungsi tubuh yang dimilikinya
berdiskusi
A : gangguan citra tubuh teratasi
P : lanjutkan intervensi mandiri

Anda mungkin juga menyukai