Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia pasti mengalami perkembangan. Perkembangan manusia tidak


tertuju pada aspek psikologi saja, tetapi juga pada aspek biologis. karena setiap aspek
perkembangan individu baik fisik, emosi, intelegensi, maupun sosial saling mempengaruhi satu
sama lain. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan maka
perkembangan aspek lainnya pun terganggu, seperti: kecerdasannya kurang berkembang dan
mengalami kelabilan emosional. Banyak aspek dari perilaku dan fungsi mental dapat dipahami
secara lebih baik dengan mengetahui proses biologi dasar, sistem saraf, organ indra, otot dan
kelenjar memungkinkan kita mengetahui dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selain
aspek biologis yang bersifat indrawi, aspek herediter atau pembawaan juga mempunyai peran
yang tidak kalah penting, seperti dalam kemampuan mental, temperamen, stabilitas emosional,
dan sebagainya.
Perilaku marah merupakan salah satu jenis perilaku yang dianggap sebagai perilaku
dasar dan bersifat survival. Semua orang dari semua budaya mempunyai perilaku marah, marah
yang berlebihan dapat memperburuk kesehatan. Kemarahan merupakan puncak kegagalan
seseorang dalam mengawal emosi, dan bisa menimbulkan musibah pada kehidupan seseorang
baik secara psikis maupun fisik. Secara fisik perilaku marah dan mudah tersinggung dapat
menyebabkan masalah kesehatan diantara imsomnia, melemahnya sistem imun, diabetes,
hipertensi serta jantung. Marah pada kasus yang lebih parah terutama pada penderita hipertensi,
dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah hingga kematian mendadak (Gemilang, 2013;
Aditya, 2013).
Biasanya semua orang tidak mengakui bahwa mereka telah terpelosok ke dalam
kancah penderitaan. Banyak dari mereka berpikir tentang tingkat-tingkat depresi yang mereka
sebut ”perasaan sedih” atau seperti yang dilakukan oleh wanita dengan menangis. Tapi mereka
sadar bahwa sekali waktu kehidupan mereka tidak bahagia. Ada perbedaan antara kebahagian
dan penyakit mental. Bagaimanapun juga, bentuk depresi yang paling ringan akan
menumpulkan ketajaman kehidupan yang keras. Sehingga beberapa orang yang akan terjebak
dalam kesedihan ataupun ketidakbahagiaan lainnya, mengambil langkah berbahaya yang dapat
merugikan dirinya, yaitu dengan tindakan bunuh diri dan sebagainya.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja system organ yang berperan dalam pembentukkan perilaku manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan marah?
3. Jelaskan dasar biologis/fisiologis perilaku marah!
4. Apa yang dimaksud dengan depresi?
5. Jelaskan dasar biologis/fisiologis perilaku depresi!

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


a. Untuk mengetahui sistem organ apa saja yang berperan dalam pembentukkan
perilaku manusia.
b. Untuk mengetahui pengertia marah.
c. Untuk mengetahui dasar biologis/fisiologis perilaku marah.
d. Untuk mengetahui pengertia depresi.
e. Untuk mengetahui dasar biologis/fisiologis perilaku depresi.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari Penulisan makalah ini adalah kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata
tentang sistem organ yang berperan dalam pembentukan perilaku manusia. Pengetahuan
tentang itu membantu kita untuk memahami dasar biologis atau fisiologis perilaku marah, dasar
biologis atau fisiologis perilaku depresi, dan organ serta bagian sistem yang berperan dalam
perilaku karena seperti yang telah kita ketahiu selama ini bahwa perilaku masyarakat berbeda-
beda.

1.5 Metode Penulisan

Metode yang dilakukan atau digunakan dalam membuat makalah ini adalah :

a) Metode Deskriptif yang artinya penulis hanya menguraikan dalam bentuk kata -kata
kalimat.

b) Metode pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan
data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi
di internet.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Organ yang Berperan dalam Pembentukkan Perilaku Manusia

Banyak aspek dari perilaku dan fungsi mental dapat dipahami secara lebih baik
dengan mengetahui proses biologi dasar, system saraf, organ indra, otot dan kelenjar yang
memungkinkan kita mengetahui dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu
aspek-aspek yang bersifat biologis mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
perkembangan psikologi.

1. Otak

Otak Merupakan dasar dari kesadaran, persepsi, ingatan, dan emosi. Otak pada umumnya
terdiri dari batang otak, cerebellum (otak kecil), talamus, hipotalamus dan kelenjar hipofisis,
amigdala, hipokampus dan cerebrum (otak besar).

a. Batang Otak

Bagian otak yang paling bawah adalah batang otak yang berhubungan dengan
sumsum tulang belakang, mengandung bangunan-bangunan yang mempunyai berbagai
fungsi. Salah satu tugas utamanya ialah mengendalikan berbagai macam perilaku dalam
yang tidak atau sedikit dikendalikan secara sadar, seperti pernapasan, denyut jantung, dan
pencernaan. Dalam inti batang otak terletak sistem pengaktifan retikulum. Jaringan saraf
yang padat ini menyaring informasi yang datang dan membangkitkan pusat yang lebih tinggi
jika terjadi sesuatu yang menuntut perhatian.

b. Cerebellum (Otak Kecil)

Letaknya dibagian belakang otak. Cerebellum berkontribusi dalam menjaga


keseimbangan dan mengatur otot agar dapat bergerak dengan lancar dan tepat. Bagian ini
juga terlibat dalam proses mengingat sejumlah ketrampilan sederhana dan refleks-refleks
yang dipelajari serta turut berperan dalam tugas-tugas kognitif yang kompleks seperti
menganalisis informasi sensorik, pemecahan masalah, dan pemahaman terhadap kata.

3
c. Talamus

Merupakan stasiun penghubung bagi jalan saraf dari dan ke korteks. Impuls-impuls
yang menuju ke arah korteks adalah impuls yang berkaitan dengan informasi indra, seperti
misalnya penglihatan dan pendengaran, sedangkan impuls yang menuju langsung ke otak
kecil adalahimpuls yang berkaitan dengan pergerakan anggota tubuh yang kompleks.
Bagian lain daritalamus mempengaruhi kegiatan tidur dan keterjagaan.

d. Hipotalamus dan Kelenjar Hipofisis

Hipotalamus berkaitan dengan dorongan-dorongan kelangsungan hidup individu


maupun spesiesseperti haus, lapar, emosi, seks, dan reproduksi. Hipotalamus mengatur
suhu dengan caramemicu timbulnya keringat atau menggigil juga mengontrol tugas yang
kompleks dari sistemsaraf autonomik.

e. Amigdala

Amigdala bertanggung jawab atas pengevaluasian informasi-informasi sensorik,


menetukansecara tepat arti pentingnya sesuatu secara emosional dan berkontribusi dalam
pengambilankeputusan awal untuk mendekati atau menjauhi sesuatu. Misalnya dalam
menilai adanya bahayaatau ancaman. Amigdala juga berperan dalam menengahi
kecemasan dan depresi.

f. Hipokampus

Bagian ini membandingkan informasi sensorik dengan ekspektasi otak terhadap


lingkungan. Jika harapan-harapan dipenuhi, bagian ini akan memberi tahu sistem
pengaktifan retikulum untukmereda. Hipokampus juga merupakan pintu gerbang menuju
ingatan.hipokampusmemungkinkan kita membentuk ingatan-ingatan baru tentang fakta-
fakta dan kejadian-kejadian.Informasi tersebut kemudian disimpan di korteks serebral.

g. Cereberum

Cerebrum mempunyai bentuk seperti kembang kol. Bentuk-bentuk pemikiran


tingkat tinggi ada berlangsung pada daerah ini. Cerebrum terdiri dari dua bagian yang
disebut dengan hemisferserebral. Hemisfer-hemisfer ini dihubungkan oleh kumpulan
serabut yang cukup besar yang disebut korpus kolasum. Secara umum hemisfer kanan
mengontrol sisi kiri tubuh dan hemisfer kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Bagian yang

4
terpenting dari cerebrum ialah korteks, hanya meliputi beberapa jenis sel teratas dan
disinilah letak kendali utama perilaku kecerdasan. Hal yang paling erat kaitannya dengan
korteks adalah persepsi, belajar, dan ingatan serta kendali atas fungsi motoris. Pada
hemisfer serebral terbagi dalam empat daerah atau lobus, yakni lobusoksipital, lobus
parietal, lobus temporal, dan lobus frontal.

2. Sistem Saraf
a. Sel Saraf atau Neuron

Blok bangunan dasar otak dan sistem saraf adalah sel saraf (neuron). Melalui
neuron inilah informasi dapat berjalan dari organ indra ke otak dan dati otak ke otot. Pada
dasarnya ada tiga tipe neuron yakni neuron sensor, neuron motor dan neuron motor. Neuron
sensor membawa informasi dari organ indra ke otak, neuron motor membawa informasi dari
otak ke otot, dan neuron konektor yang terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang,
menghubungkan neuron sensor dan neuron motor. Ketiga tipe neuron ini terdiri dari badan
sel dengan beberapa cabang yang disebut dendrit. Dan sering kali satu diantaranya sangat
panjang dan disebut akson.Di sepanjang akson inilah impuls saraf berjalan dari badan sel
menuju ke neuron berikutnya pada suatu rantai neuron atau menuju ke otot. Sebuah impuls
dapat dapat dihasilkan dari perangsanganorgan indra atau dari penerimaan impuls yang
berasal dari neuron lain. Pada saat impuls berjalan di sepanjang akson dengan arah yang
selalu tetap neuron dikatakan meletup. Selubung dikelilingi akson yaitu upih myelin,
merupakan pelindung yang mengakibatkan kecepatan konduksi impuls saraf lebih besar dari
pada kecepatan konduksi pada neuron yang tidak bermyelin. Perangsangan pada neuron
harus cukup kuat untuk dapat menghasilkan sebuah impuls, artinya harus diatas nilai
ambang respons. Jika rangsangannya lemah tidak bisa menghasilkan impuls yang kuat
namun dapat merangsang neuron yang lain.

b. Sistem Saraf Pusat

Terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang berfungsi
sebagai jembatan yang menghubungkan otak dengan bagian lain dari tubuh yang terletak
dibawah leher. Respon impuls yang dihasilkan oleh sumsum tulang belakang bersifat reflek.
Dan terkadang gerak reflek ini dapat dipengaruhi oleh pikiran dan emosi. Sistem saraf
berfungsi untuk menerima, memproses, menginterpretasikan dan menyimpan informasi
sensoris yang datang, seperti informasi tentang rasa, suara, bau, warna, tekanan pada kulit,

5
dan lain sebagainya. Sistem saraf pusat juga mengirimkan pesan untuk otot, kelenjar, dan
organ internal.

c. Sistem Saraf Perifer

Berfungsi menangani pesan informasi yang masuk dan keluar dari sistem saraf
pusat. Sistem saraf perifer meliputi semua bagian dari sistem saraf yang terletak diluar otak
dan saraf tulang belakang sampai saraf-saraf ujung jari tangan dan jari kaki. Sistem saraf
perifer ada dua bagian yaitu sistem saraf somatik dan sistem saraf autonomik. Sistem saraf
somatik terdiri dari saraf-saraf yang membawa impuls dari organ indra, yakni mata, telinga,
hidung, kulit, dan lidah, serta mempengaruhi otot-otot organ indra dibawah kendali sadar.
Semua bagian tubuh yang dapat anda gerakan atas kehendak anda. Sistem saraf autonomik
berfungsi untuk mengatur fungsi kelenjar, pembuluh darah, dan organ internal seperti
kandung kemih, perut dan jantung, yang aktivitasnya tidak membutuhkan usaha-usaha
secara sadar. Ada dua seksi pada Sistem saraf autonomik yaitu bagian simpatik dan para
simpatik. Keduanya berhubungan dengan hampir semua kelenjar dan organ tubuh serta
biasanya hasil kerjanya berlawanan untuk membantu tubuh mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan. Kerja sistem saraf simpatik dianalogikan dengan sebuah
pedal gas mobil. Sistem saraf simpatik mengerahkan usaha untuk bertindak dan
mengeluarkan energi sementara cara kerja sistem saraf para simpatik lebih menyerupai
rem. Sistem saraf parasimpatik tidak menghentikan proses di dalam tubuh namun cenderung
memperlambat atau menjaga agar semuanya berlangsung secara halus.serta membuat tubuh
dapat menghemat dan menyimpan energy.

2.2 Pengertian Marah

Marah secara terminologi dapat diartikan perubahan internal atau emosional yang
menimbulkan penyerangan dan penyiksaan guna mengobati apa yang ada di dalam hati.
Perubahan yang lebih keras dari marah disebut al-Ghaizh sehingga orang-orang
mendefenisikan al-Ghaizh sebagai kemarahan yang hebat.

Al-jurjani (2001) menjelaskan marah adalah perbuatan yang terjadi pada waktu
mendidihnya darah didalam hati untuk memperoleh kepuasan apa yang terdapat didalam dada.
Sedangkan Imam nawawi mendefinisikan marah dari perspektif ilmu tassawuf, sebagai
tekanan nafsu dari hati yang mengalirkan darah pada bagian wajah yang menimbulkan
kebencian pada diri seseorang.

6
Menurut psikologi, marah yaitu perubahan dalam diri atau emosi yang dibawa oleh
kekuatan dan rasa dendam demi menghilangkan gemuruh di dalam dada, dapat disebut juga
kemarahan yang teramat sangat.

Charles rycroft (1979) memberikan definisi marah sebagai suatu reaksi emosional
kuat yang didatangkan oleh ancaman, campur tangan, serangan kata-kata, penyerangan jelas,
atau frustasi dan dicirikan dengan reaksi gawat dari sistem syaraf yang bebas dengan balasan-
balasan serangan atau tersembunyi.

Menurut C.P. Chaplin, marah adalah reaksi emosional akut ditimbulkan oleh
sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriah, pengekangan diri,
serangan lisan, kekecewaan, atau frustrasi, dan dicirikan oleh reaksi kuat pada sistem syaraf
otonomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpatetik; dan secara implisit
disebabkan oleh reaksi serangan lahiriah, baik yang bersifat somatis atau jasmaniah maupun
yang verbal atau lisan.

Davidoff (1991) mendefinisikan marah sebagai suatu emosi yang mempunyai ciri
aktivitas sistem sistem syaraf simpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat
kuat disebabkan adanya kesalahan. Stuart dan sundeen (1987) memberikan
pengertianmengenai marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.

Jadi dapat disimpulkan, Marah adalah reaksi emosional yang diungkapkan dengan
perbuatan atau ekspresi untuk memperoleh kepuasan.

1. Aspek biologis. Respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem syaraf otonam
bereaksi terhadap sekresi epinerpin sehingga tekanan darah meningkat, takidarki
(frekuensi denyut jantung meningkat), wajah memerah, pupil membengkak, frekuensi
pembuangan urin meningkat.

2. Aspek emosional. Merasa tidak berdaya, putus asa, frustasi, ngamuk, ingin berkelahi,
dendam, bermusuhan, sakit hati, menyalahkan dan menuntut. Perilakunya selalu ingin
menarik perhatian orang lain, membuat kegaduhan, kebakaran, melarikan diri,
mencuri dan penyimpangan seksual.

7
3. Aspek social. Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep percaya dan ketergantungan,
emosi marah akan menimbulkan kemarahan orang lain serta penolakan dari orang
lain.

4. Aspek spiritual. Keyakinan, nilai dan moral mempengaruhi terhadap ungkapan


lingkungan dengan tidak mempedulikan moral.

Hamzah (2001) juga menjabarkan terhadap ciri-ciri orang yang sedang marah, yaitu:

a. Ciri pada wajah  berupa perubahan pada kulit menjadi warna kuning pucat, tubuh bergetar
keras, timbul buih pada sudut mulut, bola mata memerah, hidung kembung kempis gerakan
tidak terkendali.
b. Ciri pada lidah  meluncurnya makian, celaan, kata-kata yang menyakitakan, dan ucapan-
ucapan yang keji yang membuat orang yang berakal sehat merasa risih untuk
mendengarkanya.
c. Ciri pada anggota tubuh  timbulnya keinginan untuk memukul, melukai, merobek, bahkan
membunuh.
d. Ciri pada hati  didalam hati akan timbul rasa kebencian, dendam, dan dengki,
menyembunyikan keburukan, merasa gembira dalam dukanya. Dan merasa sedih atas
gembiranya, memutuskan hubungan dan menjelek-jelekanya

2.3 Dasar Biologis/Fisiologis Perilaku Marah

Marah disebabkan adanya impuls, ada yang eksternal maupun internal. Eksternal
seperti dari lingkungan yang tidak kondusif dan keras dan makanan yang berprotein
tinggi. Internal dari faktor hormonal dan kadar oksigen yang rendah. Impuls ini akan
meningkatkan agresivitas seseorang. Saat kendali emosi seseorang rendah karena penyakit dan
memang kepribadiannya yang kurang stabil, impuls lebih mudah memicu agresivitas. Jadi,
perjalanan penyakit seseorang bisa menyebabkan rendahnya kendali emosi. Contohnya, ketika
orang merasa sakit gigi, ia menjadi lebih mudah marah.

Secara kajian biologi molekular, saat marah terjadi peningkatan


konsentrasi neurotransmitter dompamine pada neuron otak. Semua terjadi pada limbic
system (pusat emosi) di hypothalamus, setelah itu diteruskan ke hypophycis. Baru kemudian
diteruskan ke bagian tubuh lainnya, seperti dihasilkannya hormon-hormon yang memacu
denyut jantung, pupil mata membesar, dan lain-lain. Hormon tersebut contohnya seperti

8
epinefrin, serotonin, dan testosteron. Pada orang tua, hormon testosteron dan progesteron-nya
sudah mulai menurun. Hal tersebut mengurangi ambang batas kesabarannya sehingga dipicu
sedikit akan mudah marah. Saat hormon seperti testosteron dan progesteron sedang dalam
kondisi tidak seimbang, emosi seseorang akan kurang stabil.

2.4 Pengertian Depresi

Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan


yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, dan tidak
dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat, dan minat serta kesenangan dalam aktivitas yang
biasa dilakukan (Davison, 2006: 372).

Rathus (Lubis, 2009: 13) menyatakan orang yang mengalami depresi umumnya
mengalami gangguan yang meliputi keadaan emosi, motivasi, fungsional, dan gerakan tingkah
laku serta kognisi. Menurut Atkinson (Lubis, 2009: 13) depresi sebagai suatu gangguan mood
yang dicirikan tak ada harapan dan patah hati, ketidakberdayaan yang berlebihan, tak mampu
mengambil keputusan memulai suatu kegiatan, tak mampu konsentrasi, tak punya semangat
hidup, selalu tegang, dan mencoba bunuh diri.

Depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek disforik
(kehilangan keggembiraan/gairah) disertai dengan gejala-gejala lain ,seperti gangguan tidur
dan turunya selera makan.

Jadi kesimpulanya, Depresi adalah keadaan emosional individu dengan perasaan


sedih, putus asa, selalu merasa bersalah, dan tidak ada harapan lagi secara berlebihan tanpa ada
bukti-bukti yang rasional.

 Gejala depresi adalah kumpulan dan perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat
dikelompokan sebagai depresi. Gejala- gejala depresi antara lain :
a. Gejala fisik
1) Gangguan pola tidur
2) Menurunya tingkat aktivitas
3) Menurunya efisiensi kerja
4) Menurunya produktivitas kerja
5) Mudah merasa letih dan sakit

9
b. Gejala psikis
1) Kehilangan rasa percaya diri
2) Sensitif
3) Merasa diri tidak bergua
4) Prasaan bersalah
5) Perasaan terbebani
c. Gejala sosial
Lingkungan akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi
tersebut pada umumnya negatif ( mudah mara, tersinggung, menyendiri, sensitif,
mudah letih, mudah sakit).
d. Susunan kimia otak dan tubuh/ faktor biologis
Beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memegang peranan
yang besar dalam mengendalikan emosi kita. Pada orang yang depresi ditemukan
adanya peruahan dalam jumlah bahan kimia tersebut. Hormone noradrenalin yang
memegang peranan utama dalam mengendalikan otak dan aktivitas tubuh,
tampaknya berkurang pada mereka yang mengalami depresi. Pada wanita,
perubahan hormon dihubungkan dengan kelahiran anak dan menopause juga dapat
meningkatkan resiko terjadinya depresi.
Secara biologis depresi terjadi diotak. Otak manusia adalah pusat
komunikasi paling rumit dan paling canggih. 10 miliar sel mengeluarkan miliaran
pesan tiap detik. Ketika neotransmiter berada pada tingkat yang normal, otak
bekerja dengan harmonis. Kita merasa baik, punya harapan dan tujuan. Walaupun
kadang kita mengalami kesenangan dan kesusahan hidup, mood secara keseluruhan
adalah baik.
2.5 Dasar Biologis/Fisiologis Perilaku Depresi
Berikut ada beberapa penyebab depresi yang dikelompokkan berdasarkan
beberapa faktor yang bisa Anda ketahui :
1. Biologi

Pada saat kita mengetahui mengenai pengelompokan depresi dibagi menjadi


beberapa faktor yang harus ketahui. Pada pengelompokan ini dibagi menjadi dua bagian antara
lain yaitu norepinefrin dan serotonin. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa faktor biologi
yang tadi telah dijelaskan, yaitu :

10
 Norepinefrin yaitu adanya penelitian ilmiah yang mengetahui mengenai b-adrenergik
dan juga adanya respon mengenai anti depresan. Dengan mengetahui lebih jelas
mengenai hubungan tersebut akan diketahui apakah ada peran secara khusus mengenai
noradenergik yang biasanya ada pada seseorang yang mengalami depresi.
 Serotonin yaitu pada saat terjadinya depresi maka biasanya akan ada efek spesifik dari
serotonin yang ada. Dengan mengetahui mengenai hubungan yang erat antara
serotonini dengan penyebab depresi maka langkah pencegahan dapat dilakukan dengan
maksimal. Anda pun harus memperhatikan mengenai hal ini agar dapat menjadikan
maksimal upaya penyembuhan yang dilakukan.
 Dopamine yaitu adanya hubungan yang erat dengan patofisiologi depresi yang ada.
Dengan cara ini maka akan membuat dopamine akan semakin mudah dalam
mendapatkan kemungkinan hal ini bisa dihindarkan dengan cara tertentu.
2. Faktor neurokimia
Faktor neurokimia yaitu gangguan mood yang bersumber pada salah satu syaraf
yang ada didalam syaraf tersebut.
3. Faktor genetik
Faktor genetik yaitu faktor yang sangat berperan kuat dalam perubahan mood.
Untuk itu apabila ingin mengendalikan mood yang bagus mulailah dengan mengenal genetik
seseorang. Misalnya saja apabila seseorang yang memiliki watak keras dan mudah tersinggung
maka sebaiknya mulailah dengan mengetahui mengenai penanganan yang tepat yang ada pada
dirinya. Jangan sampai Anda yang berwatak keras akan diberikan penjelasan dengan nada yang
keras juga. Namun mulailah seseorang yang memiliki watak yang keras dengan suara yang
lembut dan pelan.
Dengan cara tersebut di atas maka seseorang akan lebih mengetahui mengenai
sikap yang harus diterapkan untuk masing-masing watak seseorang. Beda watak tentunya beda
dalam penanganan yang seharusnya dilakukan walaupun hal ini dengan anak kembar sekaligus.
3. Faktor psikososial

Pada umumnya apabila seseorang akan sellau berhubungan dengan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun tahukah Anda bahwa hubungan sosial ini akan
sangat berhubungan dengan perubahan mood seseorang. Ketika sedang berkumpul tentunya
Anda mengetahui bahwa direndahkan tentunya akan membuat perubahan mood seseorang.
Terkadang seseorang akan mengalami rasa kurang suka jika menerima perlakuan yang
demikian. Untuk itu faktor psikososial akan dijelaskan melalui tiga hal yaitu Pada saat ada

11
gangguan secara emosional maka akan diketahui bahwa perubahan mood terjadi pada saat
seseorang berada pada lingkungan rumahnya. Biasanya gangguan mood ini didahului dengan
perubahan sikap pada orang tersebut. misalnya saja seseorang yang mengalami merubahan
mood akan senantiasa sendiri, merenung dan juga mengalami sikap yang kurang baik. Untuk
itu alangkah baiknya apabila seseorang mengalami perasaan yang semikian mulailah dengan
menggunakan gangguan emosional.

4. Faktor kepribadian

Pada saat terjadi masalah ada yang mengalami rasa yang kurang peka misalnya
cuek sedangkan apabila yang perasa. Tentunya akan merasa sangat tertekan dengan sikap yang
demikian. Apabila Anda mengalami hal ini maka carilah ilmu sebanyak-banyaknya agar dapat
dilakukan penanganan yang serius. Namun apabila Anda merasa tidak tahu sikap apa yang
sebaiknya dilakukan maka alangkah baiknya mulailah dengan membicarakan semuanya agar
menjadi lebih baik ke depannya.

Pada saat seseorang mengalami kemarahan alangkah baiknya jika pasien yang
mengalami kemarahan yang terpendam sehingga membuat seseorang menjadi depresi.
Mulailah dengan menguraikan kemarahan dengan hal yang positif. Jika kemarahan yang
dirasakan ringan maka bisa diajak jalan kemana pun yang menyenangkan. Setelah merasa lebih
nyaman mulailah dengan menjadi teman bicara yang baik.

Namun apabila depresi yang dirasakan adalah jenis depresi yang berat maka ajak
konsultasi dengan dokter. Biasanya apabila Anda mengajaknya ke dokter maka akan lebih
mudah ditangani dengan baik. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi mengenai depresi
dalam kehidupan antara lain yaitu memiliki pandangan negatif pada masa depan, pandangan
negatif pada diri sendiri dan pengalaman hidup.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aspek-aspek yang bersifat biologis mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
perkembangan psikologi. Otak Merupakan dasar dari kesadaran, persepsi, ingatan, dan emosi.
Otak pada umumnya terdiri dari batang otak, cerebellum (otak kecil), talamus, hipotalamus dan
kelenjar hipofisis, amigdala, hipokampus dan cerebrum (otak besar). Sistem saraf (Sistem saraf
neuron,sistem saraf pusat,sistem saraf perifer). Marah secara terminologi dapat
diartikan perubahan internal atau emosional yang menimbulkan penyerangan dan penyiksaan
guna mengobati apa yang ada di dalam hati. Marah disebabkan adanya impuls, ada yang
eksternal maupun internal. Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai
dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari
orang lain, dan tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat, dan minat serta kesenangan
dalam aktivitas yang biasa dilakukan. Aspek biologis, Faktor neurokimia, faktor genetik dan
faktor psikososial.

13
Daftar Pustaka

Atmajaya, Toni Surya. “Dasar-dasar Biologis Perilaku”,


https://www.academia.edu/9568766/_DASAR-DASAR_BIOLOGIS_PERILAKU, diaksed
pada 16 Oktober 2017, pukul 16.40.

Djojonegoro, Iman. 2016. “Saat Marah, Tubuh Keluarkan Hormon yang Merusak”,
https://percikaniman.id/2016/09/13/saat-marah-tubuh-keluarkan-hormon-yang-merusak/
diakses pada 17 oktober 2017, pukul 17.00.

Lailil, M. 2012. “Marah”, http://etheses.uin-malang.ac.id/2157/6/08410173_Bab_2.pdf


diakses pada 16 oktober 2017, pukul 15.00.

Pulau Herbal. “Penyebab Depresi”, https://pulauherbal.com/jurnal/3924-penyebab-


depresi.html, diakses pada, pada 18 Oktober, pukul 17 Oktober 2017, pukul 16.00.

Budi. 2010. “Psikologi Marah”, https://budilisnt.wordpress.com/2010/03/30/psikologi-marah/,


diakses pada 16 oktober 2017, pukul 17.00.

14

Anda mungkin juga menyukai