Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

DHF + TROMBOSOPENIA
DI RUANG ASTER RSUD dr. SOEBANDI JEMBER

Frihatin Al Isnaini, S.Kep.


NIM 192311101172

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

Ruangan : Ruang Aster RSUD dr. Soebandi Jember


Tgl/Jam MRS : 5 November / 20.30 WIB
Dx. Medis : DHF + TROMBOSOPENIA
No. Register : 3067XX
Tgl/Jam Pengkajian : Jumat, 6 Nvember 2020 / jam 10:30 WIB

A. Identitas Klien

1. Nama : An. L.A.E


Nama Panggilan : An. A
Umur/ Tgl.Lahir : 5 th / 17-08-2015
Jenis Kelamin : Laki-Laki

2. Identitas Orang Tua


Nama Ayah : Tn. M Nama Ibu : Ny. S
Umur : 35 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Jawa Agama : Islam
Suku : Madura Suku : Jawa
Bahasa : Indonesia Bahasa : Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : TKI Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Dsn. Kresek Jember Alamat : Dsn. Kresek Jember

B. Keluhan Utama
Demam sejak 7 hari yang lalu

C. Riwayat Penyakit Sekarang


Demam sejak 7 hari yang lalu naik-turun dengan obat penurun panas. 1 bulan yang lalu
mual muntah. Pasien tidak disertai keluhan batuk pilek ataupun sesak.
Upaya yang telah dilakukan :
Terapi yang diberikan :
Inf Asering 1200 cc/hari
Inj. Sanmol 150 mg
Inj. Ranitidine 2x15mg
Inj. Ondansentron 1 mg
p/o psidii syr

D. Riwayat Kesehatan Dahulu


1 bulan muntah-muntahkurang lebih 10x/ hari , mual , panas dibawa ke manti sembuh. 7
hari panas lagi, kembung

E. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga mengatakan tidak memiliki penyakit kronis, seperti TBC dll.

Genogram
F. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
a. Adaptasi sosial
Anak bisa beradaptasi dengan lingkungannya, anak bersama ayahnya tidak rewel

b. Motorik kasar
Anak sudah bisa berjalan

c. Motorik halus

d. Bahasa
Anak mamp berbicara

G. Keadaan Lingkungan yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit


Kebutuhan air bersih sehari-hari menggunakan air sumur.

H. Pola Fungsi Kesehatan


1. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Tidak Terkaji

2. Pola nutrisi dan metabolisme


a. Antropometri : kondisi saat ini bayi
lemah.
BBS : 16kg
b. Clinical Sign :
Sklera putih, tidak sianosis, bibir kering, akral hangat.
c. Diet Pattern :
Keluarga mengatakan anaknya sudah makan namun lebih sedikit porsinya dari
sebelum sakit
3. Pola
eliminas
i BAK
a. Frekuensi :
BAK (+).
b. Jumlah :3
2x dalam 7 jam
c. Warna :
d. Bau : -
e. Karakter
f. Lain-lain : -.
BAB
a. Frekuensi : 1x sehari
b. Jumlah : -Warna : -
c. Bau :
d. Karakter :
e. Lain-lain : BAB (+)

4. Pola aktivitas/ bermain (termasuk kebersihan diri)


Rewel dan menangis

5. Pola istirahat tidur


a. Durasi : 6 jam selama 12 jam
b. Gangguan tidur : terganggu karena kesakitan
c. Keadaan bangun tidur :
lesu
d. Lain-lain :-

6. Pola kognitif
Bayi terlihat berespon menangis saat dirinya tidak nyaman karena sakit, bayi dapat
mengenali ayahnya, bayi dapat fokus melihat benda disaat di beri dot, bisa mencari
dan memposisikan mulutnya.

7. Pola konsep diri


Belum bisa dikaji

8. Pola hubungan – peran


Bayi dapat mengenali ibunya.

9. Pola seksual – seksualitas


anak berjenis kelamin laki-laki

10. Pola mekanisme koping


anak menangis bila merasa tidak nyaman.
.
11. Personal nilai dan kepercayaan
Belum bisa terkaji.

I. Pemeriksaan Fisik
1. Status kesehatan umum
Keadaan umum : tampak lemah, rewel, sering menangis, mata cekung,
menangis tidak ada air mata, dehidrasi sedang.
Tanda-tanda vital :
Nadi : 140 x/menit
Suhu : 36,5˚C
RR : 48x/menit reguler
Panjang badan : -
Lingkar kepala : -

2. Kepala :
-Inspeksi : warna rambut hitam dans ebaranya merata t, kulit kepala tidak ada
kemerahan, tidak da lesi.
-Palpasi : tidak ada nyeri tekan

3. Mata :
Inspeksi : mata cekung/cowong,, tidak ikterik, tidak ada alat bantu penglihatan.
Palpasi : tidak ada benjolan, kanan kiri sejajar

4. Telinga :
Inspeksi : simetris, tidak terdapat peradangan pada telinga.
Palpasi : daun telinga sedikit keras tidak ada nyeri tekan

5. Hidung :
Inspeksi : tidak ada sekret, bentuk simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan sekitar hidung

6. Mulut :
Inspeksi : Mukosa kering pucat, tidak ada kelainan fisiologis, makan, dehidrasi
sedang.
Palpasi : reflek membuka (+)

7. Leher :
Inspeksi : ada lesi pada leher, tidak terlihat adanya benjolan
Palpasi : tidak ada pembesaran KGB, Pulsasi teraba

8. Thorax :
Jantung :
Inspeksi : tidak ada lesi atau jejas.
Palpasi : denyut iktus kordis teraba dengan diameter ±1cm dengan irama
reguler,.
Perkusi : suara pekak.
Auskultasi : bunyi S1/S2 tunggal dan reguler tanpa ada bunyi jantung
tambahan.

Paru-paru :
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, terdapat retraksi dinding dada
ringan, bentuk dada normal,.
Palpasi : tidak ada lesi maupun jejas pada kedua lapang paru.
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : pernafasan vesikuler, tidak terdengar suara ronkhi, wheezing atau
nafas tambahan lain.
9. Abdomen :
Inspeksi : tampak ada lesi maupun jejas, lebam dan bengkak, kemerahan
Auskultasi : suara bising usus (+) hiperaktif
Perkusi : terlihat seperti ada hepatomegali, suara timpani.
Palpasi : tidak asites, tidak teraba benjolan.

10. Keadaan punggung :


Inspeksi : tidak ada tanda lahir,tidak ada lesi atau jejas, tidak terlihat tanda ke
abnormalan tulang punggung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

11. Ekstremitas
:
Ekstremitas
atas :
Inspeksi : gerak aktif dan terlihat tidak adanya hambatan, tidak ada lesi atau
jejas, bentuk ekstremitas simetris, kuku pendek dan bersih CRT <3dtk
Palpasi : akral hangat, ROM baik.
-Ekstremitas bawah :
Inspeksi : gerak aktif dan terdapat hambatan, idak ada deformitas, tidak ada lesi
atau jejas, bentuk ekstremitas simetris, kuku pendek, CRT <3dtk.
Palpasi : tidak teraba adanya kekakuan sendi, akral hangat, ROM baik.

12. Genetalia dan anus :


Inspeksi : jenis kelamin laki-laki, terliahat ada pembengkakan pada skrotum dan
penis.

13. Pemeriksaan neurologis : -

J. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
- Albumin 1,3 (Normal 3,4-4,8)
2. Radiologi
-
3. Lain-lain

K. Terapi
- Inf Asering 300 cc dalam 30 menit lanjut 700cc dalam 3 jam .
- Inf. D5 ¼ NS 14 tpm makro
- Inj. Paracetamol 3x100 mg
- Inj. Ampicilin 2x500 mg
- Inj. Gentamicin 1x50 mg
- Tranfusi PRC 50 cc dalam 4 jam
1. Lain-lain

Jember, 3 Novembe 2020


Mahasiswa,

Frihatin Al Isnaini, S.Kep.


NIM 192311101172
ANALISA DATA

Tanggal N Data Fokus Problem Etiologi Nama Terang


o dan Tanda
Tangan
Mahasiswa
03/11/20 1 DS: Hipertermia DHF
20 Ib menyatakan
anaknya demam Bereaksi
dnegan
f
Frihatin
DO: antibody
- Suhu 38,5 C
- Dehidrasi
- Anak lemas
Menimbulkan
respon
peradangan

Hipertermia
03/11/20 2 DS: Perfusi Perifer DHf
20 Ib menyatakan
anaknya demam
Tidak efektif
Permeabelitas
didnding
f
Frihatin
DO: pembuluh
- Suhu 38,5 C darah
- Dehidrasi
- Anak lemas
Penurunan
jumlah cairan
intravaskuler

Peningkatan
viskositas isi
pembuluh
darah

Aliran darah
terhambat

Suplai o2 ke
jaringan tidak
adekuat

Perfusi perifer
tidak efektif
03/11/20 3 DS: Risiko Mual muntah
20 Ibu menyatakan
anaknya mual
DO:
ketidakseimba
ngan elektrolit Ketidakmampu
an menelan
f
Frihatin
- Anak tidak nafsu makanan
makan
Nafsu makan
menurun

Defisit nutrisi
PERENCANAAN

Diagnosa
TGL/ Keperawatan/
Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Tindakan TTD
JAM Masalah
Kolaboratif
Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Regulasi Temperatur
03/11/2020
keperawatan selama 2x24 jam - Observasi
diharapkan termoregulasi 1. Monitor suhu bayi sampai stabil f
membaik dengan kriteria hasil: (36,5C-37,5C)
2. Monitor suhu tubuh anak tiap dua Frihatin
Skor saat jam, jika perlu
Indikator ini 3. Monitor tekanan darah, frekuensi
pernapasan dan nadi
4. Monitor warna kulit
Menggigil* 5. Monitor dan catat tanda dan gejala
Kulit merah* hipotermia atau hipertermia
Suhu tubuh - Terapeutik
Kadar glukosa darah 1. Pasang alat pemantau suhu
Tekanan darah kontinu, jika perlu
2. Tingkatkan asupan cairan dan
Keterangan skor: nutrisi yang adekuat
1. Meningkat 3. Sesuaikan suhu lingkungan dengan
2. Cukup meningkat kebutuhan pasien
3. Sedang - Edukasi
4. Cukup menurun 1. Jelaskan cara pencegahan heat
5. Menurun exhaustion dan heat stroke
2. Jelaskan cara pencegahan
1. Memburuk hipotermi karena terpapar udara
2. Cukup memburuk dingin
3. Sedang - Kolaborasi
4. Cukup membaik Kolaborasi pemberian antipiretik, jika
5. Membaik perlu

03/11/2020 Perfusi Perifer Tidak Setelah dilakukan tindakan Perawatan Sirkulasi


efektif keperawatan selama 2x24 jam - Observasi
diharapkan toleransi aktivitas 1. Periksa sirkulasi perifer(misalnya
meningkat dengan kriteria hasil: nadi perifer, warna, suhu,
Skor saat pengisian kapiler, edema)
Indikator ini 2. Monitor panas, kemerahan, nyeri
dan bengkak pada ektermitas
- Terapeutik
Akral 1. Hindari pengukuran tekanan darah
Turgor kulit pada ektermitas dengan
Tekanan darah sistolik keterbatasan perfusi
Tekanan darah 2. Hindari pemasangan infus atau
diastolik pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
- Edukasi
1. Informasikan tanda-tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan (misalnya rasa sakit
yang tidak hilang saat istirahat,
hilangnya rasa)
Pemantauan Tanda-tanda Vital
- Observasi
1. Monitor tekanan darah,
nadi,pernafasan, suhu tubuh
2. Identifikasi penyebab perubahan
tanda vital
- Terapeutik
1. Dokumentasi hasil pemantauan
2. Atur interval pemantauan sesuai
kondisi pasien
- Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan
jika perlu
Risiko Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Cairan
ketidakseimbangan keperawatan selama 2x24 jam - Observasi
elektrolit diharapkan keseimbangan cairan 1. Monitor frekuensi dan kekuatan
meningkat dengan kriteria hasil: nadi
2. Monitor frekuensi napas
Skor saat 3. Monitor tekanan darah
Indikator ini 4. Monitor berat badan
5. Monitor elastisitas atau turgor kulit
6. Monitor jumlah, warna dan berat
Asupan cairan jenis urin
Haluaran urin 7. Monitor intake dan output cairan
Kelembaban - Terapeutik
membrane mukosa 1. Atur interval waktu pemantauan
Asupan makanan sesuai dengan kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Keterangan skor: - Edukasi
1. Menurun 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
2. Cukup menurun pemantauan
3. Sedang 2. Informasikan hasil pemantauan,
4. Cukup meningkat jika perlu
5. Meningkat
I (Implementasi)
Tgl/Jam Dx Implementasi Ttd
3-11- 1 Regulasi Temperatur FR
- Observasi
2020/17.0
1. Memonitor suhu anak sampai stabil
0 (36,5C-37,5C)
2. Memonitor suhu tubuh anak tiap dua jam,
jika perlu
3. Memonitor tekanan darah, frekuensi
pernapasan dan nadi
4. Memonitor warna kulit
5. Memonitor dan catat tanda dan gejala
hipotermia atau hipertermia
6. memasang alat pemantau suhu kontinu, jika
perlu
7. meningkatkan asupan cairan dan nutrisi
yang adekuat
8. menyesuaikan suhu lingkungan dengan
kebutuhan pasien
9. menjelaskan cara pencegahan heat
exhaustion dan heat stroke
10. mejelaskan cara pencegahan hipotermi
karena terpapar udara dingin
11. melakukan Kolaborasi pemberian
antipiretik, jika perlu

3-11- 2 1. memeriksa sirkulasi perifer(misalnya nadi


perifer, warna, suhu, pengisian kapiler,
2020/17.0
edema)
0 2. Memonitor panas, kemerahan, nyeri dan
bengkak pada ektermitas
3. menghindari pengukuran tekanan darah
pada ektermitas dengan keterbatasan perfusi
4. menghindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area keterbatasan
perfusi
5. menginformasikan tanda-tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan (misalnya
rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat,
hilangnya rasa)
6. Memonitor tekanan darah, nadi,pernafasan,
suhu tubuh
7. mengidentifikasi penyebab perubahan tanda
vital
8. medokumentasi hasil pemantauan
9. mengatur interval pemantauan sesuai
kondisi pasien
10. menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
11. ,menginformasikan hasil pemantauan jika
perlu
3-11- 3 1. Memonitor frekuensi dan kekuatan nadi FR
2. Memonitor frekuensi napas
2020/17.0
3. Memonitor tekanan darah
0 4. Memonitor berat badan
5. Memonitor elastisitas atau turgor kulit
6. Memonitor jumlah, warna dan berat jenis
urin
7. Memonitor intake dan output cairan
8. mengatur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
9. mendokumentasikan hasil pemantauan
10. menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
11. menginformasikan hasil pemantauan, jika
perlu

E (Evaluasi):
Tg/Jam Dx Evaluasi Ttd
3-11- 1 S: ibunyamengatakan demam anaknya sudah FR
2020/18.00 turun
O: lemah
S : 35,5
A ; Masalah hipertermi belum teratasi
P ; Lanjutkan intervensi
1. Memonitor suhu tubuh anak tiap dua jam,
jika perlu
2. Memonitor tekanan darah, frekuensi
pernapasan dan nadi
3. Memonitor warna kulit
4. Memonitor dan catat tanda dan gejala
hipotermia atau hipertermia

3-11- 2 S: ibunya mengatakan anaknya masih lemas dan


2020/18.00 makannya juga sedikit FR
O:
- Lemas
- Terpasang infus
A ; Masalah perfusi perifer tidak efektif belum
teratasi
P lanjutkan intervensi
1. Memonitor panas, kemerahan, nyeri dan
bengkak pada ektermitas
2. menghindari pengukuran tekanan darah
pada ektermitas dengan keterbatasan
perfusi
3. menghindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area keterbatasan
perfusi
4. menginformasikan tanda-tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan (misalnya
rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat,
hilangnya rasa)
5. Memonitor tekanan darah,
nadi,pernafasan, suhu tubuh

3-11- 3 S : ibunya mengatakan anaknya masih lemas


2020/18.00 O: FR
Lemah
N : 98x/menit
A : masalah Risiko ketidakseimbangan elektrolit
belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

1. Memonitor frekuensi dan kekuatan nadi


2. Memonitor frekuensi napas
3. Memonitor tekanan darah
4. Memonitor berat badan
5. Memonitor elastisitas atau turgor kulit
6. Memonitor jumlah, warna dan berat jenis
urin
7. Memonitor intake dan output cairan

Anda mungkin juga menyukai