DI SUSUN OLEH :
PUTRI ANGGRAENI
NIM : P07220322049
Istirahat adalah perasaan relaks secara mental, bebas dari kecemasan dan tenang secara
fisik. Istirahat tidak selalu berbaring di tempat tidur. Tidur merupakan perubahan status
kesadaran berulang-ulang pada periode tertentu (Saryono dan Widianti, 2014). Seseorang
dapat benar-benar istrahat bila :
1) Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan dibawah kontrolnya.
2) Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor atau di mana pun juga
termasuk ideidenya diterima oleh orang lain.
3) Mengetahui apa yang terjadi.
4) Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan.
5) Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya.
6) Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukannya. (Asmadi, 2008)
Tidur sebagai salah satu kebutuhan fisiologis manusia yang terjadi secara alami,
dengan fungsi fisiologis dan psikologis yang melekat merupakan suatu proses
perbaikan tubuh. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi
retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan
saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur (Sumiarsih, 2012).
Selama tidur, dalam tubuh sesorang terjadi perubahan proses fisiologis. Perubahan
tersebut, antara lain :
a. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi
b. Dilatasi pembuluh darah perifer
c. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal
d. Relaksasi otot-otot rangka
e. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30 %.
Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis istirahat yang diperlukan oleh tubuh
untuk menghilangkan rasa lelah.
1. Istirahat Fisik
Istirahat fisik artinya mengistirahatkan tubuh dari aktivitas rutin harian yang
melibatkan fisik. Istirahat fisik biasanya dilakukan setelah selesai melakukan
aktivitas, seperti bekerja, berolahraga, atau kegiatan apa pun yang mengeluarkan
energi.
Terdapat dua komponen dalam jenis istirahat ini, yaitu pasif dan aktif. Komponen
aktif adalah jenis istirahat fisik yang melibatkan aktivitas, seperti pijat, peregangan,
atau yoga. Sementara itu, komponen pasifnya meliputi tidur yang berkualitas.
2. Istirahat Mental
Tidak hanya lelah secara fisik, manusia juga bisa mengalami kelelahan mental.
Karenanya, dibutuhkan istirahat mental untuk menenangkan perasaan, membuat
pikiran menjadi lebih jernih, mudah menerima dan mengingat informasi, serta
terhindar dari stres berlebihan.
Istirahat mental diperlukan agar otak tidak bekerja keras terus-menerus dan memiliki
waktu lebih untuk memproses dan mengingat informasi. Istirahat mental bisa
dilakukan dengan menekuni hobi, berlibur ke suatu tempat, atau melakukan hal yang
disukai lainnya.
3. Istirahat Sosial
Salah satu dari jenis-jenis istirahat adalah istirahat sosial. Hal ini bertujuan untuk
memberikan waktu agar dapat terhubung dengan diri sendiri dan menghabiskan lebih
banyak waktu bersama orang-orang terdekat.
Beberapa hal yang sering menyebabkan munculnya rasa lelah secara sosial adalah
hubungan toxic atau terlalu sering berada di tempat ramai. Karenanya, beristirahatlah
dengan menjauhi keramaian sejenak dan menghindari pergaulan atau hubungan
dengan orang yang cenderung tidak sehat.
4. Istirahat Emosional
Lelah secara emosional biasanya ditandai dengan sikap mudah marah, sedih, bahkan
menangis. Kurang istirahat emosional dapat menyebabkan seseorang mengalami
tekanan, sulit berhenti menjadi people pleaser, serta sulit terbuka dengan
perasaannya. Oleh karena itu, istirahat emosional lebih bertujuan sebagai bentuk
upaya pengendalian diri.
Jika mengalami beberapa gejala yang mengarah pada kelelahan emosional tersebut,
cobalah beristirahat sejenak untuk mencapai ketenangan batin. Tidak jauh berbeda
dengan istirahat mental, cobalah mengendalikan emosional diri dengan menghabiskan
waktu sendiri (me time), journaling, atau menekuni hobi.
5. Istirahat Spiritual
Beberapa orang mungkin merasa tidak terhubung dengan kehidupan serta dunia di
sekitar mereka sehingga merasa kosong, hidup seperti tidak bermakna, dan seperti
tidak memiliki tujuan hidup. Pada saat inilah diperlukan istirahat spiritual.
Melakukan istirahat spiritual dapat membantu menemukan kembali tujuan hidup dan
mensyukuri apa yang sudah dimiliki. Hal ini bisa dilakukan dengan berdoa,
mengikuti acara amal, bergabung dengan kegiatan komunitas, atau melakukan teknik
meditasi mindfulness.
6. Istirahat Kreatif
Seseorang yang aktivitas sehari-harinya dituntut untuk selalu berpikir kreatif dan
menghasilkan ide atau insight menarik terkadang juga memerlukan istirahat kreatif
atau creative rest. Hal ini bertujuan untuk menjernihkan pikiran dari perasaan buntu
atau creative block serta mengatasi burnout.
Istirahat kreatif bisa dilakukan dengan menjelajahi alam, menonton pertunjukkan atau
konser, membaca novel, hingga mengunjungi tempat-tempat baru yang bisa
memberikan inspirasi. Memaksakan otak untuk mencari ide baru tanpa beristirahat
justru tidak akan membantu.
7. Istirahat Sensorik
Paparan dan stimulasi yang berlebihan terhadap indra tubuh, seperti indra
pendengaran, pengliha tan, penciuman, dan lain-lain juga dapat menyebabkan
kelelahan sensorik. Misalnya, paparan suara yang terlalu berisik, paparan cahaya, atau
paparan udara yang buruk dapat berpengaruh pada kualitas hidup seseorang.
Jika mengalami hal tersebut, cobalah melakukan istirahat sensorik dengan berendam
di air hangat, mendengarkan musik yang menenangkan, melatih pernapasan, atau hal-
hal lainnya yang dapat memberikan ketenangan.
2. Diagnosis keperawatan
No. Diagnose Luaran keperawatan Intervensi keperawatan
keperawatan
1. Keletihan Berdasarkan dengan tingkat Edukasi aktivitas/istirahat
(D.0057) keletihan (I.12362)
(L.05046) Observasi
Kemampuan 1.1 Identifikasi kesiapan dan
melakukan aktivitas kemampuan menerima
rutin informasi
cukup menurun : 2 Terapeutik
Lesu cukup 1.2 Sediakan materi dan
meningkat : 2 media pengaturan
Frekuensi napas aktivitas dan istirahat
meningkat : 1 Edukasi
Nafsu makan cukup 1.3 Ajarkan cara
memburuk : 2 mengidentifikasi
Pola napas kebutuhan istirahat
Membaik : 5
Pola istirahat cukup
memburuk : 2
2. Nyeri akut Berdasarkan dengan tingkat Manajemen nyeri
(D.0077) nyeri (I.08238)
(L.-08066) Observasi
Keluhan nyeri cukup 2.1 Identifikasi skala
meningkat : 2 nyeri
Meringis cukup 2.2 Identifikasi faktor
yang memperberat dan
meningkat : 2 memperingan nyeri
Gelisah Terapeutik
cukup meningkat : 2 2.3 Fasilitasi istirahat
Kesulitan tidur dan tidur
cukup meningkat : 2 Edukasi
2.4 Ajarkan teknik
Frekuensi nadi
nonfarmakologis untuk
Membaik : 5 mengurangi rasa nyeri
Pola napas Kolaborasi
membaik : 5 2.5 Kolaborasi
Tekanan darah cukup pemberian analgetik, jika
memburuk : 2 perlu
4 Implementasi
Dari rencana tindakan yang sudah di buat maka dapat dilakukan perawatan untuk
memicuh pasien tidur meliputi: menganjurkan pasien untuk mandi sebelum tidur;
minum susu hangat; membaca buku; menonton tv; menggosok gigi sebelum tidur;
mencuci muka sebelum tidur; atau membersihkan atau merapikan tempat
5 Intervensi
Dari tindakan yang sudah di buat dapat kita evalusai pada akhir tindakan yang perlu
di evalusi adalah masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat di nilai dari adanya
kemampuan dalam memenuhi Pasien dapat tidur selama 7-8 jam/hari tanpa
terbangun, Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor penyebab gangguan tidur
Pasien dapat menggunakan teknik-teknik untuk mengatasi gangguan tidur tidak di
temukan tanda klinis gangguan tidur dan menyimpang pada pasien seperti timbulnya
perasaan segar, tidak gelisah,dan apatis. Hilangnya bantalan hitam di kelopak mata
bawah. Kelopak mata yang kelihatan bengkak berkurang atau hilang tidak adanya
konjungtiva merah dan mata perih. Pasien sudah dapat berkonsentrasi penuh, serta
tidak di temukan gangguan proses berpikri, bicara dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/
1601460037/13._BAB_2_.pdf
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/jenis-jenis-istirahat
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1043/1/MENSI%20WOLA.pdf