Anda di halaman 1dari 17

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA :

ISTIRAHAT DAN TIDUR

Dosen Pengajar :

Ns. Rahayu Maharani, M.Kep

DISUSUN OLEH :

1. AMANDA SUCI SYAHARANI (2214201052)

2. ANGGRA HAMIDAH (2214201053)

3. NAURA SYAHIRA SUGIARTO (2214201084)

4. SYABILA TANSY ESTININGSIH (2214201096)

5. VIONA SALBIAH (2214201097)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat berkumpul demi
menyelesaikan tugas makalah ini. Seperti yang telah dijelaskan oleh Dosen Mata
Kuliah ini sebelumnya, mengenai Kebutuhan Dasar Manusia menurut Abraham
Maslow, dibagi menjadi lima bagian, didalamnya termasuk kebutuhan fisiologis
akan istirahat. Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai Kebutuhan
Dasar Manusia: Istirahat dan Tidur.

            Masih banyak sekali diluar sana manusia yang masih belum mengetahui
sepenuhnya atas konsep tidur. Karena banyak sekali kegiatan yang dilakukan
setiap harinya, mayoritas manusia kurang mendapatkan waktu istirahat yang
cukup, padahal istirahat dan tidur adalah faktor fisiologis penting bagi tubuh.

Maka dengan dibuatnya makalah ini, penulis harapkan makalah ini dapat berguna
tidak hanya bagi studi, tetapi juga untuk khalayak umum.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................

Daftar Isi...............................................................................................................................

BAB 1 – PENDAHULUAN

A. Latar belakang...............................................................................................................
B. Tujuan penulisan ..........................................................................................................
C. Manfaat penulisan.........................................................................................................

BAB 2 – ISI

A. Pengertian istirahat dan tidur ...............................................................................


B. Fungsi tidur..............................................................................................................
C. Dampak kekurangan Tidur....................................................................................
D. Tahapan tidur..........................................................................................................
E. Tidur NREM............................................................................................................
F. Tidur REM...............................................................................................................
G. Pola tidur..................................................................................................................
H. Faktor Faktor yang mempengaruhi tidur.............................................................
I. Penyakit yang terjadi akibat ganguan tidur.........................................................
J. Cara mengatasi gangguan tidur.............................................................................

BAB 3 – KESIMPULAN

A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................

DAFTAR PUSAKA.......................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kesempatan yang didapatkan untuk melakukan istirahat maupun tidur,


juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Karena
kebutuhan tersebut sama prntingnya dengan kebutuhan yang lain, dimana
difungsikan untuk memulihkan kembali energi dan kesehatan.
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur tidak hanya dibutuhkan oleh
mereka yang sedang kelelahan saja, istirahat dan tidur juga sangat penting
dan amat diperlukan bagi orang yang sedang sakit, agar segera dapat
memulihkan keadaannya dan juga memperbaiki kerusakan pada sel.

1.1 Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Mata Kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan I dalam materi
Kebutuhan Dasar Manusia. Selain itu, diharap makalah ini tidak hanya
dapat digunakan untuk keperluan studi tapi juga menjadi sumber informasi
bagi khalayak ramai, dengan tujuan agar pembaca lebih mempelajari akan
keperluan istirahat dan tidur, dan juga lebih memperhatikan kualitas tidur
masing-masing

1.2 Manfaat penulisan

Untuk menambah wawasan ilmu,terlebih dalam profesi Keperawatan

BAB 2
ISI

A.PENGERTIAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

Istirahat merupakan keadaan saat tubuh dan pikiran merasa tenang tanpa
adanya tekanan apapun. istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas,
namun istirahat juga bisa dikatakan saat individu melakukan aktivitas yang
disenangi ataupun melakukan aktivitas yang santai tanpa adanya gangguan
yang membuat tidak nyaman.

Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi individu dapat


beristirahat

1. merasa segala sesuatu berjalan normal

2. Menerima keadaan
3. Mengerti terhadap hal yang sedang terjadi

4. Merasa puas terhadap aktivitas yang sedang dilakukan atau yang sudah
dilakukan

5. Bebas dari perasaan tidak nyaman dan hal hal yang tidak menyenangkan

6. Mengetahui bahwa dirinya akan mendapat pertolongan bila membutuhkan

Tidur merupakan keadaan dimana individu berada di bawah kesadaran yang


mengakibatkan reaksi terhadap lingkungan sekitar menurun atau hilang, tetapi
kesadaran dapat kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup.

Berikut beberapa pengertian menurut para ahli

1. Robinson , Weitzel & Henderson (2005) ' Tidur adalah kebutuhan dasar
manusia dan merupakan proses biologis yang umum terjadi pada semua orang
karena tidur penting untuk kebutuhan fisiologis untuk memperbaiki jaringan
yang rusak selama tidur

2. Guyton & Hall (1997) Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah
sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang
sensorik atau dengan rangsang lainnya

3. Potter & Perry (2005)Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus


bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.

A. FUNGSI TIDUR
Tujuan tidur masih belum jelas. Tidur berkonstribusi dalam menjaga
kondisi fisiologis dan psikologis. Tidur NREM membantu perbaikan
jaringan tubuh. Selama tidur NREM, fungsi biologis lambat. Denyut
jantung normal orang dewasa sehat sepanjang hari rata-rata 70-80 denyut
per menit atau kurang jika individu berada dalam kondisi fisik yang sangat
baik. Namun, selama tidur denyut jantung turun ampai 60 denyut per
menit aau kurang. Ini berarti bahwa selama tidur jantung berdetak 10-20
kali lebih lambat dalam setiap menit atau 60-120 kali lebih sedikit dalam
setiap jam. Oleh karena itu, tidur nyenyak bermanfaat dalam
mempertahankan fungsi jantung. Fungsi biologis lainnya yang menurun
selama tidur adalah pernafasan, tekanan darah, dan otot.
Tubuh membutuhkan tidur secara rutin untuk memulihkan proses biologis
tubuh. Selama tidur, gelombang lambat dan dalam (NREM tahap 4), tubuh
melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk perbaikan dan
pembaruan sel epitel dan sel-sel yang khusus seperti sel-sel otak. sintetis
protein dan pembelahan sel untuk peremajaan jaringan seperti kulit,
tulang, mukosa lambung, atau otak terjadi selama istirahat dan tidur.

B. DAMPAK KEKURANGAN TIDUR

1. Mudah lupa dan fungsi otak menjadi kurang optimal

Kurang tidur bisa mengganggu kinerja dan fungsi otak, termasuk juga bagian
otak yang berkaitan dengan daya ingat. Efeknya membuat kesulitan untuk
mencerna dan memfokuskan diri pada suatu hal serta lebih lambat dalam
menanggapi.

2. Gampang sakit dan dapat memicu kanker

Manfaat tidur adalah memperkuat sistem kekebalan tubuh. Jika kurang tidur,
maka sistem kekebalan tubuh melemah, dan dapat memicu kanker.

3. Peningkatan risiko penyakit jantung

Kurang tidur dapat menyebabkan pembentukan sitokin inflamasi, yang


memainkan peran penting dalam perkembangan gangguan kardiovaskular
(jantung dan pembuluh darah di sekitarnya). Sitokin inflamasi dapat
menyebabkan peradangan yang bisa menyerang berbagai organ dan jaringan
di tubuh, termasuk pembuluh darah di sekitar jantung.

4. Rentan mengalami kecelakaan

Kurang tidur dapat membuat kita tidak fokus dan rentan mengalami
kecelakaan, seperti luka goresan, memar, atau terkilir. Apalagi jika membawa
kendaraan atau mengoperasikan alat-alat berat, akan sangat mengancam
keselamatan jiwa.

5. Penurunan fungsi seksual

Kelelahan dan rasa kantuk dapat menganggu aktivitas seksual, yaitu


penurunan hasrat dan gairah untuk melakukan hubungan seksual.

6.Risiko penyakit mental makin tinggi

Kekurangan tidur mempengaruhi suasana hati seseorang menjadi lebih buruk.

7. Berat badan melonjak

Durasi tidur mempengaruhi hormon ghrelin dan leptin yang bertugas


mengatur rasa lapar, sehingga membuat nafsu makan jadi lebih besar daripada
biasanya. Kemudian, naiknya berat badan akibat kurang tidur juga
dipengaruhi oleh tubuh yang kelelahan sehingga sangat mungkin membuat
seseorang membatasi aktivitas fisiknya.

D. TAHAPAN TIDUR
Dapat diketahui bahwa tidur memiliki beberapa tahapan atau fase berbeda,
yang terjadi dalam urutan karakteristik. Tahapan tidur dibagi dalam 4 fase,
sebagai berikut.

1. NREM (Tidur Ayam)

Tahap pertama dari tidur adalah NREM (Non-Rapid Eye Movement) tidur
ayam. Fase ini disebut tidur ayam atau tidur ringan, karena tubuh, mental, dan
pikiran berada di ambang realita dan bawah sadar. Pada fase ini kondisi
setengah sadar, dan otak menghasilkan gelombang beta yang kecil nan cepat.

2. NREM (Menuju Tidur Pulas)

Pada fase tidur kedua ini, denyut jantung dan pernapasan akan melambat,
menjadi teratur, dan suhu tubuh menurun. Kita menjadi semakin kurang sadar
akan lingkungan sekitar. Ketika memasuki fase ini, gerak mata akan berhenti
dan gelombang otak melambat, diiringi dengan hadirnya semburan gelombang
cepat sesekali, bernama spindle tidur. Selain itu, fase tidur kedua ini juga
ditandai dengan adanya K-complex, yaitu puncak tegangan tinggi negatif
pendek.

3. NREM (Tidur Pulas)

Fase ketiga ini merupakan fase tidur pulas, yang ditandai dengan pelepasan
gelombang delta pada otak. Pada fase ini, tubuh akan jadi kurang responsif
dari suara yang terdengar. Tidak ada gerakan mata dan aktivitas otot sama
sekali dalam fase ini. Tubuh memulai perbaikan dan pertumbuhan jaringan,
membangun kekuatan tulang dan otot, meningkatkan pasokan darah ke otot,
serta meningkatkan dan memperkuat sistem imun. Energi dan hormon
pertumbuhan yang penting untuk tumbuh kembang, juga akan dipulihkan pada
fase ini. Fase tidur ini akan sangat sulit untuk dibangunkan.
4. REM (Tidur Bermimpi)

Fase terakhir dan terdalam dari tidur adalah REM (Rapid Eye Movement),
yang disebut juga tidur bermimpi. Ketika memasuki fase ini, pernapasan akan
menjadi lebih cepat, tidak teratur, dan dangkal. Tak hanya itu, mata juga akan
bergerak ke segala arah dengan cepat, aktivitas otak dan detak jantung
meningkat, tekanan darah naik, dan ereksi pada pria.

E. TIDUR NREM

Tahap NREM (Non-Rapid Eye Movement) dikenal juga dengan tidur ayam.


Tidur ayam adalah istilah yang menjelaskan kondisi tidur, tetapi pikiran,
mental, dan tubuh kamu berada di tengah-tengah antara tidur terlelap dan
setengah sadar.NREM memiliki 4 tahap sebagai berikut:

1. Tahap pertama.

Ini merupakan tahap awal individu memulai untuk tidur dari fase terjaga.
Dalam tahap 1 ini akan berlangsung dengan waktu yang sangat singkat,
antara 5 hinga 10 menit. Rata-rata orang tertidur pada menit ketujuh.
Tahap ini dimana sangat mudah terganggu dari rangsangan luar karena
tahap yang sangat mudah untuk individu terbangun. Awal fase tahap ini
ditandai dengan kelopak mata tertutup, diiringi dengan berkurangnya
tonus otot serta akan terlihat pergerakan bola mata ke kanan dan ke kiri.
Pada tahap ini individu bisa merasakan adanya sensasi seperti tersentak
atau terjatuh karena adanya kontraksi otot yang timbul secara spontan.
Stadium tidur yang paling ringan didapatkan adanya aktivitas teratur,
tegangan rendah, frekuensi 3-7 siklus per detik dan pada
electroencephalography (EEG) terlihat gelombang theta.

2. Tahap kedua

Tahap yang merupakan lanjutan tahap 1. Pada tahap ini bisa dikatakan
bahwa individu tersebut mulai tertidur. Biasanya tahapan ini berlangsung
antara 10-30 menit. Otot tonus yang mulanya berkurang, sekarang menjadi
lebih berkurang (rileks), detak jantung menjadi lambat secara perlahan,
aktivitas yang dilakukan oleh otak pun akan menjadi singkat dan cepat
namun berirama (Sleep Spindle) dan terdapat komplek K trifasik pada
EEG serta gerakan dari bola mata terhenti. Suhu tubuh pun ikut turun
secara perlahan. Individu yang sudah berada pada tahap ini agak susah
dibangunkan.

3. Tahap 3 dan 4

Kedua tahap ini merupakan tahapan yang paling dalam dari NREM.
Individu akan susah dibangunkan. Namun perbedaan dari kedua tahapan
ini adalah kedalaman tidur individu tersebut. Pada tahapan ini, ketika
individu tersebut diberi rangsangan dari luar agar dia bangun dari tidurnya,
maka pada saat dia terbangun, akan mengalami diorientasi sesaat
dikarenakan aktivitas otak sangat lambat, sehingga membutuhkan
beberapa menit untuk dilakukannya penyesuaian terhadap lingkungan.
Pada bagian yang paling dalam dari tahap ini ialah aliran darah akan lebih
banyak diarahkan menuju otot dengan tujuan agar energi fisik pada tubuh
terisi kembali. Pada rekaman EEG juga terdapat perbedaan antara tahap 3
dan 4. Pada tahap 3 gelombang yang muncul ialah gelombang delta namun
kurang dari 50%, sedangkan pada tahap 4 gelombang delta muncul lebih
dari 50%. (Sleepdex, 2014) Selama tahapan Deep Sleep dari fase NREM,
tubuh akan melakukan pembentukan ulang (regeneration) dan
memperbaiki sel-sel tubuh serta memperkuat dari kekebalan tubuh
individu tersebut.

F. TIDUR REM

Fase terakhir dan terdalam dari tidur adalah REM (Rapid Eye Movement), yang
disebut juga tidur bermimpi. Ketika memasuki fase ini, pernapasan akan menjadi
lebih cepat, tidak teratur, dan dangkal. Tak hanya itu, mata juga akan bergerak ke
segala arah dengan cepat, aktivitas otak dan detak jantung meningkat, tekanan
darah naik, dan ereksi pada pria.

Tidur pada fase ini juga disebut sebagai paradoks tidur, karena ketika otak dan
sistem tubuh lainnya aktif bekerja, otot-otot menjadi lebih relaks. Mimpi biasanya
terjadi pada fase tidur ini, akibat peningkatan aktivitas otak yang di lain sisi
kelumpuhan sementara terjadi pada otot.

Fase tidur REM pertama biasanya terjadi sekitar 70-90 menit setelah tertidur.
Setelah sekitar 10 menit dalam tidur REM, siklus biasanya akan kembali menjadi
tahap tidur NREM. Umumnya, 4 periode tambahan tidur REM terjadi, masing-
masing memiliki durasi yang lebih lama.

G. POLA TIDUR

Diagnosis gangguan tidur sulit ditegakkan, hal ini disebabkan oleh perbedaan
pola tidur pada setiap tahap perkembangan anak dan toleransi keluarga terhadap
perilaku tidur anak sangat bervariasi ( Thiedke, 2001). National Institute of Health
menyimpulkan bahwa kelompok yang berisiko tinggi mengalami gangguan tidur
adalah remaja. Hal ini terbukti karena pada remaja terjadi perubahan dramatis
dalam pola tidur-bangun meliputi durasi tidur yang kurang, waktu tidur yang
tertunda, dan adanya perbedaan pola tidur pada hari kerja dan akhir pekan, maka
kualitas tidur remaja cenderung berkurang (Haryono et al., 2009).

Pola tidur yang buruk pada anak-anak akan menyebabkan prestasi sekolah
yang rendah, hiperaktif, kecemasan, depresi, gangguan tingkah laku dan emosi
(Meltzer et al., 2010).

Waktu paling optimal untuk mulai tidur di malam hari adalah jam 10 malam,
selain untuk mengumpulkan energi dan tenaga juga sangat baik untuk kecantikan
kulit, vitalitas tubuh, dan meningkatkan mood positif di pagi hari. Kebutuhan tidur
seseorang berbeda-beda untuk umur 18–40 tahun kebutuhan tidur adalah 8–8 jam
perhari, untuk umur 41–60 tahun kebutuhan tidur adalah 7 jam perhari, dan untuk
umur 60 tahun keatas kebutuhan tidur adalah 6 jam perhari (Hidayat, 2008).

H. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS


TIDUR

1. Penyakit

keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.misalnya pada
pasien dengan gangguan pernapasan seperti Asma, Bronchitis dan Penyakit
Persarafan

2. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya

3. Kelelahan

dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM

4.Kecemasan

Meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu tidur

5.Alkohol

Dapat mengankibatkan insomnia

6. Obat-obatan
Kafein : meningkatkan saraf simpatis dan mencegah tidur

Beta bloker : insomnia

Anti depresan : menekan REM menurunkan total waktu REM

7. Stres Psikologi

Seseorang yang memiliki masalah psikologis mengalami kegelisahan sehimgga


sulit tidur

8. Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur

I. PENYAKIT YANG TERJADI AKIBAT GANGGUAN TIDUR

Menurut data epidemiologi, tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 9 jam perhari
erat meningkatkan mortalitas. Contoh yang dapat meningkatkan mortalitas seperti
penyakit jantung dan kanker.

1. Demensia

Pasien pada demensia lebih rentan mengalami kerusakan pada daerah otak yang
mengatur tidur.

2. Alzheimer

Pasien mengalami peningkatan yang progresif dari lama dan frekuensi terbnagun
di malam hari.
J. CARA MENGATASI GANGGUAN TIDUR

1. Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari

2. Ciptakan suasana tidur yang nyaman

3. Makan dan minum yang berprotein tinggi sebelumtidur seperti keju dan
susu

3. Hindari tidur siang atau sore hari

5. Mengurangi distraksi dan lingkungan serta hal-hal yang dapat mengganggu


tidur.

4. Hindari konsumsi minuman beralkohol dan berkafein

5. Hindari merokok sebelum tidur

6. Rutin berolahraga

7. Hindari stress

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan sebuah kebutuhan fisiologis pada
manusia.Tanpa tidur tubuh akan terasa Lelah dan menimbulkan berbagai
macam penyakit,sebaliknya,jika tubuh istirahat yang cukup maka membuat
energi dalam tubuh menjadi semangat.Namun,setiap manusia memiliki
kebutuhan jumlah dan kualitas tidur yang berbeda beda.

Selain itu juga setiap manusia memiliki tahapan tidur yang berbeda yang
terdiri dari 4,yakni tidur ayam,menuju tidur pulas,tidur pulas dan tidur
bermimpi.

B. SARAN

Perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait istirahat dan


tidur.Oleh karena itu dalam memberi Tindakan,perawat juga harus
memperhatikan prosedur yang ada demi kenyamanan pasien agar
penyembuhan juga berjalan secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Sunarti, Sri, and Helena Helena. "Gangguan Tidur pada Lanjut Usia." Journal of
Islamic Medicine 2.1 (2018): 1-15.

Wolla, E. M. (2019). Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Pada Ny. C. L Yang


Menderita Tumor Paru Di Ruang Teratai RSUD. Prof. Dr. WZ Johannes Kupang
Mei 2019 (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kupang)
Mayo clinic staff. Sleep Disorders [Internet]. 2014. [updated 2014 Feb 7].
Available from:
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleepdisorders/basics/definition/con-
20037263.

Khairunnisak, L. (2021). Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Dasar pada Tn. D


Dengan Kebutuhan Aktifitas dan Istirahat Kediri 2021 (Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri).

Potter & perry. (2009). Fundamental keperawatan, edisi 7 buku 1. Jakarta :


salemba medika.

Guyton A. C., Hall J. E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta :
EGC

TAMTAM, T. (2022). PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. MAKALAH


ISTIRAHAT TIDUR, 1-18.

Roshifanni, S. (2016). RISIKO HIPERTENSI PADA ORANG DENGAN POLA TIDUR


BURUK(Studi di Puskesmas Tanah Kalikedinding Surabaya), 1-12.

Anda mungkin juga menyukai