Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH

Analisis Berbagai Faktor Penyebab Mahasiswa Tidur di Kelas

Disusun Oleh :
1. Ahmad Miftahul Huda (02311940000058)
2. Ahmad Mujiburrosyid (02211940000064)
3. Arya Fajar Kurniawan (03311940000062)
4. Krisna Wahyu Wicaksono (03311940000046)
5. Muhammad Arifianto (02311940000026)
6. Muhammad Fauzan Harun (02211940000163)
7. Nidya Ahmadya R. (02211940000024)

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA


2019
ABSTRAK

Saat kelas sedang berlangsung, banyak kita ketahui bahwa ada sebagian
mahasiswa yang mengantuk ataupun tertidur. Pada penelitian ini dilakukan analisis
untuk mengetahui penyebab kenapa banyak mahasiswa yang mengantuk dan
tertidur saat kelas sedang berlangsung. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada sejumlah mahasiswa untuk
menjawab pertanyaan tentang alasan kenapa mereka sering mengantuk maupun
tertidur di kelas. Dari data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada
banyak penyebab kenapa mahasiswa sering tertidur di kelas, salah satunya
dikarenakan durasi tidur yang kurang dan sesuatu yang mereka konsumsi sebelum
tidur.
Kata kunci : Tidur, Mengantuk, Mahasiswa
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk yang memiliki batas-batas kemampuan dalam
hidup yang dimilikinya. Kemampuan mengacu kualitas manusia, kemumpunian,
serta daya tahan tubuh manusia dari segala bidang. Aktivitas yang sangat
membutuhkan tenaga ekstra membuat manusia menjadi kelelahan dari segi pikiran,
perasaan, dan tenaga yang telah dikeluarkan. Khususnya ketika mencapai puncak
kelelahan atau mengantuk, manusia akan mengistirahatkan tubuhnya agar kondisi
tubuhnya segera pulih. Solusi utama yang dilakukan adalah tidur.
Tidur adalah suatu proses penting bagi manusia untuk memulihkan atau
mengembalikan kondisi tubuh, dimana tubuh yang tadinya mengalami kelelahan
menjadi segar kembali. Kondisi tidur dapat memengaruhi suatu keadaan istirahat
periodik, dan pada saat itu kesadaran terhadap alam akan terhenti sehingga tubuh
dapat beristirahat. Kita tidak mampu menghindar dari aktivitas tersebut karena
sebagai manusia kita memiliki batas-batasan kemampuan dalam beraktivitas di
kehidupan sehari-hari.
ITS merupakan sebuah akronim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Namun, mahasiswa tersebut mempunyai arti tersendiri dari singkatan ITS yakni
ISOK TURU SANGAR. Dari sekian banyaknya mahasiswa rata-rata waktu tidur
2-5 jam. Bahkan ada beberapa mahasiswa ITS merelakan waktu tidurnya demi
mengerjakan tugas yang dikerja deadline. Dengan tambahan kegiatan-kegiatan di
luar jam kuliah masih jadi tanggung jawab bagi mahasiswa ITS antara lain
keorganisasian, UKM, penelitian, dan lain-lain. Di samping itu. juga ada mahasiswa
ITS yang sering nongkrong dengan temannya hanya mencari sekadar angin yang
menjadikan mahasiswa tidak produktif akan segala tujuan. Justru menjadi
hambatan bagi mahasiswa ITS yang sering sibuk tetapi tidak produktif dalam
kesibukkannya.
Fenomena mahasiswa tidur di kelas merupakan hal yang biasa bagi sebagian
mahasiswa yang beranggapan. Bagi mahasiswa ITS yang pernah tidur dikelas
merupakan hal tabu dalam dunia Pendidikan. Karena tujuan sebagai mahasiswa
bukan hanya mengejar gelar dan sertifikat akademik tetapi meningkatkan kapasitas
diri yang dimiliki oleh mahasiswa ITS antara lain hardskill dan softskill. Secara
tidak langsung kita harus seimbang antara perkuliahan dan keorganisasian sehingga
tidak menjadikan beban hidup selama kita mencari ilmu di bangku perkuliahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja factor-faktor yang mengakibatkan mahasiswa ITS tidur di kelas?
2. Berapa yang diperlukan waktu tidur mahasiswa ITS?
3. Apa saja yang dikonsumsi mahasiswa ITS?
1.3 Tujuan Permasalahan
Tujuan ditulisnya karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui penyebab
mahasiswa ITS yang pernah tidur di kelas melalui data-data yang diperoleh.
1.4 Manfaat
Manfaat ditulisnya karya tulis ilmiah adalah kita dapat tahu apa saja yang
menyebabkan mahasiswa ITS pernah tidur di kelas dari data-data yang diperoleh.
Sehingga kebiasaan buruk tersebut tidak terjadi lagi dengan kita dapat mengatur jadwal
dunia perkuliahan secara baik.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian dan Teori Tidur


Tidur berasal dari kata bahasa latin “somnus” yang berarti alami
periode pemulihan, keadaan fisiologi dari istirahat untuk tubuh dan pikiran. Tidur
adalah sesuatu hal yang dilakukan manusia untuk menghilangi rasa letih setelah
seharian beraktivitas. Setiap menusia memerlukan istirahat dan tidur yang cukup.
Tidur dapat didefenisikan sebagai keadaan teratur, kambuhan, mudah
reversible yang ditandai dengan keadaan yang relatif diam dan peningkatan pada
ambang respon terhadap rangsangan luar relatif terhadap keadaan terjaga. (Buku
Saku Psikiatrik, 2003:333)
Berikut adalah pendapat beberapa ahli tentang tidur:
a. Menurut Perry dan Potter ( 2005 ) tidur adalah suatu keadaan yang berulang -
ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu.
b. Menurut Guyton ( 1997 ) tidur adalah sebagai suatu keadaan bawah sadar
dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik
atau dengan rangsangan lainnya.
c. Menurut Yolanda Amirta ( 2007 ), makna dasar tidur adalah suatu keadaan
dimana otak dan pikiran serta tubuh diberi kesempatan untuk beristirahat.
Green (2011), menjelaskan tentang teori yang membahas bagaimana tidur
bisa terjadi. Restoration Theory yang telah diperkenalkan oleh Oswald (1966).
Menurut Oswald, fungsi daripada tidur adalah untuk mengembalikan (restore)
fungsi tubuh semasa periode tanpa aktivitas supaya fungsi biologi tubuh yang
adekuat dapat dipastikan. Hibernation Theory oleh Webb (1974) yang dikutip oleh
Mcconnell (2011:324). Teori ini merupakan salah satu teori evolusi mengenai tidur.
Teori evolusi pada umumnya mencanangkan bahwa tidur berlaku untuk
membenarkan peluang yang lebih baik kepada organisme supaya dapat bertahan
pada lingkungan yang berbahaya.
Salah satu contoh pola tidur yang tidak baik adalah kurang tidur. Pada
dasarnya penyebab kurang tidur disebabkan oleh diri kita sendiri. Menurut
Carpenter dan Graham bahwa remaja sering kurang tidur karena adanya perubahan
denyut jantung yang diakibatkan oleh perubahan hormon yang dihasilkan oleh otak.
Selain itu, perkembangan teknologi seperti permainan lewat komputer, internet,
video dan televisi juga menjadi penyebab utama kurangnya tidur pada mahasiswa.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang tidur dapat disimpulkan bahwa tidur
sangat penting bagi tubuh. Karena pada saat tidur sebagian organ tubuh termasuk
otak akan beristirahat. Jika kita kurang tidur maka otak kita pun kurang istirahat,
hal itu menyebabkan konsentrasi belajar menjadi terganggu. Jam biologis
merupakan pengatur waktu internal dalam tubuh yang bekerja secara otomatis. Jam
biologis manusia sudah terprogram secara genetik untuk menentukan waktu bangun
dan tidur kita. Setiap orang memiliki jam biologis yang berbeda-beda tergantung
pada umurnya. Jika kita melawan jam biologis maka akan berdampak buruk bagi
kesehatan.
2.2 Pola Tidur yang Tidak Baik
a. Insomnia
Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk hidup tertidur,
atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada
saat terbangun. Ada Tiga macam insomnia :
- Transient insomnia: kesulitan tidur hanya beberapa malam
- Insomnia jangka pendek: dua atau empat minggu mengalami kesulitan tidur.
- Insomnia kronis: kesulitan tidur yang dialami hampir setiap malam selama
sebulan lebih.
b. Parasomnia
Parasomnia adalah suatu kelainan yang disebabkan kejadian perilaku
atau psikologis abnormal yang muncul di kala tidur, tahapan tertentu, atau
transisi fase tidur-terjaga. Parasomnia lebih umum terjadi pada anak-anak dan
tidak selalu menandakan adanya masalah psikologis atau psikiatris yang
signifikan.
c. Tidur Apnea
Tidur apnea adalah suatu kondisi dimana terjadinya penghentian napas
disaat tidur. Tidur apnea sangat umum terjadi, layaknya diabetes yang lazim
menimpa orang dewasa. Tidur apnea bisa muncul pada segala kelompok usia
dan jenis kelamin, namun lebih umum menimpa kaum pria.
d. Narkolepsi Kelainan
Narkolepsi Kelainan tidur ini secara umum ditandai munculnya keinginan
tidur di siang hari secara tak terkendali. Penderita sering kali jatuh tertidur di
sembarang waktu dan tempat, juga terjadi berulang kali dalam
sehari. Narkolepsi adalah kelainan neourologis (yang menyerang otak dan
syaraf) kronis yang melibatkan system saraf pusat tubuh.
e. Paralisis Tidur Paralisis
Paralisis Tidur Paralisis tidur adalah fungsi alamiah tubuh yang
menyebabkan penderitanya mengalami kelumpuhan dikala tidur.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Tidur
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda beda. Ada
yang kebutuhannya terpenuhi dengan baik, ada pula yang mengalami gangguan.
Seseorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
sebagai berikut :
a. Status Kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur dengan
nyenyak.
Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan
tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan
nyenyak. Misalnya pada klien yang menderita gangguan pada sistem
pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak napas, maka seseorang tidak
mungkin dapat istirahat dan tidur (Asmadi, 2008).
b. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada
lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan
nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh akan
menghambat seseorang untuk tidur. Keadaan lingkungan yang tenang dan
nyaman bagi seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur (Hidayat,
2008).
c. Stres Psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini
disebabkan
karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah melalui
sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM
(Asmadi, 2008).
d. Diet / Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur.
Protein yang tinggi seperti pada keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat
mempercepat proses tidur, karena adanya triptofan yang merupakan asam
amino dari protein yang dicerna (Hidayat, 2008). Sebaliknya minuman yang
mengandung kafein maupun alkohol akan mengganggu tidur (Asmadi, 2008).
e. Gaya Hidup
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat
menengah orang
dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan
menyebabkan periode tidur REM lebih pendek (Asmadi, 2008).
f. Obat Obatan
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretic menyebabkan
seseorang insomnia, anti depresan dapat menekan REM, kafein dapat
meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur,
golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan
narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk (Hidayat, 2008).
g. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk
menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur (Hidayat,
2008).
BAB III
METODOLOGI

1.1 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.
1.2 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru Institut
Teknologi Sepuluh Nopember tahun 2019.
1.3 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan tujuh
pertanyaan.
1.4 Proses Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan mulai Senin, 16 September 2019 sampai Senin,
23 September 2019 di kawasan Kampus ITS. Subjek diminta untuk menjawab
pertanyaan yang sudah disediakan di e-form.
1.5 Pengolahan Data
Setelah data dikumpulan, data diolah guna memberikan hasil penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pernah Pernah (28/41) Tidak Pernah


tidur di (13/41 )
kelas?
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Tidak pernah
Frekuensi (22/41) (4/41) (2/41) (13/41)
tidur di
kelas
dalam
sehari?
Awal Akhir Sepanjang kelas Tidak pernah
Waktu (12/41) (12/41) (4/41) (13/41)
tidur
dikelas?
Durasi < 3 jam 4-6 jam 7-8 jam
tidur (8/41) (28/41) (5/41)
malam?
Makanan Tidak Air putih Snack Buah Air Pakai
yang makan (3/41) (5/41) (1/41) susu Nasi
dikonsumsi (12/41) (2/41) (18/41)
sebelum
tidur?
Mminuman Tidak 1 gelas 2 gelas
yang Minum (20/41) (1/41)
berkafein ? (20/41)

4.1 Masalah PernahTidur dikelas


Dari 41 responden, 28 diantaranya menyatakan tidak pernah tidur di kelas,
dengan 13 sisanya menyatakan pernah tidur di kelas. Dalam konteks kegiatan
belajar mengajar, tidur dianggap merupakan sikap yang kurang tepat mahasiswa
saat didalam kelas. Kegiatan pembelajaran dimana dosen memberikan materi dan
mahasiswa menyimak sehingga dapat paham dan mengajukan pertanyaan saat tidak
mengerti menjadi tidak berjalan semestinya. Mahasiswa yang tidur seringkali juga
mendapat teguran dosen tetapi mahasiswa ini biasanya cenderung abai dan tidak
melakukan intropeksi diri terhadap dirinya sendiri. Golongan mahasiswa ini
biasanya mendapat nilai akademik yang kurang memuaskan karena seringkali
mendapatkan perhatian khusus dari para dosen.
4.2 Frekuensi tidur dikelas dalam sehari
Dalam sehari, mahasiwa biasanya dapat menghandiri beberapa kelas kuliah.
Pada kelas kuliah ini, jadwal tentunya beragam terdapat kelas pagi, siang, dan sore.
Dalam menghadiri kelas kuliah ini, tak jarang mahasiswa tertidur di dalam kelas.
Berdasarkan penelitian kami dari tiga kelas yang mereka hadiri saat itu. Dari 41
responden, 13 diantarnya menyatakan tidak tidur didalam kelas saat pembelajaran,
22 responden mengatakan mereka tidur di salah satu kelas kuliah mereka, empat
responden mengatakan mereka tidur dua dari tiga kelas dan sisanya mengatakan
tidur di setiap kelas yang mereka hadiri.
Kegiatan tidur di kelas kuliah merupakan tindakan yang sebenarnya kurang
etis. Hal ini dikarenakan tidur di dalam kelas kuliah sama halnya tidak menghargai
dosen yang sedang memberikan materi kuliah. Cara mahasiswa agar tidak tertidur
kelas adalah meminta izin untuk keluar untuk cuci muka. Cara sederhana ini
biasanya dilakukan mahasiswa untuk menghindari kantuk dant tentunya membuat
mereka lebih semangat.
4.3 Waktu Tidur di Kelas
Mahasiswa yang sering tidur di kelas biasanya punya waktu – waktu tertentu
yang menyebabkan rasa kantuk dan rasa ingin tidur mereka itu muncul. Dari 41
responden yang kami peroleh, 13 responden mengatakan mereka tidak pernah tidur
dikelas. 12 responden mengatakan mereka tidur pada awal waktu pada suatu kelas
saja. 12 Responden yang lain mengatakan mereka tidur biasanya di akhir waktu dan
empat dari 41 responden mengatakan dia tidur sepanjang pembelajaran di kelas.
Tentunya dari data di atas kita dapat mengetahui bahwa tidur dikelas itu dapat
terbagi dalam kelas waktu tertentu dimana mahasiswa umumnya tidur di awal dan
di akhir materi. Hal ini tentunya disebabkan dari banyak faktor. Mulai
permasalahan berasal dari dosennya maupun dari mahasiswa itu sendiri
4.4 Durasi tidur malam
Tidak dapat dipungkiri tidur malam meruapakan salah satu faktor
mampunya mahasiswa tidak tertidur didalam kelas kuliah. Dari 41 responden, 3
diantaranya mengatakan bahwa mereka hanya tidur kurang dari tiga jam, 28 siswa
lainnya mengatakan mereka tidur dalam rentang waktu antara empat sampai enam
jam sehari dan yang terakhir lima dari 41 responden tidur tujuh sampai sembilan
jam sehari. Tentunya waktu tidur yang cukup maupun tidak, dipengaruhi oleh
tindakan dan komitmen mereka untuk tidur tepat waktu. Idealnya manusia remaja
tidur sekitar tujuh sampai delapan jam sehari untuk memaksimalkan dan
memperbaiki kualitas tidur mereka. Tetapi faktanya kita mendapati mahasiswa
pada umumnya tidur hanya empat sampai enam jam sehari. Hal seperti meruapakan
hal yang perlu dirubah agar badan menjadi sehat.
4.5 Makanan yang dikonsumsi sebelum tidur
Pola makan menjadi salah satu kebiasan dalam menjalankan pola hidup
seseorang. dari 41 respoden 18 responden mengatakan mereka mengonsumsi
makanan berkarbohidrat tinggi, 12 responden menyatakan mereka tidak
mengonsumsi apapun sebelum tidur. Lima responden lainnya mengonsumsi
makanan ringan. tiga responden lain mengonsumsi air putih. dua responden
meminum susu sebelum tidur. dan satu responden memakan buah sebelum tidur
4.6 Konsumsi minuman berkafein sebelum tidur
Konsumsi minuman berkafein sangat berpengaruh dalam pola tidur
seseorang. Minuman berkafein dapat mencegah seseorang untuk mengantuk. Dari
41 responden, 20 orang tidak mengonsumsi minuman berkafein sebelum tidur, 20
lainnya minum satu gelas dalam sehari, dan satu diantaranya minum kafein dua
gelas tiap harinya.
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan
Penelitan ini meneliti tentang faktor-faktor penyebab mahasiswa tidur di
kelas. Dari hasil penelitian ini ditemukan faktor-faktor penyebab mahasiswa tidur
di kelas antara lain : durasi tidur pada malam hari yang kurang, jenis makanan yang
dikonsumsi sebelum tidur, dan minuman berkafein yang diminum untuk
menjaganya agar tidak merasa ngantuk pada malam hari.
5.2 Rekomendasi
Dibutuhkan kemampuan mahasiswa dalam mengatur jadwalnya sehingga
saat di kelas tidak merasa lelah dan dapat menyebabkan dia tidur. Selain itu juga
mahasiswa harus mengatur kebutuhan gizinya agar seimbang dan membuatnya
tidak cepat merasa lelah.
DAFTAR PUSTAKA

Asmaldi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Iwan. 2009. Skala Insomnia (KSPBJ Insomnia Rating Scale).
http://www.sleepnet.com. Diakses Tanggal 28 September 2019, Jam 10.00
WIB
Potter dan Perry. 2006. Buku Ajarr Fundamental Keperawatan volume 2. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai