Oleh:
NIM 202311101127
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
Laporan Pendahuluan Kebutuhan Istirahat Tidur
B. Anatomi Fisiologi
Otak adalah salah satu organ yang paling penting dari dalam tubuh
manusia yang berfungsi sebagai pengendali semua kegiatan dan aktivitas
tubuh. Otak tersusun dari jaringan dan milyaran sel saraf yang terkoneksi.
C. Epidemiologi
Penelitian yang dilakukan (Damayanti dkk., 2014) menyebutkan
bahwa sebanyak 20 orang yang mengaku terganggu tidur dan sebanyak 6
orang mengaku tidak terganggu tidurnya. Sementara pada penelitian yang
dilakukan oleh (Andani, 2017) terdapat 41 orang yang tidak terpenuhi
kebutuhan tidurnya sebanyak 27 orang, yang terpenuhi kebutuhan tidurnyaa
dari total 68 responden. Penelitian lain menyebutkan bahwa sebanyak 50
orang mengaku kurang tidur dan mengalami insomnia. Keluhan gangguan
tidur sebenarnya dapat terjadi pada berbagai usia tetapi, seperti halnya
prevalensi insomnia sendiri cenderung makin meningkat pada lansia, hal ini
juga berhubungan dengan bertambahnya usia dan adanya berbagai penyebab
lainnya. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 5886 lansia berusia 65
tahun ke atas, didapatkan bahwa lebih dari 70% lansia diantaranya mengalami
insomnia (Bestari, 2013). Penelitian Ohida dkk terhadap siswa SLTP dan
SMU menunjukkan prevalensi gangguan tidur yang bervariasi mulai dari
15,3% hingga 39,2%, bergantung pada jenis gangguan tidur yang dialami
(Haryono dkk., 2016)
D. Etiologi
Menurut buku Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Indonesia
(SDKI dkk., 2017) penyebab yang dapat menggangu kebutuhan istirahat dan
tidur yaitu terdapat di dalam diagnosa keperawatan gangguan pola tidur
diantaranya :
a. Hambatan lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan sekitar, suhu
lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
b. Kurang kontrol tidur
c. Kurang privasi
d. Restraint fisik
e. Ketiadaan teman tidur
f. Tidak familiar dengan peralatan tidur
F. Patofisiologi
Terdapat beberapa macam gangguan tidur seperti insomnia, parasomnia
dan hypersomnia. Insomnia merupakan suatu keadaan dimana seseorang sulit
untuk memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya. Salah satu
penyebabnya adalah stress yang dialami, setelah terjangkit stress tubuh akan
menerima radar akan stress terbut dan melaporkan kepada hipotalamus
pitituary asksis (HPA). Hipotalamus akan memproses dan mengaktifkan
hormone corticotropin releasing (CRH) yang dapat merangsang hipofisis dan
menghasilkan hormone adrenocorticotropic (ACTH). Kemudian ACTH
dilepas dan membaur Bersama aliran darah yang menyebabkan korteks
kelenjar adrenal melepas hormone kortisol, kadar kortisol yang meninggi dan
meningkat akan membuat melatonin meningkat dan kemudian merangsang
system saraf simpatis sehingga menyebabkan kondisi tubuh terus terjaga.
G. Penalaksanaan Medis
a. Terapi Farmakologis
5) Pola Tidur
Kaji apakah karena gangguan nyaman, mempengaruhi istirahat dan
tidur klien.lebih ditekankan kepada kualitas dan kuantitas tidur
klien
6) Pola Kognitif dan Perseptual
Kaji apakah terdapat gangguan dalam fungsi kognitif dan memori,
fungsi dan keaadaan indra.
7) Pola Persepsi Diri
Kaji presepsi diri klien
8) Pola Seksualitas Dan Reproduksi
Kaji apakah karena gangguan istirahat dan tidur mempengaruhi
pola seksualitas dan reproduksi
9) Pola Peran dan Hubungan
Kaji apakah karena gangguan istirahat dan tidur, mempengaruhi
pola peran dan hubungan
10) Pola Manajemen Koping-Stress
Kaji apakah karena gangguan istirahat dan tidur, mempengaruhi
pola manajemen koping-stress
11) Sistem Nilai dan Keyakinan
Kaji apakah karena gangguan istirahat dan tidur, mempengaruhi
sistem nilai dan keyakinan
d) Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a) Inspeksi : bagaimana keadaan persebaran rambut dan keadaan
wajah
b) Palpasi : diraba apakah ada benjolan di kepala dan apakah ada
nyeri tekan
2) Leher
a) Inspeksi : apakah ada distensi vena jugularis
b) Palpasi : apakah terdapat distensi vena jugularis
3) Mulut dan Faring
a) Inspeksi : keadaan mukosa bibir kering atau lembab, bau nafas
4) Thorax/dada
Jantung
a. Inspeksi : lihat adanya iktus kordis
b. Palpasi : raba iktus kordis
c. Perkusi : untuk menentukan ukuran jantung
d. Auskultasi : suara S1 dan S2, adakah suara tambahan S3
Paru – paru
a. Inspeksi : adakah gangguan pola napas dan ada sesak
b. Palpasi : fremitus vokal bergantung pada letak cairan di paru
c. Perkusi : bunyi paru ada yang pekak karena adanya cairan
d. Auskultasi : terdapat suara tambahan paru, dan bunyi napas
tambahan
5) Abdomen
a. Inspeksi: simetris atau tidak bentuk abdomen, ada jejas/tidak.
b. Auskultasi : berapa jumlah bising usus
c. Palpasi : periksa adanya asites, nyeri tekan, luka
d. Perkusi : suara timpani pada perut noormal
6) Ekstermitas
a. Inspeksi : apakah ada edema
b. Palpasi : apakah terdapat edema pada ekstremitas klien
Pengaruh Terapi Musik Terhadap Kualitas Tidur pada Lansia di BPSTW Yogyakarta Unit
Abiyoso
DAFTAR PUSTAKA
Ahsan, R. E. Kapti, dan S. A. Putri. 2015. Pengaruh terapi sleep hygiene terhadap
gangguan tidur pada anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi. 6:1–5.
Andani, Y. 2017. Hubungan kebutuhan istirahat tidur dengan efektifitas belajar siswa
kelas vii dan viii
Bestari, W. A. 2013. Penerimaan masa lalu terhadap insomnia pada lansia. Jurnal
Online Psikologi. 1(1):618–628.
Damayanti, A., E. Kadrianti, dan H. Ismail. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan tidur pasien yang dirawat di ruang baji
kamase rsud labuang baji makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. 5:535–
542.
Erfrandau, A. dan N. Widayati. 2017. Pengaruh terapi tawa terhadap kualitas tidur
pada lansia di unit pelayanan teknis panti sosial lanjut usia ( upt pslu ) kabupaten
jember ( the effect of laughter therapy on sleep quality of elderly in. 5(2):276–
283.
Hapsari, A. dan A. Kurniawan. 2019. EFEKTIVITAS cognitive behavior therapy
( cbt ) untuk meningkatkan kualitas tidur penderita gejala insomnia effectiveness
of cognitive behavioral therapy to increase sleep quality in young adults
insomnia patients abstract. Jurnal Ilmu Kel. & Kons. 12(3):223–235
Haryono, A., A. Rindiarti, A. Arianti, A. Pawitri, A. Ushuluddin, A. Setiawati, A.
Reza, C. W. Wawolumaja, dan R. Sekartini. 2016. Prevalensi gangguan tidur
pada remaja usia 12-15 tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama. Sari Pediatri.
11(3):149.
Potter, P. A. dan A. G. Perry. 2012. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses, Dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
SDKI, PPNI, dan DPP. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
tim pokja SDKI DPP PPNI.
Wolla, E. M. 2019. Pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada ny. c. l yang menderita
tumor paru di ruang teratai rsud. prof. dr. w. z. johannes kupang mei 2019.
Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur. 91(5):1–224.