Disusun Oleh :
1810306070
MAKALAH
Disusun oleh :
Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui Oleh Pembimbing Lahan Praktik Guna
Memenuhi Tugas Akhir Praktik Profesi Program Studi Fisioterapi Profesi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Periode 13 MEI 2019 – 7 JUNI 2019
Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Makalah
Stase Neuromuskular Intervensi Fisioterapi Pada Kondisi Cvd Stroke Iskemic Hemiparese
Sinistra di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional” guna melengkapai tugas akhir Praktik
Profesi Program Studi Fisioterapi Profesi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berupaya semaksimal mungkin agar dapat
memenuhi harapan semua pihak, namun penulis menyadari tentunya penulisan makalah ini
tidak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi
penelitian yang disajikan. Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis
sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan
ilmu Fisioterapi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Sunarto, S. Ft sebagai pembimbing lahan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional.
2. Bapak Muh, Ali Imron M. Fis dan bapak Andry Ariyanto, SST. Ft. Mkes selaku dosen
pembimbing kampus Program Studi Fisioterapi Profesi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Para staff Fisioterapis di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang telah membantu
membimbing, berbagi ilmu dan pengalaman.
4. Orang tua dan teman – teman mahasiswa Program Studi Fisioterapi Profesi Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta angkatan 2018.
Akhir kata, semoga makalah ini ada manfaatnya, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi kita semua dalam rangka menambah wawasan pengetahuan dan pemikiran
kita.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, 22 Mei 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR ISI GAMBAR
Gambar 2. 1 Cerebrum .......................................................................................................... 5
Gambar 2. 2 Cerebellum ........................................................................................................ 8
Gambar 2. 3 Fissura Prima .................................................................................................... 9
Gambar 2. 4 fissura prima ..................................................................................................... 9
Gambar 2. 5 Lobus medius .................................................................................................. 10
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit jantung dan merupakan penyebab utama dari disabilitas. Prevalensi stroke
di dunia pada tahun 2010 adalah sebanyak 33 juta, dengan 16,9 juta orang terkena
stroke serangan pertama. Dari data South East Asisn Medical Information Centre
meningkat dari 8,3 per 1000 pada tahun 2007 menjadi 12,1 per 1000 pada tahun
Setiap tahun, hampir 700.000 orang Amerika mengalami stroke, dan stroke
setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat
2011).
prevalensi kejadian stroke sebesar 6,3%. Prevalensi penyakit stroke juga meningkat
seiring bertambahnya usia. Kasus stroke tertinggi adalah usia 75 tahun keatas
(43,1%) dan lebih banyak pria (7,1%) dibandingkan dengan wanita (6,8%)
(Depkes, 2013).
1
2
Terdapat dua tipe utama dari stroke yaitu stroke iskemik akibat
dan hemoragik akibat perdarahan. Darah yang keluar dan menyebar menuju
akibat dari pecahnya pembuluh darah otak yang dikenal dengan stroke hemoragik
sehari-hari. Oleh karena itu setelah serangan stroke, penderita harus mempelajari
Berbagai metode dan intervensi fisioterapi yang dapat diberikan antara lain
pemanfaatan sarana fisis seperti pemberian stimulasi elektris dan penerapan terapi
latihan. Pemulihan kemampuan gerak dan fungsi bagi insan stroke dimungkinkan
B. Rumusan Masalah
ini adalah:
C. Tujuan Penulisan
ini adalah:
D. Manfaat Penulisan
Berdasarka latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini adalah
2. Bagi fisioterapi
3. Bagi penulis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Stroke
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Stroke merupakan gangguan peredaran darah
di otak. Stroke juga dikenal dengan cerebrovascular accident dan Brain Attack. Stroke
berarti pukulan (to strike) yang tejadi secara mendadak dan menyerang otak. Gangguan
peredaran darah di otak dapat berupa iskemia yaitu aliran darah berkurang atau terhenti
pada sebagian daerah di otak. Sedangkan gangguan peredaran darah lainnya adaalah
terjadinya perdarahan di otak karena dinding pembuluh darah robek (WHO, 2015).
Penyakit stroke merupakan salah satu dari penyakit tidak menular yang
masih menjadi masalah kesehatan yang penting di Indonesia. Terdapat dua tipe utama
dari stroke yaitu stroke iskemik akibat berkurangnya aliran darah sehubungan dengan
keluar dan menyebar menuju jaringan parenkim otak, ruang serebrospinal, atau
kombinasi keduanya adalah akibat dari pecahnya pembuluh darah otak yang dikenal
B. Anatomi Otak
fossa cranial tengah dan anterior. Cerebrum juga disebut dengan cerebral cortex,
forebrain atau otak depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan
4
5
cerebrum.
Cerebrum dibagi oleh suatu celah yang dalam, fisura serebri longitudinal,
menjadi hemisferkiri dan kanan, dimana setiap hemisfer ini berisi satu ventrikel
lateral. Di otak bagian dalam, hemisfer dihubungkan oleh massa substansi albikan
(serat saraf) yang disebut korpus kalosum (corpus callosum). Bagian superfisial
cerebrum terdiri atas badan sel syaraf atau substansi grisea, yang membentuk
korteks serebri,dan lapisan dalam yang terdiri atas serat syaraf atau substansi
albikan.
Secara umum, belahan belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan
belahan orak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam
kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir
Gambar 2. 1 Cerebrum
6
Cerebrum dibagi menjadi 4 bagian yang disebut lobus. Bagian lobus yang
menonjol disebut girus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.
mengirimkan masukan ke
sebagai gambar
terbesar otak belakang dan terletak posterior dari ventriculus quartus, pons, dan
cerebelli yang dihubungkan oleh bagian tengah yang sempit, yaitu vermis.
Gambar 2. 2 Cerebellum
Cerebellum dibagi menjadi tiga lobus utama: lobus anterior (fungsi:
regulasi tonus otot dan mempertahankan sikap badan), lobus medius/ lobus
dapat dilihat pada permukaan superior cerebellum dan dipisahkan dari lobus
medius oleh sebuh fissura yang berbentuk huruf “V”, disebut fissura prima
(Gambar 2.3 dan 2.4). Lobus medius (kadang-kadang disebut lobus posterior),
yang merupakan bain cerebellum yang paling besar, terletak di antara fissura
Pada gerak volunter, batang otak merupakan jalur yang dilalui impuls rangsang
(serat-serat saraf yang menghantarkan impuls ke otak) untuk diolah diotak, lalu
batang otak dan sumsum tulang belakang medulla spinalis terjadi deccusatio
kebagian kanan medula spinalis dan serat dari otak kanan menyilang kebagian kiri.
Penyilangan ini menyebabkan bagian tubuh kanan di kendalikan oleh otak kiri dan
bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak kanan. Batang otak merupakan tempat
melekatnya seluruh syaraf kranial, kecuali syaraf I dan II yang menempel pada
C. Patofisiologi
hipoksemia daerah regional otak dan menimbulkan reaksi – reaksi berantai yang
berakhir dengan kematian sel – sel otak dan unsur – unsur pendukungnya (Rida ,
Secara umum daerah regional otak yang iskemik terdiri dari bagian inti (core)
dengan tingkat iskemia terberat dan berlokasi di sentral. Daerah ini akan menjadi
nekrotik dalam waktu singkat jika tidak ada reperfusi. Di luar daerah core iskemik
terdapat daerah penumbra iskemik. Sel – sel otak dan jaringan pendukungnya belum
mati akan tetapi sangat berkurang fungsi – fungsinya dan menyebabkan juga defisit
iskemik, di luarnya dapat dikelilingi oleh suatu daerah hiperemik akibat adanya aliran
darah kolateral (luxury perfusion area). Daerah penumbra iskemik inilah yang menjadi
sasaran terapi stroke iskemik akut supaya dapat direperfusi dan sel-sel otak berfungsi
kembali. Reversibilitas tergantung pada faktor waktu dan jika tidak terjadi reperfusi,
Tina, 2017).
Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap,
yaitu:
Tahap 1 :
b. Pengurangan O2
c. Kegagalan energy
Tahap 2 :
b. Spreading depression
Tahap 3 : Inflamasi
Tahap 4 : Apoptosis.
D. Etiology Stroke
Stroke iskemik bisa disebabkan oleh berbagai macam problem yang bisa
dikelompokan menjadi 3 bagian. Yaitu masalah masalah pembuluh darah, jantung dan
substrat pembuluh darah itu sendiri (Rida , Nurdiana, & Tina, 2017).
AIDS
Druge abuse
Migren
13
Tanda dan gejala stroke yang dialami oleh setiap orang berbeda dan
bervariasi, tergantung pada daerah otak mana yang terganggu. Beberapa tanda dan
7. Kepala pusing atau sakit kepala secara mendadak tanpa diketahui sebabnya
8. Gangguan penglihatan
F. Faktor Risiko
a. Usia
Stroke dapat terjadi pada semua orang dan pada semua usia, termasuk
anak-anak. Kejadian penderita stroke iskemik biasanya berusia lanjut (60 tahun
b. Jenis kelamin
Pria memiliki kecenderungan lebih besar untuk terkena stroke pada usia
stroke lebih tinggi terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan rata-rata
25%-30% Walaupun para pria lebih rawan daripada wanita pada usia yang
lebih muda, tetapi para wanita akan menyusul setelah usia mereka mencapai
sama juga dengan laki-laki untuk terserang stroke. Hal ini membuktikan bahwa
resiko laki-laki dan perempuan untuk terserang stroke pada usia dewasa awal
adalah sama. Pria memiliki risiko terkena stroke iskemik atau perdarahan intra
sereberal lebih tinggi sekitar 20% daripada wanita. Namun, wanita memiliki
resiko perdarahan subaraknoid sekitar 50%. Sehingga baik jenis kelamin laki-
laki maupun perempuan memiliki peluang yang sama untuk terkena stroke pada
1) Merokok
terjadi pada usia dewasa awal dibandingkan lebih tua. Risiko stroke akan
menurun setelah berhenti merokok dan terlihat jelas dalam periode 2-4
rosis dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan aliran darah yang
tekanan pembuluh darah atau pembekuaan darah pada bagian dimana aliran
2) Unhealthy diet : lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, low fruit
diet.
kontrasepsi
a. Penyakit hipertensi
tubuh, terutama otak, jantung, ginjal, mata, dan pembuluh darah perifer.
16
darah itu, seberapa lama dibiarkan, seberapa besar kenaikan dari kondisi
subaraknoid
b. Penyakit jantung
Ini disebabkan karena denyut jantung yang tidak teratur dapat menurunkan total
pembuluh darah otak. Ini disebut dengan stroke iskemik akibat trombosis.
Seseorang dengan penyakit atau kelainan jantung beresiko terkena atroke 3 kali
c. Diabetes mellitus
pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah besar atau pembuluh darah otak
dan jantung. Kadar glukosa darah yang tinggi akan menghambat aliran darah
dikarenakan pada kadar gula darah tinggi terjadinya pengentalan darah sehingga
arteri.
17
d. Kegemukan (obesitas)
maka jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh,
sehingga dapat meningkatkan tekanan darah (Patel, 1995). Obesitas dapat juga
(Madiyono, 2003). Oleh karena itu, penurunan berat badan dapat mengurangi
risiko terserang stroke. Penurunan berat badan menjadi berat badan yang
normal merupakan cerminan dari aktivitas fisik dan pola makan yang baik.
G. Intervensi fisioterapi
sebagai berikut:
1. Metode Bobath
Metode Bobath adalah salah satu metode yang berorientasi pada aktivitas
gerakan-gerakan yang selektif. Pada aktifitas gerak, maka tonus otot postural
akan sangat menentukan efektifitas dan efesiensi gerak yang akan dihasilkan
(Irfan , 2012).
didalamnya dengan latihan gerakan aktif dan pasif pada setiap sendi untuk
menjaga fisiologis otot dan sekaligus memberikan transfer friction pada tendon
dikehendaki, yang pada akhirnya akan dicapai kemampuan atau gerakan yang
3. Core strability
mengotrol posisi dan gerakan pada bagian pusat tubuh. Target utama dari jenis
latihan ini adalah otot yang letaknya lebih dalam (deep muscle) pada abdomen,
yang terkoneksi dengan tulang belakang (spine), panggul (pelvic) dan bahu
(shoulder).
dari thrunk sampai pelvic yang digunakan untuk melakukan gerakan secara
optimal dalam proses perpindahan, kontrol tekanan dan gerakan saat aktfitas.
Core stability merupakan salah satu faktor penting dalam postural set.
19
STATUS KLINIS
Umur : 75 tahun
Agama : Islam
Kesan : Infark akut di kapsula interna kanan cruz posterior sampai periventrikel lateral
kanan. Infark lama di kapsula kiri cruzposterior dan lobus frontal kanan. Leukoraiaosis
grade 3 - atrofi cerebri
SEGI FISIOTERAPI
A. ANAMNESIS
⃝ AUTOANAMNESIS ⃝HETEROANAMNESIS
20
21
Riwayat Penyakit Sekarang: pada tanggal 5 mei 2019 tiba tiba os merasakan lemah pada
kedua kaki nya kemudian dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan penanganan. Setelah
dilakukan CT SCAN dengan hasil terjadi penyumbatan pada pembuluh darah. Lalu os di
opname selama sepuluh hari. Setelah keluar dari rumah sakit aktifitas os menggunakan
kursi roda. Os kemudian melakukan fisiotrapi, saat ini os sudah melakukan dua kali terapi.
Kondisi os saat pertama terapi sudah bisa duduk dengan seimbang.
1. TD:
120/80mmHg 1. Tidur/bedrest/gendong
6. Deformitas : ............
8. Lain-lain : ............
a. Kesadaran : komposmentis
b. Kemampuan sensoris
Dex Sin
Tajam + +
Tumpul + +
22
Dex Sin
Kasar + +
Halus + +
Dex Sin
Sensasi gerak + +
Dex Sin
c. Pemeriksaan keseimbangan
Tinneti Section balance
3 Foot clearance
Total skor 7
Total skor section balance + section berjalan = 12+7 = 19 (risiko jatuh moderate)
Trunk Flexi
Protraksi, depresi,
Shoulder Elevasi, protraksi endorotasi
24
Wrist Netral
Finger Netral
Pelvic Anterior
Hip Feksi
Knee Fleksi
Toes Netral
Posisi Berdiri
Trunk Flexi
Protraksi, depresi,
Shoulder Elevasi, protraksi endorotasi
Elbow Netral
Wrist Netral
Finger Netral
Pelvic Anterior
Hip Netral
Knee Netral
Toes Netral
25
1 Makan Mandiri 10
Total skor 50
f. Pemeriksaan NIHSS
2= deviasi kongjugat
2= hemianopsia total
3= hemianopsia bilateral
1= paresisi ringan
2= paresis parsial
3= paresis total
5 Motorik lengan kanan (angkat 0= tidak ada simpangan jika pasien diminta 0
900, taan 10 detik) mengangkat kedua lengan 10detik.
6 Motorik lengan kiri (angkat 0= tidak ada simpangan jika pasien diminta 0
900, tahan 10 detik) mengangkat kedua lengan 10detik.
7 Motorik tungkai kanan (angkat 0= tidak ada simpangan jika pasien diminta 0
300, tahan 5 detik) mengangkat kedua tungkai 5 detik.
8 Motorik tungkai kiri (angkat 0= tidak ada simpangan jika pasien diminta 0
300, tahan 5 detik) mengangkat kedua tungkai 5 detik.
1= deficit parsial
2= deficit berat
1= afasia ringan
2= afasia berat
3= afasia global
2= disatria berat
1= parsial
2= total
Total 0
g. Analysis gait
4. UNDERLYING PROCCES
Internal faktor
Eksternal faktor
CVD Ischemic
Stimulation
Fasilitation
30
1. DIAGNOSA FISIOTERAPI
2. Functional Limitation:
Keterbatasan melakukan aktifitas sehari hari seperti mandi, mengenakan pakaian,
menggunaka kamar mandi, mobilitas secara mandiri.
3. Participation Restriction
Olahraga dan rekreasi
2. PROGRAM FISIOTERAPI
1. Tujuan Jangka Pendek:
- Akivasi otot
- Memperbaiki pola jalan
- Memperbaiki pola gerak yang benar.
2. Tujuan Jangka Panjang:
- Aktivitas sehari hari secara mandiri tanpa alat bantu
1. Stimulation
- Posisi pasien : Supine lying di bed
- Posisi terapis : Berdiri si damping bed pasien
- Pelaksanaan terapi : Terapis melakukan stimulasi pada muscle belly
untuk mengaktivasi otot.
- Dosis : 8x per set, 3set
2. Fasilitation
- Posisi pasien : Supine lying di bed
- Posisi terapis : Berdiri di samping bed pasien
31
Setelah melakukan dua kali fisioterapi evaluasi yang dapat di lihat yaitu :
pertama
5 Keseimbangan berdiri Stabil dengan landasan 2
sempit/tanpa bantuan
6 Berdiri kaki rapat, terapis memberikan Goyah 1
dorongan 3 kali di dada
7 Berdiri dengan kaki rapat rapat dan Stabil 1
menutup mata
8 Berputar 360 derajat Langkah continue 1
Total skor 14
3 Foot clearance
Total skor 10
1 Duduk ke berdiri 4
4 Berdiri ke duduk 4
5 Transfer 4
Total skor 44
(Independent)
34
b. Peningkatan fungsional
Bartel Index
1 Makan Mandiri 10
Kadang mengalami 5
4 Buang air besar
kesulitan
Kadang mengalami 5
5 Buang air kecil
kesulitan
Total skor 65
PEMBAHASAN
A. Hasil Terapi
Setelah mendapatkan penanganan fisioterapi sebanyak dua kali dengan
menggunakan modalitas fisioterapi berupa stimulasi, fasilitasi, core stability
exercise dan ambulation gait training. Didapatkan hasil sebagai berikut: terjadi
peningkatan keseimbangan, peningkatan aktifitas fungsional.
Pengukuran peningkatan keseimbangan dan risiko jatuh dalam laporan ini
menggunakan form Berg balance scale dan tinetti. Sedangkan pengukuran aktifitas
fungsional menggunakan Index bartel.
35
BAB V
A. Kesimpulan
Stroke Iskemic merupakan kondisi kerusakan otak yang diakibatkan oleh
penyumbatan pembuluh darah yang ada di otak yang di pengaruhi oleh beberapa
faktor resiko, dalam kasus ini faktor resiko yang mempengaruhi adalah diabetes
melitus dan kolesterol yang merusak endotel dari pembuluh darah dan memicu
timbulnya trombus. Pasien stroke iskemic hemiparese sinistra dalam makalah ini
telah menerima intervensi fisioterapi berupa pemberian modalitas fisioterapi
stimulasi, fasilitasi, core stability excercise ambulation gait training. Terapi
dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu dengan satu hari dalam jadwal terapi
pasien menerima terapi dari fisioterapi.
B. Saran
1. Bagi Pasien
Penulis menyarankan agar pasien selalu menerapkan dan melakukan
latihan yang telah diajarkan oleh fisioterapi dan menerapkannya di rumah,
sehingga proses pemulihan akan berlangsung lebih optimal.
2. Bagi Fisioterapi
Dalam menangani kasus stroke iskemic hemiparese sinistra seorang
fisioterapis disarankan untuk selalu meningkatkan pengetahuan, dan
ketrampilannya sehingga mampu mengidentifikasi permasalahan dan
melakukan tindakan fisioterapi secara tepat. Keberhasilan terapi memerlukan
kerjasama yang baik antara fisioterapis dan pasien demi mendapatkan hasil
terapi yang optimal.
36
DAFTAR PUSTAKA